B200 Nomor grup Nama/NIM :6 : Kelas Tanggal Matakuliah Kode matkul 1. Khairul Rijal Jannati 2. Muhamad Rafii Satrio 3. Pina Paulina : 2A : 24 Maret 2020 : ELDA/PROYEK : 16TEL4033/16TEK6013 Alat Pengusir Hama Burung pada Tanaman Padi dengan Motor DC I. Tinjauan Pustaka No Jenis/Nama sumber/vol.no.thn Judul Penulis/ afiliasi Informasi yg diambil 1 Journal of Electrical Technology. Vol.4. No. 3/2019; ISSN: 2598 – 1099 Penggunaan Zulkifli Bahri, Metode Driver : Penggunaan SCR Sebagai Moranain M SCR sebagai saklar Alarm elektronik Peringatan Dini Kelebihan : Tidak Pada Saat menimbulkan busur api, Terjadi Gempa tidak ada kontak yg aus Bumi karena terbakar 2 Jurnal Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri - ITATS. 3 Jurnal Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Perancangan Soft Starting Motor Induksi Tiga Fasa dengan Power Elektronik menggunakan Silicon Controlled Rectifier (SCR) Aplikasi Kontrol Switch Menggunakan Silicon Controlled Dok-PH-Prkt Elda-2020 Tjahja Odinanto, Metode Driver : Rangkaian Universitas pengontrol tegangan AC Negeri Surabaya Dikdik Krisnandi, Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 1 Metode Driver : SCR sebagai switch 4 5 Rectifier (SCR) Melalui Parallel Port Analisa Sistem Kendali Putaran Motor DC menggunakan Silicon Controlled Rectifier JPTK, UNDIKSHA. Vol.13.No. 1/2016; ISSN: 0216 – 3241 Jurnal TEKTRO. Vol.1. No. 1/2017; ISSN: 2581 – 2890 Rancang Bangun Alat Pengusir Burung Pemakan Bulir Padi Menggunakan Panel Surya Sebagai Catu Daya M. Khairudin, Efendi, N Purwantiningsih, W Irawan, Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Fadhlul Hadi1, Muhaimin , Muhammmad Kamal Metode Driver : Desain Rangkaian menggunakan sumber DC dan sumber AC Blok Diagram Sistem II. Dasar Teori SCR adalah penyearah yang terbuat dari bahan silikon dengan tiga terminal untuk tujuan kontrol. Silikon dipilih karena suhu tinggi dan kemampuan daya. Operasi dasar SCR berbeda dari dioda semikonduktor dua-lapisan mendasar di mana terminal ketiga, yang disebut gate, menentukan kapan penyearah beralih dari sirkuit open ke keadaan hubungan pendek. Tidak cukup hanya mem-forward bias wilayah anoda-ke-katoda perangkat. Di wilayah konduksi, resistansi dinamis SCR biasanya 0,01Ω hingga 0,1Ω, Resistansi reverse biasanya 100KΩ atau lebih. Simbol grafis untuk SCR ditunjukkan pada Gambar. 2.1 dengan koneksi yang sesuai dengan struktur semikonduktor empat-lapisan. Seperti ditunjukkan pada Gambar. 2.1(a), jika konduksi forward harus ditetapkan, anoda harus positif sehubungan dengan katoda. Namun, ini bukan kriteria yang cukup untuk menyalakan perangkat. Pulsa dengan magnitudo yang cukup juga harus diterapkan ke gate untuk menetapkan arus gate (IGT) nyala. (a) Dok-PH-Prkt Elda-2020 (b) 2 Gambar 2.1 (a). Simbol SCR (b). Konstruksi Dasar SCR Gambar 2.2 Rangkaian Ekuivalen SCR Gambar 2.3 Kurva Karakteristik SCR 1. Forward breakover voltage V(BR)F O: sirkuit terbuka dari G ke K S: hubungan pendek dari G ke K R: resistor dari G ke K V: fixed bias (tegangan) dari G ke K 2. Holding current (IH), adalah nilai arus di bawahnya SCR beralih dari kondisi konduksi ke daerah blok maju di bawah kondisi yang ditentukan. 3. Forward and reverse blocking regions, adalah daerah yang sesuai dengan kondisi opencircuit untuk rectifier yang dikendalikan yang menghalangi aliran muatan (arus) dari anoda ke katoda. Dok-PH-Prkt Elda-2020 3 4. Reverse breakdown voltage, setara dengan wilayah Zener Karakteristik SCR pada Gambar 2.3 sangat mirip dengan karakteristik dioda semikonduktor dua-lapisan dasar kecuali untuk cabang horisontal sebelum memasuki wilayah konduksi. Daerah jutting horizontal inilah yang memberikan kontrol gate terhadap respons SCR. Untuk karakteristik yang memiliki garis biru pekat pada Gambar 2.3 (IG 0), VF harus mencapai tegangan breakover terbesar yang diperlukan (V (BR) F *) sebelum efek "collapsing" akan terjadi dan SCR dapat memasuki wilayah konduksi sesuai dengan keadaan aktif. Jika arus gerbang ditingkatkan ke IG1, seperti yang ditunjukkan pada gambar yang sama dengan menerapkan tegangan bias ke terminal gerbang, nilai VF yang diperlukan untuk konduksi (VF1) jauh lebih kecil. Perhatikan juga bahwa IH turun dengan peningkatan IG. Jika dinaikkan ke IG2, SCR akan menyala pada nilai voltase yang sangat rendah (VF3) dan karakteristik mulai mendekati karakteristik dioda p-n junction dasar. Melihat karakteristik dalam arti yang sama sekali berbeda, untuk tegangan VF tertentu, katakanlah VF2 (gambar 2.3), jika arus gate ditingkatkan dari IG0 ke IG1 atau lebih, SCR akan menyala. Gambar 2.4 Contoh Kemasan SCR SCR merupakan dua buah transistor dan memiliki tiga kaki yaitu anoda, katoda dan gate. Pengaturan motor DC menggunakan SCR melalui arus gate (Ig ), yaitu apabila arus gate (Ig) nilainya dibawah holding current (Ih) maka SCR tersebut belum dapat mengalirkan arus dari anoda ke katoda sehingga motor belum berputar. Ketika Ig melebihi nilai Ih maka SCR akan mengalirkan arus yang menyebabkan motor berputar III. Konsep Dasar Solusi Masalah utama Hama burung di sawah sangat menyulitkan banyak petani karena hasil panen akan menurun, oleh karena itu petani menggunakan orang orangan sawah yang tersebar di seluruh sawah dan dihubungkan dengan tali namun hal ini masih dilakukan secara manual sehingga petani harus selalu berdiam ditempat pemantauan disekitar sawah untuk menggerakan orang orangan sawah agar burung pergi. Hal ini berdampak petani tidak dapat melakukan pekerjaan lain yang lebih prduktif Selain itu apabila petani beristirahat untuk makan dan beribadah burung tetap bisa memakan padi sehingga panen kurang maksimal. Dok-PH-Prkt Elda-2020 4 Konsep dasar solusi: Perlu dibuat alat yang dapat menggerakan orang orangan sawah secara otomatis untuk mengusir burung tanpa tenaga manusia. Blok Diagram Sensor gerak (Ultrasonik) Mikrokontroler arduino Driver (SCR) Motor DC Orang orangan sawah Daftar Referensi 1. H Rashid, M. (2001). Power electronics handbook. Academic press. 2. Hart, D. W. (2011). Power electronics. Tata McGraw-Hill Education. 3. Williams, B. W. (2006). Principles and Elements of Power Electronics: Devices. Drivers, Applications and Passive Components, University of Strathclyde, Glasgow, UK. 4. Krisnandi, D. (2010). Aplikasi Kontrol Switch Menggunakan Silicon Controlled Rectifier (SCR) Melalui Parallel Port. INKOM Journal, 1(1), 28-34. 5. Khairudin, M., & Efendi, N. P. (2016). ANALISA SISTEM KENDALI PUTARAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SILICON CONTROLLED RECTIFIERS. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 13(1), 61-72. 6. Hadi, F., & Muhaimin, M. (2017). Rancang Bangun Alat Pengusir Burung Pemakan Bulir Padi Menggunakan Panel Surya Sebagai Catu Daya. JURNAL MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO, 1(1), 36-41. Dok-PH-Prkt Elda-2020 5 7. Odinanto, T. (2013). PERANCANGAN SOFT STARTING MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN POWER ELEKTRONIK MENGGUNAKAN SILICON CONTROLED RECTIFIER (SCR). Jurnal Teknik Elektro, 2(1). 8. Bahri, Z., & Mungkin, M. (2019). Penggunaan SCR Sebagai Alarm Peringatan Dini Pada Saat Terjadi Gempa Bumi. JET (Journal of Electrical Technology), 4(3), 101-105. Dok-PH-Prkt Elda-2020 6