KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN TANGERANG SELATAN ANALISIS PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019) Diajukan Oleh: M. RIZKIAWAN NPM 1401190234 MUHAMAD SOPYAN NPM 1401190166 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AKUNTANSI ALIH PROGRAM POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN TAHUN 2020 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia industri semakin pesat seiring dengan perkembangan teknologi sehingga membuat persaingan usaha menjadi semakin ketat pula. Untuk memiliki daya saing di pasar, perusahaan perlu memiliki keunggulan kompetitif. Untuk menciptakan keunggulan kompetitif, perusahaan memerlukan tambahan sumber daya modal yang besar. Oleh karena itu, perusahaan membuka pendanaan dari berbagai sumber, diantaranya adalah melalui pasar modal sebagai salah satu cara agar perusahaan dapat menghimpun dana. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Fungsi kedua adalah menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Di Indonesia, pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1912 yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Hingga saat ini pasar modal di Indonesia, dikenal dengan Bursa Efek Indonesia telah melaksanakan 2 fungsi di atas secara simultan. Salah satu cara untuk mengukur kinerja perusahaan adalah dengan menggunakan ukuran nilai perusahaan. Menurut Gitman (2006), nilai perusahaan adalah nilai aktual per lembar saham yang akan diterima apabila aset perusahaan dijual sesuai harga saham. Menurut Noerirawan (2012) nilai Perusahaan adalah kondisi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Harmono (2009) berpendapat nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Pembentukan harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari sisi fundamental maupun keadaan dan proyeksi ke depan dari perusahaan itu sendiri. Hal ini mendasari penelitian faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham tersebut. Variabel yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas, dan leverage. Ketiga variabel tersebut dipilih karena berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya masih terdapat inkonsistensi performa atau dampak terhadap nilai perusahaan itu sendiri. Penelitian atas variabel tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu input tersendiri terutama bagi investor dalam rangka penanaman modal. Indikasi nilai perusahaan yang terlihat melalui nilai suatu saham tidak boleh diterima secara langsung oleh pihak terkait tanpa analisis mendalam. Pada tahun 2019 Jiwasraya terindikasi gagal bayar asuransi nasabah yang jatuh tempo karena mengalami tekanan likuiditas. Hal ini terjadi karena Jiwasraya terindikasi kurang berhati-hati dalam berinvestasi. Instrumen investasi Jiwasraya diantaranya pada saham PT. Hanson International Tbk (MYRX), yang berdasar laman Bisnis.com tanggal 16 Januari 2020, termasuk indeks LQ45 yang seharusnya memiliki performa yang bagus selama 6 periode sejak Februari 2016 hingga Juli 2018. Berdasarkan kasus ini, stakeholder p erlu melakukan analisis lebih mendalam terkait aspek keuangan dan nilai suatu perusahaan dengan melihat laporan keuangan perusahaan tersebut. Profitabilitas menjadi alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai rasio profitabilitas maka kondisi perusahaan semakin baik. Hans Kwee (2018) berpendapat bahwa Retained on Earnings (ROE) yang tinggi sebagai salah satu indikator tingginya profitabilitas tidak menjadi jaminan bahwa saham suatu entitas layak dimiliki investor. Investor juga perlu memperhatikan kondisi bisnis serta fundamental perusahaan sebelum memilih saham karena hal tersebut turut mempengaruhi kinerja saham serta kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu terdapat inkonsistensi mengenai pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Menurut penelitian Manoppo et al. (2016), Net Profit Margin (NPM) yang merupakan salah satu indikator pengukuran profitabilitas diperoleh kesimpulan bahwa profitabilitas berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena untuk membentuk nilai perusahaan dipengaruhi pula oleh harga saham serta nilai buku per lembar saham. Nilai buku sendiri besarnya dipengaruhi oleh ekuitas perusahaan dan jumlah saham yang beredar. Jadi meskipun nilai NPM perusahaan rendah bisa jadi nilai perusahaan lebih besar karena dipengaruhi oleh faktor yang lain. Hasil penelitian yang berbeda didapatkan oleh Sudiani et al. (2016). Menurut Sudiani et al.(2016), profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun demikian terdapat hasil penelitian dari Nurminda et al.(2017) yang menyatakan bahwa Return on Equity (ROE) sebagai proksi profitabilitas berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Banyak penelitian yang telah membahas pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan dari penelitian-penelitian tersebut masih mendapatkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini membuat profitabilitas menarik untuk dikaji lebih lanjut. Likuiditas secara umum berarti perihal posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Nilai likuiditas yang baik membuat perusahaan bernilai baik juga di mata para investor. Menurut Putri et al (2016) likuiditas yang diproyeksikan oleh Current Ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproyeksikan oleh Price Book Value (PBV) pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Namun demikian, Selyn et al (2018) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat diartikan secara parsial bahwa likuiditas di dalam perusahaan dapat menurunkan nilai perusahaan tersebut. Nilai likuiditas yang berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin rendah nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham. Sementara itu menurut Sukarya et al (2019) likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian terkait faktor likuiditas yang bervariasi ini membuat faktor likuiditas menarik untuk dibahas lebih lanjut. Faktor terakhir yang menarik untuk diteliti lebih jauh terkait nilai perusahaan adalah leverage. Leverage menunjukkan tingkat utang yang telah dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Leverage juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Menurut Kadim et al (2019), pengaruh leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif atau positif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan price book value (PBV). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat leverage yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk, karena besarnya tingkat ketergantungan modal perusahaan terhadap pihak eksternal. Dengan demikian apabila leverage perusahaan tinggi, maka harga saham perusahaan akan menurun karena apabila perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar utangnya kepada pihak eksternal. Namun demikian, Wulandari (2013) menghasilkan kesimpulan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu penelitian dari Sukarya et al (2019) menyatakan bahwa pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan tidak signifikan. Hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya di atas, pada setiap variabel masih terdapat inkonsistensi hasil serta penggunaan variabel yang cenderung spesifik pada salah satu pengukuran. Pada penelitian yang dilaksanakan oleh Sukarya et al (2019) mengukur nilai perusahaan dengan fokus pada nilai PBV dengan membandingkan nilai wajar saham dengan nilai bukunya, Pada penelitian ini menggunakan tobins’q sebagai instrumen dalam pengukuran nilai perusahaan. Diharapkan dengan pendekatan ini akan menghasilkan simpulan yang lebih baik Lebih jauh, penelitian ini lebih berfokus kepada nilai perusahaan sektor BUMN yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karakteristik BUMN yang unik serta fungsi BUMN yang juga menyelenggarakan fungsi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan barang dan jasa bagi masyarakat umum menjadi faktor pembeda dengan perusahaan komersial lain, sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk dibahas lebih mendalam. BUMN merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi. BUMN mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, BUMN didefinisikan sebagai badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan disebut dengan Perusahaan Perseroan (Persero). BUMN di Indonesia terbagi menjadi 2 jenis yakni listed dan non listed. BUMN listed merupakan perusahaan yang sudah melakukan penawaran saham perdana ke publik (go public) . Menurut Pasaribu (2010) dengan go public, pengelolaan BUMN lebih mudah diawasi sehingga aspek transparansi menjadi hal yang mutlak. Hal ini mendorong transparansi pengelolaan BUMN dan meningkatkan kinerja perusahaan yang berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan BUMN sesuai dengan harapan investor. Selain itu, adanya kewajiban bagi BUMN untuk menerapkan secara konsisten dan atau menjadikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai landasan operasional BUMN, diharapkan nilai BUMN akan menjadi lebih maksimal dan dapat meningkatkan kontribusinya bagi perekonomian nasional. Bahkan lebih jauh, penerapan GCG dapat meningkatkan iklim investasi nasional. Dikutip dari laman bisnis.com pada tanggal 14 Maret 2019, sebuah artikel yang berjudul “Menilik Besarnya Potensi BUMN untuk Go Public“ menjelaskan bahwa estimasi total laba 20 emiten BUMN senilai Rp150 triliun atau setara 80% dari jumlah yang dihasilkan seluruh perseroan pelat merah pada 2018. Estimasi pencapaian laba bersih itu menggambarkan bagaimana keuntungan dari 20 emiten BUMN mampu mencapai dua pertiga dari total yang dihasilkan 114 perseroan pelat merah. Besarnya nilai laba 20 emiten BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia terhadap seluruh perseroan yang dimiliki Pemerintah menunjukkan betapa besar porsi laba dari 20 BUMN tersebut. Kinerja keuangan BUMN tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan yang menggambarkan nilai perusahaan tersebut dan dapat dinilai juga dari nilai saham perusahaan karena nilai saham menggambarkan kondisi terkini dan aktual tentang perusahan tersebut di mata investor maupun pelaku pasar secara keseluruhan. Melihat kaitan antara tiga variabel profitabilitas, likuiditas, dan leverage yang variatif terhadap nilai perusahaan berdasar penelitian sebelumnya yang masih terdapat inkonsistensi serta kontribusi laba BUMN yang melantai di pasar modal sangat besar terhadap laba perseroan pemerintah secara keseluruhan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap nilai perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. B. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap nilai perusahaan BUMN Publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan sumber data sekunder. Sumber utama data sekunder yang digunakan adalah data laporan keuangan perusahaan BUMN yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia. C. Rumusan Masalah Berkaitan dengan uraian masalah yang dijelaskan, rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah: 1) Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2) Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan? Leverage 3) Apakah perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1) Mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 2) Mengetahui pengaruh Likuiditas terhadap nilai perusahaan. 3) Mengetahui pengaruh Leverage p erusahaan terhadap nilai perusahaan. E. Manfaat Penelitian Secara teori penelitian ini diharapkan akan mampu membandingkan dan/atau membuktikan teori yang selama ini ada dan digunakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan secara empiris dampak dari profitabilitas, likuiditas, dan leverage, yaitu teori signaling. Oleh sebab itu, pada praktiknya dapat menjadi inputan positif dalam menganalisis dan mempertimbangkan perusahaan yang sekiranya dapat dijadikan tempat berinvestasi bagi investor dan juga bagi perusahaan investee sebagai informasi tambahan dalam efektifitas pengembangan perusahaan. F. Sistematika Pembahasan Mini skripsi ini direncanakan akan terdiri dari lima bab, dimana tiap-tiap bab tersebut akan berisi pembahasan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan yang menggambarkan garis besar/ pokok-pokok pembahasan secara menyeluruh. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai berbagai macam teori yang diambil dari bermacam literatur yang dianggap relevan dengan penelitian, hasil penelitian terdahulu, kerangka penelitian, serta pengembangan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai gambaran umum dan alasan pemilihan objek penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, model penelitian, cara pengujian hipotesis yang terdiri dari metode pengumpulan data dan metode analisis data, serta hasil yang diharapkan. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan deskripsi data hasil penelitian, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis, persamaan regresi hasil analisis data, dan contoh penggunaan persamaan regresi untuk menentukan hubungan antar variabel. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan. Pernyataan-pernyataan singkat sebagai simpulan akan menjadi jawaban atas masalah penelitian. Selain itu, akan disampaikan keterbatasan penelitian serta saran-saran yang dipandang perlu. BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Signalling Teori Signalling atau teori sinyal yang dikembangkan oleh (Ross, 1977), menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga saham perusahaannya meningkat. Menurut Brigham dan Houston (2014) Signalling Theory merupakan suatu perilaku manajemen perusahaan dalam memberi petunjuk untuk investor terkait pandangan manajemen terkait prospek perusahaan untuk masa mendatang. Sinyal yang diberikan dapat berupa informasi mengenai tindakan yang telah dilaksanakan manajemen untuk mencapai tujuan investor. Manajemen perusahaan tentunya memiliki informasi mengenai prospek dan risiko perusahaan yang lebih banyak dan detail dibandingkan dengan informasi yang dimiliki oleh pemegang saham. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan informasi yang dikenal sebagai asimetri informasi. Dengan mempertimbangkan adanya kondisi ketidakseimbangan informasi ini, Signalling Theory menjadi pemicu bagi manajemen perusahaan untuk menyediakan informasi yang relevan dan andal untuk mengurangi dampak asimetri informasi. Sinyal positif yang disajikan melalui laporan keuangan akan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan perusahaan sehingga berimplikasi kepada kenaikan nilai perusahaan. Kaitan teori signalling ini dengan nilai perusahaan sangat erat, bagaimanapun dalam kerangka yang diamini masyarakat nilai perusahaan yang salah satu indikatornya tercermin pada nilai saham di Bursa Efek yang dapat diamati pergerakannya dari masa ke masa, baik naik atau turun, dengan mudah mengingat data yang dapat dengan mudah diperoleh sebagai sarana keterbukaan informasi. Sebuah berita tentang akuisisi Pinehill oleh Indofood langsung mempengaruhi saham INDF secara signifikan, begitu pula pada masa-masa jelang pembagian dividen, harga saham yang jadi acuan nilai perusahan cenderung naik dan kemungkinan besar akan turun lagi jika telah terjadi pembagian dividen berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi performa perusahaan juga perlu dipertimbangkan sebagai “sinyal” lain yang tak kalah kuat. Selain itu bentuk penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang semakin baik dengan didukung oleh faktor internal dalam perusahaan BUMN dengan mengedepankan prinsip akuntabilitas dan keterbukaan dalam tata kelola perusahaan. Dengan penerapan GCG yang akan mendorong terbentuknya pola kerja manajemen yang lebih bersih, transparan, serta profesional tentunya akan turut mengurangi asimetri informasi yang didapat oleh investor sehingga akan memperkuat informasi yang tersedia bagi investor. 2. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan, 2000). Brigham dan Houston (2011) mengatakan bahwa nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Widyantari & Yadnya, 2017). Seorang manajer perusahaan juga dituntut untuk bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham yaitu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Nilai perusahaan adalah ukuran keberhasilan manajemen suatu perusahaan dalam menjalankan operasi bisnis di masa lalu dan prospek bisnis di masa yang akan datang untuk meyakinkan pemegang saham (Chandra, 2007). Nilai perusahaan akan meningkat apabila investor menangkap adanya informasi positif yang dapat berpengaruh terhadap prospek bisnis perusahaan dimasa depan dan dapat tercermin pada harga saham perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dengan beberapa metode. Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan harga saham menggunakan rasio yang disebut rasio penilaian Menurut I Made Sudana (2011) Rasio Penilaian adalah suatu rasio yang terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar modal (go public) . Rasio yang dimaksud dapat memberikan informasi mengenai berapa harga atau nilai perusahaan berdasarkan kinerja keuangan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Beberapa rasio tersebut adalah: a. Price Earning Ratio (PER) Rasio ini mengukur tingkat penghitungan harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan pendapatan perusahaan. Dirumuskan: PER = Stock Price : Earning per share b. Dividend Yield Rasio ini mengukur tingkat keuntungan investor dari besar dividend terhadap investasinya. Dirumuskan: Dividend Yield = Dividen per lembar saham : Nilai Pasar per lembar Saham c. Dividend Payout Ratio Rasio ini mengukur tingkat bagian laba bersih setelah pajak yang diberikan kepada investor dalam bentuk dividen. Dirumuskan: Dividend payout ratio = Dividend : Earning after tax d. Market to Book Value Ratio (MBV) Rasio ini mengukur tingkat nilai wajar harga saham terhadap nilai bukunya. Dirumuskan: MBV = Harga pasar saham : Nilai buku saham Harga saham didapatkan dari harga penawaran dan permintaan investor di bursa saham sehingga dapat dijadikan acuan nilai dari perusahaan. Semakin tinggi harga saham begitu pula berarti semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, apalagi bagi BUMN yang merupakan perusahaan terbuka sehingga nilai ini menjadi sedemikian penting. 3. Karakteristik BUMN Definisi BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Di dalam pasal 2 terdapat penjabaran mengenai maksud dan tujuan pendirian BUMN, yaitu : a. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; b. mengejar keuntungan; c. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; d. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; e. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. BUMN sendiri memiliki bentuk yang berbeda menurut fungsinya serta besaran kepemilikan saham Pemerintah. Terdapat 3 bentuk BUMN yaitu: a. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. b. Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. c. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. BUMN merupakan suatu badan usaha yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Badan usaha ini didirikan untuk mengejar keuntungan sebagai pemasukan negara dan menjadi pemacu perekonomian nasional dalam persaingannya dengan perusahaan swasta. Dengan adanya BUMN diharapkan dapat menyediakan barang dan jasa publik serta menjadi motivasi dan penggerak sektor ekonomi di berbagai bidang lainnya. B. Penelitian Terdahulu Penelitian terkait profitabilitas perusahaan telah dilakukan sebelumnya oleh Manoppo et al. (2016), Sudiani et al. (2016), dan Nurminda et al. (2017). Menurut penelitian Manoppo et al. (2016) yang menggunakan sampel perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2011-2014, menggunakan metode analisis data regresi linier berganda dengan program SPSS didapatkan hasil analisis bahwa ROE dan NPM yang merupakan salah satu indikator pengukuran profitabilitas berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang berbeda didapatkan oleh Sudiani et al. (2016), dengan metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan aplikasi SPSS 22 for windows mendapatkan kesimpulan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun demikian terdapat hasil penelitian dari Nurminda et al. (2017) yang menggunakan populasi perusahaan manufaktur sub sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2012-2015 serta menggunakan teknik pemilihan sampel purposive sampling dalam penelitiannya. Dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan regresi data panel mendapatkan hasil penelitian bahwa profitabilitas berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Banyak penelitian yang telah membahas pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan dari penelitian-penelitian tersebut masih mendapatkan hasil yang berbeda. Penelitian terkait likuiditas perusahaan telah banyak dilakukan sebelumnya. Menurut Putri et al (2016) yang menggunakan metode analisis data regresi berganda dengan program SPSS versi 20 untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel independen, menyimpulkan bahwa likuiditas yang diproyeksikan oleh Current Ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproyeksikan oleh Price Book Value (PBV) pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Namun demikian, Selin et al (2018) yang melakukan pengujian terhadap perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 dengan menggunakan metode analisis data regresi berganda berkesimpulan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu menurut Sukarya et al (2019) yang melakukan pengujian terhadap perusahaan sub sektor food and beverages dengan metode pengumpulan sampel menggunakan pendekatan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Dengan menggunakan metode analisis data model regresi berganda menggunakan program SPSS versi 20 menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Salah satu penelitian yang dilaksanakan untuk menguji leverage dilakukan oleh Kadim et al (2019) yang menggunakan metode analisis data berupa metode analisis regresi data panel untuk menentukan salah satu dari tiga pendekatan regresi panel yang akan digunakan yaitu ordinary least square (OLS). Menurut Kadim et al (2019), leverage berpengaruh negatif atau positif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Namun demikian, Wulandari (2013) yang menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011, dengan 56 sampel yang dipilih diolah menggunakan purposive sampling, dengan menggunakan metode analisis data berupa analisis deskriptif dan analisis interferensial menghasilkan kesimpulan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu penelitian dari Sukarya et al (2019) yang melakukan pengujian terhadap perusahaan sub sektor food and beverages dengan metode pengumpulan sampel menggunakan pendekatan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Dengan menggunakan metode analisis data model regresi berganda menggunakan program SPSS versi 20, didapatkan hasil bahwa pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan tidak signifikan. C. Kerangka Penelitian Berdasarkan landasan teori dan penjelasan penelitian terdahulu diatas maka terbentuk kerangka dari penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap nilai suatu perusahaan. Dalam penelitian ini dapat digambarkan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini ada tiga yaitu profitabilitas yang dilambangkan dengan (X1), kemudian likuiditas (X2), dan Leverage (X3). Variabel dependen pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang dilambangkan dengan (Y). Dengan demikian kerangka penelitian ini dapat dirangkum melalui diagram dibawah ini: Diagram II.1 Kerangka Penlitian Sumber: Diolah dari latar belakang, teori, dan penelitian sebelumnya Melalui kerangka penelitian di atas, penelitian ini menguji bagaimana pengaruh dari variabel independen berupa profitabilitas, likuiditas, dan leverage yang dilambangkan dengan notasi X (X1, X2, dan X3) terhadap variabel dependen berupa nilai perusahaan yang dilambangkan dengan notasi Y. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan (X4). Dengan demikian, pengambilan variabel telah disusun sesuai dengan kerangka pemikiran yang ditunjukkan pada diagram II.1. D. Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan Dalam teori sinyal (signalling theory), manajemen perlu mengurangi adanya asimetri informasi antara manajemen dan investor. Oleh sebab itu, manajemen akan menginformasikan kepada pemegang saham bahwa segala keputusan yang diambil manajemen telah sesuai dengan kepentingan para pemegang saham. Sinyal yang diberikan memproyeksikan capaian kinerja dan proyeksi keuntungan yang telah direalisasikan oleh perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan perusahaan adalah profitabilitas. Menurut Sudiani et al.(2016), profitabilitas yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat. Hal ini juga didukung oleh penelitian Nurminda et al.(2017) bahwa Return on Equity (ROE) sebagai proksi profitabilitas berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian tersebut maka sementara dapat diajukan hipotesis awal bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. H1: Diduga profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan 2. Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan Berdasarkan teori sinyal dalam upaya meminimalisir informasi yang diterima oleh pihak eksternal perusahaan dari internal perusahaan, diperlukan adanya data dan informasi yang valid dari adanya laporan keuangan perusahaan. Salah satu data atau informasi tersebut adalah mengenai likuiditas perusahaan. Menurut Sukarya et al (2019) Perusahaan yang baik salah satu kriterianya adalah memiliki likuiditas yang baik karena dianggap memiliki persepsi positif terhadap kondisi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata investor. Hal ini disebabkan karena dengan optimalnya tingkat likuiditas, maka perusahaan mampu untuk melakukan banyak aktivitas mulai dari operasional, investasi, juga pembagian dividen. Hal ini berujung pada meningkatnya nilai perusahaan di mata investor. Berdasarkan analisis ini diajukan hipotesis bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga didukung penelitian dari Putra dan Lestari (2016) yang menyatakan likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dibuat hipotesis awal bahwa likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. H2: Diduga likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan 3. Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan Berdasarkan teori sinyal dalam upaya meminimalisir informasi yang diterima oleh pihak eksternal perusahaan dari internal perusahaan, diperlukan adanya data dan informasi yang valid dari adanya laporan keuangan perusahaan. Salah satu data atau informasi tersebut adalah mengenai struktur modal dan pendanaan perusahaan. Pihak eksternal perlu mengetahui hal ini untuk mengetahui sustainability p erusahaan tersebut dengan meninjau risiko yang mungkin hadir dengan tingkat leverage dari perusahaan itu sendiri. Jika proporsi pendanaan mayoritas berasal dari utang pihak ketiga dalam jenis usaha secara umum maka ini merupakan sinyal yang kurang disukai oleh pihak eksternal karena berpotensi terhambatnya aktivitas dan pengembangan usaha di masa depan jika terjadi gagal proyek atau gagal bayar. Menurut Putri dan Ukhiryawati (2016) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Leverage dalam perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan utang atau semakin besar utang perusahaan maka semakin besar nilai aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin tinggi nilai DAR, maka semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dibuat hipotesis awal bahwa leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan. H3: Diduga leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Terkini dan Alasan Pemilihan Objek Penelitian BUMN yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 20 perusahaan dan tercatat dalam indeks IDX-BUMN20. Adapun rincian kapitalisasi per perusahaan sebagai berikut: Tabel III.1 BUMN yang terdaftar di BEI (dalam Rupiah Indonesia) No. BUMN Kode Kapitalisasi Persen 1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 4.183.998.016.800 0,058% 2 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 20.185.842.369.000 0,280% 3 PT Bank BNI (Persero) Tbk BBNI 144.928.033.660.050 2,008% 4 PT Bank BRI (Persero) Tbk BBRI 537.294.348.360.000 7,444% 5 PT Bank BTN (Persero) Tbk BBTN 22.226.292.000.000 0,308% 6 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 354.584.999.984.650 4,913% 7 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk GIAA 12.891.514.974.492 0,179% 8 PT Indofarma (Persero) Tbk INAF 2.696.362.725.000 0,037% 9 PT Jasa Marga (Persero) Tbk JSMR 37.559.483.460.000 0,520% 10 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 6.942.499.998.750 0,096% 11 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk KRAS 5.881.304.657.600 0,081% 12 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS 52.604.072.785.320 0,729% 13 PT Tambang Batubara PTBA Bukit Asam (Persero) Tbk 30.644.953.605.000 0,425% 14 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk PTPP 9.826.837.306.090 0,136% 15 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk IPO JUNI 2013 SMBR 4.370.315.107.840 0,061% 16 PT Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR 71.178.240.000.000 0,986% 17 PT Timah (Persero) Tbk TINS 6.144.396.599.550 0,085% 18 PT Telkom (Persero) Tbk TLKM 393.276.999.902.000 5,449% 19 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 17.850.203.230.280 0,247% 20 PT Waskita Karya (Persero) Tbk IPO DES 2012 WSKT 20.157.317.235.000 0,279% 1.755.428.015.977.420 24,322% TOTAL Sumber: Diolah dari berbagai sumber Alasan utama memilih BUMN sebagai objek penelitian adalah karena hampir seperempat dari total kapitalisasi dana di pasar modal Indonesia atau sebesar 24,322% dikuasai oleh perusahaan BUMN yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini terlihat dalam data kapitalisasi pasar per Desember 2019, dimana beberapa saham perusahaan BUMN termasuk dalam Big Cap ( Emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar) dengan dua dari tiga terbesar dipegang oleh perusahaan BUMN berturut-turut di posisi kedua dan ketiga yaitu BBRI dan TLKM. Selain itu, BUMN juga melaksanakan penerapan Good Corporate Governance ( GCG) secara konsisten, sehingga diharapkan semua nilai yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berkepentingan atas perusahaan (Stakeholders) dapat diberdayagunakan secara optimal dan menghasilkan pola hubungan ekonomis yang saling menguntungkan. Apalagi di era saat ini lingkungan bisnis bersifat dinamis dan terus berkembang, sehingga penerapan tata kelola perusahaan perlu untuk disesuaikan dengan kondisi internal maupun eksternal yang ada sesuai dengan fungsi pemerintah sebagai regulator yang bila dilaksanakan dengan berkesinambungan akan membantu mencapai standar kerja yang terbaik bagi BUMN. BUMN sebagai perusahaan yang sebagian besar kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Negara memiliki berbagai sektor lini industri yang dihuni oleh emiten BUMN dengan salah satu tujuannya adalah bertanggung jawab atas penyediaan jasa dan barang yang berkualitas untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Disatu sisi BUMN dituntut untuk menjadi penjamin kebutuhan masyarakat yang sangat dimungkinkan dapat mengorbankan sumber daya perusahaan dalam proses penyediaan barang dan jasa tersebut, namun disisi lain BUMN yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia perlu untuk mencapai keuntungan operasional sehingga dapat menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan investasi ke perusahaan BUMN. Hal ini menunjukkan bahwa BUMN perlu melaksanakan tata kelola serta manajemen sumber daya dengan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan sektor privat yang tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan sehingga dapat mencapai keunggulan kompetitif di mata para calon investor. B. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya melalui pihak lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2015). Namun demikian, data sekunder yang digunakan tidak boleh sembarangan, melainkan data dari pihak kedua atau ketiga yang merupakan rilis resmi dari pihak pertama sehingga dapat dipertanggungjawabkan, diantaranya data Laporan Keuangan Perusahaan yang menjadi bagian dari keterbukaan data dan informasi yang disampaikan kepada BEI sebagai pengumuman dan pertanggungjawaban juga terhadap stakeholder terkait. Jenis data yang digunakan adalah data panel. Data panel merupakan gabungan antara data time series (runut waktu) dan data cross section (antar ruang). Data time series mencakup periode tahun 2012 s.d. 2019, sedangkan data cross section mencakup perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tersebut. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber utama dari situs web Bursa Efek Indonesia. Selain itu sumber data dari situs web Kementerian BUMN, situs web lembaga lainnya yang terkait, dan literatur tertulis yang berkaitan dengan penelitian ini menjadi sumber pendukung. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini, populasi mencakup seluruh perusahaan BUMN yang melantai di BEI selama periode penelitian. Pengertian dari sampel adalah sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya (Sabar, 2007). Menurut (Sugiyono, 2015) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut (Arikunto, 2010) purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Demikian pula menurut (Sugiyono, 2015) sampling purposive a dalah teknik penentuan sampel dengan petimbangan tertentu. Dengan demikian, suatu kriteria tertentu menjadi dasar dalam penentuan sampel penelitian. Kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel antara lain: 1. Perusahaan BUMN dan anak BUMN telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Telah terdaftar (IPO) di BEI per 31 Desember 2011 3. Memiliki data keuangan lengkap yang terpublikasi untuk periode tahun 2012 s.d. Tahun 2019. Untuk menjaga relevansi data laporan keuangan sesuai dengan kondisi terkini perusahaan, pengumpulan data dilakukan pada informasi laporan keuangan yang tersedia untuk tahun anggaran 2012 s.d. 2019. D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Lubis (2018) mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek yang akan diamati dalam penelitian atau yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk dilakukan observasi atau diukur. Variabel sebagai atribut atau objek yang memiliki keunikan dan perbedaan dengan objek lainnya. Variabel ini harus dapat diukur sehingga dapat diolah dan ditarik sebuah kesimpulan setelah diteliti. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. 1. Variabel Independen Sugiyono (2015) mendefinisikan variabel independen atau variabel bebas sebagai variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel ini mempunyai pengaruh terhadap perubahan pada variabel lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain (variabel terdampak). Ada tiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a. Profitabilitas Profitabilitas menjadi alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Proksi yang digunakan adalah NPM (Net Profit Margin) . otal Laba Bersih NPM = T otal PT endapatan P erusahaan b. Likuiditas Likuiditas secara umum berarti perihal posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Proksi yang digunakan adalah CR (Current Ratio). CR = c. Leverage Aktiva Lancar U tang Lancar Leverage menunjukkan tingkat utang yang telah dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Leverage juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Pada penelitian ini, variabel leverage diukur dengan DER (Debt to Equity Ratio) DER = T otal U tang T otal Ekuitas 2. Variabel Dependen Menurut Sugiyono (2015), variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen disebut juga variabel terikat karena kondisi atau variasinya terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur dengan proksi PBV. PBV = Harga Saham N ilai Buku Saham 3. Variabel Kontrol Menurut Sugiyono (2015) variabel yang dikendalikan sedemikian sehingga konstan atau tetap agar pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar/faktor lain yang tidak diteliti. Dalam penelitian ini terdapat variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva dan jumlah penjualan (Ferry dan Jones dalam Sujianto, 2001). Perusahaan yang memiliki total aset dengan nilai yang besar menunjukkan posisi perusahaan telah konstan dan bukan sekedar dalam pertumbuhan sehingga arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang lebih panjang (going concern). Selain itu aset perusahaan yang besar akan membuat perusahaan lebih stabil dibandingkan perusahaan kecil, karena memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pasar, kuat terhadap tantangan ekonomi, sehingga dapat bertahan dan berkembang lebih baik. Tabel III.2 Ringkasan Proksi Variabel No Variabel Proksi 1 Profitabilitas (X1) X1 = NPM 2 Likuiditas (X2) X2 = CR 3 Leverage (X3) X3 = DER 4 Ukuran Perusahaan (X4) X4 = Total Aktiva 5 Nilai Perusahaan (Y) Y = PBV Sumber: Diolah dari berbagai sumber E. Model Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen ukuran Profitabilitas (X1), Likuiditas (X2), dan Leverage (X3) serta Ukuran Perusahaan (X4) sebagai Variabel Kontrol terhadap nilai perusahaan (Y) sebagai variabel dependen. Selain itu penelitian ini juga menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Penelitian ini menggunakan beberapa alat analisis yaitu: Analisis Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, dan Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi seberapa besar (atau bahkan tidak ada) pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam analisis regresi akan dikembangkan persamaan regresi yaitu suatu formula yang mencari nilai variabel dependen dan nilai variabel independen yang diketahui, karena penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen maka regresi berganda sangat cocok untuk digunakan. Hasil analisis regresi ini akan berupa koefisien diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan persamaan regresi sebagai berikut: Dimana: Y = Nilai Perusahaan 𝛂 = nilai konstanta β1,β2,β3, β 4 = koefisien regresi X1 = profitabilitas X2 = likuiditas X3 = leverage X4 = ukuran perusahaan e = error Penggunaan model penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan hasil yang relevan dan andal sesuai dengan kebutuhan penelitian. F. Teknik Analisis Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015), teknik analisis data penelitian kuantitatif mencakup statistik deskriptif dan statistik inferensial, yaitu dengan regresi data panel. 1. Analisis statistik deskriptif Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi (Sugiyono, 2015). Dalam statistik deskriptif, menurut (Sugiyono, 2015) juga data dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, mean, median, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan deviasi standar, serta perhitungan persentase . Metode analisis ini dapat digunakan untuk mendeskripsikan data sampel yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria. 2. Pemilihan model regresi Penelitian ini menggunakan regresi data panel untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Terdapat tiga model dalam regresi data panel, antara lain: a. Common Effect Model Model ini merupakan model yang sederhana karena mengkombinasikan data antar waktu (time series) dan antar individu (cross section) sebagai satu kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan waktu dan individu (Widarjono, 2007) sehingga diasumsikan perilaku data antar individu adalah sama dalam rentang waktu tertentu. b. Fixed Effect Model Menurut Gujarati (2004), model fixed effect menggunakan variabel dummy untuk menangkap perbedaan data antar waktu dan antar individu. Model ini mengasumsikan slope antarindividu atau antar waktu adalah tetap dan intercept antar waktu adalah sama, tetapi antar individu berbeda. c. Random Effect Model Model ini menggunakan variabel pengganggu (error term) untuk mengganti penggunaan variabel dummy pada fixed effect model (Gujarati, 2004). 3. Uji asumsi klasik Untuk menghasilkan hubungan yang jelas, maka diperlukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa penelitian ini bebas dari penyimpangan asumsi klasik. Uji ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah residual (kesalahan pengganggu) dalam regresi memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016). Uji ini diperlukan karena nilai residu akan terdistribusi normal atau merata jika data yang diteliti terdapat normalitas. b. Uji multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah antar variabel independen dalam model regresi saling berhubungan atau tidak. Pada model regresi yang ideal seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Jika terdapat hubungan antar variabel independen yang tinggi maka data tersebut tidak ideal. c. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang ideal adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara residual atau error pada periode (T) dengan residual atau error pada periode sebelumnya (T-1). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. 4. Uji regresi data panel a. Uji koefisien determinasi Koefisien determinasi (R-squared atau R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). Rentang nilai R2 berada antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu menunjukkan bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). b. Uji signifikansi simultan (uji F) Uji signifikansi simultan digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2009). c. Uji signifikansi parameter individual (uji T) Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). G. Hasil Yang Diharapkan Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan pengaruh dan signifikansi variabel independen yang diteliti yaitu profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap variabel independen penelitian ini yaitu nilai perusahaan sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Apabila hasil penelitian tidak seperti yang diharapkan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk dibandingkan dengan penelitian lain. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat disebabkan oleh perbedaan sampel dan teknik analisis yang digunakan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemilihan Sampel Penggunaan metode Purposive Sampling dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kriteria yang diperlukan. Populasi penelitian ini mencakup seluruh perusahaan BUMN yang telah terdaftar di BEI selama periode penelitian. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel antara lain: 1. Perusahaan BUMN dan anak BUMN terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan BUMN induk telah terdaftar (IPO) per 31 Desember 2011. 3. Memiliki data keuangan lengkap yang terpublikasi untuk periode tahun 2012 s.d. tahun 2019. Untuk menjaga relevansi data laporan keuangan sesuai dengan kondisi terkini perusahaan, pengumpulan data dilakukan pada informasi laporan keuangan yang tersedia untuk tahun anggaran 2012 s.d. 2019 sesuai dengan populasi yang dijelaskan pada BAB III. Tahap pertama pengambilan purposive sampling ini adalah memasukkan data perusahaan BUMN dan anak BUMN yang menjadi objek penelitian dan terdaftar di BEI pada 2012 hingga 2019. Tahap kedua dalam penelitian ini adalah memilih perusahaan BUMN induk yang telah terdaftar. Tahap ketiga memilih perusahaan BUMN yang memiliki atau telah melaporkan Laporan Keuangannya dengan lengkap yang sesuai dengan penelitian ini. Laporan Keuangan yang tidak lengkap dapat disebabkan banyak hal diantaranya seperti perusahaan belum terdaftar, mengalami pengeluaran dari list BEI, dan/ atau belum melaporkan Laporan Keuangan sesuai dengan periode atau kebutuhan penelitian ini. Jumlah sampel pada tiap tahapan purposive sampling dinyatakan dalam tabel berikut. No Tabel IV.1 Purposive Sampling untuk menentukan Populasi Sampel Keterangan Jumlah 1 Perusahaan yang terkategori BUMN dan anak BUMN yang terdaftar di BEI 21 Perusahaan 2 Perusahaan BUMN induk yang terdaftar 12 Perusahaan (sudah IPO) per 31 Desember 2011 3 Memiliki data keuangan lengkap yang 12 Perusahaan terpublikasi untuk periode tahun 2012 s.d. tahun 2019. Sampel Penelitian Jumlah Tahun Total Sampel Observasi 12 Perusahaan 8 Tahun 96 Observasi Sumber: Diolah dari laman www.idx.co.id Berdasarkan data olahan diatas didapatkan jumlah sampel penelitian berjumlah 12 perusahaan dalam 8 tahun yaitu tahun 2012-2019, sehingga total sampel observasi penelitian ini sejumlah 96 observasi. B. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data dalam penelitian kuantitatif merupakan kegiatan setelah seluruh data terkumpul (Sugiyono, 2016). Tujuan analisis data adalah untuk memberikan gambaran data kepada pembaca sehingga lebih mudah dipahami dan dimengerti. Ada dua macam analisis data dengan metode statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis data dengan menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016). Analisis statistik deskriptif meliputi mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi setiap variabel. Mean adalah nilai rata-rata setiap variabel untuk seluruh observasi dalam tahun tertentu. Median adalah nilai tengah dari sekelompok data observasi. Nilai maksimum (maximum) dan minimum (minimum) merupakan nilai tertinggi dan terendah dari data observasi. Standar deviasi menggambarkan seberapa dekat titik data individu ke nilai rata-ratanya. Ringkasan statistik deskriptif penelitian ini disajikan pada Tabel IV.2. Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis PBV 2.008 1.759 7.243 0.298 1.226 1.223 5.311 Tabel IV.2 Analisis Statistik Deskriptif NPM CR DER 0.123 1.180 3.969 0.113 1.326 2.959 0.448 2.209 11.396 -0.356 0.277 0.373 0.130 0.365 2.937 -0.389 -0.557 0.810 3.947 3.472 2.884 SIZE 32.198 31.712 34.887 29.694 1.460 0.356 1.956 Jarque-Bera Probability 45.31 0.000 6.016 0.049 5.860 0.053 10.544 0.0051 6.388 0.041 Sum 192.769 Sum Sq. Dev. 142.830 11.83968 1.611530 113.294 12.639 381.004 819.424 3090.9 202.39 Observations 96 96 96 96 96 Interpretasi atas data statistik deskriptif di atas adalah sebagai berikut 1. Variabel PBV memiliki nilai mean 2.008, median 1.7588, serta maksimum 7.2426 dan minimum 0.2983. Hal ini menunjukkan range data yang cukup luas dengan dominasi data dibawah 2. 2. Variabel NPM memiliki nilai mean 0.12333, median 0.11305, serta maksimum 0.4478 dan minimum -0,3558. Hal ini menunjukkan data lebih terdistribusi secara merata dengan performa objek terdapat positif dan negatif. 3. Variabel CR memiliki nilai rata-rata 1.180146, median 1.325700, serta maksimum 2.209000 dan minimum 0.277000. Hal ini menunjukkan bahwa terdistribusi secara merata dengan nilai performa positif. 4. Variabel DER memiliki nilai mean 3.968794, median 2.95865, serta maksimum 11.3958 dan minimum 0.3725. Hal ini menunjukkan bahwa objek penelitian memiliki tingkat keragaman yang tinggi terutama dalam pengelolaan leverage. 5. Variabel Size memiliki nilai rata-rata 32.19762, median 31.71190, serta maksimum 34.88715 dan minimum 29.69434. Hal ini menunjukkan bahwa objek penelitian memiliki tingkat keragaman yang rendah berkaitan dengan ukuran perusahaan. C. Pemilihan Model Regresi Data Panel Ada beberapa model dalam pengolahan regresi data panel, diantaranya Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model. Dengan menggunakan serangkaian hasil pengujian, yaitu uji chow, u ji lagrangian multiplier, dan uji hausman akan dipilih model regresi terbaik. Hasil uji chow menentukan model yang sebaiknya dipilih antara common effect dengan fixed effect. Hasil uji hausman menentukan model yang sebaiknya dipilih antara fixed effect dengan random effect, sedangkan uji lagrangian multiplier menentukan model yang sebaiknya dipilih antara common effect dengan random effect. Hasil pengujian dipengaruhi oleh karakteristik data panel. Model regresi terpilih merupakan model regresi terbaik untuk melakukan regresi data panel. Pada penelitian ini digunakan uji chow dan uji hausman. Hasil pengujian dan pemilihan model terbaik regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ● Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F Cross-section Chi-square 5.613217 54.912554 (11,80) 11 0.0000 0.0000 Variable NPM CR DER LN_SIZE C Std. Error 1.314461 0.349677 0.044892 0.119842 3.786654 t-Statistic 4.866061 -0.165332 -0.544534 -3.494476 3.926487 Prob. 0.0000 0.8690 0.5874 0.0007 0.0002 Coefficient 6.396248 -0.057813 -0.024445 -0.418784 14.86825 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.284215 0.252752 1.059936 102.2353 -139.2387 9.033303 0.000003 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 2.008005 1.226161 3.004973 3.138533 3.058960 1.458546 Hasil Uji Chou Probabilitas dibawah 0.05 sehingga FEM yang menang ● Uji Hausman Test Summary Cross-section random Chi-Sq. Stat Chi-Sq. d.f. 32.153474 4 Prob. 0.0000 Cross-section random effects test comparisons: Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. NPM CR DER LN_SIZE 1.230751 0.208951 0.138618 -1.142909 5.394518 -0.083500 0.051646 -0.517893 1.249961 0.287128 0.009210 0.031074 0.0002 0.5852 0.3648 0.0004 Variable C NPM CR DER LN_SIZE Coefficient 37.85842 1.230751 0.208951 0.138618 -1.142909 Std. Error 7.157123 1.659277 0.657020 0.107838 0.212327 t-Statistic 5.289614 0.741739 0.318029 1.285429 -5.382780 Prob. 0.0000 0.4604 0.7513 0.2024 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.596017 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.520270 S.D. dependent var S.E. of regression 0.849271 Akaike info criterion Sum squared resid 57.70083 Schwarz criterion Log likelihood -111.7824 Hannan-Quinn criter. F-statistic 7.868532 Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) 0.000000 2.008005 1.226161 2.662134 3.089525 2.834892 1.841653 Hasil Uji Hausman mendapatkan nilai Prob berada dibawah 0.05 sehingga dalam penelitian ini jenis data FEM yang yang akan digunakan. D. Uji Asumsi Klasik Pelaksanaan uji asumsi klasik bertujuan agar model regresi memenuhi asumsi BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimate) alias tidak bias. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. 1. Uji Normalitas Dari hasil uji normalitas, diperoleh nilai probabilitas 0.000000 yang bernilai di bawah 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal. Pelanggaran atas jenis data ini mengakibatkan uji statistik menjadi tidak valid hanya jika datanya kecil. Sementara itu, pada penelitian ini jumlah observasi adalah 96 dimana jumlah tersebut sesuai dengan pendapat Menurut Cohen, et.al, (2007, hlm. 101) semakin besar sampel dari besarnya populasi yang ada adalah semakin baik, akan tetapi ada jumlah batas minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas menguji korelasi antarvariabel independen pada suatu model regresi (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan menganalisis matrik korelasi antarvariabel independen. Model regresi terindikasi masalah multikolinearitas apabila terdapat korelasi antarvariabel independen yang cukup tinggi (di atas 0,80). NPM CR DER LN_SIZE NPM CR DER LN_SIZE 1.000000 0.450827 0.141886 0.648015 0.450827 1.000000 0.122713 0.148573 0.141886 0.122713 1.000000 0.485841 0.648015 0.148573 0.485841 1.000000 Nilai antar seluruh variabel independen dan/atau kontrol semuanya dibawah 0.8 sehingga korelasi antar variabel independen tidak tinggi dan tidak terjadi multikolinearitas dan data dapat digunakan. 3. Uji Heteroskedastisitas (PBV) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPM CR DER LN_SIZE C 1.857793 1.112148 0.578830 -0.871761 24.83080 3.390248 1.342429 0.220335 0.433828 14.62349 0.547981 0.828459 2.627049 -2.009462 1.698007 0.5852 0.4099 0.0103 0.0479 0.0934 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.351322 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.229695 S.D. dependent var S.E. of regression 1.735237 Akaike info criterion Sum squared resid 240.8837 Schwarz criterion Log likelihood -180.3765 Hannan-Quinn criter. F-statistic 2.888521 Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) 0.001147 0.601050 1.977095 4.091176 4.518568 4.263935 1.825172 Hasil uji heteroskedastisitas, probabilitas dibagi 2 pada DER dan SIZE yang mendapat hasil dibawah 0.05 sehingga terjadi heteroskedastisitas. Oleh karena itu data perlu diolah lebih lanjut. Untuk mengatasi masalah tersebut, Gujarati (2012) menyatakan bahwa metode estimasi general least square (GLS) akan mengubah nilai variance menjadi konstan atau bersifat homoskedastisitas. Model estimasi GLS tidak memerlukan pengujian heteroskedastisitas lagi, karena sudah terbebas dari masalah heteroskedastisitas. Oleh karena itu, data pada penelitian ini akan ditransformasi dengan metode estimasi GLS sebelum regresi model utama dilakukan. E. Uji Regresi Data Panel Hasil olah data setelah ditemukan heteroskedastisitas pada jenis data FEM. FEM FINAL setelah diweighted GLS Variable NPM CR DER LN_SIZE C Coefficient 0.144295 -0.014925 0.085353 -0.859395 29.33955 Std. Error 0.737785 0.473419 0.056617 0.152101 5.209739 t-Statistic 0.195578 -0.031525 1.507558 -5.650162 5.631674 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.782413 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.741616 S.D. dependent var S.E. of regression 0.808213 Sum squared resid F-statistic 19.17796 Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) 0.000000 R-squared Sum squared resid Unweighted Statistics 0.579914 Mean dependent var 60.00076 Durbin-Watson stat Prob. 0.8454 0.9749 0.1356 0.0000 0.0000 2.835127 1.579112 52.25669 1.542340 2.008005 1.787908 Prob dibagi 2 karena telah menentukan arah pada penelitian ini sesuai hipotesis. DER berpengaruh positif pada uji T dan pada prob (dibagi 2) karena dibawah 0.07. Size berpengaruh negatif pada uji T dan pada prob (dibagi 2) karena dibawah 0.07, sementara NPM dan CR tidak berpengaruh karena prob (dibagi 2) diatas 0.07. Adjusted R2 bernilai 74,16% yang artinya variabel independen yang digunakan pada penelitian ini mampu menjelaskan 74,16% mengenai nilai perusahaan BUMN sebagai objek penelitian dan sisanya dapat dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk variabel independen pada penelitian ini. Prob (F-statistics) senilai 0.00 yang berada di bawah 0.07 sehingga model penelitian dapat digunakan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 7%, maka Uji T dapat disimpulkan sbb: NPM tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN CR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN DER berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan BUMN Size berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan BUMN F. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian berdasarkan uji sistematis diatas menggambarkan beberapa hal terutama terkait dengan hipotesis yang ditetapkan di awal penelitian. Pada simpulan akhir didapatkan data bahwa: 1. Data yang diolah di awal merupakan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini. 2. NPM tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN dan membuktikan bahwa hipotesis awal yang disebutkan berpengaruh adalah tidak terbukti. Menurut kami hal ini terjadi karena jenis perusahaan BUMN adalah jenis yang khusus dibandingkan dengan jenis perusahaan lainnya karena ada afiliasi negara sehingga nilai NPM baik itu positif ataupun negatif tetap dapat dipercaya karena ada jaminan keberlangsungan atau going concern yang memadai. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manoppo et al. (2016) bahwa profitabilitas yang diukur menggunakan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014. 3. CR juga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN dan membuktikan bahwa hipotesis awal yang disebutkan berpengaruh adalah tidak terbukti sama seperti NPM. Kemampuan perusahaan BUMN dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (dalam waktu 12 bulan) tidak terlalu menjadi pengaruh terhadap nilai perusahaan, hal ini menurut kami disebabkan oleh jenis perusahaan BUMN yang memiliki afiliasi dengan negara sehingga seandainya CR bernilai kurang dari 1 (Utang jangka pendek lebih besar dari aktiva lancar) tetap dipercaya oleh stakeholder, mengingat sebagian BUMN juga memiliki modal tinggi dari utang untuk jenis perbankan dan konstruksi. Hal ini sejalan dengan penelitian Selin et al (2018) dan Wulandari (2013) yang melakukan pengujian terhadap likuiditas mendapatkan hasil bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 4. DER berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, hal ini karena total utang yang digunakan sebagai modal untuk ekspansi perusahaan BUMN akan membuat produksi atau operasi menjadi semakin luas dan besar sehingga membuat aktivitas usaha berkembang dan dapat memberi efektifitas kerja perusahaan BUMN yang pada akhirnya akan membuat nilai perusahaan menjadi semakin baik. Ditambah lagi karakteristik unik BUMN membuat stakeholder justru tertarik apabila BUMN memiliki utang banyak karena dengan adanya keterlibatan negara dalam pemegang hak mayoritas, dalam kondisi tertentu BUMN dapat mendapatkan perlakuan khusus berupa subsidi maupun restrukturisasi atas utang yang telah tercatat. Selain itu, dengan karakteristik BUMN dimana manajemen yang bisa saja dipilih lebih karena faktor non teknis serta memiliki jangka waktu terbatas dalam jabatannya berpotensi meruncingkan perbedaan kepentingan itu sendiri antara pemilik perusahaan, dalam hal ini negara, dengan manajemen Pemilik perusahaan memiliki kepentingan atas lebih majunya perusahaan dengan kebijakan yang berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Sedangkan manajemen perusahaan dengan karakteristik khusus di atas memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan maksimum bagi diri dan jajarannya berupa bonus maupun insentif atas hasil lain dalam menjalankan perusahaan dibandingkan dengan mempertimbangkan risiko kerugian bagi perusahaan BUMN itu sendiri. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri et al (2016) dan Wulandari (2013) yang berkesimpulan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dikarenakan kemampuan perusahaan dalam mendongkrak laba dari perubahan volume penjualan, akan mendapat respon positif dari pasar. Hasil uji atas variasi penelitian yang dilakukan Variabel Dependen : PBV Parameter Variabel Dependen : TOBINSQ All Bank Non-Bank CEM V V V FEM V V REM V Uji Chou Uji Hausman Normalitas Parameter All Bank Non-Bank CEM V V V V FEM V V V X V REM V X V FEM : 0,000 FEM: 0,0014 FEM: 0,0002 Uji Chou FEM: 0,0000 CEM: 0,296 FEM: 0,0002 FEM : 0,000 X FEM: 0,0000 Uji Hausman FEM: 0,0086 X FEM: 0,0000 0,00 : Tidak Normal 0,48 : Normal 0,00 : Tidak Normal Normalitas 0,00 : Tidak Normal 0,296 : Normal 0,00 : Tidak Normal Multikolin earitas 0,14 s.d. 0,64 -0,27 s.d. 0,60 -0,57 s.d. 0,42 Multikolin earitas 0,14 s.d. 0,65 -0,84 s.d. 0,60 -0,56 s.d. 0,42 Heterosked astisitas Heteros Homos Heteros Heteroske dastisitas Homos Heteros Homos Telah dibagi 2 Adjust R2 74,14% 74,59% Telah dibagi 2 77,53% NPM 0,480 0,220 0,48 (minus) 0,090 0,16 (minus) 0,066 0,009 0,076 SIQE 0,00 (minus) 0,28 (minus) Prob 00:00 00:00 DER 63,30% 3,80% 60,95% 0,090 0,29 (minus) 0,052 0,079 0,280 NPM 0,420 CR Adjust R2 CR 0,230 DER 0,200 0,05 (minus) 0,130 0,0000 (minus) SIQE 0,001 0,2 (minus) 0,0015 (minus) 00:00 Prob 00:00 0,29 00:00 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada BAB IV, kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: B. Keterbatasan Penelitian Setelah menyelesaikan pengumpulan dan pengolahan sehingga menghasilkan kesimpulan sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya, terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, saran yang dapat disampaikan untuk pihak yang berkepentingan adalah sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA Buku dan Jurnal A. Kadim dan Nardi Sunardi. (2019). Pengaruh Profitabilitas ,Ukuran Perusahaan terhadap Leverage Implikasi Terhadap Nilai Perusahaan Cosmetics and Household yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Sekuritas, Vol.3, No.1 , September 2019: Hal. 22-32. Abdul Muid dan Moch. Ronni Noerirawan. (2012). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi, Vol.1 No. 2: Hal. 4. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Brigham & Houston. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J. (2006). Principles of Managerial Finance. USA: Pearson. Gujarati, Damodar. (2004). Basic Econometrics (Ekonometrika Dasar). Alih bahasa. Jakarta: Erlangga. Harmono. (2009). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. (Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis), Jakarta: Bumi Aksara. Heven Manoppo dan Fitty Valdi Arie. (2016). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Jurnal EMBA, Vol.4 No.2 Juni 2016: Hal. 485-497. Husnan, Suad. (2000). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan. Jangka Panjang) Buku 1. Yogyakarta: BPFE. I Made Sudana. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Kuncoro, Mudrajad. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Lubis, Mayang Sari. (2018). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Deepublish. Lumoly, Selin, Sri Murni, Victoria N. Untu. 2018. Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal EMBA, Vol 6 (3):Hal.1108 - 1117. Ni Luh Putu Widyantari danI Putu Yadnya. (2017). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food And Beverage di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 12, 2017: 6383-6409. Nurminda, Aniela, Deannes Isynuwardhana, Annisa Nurbaiti. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. e-Proceeding of Management, Vol 4 (1):Hal.542. Pasaribu, Rowland. (2010). Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2003-2006. Jurnal Ekonomi & Bisnis. Vol. 2, No. 2: Hlm. 101-113. Putri, Raja Wulandari dan Ukhriyawati, Catur Fatchu. (2016). Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014. Bening 3 (1) 2016, Juni 2016: 52-73. Rutoto, Sabar. (2007). Pengantar Metodologi Penelitian. FKIP: Universitas Muria Kudus. Sudiani, Ni Kadek Ayu dan Ni Putu Ayu Darmayanti. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan, dan Investment Opportunity Set terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol 5(7):Hal.4545-4547. Sukarya, I Putu Baskara, dan I Gde Kanjeng. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages. E-Jurnal Manajemen, Vol. 8 No. 1 2019: 7399 –7428. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. Thaib, Ilham, Acong Dewantoro. 2017. Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening. Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi. Vol 1 (1). Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia. Wulandari, Dwi Retno. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Intervening. Accounting Analysis Journal. V ol 3 (1) . Peraturan-Peraturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Laman Daring https://market.bisnis.com/read/20190314/192/899573/menilik-besarnya-potensi-b umn-untuk-go-public (diakses 09 Mei 2020) https://www.edusaham.com/2020/01/data-kapitalisasi-pasar-perusahaan-di-bei.ht ml (diakses 30 Mei 2020) https://www.edusaham.com/p/data-kapitalisasi-pasar-2019-part-2.html (diakses 30 Mei 2020) LAMPIRAN Tabel IV.2 Periode Laporan Keuangan Emiten BUMN Terdaftar No. BUMN Periode Laporan Keuangan Kode 2017 2018 2019 1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI Ada Ada Ada 2 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM Ada Ada Ada 3 PT Bank BNI (Persero) Tbk BBNI Ada Ada Ada 4 PT Bank BRI (Persero) Tbk BBRI Ada Ada Ada 5 PT Bank BTN (Persero) Tbk BBTN Ada Ada Ada 6 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI Ada Ada Ada 7 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk GIAA Ada Ada Ada 8 PT Indofarma (Persero) Tbk INAF Ada Ada Ada 9 PT Jasa Marga (Persero) Tbk JSMR Ada Ada Ada 10 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF Ada Ada Ada 11 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk KRAS Ada Ada Ada 12 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Ada Ada Ada 13 PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA Ada Ada Ada 14 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk PTPP Ada Ada Ada 15 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBR Ada Ada Ada 16 PT Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR Ada Ada Ada 17 T Timah P (Persero) Tbk TINS Ada Ada Ada 18 PT Telkom (Persero) Tbk TLKM Ada Ada Ada 19 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA Ada Ada Ada 20 PT Waskita Karya (Persero) Tbk WSKT Ada Ada Ada Sumber: Diolah dari berbagai sumber