Analisis Video: Fungsi dan Peran Perawat Manajer Oleh Kelompok Enam Peran Perawat Manajemen keperawatan dalam rumah sakit merupakan suatu manajemen yang diterapkan secara keseluruhan dalam proses asuhan keperawatan yang diberikan terhadap klien. Sistem manajemen ini akan dikelola oleh manajer yang bertanggung jawab terhadap anggota dan lingkungan dalam organisasi rumah sakit (Madan & Ramu, 2018). Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer dalam keperawatan meliputi keterampilan konseptual atau berpikir, keterampilan teknis klinis dalam metode dan teknik keperawatan, serta keterampilan dalam berhubungan (Huber, 2010). Menurut Weiss dan Tappen (2015), mengatakan bahwa peran manajer terdiri dari peran interpersonal, informasional, dan decisional. Dalam peran interpersonal berarti manajer bertanggung jawab terhadap interaksi didalam maupun diluar yang ada pada organisasinya. Selanjutnya terdapat peran informasional yang termasuk ke dalam peran manajer sebagai pembawa informasi. Peran informasional termasuk menerima, mengumpulkan, dan menyampaikan informasi yang dibutuhkan kelompok. Terakhir peran decisional dimana manajer berperan dalam pengambilan keputusan setiap harinya. Terdapat tiga peran pemimpin dalam peran interpersonal, yaitu figurehead role, leadership role, dan liaison role (Julianto, 2014). Sebagai figurehead role, perawat memposisikan diri sebagai pemimpin suatu unit organisasi dan mewakilkan anggotanya dalam acara-acara baik ceremonial maupun formal. Kegiatan ini biasanya bersifat rutin dan terkadang tidak dikaitkan dengan acara yang melibatkan keputusan penting. Namun peran ini dapat memperlancar fungsi organisasi perawat dalam meningkatkan hubungan interpersonal dengan kolega. Pada leader role, perawat sebagai pemipin bertanggung jawab atas hasil kerja orang yang dipimpinnya dalam organisasi. Kegiatan terkait dengan peran ini dapat berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung. Berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung misalnya melakukan rekrutmen dan training untuk staf. Kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan kepemimpinan seperti memberi motivasi dan mendorong kinerja anak buahnya. Liaison role atau peran sebagai penghubung merupakan peran dimana pemimpin berperan sebagai penghubung secara horizontal dan vertikal (Julianto, 2014). Secara vertikal, perawat berperan sebagai penghubung untuk teman sejawat. Secara horizontal, perawat berperan sebagai penghubung orang lain di luar lingkup organisasi untuk saling bertukar informasi dan bantuan. Peran informasional terbagi menjadi tiga, yaitu monitor role, disseminator role, spokesman role. Peran monitor dilakukan perawat manajer untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai kondisi pasien (Weiss & Tappen, 2015). Peran disseminator memberikan informasi ke seluruh jajaran yang menjadi tanggung jawab manajer. Selain itu, pada peran ini perawat berperan dalm meneruskan informasi jika anak buah tidak bisa kontak secara langsung karena kesibukan masing-masng (Julianto, 2014). Pada peran spokesman role, perawat berperan sebagai juru bicara yang mewakili organisasinya. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik secara vertikal maupun horizontal sangat penting dimiliki oleh seorang manajer untuk dapat meningkatkan transformasi pelayanan kesehatan (Merlino, 2017). Peran perawat sebagai decisional role atau pengambil keputusan terdiri dari empat peran yaitu enterpreneur role, disturbance handle role, resource allocator role, dan negotiator role. Pada peran enterpreneur, perawat selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja organisasinya dan mengembangkan ide-ide baru untuk meningkatkan kinerja tersebut. Sebagai disturbance handle role,perawat berperan dalam mengatasi gangguan yang terjadi di dalam organisasinya. Sebagai resource allocator role, Perawat berperan dalam mengalokasikan sumberdaya manusia, fisik, dan teknologi secara bijaksana. Sebagai negotiator role, perawat berperan sebagai negosiator dalam perundingan untuk memecahkan masalah. Dalam video yang sudah dibuat kelompok, terlihat fungsi dan peran manajer dalam setiap scenenya. Dalam scene pertama didalam video, perawat primer menunjukkan peran manajer yaitu peran leader, monitor, negosiator, dan disturbance handler. Peran sebagai leader terlihat dimana perawat primer memimpin dan memberikan pengarahan pada perawat pelaksana untuk memenuhi asuhan keperawatan pasien covid-19. Leader role menunjukkan bahwa manajer berperan aktif dalam memberikan pengarahan untuk anggotanya (Weiss & Tappen, 2015). Sedangkan pada peran monitor terlihat dari perawat yang terus memantau kondisi pasien covid-19 dan memantau pekerjaan perawat pelaksana yang telah dilakukan dalam asuhan keperawatan pasien covid-19. Selanjutnya peran negotiator terlihat dari upaya perawat untuk mendiskusikan pelayanan terbaik untuk pasien dengan perawat pelaksana dan dokter yang bertanggung jawab pada pasien. Peran ini digunakan untuk memecahkan masalah dengan win-win solution (Huber, 2010). Dalam video terlihat pemecahan masalah terkait keputusan tindakan DNR yang akan dilakukan pada pasien untuk kebaikan pasien dan tenaga kesehatan dalam kasus pneumonia covid. Selanjutnya pada peran disturbance handler yaitu perawat mencoba untuk mengidentifikasi masalah dan mencoba untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Hal ini dilakukan perawat untuk mengatasi gangguan dalam kelompoknya dengan cara terbaik. Dimana dalam kasus ini tenaga kesehatan berdiskusi terkait keputusan DNR yang akan dilakukan pada pasien. Pada scene dua dan tiga dalam video terlihat peran yang muncul dalam video yaitu liaison, spokesman, negotiator, disturbance handler, dan entrepreneur. Peran liaison ini terlihat dimana perawat membangun komunikasi yang baik dengan perawat pelaksana dan dokter terkait kondisi pasien. Peran liaison atau penghubung dimana pemimpin menjalin kontak di luar rantai komando vertikal, baik internal maupun eksternal (Tovmasyan, 2017). Selanjutnya peran spokesman terlihat dimana perawat menyampaikan informasi kepada pihak diluar kelompoknya yaitu dokter untuk kepentingan bersama dalam mengelola asuhan pada pasien. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menentukan asuhan yang terbaik untuk pasien. Dan selanjutnya terlihat peran negotiator dalam video yaitu keputusan antara pengambilan keputusan DNR dengan perawat anastesi. Selanjutnya peran entrepreneur terlihat dari perawat yang menciptakan dan mengontrol perubahan dalam tim dengan memilih metode baru untuk keselamatan pasien. Misalnya terkait keputusan pasien DNR yang harus dilakukan karena keterbatasan alat dan keselamatan tenaga kesehatan itu sendiri. Pada scene empat, perawat primer berkoordinasi dengan dokter penanggung jawab pasien (DPJP) untuk menyampaikan kondisi klinis pasien kepada keluarga pasien. Peran perawat primer sebagai manajer terlihat sebagai liaison role, spokesman role, monitor role, dan allocator resource. Pada scene ini, sangat terlihat peran perawat sebagai penghubung (liaison role), dimana perawat primer tidak hanya berperan sebagai penghubung teman sejawat namun juga menjadi penghubung antara DPJP dengan keluarga pasien sehingga tercipta koordinasi yang baik. Pada scene ini, perawat juga berperan sebagai spokeman role dimana perawat memberikan informasi kepada pihak di luar organisasinya (keluarga pasien) mengenai kondisi terkini pasien. Dalam memberikan informasi, perawat telah menjalankan peran sebagai monitor role, dimana perawat telah mendapat informasi mengenai kondisi terkini pasien secara rinci dan memberikan informasi tersebut kepada keluarga pasien dengan bahasa yang mudah dipahami dan diterima oleh keluarga pasien. Sebagai spokesman role, perawat primer juga menginformasikan kepada keluarga pasien mengenai prosedur dan tujuan pengisian formulir DNR. Pada scene ini juga terlihat peran perawat sebagai allocator resource, dimana perawat mengalokasikan sumber daya manusia yang ada. Sebagai allocator resource, perawat primer membagi tugas organisasi persiapan DNR kepada teman sejawat. Hal ini terlihat ketika perawat primer meminta perawat assosiate untuk memasang gelang DNR pada pasien dan memasang salinan formulir pada bed pasien supaya mudah dilihat. Selain itu, perawat primer juga mengalokasikan bukti resmi formulir tersebut kepada keluarga pasien sebagai bukti sah tindakan, dimana pada salinan tersebut keluarga memiliki hak untuk mencabut keputusan DNR kapan saja. Scene 5 video ini menunjukan kegiatan handover pada pergantian shift sore yang dipimpin oleh kepala ruangan. Pada handover ini, terdapat kepala ruangan, perawat primer, dan perawat assosiate dinas pagi dan sore. Scene ini, diawali oleh pembukaan yang dipimpin oleh kepala ruangan. Kepala ruangan sebagai leader role, mengarahkan anggotanya untuk mengikuti handover sebelum menjalankan tugasnya. Selain sebagai leader, kepala ruangan juga berperan sebagai monitor role dalam memperhatikan kondisi anggotanya. Kepala ruangan juga memonitor keadaan pasien dengan bertanya pada perawat primer dan perawat assosiate yang berdinas pagi. Kepala ruangan sebagai liason role, mengkoordinasikan perawat assosiate dan primer dinas pagi dengan perawat assosiate dan primer dinas siang, dimana setiap anggota mendapat informasi yang jelas antar teman sejawatnya. Kepala ruangan sebagai monitor role terlhat saat kepala ruangan mengajak anggotanya secara langsung memvalidasi kondisi pasien saat ini melalui visit pasien satu per satu. Selain kepala ruangan, perawat primer juga memegang peranan sebagai perawat manajer pada scene ini, dimana perawat primer berperan sebagai monitor role dan diseminator role. Sebagai monitor role, perawat primer shift sore memvalidasi kondisi pasien dan pengorganisasian pada perawat yang berdinas pagi. Sebagai diseminator role, perawat primer shift pagi yang telah mendapat informasi dari perawat assosiate dinas pagi menginformasikan pada perawat shift sore mengenai status DNR yang telah disetujui oleh keluarga pasien. Fungsional Perawat sebagai manajer memiliki beberapa fungsi dalam planning, organizing, staffing, actuating/leading, dan controling (Madan & Ramu, 2018). Pada fungsi planning atau perencanaan, perawat menetapkan tujuan organisasi yang diikuti dengan menentukan strategi kebijakan dan standar yang dibutuhkan kelompok untuk mencapai tujuan (Julianto, 2014). Pada fungsi organizing, perawat menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, perawat merancang kelompok kerja yang sesuai dengan melakukan penugasan dan pendelegasian terhadap anggota untuk melaksanakan tugasnya. Pada fungsi staffing, perawat melakukan perekrutan dan pengembangan anggota supaya tercipta lingkungan kerja yang kondusif dan produktif. Pada fungsi leading/ actuating, perawat sebagai manajer mengarahkan anggota untuk melakukan tugasnya(Madan & Ramu, 2018). Pada fungsi controlling, perawat mengawasi kerja anggota untuk menjamin berjalannya rencana yang telah ditetapkan bersama. Fungsi dari manager dalam video ini juga sudah terihat dimana perawat menjalankan fungsi planning, organizing, staffing, actuating, dan controlling. Dalam fungsi planning terlihat perawat primer menentukan rencana untuk tindakan DNR pada pasien dengan kondisi pneumonia covid-19. Selain perawat primer, kepala ruangan juga melakukan fungsi planning dengan melakukan handover untuk menentukan rencana keperawatan shift selanjutnya. Dan dalam organizing, perawat bersama tenaga kesehatan lain bersama-sama berdiskusi mengenai tindakan terbaik yang harus dilakukan untuk pasien. Perawat primer harus melakukan koordinasi dengan dokter untuk keputusan DNR pada pasien. Fungsi organizing juga terlihat ketika perawat primer mengorganisasikan persiapan DNR kepada perawat assosiate. Pada fungsi staffing, perawat dengan dokter penanggung jawab memberikan edukasi terkait keputusan DNR pada keluarga pasien. Fungsi staffing terlihat juga pada kepala ruangan yang memastikan kecukupan tenaga yang akan berdinas di shift sore. Pada actuating, perawat dan dokter memberikan edukasi terkait keputusan DNR dengan menjelaskan tindakan DNR. Fungsi actuating juga terllihat ketika perawat primer mengarahkan tugas perawat assosiate dalam mempersiapkan tindakan DNR. Terakhir pada fungsi controling, perawat memastikan bahwa edukasi DNR tepat dilakukan pada pasien dan keluarga memahami dengan baik terkait keputusan ini. Fungsi controlling juga terlihat saat kepala ruangan memvalidasi kondisi pasien dan mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan oleh perawat dinas pagi pada saat handover. Referensi Huber, D. (2010). Leadership and nursing care management. UK: Saunders Elsevier. Julianto, M. (2014). Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan dalam Manajemen Konflik. Diakses pada Selasa, 30 Juni 2020 pukul 13.00 WIB, melalui http://202.137.25.13/ejurnal/pdf/PerandanFungsiManajemenKeperawatandalamManaje menKonflik.pdf Madan, G., & Ramu, M. (2018). An observational study: role and function of a manager. International Journal of Pure and Applied Mathematics, 119(17), 159-168 Robbins, S.P., & Judge, T.A. (2013). Organization Behavior. New Jersey: Pearson Education. Tovmasyan, G. (2017). The role managers in organizations: psychological aspects. Business Ethics and Leadership, 1(3), 20-26. Weiss, S., & Tappen R. (2015). Essentials of nursing leadership and management. Philadelphia: FA. Davis Company