Uploaded by zraf022955

LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN PENETRASI

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN
PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR ASPAL
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Praktikum Konstruksi jalan di Laboratorium Konstruksi jalan
Mata Kuliah :
Konstruksi Jalan
Dosen Pengampu:
Maris Setyo Nugroho, M.Eng
Disusun oleh:
Afifah Zahroh (17505241045)
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan Praktikum Konstruksi
Jalan “Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal”. Penulis ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini,
terutama kepada pembimbing dalam pembuatan laporan ini, yaitu :
1. Maris Setyo Nugroho, M.Eng sebagai dosen mata kuliah Praktikum
Konstruksi Jalan, yang telah membimbing dan mendampingi dari awal
hingga akhir praktik.
2. Kimin Triono, S.Pd. sebagai teknisi laboratorium yang telah membantu
dalam penggunaan peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk
praktik.
3. Teman-teman kelas B1 2017 terkhusus kelompok 1 yang telah mengiringi
perjalanan saya hingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan laporan
ini, namun jika masih ada kekurangan diharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
inspirasi bagi pembacanya.
Yogyakarta, 04 Maret 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................v
A. PENDAHULUAN
1.
Job Safety Analysis (JSA) .....................................................................1
2.
Tujuan Praktikum ..................................................................................2
B. KAJIAN TEORI ..........................................................................................3
C. METODE PENGUJIAN
1.
Alat dan Bahan ....................................................................................22
2.
Langkah Kerja .....................................................................................26
D. HASIL PENGUJIAN
1.
Pelaporan Hasil Pengujian ..................................................................29
2.
Analisis Data .......................................................................................33
E. PEMBAHASAN ........................................................................................33
F. KESIMPULAN ..........................................................................................36
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM ......................................37
H. SARAN ......................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... ......38
LAMPIRAN ............................................................................... .....................39
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Cleveland Open Cup ..............................................................................7
Gambar 2. Cawan Cleveland Open Cup ................................................................22
Gambar 3. Termometer ..........................................................................................23
Gambar 4. Kompor Pemanas Cleveland Open Cup ...............................................23
Gambar 5. Korek Api .............................................................................................23
Gambar 6. Sarung Tangan......................................................................................24
Gambar 7. Kaca Mata ............................................................................................24
Gambar 8. Stopwatch .............................................................................................24
Gambar 9. Ilustrasi Pengambilan Aspal pada Cawan Cleveland Open Cup..........25
Gambar 10. Flowchart Pengujian Titik Nyala dan Bakar Aspal ...........................28
Gambar 11. Grafik Hubungan Suhu dan Waktu ....................................................34
Gambar 12. Pengambilan Sampel Aspal di Drum .................................................39
Gambar 13. Proses Pemanasan Aspal dengan Cleveland Open Cup .....................39
Gambar 14. Titik Nyala Aspal ...............................................................................39
Gambar 15. Titik Bakar Aspal ...............................................................................39
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Job Safety Analysis (JSA) ..........................................................................1
Tabel 2. Daftar Toleransi Perbedaan Suhu Sampel ................................................5
Tabel 3. Keterangan Ukuran Alat Cleveland Open Cup ..........................................7
Tabel 4. Hasil Pengujian Terdahulu 1 ....................................................................10
Tabel 5. Hasil Pengujian Terdahulu 2 ....................................................................12
Tabel 6. Hasil Pengujian Terdahulu 3 ....................................................................14
Tabel 7. Hasil Pengujian Terdahulu 4 ....................................................................17
Tabel 8. Hasil Pengujian Terdahulu 5 ....................................................................20
Tabel 9. Percobaan Pertama Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar
Aspal (Gagal) ...........................................................................................29
Tabel 10. Hasil Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal ..............................31
Tabel 11. Perbandingan hasil pengujian terdahulu ................................................35
v
A. PENDAHULUAN
1. Job Safety Analysis (JSA)
Job Safety Analysis (JSA) merupakan salah satu cara untuk mencegah
kecelakaan di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan menyusun
prosedur pekerjaan dari mulai persiapan sampai dengan finishing pekerjaan
tersebut. Pada praktikum pengujian titik nyala dan bakar aspal kali ini juga
dibuat JSA yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya, dan
meminimalisir
terjadinya
kecelakaan
kerja
saat
proses
pengujian
berlangsung. Berikut Job Safety Analysis dari pengujian penetrasi aspal :
Tabel 1. Job Safety Analysis (JSA)
JOB
SAFETY
ANALYSIS
No Dok
No Rev
Tgl Rilis
Hal
:
:
: 5 Februari 2020
: 1dari 1
Prodi
: S1 – Pendidikan Teknik
001/HR/HSE/JSA/
Sipil dan
1/2020
Perencanaan
Nama
: Pengujian Titik
Kelas
: B1 2017
Pekerjaan
Nyala dan Bakar
Pelaksana : Irwan Ardhiyansyah
: Maris Setyo
/NIM
/17505241041
Dosen
Nugroho, M.Eng.
Afifah Zahroh
Pengawas
/17505241045
APD
: 1. Wearpack
Nita Rohyani
2. Masker
/17505241049
3. Sepatu Safety
Anwar Rifangi
4. Sarung Tangan
17505241053
5. Kaca Mata
Farhan Septiantoro
/17505241057
Urutan
Upaya
Penanggun
No
Potensi Bahaya
Kerja
Pengendalian
g Jawab
1 Mengamb Saat pengambilan Menggunakan
Afifah
il benda dalam drum, aspal sarung tangan atau Zahroh
uji aspal padat
dapat sendok
yang
(ACP
mengenai tangan panjang. Praktikan
60/70).
praktikan.
harus antri untuk
mengambil aspal
dalam drum dan
jangan
berebut
maupun
berdesakan.
No. JSA
:
1
No
2
3
4
Urutan
Kerja
Memanas
kan benda
uji aspal
hingga
suhu dan
pastikan
tidak
terdapat
buih.
Menguji
titik nyala
dan titik
api
Mengang
kat benda
uji aspal
yang
sudah
diuji dan
dibuang
ditempat
khusus
limbah
aspal
Potensi Bahaya
Aspal yang telah
dipanaskan
dan
mencair
dapat
melukai praktikan
jika
terkena
anggota badan dan
menimbulkan bau
yang menyengat.
Terkena panas alat
untuk menguji titik
nyala dan titik api
Upaya
Penanggun
Pengendalian
g Jawab
Menggunakan
Afifah
sarung tangan saat Zahroh
mengaduk
aspal
dengan
sendok.
Tidak
bergurau
selama praktikum
berlangsung.
Menggunakan
masker
untuk
meminimalisir bau
menyengat
dari
aspal.
Menggunakan
sarung tangan dan
kaca mata
Aspal cair dapat
tumpah
ketika
diangkat dan dapat
melukai praktikan.
Apabila mengenai
sesuatu
yang
mudah
terbakar,
maka
dapat
menyebabkan
kebakaran.
Menggunakan
Afifah
APD,
penjepit Zahroh
piring dan lap kain
untuk mengangkat
benda
uji.
Menyediakan lap
yang telah dibasahi
untuk
mengantisipasi jika
terjadi kebakaran.
Selalu fokus dan
jangan
bercanda
saat
praktikum
berlangsung.
Diperiksa Oleh :
Ditinjau :
Disusun Oleh :
Afifah Zahroh
Maris Setyo Nugroho, M.Eng.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan yang akan didapatkan dengan melakukan praktikum pengujian
titik nyala dan titik bakar aspal ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian titik nyala
dan titik bakar aspal.
2
b. Mahasiswa dapat mengetahui spesifikasi aspal berdasarkan titik nyala
dan titik bakar.
c. Mahasiswa dapat mengetahui waktu terjadinya titik nyala dan bakar
aspal.
d. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan pengujian titik nyala dan titik
bakar aspal.
B. KAJIAN TEORI
1. Definisi dan Deskripsi Umum tentang Pengujian
Salah satu material yang paling penting dalam infrastruktur jalan
adalah aspal. Oleh karena itu diperlukan beberapa tahap pengujian aspal
sebelum aspal digunakan. Karena aspal sangat menentukan kekuatan jalan.
Salah satunya yaitu pengujian titik nyala dan titik api aspal.
Aspal nerupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya
sangat menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan
bahan jalan. Terdapat dua metode pratikum yang umum dipakai untuk
menentukan titik nyala dari bahan aspal. Pratikum untuk Aspal Cair
(Cutback) biasanya dilakukan dengan menggunakan alat Tagliabue Open
Cup, sementara untuk bahan aspal dalam bentuk padat biasanya digunakan
alat Cleveland Open Cup. Kedua metode tersebut pada prinsipnya adalah
sama,
walau
pada
metode Cleveland
Open
Cup,
bahan
aspal
dipanaskan di dalam tempat besi yang direndam di dalam bejana air,
sedangkan pada metode Tagliabue Open Cup, pemanasan dilakukan pada
tabung kaca yang juga diletakkan di dalam air.
Pada
kedua
metode
tersebut,
suhu
dari
material
aspal
ditingkatkan secara bertahap pada jenjang yang tetap. Seiring kenaikan
suhu, titik api kecil dilewatkan di atas permukaan benda uji yang
dipanaskan tersebut. Titik nyala ditentukan sebagai suhu terendah dimana
percikan api pertama kali terjadi sedangkan titik bakar ditentukan sebagai
suhu dimana benda uji terbakar.
3
Kegunaan dari pengujian titik nyala dan titik bakar aspal menurut
SNI 2433-2011 adalah sebagai berikut :
a. Titik nyala merupakan salah satu cara untuk menentukan kecenderungan
aspal dapat menyala akibat panas dan api, pada kondisi di laboratorium
yang terkontrol, hasil tersebut dapat digunakan sebagai informasi bahaya
kebakaran yang sesungguhnya di lapangan.
b. Titik nyala digunakan sebagai informasi keselamatan pada pengiriman
untuk bahan yang mudah terbakar.
c. Titik nyala yang rendah memberikan petunjuk adanya bahan yang mudah
menguap dan terbakar.
d. Titik bakar merupakan salah satu cara untuk menentukan kecenderungan
aspal dapat terbakar akibat panas dan api, pada kondisi di laboratorium
yang terkontrol.
Untuk mendapatkan temperatur titik nyala dan titik bakar yang
akurat, perlu diperhatikan dalam pengujiannya sebagai berikut :
a. Tersedianya pelindung angin yang menjaga nyala api dari hembusan
angin.
b. Kecepatan pemanasan dengan menggunakan Bunsen (pengatur besar
kecilnya api).
c. Pemberian api pemancing (pilot) dilakukan menjelang temperatur
mendekati titik nyala perkiraan dengan memperhatikan:
1) Jarak as api pilot terhadap benda uji ± 10 mm.
2) Kecepatan lewat api pilot di atas muka benda uji ± 1 detik perjurusan
3) Diameter api pilot berkisar 3.2 mm sampai 4.8 mm.
4) Cahaya ruangan diatur sedemikian rupa sehingga nyala api pilot
dan nyala api pertama (pijaran api pertama terputus-putus dalam
kurun waktu 5 detik) dapat dilihat jelas (dapat juga dilakukan di
ruangan gelap).
5) Thermometer harus bersih dan skalanya terbaca jelas, diupayakan
memakai bantuan kaca pembesar dalam pembacaannya.
4
Berikut daftar titik nyala dan titik bakar aspal yang diambil dari SNI
06-2433-1991 yaitu :
Tabel 2. Daftar Toleransi Perbedaan Suhu Sampel
Ulangan oleh Satu
Orang dengan
Satu Alat
Titik Nyala 175-550 °C
8 °C (15°F)
Titik Bakar >175 °C
8 °C (°F)
Sumber : (SNI 06-2433-1991)
Titik Nyala dan Titik
Bakar
Ulangan oleh
Beberapa Orang
dengan Satu Alat
17 °C (30 °F)
15 °C (25 °F)
Dalam SNI 2433-2011 terdapat rumus untuk menghitung koreksi
titik nyala/titik bakar dengan mengubah suhu ruangan menjadi kPa, yaitu
sebagai berikut :
Titik nyala/bakar terkoreksi = C + 0,25 (101,3 – K) ......................(1)
Keterangan : C = Titik nyala/bakar (ºC)
K = Tekanan barometer udara (kPa)
2. Jenis-jenis dan Spesifikasi Bahan yang Digunakan
Aspal berasal dari hasil proses penyulingan minyak bumi dengan
destilasi bertingkat pada suhu ±290oC dimana sisa residulah yang
dijadikan
bahan
aspal. Berdasarkan cara diperolehnya, aspal dapat
dibedakan atas:
a. Aspal Alam
Aspal alam adalah aspal yang diperoleh dari alam, aspal alam terdiri dari
Aspal Gunung (Rock Asphalt) contohnya aspal yang diperoleh dari Pulau
Buton dan Aspal Danau (Lake Asphalt) dari Bermudez, Trinidad.
b. Aspal Buatan
Aspal buatan terdiri dari dua jenis yaitu Aspal Minyak yang merupakan
hasil penyulingan minyak bumi dan Tar dari hasil penyulingan batu bara.
Adapun jenis – jenis aspal minyak adalah sebagai berikut.
1) Aspal keras (Asphalt Cement) adalah aspal yang digunakan dalam
keadaan cair dan panas serta penyimpanannya dalam bentuk padat
pada temperatur ruang antara 25˚C - 30˚C. AC dengan penetrasi
rendah dipakai untuk daerah yang memiliki cuaca panas atau volume
5
lalu lintasnya tinggi, sedangkan AC dengan penetrasi tinggi dipakai
untuk daerah dingin atau untuk volume lalu lintasnya rendah. Di
Indonesia umumnya dipakai penetrasi 60/70 dan 80/100.
2) Aspal Dingin (Cutback Asphalt) adalah aspal yang digunakan dalam
keadaan cair pada suhu ruang. Aspal ini dibuat dengan mencampur
aspal keras / panas (AC) dengan bahan pencair hasil penyulingan
minyak bumi yang berbentuk cair dalam temperatur ruang seperti
minyak tanah, bensin atau solar.
3) Aspal Emulsi (Emultion Asphalt) adalah aspal yang lebih cair dari
aspal cair yaitu campuran aspal, air dan bahan pengemulsi. Memiliki
sifat dapat menembus pori-pori halus dalam batuan yang tidak dapat
dilalui
aspal
cair
biasa
karena
sifat
pelarut
yang
membawa aspal dalam emulsi lebih mempunyai daya tarik
terhadap batuan yang lebih baik dibanding aspal cair.
3. Stadar Bahan, Alat dan Pengujian
Pada pelaksanaan pengujian, diperlukan bahan, peralatan dan juga
prosedur yang sesuai dengan standar, agar hasil pengujian dapat sesuai
dengan yang diharapkan. Standar bahan, alat, dan pengujian titik nyala dan
titik bakar aspal ada beberapa, yaitu sebagai berikut:
a. Standar Bahan
Menurut SNI 2433-2011 standar benda uji adalah aspal sebanyak
minimal 70 mL yang bersih dan bebas dari air serta minyak.
b. Standar Alat
Menurut SNI 2433-2011 tentang cara uji titik nyala dan titik
bakar aspal dengan alat cleveland open cup standar alat pengujiannya
yaitu :
1) Cleveland Open Cup
Alat cleveland open cup terdiri dari cawan cleveland, pelat
pemanas, nyala api penguji, pemanas dan penyangga. Nyala api peguji
digunakan gas alam cair (LPG). Suplai tekanan gas ke alat tidak boleh
melebihi 3kPa. Terlihat pada gambar di bawah ini.
6
Gambar 1. Cleveland Open Cup
(Sumber : SNI 2433-2011)
Tabel 3. Keterangan Ukuran Alat Cleveland Open Cup
Ukuran
Minimum (mm) Maksimum (mm)
A Diameter
3,2
4,8
B Radius
152
C Diameter
1,6
Ukuran
Bagian Alat
Minimum (mm) Maksimum (mm)
D
2
E
6
7
F Diameter
0,8
1
(Sumber : SNI 2433-2011)
Bagian Alat
2) Termometer
Pada pengujian titik nyala dan bakar diperlukan termometer
untuk mengukur suhu benda uji atau aspal. Standarnya sendri menurut
SNI 2433-2011 yaitu termometer yang digunakan rentang -6ºC sampai
dengan 400ºC.
3) Pelat Pemanas
Pada SNI 06-2433-1991 disebutkan bahwa pelat pemanas terdiri
dari logam untuk meletakkan cawan clevenland.
7
4) Penahan Angin
Pada SNI 06-2433-1991 disebutkan bahwa penahan angin
adalah alat yang menahan angin apabila digunakan nyala sebagai
pemanasan.
5) Nyala Penguji
Pada SNI 06-2433-1991 disebutkan bahwa nyala penguji yang
dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter 3,2 sampai 4,8
mm, dengan panjang tabung 75 mm.
6) Barometer
Pada SNI 2433-2011 disebutkan bahwa barometer berfungsi
untuk mengukur tekanan udara.
c. Standar Pengujian
Sesuai dengan standar cara pengujian pada SNI 2433-2011, cara
pengujian titik nyala dan titik bakar aspal yaitu :
1) Panaskan contoh bahan yang keras atau semi padat sampai cair.
Temperatur pemanasan contoh uji tidak boleh lebih dari 150ºC.
2) Isi cawan cleveland dengan contoh uji sampai garis batas pengisian,
dan tempatkan cawan cleveland di atas pelat pemanas. Bila benda uji
diisi berlebih pada cawan cleveland, pindahkan bagian yang berlebih
dengan pipet atau alat lainnya untuk menghindari bagian yang
meleleh. Bila ada bagian aspal yang menempel pada bagian luar
cawan, bersihkan. Hilangkan gelembung udara atau busa yang terjadi
pada permukaan benda uji dengan pisau yang tajam atau alat
pemotong lainnya dan pertahankan tinggi benda uji. Bila busa tetap
ada sampai tahap akhir dari pengujian, pengujian dihentikan dan
diulangi.
3) Nyalakan api penguji dan atur diameter api penguji antara 3,2 mm
sampai dengan 4,8 mm, atau nyala api penguji seukuran dengan ujung
pipa api penguji.
8
4) Lakukan dengan hati-hati penggunaan gas untuk nyala api penguji.
Bila api penguji padam, gas untuk nyala penguji akan mempengaruhi
hasil uji.
5) Teknisi harus berhati-hati selama melakukan pengujian ini. Aspal
dengan titik nyala rendah dapat menyala besar seketika. Selain itu
pengujian sampai dengan temperatur 400ºC dapat mengeluarkan uap
beracun.
6) Lakukan pemanasan awal dengan kenaikan temperatur antara 14ºC
sampai dengan 17ºC per menit sampai benda uji mencapai temperatur
56ºC di bawah titik nyala- perkiraan. Kurangi pemanasan hingga
kecepatan kenaikan temperatur antara 5ºC sampai dengan 6ºC per
menit sampai benda uji mencapai temperatur 28ºC di bawah titik
nyala-perkiraan.
7) Gunakan nyala penguji pada waktu temperatur benda uji mencapai
lebih kurang 28ºC di bawah titik nyala-perkiraan dan lintaskan api
penguji setiap kenaikan temperatur 2ºC. Lintasan api penguji
mengikuti garis lengkung yang mempunyai jari-jari minimum 150 mm
± 1 mm.
8) Api penguji harus bergerak horizontal dan jarak dengan tepi atas
cawan tidak lebih dari 2 mm. Waktu yang dibutuhkan api penguji
untuk melintasi cawan kurang lebih 1 detik ± 0,1 detik.
9)
perkiraan
sampai
titik
nyala-perkiraan
untuk
menghindari
terganggunya nyala api penguji akibat pengaruh angin di atas uap
pada cawan cleveland lakukan lintasan api penguji dengan cepat dan
hati-hati.
10)
Bilamana terjadi pembusaan dipermukaan benda uji sampai
temperatur 28ºC di bawah titik nyala-perkiraan, pengujian dihentikan
dan diulangi.
11)
Perhatikan besarnya nyala api penguji, kecepatan kenaikan
temperatur dan kecepatan gerakkan api penguji di atas benda uji.
9
12)
Catat hasil pengujian titik nyala yang diperoleh dari pembacaan
termometer pada saat benda uji mulai menyala.
13)
Untuk menentukan titik bakar, lanjutkan pemanasan pada benda uji
setelah titik nyala dicatat, kenaikan temperatur 5ºC sampai dengan 6ºC
per menit. Teruskan penggunaan nyala penguji pada interval kenaikan
temperatur 2ºC sampai benda uji menyala dan terbakar minimal 5
detik. Catat temperatur tersebut sebagai titik bakar benda uji.
4. Hasil Pengujian Terdahulu
Berikut hasil pengujian titik nyala dan titik bakar aspal terdahulu yang
dapat menjadi referensi data pembuatan laporan pengujian titik nyala dan
titik bakar aspal kali ini :
a. Data Pengujian 1
Data diambil dari laporan hasil pengujian titik nyala dan bakar
aspal tahun 2018 oleh Anno Mahfuda mahasiswa Jurusan Pendidikan
Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY angkatan 2016. Data pengujian
diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Pengujian Terdahulu 1
Suhu (°C)
41
46
51
56
61
66
71
76
81
86
91
96
101
106
111
Waktu (menit)
00:00:00
01:33:00
01:87:00
02:13:00
02:33:00
02:50:00
02:63:00
02:75:00
02:87:00
02:98:00
03:07:00
03:12:00
03:15:00
03:23:00
03:30:00
10
Keterangan
Suhu (°C)
Waktu (menit)
116
03:38:00
121
03:48:00
126
03:60:00
131
03:72:00
136
03:90:00
141
04:03:00
146
04:22:00
151
04:40:00
156
04:43:00
161
05:58:00
166
06:48:00
171
07:37:00
176
08:48:00
181
11:55:00
186
13:32:00
191
14:38:00
196
15:13:00
201
16:00:00
206
16:60:00
211
17:18:00
216
18:02:00
221
18:93:00
226
19:95:00
231
21:65:00
236
25:35:00
241
30:27:00
246
31:73:00
251
33:13:00
256
34:25:00
261
35:20:00
266
47:65:00
(Sumber : Anno Mahfuda, 2018)
Keterangan
titik nyala
Dari data pengujian di atas diperoleh titik nyala aspal yaitu pada
suhu 256 °C, dengan indikasi terjadi nyala api selama kurang dari 5
detik. Dengan waktu yang diperlukan selama 34,25 menit untuk
mencapai titik nyala aspal. Sedangkan titik bakar aspal tidak diketahui
11
karena aspal sudah tidak mengalami kenaikan suhu lagi setelah 266°C
dan pengujian dihentikan.
b. Data Pengujian 2
Data diambil dari laporan hasil pengujian titik nyala dan bakar
aspal tahun 2018 oleh Ega Pramudita mahasiswa D3 Teknik Sipil FT
UNY angkatan 2017. Data pengujian diperoleh sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Pengujian Terdahulu 2
Suhu (°C)
Waktu (menit)
29
00:00:00
34
02:16:05
39
02:54:34
44
03:39:80
49
04:14:84
54
04:30:72
59
04:46:64
64
04:54:73
69
04:56:70
74
04:59:84
79
05:02:21
84
05:04:97
89
05:07:18
94
05:09:18
99
05:09:69
104
05:11:78
109
05:14:29
114
05:16:07
119
05:17:79
124
05:22:36
129
05:26:46
134
05:27:75
139
05:28:81
12
Keterangan
Suhu (°C)
Waktu (menit)
144
05:30:57
149
05:31:75
154
05:32:95
159
05:33:98
164
05:35:54
169
05:36:86
174
05:40:04
179
05:44:05
184
05:48:26
189
05:51:62
194
05:56:68
199
06:00:33
204
06:06:14
209
06:10:49
214
06:15:93
219
06:21:05
224
06:26:64
229
06:31:17
234
06:36:00
239
06:41:33
244
06:45:08
249
06:52:75
254
07:07:16
259
07:09:91
264
07:12:59
269
07:15:36
274
07:22:61
279
07:28:92
284
07:35:46
289
07:42:02
13
Keterangan
Suhu (°C)
Waktu (menit)
294
07:48:89
299
07:54:07
304
08:03:42
309
08:12:96
314
08:17:96
319
08:33:12
324
08:42:30
329
08:49:71
334
08:59:89
339
09:06:55
344
09:25:98
(Sumber : Ega Pramudita, 2018)
Keterangan
Titik Nyala
Titik Bakar
Dari data pengujian di atas didapatkan hasil bahwa pada suhu 314°C
terdapat Titik Nyala api. Sedangkan pada suhu 344°C terdapat Titik
Bakar api yang bertahan lebih dari 5°C.
c. Data Pengujian 3
Data diambil dari laporan hasil pengujian titik nyala dan bakar
aspal tahun 2019 oleh Apri Suryono mahasiswa Jurusan Pendidikan
Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY angkatan 2017. Data pengujian
diperoleh sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Pengujian Terdahulu 3
Suhu (°C)
Waktu (menit)
32
00:00:00
37
01:13:41
42
01:30:64
49
01:43:08
52
01:51:04
57
01:58:59
62
02:04:55
14
Keterangan
Suhu (°C)
Waktu (menit)
67
02:11:83
72
02:18:11
77
02:26:35
82
02:32:38
87
02:38:81
92
02:44:39
97
02:48:89
102
02:52:91
107
02:57:58
112
03:00:71
117
03:04:39
122
03:08:36
127
03:12:31
132
03:15:19
137
03:18:43
142
03:22:89
147
03:28:04
152
03:32:40
157
03:40:33
162
03:46:11
167
03:55:08
172
04:01:71
177
04:08:68
182
04:14:18
187
04:23:56
192
04:29:81
197
04:37:68
15
Keterangan
Suhu (°C)
Waktu (menit)
202
04:47:94
207
05:00:48
212
05:10:11
217
05:22:70
222
05:36:11
227
05:48:29
232
05:57:23
237
06:08:41
242
06:19:26
247
06:31:30
252
06:41:71
257
06:52:88
262
07:01:79
267
07:14:59
272
07:23:62
277
07:34:11
282
07:43:83
287
07:56:01
292
08:07:29
297
08:20:96
302
08:31:48
307
08:43:13
312
09:01:50
317
09:1453
322
09:31:83
327
09:49:09
332
10:14:62
16
Keterangan
Suhu (°C)
Waktu (menit)
Keterangan
334
10:26:91
Titik Nyala
337
10:38:55
342
11:04:58
346
11:40:96
347
11:46:33
Titik Bakar
(Sumber : Apri Suryono, 2019)
Dari data pengujian di atas didapatkan hasil bahwa terdapat nyala api
pada suhu 334°C yang nyalanya tidak lebih dari 5 detik. Namun, ketika
dilanjutkan hingga suhu mencapai 346°C maka aspal akan terbakar.
d. Data Pengujian 4
Data diambil dari laporan hasil pengujian titik nyala dan bakar
aspal tahun 2018 oleh Sukma Yanuar mahasiswa D3 Teknik Sipil FT
UNY angkatan 2017. Data pengujian diperoleh sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Pengujian Terdahulu 4
Suhu (°C)
Waktu (menit)
29
00:00:00
34
02:16:05
39
02:54:34
44
03:39:80
49
04:14:84
54
04:30:72
59
04:46:64
64
04:54:73
69
04:56:70
74
04:59:84
79
05:02:21
84
05:04:47
89
05:07:18
94
05:09:18
17
Keterangan
Suhu (°C)
99
Waktu (menit)
05:09:69
104
05:11:78
109
05:14:29
114
05:16:07
119
05:17:79
124
05:22:36
129
05:26:46
134
05:27:75
139
05:28:81
144
05:30:57
149
05:31:75
154
05:32:95
159
05:33:98
164
05:35:54
169
05:36:86
174
05:40:04
179
05:44:05
184
05:48:26
189
05:51:62
194
05:56:68
199
06:00:33
204
06:06:14
209
06:10:49
214
06:15:93
219
06:21:05
224
06:26:64
229
06:31:17
234
06:36:00
239
06:41:33
18
Keterangan
Suhu (°C)
244
Waktu (menit)
06:45:08
249
06:52:75
254
07:07:16
259
07:09:91
264
07:12:59
269
07:15:36
274
07:22:61
279
07:28:92
284
07:35:46
289
07:42:02
294
07:48:89
299
07:54:07
304
08:03:42
309
08:12:96
314
08:17:96
319
08:33:12
324
08:42:30
329
08:44:71
334
08:59:89
339
09:06:55
344
09:25:98
(Sumber : Sukma Yanuar, 2018)
Keterangan
Titik Nyala
Titik Bakar
Dari data pengujian di atas didapatkan hasil bahwa terdapat percikan
api pada suhu 314ºC. Kemudian pada suhu 344ºC terdapat nyala api yang
bertahan lebih dari 5 detik, maka suhu tersebut menjadi titik bakar aspal
uji.
e. Data Pengujian 5
Data diambil dari laporan hasil pengujian titik nyala dan bakar
aspal tahun 2019 oleh Rizal Ramadani mahasiswa D3 Teknik Sipil FT
UNY angkatan 2018. Data pengujian diperoleh sebagai berikut :
19
Tabel 8. Hasil Pengujian Terdahulu 5
Suhu (°C)
Waktu (menit)
31
00:00:00
36
05:38:95
41
07:52:14
46
08:49:47
51
09:08:42
56
09:12:46
61
09:18:08
66
09:19:56
71
09:20:95
76
09:26:25
81
09:28:75
86
09:29:01
91
09:29:80
96
09:31:66
101
09:32:01
106
09:34:80
111
09:35:03
116
09:37:95
121
09:40:86
126
09:56:41
131
10:01:36
136
10:04:53
141
10:09:50
146
10:14:88
151
10:32:57
156
10:42:56
161
10:54:03
166
11:04:39
20
Keterangan
Suhu (°C)
171
Waktu (menit)
11:20:39
176
11:41:15
181
12:09:01
186
13:27:67
191
14:16:87
196
14:58:33
201
15:32:04
206
16:03:04
211
16:28:56
216
16:43:40
221
16:58:68
226
17:11:85
231
17:34:88
236
17:55:00
241
18:13:75
246
18:29:33
251
18:44:71
256
19:01:61
261
19:21:01
266
19:36:76
271
20:00:50
276
20:15:40
281
20:33:14
286
20:59:86
291
21:20:86
296
21:28:83
301
21:43:10
306
22:27:45
311
22:55:17
21
Keterangan
Uji Titi Nyala Pertama
Uji Titik Nyala Kedua
Suhu (°C)
316
321
Waktu (menit)
23:17:10
Keterangan
Titik Nyala
23:47:64
Uji Ttitk Bakar Pertama
326
24:30:19
(Sumber : Rizal Ramadani, 2019)
Titik Bakar
Dari data pengujian di atas menunjukkan nilai titik nyala pada suhu
316°C dengan waktu (untuk mencapai suhu tersebut) 23 menit 17 detik,
sedangkan titik bakar pada suhu 326°C dengan waktu 24 menit 30 detik.
C. METODE PENGUJIAN
Dalam melaksanakan pengujian titik nyala dan titik bakar aspal ini
terdapat alat dan bahan, dan langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Alat dan Bahan
Dalam praktikum titik nyala dan titik bakar aspal ini diperlukan
kebutuhan alat dan bahan sebagai penunjang berlangsungnya proses
praktikum, antara lain :
a. Peralatan Pengujian
Berikut alat-alat yang digunakan dalam praktikum titik nyala dan titik
bakar aspal :
1) Cawan Cleveland Open Cup
Cleveland open cup digunakan untuk tempat aspal yang telah diambil,
dilengkapi dengan pegangan yang terbuat dari karet. Karet pegangan
tersebut dimaksudkan agar saat dilakukan pemanasan, cleveland open
cup tidak pnas ketika akan digeser atau diambil setelah dilaksanakan
pengujian.
Gambar 2. Cawan Cleveland Open Cup
22
2) Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur suhu aspal saat pengujian.
Gambar 3. Termometer
3) Kompor Pemanas Cleveland Open Cup
Kompor pemanas ini digunakan untuk memanaskan aspal yang ada di
cleveland open cup hingga mencapai suhu untuk pengujian titik nyala
dan titik bakar.
a
b
c
d
Gambar 4. Kompor Pemanas Cleveland Open Cup
Keterangan :
a = Termometer
b = Cawan Cleveland open cup
c = Pemanas
d = Temperatur kontrol
4) Korek Api
Korek api digunakan untuk menghantarkan api dari nyala penguji
sampai ke atas cleveland open cup.
Gambar 5. Korek Api
23
5) Sarung Tangan
Sarung tangan merupakan salah satu APD yang harus digunakan saat
praktikum titik nyala dan titik bakar aspal. Sarung tangan sendiri
berfungsi untuk melindungi tangan dari terkena panas saat melakukan
pengujian.
Gambar 6. Sarung Tangan
6) Kaca Mata
Kaca mata juga merupakan salah satu APD yang harus digunakan saat
praktikum titik nyala dan titik bakar aspal. Kaca mata sendiri
berfungsi untuk menghindari mata dari asap yang dihasilkan oleh
aspal maupun panas dari aspal tersebut.
Gambar 7. Kaca Mata
7) Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk memperhatikan waktu kenaikan suhu
selama 1 menit dan waktu saat terjadinya titik nyala maupun titik
bakar.
Gambar 8. Stopwatch
24
b. Metode Pengambilan Sampel
Pada metode pengambilan sampel aspal sesuai SNI 06-6399-2002
dengan keadaan aspal berada pada drum yang aspal tersebut termasuk
bahan semi padat. Bahan yang akan diambil contohnya berasal dari
produksi terus menerus dalam satu kemasan, aspal dipilih secara acak.
Untuk bahan yang tidak jelas dari hasil singge run atau batch dipilih
seperti dinyatakan di atas tidak memenuhi persyaratan spesifikasi yang
ditentukan, maka contoh diambil secara random. Pada pengujian titik
nyala dan titik bakar aspal kali ini cawan cleveland disi dengan aspal atau
benda uji sampai garis batas pengisian.
Gambar 9. Ilustrasi Pengambilan Aspal pada Cawan Cleveland
Open Cup
c. Persiapan dan Spesifikasi Benda Uji
Benda uji yang digunakan yaitu aspal sebanyak sekurangkurangnya 70 mL. Persiapan benda uji yang dilakukan menurut SNI
2433-2011 yaitu sebagai berikut :
1) Benda uji aspal yang digunakan untuk setiap pengujian, sekurangkurangnya 70 mL.
2) Hal yang harus diperhatikan pada awal pengujian adalah jangan
membuka tutup wadah contoh uji bila tidak diperlukan dan jangan
hal ini tidak diperhatikan maka akan menyebabkan hilangnya bahan
yang mudah menguap dan titik nyala menjadi lebih tinggi dari yang
sebenarnya. Disarankan pengujian titik nyala dilakukan pada awal
pengujian aspal.
25
3) Simpan contoh aspal pada temperatur ruang di dalam wadah yang
kedap untuk menghindari terjadinya difusi bahan dengan dinding
wadah.
4) Untuk contoh yang mengandung air, tambahkan kalsium klorida
kemudian keringkan dengan kertas filter atau kain penyerap. Untuk
cukup cair untuk dituang.
2. Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan pada saat praktikum pengujian titik
nyala dan titik bakar aspal, sebagai berikut :
a. Kondisi Pengujian dan Setting Peralatan Pengujian
1) Kondisi Pengujian
Pada pengujian titik nyala dan bakar aspal setiap 1 menit dicek
suhu benda uji dengan termometer yang telah terpasang pada
cleveland. Setelah suhu beda uji mendekati 270ºC mulai diuji untuk
titik nyala dan dicatat waktunya untuk setiap kenaikan suhu 2ºC
(+2ºC).
2) Setting Peralatan Pengujian
Sebelum dilakukan pengujian, peralatan harus disetting
terlebih dahulu agar lebih efisien:
a) Cuci
cawan
cleveland
dengan
larutan
pembersih
untuk
membersihkan aspal dari cawan cleveland, kemudian keringkan.
b) Apabila ada arang harus dibersihkan dengan sabut baja halus.
Pastikan cawan cleveland bersih dan kering sebelum digunakan
kembali. Bila perlu, bilas cawan cleveland dengan air dingin dan
keringkan selama beberapa menit di atas nyala api atau pelat
pemanas untuk menghilangkan sisa dari pelarut dan air, kemudian
dinginkan cawan cleveland pada temperatur ruang (27ºC).
c) Letakkan alat cleveland open cup di atas dudukan yang kokoh,
permukaannya rata dan datar, misalnya meja.
26
d) Pasang termometer pada posisi tegak dengan jarak ketinggian 6,4
mm ± 0,1 mm dari gelembung termometer ke dasar cawan
cleveland dan berada di tengah-tengah antara titik pusat dengan
tepi cawan cleveland di luar lintasan api penguji.
e) Siapkan alat cleveland open cup untuk pengujian sesuai petunjuk,
untuk kalibrasi, pengecekan dan pengoperasian alat.
b. Cara pengujian
Cara yang dilakukan dalam praktikum titik nyala dan titik bakar
adalah sebagai berikut :
1) Alat dan bahan disiapkan.
2) Aspal yang akan diuji dimasukkan ke dalam cleveland open cup
sampai pada garis yang ada pada alat tersebut.
3) Kemudian lat tersebut dimasukkan pada kompor pemanas untuk
dipanaskan.
4) Termometer dipasang tepat di atas aspal pada penjepit yang ada di
kompor pemanas, termometer diletakkan hingga menempel pada
aspal, agar pembacaan suhu lebih tepat.
5) Temperature Control diatur terlebih dahulu, kemudian tombol power
dihidupkan.
6) Suhu awal diamati dan dicatat.
7) Selanjutnya, setiap 1 menit diamati dan dicatat suhunya hingga suhu
mencapai ±270oC dengan diikuti menaikkan temperature control.
8) Disiapkan korek api untuk mencoba melakukan pengujian titik
nyala.
9) Saat suhu mencapai di atas 200oC, dilakukan percobaan untuk
pengujian titik nyala.
10) Korek api dinyalakan dan dilewatkan di atas aspal dengan jarak ±1
cm dari permukaan aspal.
11) Dilakukan berualng-ulang hingga muncul percikan api selama 3
detik.
12) Setelah timbul percikan api, waktu dan suhunya dicatat sebagai hasil
dari titik nyala aspal.
13) Aspal terus dipanaskan dan dicoba terus dengan korek api untuk
mendapatkan titik bakar aspal.
14) Setelah terdapat nyala api di atas aspal selama 5 detik, maka saat itu
terjadi titik nyala bakar, kemudian dicatat waktu dan suhu terjadinya
titik bakar.
15) Pengujian telah selesai, peralatan dan bahan dibersihkan.
27
Mulai
Alat dan bahan yang diperlukan untuk pengujian disiapkan
Aspal dimasukkan kedalam Cleveland Cup
Suhu awal aspal diukur dengan termometer
Termometer dipasang diatas Cleveland Open Cup menggunakan
besi penyangga
Pemanas dinyalakan bersamaan dengan timer, kemudian suhu dicatat
setiap 1 menit
Jika sudah mendekati suhu 270°C nyalakan pematik apinya,
kemudian dicoba dilewatkan pada Cleveland Open Cup
Jika terdapat percikan api pada permukaannya, maka pada saat
itulah titik nyala aspal
Jika terdapat api pada permukaan atas aspal lebih dari 5 detik, maka
pada saat itulah terjadi titik bakar aspal
Selesai
Gambar 10. Flowchart Pengujian Titik Nyala dan Bakar Aspal
28
D. HASIL PENGUJIAN
1. Pelaporan Hasil Pengujian
Dari melakukan praktikum pengujian titik nyala dan titik bakar aspal,
didapat hasil pengujian sebagai berikut.
Hari/tanggal
: Rabu, 26 Februari 2020
Waktu Praktikum
: 13.10 – 16.50
Suhu Ruang
: 30 oC
Cuaca
: Cerah
Tempat Pengujian
: Laboratorium Konstruksi Jalan Jurusan Pendidikan
Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Tabel 9. Percobaan Pertama Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar
Aspal (Gagal)
No
Waktu (menit)
Suhu (oC)
1
00:00:00
28,5
2
00:01:00
29
3
00:02:00
29
4
00:03:00
30
5
00:04:00
32
6
00:05:00
35
7
00:06:00
39,5
8
00:07:00
43,5
9
00:08:00
46
10
00:09:00
51
11
00:10:00
54
12
00:11:00
60
13
00:12:00
67
14
00:13:00
79
15
00:14:00
98
16
00:15:00
129
29
Keterangan
No
Waktu (menit)
Suhu (oC)
17
00:16:00
139
18
00:17:00
142
19
00:18:00
160
20
00:19:00
174
21
00:20:00
193
22
00:21:00
211
23
00:22:00
228,5
24
00:23:00
242
25
00:24:00
247
26
00:25:00
247
27
00:26:00
248,5
28
00:27:00
254
29
00:28:00
259
30
00:29:00
265
31
00:30:00
272
32
00:31:00
274
33
00:32:00
274
34
00:33:00
271
35
00:34:00
273
36
00:35:00
272
37
00:36:00
272
38
00:37:00
273,5
39
00:38:00
271
40
00:39:00
273,5
41
00:40:00
277
42
00:42:00
276
43
00:42:00
272
44
00:43:00
270
45
00:45:00
272
30
Keterangan
No
Waktu (menit)
Suhu (oC)
46
00:45:00
275
47
00:47:00
272
48
00:48:00
269
Keterangan
Tabel 10. Hasil Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal
No
Waktu (menit)
Suhu (oC)
1
00:00:00
34
2
00:01:00
40
3
00:02:00
45
4
00:03:00
50
5
00:04:00
55
6
00:05:00
60
7
00:06:00
63
8
00:07:00
66
9
00:08:00
68
10
00:09:00
70
11
00:10:00
71
12
00:11:00
72
13
00:12:00
75
14
00:13:00
80
15
00:14:00
90
16
00:15:00
110
17
00:16:00
136
18
00:17:00
159
19
00:18:00
176
20
00:19:00
192
21
00:20:00
189
22
00:21:00
203
23
00:22:00
215
31
Keterangan
No
Waktu (menit)
Suhu (oC)
24
00:23:00
232
25
00:24:00
250
26
00:25:00
265
27
00:26:00
278
28
00:26:13
280
29
00:26:23
282
30
00:26:37
284
31
00:26:47
286
32
00:27:00
288
33
00:27:11
290
34
00:27:24
292
35
00:27:36
294
36
00:27:57
296
37
00:28:16
298
38
00:28:20
300
39
00:28:43
302
40
00:28:56
304
41
00:29:07
306
42
00:29:21
308
43
00:29:34
310
44
00:29:44
312
45
00:29:56
314
46
00:30:06
316
47
00:30:18
318
48
00:30:29
320
49
00:30:44
322
50
00:30:57
324
51
00:31:13
326
52
00:31:22
328
32
Keterangan
Mulai Diuji
Titik Nyala
Titik Bakar
2. Analisis Data
Sesuai dengan SNI 2433:2011, apabila tekanan udara pada saat
pengujian berbeda dari 101,3 kPa (760 mm Hg) maka perlu dilakukan
koreksi nilai titik nyala dan titik bakar. Suhu ruangan saat melakukan
pengujian adalah 30°C atau sebesar 4,25 kPa (31,8 mmHg). Sehingga nilai
titik nyala dan bakar perlu dikonversi dengan persamaan sebagai berikut :
a. Titik nyala terkoreksi
Titik nyala terkoreksi = 320°C + 0,25(101,3 – K)
= 320°C + 0,25(101,3 – 4,25 kPa)
= 320°C + 24,2625
= 344,2625°C
b. Titik bakar terkoreksi
Titik bakar terkoreksi = 328°C + 0,25(101,3 – K)
= 328°C + 0,25(101,3 – 4,25 kPa)
= 328°C + 24,2625
= 352,2625°C
E. PEMBAHASAN
1. Perbandingan Prosedur Pengujian dengan SNI
Prosedur pelaksanaan, alat dan bahan pengujian titik nyala dan titik
bakar terdapat pada SNI 2433-2011 tentang Cara Uji Titik Nyala dan Titik
Bakar Aspal dengan Alat Cleveland Open Cup. Namun dalam pelaksanaan
pengujian yang kami lakukan masih ada beberapa prosedur yang tidak
sesuai dengan SNI, diantaranya yaitu :
a. Pengambilan benda uji sekurang-kurangnya 70 ml, namun pada
pelaksanaan praktikum kami pengambilan sampel aspal diambil
sebanyak garis pada cawan Cleveland open cup.
b. Pada saat proses pemanasan benda uji, langkah yang ada pada SNI
menyatakan bahwa hilangkan gelembung udara atau busa yang terjadi
pada permukaan benda uji dengan pisau yang tajam atau alat pemotong
lainnya dan pertahankan benda uji. Namun pada pelaksanaan kami, saat
33
ada gelembung pada aspal hanya dibiarkan saja dan tidak dihilangkan
dengan benda tajam.
c. Pada saat pengujian, langkah yang ada pada SNI menyatakan bahwa bila
titik nyala perkiraan aspal belum diketahui, maka lakukan pengujian
pendahuluan dengan temperatur tidak lebih dari 50°C, atau bila aspal
harus dicairkan terlebih dahulu untuk penuangan, maka lakukan
pengujian pendahuluan dengan temperatur awal mulai dari temperatur
penuangan 150°C. Pada pelaksanaannya, kelompok kami terus
memanaskan aspal hingga suhu maksimal untuk mendapatkan titik nyala
dan titik bakar. Selain itu pengujian kami dilakukan setelah mencapai
suhu 270° C.
2. Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal
Berdasarkan hasil pengujian titik nyala dan titik bakar aspal yang telah
kelompok kami lakukan didapatkan hasil titik nyala aspal pada suhu 320°C
dengan waktu yang diperlukan selama 30,29 menit dan untuk titik bakar
didapat pada suhu 328°C dengan waktu yang diperlukan selama 31,22
menit. Dari data pengujian titik nyala dan titik bakar dapat dibuat grafik
hubungan antara suhu dengan waktu (menit) sebagai berikut :
350
300
Titik Nyala
00:30:29
200
150
100
50
Batas minimal suhu titik
nyala dan titik bakar SNI06-2433-1991 sebesar
200ºC
0
0:00:00
0:02:00
0:04:00
0:06:00
0:08:00
0:10:00
0:12:00
0:14:00
0:16:00
0:18:00
0:20:00
0:22:00
0:24:00
0:26:00
0:26:23
0:26:47
0:27:11
0:27:36
0:28:16
0:28:43
0:29:07
0:29:34
0:29:56
0:30:18
0:30:44
0:31:13
Suhu(°C)
250
Titik Bakar
00:31:22
Waktu (menit)
Gambar 11. Grafik Hubungan Suhu dan Waktu
34
Pengujian
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa hasil pengujian titik nyala dan
titik
bakar aspal yang telah kelompok kami lakukan sudah memenuhi
standar SNI 06-2433-1991, yaitu nilai titik nyala aspal berada pada suhu
minimal 200ºC.
3. Perbandingan dengan Hasil Pengujian Terdahulu
Pengujian titik nyala dan titik bakar aspal ini juga didukung oleh 5
kajian relevan terdahulu yang dilakukan oleh Anno Mahfuda Ega pada
tahun 2018, Ega Pramudita pada tahun 2018, Apri Suryono pada tahun
2019, Sukma Yanuar pada tahun 2018, dan Rizal Ramadani pada tahun
2019. Berikut disajikan tabel hasil pengujian titik nyala dan bakar aspal
yang telah dilakukan oleh kelima mahasiswa di atas dan juga hasil
pengujian yang telah kelompok kami lakukan :
Tabel 10. Perbandingan hasil pengujian terdahulu
Jenis Pengujian
Anno Mahfuda
Ega P.D.P
Pengujian
Terdahulu
Apri Suyono
Sukma Yanuar
Rizal Ramadani
Pengujian Saat Ini
Kelompok 1
Suhu (°C)
Keterangan
256
314
344
334
346
314
344
316
326
320
328
Titik Nyala
Titik Bakar
Titik Nyala
Titik Bakar
Titik Nyala
Titik Bakar
Titik Nyala
Titik Bakar
Titik Nyala
Titik Bakar
Titik Nyala
Titik Bakar
Dari tabel di atas hasil pengujian terdahulu dengan pengujian yang
kami lakukan memiliki nilai titik nyala dan titik bakar yang dominan
lebih dari 300ºC. Hasil tersebut sudah sesuai standar dimana nilai titik
nyala aspal berada pada suhu minimal 200ºC. Namun, ada satu pengujian
terdahulu yang tidak mendapatkan nilai titik bakar. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh berbagai faktor pada saat pelaksanaan praktikum
pengujian titik nyala dan titik bakar. Faktor yang mempengauhi yaitu
35
keadaan cuaca pada saat pengujian berlangsung, temperatur/suhu ruangan,
adanya gelembung udara atau busa pada permukaan aspal yang tidak
dihilangkan selama pengujian dan keterlambatan waktu pengujian titik
nyala dan titik bakar yang tidak dilakukan secara bertahap dan konsisten
sehingga tidak diperoleh nilai titik nyala dan titik bakar yang tepat. Selain
itu alat kompor pemanas juga berpengaruh, sehingga alat tersebut juga
dapat menjadi faktor tidak didapatkannya nilai titik bakar karena kompor
pemanas tidak maksimal dalam memanaskan aspal.
F. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengujian titik nyala dan titik bakar aspal dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosedur yang dilaksanakan pada praktikum titik nyala dan titik bakar masih
ada beberapa yang belum sesuai dengan standar prosedur pengujian yaitu
pada pengambilan banyaknya aspal untuk benda uji, terjadinya gelembung
yang masih dibiarkan dan melakukan pengujiaannya.
2. Berdasarkan hasil pengujian titik nyala dan titik bakar aspal yang telah
kelompok kami lakukan didapatkan hasil titik nyala aspal pada suhu 320°C
dengan waktu yang diperlukan selama 30,29 menit dan untuk titik bakar
didapat pada suhu 328°C dengan waktu yang diperlukan selama 31,22
menit. Sehingga sudah memenuhi standar SNI-06-2433-1991 dimana batas
minimal suhu titik nyala dan titik bakar aspal sebesar 200ºC.
3. Faktor yang mempengauhi berhasil atau tidaknya pengujian titik nyala dan
titik bakar aspal yaitu keadaan cuaca pada saat pengujian berlangsung,
temperatur/suhu ruangan, adanya gelembung udara atau busa pada
permukaan aspal yang tidak dihilangkan selama pengujian, keterlambatan
waktu pengujian titik nyala dan titik bakar yang tidak dilakukan secara
bertahap dan konsisten sehingga tidak diperoleh nilai titik nyala dan titik
bakar yang tepat, dan faktor kompor pemanas.
4. Dari perbandingan dengan pengujian terdahulu, suhu yang dicapai pada titik
nyala semua sesuai dengan standar minimal yaitu 200˚C, namun ada
36
pengujian titik bakar yang tidak didapat karena beberapa faktor yang
mempengaruhi pengujian.
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Kesulitan dalam melaksanakan praktikum pengujian penetrasi aspal
yaitu :
1. Sulit saat pengambilan aspal pada drum karena aspal masih keras.
2. Sulit dalam menentukan agar terdapat nyala api karena salah satu pemanas
Cleveland open cup yang rusak.
3. Keterbatasan alat K3 yang masih kurang, sehingga antar anggota kelompok
harus bergantian alat K3 saat akan membantu dalam pengujian.
4. Keterbatasan alat pemanas Cleveland open cup yang hanya ada 2,
mahasiswa harus antri untuk melakukan pengujian titik nyala dan bakar
aspal yang mengakibatkan selama pelaksanaan praktikum terburu buru dan
tidak teliti.
H. SARAN
1. Pada saat praktikum dimulai praktikan harus benar-benar memahami
prosedur agar menghindari hal hal yang tidak diinginkan.
2. Utamakan K3LH saat sudah memasuki Lab Konstruksi Jalan.
3. Ketelitian selama proses pengujian penetrasi aspal harus diperhatikan.
4. Sebaiknya jumlah alat pengujian sama dengan jumlah kelompok yang akan
melakukan pengujian.
37
DAFTAR PUSTAKA
SNI 2433-2011. Cara Uji Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal dengan Alat
Cleveland Open Cup. Badan Standarisaasi Nasional.
SNI 06-6399-2002. Tata Cara Pengambilan Contoh Aspal. Badan Standarisaasi
Nasional.
SNI 06-2433-1991. Metode Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar dengan
Cleveland Open Cup. Badan Standarisaasi Nasional.
Indriatno, Galeh dan Arif Muhammad Yusuf. 2019. Uji Titik Nyala dan Titik
Bakar Semarbut Aspal Tipe 4 Berdasarkan SNI 2433:2011.
Yogyakarta : Universitas Negerti Yogyakarta.
38
LAMPIRAN
Gambar 12. Pengambilan Sampel
Gambar 13. Proses Pemanasan Aspal
Aspal di Drum
dengan Cleveland Open Cup
Gambar 14. Titik Nyala Aspal
Gambar 15. Titik Bakar Aspal
39
Lampiran Laporan Sementara
40
41
42
Download