Uploaded by User58838

BAHAN AJAR LISTRIK STATIS2

advertisement
Kompetensi Inti
KI.1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K1.2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, displin, tanggung jawab, peduli
(gotong-royong), kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif
dan
menunjukkan
sikap
sebagai
bagian
dari
solusi
atas
berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dlam
pergaulan dunia.
KI.3
Memahami,
menerapkan,
dan
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni ,budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait
penyebab
fenomena
dan
kejadian,
serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
1.1
Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2
Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui
pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi.
2.2
Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas seharihari sebagai
wujud implementasi melaksanakanpercobaan dan melaporkan hasil percobaan.
3.2
Menganalisis muatan listrik, gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial
listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada berbagai kasus.
4.2
Melakukan
percobaan
berikut
presentasi
hasil
percobaan
kelistrikan
(misalnya pengisian dan pengosongan kapasitor) dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Indikator
1.1.1
Meyakini kebesaran Allah yang telah menciptakan semua yang ada di bumi
diperuntukkan untuk umatNya agar dikelola dan dimanfaatkan dalam rangka
mengabdi kepada Allah SWT.
1.2..2 Bertanggung jawab merawat dan menjaga keseimbangan alam agar tidak terjadi
kerusakan
2.1.1
Menunjukkan perilaku jujur,disiplin,tanggung jawab, peduli, santun, responsif dan pro
aktif dalam melakukan percobaan sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
2.2.1
Menghargai pendapat teman sebagai wujud implementasi dalam melaksanakan diskusi
3.3.1 Menganalisisi sifat-sifat dan interaksi muatan listrik
3.3.2
Menentukan besar dan arah gaya listrik yang disebabkan oleh beberapa muatan
listrik
3.3.3
Menganalisis besar dan arah gaya listrik yang disebabkan oleh beberapa muatan
listrik.
3.3.4 Menjelaskan pengaruh besaran-besaran yang dapat mempengaruhi
kuat medan
listrik
3.3.5 Menyelidiki pengaruh besaran-besaran yang dapat mempengaruhi fluks listrik
3.3.6 Menetukan besar kuat medan listrik yang disebabkan oleh beberapa muatan listrik
muatan listrik.
3.3.7 Memecahkan permasalahn pada kulit bola dengan menggunakan konsep hukum Gauss.
3.3.8 Menjelaskan pengaruh kuat medan listrik tehadap potensial listrik
3.3.8 Menjelaskan besar potensial listrik pada beberapa titik yang berbeda
3.3.9 Menentukan besar potensial listrik pada titik dalam suatu ruang
3.3.10. Menganalisis jarak titik-titik potensial yang disebabkan oleh muatan yang berbeda
3.3.11 Mengidentifikasi fungsi kapasitor
3.3.12 Menentukan kapasitansi sebuah kapasitor
Tujuan
1. Peserta didik dapat menganalisis sifat-sifat dan interaksi muatan listrik
2. Peserta didik dapat menentukan besar dan arah gaya listrik yang disebabkan oleh
beberapa muatan listrik
3. Peserta didik dapat menganalisis besar dan arah gaya listrik yang disebabkan oleh
beberapa muatan listrik.
4. Peserta
didik
dapat
menjelaskan pengaruh besaran-besaran yang dapat
mempengaruhi kuat medan listrik.
5. Peserta
didik
dapat
menyelidiki
pengaruh
besaran-besaran
yang
dapat
mempengaruhi fluks listrik
6. Peserta didik dapat menetukan besar kuat medan listrik yang disebabkan oleh
beberapa muatan listrik muatan listrik.
7. Peserta didik dapat memecahkan permasalahn pada kulit bola dengan menggunakan
konsep hukum Gauss.
8. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh kuat medan listrik tehadap potensial
listrik
9. Peserta didik dapat menjelaskan besar potensial listrik pada beberapa titik yang
berbeda
10. Peserta didik dapat menentukan besar potensial listrik pada titik dalam suatu
ruang
11. Peserta didik dapat menganalisis jarak titik-titik potensial yang disebabkan oleh
muatan yang berbeda
12. Peserta didik dapat mengidentifikasi fungsi kapasitor
13. Peserta didik dapat menentukan kapasitansi sebuah kapasitor
PENDAHULUAN
LISTRIK STATIS
Mungkin
Ananda
percobaan dengan
pernah
melakukan
menggesekkan penggaris
plastik ke rambut kering lalu mendekatkan ke
potongan-pontongan kecil kertas.
Tampak
potongan kertas ditarik oleh penggaris, padahal
potongan kertas bersifat netral (bersifat tidak
Gambar 1 Potongan kertas ditarik oleh
sisir yang baru saja digosokkan pada
rambut kering.
dapat
menghantarkan
listrik
dengan
baik
(isolator)). Mengapa benda netral dapat ditarik
oleh benda lain? Bukankah gaya listrik terjadi
antara benda yang bermuatan listrik? Mengapa pula kertas hanya ditarik oleh
penggaris dan tidak pernah didorong. Mengapa pula saat potongan kertas menempel
di plastik, potongan kertas lainnya menempel di kertas sehingga terjadi gelantungan
beberapa potong kertas? Nah , untuk memahami peristiwa tersebut, ikutilah
pembahasan berikut ini !
LISTRIK STATIS
A. Muatan Listrik
Muatan listrik terjadi karena adanya perpindahan sejumlah elektron. Benda
bermuatan
listrik
mempunyai
sifat-sifat
kelistrikan yang dimiliki. Beberapa sifat muatan
listrik :
1. Muatan listrik memiliki dua sifat muatan
yaitu muatan positif dan muatan negatif.
2. Muatan yang sejenis akan tolak menolak dan
muatan yang berbeda jenis akan saling tarik
menarik.
Fenomena gaya tarik muatan listrik dalam
kehidupan sehari-hari salah satu contohnya potongan kertas yang ditarik oleh
sisir yang sebelumnya sisir digosok-gosokkan pada rambut yang kering.
Mengapa hal itu terjadi ?.
Gambar 2. Sifat Muatan Listrik
Gambar 3 Gaya tarik antara sisr dengan muatan listrik
Ketika sisir digesekkan kerambut kering maka sisir menjadi bermuatan
listrik, saat penggesekkan maka elektron dari rambut berpindah ke sisir sehingga
sisir bermuatan negatif. Karena bermuatan listrik maka sisir menghasilkan medan
listrik di sekitarnya. Potongan kertas dibentuk oleh atom-atom di mana tiap atom
disusun oleh inti yang bermuatan positif dan electron yang bermuatan nedatif. Saat
sisir yang telah menghasilkan medan listrik didekatkan ke potongan kertas maka
muatan positif dan negative pada potongan kertas mendapatkan gaya listrik dalam
arah berlawanan. Karena terjadi pergeseran muatan maka, muatan yang lebih dekat
ke sisir (muatan positif) ditarik lebih kuat. Muatan yang lebih jauh dari penggaris
ditolak lebih lemah. Akibatnya, secara total kertas mengalami gaya tarik oleh sisir.
Kertas akhirnya bergerak dan menempel di sisir. (Abdullah, 2017) (Pengunaan
berupa gambar)
B. Gaya Listrik Coulomb
Pada zaman modern, ada pengetahuan lain yang dikembangkan oleh para
ilmuan, yakni listrik dan magnet. Fenomena listrik pertama kali diamati oleh
Thales dari Yunani pada abad ke-6 SM. Setelah itu, masalah listrik terlupakan
dan baru dipelajari kembali oleh Willian Gilbert, dokter Kerajaan Inggris pada
masa pemerintahan Ratu Elizabeth 1 , pada 1600
Pada 1733, ahli kimia Prancis, Charles Francois de Cistenay Du Fay,
mengidentifikasi dua jenis muatan listrik dari batu ambar dan kaca. Benjamin
Franklin yang kemudian menjadi Presiden Amerika membuat eksperimen dan
mengusulkan tanda positif dan negatif untuk kedua macam muatan listrik pada
gelas dan batu ambr ( yang dikatakan bersifat electric, dari kata Yunani
electron yang berarti batu ambar)
Pada 1740, John Theophilus Desaguilers mengusulkan nama conductor
bagi bahan penghantar fluida listrik dan insulator bagi bahan yang tidak
memungkinkan fluida listrik bergerak bebas
Pada 1745, E Gorg von Kleist dari Jerman membuat peranti yang saat ini
disebut condensor atau kapasitor
Pada 1785, fisikawan Prancis, Charles Augustin de Coulomb, melakukan
pengukuran kuatitatif gaya tolak dan gaya listtrik. Coulomb menemukan bahwa
gaya listrik mirip dengan gaya gravitasi, yaktni berbanding terbalik dengan
jarak kuadrat antar muatan dan sebanding dengan besar muatan masing-masing
Gambar 4 Rumus Gaya Coulomb sama dengan gaya Gravitasi Newton
Eksperimen pembuktian hukum Coulomb dilakukan
oleh Coulomb sendiri menggunakan neraca torsi.
Neraca torsi ini adalah neraca yang dapat mengukur
gaya yang sangat kecil. Neraca dirancang oleh
Coulomb sendiri pada tahun 1777. Percobaan serupa
dilakukan oleh Henry Cavendish tahun 1798 untuk
membuktikan hukum gravitasi Newton. (penggunaan
tingkat sejarah) (Purwanto, 2016)
Melalui eksperimen gaya Coulomb, maka akan
didapat hubungan antara besar gaya Coulomb dengan
jarak antar muatan dan besar muatan. Hasil analisis data dari eksperimen tersebut
menunjukkan bahwa besar gaya Coulomb sebanding dengan perkalian kedua
muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan
tersebut. Gaya listrik adalah besaran vektor sehingga secara matematis dapat
dituliskan:
Dimana
F= Gaya Coulomb ( N )
K=
=
= permitivas listrik vakum (8,85 × 10-12C2/Nm2)
C. Medan Listrik
Mengapa muatan q1 dapat melakukan gaya pada muatan q2 meskipun ke dua
muatan tersebut tidak bersentuhan? Hal ini disebabkan karena adanya medan gaya
yang dihasilkan oleh muatan listrik. Medan gaya ini dikenal juga dengan medan
listrik. (Abdullah, 2017)
Gambar 5 Interaksi muatan q2 dengan medan listrik yang dihasilkan q1
Pada gambar 1 muatan listrik q1 menghasilkan medan listrik disekitarnya.
Muatan q2 yang berada di sekitar muatan q1 berinteraksi dengan medan yang
dihasilkan muatan q1. Efek dari interaksi tersebut adalah muncul gaya listrik pada
muatan q2. (Abdullah, 2017) Jadi, sebuah muatan listrik q akan mempengaruhi
muatan-muatan lain di sekitarnya sehingga muatan-muatan lain itu akan mengalami
gaya listrik. Muatan q itu membentuk medan gaya listrik. Medan gaya listrik ini
sering disingkat sebagai medan listrik. (Penggunaan gambar)
Medan listrik terbagi mejadi dua macam yaitu :
1.
Medan Listrik oleh Muatan Tunggal
Medan listrik di suatu titik muatan q didefinisikan sebagai gaya listrik
2. Medan Listrik oleh Muatan Majemuk
Garis-Garis Medan Listrik
Michael Faraday, orang yang memperkenalkan gagasan mengenai medan listrik
pada abad ke – 19, membayangkan bahwa ruang disekitar benda dipenuhi oleh garisgaris gaya. Garis-garis gaya tersebut dinamakan dengan garis-garis medan listrik.
Hal ini dapat memberikan cara yang mudah untuk memvisualisasikan pola-pola dalam
medan listrik. (Halliday, Resnick, & Walker, 2010).
Telah diketahui bahwa muatan terdiri dua jenis yaitu muatan positif dan
negatif. Setiap jenis muatan memiliki arah garis medan dan jenis interaksi yang
berbeda dengan muatan lain.
Gambar 6 Garis-garis medan listrik a) pada muatan positif b) pada muatan
negatif
Muatan penghasil medan listrik biasa disebut muatan sumber Berdasarkan
gambar 1 maka arah medan listrik dari muatan positif adalah radial keluar menjauhi
(meninggalkan) muatan sumber positif. Sedangkan arah medan listrik dari muatan
negatif adalah radial ke dalam mendekati (masuk) menuju muatan sumber negatif.
(Penggunaan berupa gambar).
Ada beberapa aturan untuk menggambarkan garis medan listrik, yaitu :
a. Garis medan listrik bermula dari muatan positif menuju muatan negatif.
b. Banyaknya garis yang meninggalkan muatan positif atau menuju muatan
negatif sebanding dengan besar muatan.
c. Tak ada dua garis medan yang saling bersilangan. (Serway & Jewett, 2004)
Gambar 7 Interaksi antara 2 muatan a) pada muatan berbeda jenis b) pada
muatan sejenis
Pada gambar pertama garis-garis medan untuk sebuah muatan titik positif
dan sebuah muatan titik negatif di dekatnya bermagnitudo sama. Kedua muatan ini
saling tarik menarik. Vektor medan listrik di satu titik dilukiskan disini: vektor ini
menyinggung garis medan yang melewati titik itu.
Pada gambar ke dua garis-garis medan untuk dua muatan titik positif yang
sama. Kedua muatan ini saling tolak-menolak Garis-garis medan berakhir di suatu
muatan negatif nun jauh disana). Vektor medan listrik di satu titik dilukiskan disini;
perhatikan bahwa vektor ini menyinggung garis medan yang melewati titik itu.
(Abdullah, 2017)
Laki-laki dan perempuan dapat dianalogikan untuk menjelaskan interaksi
antara 2 muatan. Muatan positif sebagai perempuan dan muatan negatif sebagai
laki-laki. Supaya mendapatkan keturunan haruslah pada manusia yang berlawanan
yaitu laki-laki dan perempuan. Sehingga mempunyai keturunan. Tidak bisa dilakukan
antara sesama jenis manusia yaitu wanita dengan wanita atau laki-laki dengan lakilaki. (Penggunaan analogi)
Adapun medan listrik dapat menyebabkan muatan lain dalam medan listrik
mengalami gaya tarik atau gaya tolak, bergantung pada apakah muatan sumber
sejenis atau tak sejenis dengan muatan lain. Benda bermuatan yang menghasilkan
medan listrik kita sebut muatan sumber (+�). Muatan lain yang kita taruh dalam
pengaruh medan listrik muatan sumber kita sebut muatan uji (+�). Besar gaya
Coulomb (gaya listrik) yang bekerja pada muatan uji itu dibagi dengan besar muatan
uji tersebut didefinisikan sebagai besar kuat medan listrik pada lokasi muatan uji
tersebut.
E
F
q
Melalui demonstrasi mengenai medan listrik pada suatu titik yang berjarak �
dari suatu muatan menunjukkan bahwa besarnya kuat medan listrik berbanding
lurus dengan besar muatan sumbernya dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antar muatan dengan titik yang ditinjau. Kuat medan listrik
pada suatu titik merupakan besaran vektor sehingga secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut:

q
E  k 2 rˆ
r
Dimana :

E
= kuat medan listrik pada suatu titik (N/C)
q
=muatan sumber (C)
r
= jarak antara titik dan muatan sumber (m)
r̂
= vector sautuan yang menunjukan arah medan listrik
Telah diketahui bahwa gaya listrik merupakan vektor dan kuat medan listrik
merupakan gaya per satuan muatan. Hal tersebut membuat kuat medan listrik
merupakan besaran vektor dan sudah pasti kuat medan listrik memiliki arah
juga. Lalu bagaimana cara melukiskan arah kuat medan listrik? Perlu kamu
ketahui bahwa setiap kuat medan listrik pada suatu titik di sekitar muatan
listrik, arahnya akan selalu menyinggung garis medan (garis gaya). Contoh
gambar kuat medan listrik E pada suatu titik di sekitar muatan-muatan tak
sejenis dan sejenis dapat kamu lihat pada gambar 8.
Gambar 8 Kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh a) muatan yang tak sejenis b) muatan
sejenis
Misalkan terdapat dua muatan q1 dan q2 seperti pada gambar 9. Besar kuat
medan listrik total E pada titik P akibat kedua muatan listrik tersebut dapat
ditentukan dengan metode penjumlahan vektor sebagai berikut:
E  E1  E 2  2E1 E 2 cos 
2
2
D. Fluks Listrik
Bicara tentang garis-garis medan listrik, kita perlu membahas fluks listrik.
Apakah hubungan antara garis medan listrik dengan fluks listrik? Kerapatan garisgaris medan listrik ditunjukkan oleh besar fluks medan listrik.
Fluks listrik yang melalui suatu luasan didefinisikan sebagai suatu hasil
perkalian antara medan listrik dan komponen luasan yang tegak lurus arah medan
listrik itu.
Arah tegak lurus suatu luasan dikenal sebagai arah normal bidang yang
diwakili vector satuan n.
Gambar 9 Garis-Garis medan listrik a) Menembus tegak lurus seluruh bidang b) menembus seluruh bidang
A dan membentuk sudut
θ
Dalam bentuk vector, suatu luasan dapat dinyatakan dengan :
A  A n atau A=An. Dengan demikian, defines fluks listrik yang melalui suatu
luasan dapat juga dinyatakan sebagai : hasil kali titik (dot product) antara vector
medan listrik dengan vector luasan yang dilaluinya.
Dalam bentuk persamaan,
 E  E.A atau  E  E A . cos  atau  E  EA. cos 
Dengan θ adalah sudut yang dibentuk antara medan listrik E dan vector
normal luasan n, sedangkan
A
atau A adalah luas permukaan yang dilalui medan
listrik. Satuan SI untuk fluks listrik adalah weber (Wb) atau Nm2/C.
penggunaan rumus fluks listrik adalah untuk menghitung medan listrik dengan
Hukum Gauss. (penggunaan gambar)
LATIHAN SOAL
1. Diketahui posisi tiga muatan seperti berikut
A
B
C
Jika A menarik C tetapi ditolak B, dan B menarik muatan positif, maka...
a. Muatan A positif
b. Muatan B positif dan A negatif
c. Muatan C dan B negatif
d. Muatan B negatif dan muatan C positif
e. Muatan A negatif dan muatan C positif
2. Dua buah muatan listrik masing-masing
dan
terpisah pada jarak 6
cm . Berapakah besarnya gaya listrik yang dirasakan sebuah muatan uji yang berada tepat ditengah-tengah kedua muatan ...
a. 80 N
b. 60N
c. 30 N
d. 20 N
e. 10 N
3. Dua gerak muatan masing-masing +2 µC dan +8 µC terpisah pada jarak 15 cm.
Letak titik yang dialami –q agar gaya Coulomb nol dari muatan yang besar
adalah .... (dalam cm).
a. 25 cm
b. 20 cm
c. 15 cm
d. 10 cm
e. 5 cm
4. Pernyataan berikut tentang garis-garis medan listrik berikut ini yang benar
adalah ...
a. Keluar dari muatan negatif
b. Menuju muatan positif
c. Jumlahnya sebanding dengan besar besar muatan
d. Jumlahnya sebanding dengan jarak
e. Jumlahnya sama untuk muatan berapapun
5. Duah buah muatan keduanya bermuatan +2 µC terpisah pada jarak 2 cm.
Besarnya gaya yang bekerja pada kedua muatan tersebut jika kedua muatan
diletakkan dalam bahan yang memiliki permitivitas relatif 2,5 adalah ...
a. 72 N
b. 60 N
c. 36 N
d. 32 N
e. 18 N
6. Perhatikan gambar di bawah ini!
Berapakah kuat medan listrik di titik P dan gaya yang bekerja pada
muatan -4 × 10-8C yang diletakkan di P...
a. – 0,072 N
b. -0.062 N
c. – 0,036 N
d. -0.032 N
e. -0,015 N
7. Banyaknya garis-garis medan listrik menembus suatu permukaan dalam arah
tegak lurus disebut ...
a. Energi potensial listrik
b. Fluks medan magnet
c. Potensial listrik
d. Medan listrik
e. Gaya listrik
KUNCI JAWABAN
1. D
2. D
3. E
4. C
5. C
6. C
7. B
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar 2. Bandung : Institut Teknologi Bandung .
Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2010). Fisika Dasar Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Purwanto, A. (2016). Nalar Ayat -Ayat Semesta . Bandung: Mizan.
Serway, R. A., & Jewett, J. W. (2004). Physics for Scientists and Engineers.
Thomson Brooks: Cole.
Download