PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF Upaya Membantu Perkembangan Bahasa Dan Kognitif Anak Usia 3 – 6 Tahun Olviani C.N Tarinje* ABSTRAK Banyak cara dan upaya yang bisa dilakukan orang dewasa dalam mengoptimalkan perkembangan kognisi dan perkembangan bahasa anak, terutama pada anak-anak usia prasekolah. Penggunaan alat permainan edukatif (APE) yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak dalam suasana bermain diharapkan dapat membantu perkembangan kognisi dan bahasa anak. Apa itu alat permainan edukatif serta bagaimana implementasinya dalam membantu perkembangan anak menjadi fokus dari tulisan ini. Di samping itu, dijelaskan pula hal-hal yang bersifat substansial dan strategic mengenai fasefase perkembangan anak berikut karakteristiknya. Melalui tulisan ini diharapkan para orang dewasa dapat memahami dan memanfaatkan APE untuk mengoptimalkan perkembangan kognisi dan perkembangan bahasa anak usia prasekolah. Kata Kunci: alat permainan edukatif (APE), perkembangan kognisi, perkembangan bahasa, anak usia prasekolah, konsep bermain Pendahuluan dan krativitas. Nilai hidup, seperti Bermain merupakan cinta kasih, penghargaan terhadap kegiatan yang sangat penting bagi oran lain, kejujuran, disiplin diri, anak-anak. Bermain bagi anak- jiwa berolah agar, antara lain akan anak sama artinya dengan belajar. diperoleh melalui kegiatan bermain Kegiatan bermain mendorong anak dengan orang lain. menemukan dirinya, diri orang lain Aktivitas di luar dirinya, dan benda-benda di diklasifikasikan sekelilingnya. bermain, kelompok, yaitu permainan gerak anak akan menemukan kekuatan, (motor play), permainan intelektual kelemahan, keterampilan, minat, (intellectual pemikiran, sensori Melalui dan perasaannya. bermain ke play), atau dapat dalam lima permainan tanggapan Melalui kegiatan bermain bersama, pancaindera (sensory play), anak-anak akan mengembangkan permainan sosial (social play), dan tubuh, otot, dan koordinasi dari permainan emosional (emotional gerakan, komunikasi, konsentrasi, play). Permainan gerak tercermin Olviani C.N Tarinje adalah Dosen Jurusan Bahasa Inggris FKIP Universitas Sintuwu Maroso Poso 95 Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif dalam bentuk latihan fisik, seperti orang mengangkat mengembangkan balok, mendorong- lain. Bermain juga aspek emosi. dorong benda, menaiki tangga, Pada saat bermain, orang perlu melempar bola, bermain sepak belajar bola, terkendali. atau bermain basket. berekspresi la secara perlu belajar Permainan intelektual melibatkan mengendalikan aktivitas mental yang menuntut menghadapi proses berpikir, misalnya tercermin mengatasi frustrasi dan rasa takut. dalam aktivitas mengamati bentuk, berbahasa; berbagai keputusan Konsep-konsep pada anak-anak melalui kegiatan membuat bermain perlu didukung oleh alat memecahkan permainan edukatif (APE) yang disesuaikan perbedaan perkembangan realitas. fantasi Permainan meliputi dan sensori seperti dengan Berdasarkan aktivitas-aktivitas menonton, nilai melalui masalah; atau tatkala merasakan antara dan serta hidup yang hendak ditanamkan balok; dan ketegangan, wama, hubungan permainan emosinya, diketahui menonton usianya. kajian bahwa kapasitas tahap neurologi sekitar kecerdasan 50% orang acara-acara olah raga atau pentas dewasa telah terjadi ketika anak seni. Pengembangan keterampilan berusia 4 tahun, 80% terajadi sosial tampak tatkala orang terlibat ketika dalam suatu kegiatan. Untuk dapat mencapai puncaknya pada usia 18 berinteraksi dengan yang lainnya, tahun. setiap menyiratkan orang harus belajar beruasia 8 ttahun, dan Temuan tersebut makna baha bagaimana diterima, bagaimana perkemangan yang diperolleh pada bersama-sama dengan yang lain, usia dan bagaimana mengembangkan terhadap empati tahap terhadap pertimbangan 96 dini saangat berpengaruh perkembangan berikutnya. pada mengingat Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 pesatnya perkembangan yang anak usia 3-6 tahun yang dapat terjadi pada periode awal tersebut, merangsang para ahli psikologi perkembangan kognisinya? perkembangan menyebut usia dini sebagai „the golden age‟ atau usia emas. Hasil-hasil Ihwal penelitian menunjukkan Perkembangan Kognitif (Jean Piaget) bahwa Tahapan perkembangan pengoptimalan otak manusia harus bersifat universal dan pasti (fixed). dirangsang Tahapan A dilalui sebelum tahapan sebanyak mungkin melalui semua alat indera yang B, ada. tahapan Minimnya dimaksud dapat rangsangan menyebabkan tahapan B C, dilalui dan sebelum seterusnya. Seseorang tidak dapat melangkah mengecilnya jaringgan organ otak dari sebagai akibat dari menurunnya tahapan C tanpa melalui tahapan jaringan B. fungsi otak. Kegiatan tahapan A langsung Tahapan-tahapan ke tersebut perangsangan ini harus dilakukan melibatkan sejak dini denggan memanfaatkan perkembangan fisik. Pertumbuhan alat-alat edukatif. mengacu pada peningkatan tinggi, Pemberian rangsangan yang tepat berat, dan ukuran fisik; sedangkan dengan alat permainan edukatif perkembangan yang pikiran dan emosi (Good & Brophy permainan tepat diharapkan dapat memunculkan potensi atau bakat anak, seperti bakat pertumbuhan mengacu dan pada : 1900: 34). musik, Secara faktual, matematika, seni lukis, seni tari, perkembangan olah terjadinya konsepsi, yakni sejak raga, Persoalannya dan sejak „alat berlangsungnya yang (pertemuan sperma dan sel telur) bagaimanakah yang cocok untuk yang menghasilkan benih manusia permainan adalah lain-lain. dimulai edukatif‟ 97 pembuahan Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif (zygote). Benih tersebut kemudian Kisaran usia di atas berkembang menjadi (bayi dalam berkaitan erat dengan tahapan organisme atau perkembangan janin (embryo) kognitif yang sebagai calon (prototype) manusia diidentifikasi oleh Piaget, seorang yang dikenal sebagai fetus. Pada pakar biologi dari Swiss.. Menurut umumnya, Piaget, perkembangan intelektual setiap fetus memerlukan waktu sekitar 266 hari anak-anak terjadi melalui sampai matang (mature) atau lahir serangkaian (natal). berbeda secara kualitatif. Setiap tahapan yang Sejak lahir hingga masa tahapan baru menyajikan tingkatan awal balita, perkembangan otak organisasi pengetahuan yang baru tampak lengkap, tetapi beberapa dan ahli pengetahuan berpendapat bahwa membawakan yang berbeda pertumbuhan otak atau perubahan dengan fungsi Piaget berpendapat bahwa kognitif otak perkembangan mempengaruhi dan performansi tahapan jenis merupakan sebelumnya. hasil pembentukan intelektual anak-anak sejak mereka adaptasi biologis. Perkembangan sekolah. Menurut Epstein (1978), kognitif terbentuk melalui interaksi berat yang otak manusia meningkat konstan antara individu sekitar 35% sejak berusia dua dengan lingkungan, melalui proses tahunan. Pertumbuhan otak itu dua tahapan, yakni organisasi dan berpengaruh terhadap fungsi otak. adaptasi. Semburan merupakan pertumbuhan otak Tahap organisasi proses sesuatu penataan terjadi pada usia 3-8 bulan, 2-4 segala yang tahun, 6-8 tahun, 10 - 12 (13) lingkungan sehingga diketahui dan tahun, dan 14 - 16 (17) tahun dikenali, sedangkan tahap adaptasi (Good & Brophy, 1990: 35). meupakan proses ada di penyesuaian antara individu dengan lingkungan. 98 Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 Bentuk dari adaptasi ini dapat berlangsung melalui suatu proses berupa asimilasi (penerimaan atau berkesinambungan pengubahan bentuk yang diterima) menghasilkan atau yang diperlukan dalam interaksi akomodaasi (pengubahan atau penyesuaian diri ). kematangan kesiapan sebuah struktur dengan lingkungan. Dari interaksi Tahapan perkembangan dan meliputi (maturation) (readiness). konsep tersebut, konsep memperoleh pengetahuan melalui dan individu asimilasi Misalnya, dan Perkembangan akan akomodasi. kognitif dalam perkembangan fisik, bayi salah tidak sampai perkembangan mental mengusung kematangan struktur biologisnya 4 tujuan, yakni (a) memisahkan tiba. Oleh karena itu, kita tidak kenyataan dapat menjelajah dapat berjalan memaksakan diri untuk satu sebagai aspek dari dari fantasi, (b) kenyataan dan mengajarkan keterampilan kepada menemukan hukum-hukumnya, (c) anak-anak mereka memilih konsep yang berguna bagi kehidupan, (d) sebelum mengembangkan kesiapan. meliputi Konsep kesiapan kemampuan kognisi, menentukan merujuk kognisi, bukan pada yang yang tampak (Surya, 2003: 55). kesiapan Piaget kematangan membagi tahapan perkembangan kognitif ke dalam biologis. Intelegensi kenyataan sesungguhnya di balik sesuatu minat, dan fisik. Kesiapan menurut Piaget kenyataan-kenyataan empat tahapan. Keempat tahapan merupakan dimaksud dasar bagi perkembangan kognitif; berikut ini. 99 terlukis dalam tabel Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget TAHAPAN Sensorimotor USIA 0 – 1,5 tahun Pra-operasional 1,5 – 6 tahun Operasi konkret 6 – 12 tahun Operasi formal 12 tahun ke atas KARAKTERISTIK aktivitas kognitif berpusat pada alat dria (sensori) terjadi perkembangan bahasa dan kemampuan berpikir namun belum sistematis, konsisten, dan logis; cara berpikir transductive reasoning, ketidakjelasan hubungan sebab-akibat, animism, articialism, perceptually bound, mental experiment, centration, dan egocentrism. berpikir logis, mengenal konsep-konsep klasifikasi, hubungan, dan kuantitas kemampuan berpikir hipotetis, simbolis, dan saintifik, kemampuan memecahkan masalah (Sumber: Surya, 2003: 55-58) Perkembangan Kognitif, Bahasa, Bermain dan Bermain bermain adalah pura-pura; Konsep Bermain, bukan bekerja; bermain bukan sesuatu yang Tahapan sungguh-sungguh; Usia, dan Karakteristiknya bermain makna bukan suatu kegiatan yang „bermain” itu? Schwartzman (1978) produktif; dan sebagainya … seperti Soemiarti bekerja pun dapat diartikan menjelaskan bermain sementara kadang- Apa sebenarnya disitir Patmonodewo konsep dan oleh makna kadang “bermain” dialami seperti dalam kutipan berikut. bermain sebagai dapat bekerja; demikian pula anak yang 100 Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 sedang bermain dapat dewasa untuknya guna mencapai dunianya pemahaman atau pengertian atas sehingga seringkali dianggap suatu konsep tertentu. Akhirnya nyata, sungguh-sungguh, sampai pada bermain produktif dan arahan, yakni permainan membentuk menyerupai kehidupan yang suatu (Patmonodewo, 2003:102). bimbingan tatanan persekolahan –dan kita kepentingan perkembangan, dan konsep dan bermain dijelaskan perkembangan maupun bahasa- bermain dapat perkembangan dijelaskan Mengacu sebagai kegiatan, rangkaian mulai dibawah arahan orang kaitan antara dari seperti di kognitif kesatuan baik tertentu Bagaimana untuk pertumbuhan tugas dewasa. bisa menganalogikannya yang diarahkan pada cara penyelesaian sesungguhnya Dalam dengan muka yang dengan kognitif bahasa dan anak? pada empat tahapan perkembangan kognitif yang bermain bebas, bermain dengan diajukan Piaget, penulis tertarik bimbingan, dan berakhir dengan pada tahapan pra-operasional (1,5 bermain dengan arahan. Mula- - 6 tahun), yang diyakini para ahli mula dalam bermain bebas, anak sebagai masa bermain atas pilihannya sendiri, age‟. baik dalam hal alat permainan pertumbuhan maupun pada anak usia cara memainkan atau “the golden Menurut hasil sel penelitian, jaringan otak 0-4 tahun menggunakan alat itu. Selanjutnya, mencapai 50%, hingga usia 8 berangsur pada bermain dengan tahun mencapai 80%. Oleh karena bimbingan, yakni bermain dengan itu, anak-anak pada rentangan usia alat ini perlu mendapat perhatian dalam permainan yang sudah ditentukan dan dipilihkan orang pertumbuhan 101 dan Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif perkembangannya guna kognitif dan perkembangan bahasa mengoptimalkan kognitifnya. Pertumbuhan perkembangan oleh dua anak. dan anak hal, Ada ditentukan yakni yang faktor beberapa harus dewasa ketentuan diperhatikan dalam orang mengaktuali- pembawaan dan faktor lingkungan. sasikan konsep „bermain‟ bagi Namun, anak-anak. para ahli psikoanalisa Ketentuan-ketentuan berkeyakinan bahwa dari kedua dimaksud antara lain: faktor tersebut, faktor lingkungan memiliki andil yang lebih besar dalam pembentukan perkembangan anak; sikap, kepribadian, dan pengembangan mendapatkan baik yang lingkungan dalam otak diajak Mengulang-ulangi permainan yang keterampilan; (jarang Memahami berkomunikasi), Tidak boleh yang pemanfaatan semua pihak; permainan dalam kegiatan bermain merupakan salah satu wujud konkret mengoptimalkan dari dan teknik memaksakan Menciptakan suasana bermain anak seusianya. Dengan demikian, (APE) alat berminat; kecil 20-30% dari ukuraan normal edukatif menuju permainan bagi anak yang tidak perkembangan otaknya akan lebih alat suatu perminan yang akan diajarkan; disentuh, jarang diajak bermain, jarang memperhatikan tidak merangsang pertumbuhan Harus kemampuan dan minat anak; kemampuan anak secara optimal. Anak-anak Harus disesuaikan dengan taraf menyenangkan bagi Berhentilah bermain sebelum bosan; upaya perkembangan Kegiatan bermain dengan anak usia dini cukup 15-20 menit. 102 Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 Kemampuan keterampilan bermain berkembang Faktor. dan yang ada di sekitar anak. Intensitas anak interaksi verbal antara orang tua secara bertahap. Lingkungan, khususnya dan anak kualitas turut menentukan perkembangan lingkungan keluarga, memberikan anak. andil yang cukup besar dalam bahasa itu menceminkan kualitas mengembangkan perkembangan kemampuan Kualitas bahasa perkembangan intelektualnya. anak melalui konsep „bermain‟. Menurut Elizabeth G. Hainstock Secara bertahap, anak melakukan (2002), kegiatan erupakan pencapaian intelektual bermain dengan beraneka ragam alat permainan. Alat permainan yang proses dipilih Menurut tahapan bernilai edukatif. anak Perkembangan Bahasa Anak dan pendidikan (1990), dapat dilihat bahasa dari: perkembangan sosial komunikasi, perkembangan (b) dan bunyi, dan serta perkembangan Perkembangan bahasa dilihat dari aspek peran orang tua dan orang-orang ditandai oleh hal-hal berikut: di lingkungan terdekat anak turut andil dalam proses bahasa anak. (c) perkembangan kata dan tatakata. bahasa anak. Oleh karenanya, memberikan (a) bagi utama dan Purwo perkembangan artikulasi Orang tua merupakan guru pertama bahasa anak yang paling berharga. hendaknya alat permainan yang belajar yang besar tua Bayi dan yang berinteraksi perkembangan Orang sosial komunikasi baru melalui lahir tatapan mata dalam jarak focus 8 inci dan Hingga usia 6 bulan bayi lingkungan terdekat anak dalam menunjukkan keseharianlah yang memberikan membedakan berbagai wajah, makna menanggapi suara dan gerak- lisan dari benda-benda 103 kemampuan Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif gerik, berinteraksi gerakan tangan agar orang “senyum sosial”, membalas dan dewasa mengambilkan sesuatu.. menanggapi interaksi dengan Yang mengeluarkan protodeclaratives atau “deklaratif mempelajari “pola melalui suara, dan gilir” melakukan kedua adalah purba”, (turn-taking), yakni memberikan/menunjuk sesuatu menirukan suara, gerak-gerik, untuk menarik perhatian orang dan ekspresi orang-orang di dewasa. sekitarnya, serta menunjukkan secara bertahap disertai dengan minat pada berbagai mainan suara. Misalnya ada anak yang dan benda-benda. menyuarakan bunyi /uuu…/ untuk Pada tangan ini bulan meminta sesuatu dan bunyi /iii…/ perkembangan untuk menolak sesuatu (periksa usia 7-12 menunjukkan Gerakan kehajatan hasil penelitian Von Raflfler Engel (intentionality)……………. (1973) dan Dore, et al (1976). Perkembangan Mengenai dilihat perkembangan dari bahasa perkembangan intentionality pada rentang usia ini artikulasi dan bunyi ditandai oleh lebih ditunjukkan melalui gerak- hal-hal berikut: gerik.. Bates, menemukan el dua al (1975) jenis fungsi komunikasi awal perkembangan kehajatan perseptif pada tangan. Kedua bunyi, yakni membedakan pola-pola fonem, ini, tekanan, terutama yang ditunjukkan melalui gerakan Bayi yang baru lahir memiliki dan intonasi (lihat hasil penelitian Morse, 1979). fungsi Pada usia 2-3 bulan anak dimaksud adalah protoimperatives memasuki atau (meruku), yakni mengeluarkan “imperative purba‟, yakni gerakan meminta melalui isyarat 104 masa cooing Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 bunyi-bunyi mirip bunyi burung silabis, merpati. konsonan (berupa nasal dan Pada usia 4-6 bulan, anak bunyi letup) dengan vokal, baik mulai dengan atau tanpa reduplikasi mampu menghasilkan rangkaian (perikasa (fully resonant nuclei), sepeti Cruttenden, bunyi Engel, 1973; dan Ferguson, vocal, tunggal bunyi bilabial, (perikasa Nakazima, hasil Anak mulai kemampuan Nakazima, satu Olney Raffler mengucapkan disertai Scholnick, 1976; Trehub, 1976; penyederhanaan yang Werker & Tees, 1984). disesuaiakan Pada usia 6-10 bulan anak kemampuan mampu suku (periksa Villiers & de Villiers, kata yang diulang dan bunyi- 1979; Francescato, 1968; dan bunyi yang mendekati cirri-ciri Waterson, 1971). menghasilkan di & menunjukkan kata (perikasa 1962; 1982; 1962; 1978). penelitian Atkinson, et al , 1970; bahasa (d) bunyi “inti resonansi penuh” frikatif, dan bunyi bersuku kata dan artikulasinya Perkembangan lingkungannya hasil dengan bahasa dilihat dari perkembangan kata dan penelitian Nakazima, 1975; Stark, 1981; tatakata mengikuti Oller, et al, 1985; dan Stoel- perkembangan berikut: Gammon & Otomo, 1986). urutan Kalimat satu kata, yakni kata- Pada usia 11-14 bulan anak kata yang sering diucapkan memasuki fase vokabel yang orang dewasa atau kata yang ditandai akrab oleh bunyi-bunyi dunia anak seperti berikut: (a) satu vokal atau mainan, makanan, orang-orang vokal yang diulang, (b) nasal di sekitar, binatang peliharaan, yang silabis, (c) frikatif yang 105 Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif dan lain. Misalnya kata “terima konteks kasih” diucapkan “acih”. ragam. social yang beraneka kata Anak-anak usia prasekolah (periksa Bloom, 1970, 1973; (Taman Kanak-kanak) diperkirakan Schlesinger, sudah menguasai kurang lebih Penggabungan dua 1971; Brown, 1973) 8000 kosakata dan kaidah dasar Kalimat yang lebih panjang, tatabahasa. lebih dari dua kata sebagai bahasa yang ditunjukkan anak- perluasan dari kata-kata yang anak usia prasekolah antara lain: telah dikuasainya. sulit Beberapa kendala mengungkapan kalimat pasif (Harwood, 1959, Baldie, 1976); Memasuki usia prasekolah, perkembangan semakin bangan bahasa meningkat. kosakata kepesatan pada anak Perkem- sang anak ungkapan Tripp, 1977; Ackerman, 1978). 2,5–4,5 tahun. Pada rentang usia 2-6 tahun, memahami imperative tak langsung (Ervin menunjukkan usia sulit M. cenderung Schaerlaekens (1977) seperti disitir oleh Samsunuwiyati menciptakan kata-kata baru untuk Mar‟at mengisi kekosongan, jika terjadi fase-fase perkembangan bahasa kelupoaan anak ke dalam empat periode. atau ketidaktahuan (perikasa Clark, 1981-1982). Pada (2005: 1) Periode 61-68) membagi prelingual (0-1 ditandai oleh fase ini, anak sudah mulai dapat tahun), dipajankan (exposed) pada bahasa “mengoceh” sebagai tulis. Di samping itu, anak-anak pengganti bahasa usia sudah komunikasi. Misalnya: ba. kemampuan baba, ma, mama, na, nana, prasekolah menunjukkan menggunakan bahasa pa, papa, dan lain-lain. dalam 106 Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 2) Periode lingual dini (1-2,5 tahun), ditandai 4) Periode sesudah 5 tahun, oleh menunjukkan kemajuan kemampuan mengucapkan dalam kosakata, membuat kata kalimat lengkap, menguasai pertama belum meskipun lengkap. Misalnya kategori-kategori linguistic cucu (susu), acih (terima yang lebih kompleks, dan kasih), memahami itut (ikut). Pertambahan bahasa periode cepat yang bersifat abstrak perkembangan pada hal-hal ini sangat dan diklasifikasikan Perkembangan Bermain Anak ke Pada tahap dapat dan dalam perkembangan sensorimotor pra-operasional bermain , anak tiga fase, yakni (a) periode ditandai oleh kekhasan karaktestik kalimat dari (holophrare), satu kata (b) periode masing-masing Tabel berikut fase usia. memperlihatkan kalimat dua kata, dan (c) perkembangan kalimat lebih dari dua kata. karakteristiknya yang disarikan dari 3) Periode deferensial (2,5-5 tahun) ditunjukkan kemampuan tulisan dr. bermain dan Soemiarti oleh Padmonodewo pada Buletin PADU membedakan Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia, Edisi penggunaan kata kata-kata 02, Oktober 2002. dan kalimat. Perkembangan Bermain Anak Usia 1-6 Tahun dan Karakteristiknya USIA 1 tahun 1,5 tahun 2 tahun KARAKTERISIK hanya bermain dengan anggota keluarga sendiri bermain dengan diri sendiri, belum mengikutsertakan orang lain mulai berminat bemain dengan orang lain, tetapi 107 Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif belum bermain bersama, belum membedakan bermain dengan anak laki-laki attau perempuan mulai bermain berteman tapi belum bisa bekerja sama dalam kelompok dapat bermain dalam kelompok dan dapat menjalankan berbagai peran dalam kelompok mulai bersaing atas nama kelompok dengan kelompok lain sudah bisa bermain dengan teman, mulai membentuk kelompok bermain sesuai dengan jenis kelaminnya senang bermain dengan siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan lebih banyak kegiatan dalam kelompok yang berupa games dengan berbagai peraturannya, sudah bisa diajak bertanding, baik kelompok maupun perseorangan 2,5 tahun 3 tahun 3,5 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun memberikan dukungan terhadap Manfaat Bermain bagi Anak berbagai Bermain sering dipandang aspek perkembangan, sebagai aktivitas atau kegiatan seperti yang dilakukan untuk kesenangan. pengetahuan baru, perkembangan Akan tetapi, bermain bisa juga keterampilan bermanfaat perkembangan kecakapan untuk untuk kesehatan mental dan fisik. Misalnya, banyak mengatasi orang perkembangan yang meningkatkan perkembangan sosial, kesulitan, rasa memiliki kemampuan fisik mereka melalui kemampuan, dan perkembangan kegiatan berenang, banyak pula kemampuan motorik. orang yang keterampilan Kegiatan meningkatkan intelektual demikian, teka-teki. Dengan bermain bisa bagi anak, paling tidak memiliki makna mereka berikut: melalui permainan kosakata atau pemecahan bermain 108 Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 a. sesuatu yang dunianya. Setiap kemampuan atau menyenangkan dan memiliki potensi itu nilai positif; dengan cara b. menumbuhkan motivasi dapat Kedelapan instrinsik; distimulasi yang potensi berbeda. dimaksud meliputi hal-hal berikut ini.. c. bersifat spontan 1) Kemampuan verbal (Linguistic dan intelligence). Kemampuan ini sukarela; d. melibatkan peran serta aktif dapat berkembang bila distimuli anak; dan melalui e. memiliki kegiatan bercerita, hubungan membaca, menulis, berdiskusi, sistematik dengan sesuatu atau bermain dengan kata-kata. yang bukan bermain, seperti kemampuan kreativitas, kemampuan memecahkan 2) Kemampuan logika- matematik (Logico- mathematical). masalah, kemampuan ini berbahasa, kemampuan kegiatan bersosialisasi, dapat Kemampuan distimuli berhitung, membedakan menumbuhkan disiplin, melalui menganalisis bentuk, data. Mereka mengendalikan emosi, dan dapat diajak bermain dengan lain-lain. benda-benda. Pengembangan Potensi Anak 3) Kemampuan visual-spasial (Visual-spatial intelligence). dan Alat Permainan Edukatif Kemampuan distimulasi Jenis Potensi Anak Ada delapan ini melaui warna-warni, jenis dapat kertas balok-balok, kemampuan atau potensi yang puzzle, menggambar, melukis, terdapat dalam diri anak ketika menonton mereka sedang mempelajari 109 film. Dengan ini, Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif anak-anak bermain dengan 7) Kemampuan imajinasi. 4) Kemampuan musikal berkawan (Interpersonal Intelligence). Kemampuan ini dapat melalui kegiatan- (Musical/Rhythmic distimulasi Intelligence). Kemampuan ini kegiatan kelompok, kerja sama dapat distimulasi melalui bunyi- peran, stimulasi konflik. Mereka bunyian, diajak bermain dengan individu nada, instrumen musik, tepuk tangan. Anak- lain. anak diajak bermain musik dan 8) Kemampuan berpikir (Intrapersonal Intelligence). bunyi. 5) Kemampuan kinestetik Kemampuan ini dapat (Bodily/Kinesthetic distimulasi melalui kerja Intelligence). Kemampuan ini mandiri, membaca dalam hati. dapat distimulasi melalui Mereka diajak bermain dengan kegiatan menari, atletik, pikiran bergerak, pantomim. Anak- sendiri. dan perasaannya anak diajak bermain dengan gerakan tubuh. 6) Kemampuan mencintai keindahan (Naturalist alam Intelligence).Kemampuan Alat Permainan Edukatif (APE) dan Pemanfaatannya Alat ini permainan edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat distiulasi melalui kegiatan dapat observasi lingkungan, bercocok sarana atau media bermain oleh tanam, memelihara binatang. anak Mereka diajak bermain dengan pendidikan tumbuhan, dapat hewan, dan fenomena alam. dipergunakan yang sebagai mengandung (nilai edukatif) mengembangkan nilai dan potensi anak (Direktorat PADU, 2002:4). Berdasarkan penjelasan tersebut, 110 Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 APE dapat berbentuk apa saja 7) yang ada di sekitar kita. Benda- ukuran dan bentuknya sesuai dengan usia anak; benda di rumah seperti piring, 8) sendok, gelas, sapu, tutup panci, berfungsi kemampuan anak. kursi kecil, dan lain-lain dapat dimanfaatkan sebagai mengembangkan Di samping itu. APE harus APE. berfungsi sebagai media Namun, APE dalam tulisan ini pendidikan yang dapat mengatasi dibatasi pada APE yang dapat sikap pasif anak. Oleh karena itu dibuat sendiri dari bahan-bahan APE yang digunakan hendaknya yang sudah tidak terpakai atau dapat: bahan-bahan yang mudah didapat belajar pada anak, (b) memberikan di sekitar kita. kemungkinan dan peluang pada (a) menimbulkan gairah APE yang akan digunakan anak untuk berinteraksi secara sebagai media bermain hendaknya langsung dengan lingkungan dan memenuhi persyaratan berikut ini; realitas, 1) mengandung nilai pendidikan; kemungkinan dan peluang untuk 2) aman, belajar mandiri menurut minat dan 3) dalam arti tidak 5) kemampuannya (Sadiman, dkk., menarik bagi anak, baik dari 2003:16). Berdasarkan pengertian dan sesuai dengan minat dan taraf ketentuan-ketentuan perkembangan anak; berikut akan disajikan beberapa sederhana, murah, dan awet, di atas, APE yang bisa dimanfaatkan untuk mudah diperoleh; 6) memberikan membahayakan anak; sei warna maupun bentuk; 4) (c) membantu perkembangan anak. mudah pemeliharaannya, dan tidak mudah rusak; 111 Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif o Mengkritik APE untuk Anak Usia 3-4 makanan, kesehatan, kesibukan orang tua Tahun Karakteristik anak usia o Mendengarkan 3-4 pembicaraan tahun: teman, orang tua, dan orang o Melompat-lompat, naik tangga lain o Mampu berkonsentrasi setinggi satu meter tanpa jatuh o Mewarnai gambar o Menggambar orang Stimulasi yang harus diberikan: dan o Mainan yang berwarna-warni binatang o Menentukan, o Permainan membereskan, dengan bentuk, ukuran, dan bobot dan menyimpan sendiri alat-alat o Gambar-gambar permainannya o Menunjukkan berbagai orang, binatang, bunga-bunga dan membedakan gambar binatang, o Permainan yang merangsang bunga, kendaraan, dan benda- kreativitas: balok-balok, angka, benda di sekitarnya puzzle o Permainan yang menyerupai o Bermain dengan teman sebaya: mobil-mobilan, rumah-rumahan, benda masak-masakan mobilan, binatang-binatangan o Membaca doa yang sebenarnya: mobil- o Kertas gambar dan gambar sesuai yang belum diwarnai dengan situasi 112 Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 Alternatif APE MACAM BAHAN & ALAT Kartu angka - kardus bekas -pensil/spidol warna - gunting Ular tangga - kardus/karton - kertas warna - krayon, spidol/pen-sil warna - penggaris, lem - dadu, koin - bidak/pion CARA MEMBUAT - potong kardus seukuran 4 x 6 cm (28 lembar) - bagi dua setiap kartu, beri tanda sekatan dengan spidol - buat angka o – 6 di bagian kartu bawah, gambar buah-buahan yang menunjukkan anggka di bagian atas (setiap seri 6 kartu) - potong karton dan kertas warna ukuran 30 x 30 cm - tempelkan kertas warna pada karton - gambar 20 kotak di atas lembar karton - isikan lambang bilangan 1 – 20 pada setiap kotak secara berurutan - buatah gambar ular dengan kepala mengarah ke bawah dan tangga naikturun di beberapa tempat - buat dadu dari 113 CARA MENGGUNAKAN - buat kelompok paling anyak 4 orang - bisa dilakukan di dalam/luarr ruangan - perkenalkan bentuk, warna, angka - latih daya ingat anak -permainan melibatkan paling banyak 4 orang - awali dengan menentukan urutan pemain dengan mengundi dadu, dari urutan angka tertinggi hingga terendah - pemain melempar dadu, bidak dijalankan sesuai dengan angka yang muncul pada dadu - bila bidak jatuh di ekor ular, bidak harus turun menuju kepala, bila jatuh di bagian bawah Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif karton berbentuk kubus 5 x 5 x 5 cm - tuliskan bilangan 1 – 6 pada setiap sisinya - sediakan 4 buah batu kecil/kancing APE untuk Anak Usia 4-5 Tahun tangga, bidak bergerak naik sampai ke ujung tangga - permainan berakhir jika ada pemain yang sudah mencapai angka 20 tanpa hambatan o memahami urutan kejadian/peristiwa Karakteristik anak usia 4-5 o berbicara tentang hubungan tahun: sebab-akibat o naik-turun tangga dengan kaki menggunakan kata hubung berganti-ganti, o lebih melompat tanpa jatuh, dan kritis mengenai lingkungan, berjalan mundur o menggunting dengan menggunakan kata tanya; mengikuti garis-garis sering apa, putus, mengapa, kapan, bagaimana, siapa menggambar segi tiga, segi empat, kubus, bulatan, dan o bermain dengan kata-kata; membentuk gambar melalui membuat pantun sederhana o menghitung 1 – 10 dan penggabungan agak penjumlahan dan dapat dengan benar menceritakannya kembali o memahami panjang cerita perintah sepatu sendiri o memotong makanan, daun- menggabungkan lisan ke 10 o memakai dan mengikat tali meskipun belum berstruktur o dapat sampai daunan dalam untuk masak-masakan kegiatan bermain 114 bermain Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 o bermain, menaruh berinteraksi, perhatian pada bermain peran; sebagai bapak, ibu, kakak, lawan jenis menirukan kegiatan orang di sekitarnya; Stimulasi yang harus diberikan: alat permainan memasak, mengaduk semen, berkebun yang memberikan pengalaman baru permainan yang bersifat bongkar pasang Alternatif APE MACAM BAHAN & ALAT Bermain dan mewarnai adonan (Lempung) Tujuan: melatih motorik halus dan kasar; mengembangkan imajinasi - 3 cangkir tepung terigu - 1 cangkir garam - 1 cangkir air + pewarna - ¼ cangkir minyak kelapa Mainan dari batang korek api Tujuan: melatih konsentrasi dan imajinasi - 24 batang korek api atau lidi - buang bagian pentul hitamnya CARA MEMBUAT Campurkan tepung dan garam, tambahkan sedikit demi sedikit air dan minyak, aduk perlahan-lahan dengan tangan sampai membentuk adonan. Adonan bisa disimpan selama 1 bulan atau lebih di kulkas CARA MENGGUNAKAN - Buat mainan dengan berbagai bentuk sesuai dengan imajinasi anak, misalnya orang-orangan, binatang, atau benda-benda di sekitar. - permainan melibatkan paling banyak 4 orang - awali dengan menentukan urutan pemain dengan mengundi dadu, dari urutan angka tertinggi hingga terendah - pemain melempar dadu, bidak dijalankan - dadu, koin - bidak/pion 115 Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif sesuai dengan angka yang muncul pada dadu - bila bidak jatuh di ekor ular, bidak harus turun menuju kepala, bila jatuh di bagian bawah tangga, bidak bergerak naik sampai ke ujung tangga - permainan berakhir jika ada pemain yang sudah mencapai angka 20 tanpa hambatan Penutup memperoleh Belajar proses tetap merujuk perubahan dalam yang perilaku pada mengorganisasikan pengetahuan. relatif Dalam proses ini, kematangan dan individu kesiapan terlibat. sebagai hasil dari pengalaman. Proses belajar memperhatikan dan Banyak cara yang dapat harus ditempuh tahapan-tahapan proses untuk belajar. melaksanakan Salah satu di kognitif parapembelajar (tahapan antaranya adalah belajar melalui sensorimotor, bennain. Proses belajar permainan operasional operasional percaya pra-operasional, konkret, formal). bahwa dan diharapkan Piaget dapat menggugah gairah belajar para pembelajar dan anak-anak menantang pengajar berkembang melalui tahapan yang senantiasa bersikap berbeda secara kualitatif dalam Pengajar harus menyadari bahwa 116 untuk kreatif. Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1 mengajar adalah pekerjaan kreatif. lagu yang sama dari tahun ke la tahun. bukanlah hitam semacam piringan yang memperdengarkan Daftar Pustaka Anderson, Ronald H. (1976) Selecting and Developing Media for Instruction. Modison Wesconsin: American Society for Training and Development Brown, H.D. (1993). Principles of Language Learning and Teaching. USA: PrenticeHall International Ltd. Freeman, D.L. (1986). Techniques and Principles in Language Teaching. USA:Oxford University Press. Good, T.L. & Brophy, J.E. (1990). Educational Psychology. New York: Longman Hainstock, Elizabeth G. alih bahasa oleh Hermes. (2002). Teaching Montessori in The Home The School Years, (Montessori untuk Sekolah Dasar).Jaakarta: Delapratasa. Makmun, A.S. (1997). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mar‟at, Samsunuwiyati. 2005. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama. Omaggio, A.C. (1986) Language Teaching in Contex. USA: Cambridge University Press.b Patmonodewo, Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakrta: Rineka Cipta Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. “Perkembangan Bahasa Anak Dari Lahir Sampai Masa Prasekolah” dalam PELBA 3. Jakarta: Lembaga Bahasa UNIKA Atmajaya. 117 Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif Sadiman, Arief S,. dkk., (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya. 118