Uploaded by leaderhong03

Jurnal Irmania 422

advertisement
APLIKASI STEGANOGRAFI PENYISIPAN TEXT PADA GAMBAR
DENGAN METODE DISCRETE COSINES TRANSFORM (DCT)
Irmania
Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Tangerang
Jl. Perintis Kemerdekaan I Babakan No.33, RT.007/RW.003, Cikokol, Kec. Tangerang
Kota Tangerang, Banten 15118
Email : [email protected]
Abstrak
:
Steganografi
adalah
teknikatau seni menyembunyikan pesan
rahasia (hiding message) atau tulisan rahasia
(covered writing) sehingga keberadaan
pesan tidak terdeteksi orang lain kecuali
pengirim dan penerima pesan tersebut.
Media
yang
digunakan
umumnya
merupakan suatu media yang berbeda
dengan media pembawa informasi rahasia,
disinilah fungsi dari teknik steganografi
yaitu
sebagai
teknik
penyamaran
menggunakan media lain yang berbeda
sehingga informasi rahasia dalam media
awal tidak terlihat secara jelas. Dalam
penelitian ini teknik penyembunyian pesan
menggunakan format gambar dan teks.
Adapun metode yang digunakan ialah
Discrete Cosines Transform. Metode
modifikasi Discrete Cosine Transform
digunakan karena penurunan kualitas pada
citra yang dihasilkan tidak signifikan, dan
pesan didalamnya tidak akan hilang apabila
dilakukan perubahan terhadap citra tersebut
Kata kunci : steganografi, penyisipan
informasi,
algoritma
discrete
cosinus
transform (DCT)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi
masa kini memberikan kemudahan
manusia untuk melakukan aktifitas.
Termasuk kirim mengirim informasi
dalam bentuk file menjadi hal yang
biasa di era komputerisasi saat ini.
Banyakodiantara file tersebut bersifat
rahasia dan sangat penting, dan tidak
boleh diketahui oleh pihak lain. Seiring
dengan
perkembangan
teknologi
tersebut, semakin berkembang pula
kejahatan yang berupa perusakan
maupun pencurian data oleh pihak yang
tidak memiliki wewenang atas data
tersebut. Sebelumnya banyak cara untuk
menjaga keamanan data yang dikenal
pada masa kini, salah satunya adalah
steganografi.
Steganografi adalah teknik atau seni
menyembunyikan pesan rahasia (hiding
message) atau tulisan rahasia (covered
writing) sehingga keberadaan pesan
tidak terdeteksi orang lain kecuali
pengirim dan penerima pesan tersebut.
Media yang digunakan umumnya
merupakan suatu media yang berbeda
dengan media pembawa informasi
rahasia, disinilah fungsi dari teknik
steganografi yaitu sebagai teknik
penyamaran menggunakan media lain
yang berbeda sehingga informasi
rahasia dalam media awal tidak terlihat
secara jelas. Dengan perkembangan
teknologi modern, pesan teks, gambar,
suara dan video dapat disembunyikan di
balik citra (image), suara, teks, dan
video. Cara ini sangat berguna jika
digunakan pada Steganografi yang
berbasis komputer, karena banyak
format file digital yang dapat dijadikan
media untuk menyembunyikan pesan.
Dalam
penelitian
ini
teknik
penyembunyian pesan menggunakan
format gambar dan teks. Adapun
metode yang digunakan ialah Discrete
Cosines Transform. Metode modifikasi
Discrete Cosine Transform digunakan
karena penurunan kualitas pada citra
yang dihasilkan tidak signifikan, dan
pesan didalamnya tidak akan hilang
apabila dilakukan perubahan terhadap
citra tersebut
II. LANDASAN TEORI
A. Steganografi
Steganografi merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan untuk
mengamankan informasi. Steganografi
berbeda dengan kriptografi atau metode
keamanan informasi lainnya, metode ini
yaitu menyembunyikan informasi atau
pesan kedalam media lain seperti citra
digital, teks, suara atau video sehingga
tidak menimbulkan kecurigaan orang
lain. Steganografi membutuhkan dua
properti, yaitu informasi dan media
penampung. Media penampung yang
dapan digunakan yaitu citra digital,
audio, teks, dan video. Dalam
menyembunyikan pesan, ada beberapa
kriteria yang harus dipenuhi (Munir
2006):
1. Imperceptible, keberadaan pesan
tidak dapat dipersepsi oleh indrawi.
Jika pesan disisipkan ke dalam
sebuah image, maka image yang
telah disisipi pesan harus tidak dapat
dibedakan dengan image asli oleh
mata.
2. Fidelity, mutu media penampung
tidak berubah banyak akibat
penyisipan. Perubahan yang terjadi
harus tidak dapat dipersepsi oleh
indrawi.
3. Recovery,
pesan
yang
disembunyikan harus dapat diungkap
kembali.
4. Robustness,
data
yang
disembunyikan harus tahan terhadap
manipulasi pada cover object. Bila
pada cover object dilakukan operasi
pengolahan object, maka data yang
disembunyikan tidak rusak.
B. Discrete Cosines Transform (DCT)
Discrete Cosine Transform (DCT)
biasa digunakan untuk mengubah
sebuah sinyal menjadi komponen
frekuensi dasarnya. DCT adalah
sebuah transformasi yag mengubah
sebuah kawasan spasial menjadi
kawasan frekuensi dan sebaliknya
kawasan
frekuensi
dapat
dikembalikan ke kawasan spasial
dengan menggunakan invers DCT.
Teknik
steganografi
yang
menggunakan DCT (discrete cosines
transform)
dilakukan
dengan
transformasi yang mengubah suatu
sinyal menjadi unsur komponen
frekuensi. Penyembunyian pesan
terjadi apabila file yang digunakan
untuk pesan diinput dan proses
penyembunyian
pesan
siap
dieksekusi dengan cara tahap
pertama yaitu merubah media
menjadi
matrik
8x8
dengan
dilanjutkan proses kuantisasi dan
proses entropi coding. Dari hasil
tersebut
didapatkan
perubahan
frekuensi yang memiliki nilai tinggi
dari kiri atas sampai kanan bawah
tetapi ukuran sama.merupakan fungsi
yang linear dan dapat dibalikkan
kembali (invertible). Hal ini tentunya
menjadi penting terutama dalam
proses mengembalikan pesan setelah
diembed ke dalam cover-media.
C. Citra Digital
Citra (image) adalah gambar pada
bidang dua dimensi. Ditinjau dari
sudut pandang matematis, citra
merupakan
fungsi
menerus
(continue) dari intensitas cahaya
pada bidang dua dimensi. Sumber
cahaya menerangi objek, objek
memantulkan kembali sebagian dari
berkas cahaya tersebut. Citra (image)
adalah kombinasi antara titik, garis,
bidang dan warna untuk menciptakan
suatu imitasi dari suatu objek,
biasanya objek fisik atau manusia.
Citra bisa berwujud gambar
(picture) dua dimensi seperti lukisan,
foto, dan yang berwujud tiga dimensi
seperti, patung. Adapun format file
gambar adalah :
1) Bitmap (BMP)
2) Joint
Photographic
Experts
Group (JPEG)
3) Portable Graphics Network
(PNG)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini penjelasan hasil dan
pembahasan dari pembuatan program
aplikasi yang telah dilakukan.
A. Proses DCT
Tahapan-tahapan pada metode
DCT ini adalah data image
diproses
mulai
dari
tahap
preparation process, kemudian
transformasi DCT, quantization
dan entropy encoding kemudian
keluar sebagai image compression
(hasil kompresi). Tahapan proses
tersebut digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Proses DCT
B. Alur Proses Implementasi pada
Aplikasi
Pada tahap ini yang pertama kali
dilakukan adalah menjalankan
program yang telah dibuat. Tahap
dua, memilih citra (gambar) yang
ada pada direktori komputer yang
dipakai
untuk
dikompresi.
Kemudian
memilih
kualitas
kompresi antara 1 – 100. Jika
memilih kualitas kompresi antara 1
– 100 maka akan menentukan
kualitas gambar dari segi ukuran
dan warna pada gambar. Lalu
masukkan pesan dan key yang
akan disisipkan. Proses DCT Pada
metode ini terdiri dari beberapa
proses yaitu pertama mengurangi
data citra original dengan rentang
warna DCT (128), kemudian
proses transformasi DCT, proses
kuantisasi dan terakhir zig-zag
scanning kuantisasi. Tampilkan
citra adalah tahap terakhir dari
algoritma proses kompresi citra.
Setelah melalui tahap huffman
coding maka hasil kompresi citra
dengan citra sebelum dikompresi
akan ditampilkan oleh sistem.
Simpan Citra Setelah seluruh
proses kompresi selesai.
Gambar 2. Proses Encode DCT
IV. PENGUJIAN APLIKASI
Pengujian
dilakukan
dengan
melakukan penyisipan dan ekstraksi pada
beberapa file citra digital dan kemudian
akan dilanjutkan dengan pembahasan
terhadap hasil pengujian yang dilakukan.
Pengujian dengan metode Black Box
Testing
dilakukan
dengan
cara
memberikan sejumlah input pada
program. Input tersebut kemudian di
proses
sesuai
dengan
kebutuhan
fungsionalnya untuk melihat apakah
program aplikasi dapat menghasilkan
output yang sesuai dengan yang
diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi
dasar dari program tersebut.
Berikut ini adalah tabel pengujian
sistem dengan menggunakan metode
Black Box Testing :
Tampilan antar muka aplikasi :
Tampilan Encode Aplikasi :
Tampilan Decode Aplikasi:
V. KESIMPULAN
Dari hasil pembangunan aplikasi
kompresi citra ini maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dengan menggunakan metode
Discrete Cosine Transform (DCT),
gambar dapat dikompresi dengan
maksimal, citra yang dihasilkan
sedikit mengurangi warna namun
tampak tidak terlihat perbedaannya
dengan
citra
asli
sebelum
dikompresi.
2. Hasil kompresi citra dapat
dianalisa dengan membandingkan
citra asli dengan hasil citra yang
telah dikompresi.
3. Hasil kompresi tergantung pada
pemilihan kualitas gambar yang
bagus
REFERENSI
1) Wulanningrum Resty, Nandha
Vera Wihra Lelitavistara. 2015.
“Discrete
Cosine
Transform
Untuk
Identifikasi
Citra
Hylocereus Costaricensis”. pp
353-360.
2) Hariyanto, Paul Gunawan. 2008.
“ Studi dan Implementasi
Steganografi pada Video Digital
di Mobile Phone dengan Metode
DCT
Modification.Teknik
Informatika ITB”. Bandung. 58
hlm.
3) Herlinawati. 2016. “Steganografi
Video H263 dengan Metode
Discrete Cosine Transform”. pp
11-20.
4) Tearani, N.P. 2014). Peningkatan
Kompresi
Citra
Digital
Menggunakan Discrete Cosine
Transform – 2 Dimension (DCT –
2D).
Download