KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-15/PJ/2018 TENTANG KEBIJAKAN PEMERIKSAAN Lampiran I Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 DAFTAR CONTOH FORMULIR DAN PROSEDUR REVITALISASI PROSES BISNIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN No Lampiran Nama Formulir 1 Lampiran I.1 Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3) dan Kertas Kerja 2 Lampiran I.2 Berita Acara Pembuatan Peta Kepatuhan dan Pembahasan DSP3 3 Lampiran I.3 Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan (DSPP) KPP 4 Lampiran I.4 Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat 5 Lampiran I.5 Berita Acara Pembahasan Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat 6 Lampiran I.6 Instruksi Melakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko/ Pemeriksaan Rutin berdasarkan DSPP 7 Lampiran I.7 Pemberitahuan Penolakan Usulan Pemeriksaan Oleh Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan 8 Lampiran I.8 Prosedur Kerja Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat 9 Lampiran I.9 Keputusan Kepala Kanwil DJP tentang Pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP 10 Lampiran I.10 Berita Acara Pembahasan Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP 11 Lampiran I.11 Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan (DSPP) Kanwil DJP 12 Lampiran I.12 Pemberitahuan Penolakan Usulan Pemeriksaan Oleh Kanwil DJP 13 Lampiran I.13 Prosedur Kerja Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP untuk Pemeriksaan Khusus Seluruh Jenis Pajak dan Pemeriksaan Rutin Berdasarkan DSPP 14 Lampiran I.14 Berita Acara Pembahasan Usulan Pemeriksaan Khusus Satu/Beberapa Jenis Pajak oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP 15 Lampiran I.15 Instruksi/Persetujuan Untuk Melakukan Pemeriksaan Khusus Satu atau Beberapa Jenis Pajak 16 Lampiran I.16 Pemberitahuan Penolakan Usulan Pemeriksaan Oleh Kanwil DJP 17 Lampiran I.17 Prosedur Kerja Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP untuk Pemeriksaan Khusus Satu/Beberapa Jenis Pajak 18 Lampiran I.18 Keputusan Kepala UP2 tentang Penunjukan Petugas Pemeriksa Pajak 19 Lampiran I.19 Laporan Analisis Kebutuhan Pemeriksa Pajak 20 Lampiran I.20 Laporan Evaluasi Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak 21 Lampiran I.21 Permintaan Tenaga Ahli Lampiran I.1 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3) dan Kertas Kerja KPP .... (1) No Nama NPWP Masa Awal Tahun Awal Masa Akhir Tahun Akhir (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Usulan Tahun Pajak (9) Indikasi Ketidakpatuhan Modus Ketidakpatuhan Potensi (Rp) Ketertagihan Rencana Usulan Keterangan (10) (11) (12) (13) (14) (15) ..........., ......................... (16) Kepala Kantor .......................................(17) NIP PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.1 Angka (1) Angka (2) Angka (3) Angka (4) Angka (5) Angka (6) Angka (7) Angka (8) Angka (9) Angka (10) : : : : : : : : : : Diisi dengan nama KPP Diisi dengan nomor urut Diisi dengan nama Wajib Pajak Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Diisi dengan usulan masa pajak awal (mm) Diisi dengan usulan tahun pajak awal (yyyy) Diisi dengan usulan masa pajak akhir (mm) Diisi dengan usulan tahun pajak akhir (yyyy) Diisi dengan usulan tahun pajak (yyyy) Diisi dengan dengan ketentuan sebagai berikut: Dalam hal dilakukan oleh 35 UP2 Penentu Penerimaan, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Analisis Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR), Gross Profit Margin (GPM), dan/atau Net Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan benchmarking industri sejenis (B2B). Risiko ketidakpatuhan tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih dari 10%. 2) Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, terutama yang berkedudukan di negara yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dari tarif pajak efektif di Indonesia. 3) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri intra grup dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total transaksi. 4) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian. 5) Wajib Pajak tidak pernah diperiksa All Taxes 3 tahun terakhir 6) Wajib Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total FP yang diterbitkan dalam satu masa pajak, dan/atau 7) Terdapat analisis IDLP dan CTA Dalam hal dilakukan oleh KPP Pratama atas Wajib Pajak Badan, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT 2) Belum pernah diperiksa All Taxes dalam 3 tahun terakhir 3) Analisis Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan benchmarking industri sejenis di Kanwil terkait. Risiko ketidakpatuhan tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih dari 20%. 4) Ketidaksesuaian antara profil SPT dengan profil ekonomi (usaha dan kekayaan) sesungguhnya berdasarkan fakta lapangan. 5) Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, terutama yang berkedudukan di negara yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dari tarif pajak efektif di Indonesia. 6) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri intra grup dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total transaksi. 7) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian. 8) Wajib Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total FP yang diterbitkan dalam satu masa pajak, dan/atau 9) Terdapat analisis IDLP dan CTA Dalam hal dilakukan oleh KPP Pratama atas Wajib Pajak Orang Pribadi, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: Angka (11) : Angka (12) : Angka (13) : Angka (14) : Angka (15) : Angka (16) : Angka (17) : 1) Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT 2) Belum pernah diperiksa All Taxes dalam 3 tahun terakhir. 3) Ketidaksesuaian antara profil SPT dengan: • Skala usaha Wajib Pajak • Harta Wajib Pajak (investasi, kepemilikan saham, dll) • Gaya Hidup Wajib Pajak • Profil pinjaman WP 4) Terdapat analisis IDLP dan CTA. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Wajib Pajak tidak melaporkan omset yang sebenarnya misalnya: • Melaporkan penghasilan sebagai utang • Menurunkan harga jual dari yang sebenarnya • Tidak melaporkan kuantitas penjualan yang sebenarnya • Penjualan off balance sheet • Tidak Melaporkan Pembelian sehingga HPP dan omset lebih rendah dari yang seharusnya 2) Wajib Pajak membebankan biaya yang tidak seharusnya dengan cara: • Membuat bukti potong 000 (fiktif) • Pembebanan jasa antar perusahaan afiliasi • Pencadangan yang tidak sesuai ketentuan • Pembebanan tidak sesuai dengan 3M • WP mengkreditkan PM/membebankan biaya yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya 3) Modus PPN • Melaporkan penjualan lokal sebagai ekspor • penggunaan data Faktur Pajak dengan pembeli tidak ber-NPWP 4) Aggressive tax planning • Debt to Equity Ratio (DER) di atas 4:1 • Controlled Foreign Company (CFC) • indikasi Transfer Pricing 5) Treaty abuse Diisi dengan nilai potensi pajak (dalam rupiah) Diisi dengan Tinggi, Sedang atau Rendah setelah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Identifikasi keberlangsungan usaha dan harta yang dimiliki Wajib Pajak (berdasarkan SPT atau kepatuhan pembayaran); 2) Eksistensi usaha Wajib Pajak (berdasarkan fakta lapangan); dan/atau 3) Penanggung Pajak diketahui Diisi dengan usulan tindak lanjut yaitu “ pengawasan” atau “ pemeriksaan” berdasarkan pertimbangan Kepala KPP Diisi dengan keterangan lain apabila diperlukan Diisi dengan tempat dan tanggal DSP3 ditandatangani Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .……………………………………………………………… KERTAS KERJA ANALISIS WAJIB PAJAK USULAN DSP3 I. PROFIL WAJIB PAJAK A. Identitas Wajib Pajak Nama Wajib Pajak : NPWP : Alamat : KLU : .............................. (diisi dengan nama Wajib Pajak) .............................. (diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak) .............................. (diisi dengan alamat Wajib Pajak) .............................. (diisi dengan Klasifikasi Lapangan Usaha) B. Kegiatan Usaha Diisi dengan ringkasan kegiatan usaha Wajib Pajak. Dalam hal terdapat perbedaan antara KLU dengan kegiatan usaha yang sebenarnya, dapat ditambahkan uraian mengenai kegiatan usaha yang sebenarnya yang berasal dari data internal dan/atau data eksternal dengan mencantumkan sumber data tersebut. II. KRITERIA PENENTUAN WAJIB PAJAK A. Indikasi Ketidakpatuhan 1. Analisis atas elemen SPT dan/atau Laporan Keuangan Diisi dengan analisis atas elemen SPT dan/atau Laporan Keuangan dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai berikut: a. Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR); b. Gross Progit Margin (GPM); c. Operating Profit Margin (OPM); d. Pretax Profit Margin (PPM); e. Net Profit Margin (NPM); f. Rasio lainnya Berdasarkan rasio tersebut, dilakukan benchmarking dengan industri sejenis, seperti berdasarkan laporan industri (industrial report) atau hasil benchmarking sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai benchmarking untuk mengetahui risiko ketidakpatuhan Wajib Pajak. 2. B. C. Indikasi transfer pricing dan Transaksi Afiliasi Diisi dengan uraian transaksi antara Wajib Pajak dengan pihak-pihak lainnya untuk mengetahui keterkaitan antartransaksi yang dilakukan oleh Wajib Pajak serta sebagai indikasi awal untuk menunjukkan kemungkinan adanya transaksi hubungan istimewa atas Wajib Pajak tersebut. Transaksi afiliasi dapat dibedakan menjadi transaksi afiliasi dalam negeri (intra group transaction), transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian, transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa di luar negeri, khususnya yang berkedudukan di negara dengan tarif pajak efektif lebih rendah daripada Indonesia, dll. Indikasi Modus Ketidakpatuhan Wajib Pajak Diisi dengan uraian modus ketidakpatuhan Wajib Pajak. Dapat diisi dengan lebih dari satu modus ketidakpatuhan. Identifikasi Nilai Potensi Pajak No (1) dst Jenis Pajak (2) ... Potensi (3) Petunjuk pengisian: Kolom (1) : Kolom (2) : Kolom (3) : Cukup jelas Diisi dengan jenis pajak yang diindikasikan terdapat potensi ketidakpatuhan Wajib Pajak Diisi dengan dengan nilai potensi pajak yang masih dapat digali D. Identifikasi Kemampuan Wajib Pajak untuk membayar ketetapan pajak (collectability) Diisi dengan Tinggi, Sedang atau Rendah setelah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:: 1. Identifikasi keberlangsungan usaha dan harta yang dimiliki Wajib Pajak (berdasarkan SPT atau kepatuhan pembayaran); 2. Eksistensi usaha Wajib Pajak (berdasarkan fakta lapangan); dan/atau 3. uraian mengenai penanggung pajak, dapat terdiri dari identifikasi nama masingmasing penanggung pajak, foto diri dan profil penanggung pajak sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai penanggung pajak. E. Indikator Kualitatif Diisi dengan indikator atau alasan lain yang bersifat kualitatif sebagai data tambahan analisis, misalnya potensi pajak yang dapat digali berdasarkan hasil analisis sangat kecil, tetapi berhubung Wajib Pajak termasuk Wajib Pajak besar pada KPP, maka perlu dilakukan pemeriksaan untuk memberikan deterrent effect pada Wajib Pajak lainnya. Dapat pula ditambahkan fakta lapangan sesuai dengan hasil visit petugas yang berwenang, dan data eksternal lainnya. F. Himbauan dan konseling No (1) Surat Himbauan Nomor Tanggal (2) (3) Respon Wajib Pajak/ Hasil Konsultasi (4) Nilai Pembetulan (5) Petunjuk pengisian: Diisi dengan himbauan/konseling dalam hal pernah dilakukan himbauan dan/atau konseling terhadap analisis data yang menjadi dasar usul pemeriksaan. Kolom (1) : Cukup jelas Kolom (2) : Diisi dengan nomor surat himbauan. Kolom (3) : Diisi dengan tanggal surat himbauan. Kolom (4) : Diisi dengan ringkasan respon Wajib Pajak terhadap surat himbauan/konseling Kolom (5) : Diisi dengan nilai pembetulan SPT sebagai tindak lanjut himbauan/konseling. III. USULAN Berdasarkan uraian hasil analisis di atas, maka terhadap Wajib Pajak diusulkan: Nama : ........................................... (diisi dengan nama Wajib Pajak) NPWP : ........................................... (diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak) Alamat : ........................................... (diisi dengan alamat Wajib Pajak) Tahun Pajak : ........................................... (diisi dengan tahun pajak) Usulan : ........................................... (diisi dengan “ pengawasan” atau “ pemeriksaan” ) Menyetujui, Kepala Seksi.......(1) Dibuat oleh, (2) ....................... NIP............... ............................ NIP...................... Petunjuk pengisian: (1) Kepala Seksi Pengusul (2) Account Representative, Pelaksana seksi pengusul atau Fungsional Pemeriksa Pajak Lampiran I.2 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 BERITA ACARA PEMBUATAN PETA KEPATUHAN DAN PEMBAHASAN DSP3 KPP........(1) Nomor: BA-.............(2) Pada hari ini .............(3) tanggal ........... (4), bertempat di ............ (5) telah dilaksanakan Pembuatan Peta Kepatuhan dan Pembahasan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3) yang menghasilkan beberapa simpulan antara lain sebagai berikut: Dari data yang diperoleh, didapat ….... (6) Wajib Pajak yang menjadi Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi, dengan rincian sebagai berikut: a. ...... (7) Wajib Pajak diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan dengan nilai total potensi Rp................ (8); b. ….. (9) Wajib Pajak diusulkan untuk dilakukan tindakan pengawasan oleh Account Representative dengan nilai total potensi Rp....................(10) Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipertanggungjawabkan dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV ....................................(11) NIP .................................... (11) NIP ....................................(11) NIP Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan Kepala Seksi Pemeriksaan Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi ....................................(11) NIP ....................................(11) NIP ....................................(11) NIP Menyetujui, Kepala Kantor ....................................(12) NIP PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.2 Angka (1) : Diisi dengan nama KPP. Angka (2) : Diisi dengan nomor Berita Acara. Angka (3) : Diisi dengan hari dilakukannya pembahasan DSP3. Angka (4) : Diisi dengan tanggal dilakukannya pembahasan DSP3. Angka (5) : Diisi dengan tempat dilakukannya pembahasan DSP3. Angka (6) : Diisi dengan jumlah Wajib Pajak. Angka (7) : Diisi dengan jumlah Wajib Pajak. Angka (8) : Diisi dengan nilai total potensi (dalam rupiah). Angka (9) : Diisi dengan jumlah Wajib Pajak. Angka (10) : Diisi dengan nilai total potensi (dalam rupiah). Angka (11) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat Angka (12) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap kantor Lampiran I.3 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan Tahap …....(1) Tahun ..........(1) KPP .... (1) No Nama NPWP Masa Awal Tahun Awal Masa Akhir Tahun Akhir Usulan Tahun Pajak (9) Indikasi Ketidakpatuhan Modus Ketidakpatuhan Potensi (Rp) Ketertagihan Usulan Kode Pemeriksaan Keterangan (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11) (12) (13) (14) (15) I. PEMERIKSAAN RUTIN BERDASARKAN DSPP ALL TAXES A. Wajib Pajak yang Telah Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak (Pasal 17C dan Pasal 17D UU KUP dan Pasal 9 ayat (4c) UU PPN) 1. 2. Dst. B. Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh yang Menyatakan Rugi 1. 2. Dst. C. Wajib Pajak yang melakukan Perubahan Tahun Buku, Perubahan Metode Pembukuan atau Melakukan Penilaian Kembali Aktiva Tetap 1. 2. Dst. II. PEMERIKSAAN KHUSUS ALL TAXES 1 2 Dst. ..........., ......................... (16) Kepala Kantor .......................................(17) NIP PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.3 Angka (1) : Angka (2) Angka (3) Angka (4) Angka (5) Angka (6) Angka (7) Angka (8) Angka (9) Angka (10) : : : : : : : : : Diisi dengan tahap penyampaian DSPP, tahun penyampaian DSPP, dan nama KPP yang mengusulkan Diisi dengan nomor urut Diisi dengan nama Wajib Pajak Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Diisi dengan usulan masa pajak awal (mm) Diisi dengan usulan tahun pajak awal (yyyy) Diisi dengan usulan masa pajak akhir (mm) Diisi dengan usulan tahun pajak akhir (yyyy) Diisi dengan usulan tahun pajak (yyyy) Diisi dengan ketentuan sebagai berikut: Dalam hal dilakukan oleh 35 UP2 Penentu Penerimaan, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Analisis Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR), Gross Profit Margin (GPM), dan/atau Net Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan benchmarking industri sejenis (B2B). Risiko ketidakpatuhan tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih dari 10%. 2) Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, terutama yang berkedudukan di negara yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dari tarif pajak efektif di Indonesia. 3) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri intra grup dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total transaksi. 4) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian. 5) Wajib Pajak tidak pernah diperiksa All Taxes 3 tahun terakhir 6) Wajib Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total FP yang diterbitkan dalam satu masa pajak, dan/atau 7) Terdapat analisis IDLP dan CTA Dalam hal dilakukan oleh KPP Pratama atas Wajib Pajak Badan, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT 2) Belum pernah diperiksa All Taxes dalam 3 tahun terakhir 3) Analisis Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan benchmarking industri sejenis di Kanwil terkait. Risiko ketidakpatuhan tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih dari 20%. 4) Ketidaksesuaian antara profil SPT dengan profil ekonomi (usaha dan kekayaan) sesungguhnya berdasarkan fakta lapangan. 5) Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, terutama yang berkedudukan di negara yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dari tarif pajak efektif di Indonesia. 6) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri intra grup dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total transaksi. 7) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian. 8) Wajib Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total FP yang diterbitkan dalam satu masa pajak, dan/atau 9) Terdapat analisis IDLP dan CTA Angka (11) : Angka (12) : Angka (13) : Dalam hal dilakukan oleh KPP Pratama atas Wajib Pajak Orang Pribadi, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT 2) Belum pernah diperiksa All Taxes dalam 3 tahun terakhir. 3) Ketidaksesuaian antara profil SPT dengan: • Skala usaha Wajib Pajak • Harta Wajib Pajak (investasi, kepemilikan saham, dll) • Gaya Hidup Wajib Pajak • Profil pinjaman WP 4) Terdapat analisis IDLP dan CTA. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Wajib Pajak tidak melaporkan omset yang sebenarnya misalnya: • Melaporkan penghasilan sebagai utang • Menurunkan harga jual dari yang sebenarnya • Tidak melaporkan kuantitas penjualan yang sebenarnya • Penjualan off balance sheet • Tidak Melaporkan Pembelian sehingga hpp dan omset lebih rendah dari yang seharusnya 2) Wajib Pajak membebankan biaya yang tidak seharusnya dengan cara: • Membuat bukti potong 000 (fiktif) • Pembebanan jasa antar perusahaan afiliasi • Pencadangan yang tidak sesuai ketentuan • Pembebanan tidak sesuai dengan 3M • WP mengkreditkan PM/membebankan biaya yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya 3) Modus PPN • Melaporkan penjualan lokal sebagai ekspor • penggunaan data Faktur Pajak dengan pembeli tidak ber-NPWP 4) Aggressive tax planning • Debt to Equity Ratio (DER) di atas 4:1 • Controlled Foreign Company (CFC) • indikasi Transfer Pricing 5) Treaty abuse Diisi dengan nilai potensi pajak (dalam rupiah) Diisi dengan Tinggi, Sedang atau Rendah setelah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:: 1) Identifikasi keberlangsungan usaha dan harta yang dimiliki Wajib Pajak (berdasarkan SPT); 2) Eksistensi usaha Wajib Pajak (berdasarkan fakta lapangan); dan/atau 3) Penanggung Pajak diketahui Halaman 12 dari 237 Angka (14) Angka (15) Angka (16) Angka (17) : : : : Diisi dengan usulan kode pemeriksaan sesuai dengan Surat Edaran ini Diisi dengan keterangan lain apabila diperlukan Diisi dengan tempat dan tanggal DSPP ditandatangani Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan Halaman 13 dari 237 Lampiran I.4 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP- /PJ/2018 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT PUSAT TAHUN ………(1) DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang Mengingat : : a. bahwa dalam rangka mewujudkan cakupan pemeriksaan (audit coverage) yang lebih objektif diperlukan penentuan Wajib Pajak yang tepat untuk dilakukan pemeriksaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat Tahun…..(2); 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 52681); 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Penelitian Pajak Bumi dan Bangunan 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2014 tentang Pemeteraian Kemudian 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.03/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Bersama atas Pelaksanaan Kontrak Kerja Sama Berbentuk Kontrak Bagi Hasil dengan Pengembalian Biaya Operasi di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT PUSAT TAHUN …………..(3) PERTAMA : Membentuk Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat Tahun ……….. (4), dengan susunan keanggotaan sebagai berikut: 1. Penanggung Jawab; 2. Pengarah 3. Ketua; 4. Anggota; dan 5. Sekretaris. KEDUA : Menetapkan susunan keanggotaan Komite sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini. KETIGA : Komite sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Penanggung Jawab Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas Komite terselenggara dengan baik. 2. Pengarah a. Memberikan arahan dan masukan tentang maksud, tujuan, dan sasaran berkaitan dengan Komite. b. Memberikan arahan pelaksanaan kegiatan dan arahan terhadap masalah-masalah yang ditemui dalam pelaksanaan tugas Komite. c. Memutuskan hal yang bersifat strategis berkaitan dengan tugas Komite. d. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite. 3. Ketua a. Memberikan arahan dan petunjuk secara umum kepada Komite; b. Mendelegasikan dan memberikan tugas kepada masing-masing anggota Komite; c. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan Komite; d. Memastikan kegiatan Komite dapat terselenggara dengan baik dan lancar; Halaman 15 dari 237 e. f. KEEMPAT : Melakukan evaluasi terhadap pendelegasian tugas kepada anggota Komite; dan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Komite. 4. Anggota Tim a. Menentukan sektor, subsektor, atau industri yang menjadi sasaran prioritas pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko. b. Melakukan benchmarking atas sektor, subsektor, industri yang menjadi sasaran prioritas pemeriksaan sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai benchmarking. c. Menambahkan data atau mengubah nilai potensi pajak Wajib Pajak yang akan dilakukan penerbitan instruksi pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan seluruh jenis pajak oleh Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan; d. Melakukan pembahasan DSPP dan penetapan Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP, dan/atau pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan seluruh jenis pajak dengan mempertimbangkan periode penerbitan instruksi pemeriksaan. e. Menerima atau menolak usulan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dan/atau pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko atas Wajib Pajak yang terdapat dalam DSPP; f. Menentukan UP2 yang akan melakukan pemeriksaan atas Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dan/atau pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan seluruh jenis pajak; g. Melakukan monitoring dan evaluasi atas penentuan Wajib Pajak yang telah dilakukan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dan/atau pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup seluruh jenis pajak. 5. Sekretaris a. Membuat dan mengadministrasikan persuratan baik formal maupun nonformal yang dibutuhkan dalam Komite; b. Melakukan pencatatan segala keputusan yang telah diambil oleh Komite; c. Membantu Ketua dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugastugas Komite; dan d. Membuat laporan kegiatan dan pertanggungjawaban kegiatan Komite. Ruang lingkup penugasan Komite adalah penentuan Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan dengan ruang lingkup seluruh jenis pajak secara nasional. Halaman 16 dari 237 KETUJUH : Masa kerja Komite ditetapkan sejak Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember ……………….(5). KEDELAPAN : Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini maka dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. KESEMBILAN : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada: 1. Sekretaris Direktorat Jenderal 2. Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 3. Para Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 4. Para Kepala Kantor Wilayah DJP 5. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan Ditetapkan di Jakarta pada tanggal (6) DIREKTUR JENDERAL PAJAK, ........................................(7) Halaman 17 dari 237 SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT PUSAT TAHUN ………………….(8) I. Penanggung jawab: II. Pengarah : Direktur Jenderal Pajak Direktur Pemeriksaan dan Penagihan : 1. 2. Direktur Intelijen Perpajakan 3. Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan 4. Direktur Teknologi Informasi Perpajakan 5. Direktur Penegakan Hukum 6. Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian III. Ketua : 1. Kepala Subdirektorat Perencanaan Pemeriksaan IV. Anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Kepala Subdirektorat ……… …….(9)(Dit. IP) Kepala Subdirektorat …………….(10)(Dit. PKP) Kepala Subdirektorat …………….(11)(Dit. TIP) Kepala Subdirektorat …………….(12)(Dit. Gakum) Kepala Subdirektorat …………….(13)(Dit. EP) Kepala Seksi …………………… .(14)(Dit. P2) Kepala Seksi ……………………..(15)(Dit. IP) Kepala Seksi ……………………..(16)(Dit. PKP) Kepala Seksi ……………………..(17)(Dit. TIP) Kepala Seksi ……………..….…..(18)(Dit. Gakum) Kepala Seksi ……… ……………..(19)(Dit. EP) dst V. Sekretaris 1. 2. 3. 4. ……………………. / NIP…………………………(20) ……………………. / NIP………………………… ……………………. / NIP………………………… Dst DIREKTUR JENDERAL PAJAK, .............................................(21) Halaman 18 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.4 Angka (1) : Diisi dengan tahun penugasan komite. Angka (2) : Diisi dengan tahun penugasan komite. Angka (3) : Diisi dengan tahun penugasan komite. Angka (4) : Diisi dengan tahun penugasan komite. Angka (5) : Diisi dengan tahun penugasan komite. Angka (6) : Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun ditandatanganinya Keputusan Direktur Jenderal Pajak. Angka (7) : Diisi dengan nama Direktur Jenderal Pajak. Angka (8) : Diisi dengan tahun penugasan komite. Angka (9) : Diisi dengan Kepala Subdirektorat pada Direktorat Intelijen Perpajakan. Angka (10) : Diisi dengan Kepala Subdirektorat pada Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan. Angka (11) : Diisi dengan Kepala Subdirektorat pada Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan. Angka (12) : Diisi dengan Kepala Subdirektorat pada Direktorat Penegakan Hukum. Angka (13) : Diisi dengan Kepala Subdirektorat pada Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian. Angka (14) Diisi dengan Kepala Seksi pada Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan. (dapat lebih dari satu) Angka (15) : Diisi dengan Kepala Seksi pada Direktorat Intelijen Perpajakan. (dapat lebih dari satu) Angka (16) : Diisi dengan Kepala Seksi pada Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan. (dapat lebih dari satu) Angka (17) : Diisi dengan Kepala Seksi pada Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan. (dapat lebih dari satu) Angka (18) : Diisi dengan Kepala Seksi pada Direktorat Penegakan Hukum. (dapat lebih dari satu) Angka (19) : Diisi dengan Kepala Seksi pada Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian. (dapat lebih dari satu) Angka (20) : Diisi dengan nama dan NIP sekretaris komite. (dapat lebih dari satu) Angka (21) : Diisi dengan nama Direktur Jenderal Pajak. Halaman 19 dari 237 Lampiran I.5 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 BERITA ACARA PEMBAHASAN DAFTAR SASARAN PRIORITAS PEMERIKSAAN KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT PUSAT Nomor: BA-................(1) Pada hari ini .......... (2) tanggal .......... (3), bertempat di .......... (4) telah dilakukan pembahasan mengenai Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan yang menghasilkan beberapa simpulan antara lain sebagai berikut: 1. Telah dilakukan pembahasan terhadap .......... (5) usulan instruksi Pemeriksaan Khusus All Taxes dan Pemeriksaan Rutin berdasarkan DSPP dengan potensi pencairan awal sebesar Rp.......... (6) dengan rincian sebagai berikut: a. .......... (7) usulan instruksi disetujui untuk diterbitkan instruksi pemeriksaan khusus dan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dengan ruang lingkup seluruh jenis pajak dengan nilai total potensi pencairan sebesar Rp.......... (8); b. .......... (9) usulan instruksi tidak disetujui untuk diterbitkan instruksi pemeriksaan khusus dan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dengan ruang lingkup seluruh jenis pajak. 2. Potensi tersebut akan dituangkan dalam instruksi pemeriksaan sebagai data awal FPP dalam melakukan pemeriksaan dan akan diperbaharui sesuai dengan kemajuan pemeriksaan dalam aplikasi Monitoring Tunggakan. Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya dipertanggungjawabkan dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya . untuk dapat Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan .................................(10) NIP .......................... .................................(10) NIP .......................... Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian Direktur Penegakan Hukum .................................(10) NIP .......................... .................................(10) NIP .......................... Halaman 20 dari 237 Direktur Intelijen Perpajakan Direktur Teknologi Informasi Perpajakan .................................(10) NIP .......................... .................................(10) NIP .......................... Halaman 21 dari 237 Lampiran Berita Acara Pembahasan DSPP oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat Hasil Pembahasan Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan Oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat No Nama NPWP Masa Awal Tahun Awal Masa Akhir Tahun Akhir Usulan Tahun Pajak Indikasi Ketidakpatuh an Modus Ketidakpatuha n Potens i (Rp) Ketertagiha n Kode Pemeriksaa n Sumber Usulan UP2 Kanwil Pengusul/KPDJP Hasil Pembahasan (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) I. PEMERIKSAAN RUTIN BERDASARKAN DSPP ALL TAXES A. Wajib Pajak yang Telah Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak (Pasal 17C dan Pasal 17D UU KUP dan Pasal 9 ayat (4c) UU PPN) 1. 2. Dst. B. Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh yang Menyatakan Rugi 1. 2. Dst. C. Wajib Pajak yang melakukan Perubahan Tahun Buku, Perubahan Metode Pembukuan atau Melakukan Penilaian Kembali Aktiva Tetap 1. 2. Dst. II. PEMERIKSAAN KHUSUS ALL TAXES 1 2 Dst. Keterangan (28) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.5 Angka (1) : Diisi dengan nomor Berita Acara. Angka (2) : Diisi dengan hari dilakukannya pembahasan DSPP. Angka (3) : Diisi dengan tanggal dilakukannya pembahasan DSPP. Angka (4) : Diisi dengan tempat dilakukannya pembahasan DSPP. Angka (5) : Diisi dengan jumlah usulan instruksi pemeriksaan berdasarkan DSPP. Angka (6) : Diisi dengan nilai potensi pencairan awal DSPP. Angka (7) : Diisi dengan jumlah usulan pemeriksaan yang disetujui. Angka (8) : Diisi dengan nilai potensi pencairan DSPP. Angka (9) : Diisi dengan jumlah usulan pemeriksaan yang tidak disetujui. Angka(10) : Diisi dengan Nama dan NIP pejabat terkait. Angka (11) : Diisi dengan nomor urut Angka (12) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Angka (13) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Angka (14) : Diisi dengan usulan masa pajak awal (mm) Angka (15) : Diisi dengan usulan tahun pajak awal (yyyy) Angka (16) : Diisi dengan usulan masa pajak akhir (mm) Angka (17) : Diisi dengan usulan tahun pajak akhir (yyyy) Angka (18) : Diisi dengan usulan tahun pajak (yyyy) Angka (19) : Diisi dengan ketentuan sebagai berikut: Dalam hal dilakukan oleh 35 UP2 Penentu Penerimaan, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Analisis Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR), Gross Profit Margin (GPM), dan/atau Net Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan benchmarking industri sejenis (B2B). Risiko ketidakpatuhan tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih dari 10%. 2) Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, terutama yang berkedudukan di negara yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dari tarif pajak efektif di Indonesia. 3) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri intra grup dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total transaksi. 4) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian. 5) Wajib Pajak tidak pernah diperiksa All Taxes 3 tahun terakhir 6) Wajib Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total FP yang diterbitkan dalam satu masa pajak, dan/atau 7) Terdapat analisis IDLP dan CTA Dalam hal dilakukan oleh KPP Pratama atas Wajib Pajak Badan, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT 2) Belum pernah diperiksa All Taxes dalam 3 tahun terakhir 3) Analisis Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan benchmarking industri sejenis di Kanwil terkait. Risiko ketidakpatuhan tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih dari 20%. 4) Ketidaksesuaian antara profil SPT dengan profil ekonomi (usaha dan kekayaan) sesungguhnya berdasarkan fakta lapangan. 5) Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, terutama yang berkedudukan di negara yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dari tarif pajak efektif di Indonesia. 6) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri intra grup dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total transaksi. 7) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian. 8) Wajib Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total FP yang diterbitkan dalam satu masa pajak, dan/atau 9) Terdapat analisis IDLP dan CTA Angka (20) : Angka (21) : Dalam hal dilakukan oleh KPP Pratama atas Wajib Pajak Orang Pribadi, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT 2) Belum pernah diperiksa All Taxes dalam 3 tahun terakhir. 3) Ketidaksesuaian antara profil SPT dengan: • Skala usaha Wajib Pajak • Harta Wajib Pajak (investasi, kepemilikan saham, dll) • Gaya Hidup Wajib Pajak • Profil pinjaman WP 4) Terdapat analisis IDLP dan CTA. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Wajib Pajak tidak melaporkan omset yang sebenarnya misalnya: • Melaporkan penghasilan sebagai utang • Menurunkan harga jual dari yang sebenarnya • Tidak melaporkan kuantitas penjualan yang sebenarnya • Penjualan off balance sheet • Tidak Melaporkan Pembelian sehingga hpp dan omset lebih rendah dari yang seharusnya 2) Wajib Pajak membebankan biaya yang tidak seharusnya dengan cara: • Membuat bukti potong 000 (fiktif) • Pembebanan jasa antar perusahaan afiliasi • Pencadangan yang tidak sesuai ketentuan • Pembebanan tidak sesuai dengan 3M • WP mengkreditkan PM/membebankan biaya yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya 3) Modus PPN • Melaporkan penjualan lokal sebagai ekspor • penggunaan data Faktur Pajak dengan pembeli tidak ber-NPWP 4) Aggressive tax planning • Debt to Equity Ratio (DER) di atas 4:1 • Controlled Foreign Company (CFC) • indikasi Transfer Pricing 5) Treaty abuse Diisi dengan nilai potensi pajak (dalam rupiah) Halaman 24 dari 237 Angka (22) : Angka (23) : Angka (24) : Angka (25) Angka (26) Angka (27) Angka (28) : : : : Diisi dengan Tinggi, Sedang atau Rendah setelah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Identifikasi keberlangsungan usaha dan harta yang dimiliki Wajib Pajak (berdasarkan SPT); 2) Eksistensi usaha Wajib Pajak (berdasarkan fakta lapangan); dan/atau 3) Penanggung Pajak diketahui Diisi dengan usulan kode pemeriksaan Diisi dengan sumber usulan (usulan KPP, analisis risiko manual Kanwil DJP, IDLP, atau sumber lainnya) Diisi dengan usulan UP2 Diisi dengan Kanwil DJP Pengusul atau Kantor Pusat DJP Diisi dengan hasil pembahasan (“ disetujui” atau “ tidak disetujui” ) Diisi dengan keterangan yang diperlukan. Dalam hal hasil pembahasan diisi dengan (tidak disetujui) maka keterangan diisi dengan alasan penolakan Halaman 25 dari 237 Lampiran I.6 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ……………………. (2) : Segera : : Instruksi Melakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Hasil Analisis Risiko/ Pemeriksaan Rutin berdasarkan DSPP* .............. (3) Yth. ……………………………. …………………………………. (4) Sehubungan dengan ................................... (5), dengan ini diinstruksikan kepada Saudara untuk melakukan Pemeriksaan Khusus terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Kode Pemeriksaan : ………………………………………. (6) : ………………………………………. (7) : ………………………………………. (8) : ……………………………...……….. (9) dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Masa dan/atau Tahun Pajak yang diperiksa adalah ……...…………………. (10) 2. Pemeriksaan harus diselesaikan selambat-lambatnya ………………………. (11) 3. Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pembahasan akhir dapat dilakukan .................................................. (12) surat tindak lanjut hasil pemeriksaan dari ...................................... (13). 4. …………………………………………………………………………………………….. (14) Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Direktur, ……………………… NIP..……………….. (15) Tembusan: ……………………. (16) *) Coret salah satu PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.6 Angka (1) : Diisi dengan Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan. Angka (2) : Diisi dengan nomor instruksi Pemeriksaan Khusus. Angka (3) : Diisi dengan tanggal instruksi Pemeriksaan Khusus. Angka (4) : Diisi dengan Nama Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan yang ditunjuk untuk melakukan Pemeriksaan Khusus. Angka (5) : Diisi dengan alasan diterbitkannya instruksi Pemeriksaan Khusus Angka (6) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (7) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (8) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (9) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (10) : Diisi dengan Masa dan/atau Tahun Pajak yang diperiksa. Angka (11) : Diisi dengan batas waktu penyelesaian pemeriksaan. (Contoh: Pemeriksaan harus diselesaikan selambat-lambatnya 4 bulan sejak surat pemberitahuan pemeriksaan disampaikan). Angka (12) : Diisi dengan: a. setelah ada, dalam hal Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pembahasan akhir dapat dilakukan setelah ada surat tindak lanjut hasil pemeriksaan dari Direktur Pemeriksaan dan Penagihan atau Kepala Kanwil DJP; atau b. tanpa menunggu, dalam hal Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pembahasan akhir dapat dilakukan tanpa menunggu surat tindak lanjut hasil pemeriksaan dari Direktur Pemeriksaan dan Penagihan atau Kepala Kanwil DJP. Angka (13) : Diisi dengan: a. Kepala Kanwil DJP, dalam hal surat tindak lanjut hasil pemeriksaan diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJP; atau b. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, dalam hal surat tindak lanjut hasil pemeriksaan diterbitkan oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. Angka (14) : Diisi dengan ketentuan lain yang diperlukan. Angka (15) : Diisi dengan Nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (16) : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah DJP atasan UP2 yang ditunjuk. Halaman 27 dari 237 Lampiran I.7 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera : 1 Set : Pemberitahuan Penolakan Usulan Pemeriksaan ........................ (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Daftar Sasaran dan Prioritas Pemeriksaan (DSPP) Tahap........(5) Tahun..........(6) yang Saudara kirimkan dengan Surat Pengantar nomor..................... (7) tanggal....................... (8) dengan ini disampaikan bahwa terdapat usulan pemeriksaan yang tidak dapat disetujui pemeriksaannya sebagaimana terlampir. Terhadap usulan yang tidak disetujui tersebut, dapat diusulkan kembali sebagai usulan pemeriksaan rutin maupun khusus melalui DSPP tahap berikutnya setelah dilakukan penyesuaian dan/atau validasi ulang terkait dengan alasan tidak disetujuinya usulan pemeriksaan tersebut. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. .............................. (9) ............................... NIP ....................... Halaman 28 dari 237 Lampiran Surat Pemberitahuan Penolakan Usul Pemeriksaan KANWIL DJP …………………………………..(10) Hasil Pembahasan Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan Oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP No Nama NPWP Masa Awal Tahun Awal Masa Akhir Tahun Akhir Usulan Tahun Pajak Indikasi Ketidakpatuhan Modus Ketidakpatuhan Potensi (Rp) Ketertagihan Kode Pemeriksaan Alasan Penolakan Keterangan (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) I. PEMERIKSAAN RUTIN BERDASARKAN DSPP ALL TAXES A. Wajib Pajak yang Telah Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak (Pasal 17C dan Pasal 17D UU KUP dan Pasal 9 ayat (4c) UU PPN) 1. 2. Dst. B. Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh yang Menyatakan Rugi 1. 2. Dst. C. Wajib Pajak yang melakukan Perubahan Tahun Buku, Perubahan Metode Pembukuan atau Melakukan Penilaian Kembali Aktiva Tetap 1. 2. Dst. II. PEMERIKSAAN KHUSUS ALL TAXES 1 2 Dst. ..........., ......................... (26) ...............................…….(27) .......................................(27) NIP PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.7 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan penolakan usulan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan penolakan usulan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat Kanwil DJP yang mengusulkan pemeriksaan Angka (5) : Diisi dengan Tahap pengusulan DSPP yang ditolak. Angka (6) : Diisi dengan Tahun pengusulan DSPP yang ditolak. Angka (7) : Diisi dengan nomor Surat Pengantar usulan DSPP yang ditolak. Angka (8) : Diisi dengan Tanggal Surat Pengantar usulan DSPP yang ditolak. Angka (9) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (10) : Diisi dengan KPP pengusul yang ditolak usulan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan nomor urut. Angka (12) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang ditolak usulan pemeriksaanya. Angka (13) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak. Angka (14) : Diisi dengan usulan masa pajak awal (mm). Angka (15) : Diisi dengan usulan tahun pajak awal (yyyy). Angka (16) : Diisi dengan usulan masa pajak akhir (mm). Angka (17) : Diisi dengan usulan tahun pajak akhir (yyyy). Angka (18) : Diisi dengan usulan tahun pajak (yyyy). Angka (19) : Diisi dengan indikasi ketidakpatuhan sesuai DSPP usulan. Angka (20) : Diisi dengan modus ketidakpatuhan sesuai dengan DSPP usulan. Angka (21) : Diisi dengan potensi dalam rupiah sesuai dengan DSPP usulan. Angka (22) : Diisi dengan indikasi ketertagihan sesuai dengan DSPP usulan. Angka (23) : Diisi dengan kode pemeriksaan sesuai dengan DSPP usulan. Angka (24) : Diisis dengan alasan penolakan sesuai dengan hasil pembahasan Komite Perencanaan Pemeriksaan tingkat Pusat. Angka (25) : Diisi dengan keterangan lain yang diperlukan. Angka (26) : Diisi dengan kota dan tanggal dokumen di tandatangai Angka (27) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Lampiran I.8 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 PROSEDUR KERJA KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT PUSAT Lampiran I.9 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH DJP ……………………………………(1) NOMOR KEP-………./WPJ/2018 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT KANWIL TAHUN ………(2) KEPALA KANTOR WILAYAH DJP…………..(3), Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan cakupan pemeriksaan (audit coverage) yang lebih objektif diperlukan penentuan Wajib Pajak yang tepat untuk dilakukan pemeriksaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP …………….(4) tentang Pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil Tahun…..(5); Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 52681); 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Penelitian Pajak Bumi dan Bangunan 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2014 tentang Pemeteraian Kemudian 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.03/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Bersama atas Pelaksanaan Kontrak Kerja Sama Berbentuk Kontrak Bagi Hasil dengan Pengembalian Biaya Operasi di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH DJP …………….(6) TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT KANWIL TAHUN …………..(7) PERTAMA : Membentuk Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil Tahun ……….. (8) di Kantor Wilayah DJP …………….(9), dengan susunan keanggotaan sebagai berikut: 1. Penanggung Jawab; 2. Ketua; 3. Anggota; dan 4. Sekretaris. KEDUA : Menetapkan susunan keanggotaan Komite sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP …………….(10) ini. KETIGA : Komite sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Penanggung Jawab Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas Komite terselenggara dengan baik. 2. Ketua a. Memberikan pengarahan dan petunjuk secara umum kepada Komite; b. Mendelegasikan dan memberikan tugas kepada masing-masing anggota Komite; c. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan Komite; d. Memastikan kegiatan Komite dapat terselenggara dengan baik dan lancar; e. Melakukan evaluasi terhadap pendelegasian tugas kepada anggota Komite; dan Halaman 33 dari 237 f. 3. Melakukan monitoring tugas Komite. dan evaluasi terhadap pelaksanaan Anggota Tim a. Menerima usulan DSPP pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dan/atau pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan seluruh jenis pajak, serta pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan satu atau beberapa jenis pajak dari KPP yang terdapat dalam lingkungan Kanwil DJP tersebut. b. Menerima daftar Wajib Pajak yang akan diusulkan pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak yang berasal dari data yang dimiliki oleh Bidang PPIP berupa analisis risiko secara mandiri, hasil analisis IDLP maupun data lainnya. c. Melakukan validasi atas usulan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b. d. Melakukan benchmarking atas industri pada sektor-sektor unggulan untuk Kanwil DJP tersebut sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai benchmarking; e. Melakukan pembahasan dan penetapan Wajib Pajak berdasarkan DSPP baik atas Wajib Pajak yang diusulkan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dan/atau pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan seluruh jenis pajak, maupun pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan satu atau beberapa jenis pajak. f. Mengirimkan DSPP yang telah dilakukan validasi dan pembahasan kepada Direktur Pemeriksaan dan Penagihan untuk diusulkan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dan/atau pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan seluruh jenis pajak. g. Melakukan koordinasi dengan Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat dalam penentuan Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dan/atau pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan seluruh jenis pajak. h. Menambahkan data atau mengubah nilai potensi pajak Wajib Pajak yang akan dilakukan pengusulan DSPP kepada Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat dan/atau yang akan dilakukan penerbitan instruksi/persetujuan pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan satu atau beberapa jenis pajak; i. Menentukan UP2 yang akan melakukan pemeriksaan atas Wajib Pajak yang akan dilakukan pengusulan DSPP; j. Melakukan monitoring dan evaluasi atas DSPP pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dan/atau pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan seluruh jenis Halaman 34 dari 237 pajak, dan pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko dengan ruang lingkup pemeriksaan satu atau beberapa jenis pajak dari KPP yang terdapat dalam lingkungan Kantor Wilayah tersebut. 4. Sekretaris a. Membuat dan mengadministrasikan persuratan baik formal maupun nonformal yang dibutuhkan dalam Komite; b. Melakukan pencatatan segala keputusan yang telah diambil oleh Komite; c. Membantu Ketua dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugastugas Komite; dan d. Membuat laporan kegiatan dan pertanggungjawaban kegiatan Komite. KEEMPAT : Ruang lingkup penugasan Komite adalah penentuan Wajib Pajak yang akan diperiksa pada Unit Pelaksana Pemeriksaan (UP2) di lingkungan Kantor Wilayah DJP …………….(11). KETUJUH : Masa kerja Komite ditetapkan sejak Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP …………….(12) ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember ……………….(13). KEDELAPAN : Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini maka dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. KESEMBILAN : Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP …………….(14) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP …………….(15) ini disampaikan kepada: 1. Sekretaris Direktorat Jenderal 2. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan 3. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kanwil DJP ………………(16) 4. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan Ditetapkan di ………………….(17) pada tanggal ………………… (18) KEPALA KANTOR WILAYAH DJP……….(19), …………………………….(20) Halaman 35 dari 237 SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT KANWIL KANTOR WILAYAH DJP ……………………(21) TAHUN ………………….(22) I. Penanggung jawab: : Kepala Kantor Wilayah DJP …………………(23) II. Ketua : Kepala Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan III. Anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6. V. Sekretaris 1. 2. 3. 4. Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kepala Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian Kepala Seksi ………………………….. (24)(P2IP) Kepala Seksi ………………………….. (25)(DP3) Kepala Seksi ………………………….. (26)(PEP) dst ……………………. / NIP…………………………(27) ……………………. / NIP………………………… ……………………. / NIP………………………… Dst KEPALA KANTOR …………….(28), …………………………….(29) Halaman 36 dari 237 WILAYAH DJP PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.9 Angka (1) Angka (2) Angka (3) Angka (4) Angka (5) Angka (6) Angka (7) Angka (8) Angka (9) Angka (10) Angka (11) Angka (12) Angka (13) Angka (14) Angka (15) Angka (16) Angka (17) Angka (18) : : : : : : : : : : : : : : : : : Angka (19) Angka (20) Angka (21) Angka (22) Angka (23) Angka (24) : : : : : : Angka (25) : Angka (26) : Angka (27) Angka (28) Angka (29) : : : Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait. Diisi dengan tahun penugasan komite. Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait. Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait. Diisi dengan tahun penugasan komite. Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait. Diisi dengan tahun penugasan komite. Diisi dengan tahun penugasan komite. Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan tahun penugasan komite Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan tempat Keputusan Kepala Kanwil DJP ditandatangani Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun Keputusan Kepala Kanwil DJP ditandatangani Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala Kanwil DJP terkait Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan tahun penugasan komite Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan Kepala Seksi pada Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan Kanwil DJP terkait. (dapat lebih dari satu) Diisi dengan Kepala Seksi pada Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil DJP terkait. (dapat lebih dari satu) Diisi dengan Kepala Seksi pada Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian Kanwil DJP terkait. (dapat lebih dari satu) Diisi dengan nama dan NIP sekretaris komite. (dapat lebih dari satu) Diisi dengan nama Kanwil DJP terkait Diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala Kanwil DJP terkait Halaman 37 dari 237 Lampiran I.10 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 BERITA ACARA PEMBAHASAN DAFTAR SASARAN PRIORITAS PEMERIKSAAN KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT KANWIL DJP Nomor: BA-................(1) Pada hari ini .......... (2) tanggal .......... (3), bertempat di .......... (4) telah dilakukan pembahasan mengenai Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan yang menghasilkan beberapa simpulan antara lain sebagai berikut: 1. Telah dilakukan pembahasan terhadap .......... (5) usulan instruksi Pemeriksaan Khusus All Taxes dan Pemeriksaan Rutin berdasarkan DSPP dengan potensi pencairan awal sebesar Rp.......... (6) dengan rincian sebagai berikut: a. .......... (7) usulan instruksi disetujui untuk diterbitkan instruksi pemeriksaan khusus all taxes dan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP dengan nilai total potensi pencairan sebesar Rp.......... (8); b. .......... (9) usulan instruksi tidak disetujui untuk diterbitkan instruksi pemeriksaan khusus all taxes dan pemeriksaan rutin berdasarkan DSPP. 2. Potensi tersebut akan dituangkan dalam instruksi pemeriksaan sebagai data awal FPP dalam melakukan pemeriksaan dan akan diperbaharui sesuai dengan kemajuan pemeriksaan dalam aplikasi Monitoring Tunggakan. Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya dipertanggungjawabkan dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya . untuk dapat Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan .................................(10) NIP .......................... .................................(10) NIP .......................... Kepala Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian .................................(10) NIP .......................... Mengetahui Kepala Kanwil DJP .................................(10) NIP .......................... Halaman 38 dari 237 Lampiran Berita Acara Pembahasan DSPP oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP Hasil Pembahasan Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan Oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP No Nama NPWP Masa Awal Tahun Awal Masa Akhir Tahun Akhir Usulan Tahun Pajak Indikasi Ketidakpatuh an Modus Ketidakpatuha n Potens i (Rp) Ketertagiha n Kode Pemeriksaa n Sumber Usulan UP2 KPP Pengusul/Kanwil DJP Hasil Pembahasan (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) I. PEMERIKSAAN RUTIN BERDASARKAN DSPP ALL TAXES A. Wajib Pajak yang Telah Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak (Pasal 17C dan Pasal 17D UU KUP dan Pasal 9 ayat (4c) UU PPN) 1. 2. Dst. B. Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh yang Menyatakan Rugi 1. 2. Dst. C. Wajib Pajak yang melakukan Perubahan Tahun Buku, Perubahan Metode Pembukuan atau Melakukan Penilaian Kembali Aktiva Tetap 1. 2. Dst. II. PEMERIKSAAN KHUSUS ALL TAXES 1 2 Dst. Keterangan (28) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.10 Angka (1) : Diisi dengan nomor Berita Acara. Angka (2) : Diisi dengan hari dilakukannya pembahasan DSPP. Angka (3) : Diisi dengan tanggal dilakukannya pembahasan DSPP. Angka (4) : Diisi dengan tempat dilakukannya pembahasan DSPP. Angka (5) : Diisi dengan jumlah usulan instruksi pemeriksaan khusus. Angka (6) : Diisi dengan nilai potensi pencairan awal DSPP. Angka (7) : Diisi dengan jumlah usulan instruksi pemeriksaan khusus yang disetujui. Angka (8) : Diisi dengan nilai potensi pencairan DSPP. Angka (9) : Diisi dengan jumlah usulan instruksi pemeriksaan khusus yang tidak disetujui. Angka(10) : Diisi dengan Nama dan NIP pejabat terkait. Angka (11) : Diisi dengan nomor urut Angka (12) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Angka (13) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Angka (14) : Diisi dengan usulan masa pajak awal (mm) Angka (15) : Diisi dengan usulan tahun pajak awal (yyyy) Angka (16) : Diisi dengan usulan masa pajak akhir (mm) Angka (17) : Diisi dengan usulan tahun pajak akhir (yyyy) Angka (18) : Diisi dengan usulan tahun pajak (yyyy) Angka (19) : Diisi dengan ketentuan sebagai berikut: Dalam hal dilakukan oleh 35 UP2 Penentu Penerimaan, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Analisis Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR), Gross Profit Margin (GPM), dan/atau Net Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan benchmarking industri sejenis (B2B). Risiko ketidakpatuhan tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih dari 10%. 2) Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, terutama yang berkedudukan di negara yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dari tarif pajak efektif di Indonesia. 3) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri intra grup dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total transaksi. 4) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian. 5) Wajib Pajak tidak pernah diperiksa All Taxes 3 tahun terakhir 6) Wajib Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total FP yang diterbitkan dalam satu masa pajak, dan/atau 7) Terdapat analisis IDLP dan CTA Dalam hal dilakukan oleh KPP Pratama atas Wajib Pajak Badan, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT 2) Belum pernah diperiksa All Taxes dalam 3 tahun terakhir 3) Analisis Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan benchmarking industri sejenis di Kanwil terkait. Risiko ketidakpatuhan tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih dari 20%. 4) Ketidaksesuaian antara profil SPT dengan profil ekonomi (usaha dan kekayaan) sesungguhnya berdasarkan fakta lapangan. 5) Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, terutama yang berkedudukan di negara yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dari tarif pajak efektif di Indonesia. 6) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri intra grup dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total transaksi. 7) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian. 8) Wajib Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total FP yang diterbitkan dalam satu masa pajak, dan/atau 9) Terdapat analisis IDLP dan CTA Angka (20) : Dalam hal dilakukan oleh KPP Pratama atas Wajib Pajak Orang Pribadi, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT 2) Belum pernah diperiksa All Taxes dalam 3 tahun terakhir. 3) Ketidaksesuaian antara profil SPT dengan: • Skala usaha Wajib Pajak • Harta Wajib Pajak (investasi, kepemilikan saham, dll) • Gaya Hidup Wajib Pajak • Profil pinjaman WP 4) Terdapat analisis IDLP dan CTA. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Wajib Pajak tidak melaporkan omset yang sebenarnya misalnya: • Melaporkan penghasilan sebagai utang • Menurunkan harga jual dari yang sebenarnya • Tidak melaporkan kuantitas penjualan yang sebenarnya • Penjualan off balance sheet • Tidak Melaporkan Pembelian sehingga hpp dan omset lebih rendah dari yang seharusnya 2) Wajib Pajak membebankan biaya yang tidak seharusnya dengan cara: • Membuat bukti potong 000 (fiktif) • Pembebanan jasa antar perusahaan afiliasi • Pencadangan yang tidak sesuai ketentuan • Pembebanan tidak sesuai dengan 3M • WP mengkreditkan PM/membebankan biaya yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya 3) Modus PPN • Melaporkan penjualan lokal sebagai ekspor • penggunaan data Faktur Pajak dengan pembeli tidak ber-NPWP 4) Aggressive tax planning • Debt to Equity Ratio (DER) di atas 4:1 • Controlled Foreign Company (CFC) • indikasi Transfer Pricing Halaman 41 dari 237 Angka (21) : Angka (22) : Angka (23) : Angka (24) : Angka (25) Angka (26) Angka (27) Angka (28) : : : : 5) Treaty abuse Diisi dengan nilai potensi pajak (dalam rupiah) Diisi dengan Tinggi, Sedang atau Rendah setelah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Identifikasi keberlangsungan usaha dan harta yang dimiliki Wajib Pajak (berdasarkan SPT); 2) Eksistensi usaha Wajib Pajak (berdasarkan fakta lapangan); dan/atau 3) Penanggung Pajak diketahui Diisi dengan usulan kode pemeriksaan Diisi dengan sumber usulan (usulan KPP, analisis risiko manual Kanwil DJP, IDLP, atau sumber lainnya) Diisi dengan usulan UP2 Diisi dengan KPP Pengusul atau Kanwil DJP Diisi dengan hasil pembahasan (“ disetujui” atau “ tidak disetujui” ) Diisi dengan keterangan yang diperlukan. Dalam hal hasil pembahasan diisi dengan (tidak disetujui) maka keterangan diisi dengan alasan penolakan Halaman 42 dari 237 Lampiran I.11 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan Tahap ....(1) Tahun ....(1) Kantor Wilayah DJP .... (1) No Nama NPWP Masa Awal Tahun Awal Masa Akhir Tahun Akhir Usulan Tahun Pajak Indikasi Ketidakpatuh an Modus Ketidakpatuha n Potens i (Rp) Ketertagiha n Kode Pemeriksaa n Sumber Usulan UP2 KPP Pengusul/Kanwil DJP Hasil Pembahasan (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) I. PEMERIKSAAN RUTIN BERDASARKAN DSPP ALL TAXES A. Wajib Pajak yang Telah Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak (Pasal 17C dan Pasal 17D UU KUP dan Pasal 9 ayat (4c) UU PPN) 1. 2. Dst. B. Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh yang Menyatakan Rugi 1. 2. Dst. C. Wajib Pajak yang melakukan Perubahan Tahun Buku, Perubahan Metode Pembukuan atau Melakukan Penilaian Kembali Aktiva Tetap 1. 2. Dst. II. PEMERIKSAAN KHUSUS ALL TAXES 1 2 Dst. ..........., ......................... (20) Kepala Kantor .......................................(21) NIP Keterangan (19) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.11 Angka (1) : Diisi dengan nama Kanwil DJP Angka (2) : Diisi dengan nomor urut Angka (3) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Angka (4) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Angka (5) : Diisi dengan usulan masa pajak awal (mm) Angka (6) : Diisi dengan usulan tahun pajak awal (yyyy) Angka (7) : Diisi dengan usulan masa pajak akhir (mm) Angka (8) : Diisi dengan usulan tahun pajak akhir (yyyy) Angka (9) : Diisi dengan usulan tahun pajak (yyyy) Angka (10) : Diisi dengan ketentuan sebagai berikut: Dalam hal dilakukan oleh 35 UP2 Penentu Penerimaan, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Analisis Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR), Gross Profit Margin (GPM), dan/atau Net Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan benchmarking industri sejenis (B2B). Risiko ketidakpatuhan tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih dari 10%. 2) Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, terutama yang berkedudukan di negara yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dari tarif pajak efektif di Indonesia. 3) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri intra grup dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total transaksi. 4) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian. 5) Wajib Pajak tidak pernah diperiksa All Taxes 3 tahun terakhir 6) Wajib Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total FP yang diterbitkan dalam satu masa pajak, dan/atau 7) Terdapat analisis IDLP dan CTA Dalam hal dilakukan oleh KPP Pratama atas Wajib Pajak Badan, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT 2) Belum pernah diperiksa All Taxes dalam 3 tahun terakhir 3) Analisis Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) dibandingkan dengan benchmarking industri sejenis di Kanwil terkait. Risiko ketidakpatuhan tinggi apabila selisih antara analisis tersebut dengan rata-rata industri lebih dari 20%. 4) Ketidaksesuaian antara profil SPT dengan profil ekonomi (usaha dan kekayaan) sesungguhnya berdasarkan fakta lapangan. 5) Memiliki transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, terutama yang berkedudukan di negara yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dari tarif pajak efektif di Indonesia. 6) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri intra grup dengan nilai transaksi lebih dari 50% dari total transaksi. 7) Memiliki transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian. 8) Wajib Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak dengan NPWP 000 lebih dari 25% dari total FP yang diterbitkan dalam satu masa pajak, dan/atau 9) Terdapat analisis IDLP dan CTA Angka (11) : Angka (12) : Angka (13) : Angka (14) : Angka (15) : Dalam hal dilakukan oleh KPP Pratama atas Wajib Pajak Orang Pribadi, maka indikasi ketidakpatuhan harus mencakup antara lain: 1) Ketidakpatuhan pembayaran dan penyampaian SPT 2) Belum pernah diperiksa All Taxes dalam 3 tahun terakhir. 3) Ketidaksesuaian antara profil SPT dengan: • Skala usaha Wajib Pajak • Harta Wajib Pajak (investasi, kepemilikan saham, dll) • Gaya Hidup Wajib Pajak • Profil pinjaman WP 4) Terdapat analisis IDLP dan CTA. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Wajib Pajak tidak melaporkan omset yang sebenarnya misalnya: • Melaporkan penghasilan sebagai utang • Menurunkan harga jual dari yang sebenarnya • Tidak melaporkan kuantitas penjualan yang sebenarnya • Penjualan off balance sheet • Tidak Melaporkan Pembelian sehingga hpp dan omset lebih rendah dari yang seharusnya 2) Wajib Pajak membebankan biaya yang tidak seharusnya dengan cara: • Membuat bukti potong 000 (fiktif) • Pembebanan jasa antar perusahaan afiliasi • Pencadangan yang tidak sesuai ketentuan • Pembebanan tidak sesuai dengan 3M • WP mengkreditkan PM/membebankan biaya yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya 3) Modus PPN • Melaporkan penjualan lokal sebagai ekspor • penggunaan data Faktur Pajak dengan pembeli tidak ber-NPWP 4) Aggressive tax planning • Debt to Equity Ratio (DER) di atas 4:1 • Controlled Foreign Company (CFC) • indikasi Transfer Pricing 5) Treaty abuse Diisi dengan nilai potensi pajak (dalam rupiah) Diisi dengan Tinggi, Sedang atau Rendah setelah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Identifikasi keberlangsungan usaha dan harta yang dimiliki Wajib Pajak (berdasarkan SPT); 2) Eksistensi usaha Wajib Pajak (berdasarkan fakta lapangan); dan/atau 3) Penanggung Pajak diketahui Diisi dengan usulan kode pemeriksaan Diisi dengan sumber usulan (usulan KPP, analisis risiko manual Kanwil DJP, IDLP, atau sumber lainnya) Halaman 45 dari 237 Angka (16) Angka (17) Angka (18) Angka (19) : : : : Angka (20) : Angka (21) : Diisi dengan usulan UP2 Diisi dengan KPP Pengusul atau Kanwil DJP Diisi dengan hasil pembahasan (“ disetujui” atau “ tidak disetujui” ) Diisi dengan keterangan yang diperlukan. Dalam hal hasil pembahasan diisi dengan (tidak disetujui) maka keterangan diisi dengan alasan penolakan Diisi dengan tempat dan tanggal DSPP ditandatangani Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan Halaman 46 dari 237 Lampiran I.12 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera : 1 Set : Pemberitahuan Penolakan Usulan Pemeriksaan ........................ (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Daftar Sasaran dan Prioritas Pemeriksaan (DSPP) Tahap........(5) Tahun..........(6) yang Saudara kirimkan dengan Surat Pengantar nomor..................... (7) tanggal....................... (8) dengan ini disampaikan bahwa terdapat usulan pemeriksaan yang tidak dapat disetujui pemeriksaannya sebagaimana terlampir. Terhadap usulan yang tidak disetujui tersebut, dapat diusulkan kembali sebagai usulan pemeriksaan rutin maupun khusus melalui DSPP tahap berikutnya setelah dilakukan penyesuaian dan/atau validasi ulang terkait dengan alasan tidak disetujuinya usulan pemeriksaan tersebut. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. .............................. (9) ............................... NIP ....................... Halaman 47 dari 237 Lampiran Surat Pemberitahuan Penolakan Usul Pemeriksaan KPP …………………………………..(10) Hasil Pembahasan Daftar Sasaran Prioritas Pemeriksaan Oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP No Nama NPWP Masa Awal Tahun Awal Masa Akhir Tahun Akhir Usulan Tahun Pajak Indikasi Ketidakpatuhan Modus Ketidakpatuhan Potensi (Rp) Ketertagihan Kode Pemeriksaan Alasan Penolakan Keterangan (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) I. PEMERIKSAAN RUTIN BERDASARKAN DSPP ALL TAXES A. Wajib Pajak yang Telah Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak (Pasal 17C dan Pasal 17D UU KUP dan Pasal 9 ayat (4c) UU PPN) 1. 2. Dst. B. Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh yang Menyatakan Rugi 1. 2. Dst. C. Wajib Pajak yang melakukan Perubahan Tahun Buku, Perubahan Metode Pembukuan atau Melakukan Penilaian Kembali Aktiva Tetap 1. 2. Dst. II. PEMERIKSAAN KHUSUS ALL TAXES 1 2 Dst. ..........., ......................... (26) Kepala Kantor Wilayah…….(27) .......................................(27) NIP PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.12 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Wilayah DJP Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan penolakan usulan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan penolakan usulan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat KPP yang mengusulkan pemeriksaan Angka (5) : Diisi dengan Tahap pengusulan DSPP yang ditolak. Angka (6) : Diisi dengan Tahun pengusulan DSPP yang ditolak. Angka (7) : Diisi dengan nomor Surat Pengantar usulan DSPP yang ditolak. Angka (8) : Diisi dengan Tanggal Surat Pengantar usulan DSPP yang ditolak. Angka (9) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (10) : Diisi dengan KPP pengusul yang ditolak usulan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan nomor urut. Angka (12) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang ditolak usulan pemeriksaanya. Angka (13) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak. Angka (14) : Diisi dengan usulan masa pajak awal (mm). Angka (15) : Diisi dengan usulan tahun pajak awal (yyyy). Angka (16) : Diisi dengan usulan masa pajak akhir (mm). Angka (17) : Diisi dengan usulan tahun pajak akhir (yyyy). Angka (18) : Diisi dengan usulan tahun pajak (yyyy). Angka (19) : Diisi dengan indikasi ketidakpatuhan sesuai DSPP usulan. Angka (20) : Diisi dengan modus ketidakpatuhan sesuai dengan DSPP usulan. Angka (21) : Diisi dengan potensi dalam rupiah sesuai dengan DSPP usulan. Angka (22) : Diisi dengan indikasi ketertagihan sesuai dengan DSPP usulan. Angka (23) : Diisi dengan kode pemeriksaan sesuai dengan DSPP usulan. Angka (24) : Diisis dengan alasan penolakan sesuai dengan hasil pembahasan Komite Perencanaan Pemeriksaan tingkat Kanwil DJP. Angka (25) : Diisi dengan keterangan lain yang diperlukan. Angka (26) : Diisi dengan kota dan tanggal dokumen di tandatangai Angka (27) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Lampiran I.13 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 PROSEDUR KERJA KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT KANTOR WILAYAH DJP UNTUK PEMERIKSAAN KHUSUS SELURUH JENIS PAJAK DAN PEMERIKSAAN RUTIN BERDASARKAN DSPP Lampiran I.14 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 BERITA ACARA PEMBAHASAN USULAN PEMERIKSAAN KHUSUS SATU JENIS PAJAK/BEBERAPA JENIS PAJAK KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT KANWIL DJP Nomor: BA-................(1) Pada hari ini .......... (2) tanggal .......... (3), bertempat di .......... (4) telah dilakukan pembahasan mengenai usulan pemeriksaan khusus yang menghasilkan beberapa simpulan antara lain sebagai berikut: 1. Telah dilakukan pembahasan terhadap .......... (5) usulan Pemeriksaan Khusus ………….(6) dengan potensi awal pencairan sebesar Rp.......... (7) dengan rincian sebagai berikut: a. .......... (8) usulan instruksi disetujui untuk diterbitkan instruksi pemeriksaan khusus ………………(9) dengan nilai total potensi pencairan sebesar Rp.......... (10); b. .......... (11) usulan instruksi tidak disetujui untuk diterbitkan instruksi pemeriksaan khusus …………….(12). 2. Potensi tersebut akan dituangkan dalam instruksi pemeriksaan sebagai data awal PPP dalam melakukan pemeriksaan dan akan diperbaharui sesuai dengan kemajuan pemeriksaan dalam aplikasi Monitoring Tunggakan. Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya dipertanggungjawabkan dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya . untuk dapat Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan .................................(13) NIP .......................... .................................(14) NIP .......................... Kepala Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian .................................(15) NIP .......................... Mengetahui Kepala Kanwil DJP .................................(16) NIP .......................... Lampiran Berita Acara pembahasan usulan pemeriksaan khusus satu jenis pajak/beberapa jenis pajak oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP Hasil Pembahasan Usulan Pemeriksaan Khusus Satu Jenis Pajak/Beberapa Jenis Pajak oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP No Nama NPWP Masa Awal (17) (18) (19) (20) Tahun Awal Masa Akhir Tahun Akhir Kode Pemeriksaan Usulan Tahun Pajak Uraian Potensi Nilai Potensi (Rp) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) Jenis analisis risiko manual atau yang dipersamakan (28) Sumber Usulan (29) UP2 Hasil Pembahasan Keterangan (30) (31) (32) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.14 Angka (1) : Diisi dengan nomor Berita Acara. Angka (2) : Diisi dengan hari dilakukannya pembahasan DSPP. Angka (3) : Diisi dengan tanggal dilakukannya pembahasan DSPP. Angka (4) : Diisi dengan tempat dilakukannya pembahasan DSPP. Angka (5) : Diisi dengan jumlah usulan instruksi pemeriksaan khusus. Diisi dengan usulan pemeriksaan khusus (satu jenis pajak/beberapa jenis pajak) Angka (6) Angka (7) : Diisi dengan nilai potensi pencairan awal DSPP. Angka (8) : Diisi dengan jumlah usulan instruksi pemeriksaan khusus yang disetujui. Angka (9) Diisi dengan usulan pemeriksaan khusus (satu jenis pajak/beberapa jenis pajak) Angka (10) : Diisi dengan nilai potensi pencairan DSPP. Angka (11) : Diisi dengan jumlah usulan instruksi pemeriksaan khusus yang tidak disetujui. Angka (12) Diisi dengan usulan pemeriksaan khusus (satu jenis pajak/beberapa jenis pajak) Angka (13) : Diisi dengan Nama dan NIP pejabat terkait. Angka (14) : Diisi dengan Nama dan NIP pejabat terkait. Angka (15) : Diisi dengan Nama dan NIP pejabat terkait. Angka (16) : Diisi dengan Nama dan NIP pejabat terkait. Angka (17) Diisi dengan nomor urut Angka (18) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Angka (19) : Diisi dengan NPWP Angka (20) : Diisi dengan masa pajak awal Angka (21) : Diisi dengan tahun pajak awal Angka (22) : Diisi dengan masa pajak akhir Angka (23) : Diisi dengan tahun pajak akhir Angka (24) : Diisi dengan kode pemeriksaan Angka (25) : Diisi dengan usulan tahun pajak Angka (26) : Diisi dengan uraian potensi Angka (27) : Diisi dengan nilai potensi (dalam rupiah) Angka (28) : Diisi dengan jenis analisis risiko manual atau yang dipersamakan Angka (29) Diisi dengan sumber usulan (usulan KPP, analisis risiko manual Kanwil DJP, IDLP, atau sumber lainnya) Angka (30) Diisi dengan usulan UP2 Angka (31) Diisi dengan hasil pembahasan (“ disetujui” atau “ tidak disetujui” ) Angka (32) Diisi dengan keterangan lain bila diperlukan Lampiran I.15 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ……………………. (2) .............. (3) : Segera : : Instruksi/Persetujuan Untuk Melakukan Pemeriksaan Khusus Satu atau Beberapa Jenis Pajak Yth. ……………………………. …………………………………. (4) Menindaklanjuti surat Saudara nomor ................ (5) tanggal ................. (6) dengan ini diberikan instruksi/persetujuan untuk melakukan Pemeriksaan Khusus terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Kode Pemeriksaan : ………………………………………. (7) : ………………………………………. (8) : ………………………………………. (9) :……………………………………….. (10) dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Masa dan/atau Tahun Pajak yang diperiksa adalah …………………………. (11) 2. Pemeriksaan harus diselesaikan selambat-lambatnya ………………………. (12) 3. Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pembahasan akhir dapat dilakukan ................................ (13) surat tindak lanjut hasil pemeriksaan dari Kepala Kantor Wilayah DJP. 4. …………………………………………………………………………………………….. (14) Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. .............................(15) …………………... NIP..……………... Halaman 54 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.15 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Wilayah DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat instruksi/persetujuan Pemeriksaan Khusus. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat instruksi/persetujuan Pemeriksaan Khusus. Angka (4) : Diisi dengan nama Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan yang ditunjuk untuk melakukan Pemeriksaan Khusus. Angka (5) : Diisi dengan nomor surat usulan Pemeriksaan Khusus. Angka (6) : Diisi dengan tanggal usulan Pemeriksaan Khusus. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (11) : Diisi dengan masa dan/atau tahun pajak yang diperiksa. Angka (12) : Diisi dengan batas waktu penyelesaian pemeriksaan. (contoh: Pemeriksaan harus diselesaikan selambat-lambatnya 4 bulan sejak surat pemberitahuan pemeriksaan disampaikan). Angka (13) : Diisi dengan: a. setelah ada, dalam hal Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pembahasan akhir dapat dilakukan setelah ada surat tindak lanjut hasil pemeriksaan dari Kepala Kantor Wilayah DJP b. tanpa menunggu, dalam hal Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pembahasan akhir dapat dilakukan tanpa menunggu surat tindak lanjut hasil pemeriksaan dari Kepala Kantor Wilayah DJP. Angka (14) : Diisi dengan ketentuan lain yang diperlukan. Angka (15) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 55 dari 237 Lampiran I.16 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Pemberitahuan Penolakan Usulan Pemeriksaan ........................ (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor..................... (5) tanggal....................... (6) dengan ini disampaikan bahwa usulan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ditolak usulan pemeriksaannya dengan alasan.................... (12). Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. .............................. (13) ............................... NIP ....................... Halaman 56 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.16 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Wilayah DJP Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan penolakan usulan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan penolakan usulan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat KPP yang mengusulkan pemeriksaan Angka (5) : Diisi dengan nomor surat usulan pemeriksaan dari KPP yang mengusulkan pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan tanggal surat usul pemeriksaan dari KPP yang mengusulkan pemeriksaan. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang ditolak usulan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang ditolak usulan pemeriksaannya Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang ditolak usulan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang ditolak usulan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang ditolak usulan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan alasan yang mendasari ditolaknya usulan pemeriksaan. Angka (13) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 57 dari 237 Lampiran I.17 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 PROSEDUR KERJA KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT KANTOR WILAYAH DJP UNTUK PEMERIKSAAN KHUSUS SATU ATAU BEBERAPA JENIS PAJAK Lampiran I.18 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ….………………(1) …………………(2) KEPUTUSAN KEPALA ……….(3) NOMOR KEP- ………………. (4) TENTANG PENUNJUKAN PETUGAS PEMERIKSA PAJAK TAHUN …….. (5) Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak khususnya pelaksanaan pemeriksaan oleh Petugas Pemeriksa Pajak; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala ……….(3) tentang Penunjukan Petugas Pemeriksa Pajak Tahun ….. (5) Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak; 4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-…./PJ/2018 tentang Kebijakan Pemeriksaan MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA ……. (3) TENTANG PENUNJUKAN PETUGAS PEMERIKSA PAJAK TAHUN ………(5) PERTAMA : Menunjuk pegawai sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini sebagai Petugas Pemeriksa Pajak tahun .......... (5). KEDUA : Tugas Petugas Pemeriksa Pajak adalah melakukan pemeriksaan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. KETIGA : Dalam hal terdapat kekeliruan dalam keputusan ini setelah keputusan ini berlaku, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. KEEMPAT : Keputusan Kepala ………..(3) ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir pada tanggal 31 Desember ……(5) KELIMA*) : Pada saat Keputusan Kepala ……...(3) ini ditetapkan, Keputusan Kepala ………(3) nomor ……………(6) tanggal ……………(7) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Salinan Keputusan Kepala. ……... (3) ini disampaikan kepada: 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak; 2. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan; 3. Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal; dan 4. Petugas Pemeriksa Pajak yang bersangkutan Untuk diketahui dan ditindaklanjuti sesuai ketentuan. Ditetapkan di ………...... (8) pada tanggal …………... (9) a.n. Direktur Jenderal Pajak Kepala ……………......... (3) ………………………….. NIP .……………………. (10) Halaman 60 dari 237 Lampiran Keputusan Kepala ......(3) Nomor : ………………. (4) Tanggal : ………………. (9) Daftar Petugas Pemeriksa Pajak No. Nama/NIP Pangkat/Golongan Jabatan (11) (12) (13) (14) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.18 Halaman 61 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan Kanwil DJP tempat kedudukan Petugas Pemeriksa Pajak Angka (2) : Diisi dengan KPP tempat kedudukan Petugas Pemeriksa Pajak dalam hal Surat Keputusan dibuat oleh Kepala KPP. Isian ini dikosongkan dalam hal Surat Keputusan dibuat oleh Kepala Kanwil DJP. Angka (3) : Diisi dengan Kanwil DJP atau KPP tempat kedudukan Petugas Pemeriksa Pajak. Angka (4) : Diisi dengan nomor keputusan sesuai dengan tata naskah dinas. Angka (5) : Diisi dengan tahun penugasan Petugas Pemeriksa Pajak. Angka (6) : Diisi dengan nomor Keputusan Penunjukan Petugas Pemeriksa Pajak yang dicabut. Angka (7) : Diisi dengan tanggal Keputusan Penunjukan Petugas Pemeriksa Pajak yang dicabut. Angka (8) : Cukup jelas. Angka (9) : Cukup jelas. Angka (10) : Cukup jelas. Angka (11) : Cukup jelas. Angka (12) : Cukup jelas. Angka (13) : Cukup jelas. Angka (14) : Cukup jelas. *)Keterangan : Diktum KELIMA hanya dimunculkan dalam hal keputusan dimaksud merupakan perubahan atas Penunjukan Petugas Pemeriksa Pajak. Halaman 62 dari 237 Lampiran I.19 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 Laporan Analisis Kebutuhan Pemeriksa Pajak KPP......................(1) KPP WP Terdaftar Wajib SPT Jumlah WP Diperiks a ACR LHP Konver si Standar Penyelesai an LHP Konversi (a) (b) (c) (d)=(c)/( b) (e) (f) KPP …(2) …(3) WP …(4) WP … (5) % …(6) …(7) Total Catatan : Dengan asumsi sebagai berikut: K 1 LHP konversi = 2 LHP Riil Jumlah Kebutuh an FPP Jumlah FPP Existing Jumlah Kekurang an FPP (g)= (h) (i)=(g)-(h) …(8) Orang …(9)Ora ng …(10) Orang …(11) Orang PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.19 Angka (1) Angka (2) Angka (3) Angka (4) Angka (5) Angka (6) Angka (7) Angka (8) Angka (9) Angka (10) Angka (11) : : : Diisi dengan nama unit Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan Diisi dengan nama unit Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan Diisi dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar yang wajib menyampaikan SPT di masing-masing unit kantor pada angka (2) : Diisi dengan jumlah Wajib Pajak yang diperiksa di masing-masing unit kantor pada angka (2) : Diisi dengan angka ACR masing-masing unit kantor pada angka (2) yang merupakan hasil dari kolom (c) dibagi kolom (b) : Diisi dengan Jumlah LHP Konversi masing-masing unit kantor pada angka (2) : Diisi dengan Standar Penyelesaian LHP Konversi masing-masing unit kantor pada angka (2). : Diisi dengan jumlah Fungsional Pemeriksa Pajak yang dibutuhkan oleh masing-masing unit kerja pada angka (2) yang merupakan hasil dari kolom (e) dibagi kolom (f) : Diisi dengan jumlah Fungsional Pemeriksa Pajak yang ada saat ini (existing) di unit kantor pada angka (2) : Diisi dengan jumlah kekurangan Fungsional Pemeriksa Pajak di unit kantor pada angka (2), merupakan selisih dari kolom (g) dengan kolom (h) : Diisi dengan total jumlah kebutuhan fungsional pemeriksa pajak dalam satu lingkungan Kantor Wilayah DJP Halaman 64 dari 237 Lampiran I.20 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 Laporan Evaluasi Terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak KPP ……………………….(1) Periode………………s.d. …………………(2) Persentase Realisasi Pencairan SKP No (3) Nama FPP (4) 1 ... 2 ... Jabatan Kelompok (5) Satgas Pemeriksaan (6) Realisasi Pencairan SKP dan/atau RD Target Pencairan SKP (7) (8) Persentase SKP yang Tidak Diajukan Keberatan Persentase Realisasi Penyelesaian Pemeriksaan % Jumlah SKP yang Tidak Diajukan Keberatan Jumlah SKP yang diterbitkan % Jumlah Pemeriksaan Selesai (LHP Konversi) Rencana Jumlah Penyelesaian Pemeriksaan % (9) = (7)/(8) (10) (11) (12) = (10)/(11) (13) (14) (15) Persentase Penyelesaian Pemeriksaan Tepat Waktu untuk SP2 Pemeriksaan Khusus SP2 Selesai + SP2 SP2 Lewat Selesai Jangka % Tepat Waktu Waktu Tetapi Belum Selesai (16) (17) (18) Persentase Penyampaian Produksi Data Jumlah LHP yang Memproduksi Data Jumlah LHP Terbit % (19) (20) (21) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.20 Angka (1) Angka (2) Angka (3) Angka (4) : : : : Angka (5) : Angka (6) : Angka (7) : Angka (8) : Angka (9) : Angka (10) : Angka (11) : Angka (12) : Angka (13) : Angka (14) : Angka (15) : Angka (16) : Angka (17) : Angka (18) : Angka (19) : Angka(20) : Angka(21) : Diisi dengan Nama KPP. Diisi dengan periode pelaporan. Diisi dengan nomor urut. Diisi dengan nama fungsional pemeriksa pajak pada UP2 terkait. Diisi dengan jabatan fungsional pemeriksa pajak terkait dalam tim (Supevisor, Ketua, Anggota). Diisi jika terdapat pembagian Satgas Pemeriksaan (Penggalian Potensi dan PPN) pada UP2 terkait. Diisi dengan realisasi pencairan SKP dan/atau refund discrepancy selama tahun berjalan pada masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan target pencairan SKP dan/atau refund discrepancy selama tahun berjalan pada masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan persentase realisasi pencairan SKP dan/atau refund discrepancy masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan jumlah SKP yang diajukan keberatan selama tahun berjalan pada masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan jumlah SKP terbit dari Triwulan IV tahun sebelumnya s.d. Triwulan III tahun berjalan pada masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan persentase SKP yang Tidak Diajukan Keberatan masingmasing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan jumlah pemeriksaan selesai (LHP Konversi) masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan rencana jumlah penyelesaian pemeriksaan masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan persentase realisasi penyelesaian pemeriksaan masingmasing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan LHP selesai tepat waktu masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan LHP selesai ditambah dengan SP2 outstanding lewat jangka waktu masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan Persentase Penyelesaian Pemeriksaan Tepat Waktu untuk SP2 Pemeriksaan Khusus masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan jumlah LHP yang memproduksi data masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan jumlah LHP yang diterbitkan masing-masing FPP pada UP2 terkait. Diisi dengan persentase penyampaian produksi data masing-masing FPP pada UP2 terkait. Lampiran I.21 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : .........................(2) : Segera : : Permintaan Tenaga Ahli .............................(3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Surat Perintah Pemeriksaan nomor........................(5) tanggal ....................(6), dengan ini disampaikan bahwa dalam pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) diperlukan tenaga ahli dalam bidang .......................... (13). Terkait dengan hal tersebut dengan ini kami mengusulkan: Nama Jabatan : ........................................... (14) : ........................................... (15) untuk dapat ditunjuk sebagai tenaga ahli dalam pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dimaksud. Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ...............................(16) ............................... NIP ....................... PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I.21 Halaman 67 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat UP2. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat permintaan tenaga ahli. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat permintaan tenaga ahli. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat 1. Kepala Kanwil DJP, atau 2. Direktur P2. Angka (5) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak. Angka (8) : Diisi dengan NPWP. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Penugasan Pemeriksaan (NP2). Angka (13) : Diisi sesuai bidang yang diperlukan. Angka (13) : Diisi dengan diisi nama pegawai yang diusulkan sebagai tenaga ahli. Angka (13) : Diisi dengan jabatan pegawai yang diusulkan sebagai tenaga ahli. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 68 dari 237 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-15/PJ/2018 TENTANG KEBIJAKAN PEMERIKSAAN Halaman 69 dari 237 Lampiran II Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 DAFTAR CONTOH FORMULIR PEMERIKSAAN UNTUK MENGUJI KEPATUHAN No Lampiran Nama Formulir 1 Lampiran II.1 Berita Acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemeriksaan 2 Lampiran II.2 Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Pengujian 3 Lampiran II.3 Persetujuan Perpanjangan Jangka Waktu Pengujian 4 Lampiran II.4 Penolakan Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Pengujian 5 Lampiran II.5 Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Pengujian 6 Lampiran II.6 Permintaan Pemeriksaan Lokasi 7 Lampiran II.7 Pemberitahuan Melakukan Pemeriksaan di Wilayah UP2 Lokasi 8 Lampiran II.8 Surat Tugas Pendampingan Pemeriksaan di Lokasi Wajib Pajak 9 Lampiran II.9 Usulan Pengalihan Pemeriksaan 10 Lampiran II.10 Persetujuan Pengalihan Pemeriksaan 11 Lampiran II.11 Penolakan Usulan Pengalihan Pemeriksaan 12 Lampiran II.12 Pemberitahuan Pengalihan Pemeriksaan (kepada UP2 Lokasi) 13 Lampiran II.13 Usulan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan 14 Lampiran II.14 Persetujuan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan 15 Lampiran II.15 Penolakan Usulan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan 16 Lampiran II.16 Pembatalan Penugasan Pemeriksaan 17 Lampiran II.17 Pembatalan Penugasan Pemeriksaan 18 Lampiran II.18 Pemberitahuan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan oleh UP2 Domisili 19 Lampiran II.19 Permohonan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi oleh UP2 Lokasi kepada Kanwil DJP (berdasarkan pemberitahuan UP2 Domisili) 20 Lampiran II.20 Pembatalan Pemeriksaan Lokasi oleh Kanwil DJP 21 Lampiran II.21 Permohonan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi oleh UP2 Lokasi kepada Kanwil DJP 22 Lampiran II.22 Persetujuan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi oleh Kanwil DJP 23 Lampiran II.23 Penolakan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi oleh Kanwil DJP 24 Lampiran II.24 Pemberitahuan Penolakan Pemeriksaan Lokasi 25 Lampiran II.25 Pembatalan Pemeriksaan Lokasi oleh Kanwil DJP 26 Lampiran II.26 Pemberitahuan Pembatalan Pemeriksaan Halaman 70 dari 237 No Lampiran Nama Formulir 27 Lampiran II.27 Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pembentukan Tim Quality Assurance Pemeriksaan 28 Lampiran II.28 Usulan Pemeriksaan Ulang 29 Lampiran II.29 Analisis Alasan Pemeriksaan Ulang 30 Lampiran II.30 Risalah Hasil Pembahasan Usulan Pemeriksaan Ulang pada KPP 31 Lampiran II.31 Risalah Hasil Pembahasan Usulan Pemeriksaan Ulang oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP 32 Lampiran II.32 Penerusan Usulan Pemeriksaan Ulang dari Kepala Kanwil DJP kepada Dir. Pemeriksaan dan Penagihan 33 Lampiran II.33 Penolakan Usulan Pemeriksaan Ulang (oleh Kepala Kanwil DJP) 34 Lampiran II.34 Risalah Hasil Pembahasan Usulan Pemeriksaan Ulang oleh Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat 35 Lampiran II.35 Nota Dinas Usulan Melakukan Pemeriksaan Ulang 36 Lampiran II.36 Persetujuan Pemeriksaan Ulang 37 Lampiran II.37 Penolakan Usulan Pemeriksaan Ulang 38 Lampiran II.38 Instruksi Pemeriksaan Ulang 39 Lampiran II.39 Laporan Kemajuan Pemeriksaan Yang Ditangguhkan 40 Lampiran II.40 Surat Pemberitahuan Penangguhan Pemeriksaan 41 Lampiran II.41 Daftar Persediaan Wajib Pajak yang akan diusulkan Pemeriksaan Rutin 42 Lampiran II.42 Usulan Penghapusan NPWP/Pencabutan Pengukuhan PKP 43 Lampiran II.43 Daftar Persediaan Objek Pajak yang Akan Dilakukan Pemeriksaan Rutin 44 Lampiran II.44 Nota Dinas usulan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan Diperiksa 45 Lampiran II.45 Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan Diperiksa 46 Lampiran II.46 Lembar Pengecekan SPT Lebih Bayar 47 Lampiran II.47 Penugasan Pemeriksaan Rutin 48 Lampiran II.48 Daftar Wajib Pajak yang Disetujui Untuk Diperiksa 49 Lampiran II.49 Penolakan Pemeriksaan Rutin 50 Lampiran II.50 Daftar Wajib Pajak yang Ditolak Untuk Diperiksa 51 Lampiran II.51 Berita Acara Pembahasan Usulan Pemeriksaan Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret 52 Lampiran II.52 Usulan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret 53 Lampiran II.53 Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret kepada Kanwil DJP 54 Lampiran II.54 Analisis Risiko Wajib Pajak Pemeriksaan Khusus Satu atau Beberapa Jenis Pajak Halaman 71 dari 237 Khusus No Lampiran 55 Lampiran II.55 56 Lampiran II.56 57 Lampiran II.57 Nama Formulir Nota Dinas usulan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak Surat usulan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak Persetujuan Untuk Melakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Hasil Analisis Risiko Halaman 72 dari 237 Lampiran II.1 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ……………………………….. (1) BERITA ACARA BIMBINGAN TEKNIS PEMERIKSAAN NOMOR BA- ………(2) Pada hari ini …..tanggal….. bulan….. tahun …..(3), berdasarkan ..................(4), kami yang tersebut di bawah ini: No. Nama NIP Jabatan (5) (6) (7) (8) telah melaksanakan Bimbingan Teknis terhadap para Pemeriksa Pajak di ……………….(9) (daftar hadir terlampir), yang dalam hal ini diwakili oleh: No. Nama NIP Jabatan (10) (11) (12) (13) dengan materi sebagai berikut: 1. …………………..…. 2. …………………..….(14) Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya. Dibuat di …………(15) Penerima Bimbingan Teknis, Tim Bimbingan Teknis Pihak yang Mewakili Pihak yang Mewakili ……………………..(16) ……………………..(17) ...................................... .................................. NIP .......................(18) NIP ..........................(19) Halaman 73 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.1 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat unit yang melakukan Bimbingan Teknis Angka (2) : Diisi dengan nomor Berita Acara Bimbingan Teknis Angka (3) : Diisi dengan hari dan tanggal pelaksanaan Bimbingan Teknis Angka (4) : Diisi dengan nomor dan tanggal surat/surat tugas yang menjadi dasar pelaksanaan Bimbingan Teknis Angka (5) : Diisi dengan nomor urut Angka (6) : Diisi dengan nama anggota Tim Bimbingan Teknis Angka (7) : Diisi dengan NIP anggota Tim Bimbingan Teknis Angka (8) : Diisi dengan jabatan anggota Tim Bimbingan Teknis Angka (9) : Diisi dengan Kanwil DJP/KPP tempat dilakukan Bimbingan Teknis Angka (10) : Diisi dengan nomor urut Angka (11) : Diisi dengan nama yang mewakili penerima Bimbingan Teknis Angka (12) : Diisi dengan NIP yang mewakili penerima Bimbingan Teknis Angka (13) : Diisi dengan jabatan yang mewakili penerima Bimbingan Teknis Angka (14) : Diisi dengan materi yang diberikan dalam Bimbingan Teknis Angka (15) : Diisi dengan kota tempat dilakukan Bimbingan Teknis Angka (16) : Diisi dengan jabatan pihak yang mewakili penerima Bimbingan Teknis Angka (17) : Diisi dengan jabatan pihak yang mewakili Tim Bimbingan Teknis Angka (18) : Diisi dengan nama dan NIP pihak yang mewakili penerima Bimbingan Teknis Angka (19) : Diisi dengan nama dan NIP pihak yang mewakili Tim Bimbingan Teknis Halaman 74 dari 237 Lampiran II.2 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) NOTA DINAS Nomor: ND-.................................................(2) Kepada Dari Hal Tanggal : .......................................................(3) : Tim Pemeriksa Pajak : Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Pengujian : ..................................................... (4) Sehubungan dengan Surat Perintah Pemeriksaan nomor.................................(5) tanggal............................. (6) maka pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) dengan ini disampaikan permohonan perpanjangan jangka waktu pemeriksaannya selama ............................(12) dengan alasan ............................(13). Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. a.n. Tim Pemeriksa Pajak, Supervisor ............................... NIP ....................... (14) Halaman 75 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.2 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (2) : Diisi dengan nomor nota dinas sesuai tata naskah dinas. Angka (3) : Diisi dengan: 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak, dalam hal pemeriksaan dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak; atau 2. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, dalam hal pemeriksaan dilakukan oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. Angka (4) : Diisi dengan tanggal nota dinas Angka (5) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diperiksa. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (12) : Diisi dengan lamanya permohonan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan, misal: 2 (dua) minggu, 3 (tiga) bulan, dan seterusnya. Angka (13) : Diisi dengan salah satu alasan permohonan perpanjangan jangka waktu yaitu: a. ruang lingkup pemeriksaan meliputi seluruh jenis pajak; b. pemeriksaan diperluas ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak lainnya; c. terdapat konfirmasi atau permintaan data dan/atau keterangan kepada pihak ketiga; d. terdapat indikasi transaksi transfer pricing dan/atau transaksi khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan yang memerlukan pengujian yang lebih mendalam (Pemeriksaan Lapangan); e. terdapat permintaan pemeriksaan dari Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili kepada Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi; atau f. berdasarkan pertimbangan tertentu dari Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan Supervisor. Halaman 76 dari 237 Lampiran II.3 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) NOTA DINAS Nomor: ND-.................................................(2) Kepada Dari Hal Tanggal : Tim Pemeriksa Pajak : .......................................................(3) : Persetujuan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan : ..................................................... (4) Sehubungan dengan nota dinas Saudara nomor.......................(5) tanggal ............ (6) maka pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor SP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) disetujui perpanjangan jangka waktu pemeriksaannya selama ...........................(13). Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. ............................... (14) NIP ........................ Halaman 77 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.3 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (2) : Diisi dengan nomor nota dinas sesuai tata naskah dinas. Angka (3) : Diisi pihak pengirim nota dinas yaitu Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan tanggal nota dinas Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas permohonan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan dari tim Pemeriksa Pajak. Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas permohonan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan dari tim Pemeriksa Pajak. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diperiksa. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (12) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (13) : Diisi dengan lamanya persetujuan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan, misal: 2 (dua) minggu, 3 (tiga) bulan, dan seterusnya. Angka (14) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat. Halaman 78 dari 237 Lampiran II.4 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) NOTA DINAS Nomor: ND-................................................. (2) Kepada : Tim Pemeriksa Pajak. Dari : ....................................................... (3) Hal : Penolakan Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan Tanggal : ..................................................... (4) Sehubungan dengan nota dinas Saudara nomor.................... (5) tanggal .............. (6) maka pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor SP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ............................................ (12) ditolak perpanjangan jangka waktu pemeriksaannya dengan alasan ................ (13). Selanjutnya pemeriksaan terhadap Wajib Pajak tersebut harus diselesaikan sesuai dengan jangka waktu pemeriksaan. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. ............................... (14) NIP ........................ Halaman 79 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.4 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (2) : Diisi dengan nomor nota dinas sesuai tata naskah dinas. Angka (3) : Diisi pihak pengirim nota dinas yaitu Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan tanggal nota dinas Angka (5) : Diisi dengan nomor nota dinas permohonan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan dari tim Pemeriksa Pajak. Angka (6) : Diisi dengan tanggal nota dinas permohonan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan dari tim Pemeriksa Pajak. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diperiksa. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (12) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (13) : Diisi dengan alasan penolakan permohonan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat. Halaman 80 dari 237 Lampiran II.5 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) ........................(3) : Segera :: Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan di bidang perpajakan terhadap perusahaan/pekerjaan Saudara di bawah ini: Nama : ……………………………………………………………….. NPWP : Alamat : ……………………………………………………………….. (5) (6) (6) (7) Masa & Tahun Pajak : (8) Tujuan Pemeriksaan : Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan nomor: ...........………. tanggal …………… (9) bersama ini diberitahukan bahwa jangka waktu pemeriksaan terhadap Saudara, kami perpanjang selama ......................(10)dengan alasan............................(11). Demikian untuk menjadi perhatian. ............................................(12) ………..…………………….. NIP Tembusan: ........................... (13) Diterima oleh : ……..……......(14) Jabatan : ………..…...... (15) Tanggal : ………........….(16) Tanda tangan/cap : …………....…..(17) Halaman 81 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.5 Angka 1 : Diisi dengan nama dan alamat UP2. Angka 2 : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan. Angka 3 : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan. Angka 4 : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Angka 5 : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. Angka 6 : Diisi dengan NPWP yang diperiksa. Angka 7 : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Angka 8 : Diisi dengan Masa Pajak dan Tahun Pajak yang akan diperiksa. Contoh: 1. Pemeriksaan dilakukan untuk Masa Pajak Januari s.d Mei Tahun 2010, maka diisi: 0 1 1 0 0 5 1 0 2. Pemeriksaan dilakukan untuk Tahun Pajak 2010 dan tahun bukunya sama dengan tahun kelender, maka diisi: 0 1 1 0 1 2 1 0 3. Pemeriksaan dilakukan untuk Tahun Pajak 2010, namun tahun bukunya mulai tanggal 1 April 2010 sampai dengan 31 Maret 2011, maka diisi 0 4 1 0 0 3 1 1 Angka 9 : Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan. Angka 10 : Diisi dengan jangka waktu (periode) perpanjangannya, misalnya 4 bulan. Angka 11 : Diisi dengan alasan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan. Angka 12 : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tanggan Kepala UP2 serta cap jabatan. Angka 13 : Diisi dengan: 1. Direktur P2 dalam hal instruksi/persetujuan pemeriksaan diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau Direktur P2; atau 2. Kepala Kanwil DJP dalam hal instruksi/persetujuan/penugasan pemeriksaan diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJP. Angka 14 : Diisi dengan nama penerima Surat Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan. Angka 15 : Angka 16 : Diisi dengan jabatan penerima Surat Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan. Diisi dengan tanggal terima Surat Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan. Angka 17 : Diisi dengan tanda tangan penerima dan cap perusahaan penerima Surat Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan. Halaman 82 dari 237 Lampiran II.6 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : …..…………………(2) : Segera :: Permintaan Pemeriksaan Lokasi .....……………(3) Yth. ……………………………. …………………………………. (4) Sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Tanggal Jatuh Tempo : ………………………………………. (5) : ………………………………………. (6) : ………………………………………. (7) :……………………………………….. (8) :……………………………………….. (9) :……………………………………….. (10) berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan nomor............... (11) tanggal.............. (12), dengan ini diminta kepada Saudara untuk melakukan Pemeriksaan Lokasi terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : ………………………………………. (13) : ………………………………………. (14) :……………………………………….. (15) :……………………………………….. (16) Mengingat hasil pemeriksaan lokasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Hasil Pemeriksaan Domisili maka pemeriksaan tersebut agar diselesaikan paling lambat tanggal…………….. (17). Demikian disampaikan dan atas kerjasamanya diucapkan terima kasih. ................................ (18) ……………………… NIP ……………........ Tembusan: ……………………. (19) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.6 Halaman 83 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat permintaan pemeriksaan terhadap kewajiban perpajakan lokasi. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat permintaan pemeriksaan terhadap kewajiban perpajakan lokasi. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat UP2 Lokasi terkait. Angka (5) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Domisili yang diperiksa. Angka (6) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Domisili yang diperiksa. Angka (7) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak Domisili yang diperiksa. Angka (8) : Diisi dengan Tahun Pajak yang diperiksa. Angka (9) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (10) : Diisi dengan tanggal jatuh tempo pemeriksaan; dalam hal pemeriksaan yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili memerlukan review, tanggal ini merupakan tanggal dikirimkannya konsep LHP Wajib Pajak Domisili. Angka (11) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (12) : Diisi dengan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (13) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Lokasi. Angka (14) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Lokasi. Angka (15) : Diisi dengan Tahun Pajak yang diperiksa. Angka (16) : Diisi dengan kode pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Lokasi. Angka (17) : Diisi dengan tanggal dikirimkannya LHP Lokasi ke Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili (tanggal dimaksud minimal harus empat bulan terhitung sejak tanggal surat permintaan pemeriksaan lokasi) Angka (18) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (19) : Diisi dengan tembusan kepada: 1. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili dan Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi dalam hal persetujuan atau instruksi pemeriksaan diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau Direktur Pemeriksaan dan Penagihan; atau 2. Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili dan Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi dalam hal persetujuan atau instruksi pemeriksaan diterbitkan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Halaman 84 dari 237 Lampiran II.7 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ……………………. (2) : Segera : .............................. (4) : Pemberitahuan Melakukan Pemeriksaan di UP2 Lokasi ............................. (3) Yth. ……………………………. …………………………………. (5) Sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : ………………………………………. (6) : ………………………………………. (7) : ………………………………………. (8) :……………………………………….. (9) :……………………………………….. (10) berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan nomor................... (11) tanggal.............. (12), dengan ini diberitahukan bahwa kami akan melakukan pemeriksaan di wilayah kerja Saudara terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : ………………………………………. (13) : ………………………………………. (14) :……………………………………….. (15) :……………………………………….. (16) yang sebelumnya telah kami minta kepada Saudara untuk dilakukan Pemeriksaan Lokasi berdasarkan Surat Permintaan Pemeriksaan Lokasi nomor ................ (17) tanggal ............ (18) Untuk itu, diharapkan Saudara menerbitkan surat tugas pendampingan kepada tim Pemeriksa Pajak unit Saudara untuk mendampingi tim Pemeriksa Pajak kami dengan susunan keanggotaan sebagaimana terlampir. Demikian disampaikan untuk dimaklumi. ..............................(19) …………………… NIP …………….... Tembusan: .................................. (20) Halaman 85 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.7 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan melakukan pemeriksaan di Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan melakukan pemeriksaan di Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (4) : Diisi sesuai jumlah dokumen yang harus dilampirkan yaitu fotokopi Surat Perintah Pemeriksaan yang akan digunakan sebagai dasar penerbitan surat tugas oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (5) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (6) : Diisi dengan Nama Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (7) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (8) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (9) : Diisi dengan Tahun Pajak yang diperiksa. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (11) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (12) : Diisi dengan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (13) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Lokasi. Angka (14) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Lokasi. Angka (15) : Diisi dengan Tahun Pajak yang diperiksa. Angka (16) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (17) : Diisi dengan nomor Surat Permintaan Pemeriksaan Lokasi. Angka (18) : Diisi dengan tanggal Surat Permintaan Pemeriksaan Lokasi. Angka (19) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (20) : Diisi dengan tembusan kepada: 1. Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili; dan 2. Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Halaman 86 dari 237 Halaman 87 dari 237 Lampiran II.8 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) SURAT TUGAS PENDAMPINGAN PEMERIKSAAN DI LOKASI WAJIB PAJAK Nomor : ............................ (2) Sehubungan dengan Surat Perintah Pemeriksaan nomor........... (3) tanggal......... (4), dengan ini ditugaskan kepada: Nomor Nama/NIP Pangkat/Golongan Jabatan (5) (6) (7) (8) selaku tim Pemeriksa Pajak dari .................... (9) untuk mendampingi tim Pemeriksa Pajak dari ..................... (10): Nomor Nama/NIP Pangkat/Golongan Jabatan (11) (12) (13) (14) dalam rangka melaksanakan pemeriksaan di lokasi Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Tahun Pajak : ………………………………………. (15) : ………………………………………. (16) : ....................................................... (17) :……………………………………….. (18) Demikian surat tugas ini dibuat agar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. ........................... (19) ........................... (20) …………………. NIP …………….. Tembusan: .......................... (21) Halaman 88 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.8 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (2) : Diisi dengan nomor Surat Tugas Pendampingan Pemeriksaan di Lokasi Wajib Pajak. Angka (3) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Pemeriksaan Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (4) : Diisi dengan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (5) : Diisi dengan nomor urut. Angka (6) : Diisi dengan nama dan NIP Pemeriksa Pajak dari tim Pemeriksa Pajak Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (7) : Diisi dengan pangkat/golongan Pemeriksa Pajak dari tim Pemeriksa Pajak Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (8) : Diisi dengan jabatan Pemeriksa Pajak dari tim Pemeriksa Pajak Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (9) : Diisi dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (10) : Diisi dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Angka (11) : Diisi dengan nomor urut. Angka (12) : Diisi dengan nama dan NIP Pemeriksa Pajak dari tim Pemeriksa Pajak Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Angka (13) : Diisi dengan pangkat/golongan Pemeriksa Pajak dari tim Pemeriksa Pajak Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Angka (14) : Diisi dengan jabatan Pemeriksa Pajak dari tim Pemeriksa Pajak Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Angka (15) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (16) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (17) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (18) : Diisi dengan Tahun Pajak yang diperiksa. Angka (19) : Diisi dengan tempat dan tanggal Surat Tugas Pendampingan Pemeriksaan di Lokasi Wajib Pajak dikeluarkan. Angka (20) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (21) : Diisi dengan nama Wajib Pajak. Halaman 89 dari 237 Lampiran II.9 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera : ......................... (4) : Usulan Pengalihan Pemeriksaan ............................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (5) Sehubungan dengan Wajib Pajak pindah domisili, maka pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya dari ......................... (12) ke .................... (13). Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ..............................(14) ............................... NIP ....................... Tembusan: ................................ (15) Halaman 90 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.9 Angka (1) Angka (2) Angka (3) Angka (4) Angka (5) : : : : : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan Lama. Diisi dengan nomor surat usul pengalihan pemeriksaan. Diisi dengan tanggal surat usul pengalihan pemeriksaan. Diisi sesuai dengan jumlah dokumen pendukung yang dilampirkan. Diisi dengan nama dan alamat: 1. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, dalam hal instruksi/persetujuan pemeriksaan diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau Direktur Pemeriksaan dan Penagihan; 2. Kepala Kantor Wilayah DJP, dalam hal instruksi/persetujuan/penugasan pemeriksaan diterbitkan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP; atau 3. Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi, dalam hal yang dialihkan adalah pemeriksaan lokasi karena adanya permintaan dari Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya. Angka (6) : Angka (7) : Angka (8) : Angka (9) : Angka (10) : Angka (11) : Angka (12) Angka (13) Angka (14) Angka (15) : : : : Keterangan : usul pengalihan pemeriksaan sehubungan dengan Wajib Pajak pindah domisili dilampiri dengan dokumen yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak secara administratif telah pindah tempat terdaftar. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya. Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya. Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya. Diisi dengan kode pemeriksaan yang diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya. Diisi dengan Nomor Pengawasan Pemeriksaan yang diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya. Diisi dengan Unit Pelaksana Pemeriksaan yang mengusulkan pengalihan. Diisi dengan Unit Pelaksana Pemeriksaan yang menerima pengalihan. Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. 1. Dalam hal usulan pengalihan pemeriksaan ditujukan kepada Kepala Kanwil DJP, diisi dengan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan baru (yang akan menerima pengalihan). 2. Dalam hal usulan pengalihan pemeriksaan ditujukan kepada Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, diisi dengan: - Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan lama; - Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan baru (yang menerima pengalihan), dalam hal Wajib Pajak pindah domisili ke Kantor Pelayanan Pajak pada wilayah kerja Kantor Wilayah DJP lainnya; dan - Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan baru (yang akan menerima pengalihan). Lampiran II.10 Surat Edaran Dirjen Pajak Halaman 91 dari 237 Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ........................ (2) : Segera :: Persetujuan Pengalihan Pemeriksaan ............................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat dari ........................ (5) nomor ................... (6) tanggal............... (7), dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) disetujui untuk dialihkan pemeriksaannya dari .................. (13) ke unit kerja Saudara. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. ................................. (14) ............................... NIP ....................... Tembusan ................................ (15) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.10 Halaman 92 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan atau Kantor Wilayah DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat persetujuan pengalihan pemeriksaan. Angka (3) Diisi dengan tanggal surat persetujuan pengalihan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan baru (yang menerima pengalihan). Angka (5) : Diisi dengan Unit Pelaksana Pemeriksaan lama (yang mengusulkan pengalihan pemeriksaan). Angka (6) : Diisi dengan nomor surat usul pengalihan pemeriksaan dari UP2 lama. Angka (7) : Diisi dengan tanggal surat usul pengalihan pemeriksaan dari UP2 lama. Angka (8) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan pengalihan). Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (15) : 1. Dalam hal persetujuan diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJP, diisi dengan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan lama (yang mengusulkan pengalihan pemeriksaan). 2. Dalam hal persetujuan diterbitkan oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, diisi dengan: - Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan baru (yang menerima pengalihan); - Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan lama (yang mengusulkan pengalihan) dalam hal Wajib Pajak pindah domisili ke Kantor Pelayanan Pajak pada wilayah kerja Kantor Wilayah DJP lainnya; dan - Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan lama (yang mengusulkan pengalihan pemeriksaan) Unit Pelaksana Pemeriksaan lama (yang mengusulkan Lampiran II.11 Halaman 93 dari 237 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Penolakan Usulan Pengalihan Pemeriksaan ...................... (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor....................... (5) tanggal.................... (6), dengan ini disampaikan bahwa usul pengalihan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) ditolak dengan alasan....................... (13). Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. ...............................(14) ............................... NIP ........................ Tembusan ................................ (15) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.11 Halaman 94 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan atau Kantor Wilayah DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat penolakan pengalihan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat penolakan pengalihan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan lama (yang mengusulkan pengalihan pemeriksaan). Angka (5) : Diisi dengan nomor surat usul pengalihan pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan tanggal surat usul pengalihan pemeriksaan. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang ditolak pengalihan pemeriksaannya Angka (8) : Diisi dengan Nomor pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang ditolak pengalihan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang ditolak pengalihan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang ditolak pengalihan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Pengawasan Pemeriksaan yang ditolak pengalihan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan alasan penolakan pengalihan pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (15) : 1. Dalam hal penolakan pengalihan pemeriksaan diterbitkan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP diisi dengan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan baru (yang menerima pengalihannya); 2. Dalam hal penolakan pengalihan pemeriksaan diterbitkan oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan diisi dengan: - Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan lama (yang mengusulkan pengalihan); - Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan baru (yang menerima pengalihan) dalam hal Wajib Pajak pindah domisili ke Kantor Pelayanan Pajak pada wilayah kerja Kantor Wilayah DJP lainnya; dan - Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan baru (yang menerima pengalihan). Pokok Wajib Pajak yang ditolak pengalihan Lampiran II.12 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Halaman 95 dari 237 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : .........................(2) : Segera : : Pemberitahuan Pengalihan Pemeriksaan .............................(3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat kami terdahulu nomor.....................tanggal .................... hal ............... (5), dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) dialihkan ke ..................................... (11) berdasarkan surat ........................ (12) nomor............ tanggal .............. (13). Berkenaan dengan hal tersebut maka pemeriksaan lokasi tetap dijalankan oleh unit Saudara dan hasil pemeriksaan lokasi agar disampaikan kepada UP2 baru. Demikian disampaikan. ...............................(14) ............................... NIP ....................... PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.12 Halaman 96 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat UP2. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat UP2 Lokasi. Angka (5) : Diisi dengan nomor, tanggal, dan perihal surat permintaan pemeriksaan lokasi. Angka (6) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Domisili yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (7) : Diisi dengan NPWPDomisili yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak Domisili yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak pemeriksaan domisili yang dialihkan. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan domisili yang dialikan. Angka (11) : Diisi dengan UP2 yang menerima pengalihan pemeriksaan Angka (12) : Diisi dengan Direktur P2 atau Kepala Kanwil DJP yang mengalihkan pemeriksaan. Angka (13) : Diisi dengan nomor dan tanggal surat Direktur P2 atau Kepala Kanwil DJP yang menjadi dasar pengalihan pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 97 dari 237 Lampiran II.13 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera : : Usulan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan ............................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Surat Perintah Pemeriksaan nomor........................ (5) tanggal .................... (6), dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya dengan alasan ........................ (13). Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ...............................(14) ............................... NIP ....................... Halaman 98 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.13 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat usul pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat usul pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat: 1. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, dalam hal instruksi/persetujuan pemeriksaan diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau Direktur Pemeriksaan dan Penagihan; atau 2. Kepala Kantor Wilayah DJP, dalam hal instruksi/persetujuan/ penugasan pemeriksaan diterbitkan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP. Angka (5) : Diisi dengan nomor Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dibatakan penugasan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Pengawasan Pemeriksaan. Angka (13) : Diisi dengan alasan usul pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 99 dari 237 Lampiran II.14 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) ........................ (3) : Segera :: Persetujuan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor..................... (5) tanggal....................... (6) dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) disetujui untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya dengan alasan.................... (13). Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. .............................. (14) ............................... NIP ....................... Halaman 100 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.14 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan atau Kantor Wilayah DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat persetujuan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat persetujuan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan yang mengusulkan pembatalan penugasan pemeriksaan Angka (5) : Diisi dengan nomor surat usul pembatalan penugasan pemeriksaan dari Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan tanggal surat usul pembatalan penugasan pemeriksaan dari Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Pengawasan Pemeriksaan yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan alasan yang mendasari disetujuinya pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 101 dari 237 Lampiran II.15 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) ............................ (3) : Segera :: Penolakan Usulan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor.......................... (5) tanggal...................... (6), dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) ditolak usulan pembatalan penugasan pemeriksaannya dengan alasan ........................ (13). Demikian disampaikan untuk dimaklumi. .............................. (14) ............................... NIP ........................ Halaman 102 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.15 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan atau Kantor Wilayah DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat penolakan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat penolakan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan yang mengusulkan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (5) : Diisi dengan nomor surat usul pembatalan penugasan pemeriksaan dari Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan tanggal surat usul pembatalan penugasan pemeriksaan dari Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Pengawasan Pemeriksaan yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan alasan yang mendasari ditolaknya pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 103 dari 237 Lampiran II.16 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Pembatalan Penugasan Pemeriksaan ....................... (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan............................ pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : (5) dengan ini disampaikan bahwa ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. a.n. Direktur Jenderal .............................. ............................... NIP ....................... (12) Tembusan ................................ (13) Halaman 104 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.16 Angka (1) : Diisi dengan alamat Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan yang penugasan pemeriksaannya dibatalkan. Angka (5) : Diisi dengan alasan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (7) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan Masa pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan Nomor Pengawasan Pemeriksaan yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (13) : Diisi dengan: 1. Direktur Jenderal Pajak; dan 2. Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan. atau Tahun Halaman 105 dari 237 Pajak yang dibatalkan penugasan Lampiran II.17 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Pembatalan Penugasan Pemeriksaan ....................... (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan............................ pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : (5) dengan ini disampaikan bahwa ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. a.n. Direktur Jenderal .......................... ............................... NIP ....................... (12) Tembusan ................................ (13) Halaman 106 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.17 Angka (1) : Diisi dengan alamat Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan yang penugasan pemeriksaannya dibatalkan. Angka (5) : Diisi dengan alasan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (7) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan Masa pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan Nomor Pengawasan Pemeriksaan yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (13) : Diisi dengan: 1. Direktur Jenderal Pajak; dan 2. Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan. atau Tahun Halaman 107 dari 237 Pajak yang dibatalkan penugasan Lampiran II.18 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Pemberitahuan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan oleh UP2 Domisili ................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Surat Permintaan Pemeriksaan Lokasi nomor .................................................. (5), dengan ini diberitahukan bahwa pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) telah dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Selanjutnya Saudara agar membatalkan Pemeriksaan Lokasi atas Wajib Pajak tersebut sepanjang Saudara belum ..................................... (11). Demikian disampaikan untuk dimaklumi. ..............................(12) ............................... NIP ....................... Tembusan ................................ (13) Halaman 108 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.18 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan pembatalan penugasan pemeriksaan oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan pembatalan penugasan pemeriksaan oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi yang dimaksud. Angka (5) : Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Permintaan Pemeriksaan Lokasi. Angka (6) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (7) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan Masa pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan: 1. menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan, dalam hal pembatalan karena kesalahan administrasi yang bersifat manusiawi (human error) atau pemeriksaan belum dapat diselesaikan sampai dengan jangka waktu pengembalian kelebihan pembayaran pajak; atau 2. menerbitkan surat ketetapan pajak, dalam hal pembatalan karena pertimbangan Direktur Jenderal Pajak. Angka (12) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (13) : Diisi dengan: 1. Kepala Kanwil DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi; dan 2. Kepala Kanwil DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. atau Tahun Halaman 109 dari 237 Pajak yang dibatalkan penugasan Lampiran II.19 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : .........................(2) : Segera : : Permohonan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi .............................(3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Surat ...........(5)nomor........................tanggal ....................(6), dengan ini disampaikan bahwa Pemeriksaan Lokasi terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya dengan alasan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Domisili telah dibatalkan penugasannya berdasarkan berdasarkan surat ........................ (13)nomor............ tanggal......................... (14). Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ...............................(15) ............................... NIP ....................... PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.19 Halaman 110 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat KPP Lokasi. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Kepala Kanwil DJP atasan KPP Lokasi. Angka (5) : Diisi dengan salah satu dari: Angka (5) : 1) Penugasan Pemeriksaan Rutin, 2) Persetujuan Untuk Melakukan Pemeriksaan Khusus, atau 3) Instruksi Melakukan Pemeriksaan Khusus Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Penugasan/Persetujuan/Instruksi. Angka (6) : Diisi dengan tanggal Surat Penugasan/Persetujuan/Instruksi. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan NPWP pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dibatakan penugasan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan NP2 Pemeriksaan Lokasi Angka (13) : Diisi dengan Direktur P2 atau Kepala Kanwil DJP yang melakukan pembatalan penugasan Pemeriksaan Domisili. Angka (14) : Diisi dengan nomor dan tanggal surat yang menjadi dasar pembatalan penugasan Pemeriksaan Domisili Angka (15) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. yang diusulkan Halaman 111 dari 237 untuk dibatalkan penugasan Lampiran II.20 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ........................ (2) : Segera : : Pembatalan Pemeriksaan Lokasi .................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Surat Pemberitahuan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan nomor......................(5) tanggal.....................(6) yang disampaikan oleh........................ (7), dengan ini disampaikan bahwa Pemeriksaan Lokasi terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) ........................................... (13) dibatalkan pemeriksaannya sebagai tindaklanjut atas pembatalan pemeriksaan oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Demikian disampaikan untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku. ...............................(14) ............................... NIP ....................... Tembusan ................................ (15) Halaman 112 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.20 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pembatalan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan lokasi. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pembatalan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan lokasi. Angka (4) : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (5) : Diisi dengan nomor Surat Pemberitahuan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan oleh UP2 Domisili. Angka (6) Diisi dengan tanggal Surat Pemeriksaan oleh UP2 Domisili. Pemberitahuan Pembatalan Penugasan Angka (7) : Diisi dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan. Angka (8) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Lokasi yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan Nomor pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak Lokasi yang dibatalkan pemeriksaannya Angka (11) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan Nomor Pengawasan Pemeriksaan Lokasi yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (15) : Diisi dengan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Pokok Wajib Halaman 113 dari 237 Pajak Lokasi yang dibatalkan Lampiran II.21 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : .........................(2) : Segera : : Permohonan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi .............................(3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat ................. (5) nomor........................tanggal ....................(6), dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan lokasi terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya dengan alasan terhadap Wajib Pajak Domisili dibatalkan. pemeriksaan Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ...............................(13) ............................... NIP ....................... Halaman 114 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.21 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat UP2. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Kepala Kanwil DJP. Angka (5) : Diisi dengan Kepala UP2 Domisili yang menyampaikan pemberitahuan pembatalan pemeriksaan lokasi. Angka (6) : Diisi dengan nomor dan tanggal surat pemberitahuan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan NPWP pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dibatakan penugasan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Penugasan Pemeriksaan (NP2). Angka (13) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. yang diusulkan Halaman 115 dari 237 untuk dibatalkan penugasan Lampiran II.22 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ........................ (2) : Segera : : Persetujuan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi .................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor......................(5) tanggal.....................(6) dengan ini disampaikan bahwa Pemeriksaan Lokasi terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) disetujui untuk dibatalkan pemeriksaannya. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. ...............................(13) ............................... NIP ....................... Tembusan ................................ (14) Halaman 116 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.22 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kanwil DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat persetujuan pembatalan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan lokasi. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat persetujuan pembatalan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan lokasi. Angka (4) : Diisi dengan Nama dan alamat UP2 Lokasi yang mengusulkan pembatalan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan lokasi. Angka (5) : Diisi dengan nomor Surat Permohonan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi oleh UP2 Lokasi. Angka (6) Diisi dengan tanggal Surat Permohonan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi oleh UP2 Lokasi. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Lokasi yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan NPWP Lokasi yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak Lokasi yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Penugasan Pemeriksaan Lokasi yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (14) : Diisi dengan Kepala UP2 Domisili. Halaman 117 dari 237 Lampiran II.23 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ........................ (2) : Segera : : Penolakan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi .................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor......................(5) tanggal.....................(6) dengan ini disampaikan bahwa Pemeriksaan Lokasi terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) ditolak usulan pembatalan pemeriksaan lokasinya dengan alasan ..............(13). Demikian disampaikan untuk dimaklumi. ...............................(14) ............................... NIP ....................... Tembusan ................................ (15) Halaman 118 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.23 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kanwil DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat penolakan pembatalan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan lokasi. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat surat penolakan pembatalan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan lokasi. Angka (4) : Diisi dengan Nama dan alamat UP2 Lokasi yang mengusulkan pembatalan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan lokasi. Angka (5) : Diisi dengan nomor Surat Permohonan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi oleh UP2 Lokasi. Angka (6) Diisi dengan tanggal Surat Permohonan Pembatalan Pemeriksaan Lokasi oleh UP2 Lokasi. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Lokasi yang ditolak pembatalan pemeriksaan lokasinya. Angka (8) : Diisi dengan NPWP Lokasi yang ditolak pembatalan pemeriksaan lokasinya. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak Lokasi yang ditolak pembatalan pemeriksaan lokasinya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang ditolak pembatalan pemeriksaan lokasinya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang ditolak pembatalan pemeriksaan lokasinya. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Penugasan Pemeriksaan Lokasi yang ditolak pembatalan pemeriksaan lokasinya. Angka (13) : Diisi dengan alasan yang mendasari ditolaknya pembatalan penugasan pemeriksaan lokasinya. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (15) : Diisi dengan Kepala UP2 Domisili. Halaman 119 dari 237 Lampiran II.24 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Pemberitahuan Penolakan Pemeriksaan Lokasi ................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Surat Permintaan Pemeriksaan Lokasi nomor........................... (5), dengan ini diberitahukan bahwa pemeriksaan lokasi terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) tidak dapat dilakukan dengan alasan .................. (11). Demikian disampaikan untuk dimaklumi. ..............................(12) ............................... NIP ....................... Tembusan ................................ (13) Halaman 120 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.24 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat UP2 Domisili. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan pembatalan penugasan pemeriksaan oleh UP2 Domisili. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan pembatalan penugasan pemeriksaan oleh UP2 Domisili. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat UP2 Lokasi yang dimaksud. Angka (5) : Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Permintaan Pemeriksaan Lokasi. Angka (6) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (7) : Diisi dengan NPWP yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan Masa pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan alasan pemeriksaan lokasi tidak dapat dilaksanakan. Contoh : Wajib Pajak Lokasi tidak terdaftar di wilayah kerja KPP, atau sudah pernah dilakukan pemeriksaan. Angka (12) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (13) : Diisi dengan: 1. Kepala Kanwil DJP atasan UP2 Lokasi; dan 2. Kepala Kanwil DJP atasan UP2 Domisili. atau Tahun Halaman 121 dari 237 Pajak yang dibatalkan penugasan Lampiran II.25 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ........................ (2) : Segera : : Pembatalan Pemeriksaan Lokasi .................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Surat Permohonan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan Lokasi nomor......................(5) tanggal.....................(6) yang disampaikan oleh........................ (7), dengan ini disampaikan bahwa Pemeriksaan Lokasi terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) ........................................... (13) telah dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Demikian disampaikan untuk dimaklumi. ...............................(14) ............................... NIP ....................... Tembusan ................................ (15) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.25 Halaman 122 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pembatalan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan lokasi. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pembatalan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan lokasi. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan Lokasi yang dimaksud. Angka (5) : Diisi dengan nomor Surat Permohonan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan oleh UP2 Domisili. Angka (6) Diisi dengan tanggal Surat Permohonan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan oleh UP2 Domisili. Angka (7) : Diisi dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili yang menyampaikan Surat Permohonan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan. Angka (8) : Diisi dengan nama Wajib Pajak Lokasi yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan Nomor pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak Lokasi yang dibatalkan pemeriksaannya Angka (11) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan nomor Penugasan Pemeriksaan Lokasi yang dibatalkan pemeriksaannya. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (15) : Diisi dengan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Domisili. Pokok Wajib Pajak Lokasi yang Lampiran II.26 Surat Edaran Dirjen Pajak Halaman 123 dari 237 dibatalkan Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Pemberitahuan Pembatalan Pemeriksaan ....................... (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Surat Perintah Pemeriksaan nomor................(5) tanggal.................. (6) dengan ini diberitahukan bahwa pemeriksaan terhadap perusahaan/pekerjaan Saudara di bawah ini: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Tujuan Pemeriksaan : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan dibatalkan pemeriksaannya. Demikian disampaikan untuk dimaklumi. ..............................(11) ............................... NIP ....................... Halaman 124 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.26 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Wajib Pajak yang penugasan pemeriksaannya dibatalkan. Angka (5) : Diisi dengan nomor Surat pemeriksaannya dibatalkan. Perintah Pemeriksaan yang penugasan Angka (6) : Diisi dengan tanggal Surat pemeriksaannya dibatalkan. Perintah Pemeriksaan yang penugasan Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang penugasan pemeriksaannya dibatalkan Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang penugasan pemeriksaannya dibatalkan. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang penugasan pemeriksaannya dibatalkan. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang penugasan pemeriksaannya dibatalkan. Angka (11) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. tanggal surat pemberitahuan Halaman 125 dari 237 pembatalan penugasan Lampiran II.27 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP- ………………. (1) TENTANG PEMBENTUKAN TIM QUALITY ASSURANCE PEMERIKSAAN TAHUN …….. (2) Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka membahas hasil Pemeriksaan yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, perlu dibentuk Tim Quality Assurance Pemeriksaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pembentukan Tim Quality Assurance Pemeriksaan Tahun ….. (2) : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268); 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemeriksaan dan perubahannya; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143.1/PMK.01/2009; 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJP; 6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE/PJ/2018 tentang Kebijakan Pemeriksaan; MEMUTUSKAN… Halaman 126 dari 237 MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PEMBENTUKAN TIM QUALITY ASSURANCE PEMERIKSAAN TAHUN ………(2) PERTAMA : Membentuk Tim Quality Assurance Pemeriksaan tahun .......... (2) pada ..................................... (3) dengan susunan keanggotaan sebagaimana tersebut pada Diktum KETIGA. KEDUA : Tugas Tim Quality Assurance Pemeriksaan adalah: 1. membahas perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan; 2. memberikan simpulan dan keputusan atas perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak; dan 3. membuat Risalah Tim Quality Assurance Pemeriksaan yang berisi simpulan dan keputusan hasil pembahasan. KETIGA : Susunan Tim Quality Assurance Pemeriksaan adalah sebagai berikut: Ketua : ........................................ (4) Sekretaris: ........................................ (5) Anggota : ........................................ (6) Anggota : ........................................ (6) Anggota : ........................................ (6) KEEMPAT : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. KELIMA : Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir pada tanggal 31 Desember ……(2) KEENAM*) : Pada saat Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini ditetapkan, Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor …………………………… (7) tanggal ……………… (8) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ditetapkan di ………….. (9) pada tanggal ………….. (10) a.n. Direktur Jenderal Pajak ………………………….. (11) ………………………….. NIP .……………………. PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.27 Halaman 127 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nomor keputusan sesuai dengan tata naskah dinas. Angka (2) : Diisi dengan tahun tugas Tim Quality Assurance Pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan: 1. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan; atau 2. Kantor Wilayah DJP; contoh: Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat. Angka (4) : Diisi dengan nama jabatan pejabat yang ditunjuk menjadi Ketua Tim, contoh: Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak. Angka (5) : Diisi dengan nama jabatan pejabat yang ditunjuk menjadi Sekretaris Tim, contoh: Kepala Seksi Bimbingan Pemeriksaan. Angka (6) : Dalam hal anggota tim diisi oleh pejabat struktural maka diisi dengan nama jabatan, sedangkan dalam hal diisi oleh pejabat fungsional atau pelaksana maka diisi dengan nama dan NIP yang bersangkutan. Angka (7) : Diisi dengan nomor Keputusan Pembentukan Tim Quality Assurance Pemeriksaan yang dicabut. Angka (8) : Diisi dengan tanggal Keputusan Pembentukan Tim Quality Assurance Pemeriksaan yang dicabut. Angka (9) : Cukup jelas. Angka (10) : Cukup jelas. Angka (11) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, tanda tangan pejabat, dan cap jabatan. *)Keterangan : Diktum KEENAM hanya dimunculkan dalam hal keputusan dimaksud merupakan perubahan atas susunan Tim Quality Assurance Pemeriksaan. Halaman 128 dari 237 Lampiran II.28 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ....................... (2) : Segera : : Usulan Pemeriksaan Ulang .................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan adanya .................................... (5) dengan analisis sebagaimana terlampir, bersama ini diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) Demikian disampaikan untuk dipertimbangkan. Kepala Kantor, ............................... NIP ....................... (11) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.28 Angka (1) : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat usulan Pemeriksaan Ulang. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat usulan Pemeriksaan Ulang. Angka (4) : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah DJP. Angka (5) : Diisi dengan alasan dilakukannya usulan Pemeriksaan Ulang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Angka (6) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (7) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (8) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (9) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (11) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 130 dari 237 Lampiran II.29 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 ANALISIS ALASAN PEMERIKSAAN ULANG I. Identitas Wajib Pajak Nama Wajib Pajak NPWP : ...................................................... (diisi dengan nama Wajib Pajak) : ...................................................... (diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak) Alamat Jenis Usaha/KLU Masa/Tahun Pajak II. : ...................................................... (diisi dengan alamat Wajib Pajak) : ...................................................... (diisi dengan Jenis Usaha/KLU) : ...................................................... (diisi dengan masa/tahun pajak) History Pemeriksaan ............................................................................................................................................ ...............................................(diisi dengan riwayat pemeriksaan dan hasilnya yang terdapat data baru/novum) III. Data Baru/Novum 1. FAKTA/DATA ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .. 2. ANALISA ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ... 3. POTENSI PAJAK ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ... 4. KESIMPULAN ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. Halaman 131 dari 237 ............................................................................................................................................. ... IV. Usul ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. (diisi dengan usulan yang direkomendasikan dan UP2 pemeriksaan ulang yang ditunjuk jika diusulkan untuk pemeriksaan ulang) ..............,.............20XX Pengusul Disetujui, Kepala Seksi............ ............................. NIP ....................... ............................. NIP ....................... Halaman 132 dari 237 Lampiran II.30 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .……………………………………………………………… RISALAH HASIL PEMBAHASAN USUL PEMERIKSAAN ULANG PADA KPP V. Identitas Wajib Pajak Nama Wajib Pajak NPWP : ...................................................... (diisi dengan nama Wajib Pajak) : ...................................................... (diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak) Alamat Jenis Usaha/KLU Masa/Tahun Pajak : ...................................................... (diisi dengan alamat Wajib Pajak) : ...................................................... (diisi dengan Jenis Usaha/KLU) : ...................................................... (diisi dengan masa/tahun pajak) VI. Hasil Pembahasan 1. Penelitian atas persyaratan formal usulan Pemeriksaan Ulang a. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .................... (diisi dengan uraian mengenai surat ketetapan pajak meliputi: nomor dan tanggal surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa/Tahun Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah dan tanggal pembayaran, serta keterangan lain; untuk membuktikan bahwa Wajib Pajak sudah pernah diterbitkan surat ketetapan pajak melalui pemeriksaan untuk Masa Pajak, Tahun Pajak dan jenis pajak yang akan dilakukan Pemeriksaan Ulang) b. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .................... (diisi dengan uraian mengenai data baru, termasuk data yang semula belum terungkap yang menjadi alasan untuk mengusulkan Pemeriksaan Ulang, kelengkapan bukti pendukung dari data baru serta ringkasan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan) c. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .....................(diisi dengan uraian mengenai bukti pendukung data baru, termasuk data yang semula belum terungkap yang menjadi alasan untuk mengusulkan Pemeriksaan Ulang yang telah disebutkan pada angka 1 huruf c) d. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .................... (diisi dengan uraian mengenai kesesuaian kode pemeriksaan dengan alasan pemeriksaan dan ruang lingkup pemeriksaan) 2. Potensi Pajak Halaman 133 dari 237 No Jenis Pajak Potensi (Rp) (1) (2) (3) Petunjuk Pengisian: Kolom (1) : Diisi dengan nomor urut. Kolom (2) : Diisi dengan total per jenis pajak yang diindikasikan terdapat potensi ketidakpatuhan Wajib Pajak berdasarkan hasil analisis risiko elemen SPT dan/atau laporan keuangan. Kolom (3) : Diisi dengan besarnya potensi pajak yang masih dapat digali sesuai analisis elemen SPT dan/atau laporan keuangan. 3. Simpulan …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………… (Diisi dengan simpulan Tim Pembahas Usul Pemeriksaan Ulang mengenai data baru, termasuk data yang semula belum terungkap yang menjadi alasan untuk mengusulkan Pemeriksaan Ulang, disertai dengan pernyataan Tim Pembahas Usul Pemeriksaan Ulang bahwa data tersebut merupakan data baru atau bukan) VII. Usulan Berdasarkan pembahasan atas Analisis Alasan Pemeriksaan Ulang Wajib Pajak yang telah dibuat oleh Account Representative (AR)/ Fungsional Pemeriksa Pajak, maka atas Analisis Alasan Pemeriksaan Ulang Wajib Pajak tersebut: dapat / tidak dapat* diusulkan Pemeriksaan Ulang. Tim Pembahas Usul Pemeriksaan Ulang KPP Nama dan NIP Tanda Tangan 1. ............................................... NIP......................................... 2. ............................................ ....................................... NIP...................................... 3. ............................................ ....................................... NIP...................................... 4. dst ....................................... * Coret yang tidak sesuai Halaman 134 dari 237 Lampiran II.31 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .……………………………………………………………… RISALAH HASIL PEMBAHASAN USUL PEMERIKSAAN ULANG OLEH KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT KANWIL DJP I. Identitas Wajib Pajak Nama Wajib Pajak NPWP : ...................................................... (diisi dengan nama Wajib Pajak) : ...................................................... (diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak) Alamat Jenis Usaha/KLU Masa/Tahun Pajak II. : ...................................................... (diisi dengan alamat Wajib Pajak) : ...................................................... (diisi dengan Jenis Usaha/KLU) : ...................................................... (diisi dengan masa/tahun pajak) Hasil Pembahasan 1. Penelitian atas persyaratan formal usulan Pemeriksaan Ulang a. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .................... (diisi dengan uraian mengenai surat ketetapan pajak meliputi: nomor dan tanggal surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa/Tahun Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah dan tanggal pembayaran, serta keterangan lain; untuk membuktikan bahwa Wajib Pajak sudah pernah diterbitkan surat ketetapan pajak melalui pemeriksaan untuk Masa Pajak, Tahun Pajak dan jenis pajak yang akan dilakukan Pemeriksaan Ulang) b. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .................... (diisi dengan uraian mengenai data baru, termasuk data yang semula belum terungkap yang menjadi alasan untuk mengusulkan pemeriksaan ulang, kelengkapan bukti pendukung dari data baru serta ringkasan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan) c. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .....................(diisi dengan uraian mengenai bukti pendukung data baru, termasuk data yang semula belum terungkap yang menjadi alasan untuk mengusulkan Pemeriksaan Ulang yang telah disebutkan pada angka 1 huruf c) d. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .................... (diisi dengan uraian mengenai kesesuaian kode pemeriksaan dengan alasan pemeriksaan dan ruang lingkup pemeriksaan) Halaman 135 dari 237 2. Potensi Pajak No Jenis Pajak Potensi (Rp) (1) (2) (3) Petunjuk Pengisian: Kolom (1) : Diisi dengan nomor urut. Kolom (2) : Diisi dengan total per jenis pajak yang diindikasikan terdapat potensi ketidakpatuhan Wajib Pajak berdasarkan hasil analisis risiko elemen SPT dan/atau laporan keuangan. Kolom (3) : Diisi dengan besarnya potensi pajak yang masih dapat digali sesuai analisis elemen SPT dan/atau laporan keuangan. 3. Simpulan Tim Pembahas Usul Pemeriksaan Ulang KPP …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………… (Diisi dengan simpulan Tim Pembahas Usul Pemeriksaan Ulang KPP) 4. Simpulan Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………… (Diisi dengan pendapat Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP terhadap usulan Pemeriksaan Ulang dari KPP) III. Usulan Berdasarkan simpulan sebagaimana disebutkan dalam romawi II angka 4, maka atas Usul Pemeriksaan Ulang Wajib Pajak tersebut: disetujui / ditolak*). Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP Nama dan NIP Tanda Tangan 1. ............................................... NIP......................................... 2. ............................................ ....................................... NIP...................................... 3. ............................................ ....................................... NIP...................................... 4. dst ....................................... * Coret yang tidak sesuai Halaman 136 dari 237 Lampiran II.32 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ....................... (2) : Segera : : Penerusan Usulan Pemeriksaan Ulang .................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan adanya surat dari .............................. (5) nomor............. (6) tanggal ................ (7) perihal Usulan Pemeriksaan Ulang terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12), bersama ini diteruskan Usulan Pemeriksaan Ulang tersebut. Demikian disampaikan untuk dipertimbangkan. Kepala Kantor, ............................... NIP ....................... (13) Tembusan: ......................... (14) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.32 Halaman 137 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nama Kantor Wilayah DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat Penerusan Usulan Pemeriksaan Ulang. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat Penerusan Usulan Pemeriksaan Ulang. Angka (4) : Diisi dengan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. Angka (5) : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak yang mengajukan Usulan Pemeriksaan Ulang. Angka (6) : Diisi dengan nomor surat Usulan Pemeriksaan Ulang dari Kantor Pelayanan Pajak. Angka (7) : Diisi dengan tanggal surat Usulan Pemeriksaan Ulang dari Kantor Pelayanan Pajak. Angka (8) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (9) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (10) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (11) : Diisi dengan Masa dan/atau Tahun Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (12) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (13) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (14) : Diisi dengan Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Halaman 138 dari 237 Lampiran II.33 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ............................................................................................. (1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ……………………. (2) : Segera : : Penolakan Usulan Pemeriksaan Ulang .............. (3) Yth. ……………………………. …………………………………. (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor ......................... (5) tanggal................ (6) dengan ini disampaikan bahwa usulan Pemeriksaan Ulang terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : ………………………………………. (7) : ………………………………………. (8) : ………………………………………. (9) : ....................................................... (10) :………………...………………...….. (11) ditolak, dengan alasan .............. (12). Demikian disampaikan untuk dimaklumi. a.n. Direktur Jenderal Kepala Kantor, ……………………… NIP..…………….. (13) Tembusan: Direktur Jenderal Pajak Halaman 139 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.33 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Wilayah DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat Penolakan Usul Pemeriksaan Ulang. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat Penolakan Usul Pemeriksaan Ulang. Angka (4) : Diisi dengan Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang mengajukan Usul Pemeriksaan Ulang. Angka (5) : Diisi dengan nomor surat Usul Pemeriksaan Ulang. Angka (6) : Diisi dengan tanggal surat Usul Pemeriksaan Ulang. Angka (7) : Diisi dengan Nama Wajib Pajak yang ditolak usul Pemeriksaan Ulangnya. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang ditolak usul Pemeriksaan Ulangnya. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang ditolak usul Pemeriksaan Ulangnya. Angka (10) : Diisi dengan Masa dan/atau Tahun Pajak. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (12) : Diisi dengan alasan penolakan usul Pemeriksaan Khusus. Angka (13) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 140 dari 237 Lampiran II.34 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .……………………………………………………………… RISALAH HASIL PEMBAHASAN USUL PEMERIKSAAN ULANG OLEH KOMITE PERENCANAAN PEMERIKSAAN TINGKAT PUSAT I. Identitas Wajib Pajak Nama Wajib Pajak NPWP : ...................................................... (diisi dengan nama Wajib Pajak) : ...................................................... (diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak) Alamat Jenis Usaha/KLU Masa/Tahun Pajak II. : ...................................................... (diisi dengan alamat Wajib Pajak) : ...................................................... (diisi dengan Jenis Usaha/KLU) : ...................................................... (diisi dengan masa/tahun pajak) Hasil Pembahasan 1. Penelitian atas persyaratan formal usulan Pemeriksaan Ulang a. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .................... (diisi dengan uraian mengenai surat ketetapan pajak meliputi: nomor dan tanggal surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa/Tahun Pajak, jumlah pajak yang terutang, jumlah dan tanggal pembayaran, serta keterangan lain; untuk membuktikan bahwa Wajib Pajak sudah pernah diterbitkan surat ketetapan pajak melalui pemeriksaan untuk Masa Pajak, Tahun Pajak dan jenis pajak yang akan dilakukan Pemeriksaan Ulang) b. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .................... (diisi dengan uraian mengenai data baru, termasuk data yang semula belum terungkap yang menjadi alasan untuk mengusulkan pemeriksaan ulang, kelengkapan bukti pendukung dari data baru serta ringkasan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan) c. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .....................(diisi dengan uraian mengenai bukti pendukung data baru, termasuk data yang semula belum terungkap yang menjadi alasan untuk mengusulkan Pemeriksaan Ulang yang telah disebutkan pada angka 1 huruf c) d. ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ .................... (diisi dengan uraian mengenai kesesuaian kode pemeriksaan dengan alasan pemeriksaan dan ruang lingkup pemeriksaan) Halaman 141 dari 237 2. Potensi Pajak No Jenis Pajak Potensi (Rp) (1) (2) (3) Petunjuk Pengisian: Kolom (1) : Diisi dengan nomor urut. Kolom (2) : Diisi dengan total per jenis pajak yang diindikasikan terdapat potensi ketidakpatuhan Wajib Pajak berdasarkan hasil analisis risiko elemen SPT dan/atau laporan keuangan. Kolom (3) : Diisi dengan besarnya potensi pajak yang masih dapat digali sesuai analisis elemen SPT dan/atau laporan keuangan. 3. Simpulan Tim Pembahas Usul Pemeriksaan Ulang KPP …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………… (Diisi dengan simpulan Tim Pembahas Usul Pemeriksaan Ulang KPP) 4. Simpulan Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………… (Diisi dengan simpulan Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Kanwil DJP terhadap usulan Pemeriksaan Ulang dari KPP) 5. Simpulan Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………… (Diisi dengan pendapat Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat) III. Usulan Berdasarkan simpulan sebagaimana disebutkan dalam romawi II angka 5, maka atas Usul Pemeriksaan Ulang Wajib Pajak tersebut: disetujui / ditolak*). Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat Nama dan NIP Tanda Tangan 1. ............................................... NIP......................................... 2. ............................................ ....................................... NIP...................................... 3. ............................................ ....................................... NIP...................................... 4. dst ....................................... * Coret yang tidak sesuai Halaman 142 dari 237 Lampiran II.35 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) NOTA DINAS Nomor: ND-............................ (2) Kepada : Direktur Jenderal Pajak Dari : Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Hal : Usulan melakukan pemeriksaan ulang Lampiran : 1 (satu) set Tanggal : ...................................................... (3) Berdasarkan hasil pembahasan Komite Perencanaan Pemeriksaan Tingkat Pusat terhadap usulan pemeriksaan ulang atas nama Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Jenis Pajak : : : : : ........................................... (4) ........................................... (5) ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) dengan ini disampaikan bahwa hasil pembahasan tersebut mengusulkan bahwa pemeriksaan ulang tersebut disetujui/ditolak*) sebagaimana terlampir. Apabila Bapak tidak berpendapat lain, terlampir konsep Surat Persetujuan Pemeriksaan Ulang/Surat Penolakan Usulan Pemeriksaan Ulang*) untuk dapat Bapak tandatangani. Demikian disampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan ............................... NIP ....................... (9) *) Coret yang tidak perlu Halaman 143 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.35 Angka (1) : Diisi dengan dengan nama dan alamat Dit. P2. Angka (2) : Diisi dengan nomor nota dinas. Angka (3) : Diisi dengan tanggal nota dinas. Angka (4) : Diisi dengan nama Wajib Pajak. Angka (5) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak. Angka (6) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Angka (7) : Diisi dengan usulan tahun pajak. Angka (8) : Diisi dengan usulan jenis pajak. Angka (9) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat. Halaman 144 dari 237 Lampiran II.36 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ..................................................................................... Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (1) : Segera : : Persetujuan Melakukan Pemeriksaan Ulang ................. (2) Yth. ........................................... ................................................... (3) Menindaklanjuti usul dari .................... (4) melalui surat nomor................ (5) tanggal........... (6) dengan ini diberikan persetujuan untuk melakukan Pemeriksaan Ulang terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Jenis Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ............................................(10) ............................................(11) ........................................... (12) Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Direktur Jenderal ..............................., ............................... NIP ....................... (13) Tembusan: 1. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan 2. ......................... (14) Halaman 145 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.36 Angka (1) : Diisi dengan nomor surat Persetujuan Pemeriksaan Ulang. Angka (2) : Diisi dengan tanggal surat Persetujuan Pemeriksaan Ulang. Angka (3) : Diisi dengan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan yang ditunjuk untuk melakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (4) : Diisi dengan nama Kantor Wilayah DJP yang mengusulkan Pemeriksaan Ulang. Angka (5) : Diisi dengan nomor surat usulan Pemeriksaan Ulang. Angka (6) : Diisi dengan tanggal surat usulan Pemeriksaan Ulang. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (10) : Diisi dengan Masa dan/atau Tahun Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (11) : Diisi dengan Jenis Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (12) : Diisi dengan Kode Pemeriksaan yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (13) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (14) : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah DJP atasan dari Unit Pelaksana Pemeriksaan yang mengusulkan Pemeriksaan Ulang. Halaman 146 dari 237 Lampiran II.37 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ..................................................................................... (1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ……………………. (2) : Segera : : Penolakan Usulan Pemeriksaan Ulang ............... (3) Yth. ……………………………. …………………………………. (4) Menindaklanjuti usul dari .................... (5) melalui surat nomor................ (6) tanggal........... (7) dengan ini disampaikan bahwa usul untuk melakukan Pemeriksaan Ulang terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : ………………………………………. (8) : ………………………………………. (9) : ………………………………………. (10) : ....................................................... (11) :……………… ………………...….. (12) ditolak. Demikian disampaikan untuk dimaklumi. Direktur Jenderal ……………………… NIP..…………….. (13) Tembusan: 1. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan 2. ……………………. (14) Halaman 147 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.37 Angka (1) : Diisi dengan Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat penolakan usul Pemeriksaan Ulang. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat penolakan usul Pemeriksaan Ulang. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat unit yang mengajukan usul Pemeriksaan Ulang. Angka (5) Diisi dengan unit yang mengajukan usul Pemeriksaan Ulang Angka (6) : Diisi dengan nomor surat Usulan Pemeriksaan Ulang. Angka (7) : Diisi dengan tanggal surat Usulan Pemeriksaan Ulang. Angka (8) : Diisi dengan Nama Wajib Pajak yang ditolak usul Pemeriksaan Ulangnya. Angka (9) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang ditolak usul Pemeriksaan Ulangnya. Angka (10) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang ditolak usul Pemeriksaan Ulangnya. Angka (11) : Diisi dengan Masa dan/atau Tahun Pajak. Angka (12) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (13) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (14) : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah DJP atasan dari Unit Pelaksana Pemeriksaan yang mengusulkan Pemeriksaan Ulang. Halaman 148 dari 237 Lampiran II.38 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ..................................................................................... Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (1) : Segera : : Instruksi Melakukan Pemeriksaan Ulang ................. (2) Yth. ........................................... ................................................... (3) Sehubungan dengan .................... (4), dengan ini diinstruksikan untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap Wajib Pajak: Nama : ........................................... (5) NPWP : ........................................... (6) Alamat : ........................................... (7) Kode Pemeriksaan : ........................................... (8) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Masa dan Tahun Pajak yang diperiksa adalah ................................ (9); 2. Pemeriksaan harus diselesaikan selambat-lambatnya ..................... (10); 3. Pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pembahasan akhir dapat dilakukan setelah mendapat surat tindak lanjut hasil pemeriksaan dari Direktur Pemeriksaan dan Penagihan; dan 4. ............................................................................................................ (11). Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. a.n. Direktur Jenderal Direktur Pemeriksaan dan Penagihan ............................... NIP ....................... (12) Tembusan: 1. Direktur Jenderal Pajak 2. ........................... (13) Halaman 149 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.38 Angka (1) Angka (2) : : Diisi dengan nomor surat Instruksi Pemeriksaan Ulang Diisi dengan tanggal surat Instruksi Pemeriksaan Ulang Angka (3) : Diisi dengan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan yang ditunjuk untuk melakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (4) : Diisi dengan alasan dilakukannya Pemeriksaan Ulang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Angka (5) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diinstruksikan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (6) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diinstruksikan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (7) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (8) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (9) : Diisi dengan Masa dan/atau Tahun Pajak Pajak yang diinstruksikan untuk dilakukan Pemeriksaan Ulang. Angka (10) : Diisi dengan batas waktu penyelesaian pemeriksaan. (Contoh: Pemeriksaan harus diselesaikan selambat-lambatnya 4 bulan sejak surat pemberitahuan pemeriksaan disampaikan). Angka (11) : Diisi dengan ketentuan lain yang diperlukan. Angka (12) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (13) : Diisi dengan Kepala Kantor Wilayah DJP atasan KPP tempat WP terdaftar. Halaman 150 dari 237 Lampiran II.39 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH............. (Diisi dengan nama Kantor Wilayah ybs) KANTOR.............................. (Diisi dengan nama UP2 ybs) LAPORAN KEMAJUAN PEMERIKSAAN YANG DITINGKATKAN MENJADI PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN Nomor Laporan : LAPJU.-......./WPJ.XX/KP.XX/20XX (Diisi dengan nomor Tanggal Laporan Nama Wajib Pajak NPWP Tahun Pajak : : : : laporan sesuai nomor urut dan kode UP2) ..........(Diisi dengan tanggal laporan dibuat) ..........(Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa) ..........(Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa) ..........(Diisi dengan Tahun Pajak yang diperiksa) Halaman 151 dari 237 A. IDENTITAS WAJIB PAJAK 1. Nama Wajib Pajak : ...........(Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa) 2. NPWP Pusat : ..........(Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak kantor pusat Wajib Pajak yang diperiksa) 3. Alamat : ...........(Diisi dengan alamat kantor pusat Wajib Pajak yang diperiksa) 4. Penanggung Jawab : ...........(Diisi dengan nama dan jabatan orang yang diserahi tanggung jawab mengelola perusahaan) 5. Kegiatan Usaha : ...........(Diisi dengan kegiatan usaha Wajib Pajak yang dominan) 6. Kode Lapangan Usaha : ...........(Diisi dengan kode lapangan usaha sesuai kegiatan usaha Wajib Pajak) B. DASAR PEMERIKSAAN 1. ..................................................................................................................................... 2. .............................................................................................................................dst. C. SURAT PERINTAH PEMERIKSAAN 1. Nomor Surat Perintah Pemeriksaan : .................(Diisi dengan nomor Surat Perintah Pemeriksaan) 2. Tanggal Surat Perintah Pemeriksaan : .................(Diisi dengan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan) D. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN 1. Kronologis Pemeriksaan ....................................................................................................................................... (uraikan jalannya pemeriksaan secara urut rinci, jelas dan terfokus, termasuk tanggal dan jam dilakukan penyampaian surat pemberitahuan pemeriksaan, hari dan tanggal peninjauan ke lokasi Wajib Pajak, pihak-pihak yang ditemui selama pemeriksaan, dan informasi lain yang terkait selama pemeriksaan) 2. Alasan Diusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan ....................................................................................................................................... (uraikan alasan Wajib Pajak diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan bukti permulaan serta bukti pendukungnya termasuk nomor surat dan tanggal surat diusulkannya Pemeriksaan Bukti Permulaan, serta nomor surat dan tanggal persetujuan) Halaman 152 dari 237 E. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN SEMENTARA ....................................................................................................................................... (uraikan hasil pemeriksaan sementara secara jelas termasuk perhitungan sementara pajak terutang baik atas jenis pajak yang ditangguhkan maupun yang tidak ditangguhkan). F. USULAN HASIL PEMERIKSAAN ...................................................................................................................................................................... (uraikan hasil pemeriksaan yang dapat menjadi dasar penerbitan ketetapan pajak untuk jenis pajak yang tidak ditangguhkan) .................................................... (diisi dengan tempat dan tanggal pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan) Supervisor Ketua Tim ............................. NIP .................................... NIP (Diisi dengan nama dan NIP Supervisor) (Diisi dengan nama dan NIP Ketua Tim) Anggota Tim*) ................................. (Diisi dengan nama dan NIP anggota tim) *)minimal satu anggota tim Mengetahui ............................. .............................. NIP (Diisi dengan jabatan, nama, dan NIP Kepala UP2) Halaman 153 dari 237 Lampiran II.40 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Pemberitahuan Penangguhan Pemeriksaan ........................(3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan di bidang perpajakan terhadap perusahaan/pekerjaan Saudara di bawah ini: Nama : ……………………………………………………………….. NPWP : Alamat : ……………………………………………………………….. Masa/Tahun Pajak : (5) (6) (7) (8) Tujuan Pemeriksaan : Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan nomor: ...........………. tanggal …………….(9) bersama ini diberitahukan bahwa pemeriksaan tersebut ditangguhkan dengan alasan............................(10). Demikian untuk menjadi perhatian. ............................................(11) ………..…………………….. NIP Tembusan: ........................... (12) Diterima oleh : ……..……......(13) Jabatan : ………..…...... (14) Tanggal : ………........….(15) Tanda tangan/cap : …………....…..(16) Halaman 154 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.40 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat UP2. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan penangguhan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan penangguhan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (5) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (6) : Diisi dengan NPWP yang yang diperiksa. Angka (7) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (8) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diperiksa. Contoh: 1. Pemeriksaan dilakukan untuk Masa Pajak Januari s.d Mei Tahun 2010, maka diisi: 0 1 1 0 0 5 1 0 2. Pemeriksaan dilakukan untuk Tahun Pajak 2010 dan tahun bukunya sama dengan tahun kelender, maka diisi: 0 1 1 0 1 2 1 0 3. Pemeriksaan dilakukan untuk Tahun Pajak 2010, namun tahun bukunya mulai tanggal 1 April 2010 sampai dengan 31 Maret 2011, maka diisi 0 4 1 0 0 3 1 1 Angka (9) : Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan. Angka (10) : Diisi dengan alasan yang mendasari penangguhan pemeriksaan. Angka (11) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (12) : Diisi dengan Kepala Kanwil DJP. Angka (13) : Diisi dengan nama penerima Surat Pemberitahuan Pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan penerima Surat Pemberitahuan Perubahan Jenis Pemeriksaan. Angka (15) : Diisi dengan Pemeriksaan. Angka (16) : Diisi dengan tanda tangan penerimadan cap perusahaan penerima Surat Pemberitahuan Perubahan Jenis Pemeriksaan. tanggal terima Surat Halaman 155 dari 237 Pemberitahuan Perubahan Jenis Perubahan Jenis Lampiran II.41 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 DAFTAR PERSEDIAAN WAJIB PAJAK YANG AKAN DIUSULKAN PEMERIKSAAN RUTIN KPP …….. Bulan ………….. Jenis Spt No Nama Wajib Pajak NPWP Spt Tahunan PPh (1) (2) (3) (4) Status SPT Spt Masa PPN Tahun Pajak/ Masa Pajak Lebih Bayar Restitusi Lebih Bayar Kompensasi Rugi Tidak Lebih Bayar (Rtlb) Perubahan Tahun Buku, Metode Pembukuan, Revaluasi Aktiva Tetap WP badan Melakukan Penggabungan, Peleburan, Pemecahan, Pengambilalihan, Atau Penutupan Usaha, WP OP Yang Akan Meninggalkan Indonesia Keterangan (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) I. Pemeriksaan Rutin Berdasarkan Daftar Nominatif 1 2 II. Pemeriksaan Rutin Berdasarkan DSPP 1 2 dst Petunjuk pengisian: Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) : : : : : : : : : : : : Cukup jelas; Cukup jelas; Cukup jelas; Diisi dengan tanda check list (V) untuk menentukan status SPT; Diisi dengan tanda check list (V) untuk menentukan status SPT; Diisi dengan Tahun Pajak yang akan diperiksa untuk SPT Tahunan PPh badan/Orang Pribadi atau Masa Pajak yang akan diperiksa untuk SPT Masa PPN; Diisi dengan tanda check list (V) untuk menentukan status SPT; Diisi dengan tanda check list (V) untuk menentukan status SPT; Diisi dengan tanda check list (V) untuk menentukan status SPT; Diisi dengan tanda check list (V) untuk menentukan status SPT; Diisi dengan tanda check list (V) untuk menentukan status SPT; Diisi apabila sudah ditindaklanjuti dengan penerbitan SP2 dengan keterangan “ sudah terbit SP2” dan ditambahkan tanggal jatuh tempo penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran pajak (apabila status SPT Lebih Bayar Restitusi) Halaman 156 dari 237 Lampiran II.42 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) NOTA DINAS Nomor: ND-............................ (2) Kepada : ...................................................... (3) Dari : Tim Pemeriksa Pajak Hal : Penghapusan NPWP/Pencabutan Pengukuhan PKP Tanggal : ...................................................... (4) Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan Nomor LHP..............(5) tanggal.............(6), dengan ini disampaikan usul untuk melakukan ................................... (7) terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat : ........................................... (8) : ........................................... (9) : ........................................... (10) Demikian disampaikan untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku. a.n. Tim Pemeriksa Pajak, Supervisor ............................... NIP ....................... (11) Halaman 157 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.42 Angka (1) : Diisi dengan dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (2) : Diisi dengan nomor nota dinas. Angka (3) : Diisi dengan Kepala Kantor Pelayanan Pajak c.q Kepala Seksi Pelayanan. Angka (4) : Diisi dengan tanggal nota dinas. Angka (5) : Diisi dengan nomor Laporan Hasil Pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan. Angka (7) : Angka (8) : Diisi dengan: 1. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak; 2. Pencabutan Pengukuhan Pengusahan Kena Pajak; atau 3. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Diisi dengan nama Wajib Pajak. Angka (9) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak. Angka (10) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak. Angka (11) : Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan Supervisor. Halaman 158 dari 237 Lampiran II.43 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 Daftar Persediaan Objek Pajak yang Akan Dilakukan Pemeriksaan Rutin ………………………………………(1) No Urut NOP (2) (3) Alamat Objek pajak (4) Nama Subjek Pajak atau Wajib Pajak (5) NPWP Penyampaian SPOP (6) (7) Penundaan Pengembalian SPOP (8) 1. dst Halaman 159 dari 237 Surat Teguran (9) Batas Waktu Pengembalian SPOP (10) Keterangan (11) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.43 Angka (1) : Diisi dengan nama UP2 pengusul Pemeriksaan Rutin. Angka (2) : Diisi nomor urut. Angka (3) : Diisi Nomor Objek Pajak. Angka (4) : Diisi alamat Objek Pajak. Angka (5) : Diisi nama Subjek Pajak atau Wajib Pajak yang Objek Pajaknya diusulkan Pemeriksaan Rutin. Angka (6) : Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak dari Subjek Pajak atau Wajib Pajak yang Objek Pajaknya diusulkan Pemeriksaan Rutin. Angka (7) : Diisi nomor dan tanggal surat penyampaian SPOP/LSPOP kepada Subjek Pajak atau Wajib Pajak. Angka (8) : Diisi nomor dan tanggal surat pemberitahuan penundaan pengembalian SPOP/LSPOP dari Subjek Pajak atau Wajib Pajak Angka (9) : Diisi nomor dan tanggal Surat Teguran pengembalian SPOP/LSPOP. Angka (10) : Diisi tanggal yang menjadi batas akhir pengembalian SPOP/LSPOP bagi Subjek Pajak atau Wajib Pajak. Angka (11) : Diisi keterangan yang diperlukan. Lampiran II.44 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANWIL DJP ..................(1) KANTOR PELAYANAN PAJAK .................... (1) NOTA DINAS Nomor: ND-.................................................(2) Kepada Dari Lampiran Hal Tanggal : Kepala Kantor Pelayanan Pajak : .......................................................(3) : 1 (satu) set (4) : Usulan Pemeriksaan Rutin Berdasarkan Daftar Nominatif : ..................................................... (5) Sesuai dengan ketentuan Romawi III huruf b angka 13 huruf a) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-15/PJ/2018 tanggal 13 Agustus 2018 tentang Kebijakan Pemeriksaan, terlampir disampaikan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang memenuhi kriteria Pemeriksaan Rutin yang akan diperiksa untuk bulan …………….(6) Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ..............................(7) …………………… NIP …………….... Halaman 161 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.44 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak. Angka (2) : Diisi dengan nomor Nota Dinas. Angka (3) : Diisi dengan Kepala Seksi Berdasarkan Daftar Nominatif Angka (4) : Dilampiri dengan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan dilakukan Pemeriksaan Rutin Berdasarkan Daftar Nominatif. Angka (5) yang mengusulkan Pemeriksaan Rutin Diisi dengan tanggal Nota Dinas. Angka (6) : Diisi dengan bulan daftar nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa Angka (7) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan Halaman 162 dari 237 Lampiran II.45 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) DAFTAR NOMINATIF WAJIB PAJAK YANG AKAN DIPERIKSA No Alasan Pemeriksaan Rutin dan Nama WP (2) I (3) SPT Tahunan PPh/SPT Masa PPN menyatakan Lebih Bayar 1 ...................................... 2 dst II NPWP (4) Masa/ Tahun Pajak (5) Keterangan (6) SPT Tahunan PPh untuk Tahun Pajak saat Wajib Pajak melakukan penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha, pemecahan usaha, likuidasi/penutupan usaha, pengambilalihan usaha, atau Wajib Pajak orang pribadi akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya 1 ...................................... 2 dst .........................(7) .......................... NIP................... Halaman 163 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.45 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak. Kolom (2) : Diisi dengan nomor urut Wajib Pajak untuk masing-masing alasan Pemeriksaan Rutin. Kolom (3) : Diisi dengan nama Wajib Pajak orang pribadi atau badan yang akan diperiksa untuk masing-masing alasan Pemeriksaan Rutin. Apabila untuk suatu alasan pemeriksaan dalam masa laporan yang bersangkutan tidak ada Wajib Pajak yang akan diperiksa, maka alasan pemeriksaan pada kolom ini diisi dengan Nihil. Kolom (4) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan. Kolom (5) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diusulkan. Kolom (6) : Untuk masing-masing nomor urut alasan Pemeriksaan Rutin, diisi dengan: I. Tanggal SPT Tahunan PPh /SPT Masa PPN disampaikan dan jumlah Lebih Bayar (Rp) dan jenis pajak yang menyatakan Lebih Bayar, misalnya SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN; II. Bulan dan tahun dilakukannya penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha, pemecahan usaha, likuidasi/penutupan usaha, pengambilalihan usaha, atau Wajib Pajak orang pribadi akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya. Khusus untuk likuidasi, penggabungan atau pengalihan usaha dapat diisi dengan bulan dan tahun saat diumumkan di media massaBagian Tahun Pajak sebelum perubahan; Angka (7) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 164 dari 237 Lampiran II.46 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 LEMBAR PENGECEKAN SPT LEBIH BAYAR Nama WP : ........................................................................................................ NPWP : ........................................................................................................ Tahun Pajak : ........................................................................................................ Nama KAP : ........................................................................................................ Jenis SPT : ........................................................................................................ A. Pengecekan atas SPT Wajib Pajak No. Kriteria Ya Tidak 1 SPT telah sesuai UU KUP Pasal 3 2 SPT menyatakan Lebih Bayar 3 Memohon restitusi atas kelebihan pembayaran pajak 4 Dalam hal SPT yang disampaikan berupa SPT Pembetulan : SPT tersebut telah memenuhi ketentuan dalam Pasal 8 ayat (1) dan ayat (1a) UU KUP Kesimpulan : SPT bukan SPT permohonan permohonan Bukan SPT pengembalian pengembalian B. Pengecekan atas Kriteria/Syarat Wajib Pajak No. Kriteria 1 Wajib Pajak kriteria tertentu sebagaimana dimaksud Pasal 17C UU KUP 2 Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud Pasal 17D UU KUP 3 Memilih dilakukan pengembalian pendahuluan Kesimpulan : Permohonan pengembalian sesuai Pasal 17B UU KUP Permohonan pengembalian sesuai Pasal 17C UU KUP Halaman 165 dari 237 Ya Tidak Permohonan pengembalian sesuai Pasal 17D UU KUP C. Pengecekan atas pemenuhan syarat dalam Pasal 5 ayat (2) PMK 17/PMK.03/2013 No. 1 Kriteria Tahun pajak yang diperiksa diaudit oleh Akuntan Publik yang tercantum pada daftar nama Nama Akuntan Publik : ........................................... No. Register Akuntan Publik 2 3 5 7 8 : ........................................... Pendapat Akuntan Publik atas Laporan Keuangan 1 (satu) tahun sebelum Tahun Pajak yang dimintakan restitusi adalah Wajar Tanpa Pengecualian Laporan Keuangan 2 (dua) tahun sebelum Tahun Pajak yang dimintakan restitusi diaudit oleh Akuntan Publik yang tercantum pada daftar nama Nama Akuntan Publik : ........................................... No. Register Akuntan Publik 6 : ........................................... Pendapat Akuntan Publik atas Laporan Keuangan Tahun Pajak yang diperiksa adalah Wajar Tanpa Pengecualian Laporan Keuangan 1 (satu) tahun sebelum Tahun Pajak yang dimintakan restitusi diaudit oleh Akuntan Publik yang tercantum pada daftar nama Nama Akuntan Publik : ........................................... No. Register Akuntan Publik 4 Ya : ........................................... Pendapat Akuntan Publik atas Laporan Keuangan 2 (dua) tahun sebelum Tahun Pajak yang dimintakan restitusi adalah Wajar Tanpa Pengecualian Sedang dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan, penyidikan, atau penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan Dalam 5 (lima) tahun terakhir pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan Kesimpulan : Penelitian Pemeriksaan Kantor Pemeriksaan Lapangan ......................., ..................... Yang Melakukan Penelitian ............................................. NIP...................................... Halaman 166 dari 237 Tidak Lampiran II.47 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANWIL DJP ...................... (1) KANTOR PELAYANAN PAJAK ....................... (1) NOTA DINAS Nomor: ND-.................................................(2) Kepada Dari Lampiran Hal Tanggal : .......................................................(3) : Kepala Kantor Pelayanan Pajak : 1 (satu) set (4) : Penugasan Pemeriksaan Rutin Berdasarkan Daftar Nominatif : ..................................................... (5) Sehubungan dengan Nota Dinas Nomor ................(6) tanggal …………….(7) dengan ini ditugaskan kepada Saudara untuk melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak sebagaimana terlampir. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. ..............................(8) …………………… NIP …………….... Halaman 167 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.47 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak. Angka (2) : Diisi dengan nomor Nota Dinas penugasan Pemeriksaan Rutin. Angka (3) : Diisi dengan Kepala Seksi tujuan Nota Dinas. Angka (4) : Diisi dengan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (5) : Diisi dengan tanggal Nota Dinas. Angka (6) : Diisi dengan nomor Nota Dinas usulan mengenai daftar nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa. Angka (7) : Diisi dengan tanggal Nota Dinas usulan mengenai daftar nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa. Angka (8) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 168 dari 237 Lampiran II.48 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANWIL DJP ..................(1) KANTOR PELAYANAN PAJAK .................... (1) DAFTAR WAJIB PAJAK YANG DISETUJUI UNTUK DIPERIKSA No (2) I Alasan Pemeriksaan Rutin dan Nama WP (3) SPT Tahunan PPh/SPT menyatakan Lebih Bayar 1 ...................................... 2 dst II NPWP (4) Masa Masa/ Tahun Pajak (5) Kode Pemeriksaan PPN SPT Tahunan PPh untuk Tahun Pajak saat Wajib Pajak melakukan penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha, pemecahan usaha, likuidasi/penutupan usaha, pengambilalihan usaha, atau Wajib Pajak Orang Pribadi akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya 1 ...................................... 2 dst ........................(7) ....................... NIP................. Halaman 169 dari 237 (6) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.48 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak. Kolom (2) : Diisi dengan nomor urut Wajib Pajak untuk masing-masing alasan Pemeriksaan Rutin. Kolom (3) : Diisi dengan nama Wajib Pajak orang pribadi atau badan yang akan diperiksa untuk masing-masing alasan Pemeriksaan Rutin. Kolom (4) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. Kolom (5) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diperiksa. Kolom (6) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Kolom (7) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 170 dari 237 Lampiran II.49 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANWIL DJP ...................... (1) KANTOR PELAYANAN PAJAK ....................... (1) NOTA DINAS Nomor: ND-.................................................(2) Kepada Dari Lampiran Hal Tanggal : .......................................................(3) : Kepala Kantor Pelayanan Pajak : 1 (satu) set (4) :Penolakan Pemeriksaan Rutin Berdasarkan Daftar Nominatif : ..................................................... (5) Sehubungan dengan Nota Dinas Nomor ................(6) tanggal …………….(7) dengan ini disampaikan bahwa atas usulan Daftar Nominatif Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak sebagaimana terlampir ditolak. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. ..............................(8) …………………… NIP …………….... Halaman 171 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.49 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak. Angka (2) : Diisi dengan nomor Nota Dinas penugasan Pemeriksaan Rutin. Angka (3) : Diisi dengan Kepala Seksi tujuan Nota Dinas. Angka (4) : Diisi dengan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang diperiksa. Angka (5) : Diisi dengan tanggal Nota Dinas. Angka (6) : Diisi dengan nomor Nota Dinas usulan mengenai daftar nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa. Angka (7) : Diisi dengan tanggal Nota Dinas usulan mengenai daftar nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa. Angka (8) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 172 dari 237 Lampiran II.50 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANWIL DJP ................(1) KANTOR PELAYANAN PAJAK .................. (1) DAFTAR WAJIB PAJAK YANG DITOLAK UNTUK DIPERIKSA No Alasan Pemeriksaan Rutin dan Nama WP (2) I (3) SPT Tahunan PPh/SPT Masa PPN menyatakan Lebih Bayar 1 ...................................... 2 dst II NPWP (4) Masa/ Tahun Pajak (5) Alasan Penolakan (6) SPT Tahunan PPh untuk Tahun Pajak saat Wajib Pajak melakukan penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha, pemecahan usaha, likuidasi/penutupan usaha, pengambilalihan usaha, atau Wajib Pajak orang pribadi akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya 1 ...................................... 2 dst ......................(7) ....................... NIP................. Halaman 173 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.50 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak. Kolom (2) : Diisi dengan nomor urut Wajib Pajak untuk masing-masing alasan Pemeriksaan Rutin. Kolom (3) : Diisi dengan nama Wajib Pajak orang pribadi atau badan yang akan diperiksa untuk masing-masing alasan Pemeriksaan Rutin. Kolom (4) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang ditolak nominatifnya Kolom (5) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak. Kolom (6) : Diisi dengan alasan penolakan nominatif. Angka (7) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 174 dari 237 Lampiran II.51 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 BERITA ACARA PEMBAHASAN USULAN PEMERIKSAAN KHUSUS BERDASARKAN KETERANGAN LAIN BERUPA DATA KONKRET Nomor: BA-................(1) Pada hari ini .......... (2) tanggal .......... (3), bertempat di .......... (4) telah dilakukan pembahasan mengenai usulan pemeriksaan khusus berdasarkan keterangan lain berupa data konkret terhadap: Nama : ………………………………………. (5) NPWP : ………………………………………. (6) Alamat : ………………………………………. (7) Masa/Tahun Pajak : ……..…………………………………(8) Kode Pemeriksaan : ………………………………………. (9) dengan hasil ....................(10). Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya dipertanggungjawabkan dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya . untuk dapat Kepala Seksi Pemeriksaan Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II .................................(11) NIP .......................... .................................(11) NIP .......................... Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV .................................(11) NIP .......................... .................................(11) NIP .......................... Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi .................................(11) NIP .......................... .................................(11) NIP .......................... Kepala Kantor .................................(11) NIP .......................... Halaman 175 dari 237 Lampiran Berita Acara pembahasan usulan pemeriksaan khusus berdasarkan keterangan lain berupa data konkret KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .……………………………………………………………… RISALAH PEMBAHASAN KETERANGAN LAIN BERUPA DATA KONKRET Nama Wajib Pajak NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Seksi Pengusul Account Representative (AR) : : : : : : ........................................... (5) ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (12) ........................................... (13) 1. Uraian Jenis Data Konkret (beri tanda silang (x) pada kotak yang telah disediakan) hasil klarifikasi/konfirmasi Faktur Pajak bukti pemotongan Pajak Penghasilan data perpajakan terkait dengan Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPT dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) UU KUP dan setelah ditegur secara tertulis Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran, berupa: 1) ............ 2) ............ bukti transaksi atau data lainnya yang dapat digunakan untuk menghitung kewajiban perpajakan Wajib Pajak berupa: 1) ............ 2) ............ 2. Identifikasi keterangan lain berupa Data Konkret a. Tanggal dan Nomor Data : ................................................................... b. Nilai Data : .................................................................... c. Jenis Pajak yang relevan : ................................................................... d. Potensi Pajak : ................................................................... 3. Pembahasan a. Upaya yang sudah dilakukan oleh Account Representative terkait Data Konkret ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ b. Pertimbangan Beban Kerja Pemeriksaan dan Efisiensi Penyelesaian Pemeriksaan Khusus ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ c. Ruang Lingkup Pemeriksaan yang akan dilakukan Halaman 176 dari 237 ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ d. Validitas alamat untuk pemanggilan Wajib Pajak dalam rangka pemeriksaan ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ ........................................................................................................................... e. Identifikasi Kemampuan Wajib Pajak dalam membayar ketetapan ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ 4. Simpulan Hasil Pembahasan Berdasarkan hasil pembahasan terhadap data konkret sebagaimana di atas, Data Konkret ini disetujui/tidak disetujui *) untuk dilakukan pemeriksaan ...................... (10) Kepala Seksi Pemeriksaan Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi .......... Account Representative .................................. NIP .................................. NIP .................................. NIP Mengetahui, Kepala KPP .................................. NIP PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.51 Halaman 177 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nomor Berita Acara. Angka (2) : Diisi dengan hari dilakukannya pembahasan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal dilakukannya pembahasan. Angka (4) : Diisi dengan tempat dilakukannya pembahasan. Angka (5) : Diisi dengan Nama Wajib Pajak. Angka (6) Diisi dengan NPWP Wajib Pajak. Angka (7) : Diisi dengan Alamat Wajib Pajak. Angka (8) : Diisi dengan Masa/Tahun Pajak. Angka (9) Diisi dengan usulan Kode Pemeriksaan. Angka (10) : Diisi dengan hasil pembahasan. Angka (11) : Diisi dengan Nama dan NIP pejabat terkait. Angka (12) Angka (13) Diisi dengan seksi pengusul. : Diisi dengan nama AR. Halaman 178 dari 237 Lampiran II.52 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) NOTA DINAS Nomor: ND-.................................................(2) Kepada Dari Lampiran Hal Tanggal : Kepala Kantor Pelayanan Pajak : .......................................................(3) : 1 (satu) set (4) : Usulan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret : ..................................................... (5) Sehubungan dengan adanya keterangan lain berupa data konkret atas Wajib Pajak sebagaimana terlampir, dengan ini disampaikan usul untuk melakukan Pemeriksaan Khusus terhadap Wajib Pajak (daftar terlampir): Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : ………………………………………. (6) : ………………………………………. (7) : ………………………………………. (8) : ……..…………………………………(9) : ………………………………………. (10) Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ..............................(11) …………………… NIP …………….... Halaman 179 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.52 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak. Angka (2) : Diisi dengan nomor Nota Dinas. Angka (3) : Diisi dengan Kepala Seksi yang mengusulkan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret. Angka (4) : Dilampiri dengan Lembar Analisis yang dibuat oleh pengusul Pemeriksaan Data Konkret yang paling sedikit berisi uraian mengenai kegiatan pengawasan yang telah dilakkukan kepada WP, uraian eksistensi WP, uraian potensi atas Data Konkret. Angka (5) Diisi dengan tanggal Nota Dinas. Angka (6) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk diperiksa (dalam hal terdapat lebih dari satu Wajib Pajak, dibuatkan daftar lampiran) Angka (7) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan untuk diperiksa. Angka (8) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret. Angka (9) : Diisi dengan Masa dan/atau Tahun Pajak yang diusulkan dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (11) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan Halaman 180 dari 237 Lampiran II.53 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : .........................(2) : Segera : 1 (satu) set : Pemberitahuan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret .........................(3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan hasil pembahasan keterangan lain berupa data konkret atas Wajib Pajak sebagaimana terlampir, dengan ini disampaikan pemberitahuan untuk melakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret terhadap Wajib Pajak sebagai berikut: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan UP2 : : : : : : ........................................... (5) ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ...............................(11) ............................... NIP ....................... Halaman 181 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.53 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat UP2. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Kepala Kanwil DJP atasan UP2 Lokasi. Angka (5) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret (dalam hal jumlah Wajib Pajak lebih dari satu, maka dibuatkan daftar lampiran) Angka (6) : Diisi dengan NPWP yang dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret. Angka (7) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret. Angka (8) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret. Angka (9) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret. Angka (10) : Diisi dengan UP2 yang melakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Keterangan Lain Berupa Data Konkret . Angka (11) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 182 dari 237 Lampiran II.54 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .……………………………………………………………… ANALISIS RISIKO WAJIB PAJAK PEMERIKSAAN KHUSUS SATU ATAU BEBERAPA JENIS PAJAK I. PROFIL WAJIB PAJAK A. Identitas Wajib Pajak Nama Wajib Pajak : NPWP : Alamat : KLU : .............................. (diisi dengan nama Wajib Pajak) .............................. (diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak) .............................. (diisi dengan alamat Wajib Pajak) .............................. (diisi dengan Klasifikasi Lapangan Usaha) B. Kegiatan Usaha Diisi dengan ringkasan kegiatan usaha Wajib Pajak. Dalam hal terdapat perbedaan antara KLU dengan kegiatan usaha yang sebenarnya, dapat ditambahkan uraian mengenai kegiatan usaha yang sebenarnya yang berasal dari data internal dan/atau data eksternal dengan mencantumkan sumber data tersebut. C. Data Pihak Ketiga Diisi dengan data pihak ketiga mengenai Wajib Pajak yang diperoleh dari hasil pertukaran data dengan pihak ketiga, misalnya data kependudukan, data PP 31/2012, data Pemda, dll. II. PIHAK-PIHAK YANG BERAFILIASI DENGAN WAJIB PAJAK A. B. Daftar Pemegang Saham dan Pengurus Diisi dengan daftar pemegang saham dan pengurus Wajib Pajak (dalam hal Wajib Pajak Badan) yang dapat diperoleh dari data internal DJP. Pohon kepemilikan Berdasarkan daftar pemegang saham tersebut dibuat sebuah pohon kepemilikan untuk menggambarkan kepemilikan dari Wajib Pajak tersebut (dalam hal Wajib Pajak Badan). III. IDENTIFIKASI PENANGGUNG PAJAK Diisi dengan: 1. uraian mengenai penanggung pajak, dapat terdiri dari identifikasi nama masing-masing penanggung pajak, foto diri dan profil penanggung pajak sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai penanggung pajak. 2. identifikasi harta yang dimiliki Wajib Pajak/Penanggung Pajak sebagai upaya untuk mengetahui kemampuan Wajib Pajak untuk membayar pajak yang terutang dalam hal terdapat potensi pajak yang ditindaklanjuti dengan pemeriksaan. 3. data internal dan eksternal lainnya terkait penanggung pajak. IV. PEMENUHAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK A. Evaluasi Pelaporan Wajib Pajak SPT Masa PPh dan PPN untuk tahun pajak yang diusulkan Halaman 183 dari 237 No Jenis Pajak Masa Pajak (1) (2) (3) dst Tanggal Pembayaran (4) Tanggal Pelaporan (5) Keterangan (6) ... Petunjuk pengisian (diisi hanya untuk pembayaran atau pelaporan yang tidak tepat waktu): Kolom (1) : Cukup jelas. Kolom (2) : Diisi dengan jenis pajak, misalnya PPh Pasal 25/29, PPh Pasal 21/26, PPN, dll). Kolom (3) : Diisi dengan masa pajak. Kolom (4) : Diisi dengan tanggal pembayaran yang tidak tepat waktu. Kolom (5) : Diisi dengan tanggal pelaporan yang tidak tepat waktu. Kolom (6) : Diisi dengan hal-hal yang dianggap perlu, misalnya SPT tidak disampaikan. Apabila Pemeriksaan Khusus yang diusulkan adalah pemeriksaan atas satu atau beberapa jenis pajak untuk tahun berjalan, maka cukup diisi sampai dengan masa pajak yang diusulkan untuk diperiksa. B. Tren Pembayaran per Jenis Pajak Tahun Pajak No Jenis Pajak (1) (2) dst Tahun ... Tahun ... Tahun ... (3) (4) (5) Keterangan (6) ... Petunjuk pengisian: Diisi untuk tahun pajak yang diusulkan dan 2 (dua) tahun sebelum tahun pajak yang diusulkan, misalnya tahun pajak yang diusulkan untuk diperiksa adalah tahun pajak 2007, maka diisi dengan total pembayaran per jenis pajak tahun 2005, 2006, dan 2007 pada KPP yang mengusulkan. Kolom (1) : Cukup jelas. Kolom (2) : Diisi dengan jenis pajak, misal PPh Pasal 25/29, PPh Pasal 21/26, PPN, dll). Kolom (3) : Cukup jelas. Kolom (4) : Cukup jelas. Kolom (5) : Cukup jelas. Kolom (6) : Diisi dengan hal-hal yang dianggap perlu. Apabila Pemeriksaan Khusus yang diusulkan adalah pemeriksaan atas satu atau beberapa jenis pajak, maka cukup diisi dengan trend pembayaran untuk jenis pajak yang diusulkan. C. Frekuensi restitusi pajak No Masa/Tahun Pajak Jenis Pajak (1) (2) (3) dst Nilai SKPLB/ SKPPKP (4) Keterangan (5) ... Petunjuk pengisian: Diisi untuk 3 (tiga) tahun sebelum tahun yang diusulkan, misalnya tahun pajak yang diusulkan untuk diperiksa adalah tahun pajak 2007, maka diisi dengan Masa/Tahun Pajak menyatakan lebih bayar (restitusi) selama kurun waktu 2004, 2005, dan 2006 yang telah keluar Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayarnya pada KPP yang mengusulkan. Kolom (1) : Cukup jelas. Kolom (2) : Diisi dengan Masa/Tahun Pajak. Kolom (3) : Diisi dengan jenis pajak, misalnya PPh Pasal 25/29 dan PPN. Kolom (4) : Diisi dengan nilai Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak. Kolom (5) : Diisi dengan hal-hal yang dianggap perlu. Apabila Pemeriksaan Khusus yang diusulkan adalah pemeriksaan atas satu atau beberapa jenis pajak, maka cukup diisi dengan frekuensi restitusi untuk jenis pajak yang diusulkan. D. Tunggakan pajak No (1) Nomor SKPKB/STP (2) Nilai SKPKB/STP (3) Tanggal Jatuh Tempo (4) Halaman 184 dari 237 Tindakan Penagihan (5) Keterangan (6) dst ... Petunjuk pengisian: Diisi dengan rincian tunggakan pajak pada KPP yang mengusulkan sampai dengan tanggal pembuatan analisis risiko Kolom (1) : Cukup jelas. Kolom (2) : Diisi dengan nomor Surat Ketetapan Pajak/Surat Tagihan Pajak. Kolom (3) : Diisi dengan nilai Surat Ketetapan Pajak/Surat Tagihan Pajak. Kolom (4) : Diisi dengan tanggal jatuh tempo. Kolom (5) : Diisi dengan tindakan penagihan terakhir. Kolom (6) : Diisi dengan hal-hal yang dianggap perlu V. IKHTISAR RISIKO KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK A. Analisis atas elemen SPT dan/atau Laporan Keuangan Analisis atas elemen SPT dan/atau Laporan Keuangan dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai berikut: 1. Corporate Rate to Turn Over Ratio (CTTOR); 2. Gross Progit Margin (GPM); 3. Operating Profit Margin (OPM); 4. Pretax Profit Margin (PPM); 5. Net Profit Margin (NPM); 6. Rasio lainnya Berdasarkan rasio tersebut, dilakukan benchmarking dengan industri sejenis untuk mengetahui risiko ketidakpatuhan Wajib Pajak. (Hasil analisis atas elemen SPT dan/atau Laporan Keuangan dituangkan pada Lampiran 24.1.1) B. Indikasi transfer pricing dan Transaksi Afiliasi Diisi dengan uraian transaksi antara Wajib Pajak dengan pihak-pihak lainnya untuk mengetahui keterkaitan antartransaksi yang dilakukan oleh Wajib Pajak serta sebagai indikasi awal untuk menunjukkan kemungkinan adanya transaksi hubungan istimewa atas Wajib Pajak tersebut. Transaksi afiliasi dapat dibedakan menjadi transaksi afiliasi dalam negeri intra grup, transaksi afiliasi dalam negeri dengan anggota grup yang memiliki kompensasi kerugian, transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa di luar negeri, khususnya yang berkedudukan di negara dengan tarif pajak efektif lebih rendah daripada Indonesia, dll. C. Hasil Pemeriksaan sebelumnya No Jenis Pajak Cfm SPT (1) (2) (3) dst Tahun .... (1) Cfm Pemeriksa (4) Koreksi (5) Tahun .... (2) Cfm Cfm SPT Pemeriksa (6) (7) Koreksi (8) … Petunjuk pengisian: Diisi untuk hasil pemeriksaan 3 (tiga) tahun pajak sebelum tahun pajak yang diusulkan baik hasil pemeriksaan all taxes, pemeriksaan single tax, maupun beberapa jenis Pajak. Misalnya, tahun yang diusulkan adalah tahun 2017, maka diisi dengan hasil pemeriksaan 2014, 2015, 2016 Tahun (1) : Cukup jelas. Tahun (2) : Cukup jelas. Kolom (1) : Cukup jelas. Kolom (2) : Diisi dengan jenis pajak, misalnya PPh Pasal 25/29, PPh Pasal 21/26, PPN, dll Kolom (3) & (6) : Diisi dengan pajak terutang menurut SPT Wajib Pajak Kolom (4) & (7) : Diisi dengan pajak terutang menurut hasil pemeriksaan Kolom (5) & (8) : Diisi dengan koreksi pajak terutang. Apabila Pemeriksaan Khusus yang diusulkan adalah pemeriksaan atas satu atau beberapa jenis pajak, maka cukup diisi dengan hasil pemeriksaan untuk jenis pajak yang diusulkan. Deskripsi penjelasan koreksi hasil pemeriksaan Halaman 185 dari 237 Tahun Pajak (2) No (1) dst Jenis Pajak Sumber Koreksi Alasan Koreksi (3) (4) (5) … Petunjuk pengisian: Kolom (1) : Kolom (2) : Kolom (2) : Kolom (3) : Kolom (4) : Cukup jelas. Diisi dengan tahun pajak Diisi dengan jenis pajak, misalnya PPh Pasal 25/29, PPh Pasal 21, PPN, dll). Diisi dengan sumber koreksi, misalnya koreksi PPh Pasal 25/29 terdiri koreksi atas peredaran usaha, koreksi atas harga pokok penjualan, dan koreksi biaya usaha lainnya. Diisi dengan alasan dilakukannya koreksi, misalnya koreksi atas peredaran usaha dilakukan karena terdapat penjualan yang belum dilaporkan. D. Hasil keberatan dan banding No Masa/ Tahun Pajak Jenis Pajak (1) (2) (3) dst Hasil Keberatan/Banding Cfm Cfm Keberatan/ Koreksi Pemeriksa Banding (4) (5) (6) … Petunjuk pengisian: Diisi dengan hasil keputusan keberatan/banding untuk masa/tahun pajak 2 (dua) tahun sebelum tahun yang diusulkan, misalnya tahun yang diusulkan adalah tahun pajak 2007 maka diisi dengan hasil putusan keberatan/banding untuk Masa/Tahun pajak 2005 dan Masa/Tahun pajak 2006. Kolom (1) : Cukup jelas. Kolom (2) : Diisi dengan Masa/Tahun Pajak Kolom (3) : Diisi dengan jenis pajak yang telah keluar keputusan keberatan/bandingnya Kolom (4) : Diisi dengan pajak terutang menurut pemeriksa. Kolom (5) : Diisi dengan pajak terutang menurut risalah keberatan jika hanya sampai keberatan atau risalah banding jika sampai banding. Kolom (6) : Diisi dengan nilai koreksi. Apabila Pemeriksaan Khusus yang diusulkan adalah pemeriksaan atas beberapa jenis pajak, maka cukup diisi dengan hasil keberatan/banding untuk jenis pajak yang diusulkan. Deskripsi penjelasan hasil pemeriksaan keberatan/banding Masa/ Tahun Pajak (2) No (1) dst Jenis Pajak Risalah Keputusan Keberatan/Banding (3) (4) ... Petunjuk pengisian: Kolom (1) : Kolom (2) : Kolom (2) : Kolom (3) : Cukup jelas. Diisi dengan tahun pajak Diisi dengan jenis pajak, misalnya PPh Pasal 25/29, PPh Pasal 21, PPN, dll). Diisi dengan risalah keberatan/banding E. Modus Ketidakpatuhan Diisi dengan uraian modus ketidakpatuhan Wajib Pajak. Dapat diisi dengan lebih dari satu modus ketidakpatuhan. F. Indikator Kualitatif Halaman 186 dari 237 Diisi dengan indikator atau alasan lain yang bersifat kualitatif sebagai data tambahan analisis risiko, misalnya potensi pajak yang dapat digali berdasarkan hasil analisis risiko sangat kecil, tetapi berhubung Wajib Pajak termasuk Wajib Pajak besar pada KPP, maka perlu dilakukan pemeriksaan untuk memberikan deterrent effect pasa Wajib Pajak lainnya. Dapat pula ditambahkan fakta lapangan sesuai dengan hasil visit petugas yang berwenang, dan data eksternal lainnya. G. Potensi pajak No (1) dst Jenis Pajak (2) Potensi (3) ... Petunjuk pengisian: Kolom (1) : Kolom (2) : Kolom (3) : Cukup jelas Diisi dengan jenis pajak yang diindikasikan terdapat potensi ketidakpatuhan Wajib Pajak berdasarkan hasil analisis risiko elemen SPT dan/atau Laporan Keuangan pada Lampiran 16.1.1 Diisi dengan dengan potensi pajak yang masih dapat digali sesuai analisis elemen SPT dan/atau Laporan Keuangan pada Lampiran 16.1.1 H. Materialitas risiko (%) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................... Petunjuk pengisian: Diisi dengan persentase materialitas risiko antara lain: 1. Persentase potensi pajak terhadap pajak terutang yang telah dilaporkan Wajib Pajak, misalnya potensi PPh Pasal 25/29 terhadap pajak terutang PPh Pasal 25/29 yang dilaporkan dalam SPT Wajib Pajak, potensi PPh Pasal 21/26 terhadap pajak terutang PPh Pasal 21 yang dilaporkan dalam SPT Wajib Pajak, dll. 2. Persentase potensi pajak terhadap aset Wajib Pajak. 3. Di samping persentase materialitas risiko, perlu dijelaskan pengaruh pemeriksaan atas Wajib Pajak terhadap Wajib Pajak lainnya yang berada di bawah pengawasan AR, misalnya Wajib Pajak merupakan Wajib Pajak terbesar di bawah pengawasan AR, dengan dilakukan pemeriksaan dapat ketahui resiko ketidakpatuhan Wajib Pajak. Sehingga dengan diketahui resiko ketidakpatuhan Wajib Pajak, diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan analisis dan himbauan terhadap Wajib Pajak yang bergerak dalam industri sejenis yang terdapat di bawah pengawasan AR, pada Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang sama, atau pada KPP. I. Pengaduan masyarakat No Tahun Pajak (2) (1) dst Jenis Data Nilai Data Modus Operandi (3) (4) (5) Tindak Lanjut Surat Pengaduan (6) ... Petunjuk pengisian: Diisi dengan pengaduan masyarakat (apabila ada) dalam 3 (tiga) tahun sebelum tahun yang diusulkan, misalnya tahun pajak yang diusulkan adalah tahun pajak 2017, maka diisi dengan pengaduan yang diterima dalam tahun 2014, 2015, dan 2016. Kolom (1) : Cukup jelas Kolom (2) : Diisi dengan tahun diterimanya pengaduan masyarakat. Kolom (3) : Diisi dengan jenis data, misalnya: bukti potong pajak, invoice, dan-lain-lainnya. Kolom (4) : Diisi dengan nilai data. Kolom (5) : Diisi dengan modus operandi Kolom (6) : Diisi dengan tindak lanjut atas surat pengaduan seperti diperiksa Bukti Permulaan, disidik, dll) J. Himbauan dan konseling No Surat Himbauan Respon Wajib Pajak/ Halaman 187 dari 237 Nilai Pembetulan (1) Nomor (2) Tanggal (3) Hasil Konsultasi (4) (5) Petunjuk pengisian: Diisi dengan himbauan/konseling dalam hal pernah dilakukan himbauan dan/atau konseling terhadap analisis data yang menjadi dasar usul pemeriksaan. Kolom (1) : Cukup jelas Kolom (2) : Diisi dengan nomor surat himbauan. Kolom (3) : Diisi dengan tanggal surat himbauan. Kolom (4) : Diisi dengan ringkasan respon Wajib Pajak terhadap surat himbauan/konseling Kolom (5) : Diisi dengan nilai pembetulan SPT sebagai tindak lanjut himbauan/konseling. VI. USULAN Berdasarkan uraian analisis risiko sebagaimana bersebut di atas, maka diusulkan Pemeriksaan Khusus terhadap Wajib Pajak: Nama : ........................................... (diisi dengan nama Wajib Pajak) NPWP : ........................................... (diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak) Alamat : ........................................... (diisi dengan alamat Wajib Pajak) Tahun Pajak : ........................................... (diisi dengan tahun pajak) Kode Pemeriksaan : ........................................... (diisi dengan kode pemeriksaan satu/beberapa jenis pajak) Menyetujui, Kepala Seksi.......(1) Dibuat oleh, (2) ....................... NIP............... ............................ NIP...................... Petunjuk pengisian: (1) Kepala Seksi Pengusul (2) Account Representative, Pelaksana seksi pengusul atau Fungsional Pemeriksa Pajak Halaman 188 dari 237 Lampiran II.55 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) NOTA DINAS Nomor: ND-.................................................(2) Kepada Dari Lampiran Hal Tanggal : Kepala Kantor Pelayanan Pajak : .......................................................(3) : 1 (satu) set (4) : Usulan Pemeriksaan Khusus Satu atau Beberapa Jenis Pajak : ..................................................... (5) Sehubungan dengan hasil analisis risiko atas Wajib Pajak sebagaimana terlampir, dengan ini disampaikan usul untuk melakukan Pemeriksaan Khusus terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan UP2 : ………………………………………. (6) : ………………………………………. (7) : ………………………………………. (8) : ……..…………………………………(9) : ………………………………………. (10) : ………………………………………. (11) Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ..............................(12) …………………… NIP …………….... Halaman 189 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.55 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak. Angka (2) : Diisi dengan nomor Nota Dinas usulan Pemeriksaan Khusus satu atau beberapa jenis pajak. Angka (3) : Diisi dengan nama seksi pengusul. Angka (4) : Dilampiri dengan analisis risiko. Angka (5) : Diisi dengan tanggal nota dinas ditandatangani Angka (6) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk diperiksa. Angka (7) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko. Angka (8) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko. Angka (9) : Diisi dengan Masa dan/atau Tahun Pajak yang diusulkan dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (11) : Diisi dengan Unit Pelaksana Pemeriksaan yang melakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko. Angka (12) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan Halaman 190 dari 237 Lampiran II.56 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : .........................(2) .........................(3) : Segera : 1 (satu) set : Usulan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan hasil pembahasan analisis risiko atas Wajib Pajak sebagaimana terlampir, dengan ini disampaikan usulan untuk melakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko terhadap Wajib Pajak sebagai berikut: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan UP2 : : : : : : ........................................... (5) ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ...............................(11) ............................... NIP ....................... Halaman 191 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.56 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat UP2. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat usulan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan usulan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Kepala Kanwil DJP atasan UP2 Lokasi. Angka (5) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak (dalam hal jumlah Wajib Pajak lebih dari satu, maka dibuatkan daftar lampiran) Angka (6) : Diisi dengan NPWP yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak. Angka (7) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak. Angka (8) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak. Angka (9) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak. Angka (10) : Diisi dengan UP2 yang melakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko Satu atau Beberapa Jenis Pajak . Angka (11) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 192 dari 237 Lampiran II.57 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ……………………. (2) .............. (3) : Segera : : Persetujuan Untuk Melakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Hasil Analisis Risiko Yth. ……………………………. …………………………………. (4) Menindaklanjuti surat Saudara nomor ................ (5) tanggal ................. (6) dengan ini diberikan persetujuan untuk melakukan Pemeriksaan Khusus terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Kode Pemeriksaan : ………………………………………. (7) : ………………………………………. (8) : ………………………………………. (9) :……………………………………….. (10) dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Masa dan/atau Tahun Pajak yang diperiksa adalah …………………………. (11) 2. Pemeriksaan harus diselesaikan selambat-lambatnya ………………………. (12) 3. Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pembahasan akhir dapat dilakukan ................................ (13) surat tindak lanjut hasil pemeriksaan dari Kepala Kantor Wilayah DJP. 4. …………………………………………………………………………………………….. (14) Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. .............................(15) …………………... NIP..……………... Halaman 193 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II.57 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Kantor Wilayah DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat persetujuan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat persetujuan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko. Angka (4) : Diisi dengan nama Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan yang ditunjuk untuk melakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko. Angka (5) : Diisi dengan nomor surat usulan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Angka (6) : Diisi dengan tanggal usulan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus Berdasarkan Analisis Risiko. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (11) : Diisi dengan masa dan/atau tahun pajak yang diperiksa. Angka (12) : Diisi dengan batas waktu penyelesaian pemeriksaan. (contoh: Pemeriksaan harus diselesaikan selambat-lambatnya 4 bulan sejak surat pemberitahuan pemeriksaan disampaikan). Angka (13) : Diisi dengan: c. setelah ada, dalam hal Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pembahasan akhir dapat dilakukan setelah ada surat tindak lanjut hasil pemeriksaan dari Kepala Kantor Wilayah DJP d. tanpa menunggu, dalam hal Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan pembahasan akhir dapat dilakukan tanpa menunggu surat tindak lanjut hasil pemeriksaan dari Kepala Kantor Wilayah DJP. Angka (14) : Diisi dengan ketentuan lain yang diperlukan. Angka (15) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 194 dari 237 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN III SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-15/PJ/2018 TENTANG KEBIJAKAN PEMERIKSAAN Halaman 195 dari 237 Lampiran III Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 DAFTAR CONTOH FORMULIR PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN No Lampiran Nama Formulir 1 Lampiran III.1 Usulan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain 2 Lampiran III.2 3 Lampiran III.3 4 Lampiran III.4 Persetujuan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain Penolakan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain Usulan Pengalihan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain 5 Lampiran III.5 Persetujuan Pengalihan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain 6 Lampiran III.6 Penolakan Pengalihan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain 7 Lampiran III.7 8 Lampiran III.8 9 Lampiran III.9 10 Lampiran III.10 11 Lampiran III.11 12 Lampiran III.12 13 Lampiran III.13 14 Lampiran III.14 15 Lampiran III.15 16 Lampiran III.16 17 Lampiran III.17 Daftar Nominatif Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan untuk Tujuan Lain dalam rangka Penerbitan NPWP dan/atau Pengukuhan PKP secara Jabatan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan untuk Tujuan Lain dalam rangka Penerbitan NPWP dan/atau Pengukuhan PKP secara Jabatan Surat Perintah Pemeriksaan dan Daftar Wajib Pajak yang akan dilakukan Pemeriksaan untuk Tujuan Lain dalam rangka Penerbitan NPWP dan/atau Pengukuhan PKP secara Jabatan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan untuk Tujuan Lain dalam rangka Penghapusan NPWP dan/atau Pencabutan Pengukuhan PKP secara Jabatan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan untuk Tujuan Lain dalam rangka Penghapusan NPWP dan/atau Pencabutan Pengukuhan PKP Surat Perintah Pemeriksaan dan Daftar Wajib Pajak yang akan dilakukan Pemeriksaan untuk Tujuan Lain dalam rangka Penghapusan NPWP dan/atau Pencabutan Pengukuhan PKP secara Jabatan Permintaan Pemeriksaan Dalam Rangka Wajib Pajak Mengajukan Keberatan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka Pencocokan Data dan/atau Alat Keterangan atas Barang dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) ke Kawasan Bebas Surat Pengantar Daftar Nominatif Wajib Pajak Yang Akan Diperiksa Untuk Tujuan Lain Daftar Nominatif Wajib Pajak Yang Akan Diperiksa Untuk Tujuan Lain Surat Penugasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain 18 Lampiran III.18 Daftar Nominatif Yang Disetujui Untuk Diperiksa Tujuan Lain 19 Lampiran III.19 Instruksi Pemeriksaan Tujuan Lain Halaman 196 dari 237 Lampiran III.1 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : .........................(2) : Segera : : Usulan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan .........................(3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan Surat ...........(5)nomor....................(6)tanggal ..................(7), dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan untuk tujuan lain terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) : ........................................... (13) diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya dengan alasan ........................ (14). Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ...............................(15) ............................... NIP ....................... Halaman 197 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.1 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat UP2. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat: 1. Direktur P2, dalam hal instruksi/persetujuan pemeriksaan diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau Direktur P2; atau 2. Kepala Kanwil DJP, dalam hal instruksi/persetujuan/ penugasan pemeriksaan diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJP. Angka (5) : Diisi dengan salah satu dari: 1) Penugasan Pemeriksaan, 2) Persetujuan Pemeriksaan, atau 3) Instruksi Pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan nomor Surat Penugasan/Persetujuan/Instruksi Pemeriksaan. Angka (7) : Diisi dengan tanggal SuratPenugasan/Persetujuan/Instruksi Pemeriksaan. Angka (8) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan NPWP pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diusulkan untuk dibatakan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan Nomor Penugasan Pemeriksaan (NP2) yang diusulkan untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya. Angka (14) : Diisi dengan alasan usulan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (15) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. yang diusulkan Halaman 198 dari 237 untuk dibatalkan penugasan Lampiran III.2 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Persetujuan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan .....................(3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor.....................(5)tanggal.......................(6) dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan untuk tujuan lain terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) disetujui untuk dibatalkan penugasan pemeriksaannya dengan alasan.................... (13). Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. .............................. (14) ............................... NIP ....................... Halaman 199 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.2 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan atau Kanwil DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat persetujuan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat persetujuan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat UP2 yang mengusulkan pembatalan penugasan pemeriksaan Angka (5) : Diisi dengan nomor surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan dari Kepala UP2. Angka (6) : Diisi dengan tanggal surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan dari Kepala UP2. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan NPWP yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Penugasan Pemeriksaan (NP2) yang disetujui pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan alasan yang mendasari disetujuinya pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 200 dari 237 Lampiran III.3 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) ........................ (3) : Segera :: Penolakan Usulan Pembatalan Penugasan Pemeriksaan Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor.......................(5)tanggal..................(6), dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan untuk tujuan lain terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) ditolak usulan pembatalan penugasan pemeriksaannya dengan alasan ........................ (13). Demikian disampaikan untuk dimaklumi. .............................. (14) ............................... NIP ........................ Halaman 201 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.3 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan atau Kanwil DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat penolakan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat penolakan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan dengan nama dan alamat UP2 yang mengusulkan pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (5) : Diisi dengan nomor surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan dari Kepala UP2. Angka (6) : Diisi dengan tanggal surat usulan pembatalan penugasan pemeriksaan dari Kepala UP2. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan NPWP yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang ditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Penugasan Pemeriksaan (NP2) yangditolak pembatalan penugasan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan alasan yang mendasari ditolaknya pembatalan penugasan pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 202 dari 237 Lampiran III.4 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera : ......................... (4) : Usulan Pengalihan Pemeriksaan .......................... (3) Yth. ........................................... ................................................... (5) Sehubungan dengan Wajib Pajak pindah domisili, maka pemeriksaan untuk tujuan lainterhadap Wajib Pajak: Nama : ........................................... (6) NPWP : ........................................... (7) Alamat : ........................................... (8) Masa/Tahun Pajak : ........................................... (9) Kode Pemeriksaan : ........................................... (10) NP2 : ........................................... (11) diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya dari ......................... (12) ke .................... (13). Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. ..............................(14) ............................... NIP ....................... Tembusan: ................................ (15) Halaman 203 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.4 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat UP2 Lama. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat usulan pengalihan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat usulan pengalihan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi sesuai dengan jumlah dokumen pendukung yang dilampirkan. Angka (5) : Diisi dengan nama dan alamat: 1. Direktur P2, dalam hal instruksi/persetujuan pemeriksaan diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau Direktur P2; 2. Kepala Kanwil DJP, dalam hal instruksi/persetujuan/penugasan pemeriksaan diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJP; atau 3. Kepala Kanwil DJP atasan UP2 Lokasi, dalam hal yang dialihkan adalah pemeriksaan lokasi karena adanya permintaan dari UP2 Domisili. Angka (6) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya. Angka (7) : Diisi dengan NPWP yang diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya. Angka (8) : Diisi dengan alamat pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan NP2 yang diusulkan untuk dialihkan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan UP2 yang mengusulkan pengalihan. Angka (13) : Diisi dengan UP2 yang menerima pengalihan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (15) : 1. Dalam hal usulan pengalihan pemeriksaan ditujukan kepada Kepala Kanwil DJP, diisi dengan Kepala UP2 baru (yang akan menerima pengalihan). 2. Dalam hal usulan pengalihan pemeriksaan ditujukan kepada Direktur P2, diisi dengan: - Kepala Kanwil DJP atasan UP2 lama; - Kepala Kanwil DJP atasan UP2 baru (yang menerima pengalihan), dalam hal Wajib Pajak pindah domisili ke KPP pada wilayah kerja Kanwil DJP lainnya; dan - Kepala UP2 baru (yang akan menerima pengalihan). Keterangan : usul pengalihan pemeriksaan sehubungan dengan Wajib Pajak pindah domisili dilampiri dengan dokumen yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak secara administratif telah pindah tempat terdaftar. Wajib Pajak pemeriksaan Halaman 204 dari 237 yang yang diusulkan diusulkan untuk untuk dialihkan dialihkan Lampiran III.5 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ........................ (2) : Segera :: Persetujuan Pengalihan Pemeriksaan ............................. (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat dari........................(5) nomor ...................(6) tanggal............... (7), dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan untuk tujuan lain terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) disetujui untuk dialihkan pemeriksaannya dari .................. (13) ke unit kerja Saudara. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. .................................(14) ............................... NIP ....................... Tembusan ................................ (15) Halaman 205 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.5 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan atau Kanwil DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat persetujuan pengalihan pemeriksaan. Angka (3) Diisi dengan tanggal surat persetujuan pengalihan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Kepala UP2 baru (yang menerima pengalihan). Angka (5) : Diisi dengan UP2 lama (yang mengusulkan pengalihan pemeriksaan). Angka (6) : Diisi dengan nomor surat usulan pengalihan pemeriksaan dari UP2 lama. Angka (7) : Diisi dengan tanggal surat usulan pengalihan pemeriksaan dari UP2 lama. Angka (8) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan NPWP yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dialihkan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan UP2 lama (yang mengusulkan pengalihan). Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (15) : 1. Dalam hal persetujuan diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJP, diisi dengan Kepala UP2 lama (yang mengusulkan pengalihan pemeriksaan). 2. Dalam hal persetujuan diterbitkan oleh Direktur P2, diisi dengan: - Kepala Kanwil DJP atasan UP2 baru (yang menerima pengalihan); - Kepala Kanwil DJP atasan UP2 lama (yang mengusulkan pengalihan) dalam hal Wajib Pajak pindah domisili ke KPP pada wilayah kerja Kanwil DJP lainnya; dan - Kepala UP2 lama (yang mengusulkan pengalihan pemeriksaan) Halaman 206 dari 237 Lampiran III.6 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Penolakan Usulan Pengalihan Pemeriksaan ...................... (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor.......................(5) tanggal....................(6), dengan ini disampaikan bahwa usulan pengalihan pemeriksaanuntuk tujuan lain terhadap Wajib Pajak: Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan NP2 : : : : : : ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) ........................................... (11) ........................................... (12) ditolak dengan alasan....................... (13). Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. ...............................(14) ............................... NIP ........................ Tembusan ................................ (15) Halaman 207 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.6 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan atau Kanwil DJP. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat penolakan pengalihan pemeriksaan. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat penolakan pengalihan pemeriksaan. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Kepala UP2 lama (yang mengusulkan pengalihan pemeriksaan). Angka (5) : Diisi dengan nomor surat usulan pengalihan pemeriksaan. Angka (6) : Diisi dengan tanggal surat usulan pengalihan pemeriksaan. Angka (7) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang ditolak pengalihan pemeriksaannya Angka (8) : Diisi dengan NPWP yang ditolak pengalihan pemeriksaannya. Angka (9) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang ditolak pengalihan pemeriksaannya. Angka (10) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang ditolak pengalihan pemeriksaannya. Angka (11) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang ditolak pengalihan pemeriksaannya. Angka (12) : Diisi dengan Nomor Penugasan Pemeriksaan (NP2) yang ditolak pengalihan pemeriksaannya. Angka (13) : Diisi dengan alasan penolakan pengalihan pemeriksaan. Angka (14) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Angka (15) : 1. Dalam hal penolakan pengalihan pemeriksaan diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJP diisi dengan Kepala UP2 baru (yang menerima pengalihannya); 2. Dalam hal penolakan pengalihan pemeriksaan diterbitkan oleh Direktur P2 diisi dengan: - Kepala Kanwil DJP atasan UP2 lama (yang mengusulkan pengalihan); - Kepala Kanwil DJP atasan UP2 baru (yang menerima pengalihan) dalam hal Wajib Pajak pindah domisili ke KPP pada wilayah kerja Kanwil DJP lainnya; dan - Kepala UP2 baru (yang menerima pengalihan). Halaman 208 dari 237 Lampiran III.7 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) DAFTAR NOMINATIF WAJIB PAJAK YANG DIUSULKAN UNTUK DILAKUKAN PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN DALAM RANGKA PENERBITAN NPWP DAN/ATAU PENGUKUHAN PKP SECARA JABATAN No (1) Alasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain dan Nama WP (2) NPWP (3) Tahun Pajak (4) Kepala Kantor ....................... NIP.............(2) Halaman 209 dari 237 Keterangan (5) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.7 Angka (1) : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom (1) (2) (3) (4) (5) : : : : : Diisi dengan nomor urut Wajib Pajak. Diisi dengan nama Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang akan diperiksa. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan. Diisi dengan masa atau tahun pajak yang diusulkan. Untuk masing-masing nomor urut alasan Pemeriksaan, diisi dengan alasan dilakukannya usul Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain. Angka (2) : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Lampiran III.8 Halaman 210 dari 237 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) ...................... (3) : Segera :: Pemberitahuan Pemeriksaan untuk Tujuan Lain Dalam Rangka Penerbitan NPWP dan/atau Pengukuhan PKP Secara Jabatan Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan ini diberitahukan bahwa terhadap Wajib Pajak (daftar terlampir): Nama Alamat Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : ........................................... (5) ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka penerbitan NPWP dan/atau pengukuhan PKP secara jabatan. Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. ...............................(9) ............................... NIP ....................... Halaman 211 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.8 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Kepala Kantor Wilayah DJP. Angka (5) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain (dalam hal terdapat lebih dari satu Wajib Pajak, dibuatkan daftar lampiran) Angka (6) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (7) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (8) : Diisi dengan Nomor Penugasan Pemeriksaan. Angka (9) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 212 dari 237 Lampiran III.9 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) SURAT PERINTAH PEMERIKSAAN Nomor: PRIN- .................................(2) Kepada Saudara yang namanya tersebut di bawah ini: No. NAMA/NIP PANGKAT/GOL JABATAN (3) (4) (5) (6) Diperintahkan untuk melakukan Pemeriksaan di bidang perpajakan sesuai dengan UndangUndang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 terhadap Wajib Pajak sebagaimana terlampir. ......................, .................(7) a.n. DIREKTUR JENDERAL ...........................................(8) ........................................... (9) NIP .................................... Halaman 213 dari 237 Lampiran III.9 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 DAFTAR WAJIB PAJAK YANG AKAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN DALAM RANGKA PENERBITAN NPWP DAN/ATAU PENGUKUHAN PKP SECARA JABATAN No Nama WP NPWP Alamat (1) (2) (3) (4) Masa dan Tahun Pajak (5) Kode/Kriteria Pemeriksaan (6) Kepala Kantor ....................... NIP.............(10) Halaman 214 dari 237 Keterangan (7) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.9 Angka (1) : Diisi dengan alamat Direktorat Jenderal Pajak. Angka (2) : Diisi dengan nomor SP2. Angka (3) : Diisi dengan nomor urut. Angka (4) : Diisi dengan nama dan NIP Pemeriksa Pajak. Angka (5) : Diisi dengan pangkat dan golongan Pemeriksa Pajak. Angka (6) : Diisi dengan jabatan dalam tim Pemeriksa Pajak, yaitu “ Supervisor” , “ Ketua Tim” , atau “ Anggota Tim” . Angka (7) : Diisi dengan tempat dan tanggal SP2 diterbitkan. Angka (8) : Diisi dengan nama jabatan dari pejabat yang menandatangani surat. Angka (9) : Diisi dengan tanda tangan, nama, NIP, dan cap jabatan dari pejabat yang menandatangani surat. Kolom (1) : Diisi dengan nomor urut. Kolom (2) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang akan diperiksa. Kolom (3) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang akan diperiksa. Kolom (4) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang akan diperiksa. Kolom (5) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diperiksa. Contoh: 1. Pemeriksaan dilakukan untuk Masa Pajak Januari s.d Mei Tahun 2010, maka diisi: 0 1 1 0 0 5 1 0 2. Pemeriksaan dilakukan untuk Tahun Pajak 2010 dan tahun bukunya sama dengan tahun kelender, maka diisi: 0 1 1 0 1 2 1 0 3. Pemeriksaan dilakukan untuk Tahun Pajak 2010, namun tahun bukunya mulai tanggal 1 April 2010 sampai dengan 31 Maret 2011, maka diisi Kolom (6) : 0 4 1 0 0 3 1 1 Diisi dengan kode Pemeriksaan dan kriteria Pemeriksaan berdasarkan kode dan kriteria Pemeriksaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kolom (7) : Diisi dengan keterangan yang diperlukan. Angka (10) : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 215 dari 237 Lampiran III.10 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) DAFTAR NOMINATIF WAJIB PAJAK YANG DIUSULKAN UNTUK DILAKUKAN PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN DALAM RANGKA PENGHAPUSAN NPWP DAN/ATAU PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP SECARA JABATAN No (1) Alasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain dan Nama WP (2) NPWP (3) Tahun Pajak (4) Kepala Kantor ....................... NIP.............(2) Halaman 216 dari 237 Keterangan (5) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.10 Angka (1) : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom (1) (2) (3) (4) (5) : : : : : Diisi dengan nomor urut Wajib Pajak. Diisi dengan nama Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang akan diperiksa. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan. Diisi dengan masa atau tahun pajak yang diusulkan. Untuk masing-masing nomor urut alasan Pemeriksaan, diisi dengan alasan dilakukannya usul Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain. Angka (2) : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Lampiran III.11 Halaman 217 dari 237 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera :: Pemberitahuan Pemeriksaan untuk Tujuan Lain Dalam Rangka Penghapusan NPWP dan/atau Pencabutan Pengukuhan PKP ...................... (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan ini diberitahukan bahwa terhadap Wajib Pajak (daftar terlampir): Nama NPWP Alamat Masa/Tahun Pajak Kode Pemeriksaan Nomor NP2 : : : : : : ........................................... (5) ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka penghapusan NPWP dan/atau pencabutan pengukuhan PKP dengan alasan...... (11). Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. ...............................(12) ............................... NIP ....................... PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.11 Halaman 218 dari 237 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (2) : Diisi dengan nomor surat pemberitahuan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (3) : Diisi dengan tanggal surat pemberitahuan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (4) : Diisi dengan nama dan alamat Kepala Kantor Wilayah DJP. Angka (5) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain (dalam hal terdapat lebih dari satu Wajib Pajak, dibuatkan daftar lampiran) Angka (6) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (7) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (8) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (9) : Diisi dengan kode pemeriksaan yang dilakukan pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (10) : Diisi dengan Nomor Penugasan Pemeriksaan. Angka (11) : Diisi dengan alasan dilakukannya pemeriksaan untuk tujuan lain. Angka (12) : Diisi dengan jabatan, nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 219 dari 237 Lampiran III.12 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) SURAT PERINTAH PEMERIKSAAN Nomor: PRIN- .................................(2) Kepada Saudara yang namanya tersebut di bawah ini: No. NAMA/NIP PANGKAT/GOL JABATAN (3) (4) (5) (6) Diperintahkan untuk melakukan Pemeriksaan di bidang perpajakan sesuai dengan UndangUndang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 terhadap Wajib Pajak sebagaimana terlampir. ......................, .................(7) a.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK ...........................................(8) ........................................... (9) NIP .................................... Halaman 220 dari 237 Lampiran III.12 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 DAFTAR WAJIB PAJAK YANG AKAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN DALAM RANGKA PENGHAPUSAN NPWP DAN/ATAU PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP SECARA JABATAN No Nama WP NPWP Alamat (1) (2) (3) (4) Masa dan Tahun Pajak (5) Kode/Kriteria Pemeriksaan (6) Kepala Kantor ....................... NIP.............(10) Halaman 221 dari 237 Keterangan (7) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.12 Angka (1) : Diisi dengan nama dan alamat Unit Pelaksana Pemeriksaan. Angka (2) : Diisi dengan nomor SP2. Angka (3) : Diisi dengan nomor urut. Angka (4) : Diisi dengan nama dan NIP Pemeriksa Pajak. Angka (5) : Diisi dengan pangkat dan golongan Pemeriksa Pajak. Angka (6) : Diisi dengan jabatan dalam tim Pemeriksa Pajak, yaitu “ Supervisor” , “ Ketua Tim” , atau “ Anggota Tim” . Angka (7) : Diisi dengan tempat dan tanggal SP2 diterbitkan. Angka (8) : Diisi dengan nama jabatan dari pejabat yang menandatangani surat. Angka (9) : Diisi dengan tanda tangan, nama, NIP, dan cap jabatan dari pejabat yang menandatangani surat. Kolom (1) : Diisi dengan nomor urut. Kolom (2) : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang akan diperiksa. Kolom (3) : Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang akan diperiksa. Kolom (4) : Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang akan diperiksa. Kolom (5) : Diisi dengan Masa atau Tahun Pajak yang diperiksa. Contoh: 1. Pemeriksaan dilakukan untuk Masa Pajak Januari s.d Mei Tahun 2010, maka diisi: 0 1 1 0 0 5 1 0 2. Pemeriksaan dilakukan untuk Tahun Pajak 2010 dan tahun bukunya sama dengan tahun kelender, maka diisi: 0 1 1 0 1 2 1 0 3. Pemeriksaan dilakukan untuk Tahun Pajak 2010, namun tahun bukunya mulai tanggal 1 April 2010 sampai dengan 31 Maret 2011, maka diisi Kolom (6) : 0 4 1 0 0 3 1 1 Diisi dengan kode Pemeriksaan dan kriteria Pemeriksaan berdasarkan kode dan kriteria Pemeriksaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kolom (7) : Diisi dengan keterangan yang diperlukan. Angka (10) : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 222 dari 237 Lampiran III.13 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera : : Permintaan Pemeriksaan Dalam Rangka Wajib Pajak Mengajukan Keberatan ...................... (3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan penyelesaian keberatan oleh Wajib Pajak: Nama : NPWP : Alamat : Masa/Tahun Pajak : Nomor surat ketetapan pajak : ........................................... (5) ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) dengan ini diminta untuk dilakukan pemeriksaan dalam rangka keberatan terhadap Wajib Pajak tersebut. Pemeriksaan dilakukan terutama terhadap .............................. (10). Mengingat jatuh tempo penyelesaian keberatan tanggal ................ (11), maka hasil pemeriksaan agar dapat kami terima paling lambat tanggal .......... .....(12). Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian. ............................... ............................... NIP ....................... (13) Halaman 223 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.13 Angka (1) : Angka (2) Angka (3) Angka (4) : : : Angka (5) Angka (6) Angka (7) Angka (8) Angka (9) Angka (10) : : : : : : Angka (11) Angka (12) Angka (13) : : : Diisi dengan Direktorat Keberatan dan Banding Kantor atau nama Kantor Wilayah DJP. Diisi dengan nomor surat. Diisi dengan tanggal surat. Diisi dengan: 1. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan dalam hal proses penyelesaian keberatan dilakukan Direktorat Keberatan dan Banding; atau 2. Kepala Kantor Wilayah DJP dalam hal proses penyelesaian keberatan dilakukan oleh Kantor Wilayah DJP (diajukan dalam bentuk Nota Dinas oleh Kepala Bidang Keberatan dan Banding kepada Kepala Kantor Wilayah DJP). Diisi dengan nama Wajib Pajak mengajukan keberatan Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang mengajukan keberatan Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang mengajukan keberatan Diisi dengan masa atau tahun pajak yang diajukan keberatannya Diisi nomor surat ketetapan pajak yang diajukan keberatan Diisi dengan perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak yang menjadi objek pemeriksaan. Diisi dengan tanggal jatuh tempo penyelesaian keberatan. Diisi dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan harus diterima. Diisi dengan Nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 224 dari 237 Lampiran III.14 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) DAFTAR NOMINATIF WAJIB PAJAK YANG DIUSULKAN UNTUK DILAKUKAN PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN DALAM RANGKA PENCOCOKAN DATA DAN/ATAU ALAT KETERANGAN ATAS BARANG DARI TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN (TLDDP) KE KAWASAN BEBAS No (1) Alasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain dan Nama WP (2) NPWP (3) Tahun Pajak (4) Kepala .......... ....................... NIP.............(2) Halaman 225 dari 237 Keterangan (5) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.14 Angka (1) Kolom (1) Kolom (2) Kolom (3) Kolom (4) Kolom (5) : : : : : : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak Diisi dengan nomor urut Wajib Pajak. Diisi dengan nama Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang akan diperiksa. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan. Diisi dengan masa atau tahun pajak yang diusulkan. Untuk masing-masing nomor urut alasan Pemeriksaan, diisi dengan alasan dilakukannya usul Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain. Angka (2) : Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 226 dari 237 Lampiran III.15 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ……………………. (2) : Segera : : Penyampaian Daftar Nominatif Wajib Pajak Yang Akan Diperiksa Untuk Tujuan Lain ...................... (3) Yth. ……………………………. …………………………………. (4) Sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 tentang Kebijakan Pemeriksaan, terlampir disampaikan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa untuk tujuan lain. Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Kepala Kantor, ……………………… NIP …………….. (5) Halaman 227 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.15 Angka (1) Angka (2) Angka (3) Angka (4) Angka (5) : : : : : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak. Diisi dengan nomor surat. Diisi dengan tanggal surat. Diisi dengan nama Kantor Wilayah DJP atasannya. Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 228 dari 237 Lampiran III.16 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) DAFTAR NOMINATIF WAJIB PAJAK PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN Alasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain dan Nama WP (1) (2) I Pemeriksaan Dalam Rangka Penagihan Pajak 1 ....................................... 2 Dst No II NPWP (3) Tahun Pajak (4) Pemeriksaan Dalam Rangka Pencocokan Data dan/atau Alat Keterangan 1 2 Dst III Dst 1 2 Kepala Kantor, ....................... NIP.............(2) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.16 Halaman 229 dari 237 Keterangan (5) Angka (1) Kolom (1) : : Kolom (2) : Kolom (3) Kolom (4) Kolom (5) : : : Angka (2) : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak Diisi dengan nomor urut Wajib Pajak untuk masing-masing alasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain. Diisi dengan nama Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang akan diperiksa untuk masing-masing alasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diusulkan. Diisi dengan masa atau tahun pajak yang diusulkan. Untuk masing-masing nomor urut alasan Pemeriksaan , diisi dengan alasan dilakukannya usul Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain. Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 230 dari 237 Lampiran III.17 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ……………………. (2) : Segera : : Penugasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain ...................... (3) Yth. ……………………………. …………………………………. (4) Sehubungan dengan surat Saudara nomor ............... tanggal ............(5), dengan ini ditugaskan kepada Saudara untuk melakukan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain terhadap Wajib Pajak sebagaimana terlampir. Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kepala Kantor, ……………………… NIP …………….. (6) Halaman 231 dari 237 Halaman 232 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.17 Angka (1) Angka (2) Angka (3) Angka (4) : : : : Angka (5) Angka (6) : : Diisi dengan nama Kantor Wilayah DJP. Diisi dengan nomor surat. Diisi dengan tanggal surat. Diisi dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan yang ditugaskan untuk melakukan Pemeriksaan. Diisi dengan nomor dan tanggal Daftar Nominatif. Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 233 dari 237 Lampiran III.18 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) DAFTAR NOMINATIF YANG DISETUJUI UNTUK DIPERIKSA TUJUAN LAIN Alasan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain dan Nama WP (1) (2) I Pemeriksaan Dalam Rangka Penagihan Pajak 1 ....................................... 2 Dst No II NPWP (3) Tahun Pajak (4) Keterangan (5) Pemeriksaan Dalam Rangka Pencocokan Data dan/atau Alat Keterangan 1 2 Dst III Dst 1 2 Kepala Kantor, ....................... NIP ............(2) Halaman 234 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.18 Angka (1) Kolom (1) : : Kolom (2) : Kolom (3) Kolom (4) Kolom (5) : : : Angka (2) : Diisi dengan nama Kantor Wilayah DJP. Diisi dengan nomor urut Wajib Pajak untuk masing-masing alasan Pemeriksaan Tujuan Lain. Diisi dengan nama Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang akan diperiksa untuk masing-masing alasan Pemeriksaan Tujuan Lain. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa. Diisi dengan masa atau tahun pajak yang diperiksa. Diisi dengan kode pemeriksaan. Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan. Halaman 235 dari 237 Lampiran III.19 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-15/PJ/2018 Tanggal : 13 Agustus 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .………………………………………………………………(1) Nomor Sifat Lampiran Hal : ......................... (2) : Segera : : Instruksi Melakukan Pemeriksaan Tujuan Lain ..............(3) Yth. ........................................... ................................................... (4) Sehubungan dengan .................. (5), dengan ini diinstruksikan kepada Saudara untuk melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak : Nama NPWP Alamat Tahun Pajak Kode Pemeriksaan : : : : : ........................................... (6) ........................................... (7) ........................................... (8) ........................................... (9) ........................................... (10) hasil pemeriksaan atas Wajib pajak tersebut agar dapat kami terima paling lambat tanggal ................. (11). Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kepala Kantor, ............................... NIP ....................... (12) Tembusan ................................ (13) Halaman 236 dari 237 PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN III.19 Angka (1) Angka (2) Angka (3) Angka (4) Angka (5) Angka (6) Angka (7) Angka (8) Angka (9) : : : : : : : : : Diisi dengan Unit Pelaksana Pemeriksaan. Diisi dengan nomor surat. Diisi dengan tanggal surat. Diisi dengan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan yang ditunjuk. Diisi dengan alasan dilakukan instruksi pemeriksaan. Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak diperiksa. Diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa. Diisi dengan tahun/masa pajak yang diperiksa. Angka (10) : Diisi dengan kode pemeriksaan. Angka (11) : Diisi dengan tanggal pemeriksaan harus diselesaikan. Angka (12) Angka (13) : : Diisi dengan Nama, NIP, dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan 1. Dalam hal instruksi diterbitkan oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan kepada Fungsional Pemeriksa Pajak Kantor Pusat DJP diisi dengan Kepala Kanwil DJP dan KPP terkait. 2. Dalam hal instruksi diterbitkan oleh Kanwil DJP kepada Fungsional Pemeriksa Pajak Kanwil DJP diisi dengan KPP terkait. Halaman 237 dari 237