Uploaded by User58491

Diplomasi Utsman bin Affan

advertisement
Analisis Diplomasi Utsman bin Affan
Annisa Salsabila Lubis
3820175181339
HI-5B
Diplomasi merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menciptakan
perdamaian dan mengentikan atau mencegah peperangan terjadi. Artikel ini akan
Menganalisa bagaimana bentuk, tujuan diplomasi serta peran Ustman bin Afwan
dalam masa pemerintahannya sebagai khilafah ketiga.
Biografi Ustman bin Affan
Ustman bin affan merupakan khalifah ketiga setelah Abu Bakar as-Shiddiq
dan Umar bin Khattab. Ustman bin Affan juga salah seorang sahabat Rasulullah yang
memiliki hubungan dekat dengan Rasulullah sekaligus menantu Rasulullah. Nama
lengkapnya yaitu Usman bin Affan bin Abil, Ash bin Umayyah bin Abd al-Syam
bin Abdi Manaf bin Qusyai bin Kilab. Ia lahir dikota Mekkah pada tahun keenam
dari tahun gajah atau pada tahun 576 (Muhammad Arif, 2015).
Ustman seorang pedagang binis yang cerdik, serta memiliki perangai yang
lembut, dan terkenal sebagai laki-laki yang pemalu. Meski demikian ia sosok yang
dermawan dan dihormati ditengah-tengah kalangan Quraisy. Nama panggilannya Abu
Abdullah dan gelarnya dzu ar-Nurain (Hasnun Jauhari Ritong, 2017), karena ia
menikahi dua putri Rasulullah yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsu setelah wafatnya
Ruqayyah karena sakit. Karena akhlak Ustman yang bagus Rasulullah menyatakan
“Andaikan saya memiliki sepuluh orang anak putri maka akan saya nikahkan dengan
ustman satu demi satu”( Afrizal Iqbal, 2000).
Pemilihan Ustaman bin Affan Sebagai Khilafah
Pemilihan Utsman bin Affan sebagai khalifah ketiga pengganti Umar bin
Khattab, tidaklah dengan suara bulat. Ada perbedaan pendapat yang cukup tajam
antara bani Umayyah dan Bani Hasyim. Ini juga memberikan penjelasan, bahwa dari
sejak jaman khalifah, sejarah tentang perebutan kekuasaan telah terjadi. Inilah yang
sangat dikhawatirkan oleh Umar bin Khattab menjelang kematiannya (Murtinginsih,
2018).
Sehingga Umar membentuk majlis atau dewan syuro untuk memilih khilafah
penggantinya yang teridiri dari 6 orang yaitu, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib,
Abdur Rahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi
Waqqash. Dari hasil musyawarah terpilihlah Ustman bin Affan sebgai khilafah ketiga
pengganti Umar bin Kkhattab.
Kebijakan Ustman dalam Menyelasaikan Masalah
Farus Abu Lu’lu adalah seorang budak asal Persia yang telah membunuh
Umar bun Khattab, pembunuhan ini terjadi karena sebuah konspirasi terencana dari
orang-orang Persia yang berada di Madinah. Yang didalangi oleh seorang gubernur
Persia dizaman Yazdazir yaitu Hirmazan. Ubadillah yang merupakan putra dari Umar
bin Khattab berang terhadap pembunuhan tersebut. Sehingga ia mengamuk dan
membunuh dua orang pelaku konspirasi tersebut. Ubaidillah mendatangi rumah Abu
Lu’lu dan membunuh anak perempuannya. Dengan tindakan ini Ubaidillah telah
melakukan kesalahan karena membunuh seorang muslim dan dua prang dzimmi.
Terdapat dua hal yang harus dilakukan oleh Ustman bin Affan untuk
menyelesaikan masalah Ubaidillah. Disatu sisi Ustman harus menjalankan hokum
qishas, yaitu menetapkan agar Ubaidillah bin Umar segera dieksekusi, disisi lain
Ustman melakukan tindakan persuasif kepada pewariskorban untuk memaafkan
Ubaidillah (Afrizal Iqbal, 2000). Kerana terdapat beberapa alibi yang dapat
meringkan hukuman Ubadillah tersebut yaitu ia melakukan hal itu karena terpancing
emosi untul membalas dendam ats pembunuhan ayahnya.
Banyak terjadi perdebatan tentang hukuman yang akan diterimah oleh
Ubaidillah, namun nayoritas suara berpendapat agar Ubadillah tidak dihukum qisas
karena hal tersebut akan menimbulkan krisis. Sehingga Ustman menyatakan bahwa
orang-orang yang terbunuh tidak memiliki ahli waris di Madinah. Hukum
menyatakan jika demikian maka Negara berhak mengambil perkara masalah tersebut.
Ustman yang kala itu merupakan kepala Negara maka ia menjadi pewaris
resmi dan pengganti dari para korban, sehingga memiliki hak untuk memutuskan
perkara tersebut.Dan setelah melakukan musyawarah dengan para sahabart, maka
Ustman memutuskan agar Uabidillah tidak dihukum qisas, tetapi cukup membayar
diyat atau kompensasi. Ustman membantu Ubadillah untuk membayar kompensasi
tersebut dan memberikan Uangnya sebagai kas Negara. Dan masih banyak kebijakan
dan hasil yang dilakukan Ustman pada masa pemerintahannya sebagai khilafah.
Analisis Bentuk, Tujuan, Peran Diplomasi Ustman bin Affan
Dari hal diatas dapat dianalisa bagaimana bentuk, tujuan dan peran Ustman
dalam diplomasi. Diplomasi memiliki beberapa bentuk untuk mencapai suatu
kesepakatan salah satu bentuk diplomasi yang digunakan Ustaman kala itu yaitu
negosiasi yang berati suatu proses penyelesaian sengketa dengan cara damai antara
kedua belah pihak guna menghindari terjadinya pertingkaian yang lebih buruk. Hal
ini telah dibuktikan Ustman dengan berakhirnya masalah Ubaidillah dengan rasa
kasih dan cibta, pengampunan maaf bukan dengan darah.
Menurut Kautaliya tujuan diplomasi tujuan yaitu preservation, Augmentation,
proper distribution dan acquisition. Dalam penyelesaian sengketa tersebut Ustman
telah melaksanakan tujuan diplomasi yaitu preservation (memelihara hubungan baik),
augmentations (meingkatkan kesejahteraan) dan proper distribution (menjaga
keseimbangan).
Hal ini terbukti dengan terpeliharanya hubungan baik antara Ubaidillah
dengan yang lainnya, membantu Ubaidillah membayar kompensasi, dan menjaga
keseimbangan rakyat Madinah kala itu. Ustaman berperan sebagai komunikator dala
penyelesaian masalah dimana ia berhati-hati dalam menyampaikan kebijakannya atas
masalah Ubaidillah. Dan berperan sebgai negosiator yang mana ia mampu
menyelesaikan masalah secara damai tanpa kekerasan
Terbunuhnya Utsman bin Affan
Akhir dari pemerintahan Ustman bin Affan ditandai dengan terbunuhnya
Ustman bin Affan oleh para pemberontakan dan munafikin karena fitnah yang
tersebar tentang Ustman. Beberapa tuduhan-tuduhan atau fitnah yang dialamatkan
untuk Ustman yaitu, mengenai para gubernur, para pemberontak menuduh Ustman
memcat sejumlah sahabat dan mengganti dengan sejumlah kerabatnya yang dianggap
tidak memiliki kecakapan atau tindakan nepotisme.
Mengenai harta milik umum, para pemberontak menuduh Ustman dan kaum
bani Umayyah memanfaatkan harta yang bukan hak dan miliknya. Mengenai
sikapnya terhadap sebagian sahabat utama dan tindakan-tindakan keras yang
dilakukan terhadap sebagian mereka. Utsman bin Affan telah dituduh bersikap keras
terhadap sahabat yang bernama Abu Zarr Al-Ghifari dan Ammar bin Yasir serta
Abdullah bin Mas`ud (Murtiningsih, 2018).
Masalah kempat adalah khalifah dituduh telah melakukan bid`ah agama. Ada
tiga masalah yang menyebabkan Utsman dituduh telah melakukan bid`ah dalam hal
agama. Masalah pertama adalah beliau tidak menqasar (meringkas) shalatnya ketika
berada di Mekkah, padahal nabi menqasar (meringkas shalatnya).28 Tuduhan kedua
dalam hal bid`ah yang dilakukannya karena beliau membakar mushaf-mushaf.
Tuduhan yang ketiga adalah bahwa beliau membangun masjid Madinah, padahal apa
yang dilakukannya itu telah bermusyawarah dengan para pemikir dari sahabatsahabat Rasulullah (Murtiningsih, 2018). Akan tetapi fitnah terbut tanpa didasari oleh
bukti yang kuat terhadap Ustman bin Affan
Kesimpulan
Ustman bin Affan menjalankan masa khalifahnya selama 12 tahun yang
dibagi menjadi 6 tahun pertama dan 6 tahun terakhit. Ustman bin AAffan banyak
memberikan perubahan baik bagi umat islam dan perluasan wilayah untuk penyebara
syiar islam. Ustman berperan menjadi seorang kepala Negara dan diplomat yang baik.
Refrensi
At-Tamimi. A, Ustman bin Affan Khalifah yang Terzhalimi, 2008: Maktabah
Abu Salma al-Atsari.
Arif. M , Pemerintahan Khalifah Ustman bin Affan (Analisis Historis
Sebab0sebab Munculnya Pemberontakan), 2015:Tesis UIN Alauddin.
Iqbal, Afzal, Diplomasi Islam, 2000:Jakarta, Pustaka al-Kautsar
Murtiningsih,
Tuduhan Nepotisme Terhadap Ustman bin Affan dan
Pengaruhnya Terhadap Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, JIA/Juni 2018//Th.19/No1.
Nasrilllah, Manajemen Konflik Masa Kekhalifajan Utman bun Affan, AlIdarah, vol IV, No. 5, 2017.
Natamarga R, Perjalanan Hidup Ustman bin Affan sebuah Perkenalan.
Rahmawati N, Sugiyanto, Suranto, Sistem Pemerintah Islam di Bawah
Kepemimpinan Khalifah Ustman bin Affan Tahun 644-656, Artikel Ilmiah Mahasiswa
2015,I (1) UNEJ.
Rizqa. H, Wafatnya Ustman bin Affan, www.khaznah.com (26 April 2019).
Download