Kebudayaan Daerah Melayu Tugas Makalah Individu Tingkat Kontribusi dan kesadaran A. Latar Belakang Indonesia memiliki 1.340 suku yang tersebar di daerah seluas 1,905 juta km2. Dengan pembagian keseluruhan suku besar yang terdata yakni Dayak, Sasak, Nias, Toraja, dan masih banyak suku besar lainnya. Dengan persebaran penduduk yang banyak dan hampir merata di seluruh daerah di Indonesia. Dengan terjadinya persebaran penduduk, maka muncul pula asimilasi atau penggabungan suatu budaya dari satu daerah dengan daerah lain yang memunculkan budaya baru. Diantara seluruh suku yang ada di Indonesia, ada 5 suku besar yang penyebarannya merata diseluruh pelosok Indonesia, yaitu No Suku Daerah Asal Jumlah Penduduk 1 Jawa Pulau Jawa 94.843.073 2 Sunda Pulau Jawa 36.704.944 3 Melayu Pulau Sumatra 8.753.791 4 Batak Pulau Sumatra 8.466.969 5 Madura Pulau Jawa 7.179.356 *Sumber : Wikipedia Dari 5 suku besar tersebut, salah satu suku diantaranya adalah suku Melayu. Suku melayu ini tidak terlepas dari cikal bakal berkembangnya seluruh Suku yang ada di Indonesia dan juga suku melayu ini merupakan cikal bakal menjadinya Bahasa Indonesia seperti yang digunakan saat ini. Suku Melayu adalah sebuah kelompok etnis dari orang-orang Austronesia terutama yang menghuni Semenanjung Malaya, seluruh Sumatra, bagian selatan Thailand, pantai selatan Burma, pulau Singapura, Borneo pesisir termasuk Brunei, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Sarawak dan Sabah pesisir, Filipina bagian barat dan selatan, dan pulaupulau kecil yang terletak antara lokasi ini — yang secara kolektif dikenal sebagai "Dunia Melayu". Lokasi ini sekarang merupakan bagian dari negara modern Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Burma, Thailand, dan Filipin. Nama "Malayu" berasal dari Kerajaan Malayu yang pernah ada di kawasan Sungai Batang Hari, Jambi. Dalam perkembangannya, Kerajaan Melayu akhirnya takluk dan menjadi bawahan Kerajaan Sriwijaya.Pemakaian istilah Melayu-pun meluas hingga ke luar Sumatra, mengikuti teritorial imperium Sriwijaya yang berkembang hingga ke Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Berdasarkan prasasti Keping Tembaga Laguna, pedagang Melayu telah berdagang ke seluruh wilayah Asia Tenggara, juga turut serta membawa adat budaya dan Bahasa Melayu pada kawasan tersebut. Bahasa Melayu akhirnya menjadi lingua franca menggantikan Bahasa Sanskerta. Era kejayaan Sriwijaya merupakan masa emas bagi peradaban Melayu, termasuk pada masa wangsa Sailendra di Jawa, kemudian dilanjutkan oleh kerajaan Dharmasraya sampai pada abad ke-14, dan terus berkembang pada masa Kesultanan Malaka sebelum kerajaan ini ditaklukan oleh kekuatan tentara Portugis pada tahun 1511. Masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke-12, diserap baikbaik oleh masyarakat Melayu. Islamisasi tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat jelata, namun telah menjadi corak pemerintahan kerajaankerajaan Melayu. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kesultanan Johor, Kesultanan Perak, Kesultanan Pahang, Kesultanan Brunei, Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, dan Kesultanan Siak. Bahkan kerajaan Karo Aru pun memiliki raja dengan gelar Melayu. Kedatangan Eropa telah menyebabkan terdiasporanya orang-orang Melayu ke seluruh Nusantara, Sri Lanka, dan Afrika Selatan. Di perantauan, mereka banyak mengisi pos-pos kerajaan seperti menjadi syahbandar, ulama, dan hakim. Dalam perkembangan selanjutnya, hampir seluruh Kepulauan Nusantara mendapatkan pengaruh langsung dari Suku Melayu. Bahasa Melayu yang telah berkembang dan dipakai oleh banyak masyarakat Nusantara, akhirnya dipilih menjadi bahasa nasional Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Melayu Sendiri merupakan Salah satu Suku yang melakukan penyebaran ke Indonesia. Penyebaran tersebut sendiri tediri dari dua bagian, yaitu Proto Melayu dan Deutro Melayu. Untuk Proto Melayu atau Bangsa Melayu Tua adalah bangsa Indonesia yang pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1500 SM. Mereka adalah orang - orang Austronesia yang masuk ke wilayah Nusantara melalui 2 jalur , yaitu jalur barat dan jalur utara. Bangsa Proto Melayu adalah Bangsa yang memiliki kebudayaan yang maju pada saat itu. Hal ini dibuktikan dengan penemuan fosil benda benda yang terbuat dari bahan dasar batu . Hasil dari Kebudayaan Proto Melayu yang terkenal adalah Kapak persegi. Kapak persegi banyak di temukan di Sumatera, Jawa , Kalimantan ,dan Bali.dan keturunan dari Bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua adalah orang - orang suku Dayak dan Toraja. Suku Melayu Riau adalah salah satu dari banyak Rumpun Melayu yang ada di nusantara. Mereka berasal dari daerah Riau yang menyebar di seluruh wilayah sampai ke pulau-pulau terkecil yang termasuk dalam wilayah provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Wilayah kediaman mereka yang utama adalah di daerah pantai timur Riau, sebagian besar di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Kota Pekanbaru yang merupakan kekuatan kerajaan Riau pada masa lampau. Provinsi Riau, terletak di bagian tengah Pulau Sumatra. Sebelah Utara provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Sumatra Barat, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Meskipun sebagian besar penduduk Melayu Riau hidup di Pulau Sumatra, sebagian lain tinggal di kepulauan. Dua pulau yang paling berkembang dalam gugusan pulau itu adalah Pulau Batam dan Pulau Bintan. Bahasa Melayu Riau adalah bagian dari rumpun Bahasa Melayu. Bahasa Riau sendiri memiliki dua dialek, yakni dialek Melayu Riau Daratan yang digunakan di Pulau Sumatra, dan dialek yang mereka gunakan di Kepulauan Riau dan di daerah pesisir pantai. Sastra Melayu Riau terekam dengan baik dalam pantun, syair, gurindam, hikayat, karmina, seloka, puisipuisi tradisional, peribahasa lokal, mantra-mantra, dan kisah-kisah roman, serta bentuk-bentuk ekspresi lainnya yang mereka gunakan untuk mengungkapkan perasaan mereka. Riau diduga telah dihuni sejak 10.000.000-14.000.000 SM. Kesimpulan ini diambil setelah penemuan alat-alat dari zaman Pleistosen di daerah aliran sungai Sungai Sengingi di Kabupaten Kuantan Singingi pada bulan Agustus 2009. Alat batu yang ditemukan antara lain kapak penetak, perimbas, serut, serpih dan batu inti yang merupakan bahan dasar pembuatan alat serut dan serpih. Tim peneliti juga menemukan beberapa fosil kayu yang diprakirakan berusia lebih tua dari alat-alat batu itu. Diduga manusia pengguna alat-alat yang ditemukan di Riau adalah pithecanthropus erectus seperti yang pernah ditemukan di Jawa Tengah Imperium Melayu Riau juga merupakan penyambung warisan Kedatuan Sriwijaya yang berbasis agama Buddha. Ini bukti ditemukannya Candi Muara Takus yang diduga merupakan pusat pemerintahan Sriwijaya, yang berasitektur menyerupai candi-candi yang ada di India. Selain itu, George Cœdès juga menemukan persamaan struktur pemerintahan Sriwijaya dengan kesultanan-kesultanan melayu abad ke-15. Kerajaan Melayu dimulai dari Kerajaan Bintan-Tumasik abad ke-12, disusul dengan periode Kesultanan-kesultanan melayu Islam. Teks terawal yang membahas mengenai dunia melayu adalah Sulalatus Salatin atau yang dikenal sebagai Sejarah Melayu karya Tun Sri Lanang, pada tahun 1612. Menurut kitab tersebut, Bukit Seguntang adalah tempat dimana datangnya Sang Sapurba yang dimana keturunannya tersebar di alam melayu. Sang Mutiara menjadi raja di Tanjungpura dan Sang Nila Utama menjadi raja di Bintan sebelum akhirnya pindah ke Singapura. Setiap daerah memiliki adat istiadat dan budaya masing – masing, salah satu diantaranya adalah Kesenian, dan diantara kesenian tersebut adalah Tarian. Tarian melayu pada umumnya memiliki gerakan yang sama. Salah satu tarian yang akan diangkat ialah tarian melayu yang berasal dari Riau. Salah satu tarian dari Riau yang terkenal adalah tari zapin. Bila dilihat dari catatan sejarahnya, Tari Zapin ini asal mulanya adalah dari sebuah tarian khusus yang dimainkan oleh masyarakat istana di wilayah Kesultanan Yaman, Timur Tengah pada zaman dahulu. Sebutan Zapin diambil dari kata “Zafn” yakni dari bahasa Arab yang artinya gerak cepat. Bisa dikatakan bahwa Zapin adalah salah satu seni Islam yang mewujudkan konsep-konsep ajaran Islam. Oleh karena itu, di dalam Zapin terkandung nilai-nilai, filsafat, etika, estetika atau semua hal yang terkait dengan seni Islam. Untuk pertama kalinya, tarian ini disebarkan oleh orang-orang Arab yang beragama Islam. Mereka membawa serta kebudayaan mereka ke daerah-daerah yang dipengaruhi Melayu. Seperti umumnya kesenian tradisional, seiring perkembangan Tari Zapin juga mengalami beberapa perubahan. Baik dalam penyajian dan bentuknya sejalan dengan kreativitas kesenian dari masa ke masa. Sebagai misal, jika pada awalnya Tari Zapin dimonopoli oleh kaum laki-laki, saat ini juga ditarikan oleh penari wanita. Bahkan di beberapa keadaan, tari ini juga ditarikan bersama antara lelaki dan wanita secara berpasangan. Pada mulanya, tarian ini dibawa oleh para saudagar Arab ketika masa perdagangan antar benua pada awal abad ke 16, dan diperkenalkan kepada masyarakat yang ada di sekitar Selat Malaka, termasuk masyarakat Riau. Selanjutnya, tarian ini mengalami akulturasi budaya dengan budaya masyarakat setempat. Sebelum masuk ke Nusantara, istilah Zapin sudah lama dikenal dan dikaitkan dengan kisah kegirangan Ali bin Abi Thalib ra. Sehubungan dengan ini, Zapin berasal dari kosa kata Arab “Zafn” yang berarti pergerakan kaki cepat mengikuti rentak pukulan. Dalam prakteknya, Tari Zapin sendiri memiliki kekuatan utama pada pergerakan kaki mengikuti irama musik. Untuk diketahui, kerajaan-kerajaan Melayu hampir seluruhnya terletak di tepi sungai atau tepi laut, sementara orang Melayu sendiri adalah ahli berdagang. Hal ini memungkinkan kebudayaan Melayu terbuka terhadap pengaruh dari luar.Tari Zapin adalah salah satu contoh seni pertunjukan yang berkembang menjadi kesenian Melayu. Selain di Malaysia, Singapura, Brunei dan Thailand, kesenian ini juga dikenal di Nusantara Indonesia. Tersebar mulai dari Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Maluku. Dalam sejarahnya, Tari Zapin terkait erat dengan penyebaran Islam di pesisir Nusantara pada kisaran abad ke-13 dan 14. Zapin bersama dengan kesenian Arab lain, seperti Rodat dan Hadrah diperkenalkan oleh para saudagar Arab yang sekaligus pendakwah Islam.Di masa awal, Zapin hanyalah sebuah hiburan untuk mengungkapkan rasa gembira. Dengan iringan musik khas Arab, Marawis dan Gambus, tarian ini dibawakan dengan gerakan yang didominasi kecepatan jejak dan Langkah kaki. Di Nusantara Indonesia sendiri, tari ini bermula dari hiburan bagi lingkungan keturunan Arab untuk kemudian masuk ke lingkungan kerajaan. Melalui persilangan dengan budaya lokal, kemudian dikenallah penggolongan tari Zapin, Zapin Arab dan Zapin Melayu. Zapin Arab merupakan tradisi tari eksklusif di kelompok warga keturunan Arab. Sementara itu, Zapin Melayu adalah tarian yang berkembang di kalangan kaum Melayu, terutama di lingkungan kerajaan.Selain berniaga, sebagian orang Arab juga ada yang menjadi guru agama bagi kaum kerabat kerajaan. Di kerajaan Siak Sri Indrapura, awalnya kesenian ini hanya dijadikan hiburan selepas mengaji agama, akhirnya tari dan musik Zapin berkembang menjadi hiburan di kalangan istana. Istilah Zapin Istana pun dikenal karena tarian ini juga dibawakan dalam acara seremonial kerajaan. Di masa keemasan Kesultanan Siak Indrapura, Zapin dibina dan dipelihara sebagai satu bentuk kesenian dengan kaidah-kaidah yang luhur dan santun. Tidak hanya berkembang pesat di lingkup istana, Tari Zapin juga di kalangan masyarakat Melayu dengan ragam dan gerak yang khas. Kesenian ini pun lestari berkat pemeliharaan yang baik sebagai kesenian istana maupun sebagai kesenian masyarakat.Namun apa yang tumbuh di masyarakat tentu berbeda dengan yang ada di istana yang diatur dari segi adat, estetika, etika dan simbol serta secara keseluruhan disesuaikan dengan tatacara atau adat dalam istana.Dengan demikian, seiring penyebaran agama Islam di daerah-daerah yang dipengaruhi Melayu, Zapin pun tertinggal dan mengalami proses akulturasi dengan budaya di daerah-daerah tersebut. Seiring perkembangannya, Zapin tumbuh dan menyebar di sebagian besar daerah Riau, terutama di daerah pantai (Kepulauan Riau). Selain itu, tari ini juga tersebar di bekas pusat-pusat pemerintahan kerajaan Melayu seperti di Siak Sri Indrapura, Pulau Penyengat, Daek Tembelan dan pulaupulau disekitar laut Cina Selatan. Dalam perjalanan sejarahnya, penyebaran Zapin meluas melintasi daerah dan negara. Hal ini turut memungkinkan adanya perubahanperubahan hingga tercipta ragam-ragam dan gerak yang khas yang disesuaikan dengan citarasa masing-masing daerah. Selain itu, Zapin yang dulunya hanya dibawakan oleh kaum lelaki, sejak kisaran tahun 1960-an sudah mulai dimainkan oleh remaja putri. Bahkan ada juga yang melibatkan penari laki-laki dan wanita secara berpasangan.Sejalan dengan perkembangan Agama Islam, Tari Zapin pun menyebar hampir di seluruh pesisir Nusantara. Tarian ini bisa ditemukan di Sumatra Utara, Riau dan Kepulauannya, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung. Ada pula di Jakarta, pesisir utara – timur dan selatan Jawa, Nagara, Mataram, Sumbawa, Maumere, pesisir Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Tengah, Gorontalo, Ternate, dan Ambon. Sedangkan di negara tetangga terdapat di Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura. Di sebagian tempat, Tari Zapin juga dikenal dengan nama berbeda. Umumnya sebutan Zapin lebih populer di Riau dan Sumatra Utara. Orang Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu menyebutnya sebagai Dana, di Lampung disebut Bedana dan di Jawa disebut Zafin. Sementara itu, di Kalimantan dikenal dengan nama Jepin, di Sulawesi disebut Jippeng, di Maluku lebih akrab disebut Jepen dan di Nusa Tenggara dikenal sebagai Dana-Dani. Tema dari Tarian Zapin ini ialah berhubungan pola hidup masyarakat melayu. Tiap-tiap gerakan tarian ini memiliki nilai-nilai filosofis yang terkait dengan kehidupan masyarakat setempat. Meskipun pada mulanya hanyalah tari yang diperuntukkan sebagai hiburan saja. Namun, pada perkembangannya tarian ini telah menjadi sebuah ikon atau lambang dari kemajuan kebudayaan yang ada di masyarakat Riau. Hal-hal yang paling menyentuh adalah kentalnya nilai-nilai pendidikan serta keagamaan yang diajarkan dan dimasukkan ke dalam syair-syair yang mengiringi tarian ini. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka rumusan masalahnya adalah : 1. Kurangnya minat pemuda pemudi sekarang dalam mempelajari tarian daerah melayu. 2. Mulai langkanya paguyuban yang menyediakan tarian melayu. C. Tujuan Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah di jabarkan di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah : 1. Agar pemuda lebih mencintai budaya daerah sendiri 2. Agar munculnya kembali minat masyarakat terhadap tarian melayu. D. Teori a. Pariwisata Definisi Pariwisata“Pariwisata adalah berbagai aktivitas perjalanan dan tinggal seseorang di luar tempat tinggal dan lingkungannya selama tidak lebih dari satu tahun bertujuan untuk berwisata, bisnis, atautujuan lain dan tempat yang dikunjunginya tersebut. dalam Undang-undang No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menjelaskan mengenai pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah daerah”. Suryadana dan Ocativia (2015:30). Pariwisata adalah perpindahan sementara orang-orang kedaerah tujuan diluar tempat kerja dan tempat tinggal sehari-harinya, kegiatan yang dilakukannya adalah fasilitas yang digunakan ditujukan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya (Fandeli,1995: 47) Pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang mampu meciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan. Menurut Mclntosh dalam menyatakan bahwa pariwisata adalah “Komposisi kegiatan pelayanan dan industri yang memberikan pengalaman perjalanan: Transportasi, akomodasi, pendirian makan dan minum, pertokoan, hiburan, aktivitas, dan layanan perhotelan lainnya yang tersedia untuk perorangan atau kelompok yang berada di luar rumah.” Unsur pembentuk pengalaman wisatawan yang utama adalah daya tarik dari suatu tempat atau lokasi. Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik kepentingan sosial maupun kebudayaan. Kegiatan wisatawan dalam berwisata tentulah dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, baik faktor penarik maupun faktor pendorong dalam melakukan kegiatan perjalanan pariwisata. Fandeli (1995: 40) menjelaskan kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut: a) Faktor PendorongFaktor yang mendorong seseorang untuk berwisata adalah ingin terlepas, meskipun sejenak dari kehidupan yang rutin setiap hari, lingkungan yang tercemar, kemacetan lalu lintas dan hiruk pikuk kehidupan kota. b) Faktor PenarikFaktor ini berkaitan dengan adanya atraksi wisata di daerah atau di tempat wisata. Atraksi ini dapat berupa kemashuran akan obyek wisata, tempat-tempat yang banyak diperbincangkan orang serta sedang menjadi berita b. Pengertian Tari Menurut M.Jazuli (2008:7), tari adalah bentuk gerak yang indah, lahir dari tubuh yang bergerak, berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari. Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah (soedarsono, 1986: 24). Tari adalah gerak ritme yang (dengan kesadaran) dibentuk dengan tubuh sebagai media di dalam ruang (Corrie Hartong 1996: 32). Tari adalah salah satu pernyataan budaya. Tari merupakan kegiatan kreatif dan konstruktif yang dapat menimbulkan intensitas emosional dan makna. Menurut Amir rochyatmo (1986:73), tari adalah gerak ritmis yang indah sebagai ekspresi jiwa manusia, dengan memperhatikan unsur ruang dan waktu. Tari tradisional adalah tari yang lahir, tumbuh, berkembang dalam suatu masyarakat yang kemudian diturunkan atau diwariskan secara terus menerus dari generasi kegenerasi. Dengan kata lain, selama tarian tersebut masih sesuai dan diakui oleh masyarakat pendukungnya termasuk tari tradisional (M.Jazuli, 2008:71). Soedarsono (1972:5) menjelaskan bahwa tari ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah.Menurut Kussudiardjo (1992:1) menguatkan pendapat bahwa “seni tari adalah keindahan gerak anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa atau keindahan bentuk anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis”. Menurut Aristoteles, Tari merupakan tujuannya untuk memberikan gambaran gerakan karakter ritmis dan yang kehidupan manusia sebagaimana mereka berperilaku ataupun menderita. Menurut Bagong Sudito, seni tari ialah gerak ritmis yang sesuai dengan irama dan bertujuan mengekspresikan perasaan Cooric Harting, Seni tari menurut Cooric ialah serangkaian gerakan ritmis disertai irama yang dilakukan dalam satu waktu dan ruang Yulianti Parani, Tari merupakan gerak ritmis seluruh atau sebagiannya dari tubuh yang baik secara individu ataupun berkelompok yang disertai ekspresi tertentu Berdasarkan pendapat para ahli mengenai seni tari, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya seni tari bukan hanya tentang menggerakkan tubuh mengikuti irama, namun juga harus juga sejalan dengan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan kepada penikmat tari c. Kesenian Kesenian adalah salah satu isi dari kebudayaan manusia secara umum, karena denganberkesenian merupakan cerminan dari suatu bentuk peradaban yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginan dan citacita yang berpedoman kepada nilai-nilai yang berlaku dan dilakukan dalam bentuk aktifitas berkesenian, sehingga masyarakat mengetahui bentuk keseniannya. Kesenian daerah merupakan aset budaya bangsa Indonesia yang memerlukan perhatian khusus didalam pelestarian dan perkembangannya,karena pada dasarnya kesenian merupakan bagian dari perjalanan suatu budaya yang sangat ditentukan oleh masyarakat pendukungnya. d. Filosofi Kesenian Melayu Kesenian berhubungan erat dengan masyarakat. Merujuk Bronislaw KasperMalinowski (1884-1942) dan Melville Jeans Herskovits (1895- 1963) memaparkan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri . Pendapat ini sejalan dengan kesenian melayu yang lebih hakiki. Kesenian Melayu mengutamakan nilai kemelayuan, sehingga seni tidak dapat membebaskan diri dari jatidiri orang melayu. Hakikat kesenian yang fokus pada apresiasi tentang keagungan pencipta. Tari olang olang misalnya, Orang sakai mengapresiasi kepada elang sebagai burung yang memiliki kemampuan terbang tinggi melebihi burung lainnya. Dengan kemampuan itu burung elang dapat dijadikan sebagai perantara antara manusia dengan alam semesta. Elang hanyalah sebagai media atau alat yang digunakan Bomo untuk menyampaikan pesan pada sang pencipta Puja dan puji atas keagungan Allah SWT juga tampak dalam pantang dan larang berkesenian. Yang maksudnya sebagai adab kesenian. Seperti dalam Zapin misalnya, harus mengikuti aturan kepatutan yang sifatnya mutlak. Seorang penari perempuan tidak boleh membuka kaki terlalu lebar, tidak boleh mengangkat kaki terlalu tinggi, dan tidak boleh mengangkat tangan (membuka ketiak) terlalu lebar. Hal itu dikarenakan akan memperlihatkan lekuk tubuh penari yang sesungguhnya aurat baginya . e. Objek Wisata Objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang ingin datang berkunjung ke tempat tersebut. Objekdan daya tarik wisata menurut Undang-Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yaitu Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan dan daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata. Menurut Ali (2016: 26) pariwisata adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan wisata, termasuk objekdan daya tarik wisata serta usahausaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Inti atau komponen pariwisata yaitu: i. .Atraksi Atraksi wisata dapat diartikan segala sesuatu yang terdapat di daerah wisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke siatu daerah. Sesuatu yang dapat menarik wisatawan meliputi benda-benda tersdia di alam, hasil ciptaan manusia dan tata cara hidup masyarakat. ii. Amenitas Merupakan berbagai fasilitas penunjang para wisatawan untuk berwisata ke suatu daerah tujuan wisata dengan kenyamanan dan kepuasan tersendiri.Hal tersebut antara lain akomodasi yang nyaman, restoran, bar, layanan informasi, pramuwisata, sikap masyarakat setempat, keamanan dan lain-lain.Fasilitas ini maksudnya memberikan pelayanan dan menyediakan sarana yang dibutuhkan para wisatawan. Fasilitas dan pelayanan yang harus disediakan meliputi fasilitas pelayanan jasa kebutuhan sehari-hari di kawasan objek wisata. iii. Aksesibilitas Berhubungan dengan segala jenis transportasi, jarak atau kemudahan pencapaian suatu objek wisata. Serta unsur pendukung lainnya (pelaku industri pariwisata, masyarakat dan institusi pengembangan) yang membentuk sistem yang sinergis dalam menciptakan motivasi kunjungan wisatawan.Transportasi ini sangat penting guna membantu para wisatawan, mengantar dari tempat asal atau tempat penginapan ke obyek wisata. Dari hal diatas dapat diketahui bahwa kegiatan pariwisata sangat dipengaruhi oleh daya tarik (alammaupun buatan) dan kelengkapan sarana prasarana pendukung kegiatan pariwisata tersebut (fisik). Inti dari pengembangan pariwisata adalah daya tarik.Dapat memanfaatkan potensipotensi yang telah lebih dahulu ada pada daerah tersebut seperti keindahan alam (pemandangan, air terjun, sungai, pantai, dll). Namun daya tarik tanpa didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana serta tanpa didukung oleh akses yang memadai tidak akan menjadikan kegiatan pariwisata di daerah tersebut berkembang. Oleh karena itu, suatu konsep mengenai destinasi sangatlah penting dalam usaha mendukung perkembangan sektor pariwisata. f. Jenis-jenis wisata Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan nenek moyang pada suatu negara, maka timbulnya bermacam-macam jenis wsiata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama kelamaan mempunyai cirinya tersendiri. Ada beberapa jenis pariwisata yang berdasarkan tujuan seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan wisata. Menurut Hasan (2015:56) jenis wisata dibagi menjadi beberapa jenis yakni sebagai berikut i. Wisata Kuliner Wisata ini tidak semata-mata hanya untuk mengenyangkan dan memanjakan perut dengan aneka ragam masakan khas dari daerah tujuan wisata, tetapi juga mendapatkan pengalaman yang menarikjuga menjadi motivasinya. ii. Wisata Olahraga Wisata ini memadukan kegiatan olahraga dengan kegiatan wisata. Kegiatan dalam wisata ini dapat berupa kegiatan olahraga yang aktif mengharuskan wisatawan melakukan gerakan olah tubuh secara langsung. Kegiatan yanglain disebut kegiatan pasif. Dimana wisatawan tidak melakukan gerak olah tubuh, tetapi menjadi penikmat dan menjadi pecinta olahraga saja. iii. Wisata komersial Wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi pameran- pameran dan pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya. iv. Wisata bahari Perjalanan yang banyak dikaitkan dengan dengan olahraga air seperti danau, pantai, air laut. v. Wisata industri Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan mahasiswa atau pelajar, orang-orang awam ke suatu tempat perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian. vi. Wisata Bulan Madu Suatu perjalanan yang dilakukan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan. vii. Wisata Cagar Alam Jenis wisata yang banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau cagar alam, Taman lindung, pegunungan, hutan daerah dan sebagainya, yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang viii. Wisata Budaya Wisata Budaya adalah kegiatan berwisata yang dilakukan dengan bertujuan mempelajari budaya atau adat istiadat suatu daerah yang dituju. Baik itu dilakukan dengan menggunakan Biro Perjalanan Wisata atau tanpa menggunakan BPW tersebut. g. Sumber Daya Wisata Sumber daya merupakan atribut alam yang bersifat netral sampai ada campur tangan manusia dari luar untuk mengubahnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia itu. Dalam konteks pariwisata, sumber daya diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk dikembangkan guna mendukung pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata umumnya berupa sumber daya alam, sumber daya budaya, sumber daya minat khusus, di samping sumber daya manusia. I. Sumber daya alam Elemen dari sumber daya, misalnya air, pepohonan, udara, hamparan pegunungan, pantai, bentang alam, dan sebagainya, tidak akan menjadi sumber daya yang berguna bagi pariwisata kecuali semua elemen tersebut dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, sumber daya memerlukan intervensi manusia untuk mengubahnya agar menjadi bermanfaat. Menurut Damanik dan Weber (2006: 2), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi obyek wisata atau daya tarik wisata alam adalah: a) keajaiban dan keindahan alam (topografi) b) keragaman flora c) keragaman fauna d) kehidupan satwa liar e) vegetasi alam f) ekosistem yang belum terjamah manusia g) rekreasi perairan (danau, sungai, air terjun, pantai) h) lintas alam (trekking, rafting, dan lain-lain) i) objek megalitik j) suhu dan kelembaban udara yang nyaman II. Sumber daya manusia Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam pembangunan pariwisata. Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam pariwisata, McIntosh, et al. (1995) dalam Pitana (2009: 72), memberikan gambaran atas berbagai peluang karir dalam industripariwisata yang memanfaatkan dan digerakkan oleh sumber daya manusia, seperti di bidang transportasi, akomodasi, pelayanan makanan dan minuman, shopping, travel, dan sebagainya. III. Sumber daya budaya Budaya sangat penting perannya dalam pariwisata. Salah satu hal yang menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan untuk melihat carahidup dan budaya orang lain di belahan dunia lain serta keinginan untuk mempelajari budaya orang lain tersebut.Menurut Pitana (2009: 74), sumber daya budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata diantaranya adalah: a. Bangunan bersejarah, situs,monument, museum, galeri seni, situs budaya kuno dan sebagainya b. Seni dan patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusat desain, studio artis, industry film dan penerbit, dan sebagainya. c. Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan, eksibisi foto, festival, dan even khusus lainnya. d. Peninggalan keagamaan seperti pura, candi masjid, situs, dan sejenisnya. e. Kegiatan dan cara hidup masyarakat lokal, sistem pendidikan, sanggar, teknologi tradisional, cara kerja, dan sistem kehidupan setempat. f. Perjalanan (trekking) ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi unik(berkuda, dokar, cikar, dan sebagainya). g. Mencoba kuliner (masakan) setempat. Melihat persiapan, cara membuat, menyajikan, dan menyantapnya merupakan atraksi budaya yang sangat menarik bagi wisatawan. IV. Sumber daya minat khusus Salah satu penyebab terjadinya segmentasi atau spesialisasi pasar pariwisata adalah karena adanya kecenderungan wisatawan dengan minat khusus baik dalam jumlah wisatawan maupun area minatnya. Menurut Richardson dan Fluker(1994)dalam Pitana (2009: 76), jenis-jenis sumber daya pariwisata minat khusus yang bisa dijadikan daya tarik wisata dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Active adventure(petualangan aktif), seperti caving, parachute jumping, trekking, off-road adventure,danmountain climbing. b. Natureand wildlife, seperti birdwatching, ecotourism, geology, national parks,danrainforest. c. Anfinity,seperti artist’s workshop, senior tour, dantour for the handicapped. d. Romance, seperti honeymoon, island vacation, nightlife, single tour, danspa/ hot spring. e. Family, seperti amusemen park, camping, shopping trips, dan whalewatching. f. Soft adventure, seperti backpacking, bicycle touring, canoing/ kayaking, scuba diving/ snorkeling, dan walking tours. g. History/ culture, seperti agriculture, art/ architecture, art festival, dan film/ film history. h. Hobby, seperti antique, beer festival, craft tour, gambling, dan viedeographytour. i. Spiritual, seperti pilgrimage/ mythology, religion/ spiritual, dan yiga and spiritual tours. j. Sports, seperti basket ball, car racing, olympic games, dan soccer. E. Pembahasan 1. Kerangka Pemikiran 2. Gagasan Berdasarkan dari teori yang telah di jabarkan diatas bahwasanya masyarakat Riau sendiri terkadang banyak yang tidak faham mengenai tarian daerah dari daerah setempat dan banyak yang masih menganggap bahwa tarian tersebut dikhususkan untuk Perempuan saja. Sejatinya tarian dapat dilakukan juga oleh laki laki. Dan laki laki apabila ambil andil dalam pementasan tari, maka laki laki tidak harus juga berada di barisan penari. Laki laki juga bisa mengambil bagian sebagai pengiring musik. Dalam tarian itu sendiri, memiliki dua faktor yang penting yaitu penari atau orang yang melakukan gerakan tarian tersebut dan yang kedau yaitu musik, dalam hal ini musik umumnya dimainkan oleh laki-laki. Musik pengiring dalam suatu tarian merupakan salah satu hal yang bisa untuk menjadi penyampai pesan yang tersirat. Seperti dalam tarian “Rapa’i geleng” asal aceh yang menyebutkan disyairnya menyebutkan : Karena saleum, saleum Nabi kheun sunnah Jaro kamo mat tanda mulia Yang memeiliki arti : Karena Salam Nabi katakan Sunnah Kami pengan tangan (berjabat tangan) tanda Mulia Salah satu syair dalam tarian “Rapai Geleng” yang tersirat mengatakan bahwa sunnah dari Nabi Muhammad SAW adalah mengucapkan salam kepada sesama manusia dan berjabat tangan yang merupakan salah satu tanda dimuliakan seseorang dalam budaya dan adat Aceh. Tetapi ada juga yang musik tersebut hanya pengiring saja tanpa adanya sya’ir yang dinyanyikan, seperti halnya tarian Zapin Api dari daerah rupat utara yang hanya memainkan alat musiknya saja tanpa ada Syair. Dalam tarian zapin Api dari daerah Rupat Utara itu sendiri penari yang terdiri dari 5 orang yang awalnya duduk melingkari dupa yang dibakar kemenyan oleh seorang syekh yang kemudian saat pertunjukan berlangsung mereka mulai bermain dengan api tanpa memiliki rasa panas. Berbeda halnya dengan tarian Zapin Melayu, Zapin melayu ini merupakan tarian yang memiliki pengiring musik yang bersyair dan dapat di nyanyikan. Berikut merupaka syair/lirik dari lagu pengiring tarian zapin melayu : Indah tersusun Tangan dihayun Kaki melangkah mengikut rentak cantik dan anggun senyum menguntum Gadis melayu rancan bertandak Tampan perkasa langkah pemuda menyusun gerak pencak berseni menjeling dara diekor mata terpaut rasa io dalam hatimu Alun beralun hai merdu dialun Irama lama tinggalan sejarah janganlah canggung hai duduk mengalun lagulah zapin rentak yang terindah kilau bersinar emas suasa dijari manis elok letaknya Walau dunia terbelah dua Seni Ibunda tetap dijaga Cari yang buruk kita elokkan Cari yang elok hoi dikembangkan Berdentam dentam dentum hoi Tingkah rebana Beralun alun merdu hoi irama lagu Berderap derap bunyi hoi kaki melangkah Berpasang pasang tari hoi geraknya tari Menari menarilah tarian melayu Menari menarilah jangan rasa malu Menari menarilah sejujur hatimu Menari menarilah tanpa rasa jemu Berdentam dentam dentum hoi Tingkah rebana Beralun alun merdu hoi irama lagu Berderap derap bunyi hoi kaki melangkah Berpasang pasang tari hoi geraknya tari Menari menarilah tarian melayu Menari menarilah jangan rasa malu Menari menarilah sejujur hatimu Menari menarilah tanpa rasa jemu Berdentam dentam dentum hoi Tingkah rebana Beralun alun merdu hoi irama lagu Berderap derap bunyi hoi kaki melangkah Berpasang pasang tari hoi geraknya tari Menari menarilah tarian melayu Menari menarilah jangan rasa malu Menari menarilah sejujur hatimu Menari menarilah tanpa rasa jemu Dari Syair diatas yang merupakan penggalan dari musik pengiring yang dinyanyikan di tarian Zapin Melayu yang umumnya diperankan oleh 6 atau 8 orang, yang terdiri dari 3 pasang atau 4 pasang antara laki-laki dan perempuan yang menari berpasangan. Tarian ini merupakan salah satu tarian yang terkenal dari daerah melayu. Tarian zapin ini memiliki makna tersendiri dalam setiap gerakan yang ditampilkan. Musik yang mengiringi tarian ini terbagi menjadi 2 elemen, yakni suara alat musik yang ditabuh serta syair-syair melayu yang dinyanyikan sebagai pesan moral tersendiri. Untuk Tari Zapin murni yang langsung berasal dari budaya Arab, hanya ada 2 alat musik yang dipakai untuk mengiringinya, yakni Marwas dan Gambus. Sementara Tari Zapin yang telah mengalami akulturasi dan perkembangan kebudayaan dengan corak melayu, biasanya ditampilkan dengan iringan berbagai alat musik, seperti rebana, akordeon, gembos, marwas, gitar, serta gendang. Syair-syair lagu yang mengiringi jenis tarian ini biasanya merupakan lagu-lagu yang dibuat oleh seorang pencipta lagu terkenal Tengku Mansor. Beberapa judul lagunya adalah Ya Salam, Tanjung Serindit, Yale-Yale, Gambus Palembang, Sri Pekan, Lancang Kuning, dan juga Lancang Daik. Sebelum lagu-lagu tersebut dibuat, Tari Zapin biasanya diiringi oleh beberapa lagu lama, seperti Bismillah, Pulut Hitam, Anak Ayam Patah, Zapin Asli, Gendang Rebana, Lancang Balai, Saying Sarawak, dan lainlain. Semua lagu-lagu tersebut memiliki pesan moral yang sangat mendalam. Gerakan tarian ini dibagi menjadi 3 bagian utama, yakni gerakan pembuka, gerakan inti, serta gerakan penutup. Bila diulas secara terperinci, ketiga bagian tersebut memiliki gerakan-gerakan lainnya yang terbagi menjadi 19 gerakan. Tiap-tiap gerakan khusus memiliki makna tersirat yang terkandung di dalamnya. Bila tari ini ditampilkan, maka akan terlihat gerakan yang berirama dan terpola. Gerakan tari mendapatkan inspirasi dari kegiatan manusia dan alam lingkungan. Misalnya, Titi Batang, Anak Ayam Patah, Siku Keluang, Sut Patin, Pusing Tengah, Alif dan sebagainya. Berikut ini adalah sebagian dari gerakan Tari Zapin : 1. Tahto 1 : Gerakan dengan maksud sikap rendah diri dan menghargai yang biasa ditampilkan pada permulaan tari. Gerak ini dilakukan sebanyak dua kali di awal dan di akhir dengan dilakukan sebanyak 8 hitungan per 1 kali. 2. Tahto 2 : Juga dimaksudkan sebagai sikap rendah diri yang dilakukan setelah gerak Tahto 1. Dilakukan dengan 8 hitungan per 1 kali, sebanyak dua kali diawal dan diakhir gerakan Tahto 1. 3. Tahto 3 : Masih sama sebagai sikap rendah diri dan menghargai dan dilakukan setelah gerak Tahto 2. Dilakukan dengan 8 hitungan per 1 kali, sebanyak 1 kali diawal dan diakhir gerakan Tahto 2. 4. Bebas : Gerak yang selalu ditampilkan, dilakukan diantara gerakgerak lainnya. Terkadang sebanyak 1 kali, kadang juga dilakukan 1 kali sebanyak 8 hitungan per 1 kali. 5. Shut : Dimaksudkan sebagai sikapadil dan sabar dengan keseimbangan. Dilakukan setelah gerak bebas yang sebelumnya adalah gerak Tahto 3. Dilakukan 2 kali, shut maju dan shut mundur dengan 16 hitungan per 1 kali. 6. Siku Keluang : Mewakili dinamisnya kehidupan. Dilakukan sebanyak 2 kali setelah gerak bebas yang sebelumnya didahului gerak Shut maju dan mundur. 16 hitungan per 1 kali. 7. Mata Angin : Dilakukan setelah gerak bebas 1 kali setelah sebelumnya didahului gerak Siku Keluang. Sebanyak 1 kali dalam 16 hitungan. 8. Titik Batang : Mewakili keteguhan hati dan ketrampilan dalam menghadapi cobaan. Dilakukan sebanyak 2 kali setelah gerak bebas yang sebelumnya didahului gerak Mata Angin. Dilakukan 2 kali maju dan mundur yang keduanya dipisahkan oleh 1 kali gerak bebas. 16 hitungan per 1 kali. Tarian tidak hanya didukung oleh gerakan tangan dan kaki saja, tetapi juga dibantu oleh pakaian dan tata rias yang membantu memperindah tarian tersebut. Para penari Zapin dirias dedemikian rupa agar terlihat menarik, cantik dan tampan. Dalam hal tata busana, penari pria mengenakan pakaian adat Melayu yang terdiri dari atasan baju kurung, cekak musang, bawahan seluar, plekat, kopiah, songket dan bros. Adapun penari wanitanya memakai baju kurung labuh, kain songket, selendang tudung manto, kain samping, anting-anting, kalung, hiasan kembang goyang, sanggul lipat pandan dan conget. Semua busana umumnya berwarna cerah, seperti merah, kuning, hijau, atau biru. Busana para penari sengaja didesain bernuansa islami. Dalam fungsinya untuk menutupi tubuh, memperjelas garis-garis ruang gerak, mempertegas identitas tari, tidak menggaggu gerak, serta memperjelas garis-garis ruang gerak, busana Tari Zapin mampu menimbulkan estetika yang tinggi. Pakaiannya saja sudah menimbulkan suatu norma kesopanan didalam berpakaian yang diharapkan menjadi acuan masyarakat dan menjadi aturan khusus sejalan dengan adat istiadat yang berlaku. Selain busana, penari juga menggunakan beberapa properti tari. Sebenarnya pada dasarnya, tarian ini tidak menggunakan properti apapun dalam pertunjukannya. Namun dalam beberapa pertunjukan. Beberapa kali ditemukan beberapa properti yang digunakan dalam tarian, seperti selendang (sampur) yang biasanya dimainkan oleh penari perempuan dengan tujuan memperindah gerakan yang dilakukan. Itulah konsep Tari Zapin yang sangat menarik untuk dipelajari sebagai salah satu kebudayaan masyarakat Riau. Semua unsur-unsur yang berhubungan dengan Tari Zapin memiliki catatan menarik mengenai budaya dan nilai-nilai moral yang dikandungnya. Sebagai jenis tarian adat, tarian ini mengalami akulturasi kebudayaan antara budaya Arab dan Melayu. Pada masa sebelum tahun 1960-an, sebenarnya tarian ini hanya boleh ditampilkan oleh para pria secara berkelompok. Namun, setelah mengalami berbagai perkembangan, tarian ini telah dibuat dengan beberapa versi.Salah satu setting tarian ini yang paling populer diantaranya adalah versi tari yang berpasangan antara penari pria dengan penari wanita. Dalam pertunjukan panggung, jumlah penari tidak dibatasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan tertentu. F. Penutup a. Kesimpulan “Istilah Zapin muncul pada sekitar abad ke-6 M, ketika terjadi peperangan dengan orang-orang kafir Mekah, di mana pada waktu itu puteri Saidina Hamzah ingin ikut Nabi Muhammad untuk hijrah ke Madinah, namun Nabi Muhammad menolaknya, sehingga terjadi perdebatan, namun tak lama kemudian Nabi menunjuk Saidina Ali untuk menjadi wali pengasuh puteri Saidina Hamzah, yang kemudian Saidina Ali dengan girangnya menari dengan mengangkat kaki” (dalam Md. Nor, 2000: 84: 85; Basarshah 2010: 14; dan Husein 2011: 50). Dalam tarian Melayu dikenal istilah rentak, yaitu motif irama (musik) tertentu yang mendasari motif gerak tertentu (Dewan Kesenian Jakarta, 1978: 99). Rentaklah yang membangun suasana dan identitas tari Melayu. Rentak yang dikenal antara lain rentak Zapin, rentak Joget, rentak Ghazal, rentak Melayu, rentak Mak Inang, rentak Nobat, dan sebagainya. Semua rentak di atas masih dapat dibagi dalam tiga garis besar, yaitu rentak cepat, rentak sedang, dan rentak lambat (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, t.t.: 124) Tari Zapin adalah salah satu contoh seni pertunjukan yang berkembang menjadi kesenian Melayu. Selain di Malaysia, Singapura, Brunei dan Thailand, kesenian ini juga dikenal di Nusantara Indonesia. Tersebar mulai dari Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Maluku. Dalam sejarahnya, Tari Zapin terkait erat dengan penyebaran Islam di pesisir Nusantara pada kisaran abad ke-13 dan 14. Zapin bersama dengan kesenian Arab lain, seperti Rodat dan Hadrah diperkenalkan oleh para saudagar Arab yang sekaligus pendakwah Islam. Di Nusantara Indonesia sendiri, tari ini bermula dari hiburan bagi lingkungan keturunan Arab untuk kemudian masuk ke lingkungan kerajaan. Melalui persilangan dengan budaya lokal, kemudian dikenallah penggolongan tari Zapin, Zapin Arab dan Zapin Melayu. Zapin Arab merupakan tradisi tari eksklusif di kelompok warga keturunan Arab. Sementara itu, Zapin Melayu adalah tarian yang berkembang di kalangan kaum Melayu, terutama di lingkungan kerajaan. Selain berniaga, sebagian orang Arab juga ada yang menjadi guru agama bagi kaum kerabat kerajaan. Di kerajaan Siak Sri Indrapura, awalnya kesenian ini hanya dijadikan hiburan selepas mengaji agama, akhirnya tari dan musik Zapin berkembang menjadi hiburan di kalangan istana. b. Saran Saran kepada Mahasiswa : - Mulailah mempelajari budaya daerah sendiri, karena banyak wisatawan mancanegara yang tertarik dengan budaya lokal. - Mulailah mencintai budaya daerah setempat, dengan mencintai budaya daerah itu akan membuat tertarik untuk mempelajari budaya lokal daerah lain. Saran untuk Umum : - Mulailah untuk mendukung anak-anak kecil belajar mengenai sejarah suatu budaya daerah - Mulailah untuk mengajarin anak-anak mengenai budaya daerah adat sendiri Saran untuk Pelaku Pariwisata - Mulailah membuat kegiatan yang berkenaan dengan kebudayaan suatu daerah, terutama daerah melayu yang awalnya menjadi cikal bakal Indonesia.