AKUNTANSI PEMERINTAHAN “SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN BAGAN AKUN STANDAR” Makalahini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Pemerintahan Tahun Ajaran 2017/2018 DISUSUN OLEH : SITI NUR AZIZAH - 0114103001 RESTI EKA PRATIWI - 0114103005 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA Terakreditasi (Accredited) SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor : 14/BAN-PT/AK-XII S1/VI/2009 BANDUNG i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Akuntansi Pemerintahan. Dalam proses penyusunan tugas ini pasti menjumpai hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam pembuatan Makalah ini. Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya dan dapat membantu teman-teman yang lain dikemudian hari. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Bandung, 23 September 2017 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................ i DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4 2.1 Siklus Akuntansi .............................................................................................. 4 2.2 Siklus Akuntansi Pemda ................................................................................... 5 2.3Penjelasan Tahapan Siklus Akuntansi ............................................................... 5 2.4Analisis Transaksi .............................................................................................. 6 2.5 Jurnal ................................................................................................................. 7 2.6 Buku Besar ...................................................................................................... 11 2.7 Neraca Saldo ................................................................................................... 11 2.8 Jurnal Penyesuaian .......................................................................................... 11 2.9 Laporan Keuangan .......................................................................................... 12 2.10Sistem Akuntansi Keuangan Daerah............................................................ 127 2.11Bagan Akun Standar ...................................................................................... 23 BAB IIII PENUTUP ..................................................................................................... 809 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 80 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah. Yang disebut keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi stakeholder sektor publik, mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal. Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Informasi keuangan bukan merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi keuangan berfungsi memberikan dasar pertimbanganuntuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan alat untuk melaksanakanakuntabilitas sektor publik secara efektif, bukan 1 tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Karenakebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas padainformasi keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.Langenderfer (1973) dalam Glynn, J. J. (1993) menyatakan bahwa akuntansi secara normatif memiliki tiga aspek, yaitu : (1) sifat informasi yang diberikan ; (2) kepada siapa informasi tersebut diberikan ; dan (3) tujuan informasi tersebut diberikan. Lebih lanjut Langenderfe rmenyatakan bahwa :Akuntansi merupakan suatu sistem pengukuran dan sistem komunikasi untuk memberikaninformasi ekonomi dan sosial atas suatu entitas yang dapat diidentifikasi sehinggamemungkinkan pemakai untuk membuat pertimbangan dan keputusan mengenai alokasi sumber daya yang optimal dan tingkat pencapaian tujuan organisasi (Langenderfer, 1973, p.50). Organisasi sektor publik dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan eksternal yangmeliputi laporan keuangan formal, seperti Laporan Surplus/Defisit, Laporan Realisasi Anggaran,Laporan Rugi/Laba, Laporan Aliran Kas, Neraca, serta Laporan Kinerja yang dinyatakan dalamukuran finansial dan non-finansial. Terdapat beberapa alasan mengapa perlu dibuat laporankeuangan. Dilihat dari sisi manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan alatpengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi pemakaieksternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban dansebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Organisasi sektor publik diwajibkan untuk membuat laporan keuangan dan laporan tersebut perlu diaudit untuk menjamin telah dilakukannya true and fairpresentation. Laporan-laporan keuangan yang akan didapatkan organisasi sektor publik di akhir proses akuntansi adalah hasil dari semua proses pencatatan yang dilakukan, mulai dari 2 pencatatan transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan yang terjadi terus menerus dan berulang-ulang. Proses inilah yang disebut dengan siklus akuntansi.pengertian siklus akuntansi menurut Soemarso S.R adalah sebagai berikut: Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan transaksi periode berikutnya yang terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus (Soemarso, 2004:90). Dalam penulisan ini kami membahas tentang bagaimana siklus akuntansi di sektor publik, bagaimana laporan keuangannya, serta bagan akun standar. Hal-hal yang kami bahas di sini antara lain tentang proses pencatatan,proses pelaporan, serta bagan akun standar. Seperti yang sudah diketahui secara umum, bahwa akuntansi sektor publik memiliki peranpenting untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penulisan ini yang menjadi rumusan masalah dan akan dicari pemecahan dengan penjelasan penjabaran sebagai berikut: 1. Apa itu siklus akuntansi pada pemerintahan daerah? 2. Apa saja tahapan-tahapan siklus akuntansi pada pemerintahan daerah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan kami dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat bertujuan untuk: 1. Dapat dijadikan bahan informasi tambahan bagi pembaca. 2. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan makalah yang berhubungan dengan siklus akuntansi pemerintahan daerah. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Siklus Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri atas subsistemsubsistem atau kesatuan lebih kecil yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah input menjadi output. Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah laporan keuangan. Dalam proses akuntansi, terdapat beberapa catatan yang dibuat, yaitu jurnal, buku besar, dan buku pembantu. Apabila digambarkan, sistem akuntansi tersebut akan tampak seperti yang ditunjukkan pada tampilan berikut. Sistem akuntansi dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi, yaitu tahaptahap yang terdapat dalam sistem akuntansi, seperti (Sugiri, 2001: 13) : 1. Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan analisis transaksi keuangan tersebut. 2. Mencatat transaksi keuangan dalam buku jurnal, tahapan ini disebut menjurnal. 3. Meringkas, dalam buku besar, transaksi-transaksi keuangan yang sudah dijurnal. Tahapan ini disebut posting atau mengakunkan. 4. Menentukan saldo-saldo buku besar diakhir periode dan menuangkannya dalam neraca saldo. 5. Menyesuaikan buku besar berdasarkan pada informasi yang paling up-to-date (mutakir) 6. Menentukan saldo-saldo buku besar setelah penyesuaian dan menuangkannya dalam neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP). 7. Menyusun laporan keuangan berdasarkan pada NSSP. 8. Menutup buku besar. 9. Menentukan saldo-saldo buku besar dan menuangkannya dalam neraca saldo setelah tutup buku. 4 2.2Siklus Akuntansi Pemda Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-subsistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan memiliki tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output). Inputsistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Output-nya adalah laporan keuangan. Di dalam proses akuntansi, terdapat beberapa catatan yang dibuat.Catatan-catatan tersebut adalah jurnal, buku besar, dan buku pembantu. Sistem akuntansi dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi. Yang dimaksud dengan siklus akuntansi adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui untuk merubah input dalam bentuk dokumen transaksi keuangan sehingga menghasilkan ouput berupa laporan keuangan. Siklus akuntansi secara sederhana digambarkan oleh bagan berikut : 2.3Penjelasan Tahapan Siklus Akuntansi Siklus akuntansi dimulai dengan tahap menganalisis transaksi. Tahapan kedua adalah menjurnal transaksi. Transaksi-transaksi pada awalnya dicatat secara kronologis 5 didalam jurnal sebelum dipindahkan ke Buku Besar akun-akun. Jadi, jurnal disebut dengan buku pencatatan awal. Biasanya jurnal memiliki kolom untuk mencantumkan tanggal, nama akun, dan uraiannya, referensi dan dua kolom jumlah debit dan kredit.Tahap ketiga, transaksi yang telah dicatat dalam Jurnal kemudian diklasifikasikan ke dalam Buku Besar per akun atau kode rekening. Tahap keempat menyusun Neraca Saldo. Pada tanggal tertentu (misal akhir periode), saldo dari setiap akun atau kode rekening dari Buku Besar diikhtisarkan atau dirangkum dalam Neraca Saldo. Tahap kelima menjurnal dan memposting jurnal penyesuaian untuk transaksi pembayaran dimuka/pendapatan diterima dimuka (prepayment) atau transaksi yang masih harus dibayar/yang masih harus diterima (accrual). Tahap keenam menyusun laporan keuangan. Tahap ketujuh menjurnal dan dan memposting ayat jurnal penutup. 2.4Analisis Transaksi Yang dimaksud dengan transaksi adalah peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu entitas yang tercatat. Tujuan dari analisis transaksi adalah pertama untuk mengidentifikasikan jenis-jenis akun yang terkait, dan kemudian untuk menentukan apakah dibutuhkan debit atau kredit pada akun tersebut. Dengan melakukan analisis ini sebelum membuat ayat jurnal akan sangat membantu dalam memahami ayat-ayat jurnalbaik yang sederhana maupun yang rumit. Urutan peristiwa didalam proses pencatatan dimulai dengan transaksi. Bukti transaksi adalah berupa dokumen-dokumen sumber, misalnya surat ketetapan pajak/retribusi daerah (SKPD/SKRD), tanda bukti penerimaan (TBP), dll. Bukti ini akan dianalisis untuk menentukan pengaruh transaksi pada akun-akun tertentu. Dengan demikian, dalam menganalisis transaksi juga dilakukan identifikasi dokumen sumber yang akan digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi keuangan ke dalam Jurnal. Ilustrasi : 6 Ada transaksi penetapan SKPD untuk Pajak Bumi dan Bangunan. Bukti transaksi adalah SKPD-PBB. Ditetapkan sebesar Rp300.000,00 untuk periode 20xx. Maka analisis yang dihasilkan adalah sebagai berikut: dengan adanya penetapan SKPD untuk PBB maka akan berpengaruh pada bertambahnya aset entitas yaitu akun PIUTANG di sisi debit, dan juga bertambahnya akun PENDAPATAN LO di sisi kredit. Bertambahnya akun piutang disisi kiri (aset), dan bertambahnya pendapatan di sisi kredit yang berarti bertambahnya ekuitas, dalam jumlah yang sama di sisi debit dan di sisi kredit, membuat persamaan akuntansi ini selalu seimbang. 2.5Jurnal Jurnal merupakan catatan kronologis dan sistematis atas seluruh transaksi keuangan sebuah entitas. Dalam melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal digunakan metode double-entry dimana setiap transaksi akan dicatat di sisi debit dan sisi kredit. Dalam penulisan jurnal, terdapat beberapa aturan yang telah menjadi kesepakatan bersama dalam akuntansi, yaitu: 1) Jurnal dicatat secara kronologis berdasarkan tanggal terjadinya kejadian/transaksi keuangan 2) Akun yang berada di sisi debit dicatat terlebih dahulu daripada akun yang berada di sisi kredit 3) Akun yang berada di sisi kredit dicatat menjorok ke kanan 4) Pencatatan dilakukan pada saat terjadinya kejadian/transaksi keuangan. Contoh format jurnal : 7 Ada dua basis yang akan digunakan dalam pencatatan akuntansi di Pemerintah Daerah yaitu basis akrual dan basis kas. Ilustrasi perbedaan antara basis kas dan basis akrual Diilustrasikan sebuah pemerintahan memiliki saldo kas awal sebesar 10.000 tanpa memiliki kekayaan lainnya. Neraca awal, baik berbasis kas maupun berbasis akrual, akan terlihat sama dalam contoh di bawah ini. Kas 10.000 Ekuitas Dana 10.000 Misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 3.000, neraca setelah transaksi tersebut akan ditampilkan secara berbeda di masing-masing basis. Pada basis kas, pembelian kendaraan tersebut dianggap sebagai belanja (biaya). Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah : Debit Dr. Belanja Kendaraan Kredit 3.000 Cr. Kas 3000 8 Pada akhir periode, semua akun belanja (biaya) akan ditutup dan mengurangi nilai ekuitas dana. Sehingga yang akan muncul di nerca pada basis kas tetap akun KAS saja di sisi aset, karena focus pengurukan basis kas hanya pada KAS. NERACA BERBASIS KAS Kas 7.000 Ekuitas Dana 7.000 Karena focus pengukuran pada basis akrual adalah semua sumber daya yang dimiliki, maka transaksi pembelian kendaraan tersebut akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Debit Dr. Kendaraan Kredit 3.000 Cr. Kas 3.000 Dengan demikian, neraca pada basis akrual akan menampilkan akun kendaraan (Aset Tetap) selain KAS di sisi aset, sedangkan Ekuitas Dana di sisi pasiva tetap 10.000. hal tersebut menunjukkan focus pengukuran basis akrual yang melaporakan semua perubahan kekayaan sehingga transaksi tersebut dianggap sebagai penambahan aset tetap. NERACA BERBASIS AKRUAL Kas 7.000 Mobil 3.000 Ekuitas Dana 9 10.000 Terlihat terjadi perbedaan dalam kedua nerca tersebut sebagai akibat dari satu kejadian transaksi yang sama. Dalam neraca berbasis akrual terdapat akun mobil yang tidak diakui pada neraca berbasis kas. Akan tetapi, yang lebih penting untuk diperhatikan adalah dari transaksi yang sama kedua neraca tersebut menghasilkan nilai ekuitas dana yang berlainan (7.000 pada neraca berbasis kas) dan 10.000 pada neraca berbasis akrual). 2.6Buku Besar Proses klasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar dikenal dengan istilah Posting. Buku besar adalah kumpulan catatan transaksi per akun. Setiap akun memiliki satu buku besarnya masing-masing sehingga jumlah buku besar yang dimiliki sebuah entitas sama banyaknya dengan jumlah akun yang dimilikinya. Buku besar dibuat dalam sebuah format tertentu dan dengan aturan tertentu yang telah disepakati. SKPD : Nama Rekening : Kode Rekening : Pagu APBD : Pagu perubahan APBD : Tiap buku besar memuat informasi nama SKPD, nama rekening, kode rekening, pagu APBD dan pagu perubahan APBD sebagai kontrol, batas maksimal transaksi untuk masing-masing akun tidak boleh melebihi pagu anggarannya terutama untuk pagu anggaran belanja dan pengeluaran pembiayaan. Pada kolom tanggal diisi dengan tanggal 10 transaksi. Kolom Nomor Bukti diisi dengan nomor bukti transaksi. Kolom uraian diisi dengan informasi keterangan terkait transaksi. Kemudian di kolom debit atau kredit diisi nilai nominal transaksi sesuai dengan jurnal. Kolom saldo diisi dengan akumulasi nilai transaksi-transaksi dari akun terkait. 2.7Neraca Saldo Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu memasukkan semua saldo awal untuk akun-akun Aset, Kewajiban dan Ekuitas yang diperoleh dari Neraca Awal Tahun ke dalam buku besarnya masing-masing. Ketika transaksi periode berjalan telah dimulai, tiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal kemudian diposting ke buku besar. Setelah selesai melakukan proses klasifikasi transaksi ke dalam buku besar, tahap selanjutnya adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar. PPK-SKPD dan PPK- PPKD (dalam fungsi sebagai SKPD) melakukan rekapitulasi saldo- saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku besar dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam worksheet, sesuai dengan posisi debit atau kredit dalam saldo di buku besar masing-masing. Neraca saldo merupakan sebuah daftar yang memuat nama setiap buku besar (kode rekening) dan saldonya pada tanggal tertentu. 2.8Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian dibuat di akhir periode akuntansi agar pendapatan dapat dicatat pada saat dihasilkan, dan beban diakui pada saat terjadinya. Jurnal penyesuaian dibutuhkan untuk memastikan diterapkannya prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognation principle) dan prinsip penandingan (matching principle). Meskipun dalam akuntansi pemerintah prinsip penandingan ini tidak mendapat penekanan sebagaimana dipraktekkan dalam akuntansi komersial. 11 Jurnal penyesuaian memungkinkan pelaporan aset, kewajiban, dan ekuitas yang tepat di Neraca, serta jumlah surplus/defisit yang tepat di Laporan Operasional untuk periode berjalan. Jenis-jenis jurnal penyesuaian. Ada 2 kelompok yaitu : beban dibayar dimuka (prepayment) dan akrual. Pembayaran dimuka (prepayment) terdiri atas : 1) Beban dibayar dimuka (prepaid expenses). Beban yang dibayar dimuka secara tunai dan dicatat sebagai aset sebelum digunakan atau dikonsumsi. Contoh : perlengkapan kantor, asuransi, dan depresiasi. 2) Pendapatan diterima dimuka atau pendapatan yang belum dihasilkan (unearned revenue). Uang tunai yang diterima dan dicatat sebagai kewajiban sebelum pendapatannya dihasilkan. Contoh: pendapatan pajak reklame, pendapatan sewa. Akrual. Terdiri atas : 1) Akrual pendapatan (accrued revenues). Akrual pendapatan pada dasarnya adalah piutang, yaitu pendapatan yang telah dihasilkan namun belum diterima uangnya atau belum dicatat. Contoh: piutang pajak. 2) Akrual beban (accrued expenses). Akrual beban pada dasarnya adalah utang, yaitu beban yang telah terjadi namun belum dibayarkan uangnya atau belum dicatat. Contoh: bunga untuk utang, sewa, pajak, gaji atau honorarium. 2.9Laporan Keuangan Laporan Keuangan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Laporan Realisasi Anggaran 12 Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Pelaporan mencerminkan kegiatan keuangan pemerintah daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap pelaksanaan APBD. Dengan demikian, Laporan Realisasi Anggaran menyajikan pendapatan pemerintah daerah selama satu periode, belanja, surplus,/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran. Contoh Laporan Realisasi Anggaran Provinsi Bali 2014 13 2. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan entitas ekonomi pada suatu (tanggal) tertentu. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Contoh Neraca Provinsi Bali 2014 14 3. Laporan Arus Kas Menyajikan informasi tentang sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas, selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,, investasi, pembiayaan, dan non-anggaran. 15 Contoh Laporan Arus Kas Pemerintah Provinsi Bali 2014 16 4. Catatan Atas Laporan Keuangan Disajikan secara sistematis sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, di mana setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas, harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Disamping itu, juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam standar akuntansi pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. 2.10 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Dalam sistem akuntansi pemerintahan ditetapakan entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah. Sistemakuntansi pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD) dan Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD). Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi, yaitu: prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas, dan asset. a. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD. 1. Fungsi terkait 17 Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. 2. Dokumen yang digunakan 3. Surat keterangan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas wajib pajak yang dibuat oleh PPKD. 4. Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi daerah atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran. 5. Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap penerimaan pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan. 6. Surat Tanda Setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD. 7. Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah. 8. Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkkan adanya transfer uang masuk ke rekening kas. 9. Bukti jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan penerimaan kas. 10. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan. 11. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. 12. Laporan yang dihasilkan Pada SKPD, terdiri atas: 1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2.) Neraca 3.) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) 18 Pada SKPKD, terdiri atas: 1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2.) Neraca 3.) Laporan Arus Kas 4.) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas 1. Fungsi terkait Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. 2. Dokumen yang digunakan 3. Surat Penyediaan Dana (SPD), merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang menunjukkan tersediannya dana untuk diserap/direalisasi. 4. Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Kuasa BUD. 5. Kuitansi pembayaran dan bukti pembayaran lainnya, merupakan dokumen sebagai tanda bukti pembayaran. 6. SP2D, merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau Kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk. 7. Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah. 8. Nota debit bank, merupakan dokumen atas bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah. 9. Buku jurnal pengeluaran kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat, dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas. 19 10. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan. 11. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. 12. Laporan yang dihasilkan Pada SKPD, terdiri atas: 1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2.) Neraca 3.) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pada SKPKD, terdiri atas: 1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2.) Neraca 3.) Laporan Arus Kas 4.) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) c. Prosedur Akuntansi Selain Kas Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan/atau kejadian yang berupa: 1. Pengesahan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana yang merupakan pengesahan atas pengeluaran/belanja melalui mekanisme uang persediaan/ganti uang/tambahan. 2. Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal yang telah diposting ke buku besar. 20 3. Penerimaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber ekonomi non kas yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung konsekuensi ekonomi bagi pemda. 4. Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian aset tetap yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang. 5. Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan aset tetap kepada pihak ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas. 6. Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar (ruilslaag) dengan pihak ketiga. 7. Fungsi yang terkait Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD. Sedangkan, pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. 2. Dokumen yang digunakan 3. Berita acara penerimaan barang. 4. Surat keputusan penghapusan barang. 5. Surat pengiriman barang. 6. Surat keputusan mutasi barang. 7. Berita acara pemusnahan barang. 8. Berita acara serah terima barang. 9. Berita acara penilaian. 10. Bukti memorial, merupakan dokumen untuk mencatat transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas sebagai dasar pencatatan ke jurnal umum. 11. Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang tidak dicatat dalam jurnal enerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. 12. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk memposting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal umum ke dalam buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan. 21 13. Buku besar pembantu, untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. 14. Laporan yang dihasilkan Pada SKPD terdiri atas: 1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2.) Neraca 3.) Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) Pada SKPKD terdiri atas: 1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2.) Neraca 3.) Laporan Arus Kas 4.) Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) d. Prosedur Akuntansi Aset 1. Prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPKSKPD serta pejabat, pengurus, dan penyimpan barang. Sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. 2. Bukti transaksi dan/atau kejadian akuntansi aset terdiri atas: a. Berita acara penerimaan barang. b. Surat keputusan penghapusan barang. c. Surat pengiriman barang. d. Surat keputusan mutasi barang. e. Berita acara pemusnahan barang. 22 f. Berita acara serah terima barang. g. Berita acara penilaian. h. Berita acara penyelesaian pekerjaan. 3. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian melakukan pencatatan ke bukti memorial. 4. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti memorian mencatat ke dalam buku jurnal umum. 5. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik melakukan posting ke buku besar. 6. Setiap akhir periode, semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD dan/atau SKPKD. 2.11 Bagan Akun Standar Bagan Akun Standar (BAS) (bahasa Inggris: Chart of Accounts, CoA) adalah daftar akun buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaporan anggaran, pembukuan, dan pelaporan keuangan pemerintah. BAS diperkenalkan pada tahun 2007 dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.05/2007. Sebelum BAS, namanya adalah Badan Perkiraan Standar (BPS). BAS meliputi: kode dan uraian fungsi kode dan uraian subfungsi kode dan uraian program kode dan uraian kegiatan kode dan uraian subkegiatan 23 kode dan uraian bagian anggaran kode dan uraian unit eselon I kode dan uraian satuan kerja kode akun (perkiraan) BAS digunakan sebagai pedoman yang dilaksanakan oleh setiap Kementerian Negara/Lembaga untuk penyusunan dan penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), dan Pelaporan Keuangan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, mulai Tahun Anggaran 2008. Dalam implementasi SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) mulai dibiasakan penggunaan istilah Chart of Accounts (CoA) yang sama artinya dengan BAS. CoA merupakan kode unik yang digunakan dalam kodifikasi transaksi pengelolaan keuangan negara mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban. Kode BAS/CoA sangat berharga terlebih dalam penerapan sistem informasi yang terintegrasi seperti SPAN. Untuk SPAN, di awal Januari 2012 telah disepakati klasifikasi dari BAS yang akan digunakan untuk seluruh modul SPAN meliputi klasifikasi satker, KPPN, akun, program, output, dana, bank, kewenangan, lokasi, anggaran, antarentitas, dan klasifikasi cadangan. Kode satker (6 digit), yaitu kode unit yang bertanggung jawab terhadap pencatatan transaksi. Kode KPPN (3 digit), yaitu kode KPPN sesuai dengan lokasi tempat pembayaran. Kode akun (6 digit), yaitu kode klasifikasi pos atau rekening transaksi. Kode program (7 digit), kode gabungan dari kode bagian anggaran (BA), unit eselon I, dan program. 24 Kode output (7 digit), yaitu kode gabungan dari kode kegiatan dan kode output untuk mengakomodasi output yang direalisasikan dari suatu kegiatan. Kode dana (10 digit), yaitu kode alokasi pelaksanaan anggaran yang berasal dari sumber dana tertentu dengan cara penarikan tertentu dan informasi nomor register sumber dananya. Kode bank (5 digit), yaitu kode informasi mengenai arus kas pada setiap rekening. Kode lokasi (4 digit), yaitu kode tempat pelaksanaan kegiatan oleh satker. Kode kewenangan (1 digit), yaitu kode kantor pusat, kantor daerah, dekonsentrasi, tugas pembantuan, desentralisasi, atau urusan bersama. Kode anggaran (1 digit), yaitu kode pembagian transaksi sesuai dengan tahapan penganggaran dan pelaksanaan anggaran. Kode antarentitas (6 digit), yaitu kode transaksi antara entitas BUN dan entitas satker Kementerian Negara/Lembaga selaku pengguna anggaran yang tidak memegang kas kecuali untuk uang persediaan (UP) dan kas di Badan Layanan Umum (BLU). Kode klasifikasi cadangan (6 digit), yaitu kode yang dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya klasifikasi baru di masa mendatang. 25 Bagan Akun Standar 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 BAB IIII PENUTUP 3.1 Kesimpulan Siklus akuntansi adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui untuk merubah input dalam bentuk dokumen transaksi keuangan sehingga menghasilkan ouput berupa laporan keuangan.Siklus akuntansi dimulai dengan tahap menganalisis transaksi. Tahapan kedua adalah menjurnal transaksi.Tahap ketiga, transaksi yang telah dicatat dalam Jurnal kemudian diklasifikasikan ke dalam Buku Besar per akun atau kode rekening. Tahap keempat menyusun Neraca Saldo.Tahap kelima menjurnal dan memposting jurnal penyesuaian untuk transaksi pembayaran dimuka/pendapatan diterima dimuka (prepayment) atau transaksi yang masih harus dibayar/yang masih harus diterima (accrual). Tahap keenam menyusun Neraca Saldo Disesuaikan. Tahap ketujuh menyusun laporan keuangan. Tahap kedelapan menjurnal dan dan memposting ayat jurnal penutup. Tahap kesembilan menyusun neraca saldo setelah penutupan. Didalam buku buku besar terdapat CoA (Chart Of Account) atau dalam pemerintahan disebut Bagan Akun Standar (BAS). Bagan Akun Standar (BAS) (bahasa Inggris: Chart of Accounts, CoA) adalah daftar akun buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaporan anggaran, pembukuan, dan pelaporan keuangan pemerintah. BAS digunakan sebagai pedoman yang dilaksanakan oleh setiap Kementerian Negara/Lembaga untuk penyusunan dan penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), dan Pelaporan Keuangan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, mulai Tahun Anggaran 2008. 80 DAFTAR PUSTAKA http://www.wikiapbn.org/bagan-akun-standar/ https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ve d=0ahUKEwiysrPv97_WAhVEPI8KHYsAtoQFgg1MAU&url=http%3A%2F%2Felisa.ugm.ac.id%2Fcontent%2Ffiles%2Fb1aec840e1f70 a5234e8d188d7c13179%2FDefinisi.docx&usg=AFQjCNFT4FoLLUsc0SxBi61v6aEbedePEQ https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/02/Lampiran-III_Permendagri-64-tahun-2013.pdf Afiah, Nur Nunuy. 2010. Akuntansi Pemerintahan : Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Jakarta : Prenada Media http://hardiyantimentari.blogspot.co.id/2011/12/sistem-akuntansi-penerimaan-kas.html 81 82