Uploaded by User59123

tarinje 2013

advertisement
PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF
Upaya Membantu Perkembangan Bahasa Dan Kognitif
Anak Usia 3 – 6 Tahun
Olviani C.N Tarinje*
ABSTRAK
Banyak cara dan upaya yang bisa dilakukan orang dewasa dalam mengoptimalkan
perkembangan kognisi dan perkembangan bahasa anak, terutama pada anak-anak usia
prasekolah. Penggunaan alat permainan edukatif (APE) yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak dalam suasana bermain diharapkan dapat membantu
perkembangan kognisi dan bahasa anak. Apa itu alat permainan edukatif serta bagaimana
implementasinya dalam membantu perkembangan anak menjadi fokus dari tulisan ini. Di
samping itu, dijelaskan pula hal-hal yang bersifat substansial dan strategic mengenai fasefase perkembangan anak berikut karakteristiknya. Melalui tulisan ini diharapkan para orang
dewasa dapat memahami dan memanfaatkan APE untuk mengoptimalkan perkembangan
kognisi dan perkembangan bahasa anak usia prasekolah.
Kata Kunci: alat permainan edukatif (APE), perkembangan kognisi, perkembangan bahasa,
anak usia prasekolah, konsep bermain
Pendahuluan
dan krativitas. Nilai hidup, seperti
Bermain
merupakan
cinta kasih, penghargaan terhadap
kegiatan yang sangat penting bagi
oran lain, kejujuran, disiplin diri,
anak-anak. Bermain bagi anak-
jiwa berolah agar, antara lain akan
anak sama artinya dengan belajar.
diperoleh melalui kegiatan bermain
Kegiatan bermain mendorong anak
dengan orang lain.
menemukan dirinya, diri orang lain
Aktivitas
di luar dirinya, dan benda-benda di
diklasifikasikan
sekelilingnya.
bermain,
kelompok, yaitu permainan gerak
anak akan menemukan kekuatan,
(motor play), permainan intelektual
kelemahan, keterampilan, minat,
(intellectual
pemikiran,
sensori
Melalui
dan
perasaannya.
bermain
ke
play),
atau
dapat
dalam
lima
permainan
tanggapan
Melalui kegiatan bermain bersama,
pancaindera
(sensory
play),
anak-anak akan mengembangkan
permainan sosial (social play), dan
tubuh, otot, dan koordinasi dari
permainan emosional (emotional
gerakan, komunikasi, konsentrasi,
play). Permainan gerak tercermin
Olviani C.N Tarinje adalah Dosen Jurusan Bahasa Inggris FKIP Universitas Sintuwu Maroso Poso
95
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif
dalam bentuk latihan fisik, seperti
orang
mengangkat
mengembangkan
balok,
mendorong-
lain.
Bermain
juga
aspek
emosi.
dorong benda, menaiki tangga,
Pada saat bermain, orang perlu
melempar bola, bermain sepak
belajar
bola,
terkendali.
atau
bermain
basket.
berekspresi
la
secara
perlu
belajar
Permainan intelektual melibatkan
mengendalikan
aktivitas mental yang menuntut
menghadapi
proses berpikir, misalnya tercermin
mengatasi frustrasi dan rasa takut.
dalam
aktivitas
mengamati
bentuk,
berbahasa;
berbagai
keputusan
Konsep-konsep
pada anak-anak melalui kegiatan
membuat
bermain perlu didukung oleh alat
memecahkan
permainan edukatif (APE) yang
disesuaikan
perbedaan
perkembangan
realitas.
fantasi
Permainan
meliputi
dan
sensori
seperti
dengan
Berdasarkan
aktivitas-aktivitas
menonton,
nilai
melalui
masalah; atau tatkala merasakan
antara
dan
serta
hidup yang hendak ditanamkan
balok;
dan
ketegangan,
wama,
hubungan
permainan
emosinya,
diketahui
menonton
usianya.
kajian
bahwa
kapasitas
tahap
neurologi
sekitar
kecerdasan
50%
orang
acara-acara olah raga atau pentas
dewasa telah terjadi ketika anak
seni. Pengembangan keterampilan
berusia 4 tahun, 80% terajadi
sosial tampak tatkala orang terlibat
ketika
dalam suatu kegiatan. Untuk dapat
mencapai puncaknya pada usia 18
berinteraksi dengan yang lainnya,
tahun.
setiap
menyiratkan
orang
harus
belajar
beruasia 8 ttahun, dan
Temuan
tersebut
makna
baha
bagaimana diterima, bagaimana
perkemangan yang diperolleh pada
bersama-sama dengan yang lain,
usia
dan bagaimana mengembangkan
terhadap
empati
tahap
terhadap
pertimbangan
96
dini
saangat
berpengaruh
perkembangan
berikutnya.
pada
mengingat
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1
pesatnya
perkembangan
yang
anak usia 3-6 tahun yang dapat
terjadi pada periode awal tersebut,
merangsang
para ahli psikologi perkembangan
kognisinya?
perkembangan
menyebut usia dini sebagai „the
golden age‟ atau usia emas.
Hasil-hasil
Ihwal
penelitian
menunjukkan
Perkembangan
Kognitif
(Jean Piaget)
bahwa
Tahapan
perkembangan
pengoptimalan otak manusia harus
bersifat universal dan pasti (fixed).
dirangsang
Tahapan A dilalui sebelum tahapan
sebanyak
mungkin
melalui semua alat indera yang
B,
ada.
tahapan
Minimnya
dimaksud
dapat
rangsangan
menyebabkan
tahapan
B
C,
dilalui
dan
sebelum
seterusnya.
Seseorang tidak dapat melangkah
mengecilnya jaringgan organ otak
dari
sebagai akibat dari menurunnya
tahapan C tanpa melalui tahapan
jaringan
B.
fungsi
otak.
Kegiatan
tahapan
A
langsung
Tahapan-tahapan
ke
tersebut
perangsangan ini harus dilakukan
melibatkan
sejak dini denggan memanfaatkan
perkembangan fisik. Pertumbuhan
alat-alat
edukatif.
mengacu pada peningkatan tinggi,
Pemberian rangsangan yang tepat
berat, dan ukuran fisik; sedangkan
dengan alat permainan edukatif
perkembangan
yang
pikiran dan emosi (Good & Brophy
permainan
tepat
diharapkan
dapat
memunculkan potensi atau bakat
anak,
seperti
bakat
pertumbuhan
mengacu
dan
pada
: 1900: 34).
musik,
Secara
faktual,
matematika, seni lukis, seni tari,
perkembangan
olah
terjadinya konsepsi, yakni sejak
raga,
Persoalannya
dan
sejak
„alat
berlangsungnya
yang
(pertemuan sperma dan sel telur)
bagaimanakah yang cocok untuk
yang menghasilkan benih manusia
permainan
adalah
lain-lain.
dimulai
edukatif‟
97
pembuahan
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif
(zygote). Benih tersebut kemudian
Kisaran
usia
di
atas
berkembang menjadi (bayi dalam
berkaitan erat dengan tahapan
organisme atau
perkembangan
janin
(embryo)
kognitif
yang
sebagai calon (prototype) manusia
diidentifikasi oleh Piaget, seorang
yang dikenal sebagai fetus. Pada
pakar biologi dari Swiss.. Menurut
umumnya,
Piaget, perkembangan intelektual
setiap
fetus
memerlukan waktu sekitar 266 hari
anak-anak
terjadi
melalui
sampai matang (mature) atau lahir
serangkaian
(natal).
berbeda secara kualitatif. Setiap
tahapan
yang
Sejak lahir hingga masa
tahapan baru menyajikan tingkatan
awal balita, perkembangan otak
organisasi pengetahuan yang baru
tampak lengkap, tetapi beberapa
dan
ahli
pengetahuan
berpendapat
bahwa
membawakan
yang
berbeda
pertumbuhan otak atau perubahan
dengan
fungsi
Piaget berpendapat bahwa kognitif
otak
perkembangan
mempengaruhi
dan
performansi
tahapan
jenis
merupakan
sebelumnya.
hasil
pembentukan
intelektual anak-anak sejak mereka
adaptasi biologis. Perkembangan
sekolah. Menurut Epstein (1978),
kognitif terbentuk melalui interaksi
berat
yang
otak
manusia
meningkat
konstan
antara
individu
sekitar 35% sejak berusia dua
dengan lingkungan, melalui proses
tahunan. Pertumbuhan otak itu
dua tahapan, yakni organisasi dan
berpengaruh terhadap fungsi otak.
adaptasi.
Semburan
merupakan
pertumbuhan
otak
Tahap
organisasi
proses
sesuatu
penataan
terjadi pada usia 3-8 bulan, 2-4
segala
yang
tahun, 6-8 tahun, 10 - 12 (13)
lingkungan sehingga diketahui dan
tahun, dan 14 - 16 (17) tahun
dikenali, sedangkan tahap adaptasi
(Good & Brophy, 1990: 35).
meupakan
proses
ada
di
penyesuaian
antara individu dengan lingkungan.
98
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1
Bentuk dari adaptasi ini dapat
berlangsung melalui suatu proses
berupa asimilasi (penerimaan atau
berkesinambungan
pengubahan bentuk yang diterima)
menghasilkan
atau
yang diperlukan dalam interaksi
akomodaasi
(pengubahan
atau penyesuaian diri ).
kematangan
kesiapan
sebuah
struktur
dengan lingkungan. Dari interaksi
Tahapan
perkembangan
dan
meliputi
(maturation)
(readiness).
konsep
tersebut,
konsep
memperoleh pengetahuan melalui
dan
individu
asimilasi
Misalnya,
dan
Perkembangan
akan
akomodasi.
kognitif
dalam perkembangan fisik, bayi
salah
tidak
sampai
perkembangan mental mengusung
kematangan struktur biologisnya
4 tujuan, yakni (a) memisahkan
tiba. Oleh karena itu, kita tidak
kenyataan
dapat
menjelajah
dapat
berjalan
memaksakan
diri
untuk
satu
sebagai
aspek
dari
dari
fantasi,
(b)
kenyataan
dan
mengajarkan keterampilan kepada
menemukan hukum-hukumnya, (c)
anak-anak
mereka
memilih
konsep
yang berguna bagi kehidupan, (d)
sebelum
mengembangkan
kesiapan.
meliputi
Konsep
kesiapan
kemampuan
kognisi,
menentukan
merujuk
kognisi,
bukan
pada
yang
yang tampak (Surya, 2003: 55).
kesiapan
Piaget
kematangan
membagi
tahapan
perkembangan kognitif ke dalam
biologis.
Intelegensi
kenyataan
sesungguhnya di balik sesuatu
minat, dan fisik. Kesiapan menurut
Piaget
kenyataan-kenyataan
empat tahapan. Keempat tahapan
merupakan
dimaksud
dasar bagi perkembangan kognitif;
berikut ini.
99
terlukis
dalam
tabel
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif
Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget
TAHAPAN
Sensorimotor
USIA
0 – 1,5 tahun
Pra-operasional
1,5 – 6 tahun
Operasi konkret
6 – 12 tahun
Operasi formal
12 tahun ke atas
KARAKTERISTIK
aktivitas kognitif berpusat
pada alat dria (sensori)
terjadi
perkembangan
bahasa dan kemampuan
berpikir namun belum
sistematis,
konsisten,
dan logis; cara berpikir
transductive reasoning,
ketidakjelasan hubungan
sebab-akibat, animism,
articialism, perceptually
bound,
mental
experiment, centration,
dan egocentrism.
berpikir logis, mengenal
konsep-konsep
klasifikasi, hubungan, dan
kuantitas
kemampuan
berpikir
hipotetis, simbolis, dan
saintifik,
kemampuan
memecahkan masalah
(Sumber: Surya, 2003: 55-58)
Perkembangan Kognitif, Bahasa,
Bermain
dan Bermain
bermain adalah pura-pura;

Konsep
Bermain,
bukan
bekerja;
bermain bukan sesuatu yang
Tahapan
sungguh-sungguh;
Usia, dan Karakteristiknya
bermain
makna
bukan suatu kegiatan yang
„bermain” itu? Schwartzman (1978)
produktif; dan sebagainya …
seperti
Soemiarti
bekerja pun dapat diartikan
menjelaskan
bermain sementara kadang-
Apa
sebenarnya
disitir
Patmonodewo
konsep
dan
oleh
makna
kadang
“bermain”
dialami
seperti dalam kutipan berikut.
bermain
sebagai
dapat
bekerja;
demikian pula anak yang
100
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1
sedang
bermain
dapat
dewasa untuknya guna mencapai
dunianya
pemahaman atau pengertian atas
sehingga seringkali dianggap
suatu konsep tertentu. Akhirnya
nyata,
sungguh-sungguh,
sampai
pada
bermain
produktif
dan
arahan,
yakni
permainan
membentuk
menyerupai
kehidupan
yang
suatu
(Patmonodewo, 2003:102).
bimbingan
tatanan
persekolahan
–dan
kita
kepentingan
perkembangan,
dan
konsep
dan
bermain
dijelaskan
perkembangan
maupun bahasa- bermain dapat
perkembangan
dijelaskan
Mengacu
sebagai
kegiatan,
rangkaian
mulai
dibawah
arahan
orang
kaitan
antara
dari
seperti
di
kognitif
kesatuan
baik
tertentu
Bagaimana
untuk
pertumbuhan
tugas
dewasa.
bisa
menganalogikannya
yang
diarahkan pada cara penyelesaian
sesungguhnya
Dalam
dengan
muka
yang
dengan
kognitif
bahasa
dan
anak?
pada empat tahapan
perkembangan
kognitif
yang
bermain bebas, bermain dengan
diajukan Piaget, penulis tertarik
bimbingan, dan berakhir dengan
pada tahapan pra-operasional (1,5
bermain dengan arahan. Mula-
- 6 tahun), yang diyakini para ahli
mula dalam bermain bebas, anak
sebagai masa
bermain atas pilihannya sendiri,
age‟.
baik dalam hal alat permainan
pertumbuhan
maupun
pada anak usia
cara
memainkan
atau
“the golden
Menurut
hasil
sel
penelitian,
jaringan
otak
0-4 tahun
menggunakan alat itu. Selanjutnya,
mencapai 50%, hingga usia 8
berangsur pada bermain dengan
tahun mencapai 80%. Oleh karena
bimbingan, yakni bermain dengan
itu, anak-anak pada rentangan usia
alat
ini perlu mendapat perhatian dalam
permainan
yang
sudah
ditentukan dan dipilihkan orang
pertumbuhan
101
dan
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif
perkembangannya
guna
kognitif dan perkembangan bahasa
mengoptimalkan kognitifnya.
Pertumbuhan
perkembangan
oleh
dua
anak.
dan
anak
hal,
Ada
ditentukan
yakni
yang
faktor
beberapa
harus
dewasa
ketentuan
diperhatikan
dalam
orang
mengaktuali-
pembawaan dan faktor lingkungan.
sasikan konsep „bermain‟ bagi
Namun,
anak-anak.
para
ahli
psikoanalisa
Ketentuan-ketentuan
berkeyakinan bahwa dari kedua
dimaksud antara lain:
faktor tersebut, faktor lingkungan

memiliki andil yang lebih besar
dalam
pembentukan
perkembangan anak;
sikap,

kepribadian, dan pengembangan
mendapatkan
baik
yang
lingkungan
dalam

otak
diajak
Mengulang-ulangi
permainan
yang
keterampilan;

(jarang
Memahami

berkomunikasi),
Tidak
boleh

yang
pemanfaatan
semua pihak;
permainan
dalam
kegiatan

bermain merupakan salah satu
wujud
konkret
mengoptimalkan
dari
dan
teknik
memaksakan
Menciptakan suasana bermain
anak seusianya. Dengan demikian,
(APE)
alat
berminat;
kecil 20-30% dari ukuraan normal
edukatif
menuju
permainan bagi anak yang tidak
perkembangan otaknya akan lebih
alat
suatu
perminan yang akan diajarkan;
disentuh, jarang diajak bermain,
jarang
memperhatikan
tidak
merangsang
pertumbuhan
Harus
kemampuan dan minat anak;
kemampuan anak secara optimal.
Anak-anak
Harus disesuaikan dengan taraf
menyenangkan
bagi
Berhentilah bermain sebelum
bosan;
upaya

perkembangan
Kegiatan bermain dengan anak
usia dini cukup 15-20 menit.
102
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1
Kemampuan
keterampilan
bermain
berkembang
Faktor.
dan
yang ada di sekitar anak. Intensitas
anak
interaksi verbal antara orang tua
secara
bertahap.
Lingkungan,
khususnya
dan
anak
kualitas
turut
menentukan
perkembangan
lingkungan keluarga, memberikan
anak.
andil yang cukup besar dalam
bahasa itu menceminkan kualitas
mengembangkan
perkembangan
kemampuan
Kualitas
bahasa
perkembangan
intelektualnya.
anak melalui konsep „bermain‟.
Menurut Elizabeth G. Hainstock
Secara bertahap, anak melakukan
(2002),
kegiatan
erupakan pencapaian intelektual
bermain
dengan
beraneka ragam alat permainan.
Alat
permainan
yang
proses
dipilih
Menurut
tahapan
bernilai edukatif.
anak
Perkembangan Bahasa Anak
dan
pendidikan
(1990),
dapat
dilihat
bahasa
dari:
perkembangan
sosial
komunikasi,
perkembangan
(b)
dan
bunyi,
dan
serta
perkembangan
Perkembangan bahasa dilihat dari
aspek
peran orang tua dan orang-orang
ditandai oleh hal-hal berikut:
di lingkungan terdekat anak turut

andil
dalam
proses
bahasa
anak.
(c)
perkembangan kata dan tatakata.
bahasa anak. Oleh karenanya,
memberikan
(a)
bagi
utama
dan
Purwo
perkembangan
artikulasi
Orang tua merupakan guru
pertama
bahasa
anak yang paling berharga.
hendaknya alat permainan yang

belajar
yang
besar
tua
Bayi
dan
yang
berinteraksi
perkembangan
Orang
sosial
komunikasi
baru
melalui
lahir
tatapan
mata dalam jarak focus 8 inci

dan
Hingga
usia
6
bulan
bayi
lingkungan terdekat anak dalam
menunjukkan
keseharianlah yang memberikan
membedakan berbagai wajah,
makna
menanggapi suara dan gerak-
lisan
dari
benda-benda
103
kemampuan
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif
gerik,
berinteraksi
gerakan
tangan
agar
orang
“senyum sosial”, membalas dan
dewasa mengambilkan sesuatu..
menanggapi interaksi dengan
Yang
mengeluarkan
protodeclaratives atau “deklaratif
mempelajari
“pola

melalui
suara,
dan
gilir”
melakukan
kedua
adalah
purba”,
(turn-taking),
yakni
memberikan/menunjuk
sesuatu
menirukan suara, gerak-gerik,
untuk menarik perhatian orang
dan ekspresi orang-orang di
dewasa.
sekitarnya, serta menunjukkan
secara bertahap disertai dengan
minat pada berbagai mainan
suara. Misalnya ada anak yang
dan benda-benda.
menyuarakan bunyi /uuu…/ untuk
Pada
tangan
ini
bulan
meminta sesuatu dan bunyi /iii…/
perkembangan
untuk menolak sesuatu (periksa
usia
7-12
menunjukkan
Gerakan
kehajatan
hasil penelitian Von Raflfler Engel
(intentionality)…………….
(1973) dan Dore, et al (1976).
Perkembangan
Mengenai
dilihat
perkembangan
dari
bahasa
perkembangan
intentionality pada rentang usia ini
artikulasi dan bunyi ditandai oleh
lebih ditunjukkan melalui gerak-
hal-hal berikut:
gerik..

Bates,
menemukan
el
dua
al
(1975)
jenis
fungsi
komunikasi
awal
perkembangan
kehajatan
perseptif
pada
tangan.
Kedua
bunyi,
yakni
membedakan pola-pola fonem,
ini,
tekanan,
terutama yang ditunjukkan melalui
gerakan
Bayi yang baru lahir memiliki
dan
intonasi
(lihat
hasil penelitian Morse, 1979).

fungsi
Pada usia 2-3 bulan
anak
dimaksud adalah protoimperatives
memasuki
atau
(meruku), yakni mengeluarkan
“imperative
purba‟,
yakni
gerakan meminta melalui isyarat
104
masa
cooing
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1

bunyi-bunyi mirip bunyi burung
silabis,
merpati.
konsonan (berupa nasal dan
Pada usia 4-6 bulan, anak
bunyi letup) dengan vokal, baik
mulai
dengan atau tanpa reduplikasi
mampu
menghasilkan
rangkaian
(perikasa
(fully resonant nuclei), sepeti
Cruttenden,
bunyi
Engel, 1973; dan Ferguson,
vocal,
tunggal
bunyi
bilabial,
(perikasa
Nakazima,

hasil
Anak
mulai
kemampuan
Nakazima,
satu
Olney
Raffler
mengucapkan
disertai
Scholnick, 1976; Trehub, 1976;
penyederhanaan
yang
Werker & Tees, 1984).
disesuaiakan
Pada usia 6-10 bulan anak
kemampuan
mampu
suku
(periksa Villiers & de Villiers,
kata yang diulang dan bunyi-
1979; Francescato, 1968; dan
bunyi yang mendekati cirri-ciri
Waterson, 1971).
menghasilkan
di
&
menunjukkan
kata
(perikasa
1962;
1982;
1962;
1978).
penelitian Atkinson, et al , 1970;
bahasa

(d)
bunyi “inti resonansi penuh”
frikatif, dan bunyi bersuku kata

dan
artikulasinya
Perkembangan
lingkungannya
hasil
dengan
bahasa
dilihat dari perkembangan kata dan
penelitian
Nakazima, 1975; Stark, 1981;
tatakata
mengikuti
Oller, et al, 1985; dan Stoel-
perkembangan berikut:
Gammon & Otomo, 1986).

urutan
Kalimat satu kata, yakni kata-
Pada usia 11-14 bulan anak
kata yang sering diucapkan
memasuki fase vokabel yang
orang dewasa atau kata yang
ditandai
akrab
oleh
bunyi-bunyi
dunia
anak
seperti
berikut: (a) satu vokal atau
mainan, makanan, orang-orang
vokal yang diulang, (b) nasal
di sekitar, binatang peliharaan,
yang silabis, (c) frikatif yang
105
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif


dan lain. Misalnya kata “terima
konteks
kasih” diucapkan “acih”.
ragam.
social
yang
beraneka
kata
Anak-anak usia prasekolah
(periksa Bloom, 1970, 1973;
(Taman Kanak-kanak) diperkirakan
Schlesinger,
sudah menguasai kurang lebih
Penggabungan
dua
1971;
Brown,
1973)
8000 kosakata dan kaidah dasar
Kalimat yang lebih panjang,
tatabahasa.
lebih dari dua kata sebagai
bahasa yang ditunjukkan anak-
perluasan dari kata-kata yang
anak usia prasekolah antara lain:
telah dikuasainya.

sulit
Beberapa
kendala
mengungkapan
kalimat
pasif (Harwood, 1959, Baldie,
1976);
Memasuki usia prasekolah,
perkembangan
semakin
bangan
bahasa
meningkat.
kosakata
kepesatan
pada

anak
Perkem-
sang
anak
ungkapan
Tripp, 1977; Ackerman, 1978).
2,5–4,5
tahun. Pada rentang usia 2-6
tahun,
memahami
imperative tak langsung (Ervin
menunjukkan
usia
sulit
M.
cenderung
Schaerlaekens
(1977)
seperti disitir oleh Samsunuwiyati
menciptakan kata-kata baru untuk
Mar‟at
mengisi kekosongan, jika terjadi
fase-fase perkembangan bahasa
kelupoaan
anak ke dalam empat periode.
atau
ketidaktahuan
(perikasa Clark, 1981-1982). Pada
(2005:
1) Periode
61-68) membagi
prelingual
(0-1
ditandai
oleh
fase ini, anak sudah mulai dapat
tahun),
dipajankan (exposed) pada bahasa
“mengoceh”
sebagai
tulis. Di samping itu, anak-anak
pengganti
bahasa
usia
sudah
komunikasi. Misalnya: ba.
kemampuan
baba, ma, mama, na, nana,
prasekolah
menunjukkan
menggunakan
bahasa
pa, papa, dan lain-lain.
dalam
106
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1
2) Periode lingual dini (1-2,5
tahun),
ditandai
4) Periode sesudah 5 tahun,
oleh
menunjukkan
kemajuan
kemampuan mengucapkan
dalam kosakata, membuat
kata
kalimat lengkap, menguasai
pertama
belum
meskipun
lengkap.
Misalnya
kategori-kategori
linguistic
cucu (susu), acih (terima
yang lebih kompleks, dan
kasih),
memahami
itut
(ikut).
Pertambahan

bahasa
periode
cepat
yang
bersifat abstrak
perkembangan
pada
hal-hal
ini
sangat
dan
diklasifikasikan
Perkembangan Bermain Anak
ke
Pada
tahap
dapat
dan
dalam
perkembangan
sensorimotor
pra-operasional
bermain
,
anak
tiga fase, yakni (a) periode
ditandai oleh kekhasan karaktestik
kalimat
dari
(holophrare),
satu
kata
(b)
periode
masing-masing
Tabel
berikut
fase
usia.
memperlihatkan
kalimat dua kata, dan (c)
perkembangan
kalimat lebih dari dua kata.
karakteristiknya yang disarikan dari
3) Periode deferensial (2,5-5
tahun)
ditunjukkan
kemampuan
tulisan
dr.
bermain
dan
Soemiarti
oleh
Padmonodewo pada Buletin PADU
membedakan
Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia, Edisi
penggunaan kata kata-kata
02, Oktober 2002.
dan kalimat.
Perkembangan
Bermain
Anak
Usia
1-6
Tahun
dan
Karakteristiknya
USIA
1 tahun
1,5 tahun
2 tahun
KARAKTERISIK
hanya bermain dengan anggota keluarga sendiri
bermain
dengan
diri
sendiri,
belum
mengikutsertakan orang lain
mulai berminat bemain dengan orang lain, tetapi
107
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif
belum bermain bersama, belum membedakan
bermain dengan anak laki-laki attau perempuan
mulai bermain berteman tapi belum bisa bekerja
sama dalam kelompok
dapat bermain dalam kelompok dan dapat
menjalankan berbagai peran dalam kelompok
mulai bersaing atas nama kelompok dengan
kelompok lain
sudah bisa bermain dengan teman, mulai
membentuk kelompok bermain sesuai dengan jenis
kelaminnya
senang bermain dengan siapa saja, baik laki-laki
maupun perempuan
lebih banyak kegiatan dalam kelompok yang berupa
games dengan berbagai peraturannya, sudah bisa
diajak bertanding, baik kelompok maupun
perseorangan
2,5 tahun
3 tahun
3,5 tahun
4 tahun
5 tahun
6 tahun

memberikan dukungan terhadap
Manfaat Bermain bagi Anak
berbagai
Bermain sering dipandang
aspek
perkembangan,
sebagai aktivitas atau kegiatan
seperti
yang dilakukan untuk kesenangan.
pengetahuan baru, perkembangan
Akan tetapi, bermain bisa juga
keterampilan
bermanfaat
perkembangan kecakapan untuk
untuk
kesehatan
mental dan fisik. Misalnya, banyak
mengatasi
orang
perkembangan
yang
meningkatkan
perkembangan
sosial,
kesulitan,
rasa
memiliki
kemampuan fisik mereka melalui
kemampuan, dan perkembangan
kegiatan berenang, banyak pula
kemampuan motorik.
orang
yang
keterampilan
Kegiatan
meningkatkan
intelektual
demikian,
teka-teki.
Dengan
bermain
bisa
bagi
anak, paling tidak memiliki makna
mereka
berikut:
melalui permainan kosakata atau
pemecahan
bermain
108
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1
a. sesuatu
yang
dunianya. Setiap kemampuan atau
menyenangkan dan memiliki
potensi
itu
nilai positif;
dengan
cara
b. menumbuhkan
motivasi
dapat
Kedelapan
instrinsik;
distimulasi
yang
potensi
berbeda.
dimaksud
meliputi hal-hal berikut ini..
c. bersifat
spontan
1) Kemampuan verbal (Linguistic
dan
intelligence). Kemampuan ini
sukarela;
d. melibatkan peran serta aktif
dapat berkembang bila distimuli
anak; dan
melalui
e. memiliki
kegiatan
bercerita,
hubungan
membaca, menulis, berdiskusi,
sistematik dengan sesuatu
atau bermain dengan kata-kata.
yang bukan bermain, seperti
kemampuan
kreativitas,
kemampuan
memecahkan
2) Kemampuan
logika-
matematik
(Logico-
mathematical).
masalah,
kemampuan
ini
berbahasa,
kemampuan
kegiatan
bersosialisasi,
dapat
Kemampuan
distimuli
berhitung,
membedakan
menumbuhkan
disiplin,
melalui
menganalisis
bentuk,
data.
Mereka
mengendalikan emosi, dan
dapat diajak bermain dengan
lain-lain.
benda-benda.
Pengembangan
Potensi
Anak
3) Kemampuan
visual-spasial
(Visual-spatial
intelligence).
dan Alat Permainan Edukatif
Kemampuan

distimulasi
Jenis Potensi Anak
Ada
delapan
ini
melaui
warna-warni,
jenis
dapat
kertas
balok-balok,
kemampuan atau potensi yang
puzzle, menggambar, melukis,
terdapat dalam diri anak ketika
menonton
mereka
sedang
mempelajari
109
film.
Dengan
ini,
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif
anak-anak
bermain
dengan
7) Kemampuan
imajinasi.
4) Kemampuan
musikal
berkawan
(Interpersonal
Intelligence).
Kemampuan
ini
dapat
melalui
kegiatan-
(Musical/Rhythmic
distimulasi
Intelligence). Kemampuan ini
kegiatan kelompok, kerja sama
dapat distimulasi melalui bunyi-
peran, stimulasi konflik. Mereka
bunyian,
diajak bermain dengan individu
nada,
instrumen
musik, tepuk tangan. Anak-
lain.
anak diajak bermain musik dan
8) Kemampuan
berpikir
(Intrapersonal
Intelligence).
bunyi.
5) Kemampuan
kinestetik
Kemampuan
ini
dapat
(Bodily/Kinesthetic
distimulasi
melalui
kerja
Intelligence). Kemampuan ini
mandiri, membaca dalam hati.
dapat
distimulasi
melalui
Mereka diajak bermain dengan
kegiatan
menari,
atletik,
pikiran
bergerak,
pantomim.
Anak-
sendiri.
dan
perasaannya
anak diajak bermain dengan

gerakan tubuh.
6) Kemampuan
mencintai
keindahan
(Naturalist
alam
Intelligence).Kemampuan
Alat
Permainan
Edukatif
(APE) dan Pemanfaatannya
Alat
ini
permainan
edukatif
(APE) adalah segala sesuatu yang
dapat distiulasi melalui kegiatan
dapat
observasi lingkungan, bercocok
sarana atau media bermain oleh
tanam, memelihara binatang.
anak
Mereka diajak bermain dengan
pendidikan
tumbuhan,
dapat
hewan,
dan
fenomena alam.
dipergunakan
yang
sebagai
mengandung
(nilai
edukatif)
mengembangkan
nilai
dan
potensi
anak (Direktorat PADU, 2002:4).
Berdasarkan penjelasan tersebut,
110
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1
APE dapat berbentuk apa saja
7)
yang ada di sekitar kita. Benda-
ukuran dan bentuknya sesuai
dengan usia anak;
benda di rumah seperti piring,
8)
sendok, gelas, sapu, tutup panci,
berfungsi
kemampuan anak.
kursi kecil, dan lain-lain dapat
dimanfaatkan
sebagai
mengembangkan
Di samping itu. APE harus
APE.
berfungsi
sebagai
media
Namun, APE dalam tulisan ini
pendidikan yang dapat mengatasi
dibatasi pada APE yang dapat
sikap pasif anak. Oleh karena itu
dibuat sendiri dari bahan-bahan
APE yang digunakan hendaknya
yang sudah tidak terpakai atau
dapat:
bahan-bahan yang mudah didapat
belajar pada anak, (b) memberikan
di sekitar kita.
kemungkinan dan peluang pada
(a) menimbulkan
gairah
APE yang akan digunakan
anak untuk berinteraksi secara
sebagai media bermain hendaknya
langsung dengan lingkungan dan
memenuhi persyaratan berikut ini;
realitas,
1)
mengandung nilai pendidikan;
kemungkinan dan peluang untuk
2)
aman,
belajar mandiri menurut minat dan
3)
dalam
arti
tidak
5)
kemampuannya (Sadiman, dkk.,
menarik bagi anak, baik dari
2003:16).
Berdasarkan pengertian dan
sesuai dengan minat dan taraf
ketentuan-ketentuan
perkembangan anak;
berikut akan disajikan beberapa
sederhana,
murah,
dan
awet,
di
atas,
APE yang bisa dimanfaatkan untuk
mudah diperoleh;
6)
memberikan
membahayakan anak;
sei warna maupun bentuk;
4)
(c)
membantu perkembangan anak.
mudah
pemeliharaannya, dan tidak
mudah rusak;
111
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif

o Mengkritik
APE untuk Anak Usia 3-4
makanan,
kesehatan, kesibukan orang tua
Tahun
Karakteristik
anak
usia
o Mendengarkan
3-4
pembicaraan
tahun:
teman, orang tua, dan orang
o Melompat-lompat, naik tangga
lain
o Mampu berkonsentrasi
setinggi satu meter tanpa jatuh
o Mewarnai gambar
o Menggambar
orang
Stimulasi yang harus diberikan:
dan
o Mainan yang berwarna-warni
binatang
o Menentukan,
o Permainan
membereskan,
dengan
bentuk, ukuran, dan bobot
dan menyimpan sendiri alat-alat
o Gambar-gambar
permainannya
o Menunjukkan
berbagai
orang,
binatang, bunga-bunga
dan
membedakan gambar binatang,
o Permainan yang merangsang
bunga, kendaraan, dan benda-
kreativitas: balok-balok, angka,
benda di sekitarnya
puzzle
o Permainan yang menyerupai
o Bermain dengan teman sebaya:
mobil-mobilan, rumah-rumahan,
benda
masak-masakan
mobilan, binatang-binatangan
o Membaca
doa
yang
sebenarnya:
mobil-
o Kertas gambar dan gambar
sesuai
yang belum diwarnai
dengan situasi
112
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1
Alternatif APE
MACAM
BAHAN & ALAT
Kartu angka
- kardus bekas
-pensil/spidol
warna
- gunting
Ular tangga
- kardus/karton
- kertas warna
- krayon,
spidol/pen-sil
warna
- penggaris, lem
- dadu, koin
- bidak/pion
CARA
MEMBUAT
- potong kardus
seukuran 4 x 6 cm
(28 lembar)
- bagi dua setiap
kartu, beri tanda
sekatan dengan
spidol
- buat angka o – 6
di bagian kartu
bawah, gambar
buah-buahan
yang
menunjukkan
anggka di bagian
atas (setiap seri 6
kartu)
- potong karton
dan kertas warna
ukuran 30 x 30
cm
- tempelkan
kertas warna
pada karton
- gambar 20 kotak
di atas lembar
karton
- isikan lambang
bilangan 1 – 20
pada setiap kotak
secara berurutan
- buatah gambar
ular dengan
kepala mengarah
ke bawah dan
tangga naikturun di beberapa
tempat
- buat dadu dari
113
CARA
MENGGUNAKAN
- buat kelompok
paling anyak 4
orang
- bisa dilakukan di
dalam/luarr
ruangan
- perkenalkan
bentuk, warna,
angka
- latih daya ingat
anak
-permainan
melibatkan paling
banyak 4 orang
- awali dengan
menentukan
urutan pemain
dengan mengundi
dadu, dari urutan
angka tertinggi
hingga terendah
- pemain
melempar dadu,
bidak dijalankan
sesuai dengan
angka yang
muncul pada
dadu
- bila bidak jatuh
di ekor ular, bidak
harus turun
menuju kepala,
bila jatuh di
bagian bawah
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif
karton berbentuk
kubus 5 x 5 x 5
cm
- tuliskan bilangan
1 – 6 pada setiap
sisinya
- sediakan 4 buah
batu kecil/kancing
APE untuk Anak Usia 4-5 Tahun

tangga, bidak
bergerak naik
sampai ke ujung
tangga
- permainan
berakhir jika ada
pemain yang
sudah mencapai
angka 20 tanpa
hambatan
o memahami
urutan
kejadian/peristiwa
Karakteristik anak usia 4-5
o berbicara tentang hubungan
tahun:
sebab-akibat
o naik-turun tangga dengan
kaki
menggunakan kata hubung
berganti-ganti,
o lebih
melompat tanpa jatuh, dan
kritis
mengenai
lingkungan,
berjalan mundur
o menggunting
dengan
menggunakan kata tanya;
mengikuti
garis-garis
sering
apa,
putus,
mengapa,
kapan,
bagaimana, siapa
menggambar segi tiga, segi
empat, kubus, bulatan, dan
o bermain dengan kata-kata;
membentuk gambar melalui
membuat pantun sederhana
o menghitung 1 – 10 dan
penggabungan
agak
penjumlahan
dan
dapat
dengan benar
menceritakannya
kembali
o memahami
panjang
cerita
perintah
sepatu sendiri
o memotong makanan, daun-
menggabungkan
lisan
ke
10
o memakai dan mengikat tali
meskipun belum berstruktur
o dapat
sampai
daunan
dalam
untuk
masak-masakan
kegiatan bermain
114
bermain
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1
o bermain,
menaruh

berinteraksi,
perhatian
pada
bermain peran; sebagai bapak,
ibu, kakak,
lawan jenis

menirukan kegiatan orang di
sekitarnya;
Stimulasi yang harus diberikan:

alat
permainan
memasak,
mengaduk semen, berkebun
yang

memberikan pengalaman baru
permainan
yang
bersifat
bongkar pasang
Alternatif APE
MACAM
BAHAN & ALAT
Bermain dan
mewarnai adonan
(Lempung)
Tujuan: melatih
motorik halus dan
kasar;
mengembangkan
imajinasi
- 3 cangkir tepung
terigu
- 1 cangkir garam
- 1 cangkir air +
pewarna
- ¼ cangkir
minyak kelapa
Mainan dari
batang korek api
Tujuan: melatih
konsentrasi dan
imajinasi
- 24 batang korek
api atau lidi
- buang bagian
pentul hitamnya
CARA
MEMBUAT
Campurkan
tepung dan
garam,
tambahkan sedikit
demi sedikit air
dan minyak, aduk
perlahan-lahan
dengan tangan
sampai
membentuk
adonan. Adonan
bisa disimpan
selama 1 bulan
atau lebih di
kulkas
CARA
MENGGUNAKAN
- Buat mainan
dengan berbagai
bentuk sesuai
dengan imajinasi
anak, misalnya
orang-orangan,
binatang, atau
benda-benda di
sekitar.
- permainan
melibatkan paling
banyak 4 orang
- awali dengan
menentukan
urutan pemain
dengan mengundi
dadu, dari urutan
angka tertinggi
hingga terendah
- pemain
melempar dadu,
bidak dijalankan
- dadu, koin
- bidak/pion
115
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif
sesuai dengan
angka yang
muncul pada
dadu
- bila bidak jatuh
di ekor ular, bidak
harus turun
menuju kepala,
bila jatuh di
bagian bawah
tangga, bidak
bergerak naik
sampai ke ujung
tangga
- permainan
berakhir jika ada
pemain yang
sudah mencapai
angka 20 tanpa
hambatan
Penutup
memperoleh
Belajar
proses
tetap
merujuk
perubahan
dalam
yang
perilaku
pada
mengorganisasikan pengetahuan.
relatif
Dalam proses ini, kematangan dan
individu
kesiapan terlibat.
sebagai hasil dari pengalaman.
Proses
belajar
memperhatikan
dan
Banyak cara yang dapat
harus
ditempuh
tahapan-tahapan
proses
untuk
belajar.
melaksanakan
Salah
satu
di
kognitif parapembelajar (tahapan
antaranya adalah belajar melalui
sensorimotor,
bennain. Proses belajar permainan
operasional
operasional
percaya
pra-operasional,
konkret,
formal).
bahwa
dan
diharapkan
Piaget
dapat
menggugah
gairah belajar para pembelajar dan
anak-anak
menantang
pengajar
berkembang melalui tahapan yang
senantiasa
bersikap
berbeda secara kualitatif dalam
Pengajar harus menyadari bahwa
116
untuk
kreatif.
Jurnal Kependidikan, Juli 2013, Volume 6, Nomor 1
mengajar adalah pekerjaan kreatif.
lagu yang sama dari tahun ke
la
tahun.
bukanlah
hitam
semacam piringan
yang
memperdengarkan
Daftar Pustaka
Anderson, Ronald H. (1976) Selecting and Developing Media for Instruction.
Modison Wesconsin: American Society for Training and Development
Brown, H.D. (1993). Principles of Language Learning and Teaching. USA:
PrenticeHall
International Ltd. Freeman, D.L. (1986). Techniques and Principles in
Language Teaching. USA:Oxford University Press.
Good, T.L. & Brophy, J.E. (1990). Educational Psychology. New York:
Longman
Hainstock, Elizabeth G. alih bahasa oleh Hermes. (2002). Teaching
Montessori in The Home The School Years, (Montessori untuk
Sekolah Dasar).Jaakarta: Delapratasa.
Makmun,
A.S.
(1997).
Psikologi
Kependidikan.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Mar‟at, Samsunuwiyati. 2005. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Bandung:
Refika Aditama.
Omaggio, A.C. (1986) Language Teaching in Contex. USA: Cambridge
University Press.b
Patmonodewo, Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakrta:
Rineka Cipta
Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. “Perkembangan Bahasa Anak Dari Lahir
Sampai Masa Prasekolah” dalam PELBA 3. Jakarta: Lembaga Bahasa
UNIKA Atmajaya.
117
Tarinje, Penggunaan Alat Permainan Edukatif
Sadiman,
Arief
S,.
dkk.,
(2003).
Media
Pendidikan:
Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Yayasan Bhakti Winaya.
118
Download