Tema Kebaktian Pemuda Bulan Mei 2009 Minggu, 3 Mei 2009 Tema : Hedonism Vs Christian Lifestyle Bacaan : Pengkotbah 11:9-10 Latar Belakang : Dalam kamus Collins Gem (1993) dinyatakan bahwa hedonisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Atau hedonisme adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata (Echols,2003). Dewasa ini, hedonisme sebagai fenomena dan gaya hidup sudah tercermin dari perilaku banyak pemuda sehari-hari. Mayoritas pemuda berlomba dan bermimpi untuk bisa hidup mewah. Berfoya-foya dan nongkrong di klub-klub malam dan plaza. Ini merupakan bagian dari agenda hidup mereka. Barangkali inilah efek negatif dari menjamurnya mall, plaza, hypermarket dan berbagai tempattempat hiburan lainnya. Mengaku sebagai orang timur yang beragama, namun mereka tidak risih bermesraan di depan publik . ini adalah juga gaya hidup mereka. Hal lain yang membuat hati kita gundah- menyimak berita pada televisi dan koran-koran bahwa sudah cukup banyak pemuda-pemudi kita yang menganut paham hidup free sex dan tidak peduli lagi pada orang-orang sekitar. Hamil di luar nikah bukan jadi ‘aib’ lagi, malah sudah dianggap model karena para-para model mereka juga banyak yang begitu seperti digossipkan oleh media elektronik (TV) dan media cetak (majalah, Koran dan tabloid). Bagaimana pemuda bisa keluar dari ancaman gaya hidup yang hedonis ini? Pokok Bahasan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. : Apa itu hedonisme? Bahaya hedonisme? Pandangan Alkitab akan hal ini? Situasi anak-anak muda zaman sekarang? Bagaimana hedonisme dapat merusak kehidupan anak-anak muda? Bagaimana keluar dari bahaya gaya hidup yang hedonis? Bagaimana “gaya hidup” Kristen yang sesungguhnya? Tujuan : 1. Kembali mengingatkan pemuda akan bahaya hedonisme 2. Mengajak pemuda untuk meninggalkan gaya hidup yang hedonis Minggu, 10 Mei 2009 Tema : Ekologi Kematian Vs Ekologi Kehidupan Bacaan : Imamat 25:1-7 Latar Belakang : Pemanasan global yang kita ketahui disebabkan industrialisasi dan gaya hidup yang diinfus oleh ideology Neo-Liberalisme, benar-benar telah merusak bumi kitabegiru rupa dengan akibat yuang mengerikan. Studi-studi mendapatkan kepunahan spesies-spesies seperti terpapar di bawah ini. Akibat pemanasan global yang terus meningkat terdapat spesies-spesies yang punah dari bumi. Sejak 1850-1950, 1 (satu) spesies punah setiap tahun. Itu berarti bahwa selama seabad ada 100 spesies punah. Sejak tahun 1989, 1 (satu) spesies punah setiap hari. Itu berarti selama setahun saja ada 365 spesies punah. Sejak tahun 2000, 1 (satu) spesies punah setiap jam. Itu berarti selama setahun kini ada 24 jam X 365 hari = 8.760 spesies punah. Sampai tahun 2008 ini berarti ada 8 X 8.760 = 70.080 spesies punah. Menurut studi di atas, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, 25% spesies hewan dan tanaman punah akibat pemanasan global. Dengan tingkat percepatan pemanasan global seperti sekarang ini, maka dalam 50 tahun ke depan boleh jadi lebih dari 50% spesies yang tersisa akan punah juga. Sinode Wilayah GKI berkesimpulan spesies yang paling banyak yang punah akibat pemanasan global adalah tumbuh-tumbuhan. Bagaimanapun juga, hewan-hewan yang berkemampuan bergerak dan berpindah akan dapat bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain, yakni jika cuaca lokal memburuk. Hal ini sering kita saksikan pada migrasi burung, ikan dan mamalia. Namun dalam pemanasan global (bukan lokal) tindakan mereka akan terhenti, sebab suatu hari nanti tidak ada tempat lagi tempat aman bagi mereka untuk bermigrasi. Pada pihak lain tumbuhan adalah ciptaan yang tidak mampu berpindah dari tempatnya sebab ia berakar di situ. Lebih daripada membicarakan penggundulan hutan dan pengrusakan lahan, kita sedang membicarakan kepunahan spesiesspesies. Punah berarti bukan sekadar tidak akan tumbuh lagi, melainkan tidak akan eksis lagi dan tidak pernah ada lagi. Manakala kecepatan punah spesies-spesies berlangsung dalam proses yang sedemikina cepat, berarti suatu ketika nanti kita akan mengalami krisis bahkan kehilangan bahan pangan-sayur mayor dan buah-buahan. Itu berarti ketimpangan ekonomi dunia yang menyebabkan pemanasan global mengakibatkan ekologi kematian! Dengan banyak pertimbagan SinWil GKI mengatakan negara-negara maju (G7) adalah yang banyak bertanggung jawab atas masalah ini jelas-jelas tidak memedulikan punahnya eksistensi pihak lain. Negara-negara G7 (AS, Jerman, Inggris, Perancis, Kanada, Italia) yang mayoritasnya berpenduduk Kristiani, maka ada masalah teologis dan spiritual dalam ideology yang mereka jalankan. Di satu pihak dapat dikatakan, Negara-negara ini “bukan” lagi Kristiani, sebab gereja-gereja telah ditinggalkan anggotanya, sekalipun mayoritas penduduknya masih mengaku Kristiani. Kita menjadi bertanya-tanya, Kristiani macam apakah yang menjiwai perang, dominasi, eksploitasi, dan kematian yang terus-menerus disebarkannya? Itu adalah Kristianitas yang diliberalisasi dan diprivatisasi sejalan dengan Neo-Liberisme. (diambil dari Pemandangan Umum BPMSW yang disajikan pada Persidangan Pleno BPK Penabur, Persidangan Pengurus YPTK Krida Wacana, PMK-PMK 2008 dan PMSW ke-66) Pokok Bahasan 1. 2. 3. 4. 5. : Apa itu ekologi kematian? Sejarah singkat yang melatarbelakangi ekologi kematian Bahaya dari Neo-Liberalisme. Pandangan Alkitab melalui Imamat 25:1-7 Apa peran pemuda dan gereja dalam menciptakan ekologi kehidupan yang sesuai dengan Iman Kristen. Tujuan : 1. Mengingatkan pemuda akan bahaya dari pemanasan global 2. Mengajak pemuda berperan aktif untuk menyematkan bumi kita. Minggu, 17 Mei 2009 Tema : Penampakan Yesus Latar Belakang : Peristiwa Paskah – kebangkitan Yesus dari kematian – merupakan satu peristiwa agung yang menjadi landasang bagi umat Kristiani untuk beriman kepada Yesus. Setelah peristiwa paskah, Yesus beberapa kali menampakkan diri kepada orang-orang. Yesus menampakkan diri kepada dua orang dari antara para murid “dalam rupa yang lain” (Markus 16:12). Ketika Ia menampakkan diri, terkadang para rasul menyangka bahwa mereka melihat hantu (Lukas 24:37) atau pada mulanya mereka tidak mengenali-Nya ( Yohanes 21) hingga Ia menyatkan diri-Nya. Walau begitu TUHAN kita dapat dipegang : Para perempuan memeluk kaki-Nya (Matius 28:9), Yesus mempersilahkan Tomas untuk mencucukkan jarinya pada bekas paku di tangan-Nya dan pada bekas luka di lambung-Nya (Yohanes 20:24 dst) dan Ia menyuruh rasul yang lain meraba-Nya guna memastikan bahwa Ia memiliki “daging dan tulang”, tidak seperti hantu (Lukas 24:39). Yesus dapat menyantap makanan (Luk 24:30, 24:42-43 & Yoh 21:12 dst.). Tetapi Ia juga menampakkan diri sekonyong-konyong kepada para rasul (Markus 16:14 ; Luk 24:13). Bahkan meski pintu-pintu terkunci (Yoh 20:19) dan Ia lenyap tiba-tiba (Luk 24:31). Tubuh Yesus yang seperti apakah yang digunakan setelah Ia bangkit dari kematian? Banyak pemuda yang membutuhkan jawaban atas pertanyaan ini. Pokok Bahasan 1. 2. 3. 4. : Setelah bangkit, tubuh seperti apa yang Yesus gunakan? Bagaimana murid-murid yang sehari-hari bersama dengan-Nya tidak bisa mengenali-Nya? Hubungannya dengan kebangkitan tubuh (seperti dalam pengakuan Iman Rasuli) Apakah ketika orang percaya dibangkitkan nanti, akan memakai tubuh yang seperti itu? Tujuan : 1. Menjelaskan kepada pemuda tentang kebangkitan tubuh 2. Memaknai kembali peristiwa kebangkitan Kristus Minggu, 24 Mei 2009 Tema : Kenaikan Tuhan & Teologi Penantian Latar Belakang : Empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya, Yesus naik ke sorga. Peristiwa tersebut merupakan suatu peristiwa yang menegaskan tentang peristiwa kebangkitan-Nya. Sungguhpun demikian, kisah kenaikan Yesus Kristus tidak dilihat begitu penting sebagaimana kisah kematian dan kebangkitan-Nya. Hal itu bisa dilihat dari sikap umat untuk menyikapinya. Kelihatannya, sepi saja. Syukur di berbagai negara, seperti Indonesia hal itu masih diperingati dan dijadikan hari libur nasional. Lain halnya di Singapura. Hari kenaikan tersebut bukan hari libur. Itulah sebabnya, kantor-kantor dibuka seperti biasanya. Sebagian theolog memang melihat hari kenaikan tersebut tidak begitu penting. Bahkan ada yang meragukan dan menolak peristiwa tsb dan menganggapnya hanyasebagai karangan dan dongeng dari Gereja mula-mula. Apa alasan mereka? Tentu ada, dan mungkin banyak; antara lain, mereka mengatakan bahwa hal itu tidak ditemukan secara jelas tertulis dalam keempat Injil. Padahal, peristiwa kenaikan Tuhan juga merupakan suatu peristiwa yang menunjukan betapa pentingnya tugas memberitakan injil. Ini semakin menegaskan bahwa penantian yang dilakukan murid-murid-Nya akan kedatangan-Nya yang kedua kali harus disikapi dengan cara memberitakan Injil kepada semua umat manusia. Pokok Bahasan : 1. Bagaimana peristiwa kenaikan Tuhan terjadi? 2. Hubungan antara peristiwa kenaikan Tuhan dengan teologi penantian? 3. Bagaimana sikap pemuda menanti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya? 4. Apakah memberitakan Injil merupakan pilihan atau suatu keharusan? 5. Bagaimana memberitakan Injil di zaman post-modern seperti sekarang? Tujuan : 1. Menjelaskan kepada pemuda tentang pentingnya peristiwa kenaikan Tuhan 2. Menjelaskan kepada pemuda pengertian dari Teologi Penantian 3. Menjelaskan kepada pemuda akan pentingnya tugas memberitakan Injil 4. Mengajak pemuda untuk turut ambil bagian dalam tugas memberitakan Injil. Minggu, 31 Mei 2009 Tema : Gerakan Oikumenis Latar Belakang : Keesaan gereja yang bertumpu pada keesaan Yesus dan Bapa, patut ditampakkan kepada dunia, agar dunia percaya kepada Yesus, Utusan Sang Bapa. Keesaan gereja adalah sesuatu yang harus diterima dan dihayati di dalam iman. "Ayat-mas" gerakan oikumenis di dalam Yohanes 17:21 berkata: “supaya mereka menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Apa dan bagaimana gerakan oikumenis itu? Pokok Bahasan : 1. Apa itu gerakan oikumenis? 2. Pentingnya gerakan oikumenis 3. Pandangan GKI akan hal ini? 4. Relevansinya dengan kehidupan pemuda saat ini? Tujuan : 1. Menjelaskan kepada pemuda tentang pentingnya gerakan oikumenis. 2. Mengajak pemuda untuk turut ambil bagian di dalam gerakan oikumenis.