Uploaded by nadiahk25

Modul - Chapter 7

advertisement
BAB 7
Modulator FM
Analog Communication Trainer
7-1 : Tujuan Kurikulum
1. Untuk memahami karakteristik dioda varactor.
2. Untuk memahami teori dasar voltage controlled oscillator (VCO).
3. Untuk merancang dan mengimplementasikan modulator frekuensi dengan
menggunakan voltage controlled oscillator.
4. Untuk merancang dan mengimplementasikan modulator frekuensi dengan
menggunakan MC4046.
5. Untuk merancang dan mengimplementasikan modulator frekuensi dengan
menggunakan LM556.
7-2 : Teori Kurikulum
7-1 Dasar Teori Modulasi FM
Pada modulasi frekuensi (FM), kita menggunakan amplitudo sinyal audio
untuk memodulasi frekuensi sinyal pembawa. Sinyal frekuensi tinggi dan rendah
yang ditransmisikan akan mengikuti sinyal audio yang diterima, yang memiliki
frekuensi berbeda yang terus berubah. Modulasi frekuensi dapat dinyatakan
sebagai berikut :
X FM (t) = Ac cos θ(t) = Ac cos [ 2πfc t + 2πf∆ ∫ x(λ) dλ ]
(7-1)
Jika x(λ) = Am cos ( 2πfm λ ),
Maka
XFM (t) = Ac cos [ 2πfc t +
sin ( 2 fmt ) ]
= Ac cos [ 2 fc t + sin ( 2 fm t ) ]
7-2
(7-2)
BAB 7 Modulator FM
Dimana
(t) : Frekuensi termodulasi sesaat
fc
: Frekuensi sinyal pembawa
fm : Frekuensi modulasi atau frekuensi sinyal audio
: Indeks modulasi,
= Am (f∆ / fm )
f∆ : Selisih frekuensi
Selisih frekuensi dari FM xFM(t) ditunjukkan seperti di bawah ini
F =
(t) =
[ 2 fc t + β sin ( 2πfm t ) ]
= fc + fm β cos ( 2πfm t ) = fc + Am . f∆ . cos ( 2πfm t )
(7-3)
Dari persamaan (7-3), kita tahu bahwa ketika amplitudo dari sinyal modulasi
berubah, frekuensi FM juga akan berubah, dan menggunakan titik tengah
frekuensi pembawa untuk mencapai selisih frekuensi. Dari aturan Carson,
bandwidth (BW) dari sinyal termodulasi dapat dinyatakan sebagai berikut :
BW
2(β + 2). fm = 2 (
). fm = 2 ( Amf∆ + 2fm )
Jika sinyal FM adalah amplitudo terbesar dan frekuensi terbesar (i.e. Am=1
dan fm = W), maka bandwidth dari FM dapat disederhanakan sebagai berikut :
BW
2 ( f∆ + W )
7-2 Dioda Varactor
Dioda Varactor juga disebut sebagai tuning diode. Dioda Varactor adalah
sebuah dioda, yang kapasitansinya dapat divariasikan dengan menambahkan
tegangan bias balik ke pn junction. Ketika tegangan bias balik meningkat, wilayah
penipisan menjadi lebar, ini akan menyebabkan nilai kapasitansi menurun; namun
7-3
Analog Communication Trainer
ketika tegangan bias balik menurun, daerah penipisan akan berkurang. Hal ini
akan menyebabkan nilai kapasitansi meningkat. Dioda varactor juga dapat
divariasikan dari amplitudo sinyal AC. Jika sinyal AC ditambahkan ke dioda
varactor, variasi kapasitansi dioda varactor akan mengikuti amplitudo sinyal
modulasi.
Gambar 7-1 adalah diagram analog kapasitansi dioda varactor. Ketika dioda
varactor tidak memiliki bias, konsentrasi akan berbeda dari pembawa minor di pn
junction. Maka operator ini akan berdifusi dan menjadi wilayah penipisan. Daerah
deplesi tipe p membawa ion positif elektron, maka daerah deplesi tipe pembawa
ion
negatif.
Kita
dapat
menggunakan
pelat
paralel
kapasitor
untuk
merepresentasikan wilayah penipisan.
Gambar 7-1 Diagram analog kapasitansi dioda varactor.
Kapasitansi transisi pn junction dari pelat dapat dinyatakan sebagai
C=
7-4
(7-4)
BAB 7 Modulator FM
Dimana
ɛ = 11.8 ɛo (konstanta dielektrik silikon).
ɛo = 8.85x10-12
A : luas area PN junction
d : jarak antar pelat
Ketika tegangan bias balik meningkat, lebar daerah penipisan d akan
meningkat tetapi area penampang A tetap, oleh karena itu nilai kapasitansi akan
berkurang. Di sisi lain, nilai kapasitansi akan meningkat ketika tegangan bias
balik menurun.
Dioda Varactor dapat setara dengan rangkaian kapasitor, resistor (Rs) dan
induktor (Ls) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7-2. Dari Gambar 7-2, Cj
adalah kapasitor junction dari semikonduktor, yang hanya keluar di pn junction.
Rs adalah jumlah resistor massal dan resistor kontak bahan semikonduktor, yang
terkait dengan kualitas dioda varactor (umumnya di bawah beberapa ohm). Ls
adalah induktor setara dari bahan kawat dan semikonduktor.
Tuning rasio, TR adalah rasio nilai kapasitansi di bawah dua bias yang
berbeda untuk dioda varactor. Gambar ditampilkan sebagai berikut.
Gambar 7-2 Diagram sirkuit ekivalen dioda varactor
TR =
(7-5)
Dimana
TR : Tuning Ratio
CV1: Nilai kapasitansi dioda varactor di V1.
CV2: Nilai kapasitansi dioda varactor di V2.
7-5
Analog Communication Trainer
Dari percobaan ini, karakteristik dioda varactor ISV55 ditunjukkan sebagai
berikut
C3V = 42 pF (Kapasitansi dioda varactor pada bias 3 V).
TR = 2.65 (3 v ~ 30 V).
Gambar 7-3 Diagram blok dari MC4046.
7-3 Implementasi Modulator FM menggunakan PLL MC4046
MC4046 adalah IC phase locked loop (PLL). Gambar 7-3 adalah diagram
struktur internal MC4046. Pin 1, pin 10 dan pin 15 berada dalam mode N.C. Pin 5
adalah input dari INH, yang terletak di level tegangan rendah. Frekuensi osilasi
VCO MC4046 ditentukan oleh tegangan input pada pin 9, kapasitansi pada pin 6
dan pin 7, resistansi pada pin 11 dan pin 12.
Gambar 7-4 adalah diagram sirkuit modulator FM dengan menggunakan
MC4046. Dengan mengatur variabel resistor VR1 (level DC), kita dapat
mengontrol frekuensi output pada pin 4, yang merupakan frekuensi fo; kapasitor
C2, resistor R6 dan R7 menentukan osilasi fo; kapasitor C2 dan resistor R6
7-6
BAB 7 Modulator FM
menentukan frekuensi maksimum fo; kapasitor C2 dan Resistor R7 menentukan
frekuensi minimum fo, yaitu bandwidth modulasi.
Gambar 7-4 Diagram rangkaian modulator FM MC4046
7-4 Implementasi Modulator FM menggunakan VCO LM566
LM566 adalah IC osilator yang dikendalikan tegangan. Gambar 7-5 adalah
diagram struktur internal LM566. Gambar 7-6 menunjukkan diagram sirkuit
modulator FM dengan menggunakan LM566. Kita biarkan SW1 menjadi open
circuit dan sirkuit adalah osilator yang dikendalikan tegangan. Frekuensi sinyal
output dikendalikan oleh C3, VR1 dan terminal tegangan input sinyal audio. C2
digunakan untuk menghilangkan osilasi parasit. Jika C3 dan VR1 tetap konstan,
kemudian frekuensi sinyal keluaran dan perbedaan tegangan antara pin 8 dan pin
5 (V8-V5) adalah sebanding. Dengan kata lain, ketika tegangan sinyal masukan
(V5) meningkat, perbedaan tegangan (V8-V5) antara pin 8 dan pin 5 akan
menurun, frekuensi sinyal output akan menurun dengan baik. Tetapi ketika
tegangan sinyal input (V5) menurun, frekuensi dari sinyal output akan meningkat.
Faktor lain yang mempengaruhi frekuensi sinyal output adalah nilai VR1
frekuensi sinyal output dan VR1
C3,
C3 terbalik secara proporsional. Ketika VR1
7-7
Analog Communication Trainer
C3 nilainya semakin besar, frekuensi sinyal output semakin kecil. Tetapi ketika
VR1
C3 nilainya semakin kecil maka frekuensi sinyal output semakin
meningkat. Dari gambar 7-6, ketika SW1 short circuit, maka R1 Dan R2
memberikan tegangan bias DC sebagai level DC dari sinyal audio input. Frekuensi
tengah (fo) dapat disesuaikan dengan menggunakan VR1. Jika terminal input
sinyal audio dimasukkan dengan sinyal AC, frekuensi sinyal output VCO akan
mengikuti perubahan tegangan input sinyal audio, dengan sinyal FM
menyimpang.
Gambar 7-5 Diagram struktur internal dari LM566
Gambar 7-6 Diagram rangkaian modulator FM LM566
7-8
BAB 7 Modulator FM
7-3 : Bahan Percobaan
Percobaan 1: Modulator FM MC4046
1.
Lihat diagram rangkaian pada gambar 7-4 atau gambar ACS7-1 pada modul
ACT-17300-04.
2.
Dengan menggunakan osiloskop, amati bentuk gelombang sinyal output dari
modulasi sinyal FM (FM O/P). Sesuaikan variabel resistor VR1 sehingga
sinyal output adalah 20 kHz gelombang persegi. Kemudian catat hasil
pengukuran pada table 7-1.
3.
Pada input port sinyal audio (Audio I/P), masukkan amplitudo 300 mV dan
frekuensi gelombang sinus 1 kHz. Dengan menggunakan osiloskop, amati
bentuk gelombang sinyal output dari FM O/P, kemudian catat hasil
pengukuran pada table 7-2.
4.
Sesuai dengan sinyal input pada tabel 7-2, ulangi langkah 3 dan catat hasil
pengukuran pada tabel 7-2.
Percobaan 2: Modulator FM LM556
1.
Lihat diagram rangkaian pada gambar 7-6 atau gambar ACS7-2 pada modul
ACT-17300-04.
2.
Biarkan J1 menjadi short cicuit, i.e. rangkaian adalah modulator FM. J3
menjadi short circuit dan J2 menjadi open circuit, i.e. kapasitor yang dipilih
adalah C4 = 10 nF. Sesuaikan variabel resistor VR1 sehingga frekuensi pada
port output FM termodulasi ( FM O/P ) adalah 20 kHz gelombang persegi.
Kemudian catat hasil pengukuran pada table 7-3.
3.
Pada input port sinyal audio (Audio I/P), masukkan amplitudo 300 mV dan
frekuensi gelombang sinus 1 kHz. Dengan menggunakan osiloskop, amati
bentuk gelombang sinyal output dari FM O/P, kemudian catat hasil
pengukuran pada table 7-4.
4.
Sesuai dengan sinyal input pada tabel 7-4, ulangi langkah 3 dan catat hasil
pengukuran pada tabel 7-4.
7-9
Analog Communication Trainer
7-4 : Hasil Pengukuran
Tabel 7-1 Hasil Pengukuran MC4046
FM O/P
7-10
BAB 7 Modulator FM
Tabel 7-2 Hasil pengukuran Modulator FM MC4046
( f = 1 kHz, Vm = 300 mV )
FM O/P
7-11
Analog Communication Trainer
Tabel 7-2 Hasil pengukuran Modulator FM MC4046 ( Lanjutan )
( f = 1 kHz, Vm = 300 mV )
FM O/P
7-12
BAB 7 Modulator FM
Tabel 7-3 Hasil Pengukuran LM566
FM O/P
7-13
Analog Communication Trainer
Tabel 7-4 Hasil pengukuran Modulator FM LM566
( f = 1 kHz, Vm = 300 mV )
FM O/P
7-14
BAB 7 Modulator FM
Tabel 7-4 Hasil pengukuran Modulator FM LM566 ( Lanjutan )
( f = 1 kHz, Vm = 300 mV )
FM O/P
7-15
Analog Communication Trainer
7-5 : Diskusi Masalah
1.
Jelaskan teori dasar dari modulasi FM.
2.
Jelaskan penerapan dari modulator FM dengan menggunakan MC4046.
3.
Jelaskan penerapan dari modulator FM dengan menggunakan LM556.
7-16
Download