Uploaded by User59473

Epidemiologi dan Aplikasi dalam kebidana

advertisement
EPIDEMIOLOGI DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
IMAM WAHJOEDI, SKM, MPH
4.1.1
Kegunaan Epidemiologi dalam KIA
DEFENISI

Epidemiologi adalah studi yang
mempelajarai
distribusi
dan
determinan penyakit dan keadaan
kesehatan pada populasi, serta
penerapannya untuk pengendalian
masalah - masalah kesehatan (CDC,
2002; Last 2001, Gordis 2000).

Epidemiologi
dalam
pelayanan
kebidanan yaitu epidemiologi yang
mengkaji distribusi serta determinan
peristiwa morbiditas (kesakitan) dan
mortalitas (kematian) yang terjadi dalam
layanan kebidanan
TUJUAN

Tujuan epidemiologi kebidanan adalah
untuk mengenal faktor risiko terhadap ibu
selama periode kehamilan, persalinan dan
masa nifas (42 hari setelah berakhirnya
kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan
mempelajari cara penanggulangan nya.
Faktor Resiko Pada Ibu Hamil
1.
Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2.
Anak lebih dari 4.
3.
Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun.
4.
Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau
penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5.
Anemia dengan haemoglobin <11 g/dl. Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan
bentuk panggul dan tulang belakang.
6.
Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
7.
Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TB, kelainan jantung-ginjalhati, psikosis, kelainan endokrin (DM, SLE, dll), tumor dan keganasan.
8.
Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, KET, mola hidatidosa, KPD, bayi
cacat kongenital. Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan SC,
ekstraksi vacum/forcep.
9.
Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan post partum, infeksi masa nifas, post
partum blues.
10.
Riwayat keluarga menderita penyakit DM, hipertensi, dan riwayat cacat kongenital.
11.
Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin dampit, monster.
MANFAAT
Untuk
mengidentifikasi
penyebab
terjadinya penyakit dalam pelayanan
kebidanan.
 Untuk pengambil kebijakan berkaitan
dengan perencanaan sumber daya
kesehatan (tenaga dan fasilitas pelayanan
kesehatan) khususnya berkaitan dengan
pelayanan kebidanan.

Mengenai kegunaan epidemiologi secara umum yang sesuai dengan
tujuan epidemiologi kebidanan dalam prakteknya sebagai berikut :
1. Menguraikan distribusi dan besarnya masalah suatu penyakit dalam
masyarakat.
2. Memberikan data untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
program-proram pencegahan, pemberantasan dan pengobatan
penyakit , serta untuk menentukan urutan prioritas program-program
diatas.
3. Mengenal faktor-faktor penyebab penyakit (patogenesis).
4. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan.
5. Untuk meneliti dan mengevalasi program pemberantasan penyakit
dan masalah dalam kesehatan.
6. Untuk mendapatkan data dalam upaya mengklasifikasikan penyakit.
7. Untuk menyusun program pencegahan penyakit.
Kegunaan epidemiologi diatas dapat
diringkas menjadi 3 hal, yakni :
1.Mendiskripsikan fenomena kesehatan
masyarakat.
2.Mengkaji hubungan-hubungan sebab-akibat.
3.Melakukan evaluasi program kesehatan dan
program intervensi.
4.1.2
Prinsip-Prinsip Epidemiologi
Latar Belakang
-Angka kematian ibu(AKI) sebagai salah satu
indikator kesehatan ibu,dewasa ini masih tinggi di
indonesia bila dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya.
-Menurut data dari survai demografi kesehatan
indonesia (SDKI)1998-2003 AKI di indonesia adalah
307 per 100.000 kelahiran hidup dan menjadi 228
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.
-Dari lima juta kelahiran tiap tahunnya diperkirakan
20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan
atau persalinan.
Sebagian besar penyebab kematian ibu secara
langsung menurut survai kesehatan rumah tangga
2001 sebesar 90% adalah komplikasi yang terjadi
pada saat persalinan dan segera setelah bersalin.
- Penyebab tersebut dikenal dengan Trias Klasik
yaitu:
- Perdarahan(28%)
- Eklamsi(24%)
- Infeksi(11%).
- Sedangkan penyebab tidak langsungnya antara
lain adalah: ibu hamil menderita kurang energi
kronis(KEK)37%,Anemia (Hb kurang dari 11gr%)
40%.Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan
meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu
dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
-
Selain itu beberapa sebab yang tidak
langsung berkaitan dengan masalah
kesehatan ibu yaitu:
“4 Terlalu” dalam melahirkan yaitu:
Terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
dan terlalu banyak.
“ 3 Terlambat “ yaitu: terlambat
mengambil keputusan, terlambat untuk
dikirim ke tempat pelayanan
kesehatan,dan terlambat mendapatkan
pelayanan kesehatan.
Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu telah
dicanangkan oleh badan internasional dan
pemerintah guna meningkatkan kesadaran dunia
tentang pengaruh kematian dan kesakitan ibu serta
untuk mendapatkan pemecahan masalahnya.
Upaya tersebut antara lain dibuatnya strategi yang
mengacu pada Indonesia sehat 2010 Making
Pregnancy Safer(MPS) dan di susunnya Millennium
Development Goal’s (MDG’s) yang bertujuan
mengatasi permasalahan perkembangan global dan
harus tercapai pada tahun 2015
Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan upaya
untuk menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI
yaitu making pregnancy safer(MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah
pada tahun 2000.
Strategi ini memfokuskan pada 3 pesan kunci yaitu:
1.Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat.
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplkasi keguguran
-Pelaksanaan strategi MPS diterapkan secara desentralisasi
sehingga diharapkan dapat lebih terarah dan sesuai dengan
permasalahan setempat.
-
Dengan adanya variasi antar daerah dalam hal demografi
dan geografi maka kegiatan dalam program kesehatan ibu
dan anak (KIA) juga berbeda.
-
Namun agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan
lancar ,aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA
tetap diharapkan menjadi kegiatan prioritas baik ditingkat
puskesmas maupun ditingkat kabupaten/kota
The Millennium Development Goals terdiri dari:
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar universal
3. Mempromosikan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan kematian balita
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi penyakit HIV/AIDS , malaria dan
penyakitlainnya
7. Menjamin kelestarian lingkungan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan
Prinsip pengelolaan program KIA
Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan
pokok sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan
dengan mutu sesuai standar serta menjangkau seluruh sasaran
Peningkatan pertolongan persalinan ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga kesehatan secara berangsur.
Peningkatan deteksi dini resiko tinggi atau komplikasi kebidanan baik
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat oleh kader dan dukun
bayi serta penganan dan pengamatannya secara terus menerus
Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan
pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan
Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai
standar dan menjangkau seluruh sasaran
a.
Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal selengkapnya mencangkup banyak hal
yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik(umum dan
kebidanan),pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi,
serta intervensi dasar dan khusus( sesuai resiko yang ada
termasuk penyuluhan dan konseling).Namun dalam
penerapan operasionalnya dikenal standar minimal “5T”
untuk pelayanan antenatal, yang terdiri atas:
1.
2.
3.
4.
5.
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
(Ukur )Tekanan darah
(Ukur) Tinggi fundus uteri
(Pemberian imunisasi) Tetanus toksoid lengkap
(Pemberian) Tablet tambah darah minimal 90 tablet
selama kehamilan
-
Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan
antenatal adalah minimal 4 kali selama
kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai
berikut:
= Minimal 1 kali pada triwulan pertama
= Minimal 1 kali pada triwulan kedua
= Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut
ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan,
khususnya dalam memberi kesempatan yang
cukup dalam menangani kasus resiko tingi yang
ditemukan.
b. Pertolongan Persalinan
Dalam program KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang
memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat,
jenis tenaga tersebut adalah: dokter spesialis
kebidanan,dokter umum,bidan, perawat maternitas.
Selain itu masih ada penolong persalinan yang berasal dari
anggota keluarga dalam masyarakat terpencil seperti yang
banyak ditemukan di propensi papua, namun penolong
persalinan ini umumnya tidak tercatat dan sulit untuk di
identifikasi.
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Sterilitas atau pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai dengan standar
pelayanan
3. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang
lebih tinggi
c. Deteksi dini ibu hamil beresiko
Faktor resiko pada ibu hamil diantaranya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun
Anak lebih dari 4
Jarak persalinan yang terakhir dan kehamilan sekarang
kurang dari 2 tahun
Tinggi badan kurang dari 145 cm
Berat badan kurang dari 38 kg atau lila kurang dari 23,5
cm
Riwayat keluarga menderita kencing manis,hipertensi dan
riwayat cacat kongenital
Kelainan bentuk tubuh misalnya kelainan tulang
belakang atau panggul
Resiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan keadaan
penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi.
Resiko tinggi /komplikasi pada kehamilan meliputi:
-
-
-
Hb kurang dari 8 gr %
Tekanan darah tinggi ( sistole> 140mmhg, diastole > 90 mmhg)
Oedema yang nyata
Eklamsia
Perdarahan pervaginam
Ketuban pecah dini
Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
Letak sungsang
Infeksi berat atau sepsis
Persalinan prematur
Kehamilan ganda
Janin yang besar
Penyakit kronis pada ibu : jantung, paru dll
Riwayat obstretri yang buruk ,riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan
d. Penanganan komplikasi kebidanan
Kejadian komplikasi kebidanan dan resiko tinggi
diperkirakan terdapat pada sekitar antara 15-20%
ibu hamil. Komplikasi pada kehamilan dan
persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya,
sehingga ibu hamil harus selalu berada sedekat
mungkin dengan sarana pelayanan yang mampu
memberikan pelayanan obstetri dan neonatal
emergensi dasar(PONED)
Kebijakan Depkes dalam penyediaan puskesmas
mampu PONED adalah bahwa setiap kabupaten
atau kota harus mempunyai minimal 4 puskesmas
mampu PONED.
Untuk keperluan tersebut Depkes RI telah
menerbitkan pedoman khusus yang dapat
menjadi acuan pengembangan puskesmas
mampu PONED
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di puskesmas
mampu PONED meliputi pelayanan obstetri
yang terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
Pencegahan dan penanganan perdarahan
Pencegahan dan penanganan preeklamsi dan
eklamsi
Pencegahan dan penanganan infeksi
Penanganan partus lama/macet
Pencegahan dan penanganan abortus
4.1.3
Frekunsi Masalah Kesehatan
Terjadinya Masalah Kesehatan

Merujuk kepada paradigma epidemiologi
klasikal yang berasumsi bahwa terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan sebagai
hasil akhir (output) interaksi antara
penjamu
(Host),
Agent
dan
lingkungan (environmen), maka dalam
pelayanan kebidanan dapat diuraikan
bahwa:
Host (penjamu) adalah ibu hamil
 Agent adalah hasil konsepsi yaitu
janin/fetus yang ada dalam kandungan ibu
hamil
 Environmen adalah lingkungan sosial
budaya serta pelayanan kesehatan yang
diterima oleh ibu hamil

Perbedaan epidemiologi pelayanan kebidanan
dengan epidemiologi penyakit infeksi, al:
 Pada penyakit infeksi agent merupakan faktor
yang harus dieleminasi, akan tetapi pada
epidemiologi kebidanan agent adalah hasil
konsepsi/janin yang harus dilindungi, yang pada
kelanjutannya akan menimbulkan masalah
kesehatan sendiri.
Ilustrasi,,,,,,!!!
Host adalah subjek
 Agent adalah objek
 Lingkungan adalah keteranga tempat
1. Contoh penyakit infeksi/menular:
Budi digigit nyamuk di pemakaman
2. Contoh pada pelayanan kebidanan:
Rina melahirkan bayi di BPS

Faktor-faktor Risiko
Dalam Pelayanan Kebidanan
Faktor risiko bagi kematian ibu
(mortalitas) dapat dibedakan, al:
1. Faktor-faktor reproduksi
◦ Usia
◦ Paritas
◦ Kehamilan tak diinginkan
2. Faktor-faktor komplikasi kehamilan
◦
◦
◦
◦
◦
◦
Perdarahan pada abortus spontan/alamiah
Kehamilan ektopik/diluar cavum endometrium
Perdarahan pada trimester III kehamilan
Perdarahan postpartum
Infeksi nifas
keracunan kehamilan (tekanan darah +, kaki membengkak, urien
kemerahan)Eklampsia (bawaan, kurang gizi, Asam Arachidonat/kacang2,
kecemasan berlebihan)
◦ Distosia/kesulitan persalinan
◦ Abortus provokatus
3. Faktor-faktor pelayanan kesehatan
◦ Kesukaran untuk memperoleh pelayanan
kesehatan
◦ Asuhan medis yang kurang baik
◦ Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obat
esensial
4. Faktor-faktor sosial budaya
◦ Kemiskinan dan ketidakmampuan membayar
pelayanan yang baik
◦ Ketidaktahuan dan kebodohan
◦ Kesulitan transportasi
◦ Status wanita yang rendah
◦ Pantangan makanan tertentu pada wanita
hamil
Ruang lingkup epidemiologi
kebidanan
Mempelajari dan mendiskripsikan keadaan
keadaan:
1. Pre Kehamilan
2. Kehamilan
3. Persalinan
4. Post natal
5. Infant
6. Chill hood
Konsep
Perjalanan kehamilan dan persalinan
Pre Kehamilan
Persalinan
Kehamilan
Pertumbuhan anak
kehidupan
pertama
pada bayi.
Pra sekolah anak
Faktor – faktor risiko kematian
maternal McCarthy dan Maine (1992)
1.
2.
3.
Determinan dekat
Determinan antara
Determinan jauh
1. Determinasi dekat

Komplikasi kehamilan
◦
◦
◦
◦
Perdarahan
Preeklamsia
Eklamsia
dan infeksi
Komplikasi persalinan dan nifas
 Perdarahan
 Partus macet atau partus lama
 dan infeksi akibat trauma pada persalinan.

2. Determinan antara











Status kesehatan ibu
Status gizi (LILA)
Anemia
Penyakit yang diderita ibu
Status reproduksi
Usia ibu hamil, (< 20 tahun)
Jumlah kelahiran
Jarak kehamilan
dan status perkawinan ibu.
Akses terhadap pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan
3. Determinan jauh
Sosio kultural
 Ekonomi
 Keagamaan
 Tingkat pendidikan
 Pekerjaan
 Pengetahuan
 Kemiskinan.

Keadaan kehamilan
Umur Ibu
Jarak Kehamilan dengan Persalinan
Sebelumnya
 Paritas
 Tinggi Badan
 Imunisasi TT
 Penyakit Infeksi
 Anemia
 Hamil Kembar 2
 Riwayat kehamilan dan Persalinan
Sebelumnya
 Tekanan Darah Tinggi


Indikator pelayanan (Lassi et al.,
2010)
Indikator pelayanan yang diberikan bidan
desa selama kehamilan antara lain cakupan
pemberian tablet fe pada ibu hamil,
cakupan pemeriksaan selama kehamilan
(K1 dan K4).
 Indikator cakupan pelayanan persalinan
meliputi cakupan pertolongan persalinan
normal tenaga kesehatan, cakupan
pelayanan rujukan.

Indikator cakupan program kesehatan ibu dan
anak Van Lonkhuijzen et al. (2009)






Angka persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Angka kematian ibu
Angka kejadian sepsis (respon inflamasi terhadap infeksi)
Angka kejadian rupture uteri (Janin pada ruptur uteri yang terjadi
di luar rumah sakit sudah dapat dipastikan meninggal dalam kavum
abdomen biasanya dukun).
Angka kejadian perdarahan
Angka kejadian obstruksi persalinan.
•
•
Untuk menangani angka kematian ibu (AKI)
Depkes bersama dengan WHO, UNICEF dan
UNDP sejak tahun 1990-1991 telah
melaksanakan program Safe Motherhood .
Upaya intervensi dalam program tersebut
yang dinamakan sebagai Empat Pilar Safe
Motherhood:
– KB
– Pelayanan ante natal (perawatan kehamilan)
– Persalinan yang aman
– Pelayanan kebidanan esensial
pelayanan antenatal care
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu serta janin
Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil
Mempersiapkan persalinan cukup bulan; melahirkan dengan
selamat dan mengurangi sekecil mungkin terjadinya trauma pada
ibu dan bayi
Mempersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan
mempersiapkan pemberian asi eksklusif
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran
dan tumbuh kembang bayi
4.1.4
Prosedur Kerja Epidemiologi dan
anak
EPIDEMIOLOGI…





Cabang ilmu kesehatan
Analisis penyebaran dan sifat masalah
kesehatan pada penduduk tertentu
Pelajari sebab timbulnya masalah dan
gangguan kesehatan
Fokus: pencegahan dan penanggulangan
(preventive, curative)
5 W (what, who, where, when, why)
EPIDEMIOLOGI…


Filosofi dasar-dasar ilmu kesehatan
‘proses logis’ hubungan interaksi proses fisik,
biologis dan fenomena sosial berhubungan erat
dengan:
- Derajat kesehatan
- Kejadian penyakit
- Gangguan kesehatan
 penilaian kuantitatif (rate, ratio, dll)
 Faktor penyebab, hub sebab akibat
Epidemiologi Deskriptif
Analisis masalah yang ada
 Jelaskan keadaan dan sifat masalah
 Variabel di ukur berdasarkan kejadian
masalah di masyarakat (prevalensi, rate,
ratio)
 Sering digunakan: analisis derajat
kesehatan, masalah kesehatan suatu
populasi

Contoh..
 Penanggulangan
wabah penyakit
menular
 Faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingginya angka
gizi buruk di….
Peran Epidemiologi
 Menerangkan
besarnya masalah
dan gangguan kesehatan (penyakit
dan penyebarannya)
 Menyiapakan data dan informasi
(perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi)
 Identifikasi faktor penyebab
terjadinya masalah
Penilaian Keadaan Penyakit


Risk (peluang)
Rate (perhitungan angka)
 besarnya peristiwa terjadi terhadap jumlah
keseluruhan penduduk, berlangsung dalam batas
waktu tertentu
 Mengukur kemungkinan kejadian dalam populasi
terhadap peristiwa tertentu
4.1.5
Ukuran-ukuran epidemiologi dalam
KIA
Ukuran-ukuran Epidemiologi

Makna rate (angka) merupakan jumlah
peristiwa yang terjadi dalam populasi
tertentu dan pada periode waktu
tertentu. (misalnya: angka natalitas
(kelahiran), angka morbiditas (kesakitan)
dan angka mortalitas atau fatalitas
(kematian)
• Mengapa rate (angka) penting kaitan
dengan epidemiologi ?
 karena
dengan
rate
kita
dapat
membandingkan KLB yang terjadi pada waktu
dan tempat yang berbeda.
 Karena dapat membandingkan kasus kematian
ibu tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
 Membandingkan kematian ibu bersalin yang
ditolong oleh dukun dengan yang bukan
dukun, sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa bersalin pada dukun lebih
berbahaya dibandingkan pada bukan dukun.

Insidensi adalah jumlah kasus baru suatu
penyakit dalam suatu populasi yang
berisiko (mereka yang ada dalam suatu
populasi yang rentan terhadap penyakit)
pada periode waktu tertentu.
◦ Kasus influensa yang terjadi pada minggu
sebelumnya tidak masuk dalam perhitungan
insidensi.
◦ Insidensi penting pada penyakit akut yaitu
penyakit yang puncak keparahan gejalanya
muncul dan mereda selama beberapa hari atau
minggu (biasanya < 3 bulan), penyakit ini
bergerak dengan cepat dalam suatu populasi.
Mis: pilek, influenza.

Angka prevalensi dihitung dengan
membagi semua kasus suatu penyakit saat
ini (kasus baru dan lama) dengan populasi
total.
◦ Pervelansei sangat cocok untuk penyakit
kronis yaitu penyakit yang berlangsung selama
3 bulan atau lebih
◦ Angka prevalensi sangat cocok untuk
perencanaan kesehatan.
Prevalensi
Relationship bertween incidence
and prevalence
Kasus
Baru
Prevalensi
Insidensi
Base Line Prevalensi
Relationship bertween incidence
and prevalence
Death

Angka serangan
(attack rate)
angka insidensi khusus dihitung
suatu populasi tertentu selama
suatu penyakit dan dinyatakan
persentase
yaitu
untuk
KLB
dalam
◦ Misalnya 100 org naik pesawat mengalami
kesakitan yang serupa 10 org, diduga kesakitan
disebabkan karena penerbangan itu sendiri,
sehingga Attack ratenya adalah 10%

Angka kasar (crude rate) yaitu angka yang
pembilangnya mencakup seluruh populasi.
◦ Angka kelahiran kasar (crude birth rate), jumlah
kelahiran hidup pada tahun tertentu dibagi dengan
jumlah populasi pertengahan tahun dikali 1.000
◦ Angka kematian kasar (crude death rate), yaitu
jumlah total kematian pada tahun tertentu dari semua
penyebab dibagi dengan jumlah populasi pertengahan
tahun dikali 1.000

Angka spesifik (spesific rate) yaitu mengukur
morbiditas dan mortalitas untuk populasi atau
untuk penyakit tertentu.
◦ Salah satu angka spesifik yang sangat penting adalah
angka kematian menurut penyebab (cause spesific
mortality rate/CSMR ) yaitu angka kematian karena
penyekit tertentu
◦ Angka kasus fatalitas (case fatality rate/CFR),
berkaitan dengan kemampuan virulensi agen penyakit,
dengan menghitung kematian saja.
Jenis Angka
Defenisi Angka
Pengali
Angka kelahiran kasar
(CBR)
Jumlah kehairan hidup
perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
1.000
Angka kematian kasar
(CDR)
Jumlah kematian (semua penyebab)
perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
1.000
Angka kematian
menurut usia
Jumlah kematian usia 15-24 thn
Perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun, usia 15-24 thn
100.000
AKB
Jumlah kematian bayi usia < 1 tahun
Jumlah kelahiran hidup
100.000
AKN
Jumlah kematian bayi usia < 28 hari
Jumlah kelahiran hidup
100.000
AKI
Jumlah kematian ibu
Jumlah kelahiran hidup
100.000
AK menurut penyebab
Jumlah kematian (diabetes)
perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
100.000
Jenis Angka
Defenisi Angka
Pengali
Angka kematian
menurut usia
Jumlah kematian usia 15-24 thn
perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
100.000
CFR
Jumlah kematian karena kasus tertentu
Jumlah kasus
100%
1. Studi Kasus (4 soal)

Kabupaten X berdasarkan keterangan dari BPS
diketahui jumlah penduduk pertengahan tahun
200.000 jiwa, dengan jumlah kelahiran 10.000
kelahiran dan jumlah kematian 5.000 kematian,
diketahui juga jumlah kematian usia 15-24 tahun
karena diabetes 1.000 org, jumlah penduduk usia
15-24 tahun 10.000 .
◦ Hitung CBR, CDR, angka kematian menurut usia,
angka kematian menurut penyebab sesuai usia.
2. Studi Kasus (3 soal)

Kota Y hasil data BPS pertengahan tahun
diperoleh jumlah penduduk 100.000 jiwa, hasil
perhitungan target sasaran KIA diapatkan angka
kelahiran hidup sebanyak 10.000 KH, dan hasil
evaluasi pelayanan KIA didaptkan jumlah ibu
yang meninggal 20 org, bayi dibawah 1 tahun
meninggal 30 org dan bayi dibawah umur 28 hari
meninggal 2 org.
◦ Hitung MMR, IMR dan NMR
3. STUDI KASUS (1 soal)

Diketahui di wilayah Puskesmas H jumlah
penduduk pertengahan tahun 30.000, 10%
penduduknya menderita diare dengan
jumlah kematian 30 org.
◦ Hitung Case Fatalityy Rate (CFR) kasus
tersebut
DANG KESEHATAN DI KAB/KOTA (KEPMENKES
NO. 741/MENKES/PER/VII/2008)
JENIS PELAYANAN
DASAR
PELAYANAN
KESEHATAN DASAR
SPM
INDIKATOR
TARGET
THN
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4.
95%
2015
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani.
80%
2015
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan
90 %
2015
Cakupan pelayanan Nifas
90%
2015
Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani.
80%
2010
Cakupan kunjungan bayi.
90%
2010
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI).
100%
2010
Cakupan pelayanan anak balita.
90%
2010
DANG KESEHATAN DI KAB/KOTA (KEPMENKES
NO. 741/MENKES/PER/VII/2008)
JENIS PELAYANAN DASAR
SPM
INDIKATOR
TARGET
THN
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI
pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin.
100%
2010
Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan.
100%
2010
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat.
100%
2010
Cakupan peserta KB Aktif.
70%
2010
Cakupan Penemuan dan penanganan penderita
penyakit.
100%
2010
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat
miskin.
100%
2015
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin.
100%
2015
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota.
100%
2015
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
DAN PENANGGULANGAN KLB
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam.
100%
2015
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Cakupan Desa Siaga Aktif.
80 %
2015
PELAYANAN KESEHATAN
DASAR
PELAYANAN KESEHATAN
RUJUKAN
4.1.6.
Istilah Epidemiologi dalam KIA
Beberapa Istilah
• Epidemik = Wabah = KLB
• Pandemik = Epidemi Lintas negara / Benua
• Endemik = penyakit yg selalu ada di suatu area tertentu
• Sporadis = kasus-kasus yg tdk mempunyai hub epid
• Common Source = epidemik yg timbul dari sumber yg sama
• Propagated = epidemik yg timbul akibat penyebaran
• Cluster KLB
Beberapa Istilah
• Exposure = Terpapar
Kesempatan dari suatu Host yg rentan mendapat infeksi
• Patogen = kemampuan Agent menimbulkan penyakit
• Virulensi = tingkat patogenitas agen penyakit
Standar 5 T adalah standar pemeriksaan
/perawatan kehamilan (ANC = Antenatal Care)
1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
Pemeriksaan/pengukuran TINGGI DAN BERAT
BADAN
Pemeriksaan/pengukuran TEKANAN DARAH
Pemeriksaan/pengukuran TINGGI FUNDUS
Pemberian imunisasi TETANUS TOXOID
Pemberian TABLET BESI/TABLET TAMBAH DARAH
Depkes 2009 7 T
(K1 dan K4) Tri Wulan
Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling),
Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau
berdasarkan indikasi (Sifilis, HIV, Malaria, TBC)
PWS KIA (Pemantauan Wilayah
Setempat Kesehatan Ibu dan Anak)


Alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA
disuatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan
tindak lanjut yang cepat dan tepat.
Program KIA
pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi
kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan
komplikasi, bayi, dan balita
PONED DAN PONEK


PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus
Essensial Dasar. PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan
pengawasan dokter. Puskesmas PONED merupakan puskesmas
yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari
polindes dan puskesmas
PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif di Rumah Sakit. RS PONEK 24 Jam adalah RS yang
memiliki kemampuan serta fasilitas PONEK siap 24 jam untuk
meberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir dengan nkomplikasi baik yang datang sendiri atau atas
rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas
Pre eklampsian dan Eklampsia



Pre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan
atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan
timbul akibat kelainan neurologik) dan/atau koma dimana
sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia
Paritas, Primipara, Multipara,
Grandemultipara




Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin
yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO,
2008)
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang
anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar
(Varney, 2006)
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang
anak lebih dari satu kali
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5
orang anak atau lebih (Varney, 2006)
Obstetri, ginekologi, Neonatus



“Obstetri “ (berasal dari bahasa Latin “obstare”, yang berarti “siap
siaga/ to stand by”) adalah spesialisasi pembedahan yang
menangani pelayanan kesehatan wanita selama masa kehamilan,
persalinan dan nifas
ginekologi adalah ilmu yang mempelajari kewanitaan. (science of
women). Namun secara khusus adalah ilmu yang mempelajari dan
menangani kesehatan alat reproduksi wanita (organ kandungan yang
terdiri atas rahim, vagina dan indung telur)
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai
dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar
dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim
Terima kasih
Download