K E R A N G K A A C U A N K E R J A ( K A K) PENYUSUNAN DED PENATAAN WADUK MUARA NUSA DUA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA B A L A I P R A S A R A N A PE R M U K I M A N W I L A Y A H B A L I SATUAN KERJA PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN PROVINSI BALI Kompleks PU Werdhapura, Jl. Danau Tamblingan no 49 Denpasar (80228) Telp/Fax. (0361) 288172 / (0361) 2881020 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DED PENATAAN WADUK MUARA NUSA DUA (KONTRAKTUAL) I. L ATAR B ELAKANG 1. Dasar Hukum Desain Penataan Kawasan Strategis Nasional didasarkan pada: a. Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2010, tentang Cagar Budaya b. Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang c. Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air; e. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi; f. Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah nasional g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan j. Peraturan Menteri PUPR No 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi; k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat 22/PRT/M/2018 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung m. Surat Edaran Menteri PUPR No 15/SEM/2019 tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian PUPR; n. Surat Edaran Menteri PUPR No. 17/SEM/2017 tentang Perjanjian antara Penyedia Jasa dengan Subpenyedia Jasa dalam Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konstruksi; o. Surat Edaran Menteri PUPR No 66/SEM/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum; p. RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota) /RBWK (Rencana Bagian Wilayah Kota) 2 q. RTRK (Rencana Teknik Ruang Kota) / RTK (Rencana Terinci Kota) r. Produk pengaturan ruang kota lainnya yang mengikat pada kawasan yang bersangkutan s. Produk Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung; t. Rencana pembangunan tahunan yang berlaku di daerah u. Masterplan Kawasan yang telah disusun 2. Gambaran Umum Waduk Muara Nusa Dua yang dibangun tahun 1993 merupakan muara Tukad Badung dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berekreasi, termasuk untuk memancing ikan. Dengan luas genangan 35 hektare, waduk ini memiliki volume tampungan total sebesar 770.000 meter kubik dan tampungan efektif 595.000 meter kubik. Selain menjadi sarana rekreasi waduk ini juga merupakan sumber air konsumsi bagi masyarakat di wilayah Kuta dan Nusa Dua dengan volume air sebesar 300 liter per detik.. Ironisnya, waduk yang menjadi sumber kehidupan ini kondisinya justru memprihatinkan. Tingginya sedimentasi yang mencapai 360.303 m3 pada areal waduk membuat waduk ini area waduk tampak kotor dengan air yang sangat keruh. Untuk merevitalisasi area waduk agar lebih tertata serta menjaga keberlangsungan debit air yang dimanfaatkan oleh PDAM untuk air baku wilayah Bali Selatan dan sekitarnya dan mengembalikan kapasitas optimal waduk sebagaimana mestinya maka dilakukan Penataan dan rehabilitasi Waduk Muara Nusa Dua yang dimulai pada tahun 2017 lalu seiring dengan peningkatan kegiatan pariwisata di Kuta, Tanjung Benoa, dan Nusa Dua. Kedepannya diharapkan selain dapat mengoptimalkan kapsitas waduk menjadi 500 liter per detik, Waduk Muara Nusa Dua dapat dijadikan referensi tujuan wisata masyarakat Bali yang nyaman dan tertata. Untuk tahap awal revitalisasi Waduk Muara Nusa Dua telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan anggaran Rp 205 miliar dari APBN dengan item pelaksanaan yang meliputi pekerjaan pengerukan, saringan sampah dan perbaikan tanggul. Selain revitalisasi area waduk utama, penataan juga akan dilakukan di kawasan sekitar waduk berupa penataan landscape, gazebo, gapura, paduraksa, pembangunan artshop serta foodcourt. Adapun desain penataannya telah disusun pada Tahun 2016 lalu oleh Bali Wilayah Sungai Bali-Penida, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, namun diperlukan penyesuaian desain terhadap keadaan terkini dan penyempurnaan terhadap gambar desain yang ada, sehingga diperlukan penyusunan konsep desain ulang terhadap perencanaan tersebut. 3 3. ALASAN KEGIATAN DILAKSANAKAN Alasan Kegiatan Penyusunan DED Penataan Waduk Muara Nusa Dua ini dilakukan berdasarkan isu dan permasalahan sebagai berikut : a. Penyiapan Kawasan Sebagai Destinasi Wisata Kurangnya fasilitas penunjang yang ada di area Waduk Muara Nusa Dua untuk mendukung kegiatan pariwisata, maka diperlukan adanya penambahan dan peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas pendukung dalam upaya mempersiapkan Waduk Muara Nusa Dua sebagai kawasan wisata baru daerah Bali Selatan. b. Peningkatan Kualitas Lingkungan Peningkatan kualitas lingkungan di Waduk Muara Nusa Dua dilakukan dengan meningkatkan kualitas aksesibilitas dan tata lingkungan c. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan Stakeholder Peningkatan peran serta masyarakat dilakukan melalui pembinaan terhadap potensipotensi yang telah ada di masyarakat, ataupun dengan pembentukan komunitas- komunitas baru untuk mendukung kegiatan pariwisata di area Waduk Muara Nusa Dua. II. Kegiatan yang Dilaksanakan 1. Uraian Kegiatan a. PENDATAAN DAN ANALISIS Data yang dikumpulkan adalah segala jenis informasi yang diperlukan untuk melakukan analisis kawasan dan wilayah sekitarnya meliputi i. Kondisi eksisting serta kegiatan-kegiatan sebelumnya (Pembangunan Fisik, Masterplan, dll) yang menjadi dasar pendataan ; ii. Potensi dan masalah kawasan yang meliputi segi fungsi strategis, vitalitas ekonomi kawasan, kondisi sosial dan budaya, kejelasan kepemilikan dan nilai lahan, akses dan transportasi dari pusat kota, keterkaitan kawasan dengan sistem kota secara spasial, jaringan prasarana sarana dan kegiatan, kepadatan fisik dan penduduk, kualitas lingkungan, fasilitas kenyamanan, pelayanan prasarana sarana serta kelembagaan. Dari hasil pendataan ini akan diperoleh identifikasi atas kondisi di wilayah sekitarnya yang berpengaruh pada kawasan perencanaan. Data tersebut meliputi: peta (peta regional, peta kota, dan peta kawasan perencanaan serta memperlihatkan kondisi topografis/garis kontur) terbaru, foto-foto kondisi kawasan perencanaan, peraturan dan rencana-rencana terkait; 4 2. PENYUSUNAN RANCANGAN TAPAK Rancangan tapak kegiatan perancangan di kawasan desain disusun dengan lingkup kegiatan yang setidaknya meliputi: 1) Rancangan tapak berupa arahan bentuk dan dimensi yang mengatur komposisi suatu blok lingkungan yang memperhatikan : - Desain bentuk ruang yang memuat orientasi, ketinggian dan elevasi lantai bangunan terhadap ruang kawasan; - Desain lantai dasar yang mengatur pile tapak dan pile bangunan dalam tapak; - Desain tata letak, jarak dan dimensi perabot jalan, penandaan, landmark, lansekap, dan penerangan dalam tapak. 3. PENYUSUNAN RENCANA DETAIL PELAKSANAAN Penyusunan rencana detail pelaksanaan merupakan tahapan kegiatan penyusunan rencana detail teknis berdasarkan Masterplan Kawasan yang telah ada serta mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan ketentuan teknis yang telah ditetapkan. Penyusunan rencana detail pelaksanaan melalui tahapan kegiatan yang setiap tahapnya harus dikonsultasikan dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan instansi terkait. 4. PENYUSUNAN VISUALISASI 3 (TIGA) DIMENSI KAWASAN Visualisasi desain rancangan Penyusunan DED Penataan Waduk Muara Nusa Dua yang disusun secara 3 dimensi berupa foto maupun video III. I. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Kegiatan Kerangka Acuan Kerja ini merupakan acuan bagi para Pihak/Pelaksana dalam melaksanakan Penyusunan DED Penataan Waduk Muara Nusa Dua 2. Tujuan Kegiatan Tujuan Penataan Waduk Muara Nusa Dua merupakan tahap awal dalam Kegiatan desain kawasan secara menyeluruh yang bertujuan untuk meningkatkan vitalitas kawasan terbangun melalui intervensi perkotaan yang mampu menciptakan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi pariwisata local, terintegrasi dengan sistem kota, layak huni, berkeadilan sosial, berwawasan budaya dan lingkungan. 5 IV. Indikator Keluaran 1. Indikator Keluaran (Kualitatif) Tersusunnya DED Penataan Waduk Muara Nusa Dua yang dapat digunakan sebagai panduan dalam penyelenggaraan kegiatan desain kawasan di kawasan tersebut. 2. Keluaran (Kuantitatif) Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dokumen DED Penataan Waduk Muara Nusa Dua V. Cara Pelaksanaan Kegiatan 1. Tahapan Kegiatan a. Pelaksana diwajibkan merinci kegiatannya agar dicapai keluaran yang sesuai dengan KAK. b. Pelaksana diwajibkan secara aktif melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Instansi Teknis terkait lainnya c. Secara garis besar tahapan kegiatan yang perlu dilakukan antara lain adalah: i. Penetapan strategi dan program pencapaian sasaran kegiatan. ii. Pengumpulan data dan informasi terutama referensi peraturan tentang penyelenggaraan Desain Penataan Kawasan Strategis Nasional di tingkat kota/kabupaten dan provinsi, serta peraturan perundang-undangan yang bersifat nasional yang berkaitan dengan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di daerah. iii. Pengolahan data dan pengembangan alternatif konsep pola pikir dan struktur materi DED Penataan Waduk Muiara Nusa Dua Pembahasan bersama dengan Tim Teknis dan instansi teknis terkait. d. Pembahasan yang melibatkan seluruh pelaku pembangunan penataan bangunan dan lingkungan, baik dari Sektor Pemerintah (Pusat dan Daerah). sehingga setidak-tidaknya produk antara kegiatan adalah sebagai berikut: i. LAPORAN PENDAHULUAN, minimal meliputi: 1) Hasil pengumpulan data dan informasi. 2) Hasil pengolahan data dan analisis awal pengembangan alternatif konsep pola pikir dan struktur materi Desain Sesuai dengan Kawasan yang akan di desain 3) Analisis-analisis pada kawasan sesuai bidang masing-masing tenaga ahli 4) Hasil diskusi pembahasan awal. 6 ii. LAPORAN ANTARA, minimal memuat Konsep terukur terhadap seluruh kajian yang harus dilakukan berdasarkan hasil pembahasan laporan pendahuluan. iii. LAPORAN DRAFT AKHIR, minimal meliputi Desain DED Penataan Waduk Muara Nusa Dua dimaksud sebagai hasil penyempurnaan pembahasan laporan antara. iv. LAPORAN AKHIR, minimal meliputi DED Penataan Waduk Muara Nusa Dua dimaksud sebagai hasil penyempurnaan pembahasan laporan Draft akhir dan identifikasi, penetapan pengendalian risiko keselamatan konstruksi sesuai metode pelaksanaan, metode pengoperasian dan pemeliharaan bangunan dan proses rencana seluruh proses konstruksi. VI. Pelaksanaan dan Penanggungjawab Kegiatan 1. Pelaksana Kegiatan a. Pelaksana kegiatan ini adalah KONSULTAN PERENCANA yang ditetapkan berdasarkan proses seleksi sebagaimana peraturan yang berlaku. b. Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana ditetapkan di dalam KAK ini, Tenaga Ahli Konsutan Perencana yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut : - Team Leader dengan latar belakang pendidikan S2 Arsitektur / Teknik Arsitektur, mempunyai Sertifikat Keahlian Ahli Arsitektur Minimal tingkat Muda, serta berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun. Team Leader ini akan memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan Tim dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. - Ahli Elektrikal (S1), mempunyai Sertifikat Keahlian Ahli Teknik Tenaga Listrik minimal tingkat Muda, berijazah S1 Teknik Elektro, berpengalaman pada perencanaan bangunan gedung dan lingkungan minimal 2 th. - Ahli Sipil (S1); berijazah S1 Teknik Sipil, mempunyai Sertifikat Keahlian SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung minimal tingkat Muda, berpengalaman pada perencanaan bangunan gedung dan lingkungan setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun profesional; - Ahli Mekanikal (S1); berijazah S1 Teknik Mesin Memiliki Sertifikat Ahli Teknik Pompa Mekanik minimal tingkat muda, berpengalaman pada perencanaan lingkungan setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun profesional; - Ahli Lingkungan berijazah S1 Teknik Lingkungan / Ilmu Lingkungan Memiliki Sertifikat Ahli Teknik Lingkungan minimal tingkat muda, berpengalaman pada perencanaan Lingkungan setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun profesional; - Ahli Manajemen Konstruksi berijazah S1 Teknik Sipil Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Bidang Manajemen Konstruksi (601) minimal Tingkat Muda. Pengalaman tenaga ahli dihitung setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun profesional. Sebagai Ahli 7 Manajemen Konstruksi maka tenaga ahli ini memiliki tugas untuk mengendalikan/menelaah/mengkaji lebih dalam mengenai kajian dan estimasi biaya dan spesifikasi teknis pada kawasan dan bangunan sesuai dengan kebutuhan fungsional - Ahli K3 berijazah S1 Teknik Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Bidang Ahli K3 Konstruksi minimal Tingkat Muda. Pengalaman pada pekerjaan K3 Konstruksi baik perencanaan maupun pelaksanaan tenaga ahli dihitung setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun profesional. Selain Tenaga Ahli tersebut, dibutuhkan pula Tenaga Pendukung, yaitu: - Operator CAD sejumlah 2 orang Minimal D3 Dengan pengalaman minimal 2th Penggambaran Detail Bidang Arsitektur Struktur dan Bidang Mekanikal Elektrikal memiliki SKT Juru Gambar - 3D Modeling sejumlah 1 orang Minimal D3 - Surveyor sejumlah 2 orang Minimal D3 berpengalaman minimal 2th pada kegiatan survey perancangan teknik dan mengerti teknik survey kawasan yang bertugas mendampingi tenaga ahli dalam proses survey lapangan dan pengumpul data survey bersama tenaga ahli memiliki SKT Surveyor - Tenaga Administrasi 1 orang Minimal D3 2. Penanggungjawab Kegiatan Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Permukiman Provinsi Bali Untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan, Penanggungjawab akan membentuk Tim Teknis yang bertanggungjawab terhadap produk akhir pekerjaan ini. VII. Jadwal Kegiatan 1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan a. Waktu Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan kalender. b. Konsultan Perencana diminta untuk merinci sendiri kegiatannya selama waktu tersebut butir a. di atas dengan mengantisipasi jadwal pencapaian produk antara kegiatan dan dalam rangka menampung kegiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan oleh Konsultan Perencana. c. Pentahapan pelaporan kegiatan adalah sebagai berikut: i. Laporan Pendahuluan 8 Laporan ini diserahkan maksimal 1 (satu) bulan setelah pekerjaan dimulai dengan diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja oleh Pejabat Pembuat Komitmen , dengan jumlah 5 buku dalam format A4. Laporan Pendahuluan dinyatakan diterima bila telah dilakukan pembahasan dan disetujui oleh Tim Teknis. ii. Laporan Antara Laporan ini diserahkan maksimal 2 (dua) bulan setelah penyerahan Laporan Pendahuluan, dengan jumlah 5 buku dalam format A4. Laporan Antara dinyatakan diterima bila telah dilakukan pembahasan dan disetujui oleh Tim Teknis. iii. Laporan Akhir dan DED Laporan ini diserahkan maksimal 1 (satu) bulan setelah penyerahan Laporan Antara dengan jumlah 5 buku dalam format A3 yang sama dengan Laporan Antara dan identifikasi dan penetapan pengendalian risiko keselamatan konstruksi sesuai metode pelaksanaan, metode pengoperasian dan pemeliharaan bangunan dan proses rencana seluruh proses konstruksi Laporan Akhir dinyatakan diterima bila telah dilakukan pembahasan dan disetujui oleh Tim Teknis d. Produk Keluaran : i. Laporan Pendahuluan : 5 Buku ii. Laporan Antara : 5 Buku iii. Laporan Akhir : 5 Buku iv. Executive Summary : 5 Buku v. Laporan Penyelidikan Tanah : 5 Buku vi. Laporan Perhitungan Struktur : 5 Buku vii. Gambar DED A3 yang telah disahkan : 5 Buku viii. RAB Beserta Analisa dan Harga Satuan dan Spesifikasi Teknis : 5 Buku ix. Gambar Perspektif / Ilustrasi 3D beserta Video Animasi : 5 buah x. Flashdisk 16 gb OTG : 5 Buah 9 2. Matrik Pelaksanaan Kegiatan Sesuai dengan waktu pelaksanaan dan rencana kerja, Konsultan Perencana diwajibkan untuk menyusun matrik pelaksanaan kegiatan secara rinci dengan mencantumkan seluruh items pekerjaan, keterlibatan para tenaga ahli dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing items pekerjaan, serta keluaran dari masing-masing kegiatan. No Output Waktu Penugasan 1 a b c d e f g TENAGA AHLI Team Leader merangkap Ahli Arsitektur Ahli Elektrikal Ahli Sipil Ahli Mekanikal Ahli Lingkungan Ahli Manajemen Konstruksi Ahli K3 3 3 3 3 2 1 1 bln bln bln bln bln bln bln 2 a b c d TENAGA PENDUKUNG 3D Modelling Surveyor Drafter / Operator CAD Administrasi dan Keuangan 1 1 3 3 bln bln bln bln II. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL A 1 2 3 4 5 6 5 BIAYA KANTOR Komunikasi (telepon/ fax/ internet) Pembelian ATK & Supplies Komputer Sewa Komputer Sewa Printer A3 Sewa Peralatan Survey Topografi Sewa Kendaraan Roda 4 Sewa Kendaraan Roda 2 3 3 3 3 1 3 3 B 1 a b c BIAYA PERJALANAN Pembahasan Laporan Pendahuluan Konsumsi Peserta Transport Peserta Penggandaan materi 1 kl 1 kl 1 kl 2 a b c Pembahasan Laporan Antara Konsumsi Peserta Transport Peserta Penggandaan materi 1 kl 1 kl 1 kl 3 a b c Pembahasan Draft Laporan Akhir Konsumsi Peserta Transport Peserta Penggandaan materi 1 kl 1 kl 1 kl 3 a b c Pembahasan Laporan Akhir Konsumsi Peserta Transport Peserta Penggandaan materi 1 kl 1 kl 1 kl C 1 2 4 5 PRODUK KELUARAN Laporan Pendahuluan Laporan Antara Laporan Akhir Executive Summary 6 Laporan Penyelidikan Tanah (Sondir dan Boring) 7 8 9 10 11 1 Bulan 1 2 3 4 1 Bulan 2 2 3 4 1 Bulan 3 2 3 4 bln bln bln bln bln bln bln Laporan Perhitungan Struktur Gambar DED A3 RAB dan SPESIFIKASI TEKNIS Gambar Perspektif/Ilustrasi 3D Flashdisk 16 GB OTG 10 VIII. Biaya 1. Biaya pelaksanaan pekerjaan dibebankan pada Biaya Anggaran DIPA Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun anggaran 2020, pada kegiatan APBN pada DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Permukiman Provinsi Bali, dengan biaya sebesar Rp 500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah) Pembahasan Laporan agar memperhitungkan beberapa item pendukung seperti : makan dan snack, penggandaan materi, transport lokal peserta rapat, sewa ruang rapat dan kelengkapannya, serta pendukung lainnya. 2. Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan secara kontraktual. IX. Penutup 1. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh Konsultan Perencana sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif, baik jenis kertas, tulisan, maupun sampul dll., atau minimal mengikuti standar pelaporan Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berlaku. Denpasar, November 2019 PPK-PBL Satker Pelaksanaan Permukan Provinsi Bali I Ketut Suartha, ST,MT. NIP. 19641230 200604 1 001 11