Uploaded by User56994

SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN B

advertisement
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
“SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN BAGAN AKUN
STANDAR”
Makalahini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Pemerintahan
Tahun Ajaran 2017/2018
DISUSUN OLEH :
SITI NUR AZIZAH - 0114103001
RESTI EKA PRATIWI - 0114103005
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
Terakreditasi (Accredited)
SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
Nomor : 14/BAN-PT/AK-XII S1/VI/2009
BANDUNG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud
dan tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh Dosen mata kuliah Akuntansi Pemerintahan.
Dalam proses penyusunan tugas ini pasti menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak
yang membantu dalam pembuatan Makalah ini.
Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya dan dapat membantu teman-teman yang lain dikemudian hari. Akhir kata, kami
memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Bandung, 23 September 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah......................................................................................... 3
1.3
Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
2.1 Siklus Akuntansi .............................................................................................. 4
2.2 Siklus Akuntansi Pemda ................................................................................... 5
2.3Penjelasan Tahapan Siklus Akuntansi ............................................................... 5
2.4Analisis Transaksi .............................................................................................. 6
2.5 Jurnal ................................................................................................................. 7
2.6 Buku Besar ...................................................................................................... 11
2.7 Neraca Saldo ................................................................................................... 11
2.8 Jurnal Penyesuaian .......................................................................................... 11
2.9 Laporan Keuangan .......................................................................................... 12
2.10Sistem Akuntansi Keuangan Daerah............................................................ 127
2.11Bagan Akun Standar ...................................................................................... 23
BAB IIII PENUTUP ..................................................................................................... 809
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 80
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor
publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan
daerah. Yang disebut keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas
sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan
pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi stakeholder sektor publik,
mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk
pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah
menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun
kebutuhan pihak eksternal.
Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses
pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk
pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Informasi keuangan bukan
merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi keuangan berfungsi
memberikan dasar pertimbanganuntuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi
merupakan alat untuk melaksanakanakuntabilitas sektor publik secara efektif, bukan
1
tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Karenakebutuhan informasi di sektor publik lebih
bervariasi, maka informasi tidak terbatas padainformasi keuangan yang dihasilkan dari
sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran output pelayanan
harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.Langenderfer (1973) dalam
Glynn, J. J. (1993) menyatakan bahwa akuntansi secara normatif memiliki tiga aspek,
yaitu : (1) sifat informasi yang diberikan ; (2) kepada siapa informasi tersebut diberikan
; dan (3) tujuan informasi tersebut diberikan. Lebih lanjut Langenderfe rmenyatakan
bahwa :Akuntansi merupakan suatu sistem pengukuran dan sistem komunikasi untuk
memberikaninformasi ekonomi dan sosial atas suatu entitas yang dapat diidentifikasi
sehinggamemungkinkan pemakai untuk membuat pertimbangan dan keputusan mengenai
alokasi sumber daya yang optimal dan tingkat pencapaian tujuan organisasi
(Langenderfer, 1973, p.50).
Organisasi sektor publik dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan
eksternal yangmeliputi laporan keuangan formal, seperti Laporan Surplus/Defisit,
Laporan Realisasi Anggaran,Laporan Rugi/Laba, Laporan Aliran Kas, Neraca, serta
Laporan Kinerja yang dinyatakan dalamukuran finansial dan non-finansial. Terdapat
beberapa alasan mengapa perlu dibuat laporankeuangan. Dilihat dari sisi manajemen
perusahaan, laporan keuangan merupakan alatpengendalian dan evaluasi kinerja
manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi pemakaieksternal, laporan keuangan
merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban dansebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Organisasi sektor publik diwajibkan untuk membuat laporan
keuangan dan laporan tersebut perlu diaudit untuk menjamin telah dilakukannya true and
fairpresentation.
Laporan-laporan keuangan yang akan didapatkan organisasi sektor publik di akhir
proses akuntansi adalah hasil dari semua proses pencatatan yang dilakukan, mulai dari
2
pencatatan transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan yang terjadi terus
menerus
dan
berulang-ulang.
Proses
inilah
yang
disebut
dengan
siklus
akuntansi.pengertian siklus akuntansi menurut Soemarso S.R adalah sebagai berikut:
Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai
dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan transaksi periode
berikutnya yang terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus (Soemarso, 2004:90).
Dalam penulisan ini kami membahas tentang bagaimana siklus akuntansi di
sektor publik, bagaimana laporan keuangannya, serta bagan akun standar. Hal-hal yang
kami bahas di sini antara lain tentang proses pencatatan,proses pelaporan, serta bagan
akun standar. Seperti yang sudah diketahui secara umum, bahwa akuntansi sektor publik
memiliki peranpenting untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk
pelaksanaan akuntabilitas publik.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan ini yang menjadi rumusan masalah dan akan dicari pemecahan
dengan penjelasan penjabaran sebagai berikut:
1. Apa itu siklus akuntansi pada pemerintahan daerah?
2. Apa saja tahapan-tahapan siklus akuntansi pada pemerintahan daerah?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan kami dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat bertujuan untuk:
1. Dapat dijadikan bahan informasi tambahan bagi pembaca.
2. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan makalah yang berhubungan
dengan siklus akuntansi pemerintahan daerah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Siklus Akuntansi
Akuntansi adalah suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri atas subsistemsubsistem atau kesatuan lebih kecil yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan tertentu.
Suatu sistem mengolah input menjadi output. Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti
transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah laporan keuangan. Dalam
proses akuntansi, terdapat beberapa catatan yang dibuat, yaitu jurnal, buku besar, dan buku
pembantu. Apabila digambarkan, sistem akuntansi tersebut akan tampak seperti yang
ditunjukkan pada tampilan berikut.
Sistem akuntansi dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi, yaitu tahaptahap yang terdapat dalam sistem akuntansi, seperti (Sugiri, 2001: 13) :
1. Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan analisis
transaksi keuangan tersebut.
2. Mencatat transaksi keuangan dalam buku jurnal, tahapan ini disebut menjurnal.
3. Meringkas, dalam buku besar, transaksi-transaksi keuangan yang sudah dijurnal.
Tahapan ini disebut posting atau mengakunkan.
4. Menentukan saldo-saldo buku besar diakhir periode dan menuangkannya dalam
neraca saldo.
5. Menyesuaikan buku besar berdasarkan pada informasi yang paling up-to-date
(mutakir)
6. Menentukan saldo-saldo buku besar setelah penyesuaian dan menuangkannya dalam
neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP).
7. Menyusun laporan keuangan berdasarkan pada NSSP.
8. Menutup buku besar.
9. Menentukan saldo-saldo buku besar dan menuangkannya dalam neraca saldo setelah
tutup buku.
4
2.2Siklus Akuntansi Pemda
Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
subsistem-subsistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain
dan memiliki tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah masukan (input) menjadi keluaran
(output). Inputsistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau
formulir. Output-nya adalah laporan keuangan. Di dalam proses akuntansi, terdapat
beberapa catatan yang dibuat.Catatan-catatan tersebut adalah jurnal, buku besar, dan
buku pembantu.
Sistem akuntansi dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi. Yang
dimaksud dengan siklus akuntansi adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui untuk
merubah input dalam bentuk dokumen transaksi keuangan sehingga menghasilkan ouput
berupa laporan keuangan. Siklus akuntansi secara sederhana digambarkan oleh bagan
berikut :
2.3Penjelasan Tahapan Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi dimulai dengan tahap menganalisis transaksi. Tahapan kedua
adalah menjurnal transaksi. Transaksi-transaksi pada awalnya dicatat secara kronologis
5
didalam jurnal sebelum dipindahkan ke Buku Besar akun-akun. Jadi, jurnal disebut
dengan buku pencatatan awal. Biasanya jurnal memiliki kolom untuk mencantumkan
tanggal, nama akun, dan uraiannya, referensi dan dua kolom jumlah debit dan
kredit.Tahap ketiga, transaksi yang telah dicatat dalam Jurnal kemudian diklasifikasikan
ke dalam Buku Besar per akun atau kode rekening. Tahap keempat menyusun Neraca
Saldo. Pada tanggal tertentu (misal akhir periode), saldo dari setiap akun atau kode
rekening dari Buku Besar diikhtisarkan atau dirangkum dalam Neraca Saldo. Tahap
kelima menjurnal dan memposting jurnal penyesuaian untuk transaksi pembayaran
dimuka/pendapatan diterima dimuka (prepayment) atau transaksi yang masih harus
dibayar/yang masih harus diterima (accrual). Tahap keenam menyusun laporan
keuangan. Tahap ketujuh menjurnal dan dan memposting ayat jurnal penutup.
2.4Analisis Transaksi
Yang dimaksud dengan transaksi adalah peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu
entitas
yang tercatat. Tujuan dari analisis transaksi
adalah pertama untuk
mengidentifikasikan jenis-jenis akun yang terkait, dan kemudian untuk menentukan
apakah dibutuhkan debit atau kredit pada akun tersebut. Dengan melakukan analisis ini
sebelum membuat ayat jurnal akan sangat membantu dalam memahami ayat-ayat
jurnalbaik yang sederhana maupun yang rumit. Urutan peristiwa didalam proses
pencatatan dimulai dengan transaksi. Bukti transaksi adalah berupa dokumen-dokumen
sumber, misalnya surat ketetapan pajak/retribusi daerah (SKPD/SKRD), tanda bukti
penerimaan (TBP), dll. Bukti ini akan dianalisis untuk menentukan pengaruh transaksi
pada akun-akun tertentu. Dengan demikian, dalam menganalisis transaksi juga dilakukan
identifikasi dokumen sumber yang akan digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi
keuangan ke dalam Jurnal.
Ilustrasi :
6
Ada transaksi penetapan SKPD untuk Pajak Bumi dan Bangunan. Bukti transaksi
adalah SKPD-PBB. Ditetapkan sebesar Rp300.000,00 untuk periode 20xx. Maka analisis
yang dihasilkan adalah sebagai berikut: dengan adanya penetapan SKPD untuk PBB
maka akan berpengaruh pada bertambahnya aset entitas yaitu akun PIUTANG di sisi
debit, dan juga bertambahnya akun PENDAPATAN LO di sisi kredit. Bertambahnya
akun piutang disisi kiri (aset), dan bertambahnya pendapatan di sisi kredit yang berarti
bertambahnya ekuitas, dalam jumlah yang sama di sisi debit dan di sisi kredit, membuat
persamaan akuntansi ini selalu seimbang.
2.5Jurnal
Jurnal merupakan catatan kronologis dan sistematis atas seluruh transaksi
keuangan sebuah entitas. Dalam melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal
digunakan metode double-entry dimana setiap transaksi akan dicatat di sisi debit dan sisi
kredit. Dalam penulisan jurnal, terdapat beberapa aturan yang telah menjadi kesepakatan
bersama dalam akuntansi, yaitu:
1) Jurnal dicatat secara kronologis berdasarkan tanggal terjadinya kejadian/transaksi
keuangan
2) Akun yang berada di sisi debit dicatat terlebih dahulu daripada akun yang berada di
sisi kredit
3) Akun yang berada di sisi kredit dicatat menjorok ke kanan
4) Pencatatan dilakukan pada saat terjadinya kejadian/transaksi keuangan.
Contoh format jurnal :
7
Ada dua basis yang akan digunakan dalam pencatatan akuntansi di Pemerintah
Daerah yaitu basis akrual dan basis kas.
Ilustrasi perbedaan antara basis kas dan basis akrual
Diilustrasikan sebuah pemerintahan memiliki saldo kas awal sebesar 10.000 tanpa
memiliki kekayaan lainnya. Neraca awal, baik berbasis kas maupun berbasis akrual, akan
terlihat sama dalam contoh di bawah ini.
Kas
10.000
Ekuitas Dana
10.000
Misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 3.000, neraca setelah
transaksi tersebut akan ditampilkan secara berbeda di masing-masing basis.
Pada basis kas, pembelian kendaraan tersebut dianggap sebagai belanja (biaya).
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
Debit
Dr. Belanja Kendaraan
Kredit
3.000
Cr. Kas
3000
8
Pada akhir periode, semua akun belanja (biaya) akan ditutup dan mengurangi
nilai ekuitas dana. Sehingga yang akan muncul di nerca pada basis kas tetap akun KAS
saja di sisi aset, karena focus pengurukan basis kas hanya pada KAS.
NERACA BERBASIS KAS
Kas 7.000
Ekuitas Dana
7.000
Karena focus pengukuran pada basis akrual adalah semua sumber daya yang
dimiliki, maka transaksi pembelian kendaraan tersebut akan dicatat dengan jurnal
sebagai berikut :
Debit
Dr. Kendaraan
Kredit
3.000
Cr. Kas
3.000
Dengan demikian, neraca pada basis akrual akan menampilkan akun kendaraan
(Aset Tetap) selain KAS di sisi aset, sedangkan Ekuitas Dana di sisi pasiva tetap 10.000.
hal tersebut menunjukkan focus pengukuran basis akrual yang melaporakan semua
perubahan kekayaan sehingga transaksi tersebut dianggap sebagai penambahan aset
tetap.
NERACA BERBASIS AKRUAL
Kas
7.000
Mobil
3.000
Ekuitas Dana
9
10.000
Terlihat terjadi perbedaan dalam kedua nerca tersebut sebagai akibat dari satu
kejadian transaksi yang sama. Dalam neraca berbasis akrual terdapat akun mobil yang
tidak diakui pada neraca berbasis kas. Akan tetapi, yang lebih penting untuk
diperhatikan adalah dari transaksi yang sama kedua neraca tersebut menghasilkan nilai
ekuitas dana yang berlainan (7.000 pada neraca berbasis kas) dan 10.000 pada neraca
berbasis akrual).
2.6Buku Besar
Proses klasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar dikenal dengan istilah
Posting. Buku besar adalah kumpulan catatan transaksi per akun. Setiap akun memiliki
satu buku besarnya masing-masing sehingga jumlah buku besar yang dimiliki sebuah
entitas sama banyaknya dengan jumlah akun yang dimilikinya. Buku besar dibuat dalam
sebuah format tertentu dan dengan aturan tertentu yang telah disepakati.
SKPD :
Nama Rekening :
Kode Rekening :
Pagu APBD :
Pagu perubahan APBD :
Tiap buku besar memuat informasi nama SKPD, nama rekening, kode rekening,
pagu APBD dan pagu perubahan APBD sebagai kontrol, batas maksimal transaksi untuk
masing-masing akun tidak boleh melebihi pagu anggarannya terutama untuk pagu
anggaran belanja dan pengeluaran pembiayaan. Pada kolom tanggal diisi dengan tanggal
10
transaksi. Kolom Nomor Bukti diisi dengan nomor bukti transaksi. Kolom uraian diisi
dengan informasi keterangan terkait transaksi. Kemudian di kolom debit atau kredit diisi
nilai nominal transaksi sesuai dengan jurnal. Kolom saldo diisi dengan akumulasi nilai
transaksi-transaksi dari akun terkait.
2.7Neraca Saldo
Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu memasukkan semua saldo awal
untuk akun-akun Aset, Kewajiban dan Ekuitas yang diperoleh dari Neraca Awal Tahun
ke dalam buku besarnya masing-masing. Ketika transaksi periode berjalan telah dimulai,
tiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal kemudian diposting ke buku besar.
Setelah selesai melakukan proses klasifikasi transaksi ke dalam buku besar, tahap
selanjutnya adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar.
PPK-SKPD dan PPK- PPKD (dalam fungsi sebagai SKPD) melakukan rekapitulasi
saldo- saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku
besar dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam worksheet, sesuai dengan posisi debit
atau kredit dalam saldo di buku besar masing-masing.
Neraca saldo merupakan sebuah daftar yang memuat nama setiap buku besar
(kode rekening) dan saldonya pada tanggal tertentu.
2.8Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dibuat di akhir periode akuntansi agar pendapatan dapat
dicatat pada saat dihasilkan, dan beban diakui pada saat terjadinya. Jurnal penyesuaian
dibutuhkan untuk memastikan diterapkannya prinsip pengakuan pendapatan (revenue
recognation principle) dan prinsip penandingan (matching principle). Meskipun dalam
akuntansi pemerintah prinsip penandingan ini tidak mendapat penekanan sebagaimana
dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
11
Jurnal penyesuaian memungkinkan pelaporan aset, kewajiban, dan ekuitas yang
tepat di Neraca, serta jumlah surplus/defisit yang tepat di Laporan Operasional untuk
periode berjalan.
Jenis-jenis jurnal penyesuaian. Ada 2 kelompok yaitu : beban dibayar dimuka
(prepayment) dan akrual.
Pembayaran dimuka (prepayment) terdiri atas :
1) Beban dibayar dimuka (prepaid expenses). Beban yang dibayar dimuka secara tunai
dan dicatat sebagai aset sebelum digunakan atau dikonsumsi. Contoh : perlengkapan
kantor, asuransi, dan depresiasi.
2) Pendapatan diterima dimuka atau pendapatan yang belum dihasilkan (unearned
revenue). Uang tunai yang diterima dan dicatat sebagai kewajiban sebelum
pendapatannya dihasilkan. Contoh: pendapatan pajak reklame, pendapatan sewa.
Akrual. Terdiri atas :
1) Akrual pendapatan (accrued revenues). Akrual pendapatan pada dasarnya adalah
piutang, yaitu pendapatan yang telah dihasilkan namun belum diterima uangnya
atau belum dicatat. Contoh: piutang pajak.
2) Akrual beban (accrued expenses). Akrual beban pada dasarnya adalah utang,
yaitu beban yang telah terjadi namun belum dibayarkan uangnya atau belum
dicatat. Contoh: bunga untuk utang, sewa, pajak, gaji atau honorarium.
2.9Laporan Keuangan
Laporan Keuangan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, dengan penjelasan sebagai berikut :
1.
Laporan Realisasi Anggaran
12
Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi
yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Pelaporan mencerminkan
kegiatan keuangan pemerintah daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap
pelaksanaan APBD. Dengan demikian, Laporan Realisasi Anggaran menyajikan
pendapatan pemerintah daerah selama satu periode, belanja, surplus,/defisit,
pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.
Contoh Laporan Realisasi Anggaran Provinsi Bali 2014
13
2.
Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan entitas
ekonomi pada suatu (tanggal) tertentu. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi
keuangan yang dapat dipercaya mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Contoh Neraca Provinsi Bali 2014
14
3. Laporan Arus Kas
Menyajikan informasi tentang sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara
kas, selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal
pelaporan.
Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,,
investasi, pembiayaan, dan non-anggaran.
15
Contoh Laporan Arus Kas Pemerintah Provinsi Bali 2014
16
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Disajikan secara sistematis sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, di
mana setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas,
harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan. Disamping itu, juga mencakup informasi tentang kebijakan
akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan
dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam standar akuntansi pemerintahan serta
ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan
secara wajar.
2.10 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Dalam sistem akuntansi pemerintahan ditetapakan entitas pelaporan dan entitas
akuntansi yang menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah. Sistemakuntansi
pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada
Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD) dan Sistem Akuntansi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (PPK-SKPD). Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar
terdiri atas empat prosedur akuntansi, yaitu: prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran
kas, selain kas, dan asset.
a. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau
kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD.
1. Fungsi terkait
17
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan
oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
2. Dokumen yang digunakan
3. Surat keterangan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas wajib
pajak yang dibuat oleh PPKD.
4. Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi
daerah atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran.
5. Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap penerimaan
pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan.
6. Surat Tanda Setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah yang
diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.
7. Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.
8. Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkkan adanya transfer
uang masuk ke rekening kas.
9. Bukti jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang
berhubungan dengan penerimaan kas.
10. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke
buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban ekuitas dana, pendapatan, belanja,
dan pembiayaan.
11. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar
untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
12. Laporan yang dihasilkan
Pada SKPD, terdiri atas:
1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2.) Neraca
3.) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
18
Pada SKPKD, terdiri atas:
1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2.) Neraca
3.) Laporan Arus Kas
4.) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
1. Fungsi terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
2. Dokumen yang digunakan
3. Surat Penyediaan Dana (SPD), merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang menunjukkan
tersediannya dana untuk diserap/direalisasi.
4. Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna
anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang akan
diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Kuasa BUD.
5. Kuitansi pembayaran dan bukti pembayaran lainnya, merupakan dokumen sebagai
tanda bukti pembayaran.
6. SP2D, merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau Kuasa BUD untuk
mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk.
7. Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah.
8. Nota debit bank, merupakan dokumen atas bukti dari bank yang menunjukkan adanya
transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.
9. Buku jurnal pengeluaran kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat, dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang
berhubungan dengan pengeluaran kas.
19
10. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke
buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja,
dan pembiayaan.
11. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar
untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
12. Laporan yang dihasilkan
Pada SKPD, terdiri atas:
1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2.) Neraca
3.) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Pada SKPKD, terdiri atas:
1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2.) Neraca
3.) Laporan Arus Kas
4.) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
c. Prosedur Akuntansi Selain Kas
Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan/atau kejadian yang berupa:
1. Pengesahan
pertanggungjawaban
(SPJ)
pengeluaran
dana
yang
merupakan
pengesahan atas pengeluaran/belanja melalui mekanisme uang persediaan/ganti
uang/tambahan.
2. Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam
membuat jurnal yang telah diposting ke buku besar.
20
3. Penerimaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber ekonomi non kas
yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung konsekuensi ekonomi
bagi pemda.
4. Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian aset tetap yang
pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang.
5. Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetap/barang milik daerah
tanpa konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan aset tetap kepada pihak
ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas.
6. Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan
perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar (ruilslaag) dengan pihak ketiga.
7. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan
oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD. Sedangkan, pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi
akuntansi pada SKPKD.
2. Dokumen yang digunakan
3. Berita acara penerimaan barang.
4. Surat keputusan penghapusan barang.
5. Surat pengiriman barang.
6. Surat keputusan mutasi barang.
7. Berita acara pemusnahan barang.
8. Berita acara serah terima barang.
9. Berita acara penilaian.
10. Bukti memorial, merupakan dokumen untuk mencatat transaksi dan/atau kejadian
keuangan selain kas sebagai dasar pencatatan ke jurnal umum.
11. Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat dan
menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang tidak dicatat dalam jurnal
enerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.
12. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada
PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk memposting semua
transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal umum ke dalam buku besar untuk setiap
rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
21
13. Buku besar pembantu, untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi
rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
14. Laporan yang dihasilkan
Pada SKPD terdiri atas:
1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2.) Neraca
3.) Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)
Pada SKPKD terdiri atas:
1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2.) Neraca
3.) Laporan Arus Kas
4.) Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)
d. Prosedur Akuntansi Aset
1. Prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPKSKPD serta pejabat, pengurus, dan penyimpan barang. Sedangkan pada SKPKD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
2. Bukti transaksi dan/atau kejadian akuntansi aset terdiri atas:
a.
Berita acara penerimaan barang.
b.
Surat keputusan penghapusan barang.
c.
Surat pengiriman barang.
d.
Surat keputusan mutasi barang.
e.
Berita acara pemusnahan barang.
22
f.
Berita acara serah terima barang.
g.
Berita acara penilaian.
h.
Berita acara penyelesaian pekerjaan.
3. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD
berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian melakukan pencatatan ke bukti
memorial.
4. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD
berdasarkan bukti memorian mencatat ke dalam buku jurnal umum.
5. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara
periodik melakukan posting ke buku besar.
6. Setiap akhir periode, semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan
keuangan SKPD dan/atau SKPKD.
2.11 Bagan Akun Standar
Bagan Akun Standar (BAS) (bahasa Inggris: Chart of Accounts, CoA) adalah
daftar akun buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk
memudahkan perencanaan, pelaporan anggaran, pembukuan, dan pelaporan keuangan
pemerintah. BAS diperkenalkan pada tahun 2007 dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 91/PMK.05/2007. Sebelum BAS, namanya adalah Badan Perkiraan Standar
(BPS).
BAS meliputi:
 kode dan uraian fungsi
 kode dan uraian subfungsi
 kode dan uraian program
 kode dan uraian kegiatan
 kode dan uraian subkegiatan
23
 kode dan uraian bagian anggaran
 kode dan uraian unit eselon I
 kode dan uraian satuan kerja
 kode akun (perkiraan)
BAS digunakan sebagai pedoman yang dilaksanakan oleh setiap Kementerian
Negara/Lembaga untuk penyusunan dan penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA),
dan Pelaporan Keuangan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat, mulai Tahun Anggaran 2008.
Dalam implementasi SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
mulai dibiasakan penggunaan istilah Chart of Accounts (CoA) yang sama artinya dengan
BAS. CoA merupakan kode unik yang digunakan dalam kodifikasi transaksi pengelolaan
keuangan negara mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban.
Kode BAS/CoA sangat berharga terlebih dalam penerapan sistem informasi yang
terintegrasi seperti SPAN. Untuk SPAN, di awal Januari 2012 telah disepakati klasifikasi
dari BAS yang akan digunakan untuk seluruh modul SPAN meliputi klasifikasi satker,
KPPN, akun, program, output, dana, bank, kewenangan, lokasi, anggaran, antarentitas,
dan klasifikasi cadangan.
 Kode satker (6 digit), yaitu kode unit yang bertanggung jawab terhadap pencatatan
transaksi.
 Kode KPPN (3 digit), yaitu kode KPPN sesuai dengan lokasi tempat pembayaran.
 Kode akun (6 digit), yaitu kode klasifikasi pos atau rekening transaksi.
 Kode program (7 digit), kode gabungan dari kode bagian anggaran (BA), unit eselon
I, dan program.
24
 Kode output (7 digit), yaitu kode gabungan dari kode kegiatan dan kode output untuk
mengakomodasi output yang direalisasikan dari suatu kegiatan.
 Kode dana (10 digit), yaitu kode alokasi pelaksanaan anggaran yang berasal dari
sumber dana tertentu dengan cara penarikan tertentu dan informasi nomor register
sumber dananya.
 Kode bank (5 digit), yaitu kode informasi mengenai arus kas pada setiap rekening.
 Kode lokasi (4 digit), yaitu kode tempat pelaksanaan kegiatan oleh satker.
 Kode kewenangan (1 digit), yaitu kode kantor pusat, kantor daerah, dekonsentrasi,
tugas pembantuan, desentralisasi, atau urusan bersama.
 Kode anggaran (1 digit), yaitu kode pembagian transaksi sesuai dengan tahapan
penganggaran dan pelaksanaan anggaran.
 Kode antarentitas (6 digit), yaitu kode transaksi antara entitas BUN dan entitas satker
Kementerian Negara/Lembaga selaku pengguna anggaran yang tidak memegang kas
kecuali untuk uang persediaan (UP) dan kas di Badan Layanan Umum (BLU).
 Kode klasifikasi cadangan (6 digit), yaitu kode yang dipersiapkan untuk
mengantisipasi kemungkinan adanya klasifikasi baru di masa mendatang.
25
Bagan Akun Standar
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
BAB IIII
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Siklus akuntansi adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui untuk merubah
input dalam bentuk dokumen transaksi keuangan sehingga menghasilkan ouput berupa
laporan keuangan.Siklus akuntansi dimulai dengan tahap menganalisis transaksi.
Tahapan kedua adalah menjurnal transaksi.Tahap ketiga, transaksi yang telah dicatat
dalam Jurnal kemudian diklasifikasikan ke dalam Buku Besar per akun atau kode
rekening. Tahap keempat menyusun Neraca Saldo.Tahap kelima menjurnal dan
memposting jurnal penyesuaian untuk transaksi pembayaran dimuka/pendapatan
diterima dimuka (prepayment) atau transaksi yang masih harus dibayar/yang masih harus
diterima (accrual). Tahap keenam menyusun Neraca Saldo Disesuaikan. Tahap ketujuh
menyusun laporan keuangan. Tahap kedelapan menjurnal dan dan memposting ayat
jurnal penutup. Tahap kesembilan menyusun neraca saldo setelah penutupan.
Didalam buku buku besar terdapat CoA (Chart Of Account) atau dalam
pemerintahan disebut Bagan Akun Standar (BAS). Bagan Akun Standar (BAS) (bahasa
Inggris: Chart of Accounts, CoA) adalah daftar akun buku besar yang ditetapkan dan
disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaporan anggaran,
pembukuan, dan pelaporan keuangan pemerintah. BAS digunakan sebagai pedoman
yang dilaksanakan oleh setiap Kementerian Negara/Lembaga untuk penyusunan dan
penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL),
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), dan Pelaporan Keuangan dalam rangka
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, mulai Tahun Anggaran 2008.
80
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikiapbn.org/bagan-akun-standar/
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ve
d=0ahUKEwiysrPv97_WAhVEPI8KHYsAtoQFgg1MAU&url=http%3A%2F%2Felisa.ugm.ac.id%2Fcontent%2Ffiles%2Fb1aec840e1f70
a5234e8d188d7c13179%2FDefinisi.docx&usg=AFQjCNFT4FoLLUsc0SxBi61v6aEbedePEQ
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/02/Lampiran-III_Permendagri-64-tahun-2013.pdf
Afiah, Nur Nunuy. 2010. Akuntansi Pemerintahan : Implementasi Akuntansi Keuangan
Pemerintah Daerah. Jakarta : Prenada Media
http://hardiyantimentari.blogspot.co.id/2011/12/sistem-akuntansi-penerimaan-kas.html
81
82
Download