MAKALAH RELIABILITAS Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen Pembelajaran Geometri Oleh: Putri Rizqika (190220101015) Dosen Pengampu : Dr. Nanik Yuliati, M.Pd Dr. Susanto, M.Pd. PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2020 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1 1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2 BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................ 3 2.1 Pengertian Reliabilitas ......................................................................................... 3 2.2 Macam-Macam Reliabilitas................................................................................. 4 2.3 Pengujian Reliabilitas .......................................................................................... 5 2.3.1 Reliabilitas Merupakan Koefisien Stabilitas Eksternal ................................. 5 2.3.1.1 Metode Tes Ulang ............................................................................. 5 2.3.1.2 Metode Paralel .................................................................................. 6 2.3.2 Reliabilitas Merupakan Koefisien Konsistensi Internal ................................ 7 2.3.2.1 Jumlah Butir Genap........................................................................... 7 2.3.2.2 Jumlah Butir Ganjil ......................................................................... 12 2.3.3 Batas Keputusan Reliabilitas ....................................................................... 16 2.3.4 Kesalahan Standar Pengukuran ................................................................... 17 BAB III. PENUTUP .................................................................................................. 19 3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 19 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 20 ii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini memberikan dampak yang positif. Salah satu dampak positifnya adalah munculnya banyak peneliti yang kritis dan kreatif dalam meneliti objek-objek yang ada. Di Indonesia, banyak sekali para peneliti ataupun bukan peneliti yang banyak melakukan sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun sebagai pembuktian dari sebuah kejadian. Biasanya setiap setiap penelitian tersebut memerlukan sebuah pengujian agar nantinya mampu menjadi sebuah hasil ilmiah yang benar-benar valid dan bersifat riil tanpa adanya kebohongan ataupun ketidaknyataan yang mengesankan data yang diperoleh bersifat dibuat-buat. Agar kajian kita bisa bersifat riil maka kita sebagai seorang peneliti harus menguji terlebih dahulu hasil penelitian kita yang disebut dengan uji reabilitas. Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi. Reliabilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes, semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama dan bisa dipakai di suatu tempat sekolah, ketika dilakukan tes tersebut. Begitu pentingnya uji reliabilitas ini, oleh karenanya penulis tertarik untuk menelusuri lebih jauh apa saja hal-hal yang berkaitan dengan reliabilitas. Didalamnya terdapat pengertian, macam-macam, dan langkah-langkah pengujiannya. Penjelasan mengenai reliabilitas akan disajikan dalam makalah berikut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut. 1. Apa pengertian reliabilitas? 2. Apa saja macam-macam reliabilitas? 1 2 3. 1.3 Bagaimana pengujian reliabilitas? Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian reliabilitas 2. Untuk mengetahui macam-macam reliabilitas 3. Untuk mengetahui pengujian reliabilitas BAB II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, dan konsistensi. Miller (2008) mengatakan “reliability is an estimate of test consistency”. Reliabilitas instrument berarti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, dan konsistensi suatu instrument. Reliabilitas instrument, pada umumnya dianggap sama dengan reliabilitas hasil ukur. Artinya berapa kali pun instrument tersebut dipakai untuk melakukan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama dan aspek-aspeknya tak diubah diasumsikan akan diperoleh hasil yang relative sama. Reliabilitas dapat juga berarti indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan dan konsistensi hasil pengukuran. Suatu instrument dikatakan memiliki angka reliabilitas yang tinggi, apabila instrument tersebut digunakan untuk mengukur sesuatu secara berulang-ulang, menunjukkan hasil yang sama dan dalam kondisi yang sama. Menurut Thorndike dan Hagen (1977), reabilitas berhubungan dengan akurasi instrument dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. Hopkins dan Antes (1979:5) menyatakan reliabilitas sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan berulang baik pada suatu subjek maupun sejumlah subjek. Kerlinger (1996) memberikan beberapa batasan tentang reliabilitas, yaitu: 1) reliabilitas dicapai apabila kita mengukur himpunan objek yang sama berulang kali dengan instrument yang sama atau serupa akan memberikan hasil yang sama atau serupa, 2) reliabilitas dicapai apabila ukuran yang diperoleh dari suatu instrumen pengukur adalah ukuran “yang sebenarnya” untuk sifat yang diukur, dan 3) keandalan dicapai dengan meminimalkan alat pengukuran yang terdapat dalam suatu instrumen pengukur. Berdasarkan uraian diatas, instrumen dikatakan reliabel jika instrument tersebut memiliki sifat konstan, stabil atau ajeg. Jadi, alat ukur dinyatakan reliabel apabila diujicobakan terhadap sekelompok subjek akan tetap 3 4 sama hasilnya, walaupun dalam waktu yang berbeda, dan/atau jika dikenakan pada subjek lain yang sama karakteristiknya dan hasilnya akan sama juga. 2.2 Macam-Macam Reliabilitas Miller (2008) mengklasifikasikan reliabilitas instrument ke dalam tiga kategori, yaitu stability, equivalence, dan internal consistency. Ketiga kategori tersebut memiliki teknik dan prosedur pengukurannya masing-masing, sebagaimana dipaparkan dalam tabel berikut. Reliabilitas Stabilitas Ekuivalensi Konsistensi internal Tabel 1. Tipe Reliabilitas Metode Prosedur Tes ulang (test-retest) Tes yang sama tetapi dilakukan pengulangan dalam waktu yang berbeda. Tes paralel Dua alat ukur yang relative sama diberikan ke peserta didik yang sama dalam waktu yang relative sama. Tes belah dua Alat ukur diujicobakan ke peserta didik, kemudian butir soal dianalisis atas dasar belah dua, misal butir ganjil dibandingkan dengan butir genap. Kuder-Richardson Butir-butir alat ukur dianalisis dengan Teknik analisis Kuder-Richardson Hadi (1980) juga mengemukakan ada tiga Teknik yang biasanya digunakan untuk mengetahui skor reliabilitas instrument, yaitu 1) teknik ulangan, 2) teknik belah dua, dan 3) teknik paralel. Teknik ulangan dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil ukur instrument dengan melakukan uji coba terhadap alat ukur yang sama dan diberikan kepada sejumlah subjek yang sama pada saat yang berbeda. Kedua hasil pengukuran dianalisis dengan teknik korelasi, misal korelasi product moment. Jika koefisien korelasinya tinggi maka reliabilitas alat ukur tersebut berarti tinggi. Teknik belah dua digunakan untuk mengetahui konsistensi hasil ukur terhadap suatu instrument dengan cara mengelompokkan serangkaian butir-butir instrument menjadi dua, misalnya instrument bernomor gasal dan genap. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut dianalisis dengan teknik korelasi untuk 5 mengetahui koefisien korelasi kedua kelompok tersebut. Jika koefisien korelasinya tinggi, maka skor reliabilitas instrument tersebut tinggi. Teknik paralel, peneliti menyusun sejumlah butir instrument yang ekuivalen (sama) dalam tipe I dan tipe II. Selanjutnya, kedua tipe instrument tersebut diujicobakan kepada sekelompok subjek dalam waktu dan kondisi yang sama. Hasilnya kemudian dikorelasikan untuk memperoleh koefisien reliabilitasnya. 2.3 Pengujian Reliabilitas 2.3.1 Reliabilitas Merupakan Koefisien Stabilitas Eksternal 2.3.1.1 Metode Tes Ulang Metode tes ulang (test retest method) adalah metode pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan mengujikan sebuah instrument kepada kelompok peserta uji coba yang sama sebanyak dua kali. Hasil pengukuran kedua pengujian selanjutnya dikorelasikan. Sebuah instrument dikatakan reliabel apabila dua kali pengujian menunjukkan hasil yang stabil (Purwanto, 2009: 156). Stabilitas ditunjukkan oleh korelasi antara skor yang diperoleh dari kedua pengujian. Sebagai sebuah contoh dapat disajikan skor hasil testing pada uji coba I dan II suatu tes hasil belajar matematika yang direspon oleh lima orang siswa memberikan hasil sebagai berikut. Tabel 2. Skor Hasil Dua Kali Uji Coba Responden X 1 50 2 90 3 60 4 90 5 85 Y 65 87 50 95 74 Keterangan: X : skor responden pada testing uji coba I Y : skor responden pada testing uji coba II Berdasarkan Tabel 2, dengan perhitungan yang dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment memberikan hasil korelasi yang merupakan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,82. 6 2.3.1.2 Metode Paralel Metode paralel (equivalent/alternate form) dipilih apabila tidak diinginkan mengujikan instrument dua kali. Pengujian dilakukan sekali untuk kedua perangkat instrument. Metode paralel adalah pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan cara membuat dua perangkat instrument yang paralel dan mengujikan sekaligus. Dua perangkat instrument paralel adalah dua perangkat instrument yang dikembangkan dari spesifikasi yang sama: jumlah butir/pelaksanaan, bentuk, waktu uji coba, peserta uji coba, dan kisi-kisi. Spesifikasi instrument merupakan detail rancangan yang mengarahkan pada penulisan butir-butir instrument yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Perangkat yang dihasilkan akan paralel apabila dikembangkan berdasarkan spesifikasi yang sama, terlepas siapa yang mengembangkan dan kapan pengembangan instrument dilakukan. Selanjutnya koefisien reliabilitas dihitung dengan mengorelasikan skor responden pada kedua perangkat. Berikut diberikan contoh perhitungan koefisien reabilitas menggunakan metode paralel. Dalam sebuah pengujian terhadap dua perangkat tes hasil belajar matematika yang paralel pada lima orang siswa memberikan hasil pengujian sebagai berikut. Responden 1 2 3 4 5 Tabel 3. Skor Dua Perangkat Tes X 60 85 70 85 75 Y 55 90 63 70 80 Keterangan: X : skor responden pada testing uji coba I Y : skor responden pada testing uji coba II Berdasarkan Tabel 3, dengan perhitungan yang dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment memberikan hasil korelasi yang merupakan koefisien reliabilitas sebesar 0,79 7 2.3.2 Reliabilitas Merupakan Koefisien Konsistensi Internal 2.3.2.1 Jumlah Butir Genap Metode pengujian reliabilitas atas instrument yang mempunyai jumlah butir genap, butir dapat dibelah menjadi dua bagian yang sama besar. Metode yang dapat dipilih untuk pengujian adalah metode belah dua, Flanagan dan Rulon. Untuk memperjelas perhitungan koefisien reliabilitas pada kelompok metode belah dua, ikuti contoh berikut. Data dalam Tabel 4 adalah hasil tes pada mata pelajaran Matematika dengan 10 butir soal pilihan ganda pada 5 orang anak. Tabel 4. Hasil Tes Matematika Butir Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 1 1 1 1 0 1 0 1 1 2 0 0 1 0 0 1 0 0 3 1 1 1 1 1 0 1 1 4 0 1 0 0 0 0 0 1 5 1 1 1 1 0 1 1 1 a. 9 1 0 1 0 1 10 1 1 1 0 0 Metode Belah Dua Metode ini dilakukan apabila guru atau pengembang instrument tidak ingin mengujicobakan dua kali dan membuat dua perangkat yang paralel. Instrument dibuat satu perangkat dan hanya diujikan sekali, tetapi selanjutnya butir dibelah menjadi dua. Metode belah dua adalah metode pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan cara membagi butir perangkat instrument menjadi dua belahan, selanjutnya mengorelasikan skor total kedua belahan. Setiap butir dalam instrument harus mengukur hal yang sama, sehingga korelasi antara belahan harus tinggi. Menurut cara membelahnya, pembelahan dapat dilakukan dengan membelah butir dalam butir ganjil dan genap atau awal dan akhir. Misalnya pada instrument yang terdiri dari 10 butir, pembelahan ganjil-genap dilakukan dengan mengelompokkan butir 1,3,5,7,9 dalam belahan pertama dan butir 2,4,6,8,10 dalam belahan kedua. Pada cara lain, pembelahan atas dasar awal-akhir dilakukan dengan mengelompokkan butir 1,2,3,4,5 dalam belahan pertama dan butir 6,7,8,9,10 dalam belahan kedua. Berdasarkan contoh yang disajikan di atas, bila pengujian reliabilitas dilakukan menggunakan metode belah dua yang dilakukan dengan membelah butir 8 dalam ganjil dan genap maka hasil pembelahan yang dihasilkan tersaji dalam Tabel 5. Tabel 5. Hasil Tes Matematika dalam Belahan Ganjil-Genap Butir Ganjil Butir Genap No Σ Σ ΣΣ 1 3 5 7 9 2 4 6 8 10 1 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 1 3 8 2 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 2 3 3 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 9 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2 5 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4 8 Jumlah skor kedua belahan selanjutnya dikorelasikan. Data jumlah skor kedua belahan disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Skor Kedua Belahan Responden X 1 5 2 1 3 5 4 0 5 4 Y 3 2 4 2 4 Keterangan: X Y : jumlah skor butir belahan ganjil : jumlah skor butir belahan genap Berdasarkan Tabel 6, perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan mengorelasikan kedua belahan dengan tabel persiapan perhitungan sebagai berikut. Tabel 7. Persiapan Perhitungan Koefisien Reliabilitas No π π ππ π2 π2 1 5 3 25 9 15 2 1 2 1 4 2 3 5 4 25 16 20 4 0 2 0 4 0 5 4 4 16 16 16 Jumlah 15 15 67 49 53 Korelasi dilakukan menggunakan rumus: ππ₯π¦ = πΣXY − (Σπ)(Σπ) √{πΣπ 2 − (Σπ)2 }{πΣπ 2 − (Σπ)2 } Keterangan: N : jumlah peserta X : variabel bebas Y : variable terikat Hasil korelasi skor belahan ganjil dan genap (ππ₯π¦ ) menggunakan rumus korelasi product moment memberikan hasil koefisien korelasi sebesar 0,85. Angka 9 koefisien korelasi tersebut merupakan korelasi korelasi antara setengah tes (π1⁄ 1 ) 2 ⁄2 karena skor diperoleh dari hasil pembelahan butir menjadi dua bagian. Koefisien reliabilitas tes merupakan koefisien reliabilitas penuh, sehingga koefisien reliabilitas setengah tes harus diubah menjadi koefisien reabilitas penuh (π11). Untuk mengubah koefisien reliabilitas setengah tes menjadi koefisien reabilitas penuh dilakukan menggunakan rumus: π11 = 2. π1⁄ 1 2 ⁄2 1 + π1⁄ 1 2 ⁄2 Keterangan: π11 : koefisien reliabilitas penuh tes π1⁄ : koefisien reliabilitas setengah tes 2 Melalui rumus π11, maka diperoleh koefisien reliabilitas instrument secara penuh sebesar 0,92. Jika pengujian reliabilitas menggunakan metode belah dua dilakukan dengan membelah butir instrument menjadi belahan awal-akhir, maka hasil pembelahan menghasilkan data seperti dalam Tabel 8. Tabel 8. Hasil Tes Matematika dalam Belahan Awal-Akhir Butir Awal Butir Akhir No Σ Σ ΣΣ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 1 1 0 1 4 0 1 1 1 1 4 8 2 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 2 3 3 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 4 9 4 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 2 5 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 4 8 Jumlah skor kedua belahan selanjutnya dikorelasikan. Data jumlah skor kedua belahan adalah sebagai berikut. Responden 1 2 3 4 5 Tabel 9. Jumlah Skor Kedua Belahan X 4 1 5 1 4 Y 4 2 4 1 4 Keterangan: X : jumlah skor butir belahan awal Y : jumlah skor butir belahan akhir Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan mengorelasikan kedua belahan dengan tabel persiapan perhitungan sebagai berikut. 10 Tabel 10. Persiapan Perhitungan Koefisien Reliabilitas No π π ππ π2 π2 1 4 4 16 16 16 2 1 2 1 4 2 3 5 4 25 16 20 4 1 1 1 1 1 5 4 4 16 16 16 Jumlah 15 15 59 53 55 Korelasi dilakukan menggunakan rumus: ππ₯π¦ = πΣXY − (Σπ)(Σπ) √{πΣπ 2 − (Σπ)2 }{πΣπ 2 − (Σπ)2 } Keterangan: N : jumlah responden X : skor butir belahan awal Y : skor butir belahan akhir Hasil korelasi skor belahan awal dan akhir (ππ₯π¦ ) menggunakan rumus korelasi product moment memberikan hasil koefisien korelasi sebesar 0,94. Angka koefisien korelasi tersebut merupakan korelasi korelasi antara setengah instrumen (π1⁄ 1 ) 2 ⁄2 karena skor diperoleh dari hasil pembelahan butir menjadi dua bagian. Koefisien reliabilitas instrumen merupakan koefisien reliabilitas penuh, sehingga koefisien reliabilitas setengah instrumen harus diubah menjadi koefisien reliabilitas penuh (π11). Untuk mengubah koefisien reliabilitas setengah instrumen menjadi koefisien reliabilitas penuh dilakukan menggunakan rumus: π11 = 2. π1⁄ 1 2 ⁄2 1 + π1⁄ 1 2 ⁄2 Keterangan: π11 : koefisien reliabilitas penuh instrumen π1⁄ : koefisien reliabilitas setengah instrumen 2 Melalui rumus π11, maka diperoleh koefisien reliabilitas instrument secara penuh sebesar 0,97. b. Metode Flanagan Metode Flanagan seperti metode belah dua, juga membagi data menjadi dua belahan. Pembelahan dapat dilakukan atas dasar belahan ganjil-genap atau awalakhir. Selanjutnya perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan rumus: 11 π11 = 2 (1 − π 12 + π 22 ) π π‘2 Keterangan: π11 : koefisien reliabilitas 2 π 1 : varian skor butir belahan pertama π 22 : varian skor butir belahan kedua 2 π π‘ : varian skor total Berdasarkan data sebagaimana disajikan di atas, bila pembelahan butir dilakukan atas dasar ganjil-genap seperti dalam Tabel 5, maka perhitungan koefisien reliabilitas dengan metode Flanagan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menyusun tabel persiapan No 1 2 3 4 5 2) 1 1 0 1 0 1 Tabel 11. Persiapan Perhitungan dengan Flanagan Butir Ganjil Butir Genap π₯1 π₯12 π₯1 π₯π‘ π₯12 3 5 7 9 2 4 6 8 10 1 1 1 1 5 25 1 0 0 1 1 3 9 8 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 2 4 3 1 1 1 1 5 25 1 1 0 1 1 4 16 9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 4 2 1 0 1 1 4 16 1 1 1 1 0 4 16 8 15 67 15 49 30 Menghitung varians Perhitungan varians dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut. π π‘2 = (Σππ‘ )2 π π Σπ 2 − Variasi hasil perhitungan adalah sebagai berikut. a) Skor kelompok butir belahan ganjil π π‘2 = b) Skor kelompok butir belahan genap π π‘2 = c) (15)2 5 = 0,8 5 49 − Skor total π π‘2 = 3) (15)2 5 = 4,4 5 67 − Menghitung koefisien reliabilitas (30)2 5 = 8,4 5 222 − π₯π‘2 64 9 81 4 64 222 12 π11 = 2 (1 − c) 4,4 + 0,8 ) = 0,76 8,4 Metode Rulon Perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan metode Rulon dilakukan dengan menghitung selisih skor kedua belahan. Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut. π11 = 1 − π π2 π π‘2 Keterangan: π π2 : varians beda 2 π π‘ : varian total Berdasarkan data yang disajikan di atas dan pembelahan butir dilakukan dengan membelah awal-akhir seperti dalam Tabel 8, maka perhitungan koefisien reliabilitas dengan metode Rulon dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1) Membuat tabel persiapan No 1 2 3 4 5 a) 1 1 0 1 0 1 Butir Awal 2 3 4 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 5 1 0 1 0 0 Σ 4 1 5 1 4 6 0 1 0 0 1 Σ ππ‘ ππ‘2 π₯π‘ π₯π‘2 4 2 4 1 4 0 -1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 2 8 3 9 2 8 30 64 9 81 4 64 222 (Σππ‘ )2 02 2− 5 = 0,40 π = π 5 Σππ‘2 − Menghitung varians total π π‘2 = c) 10 1 1 1 0 0 Menghitung varians beda π π2 = b) Butir Akhir 7 8 9 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 (Σπ₯π‘ )2 302 222 − 5 = 8,40 π = π 5 Σπ₯π‘2 − Menghitung reliabilitas π11 = 1 − 0,40 = 0,95 8,40 2.3.2.2 Jumlah Butir Ganjil Pengujian reliabilitas sebagai koefisien konsistensi internal di mana butir instrument berjumlah ganjil dapat dilakukan menggunakan metode Kuder- 13 Richardson, Hoyt atau Alpha Cronbach. Untuk menghitung koefisien reliabilitas menggunakan metode-metode tersebut berikut diberikan contoh. Tabel 13 berikut berikut merupakan hasil pengukuran terhadap 10 orang responden menggunakan lima butir instrument untuk mengukur variable “kreativitas”. Skor maksimum tiap butir adalah 20. Tabel 12. Data Kreativitas Butir Responden 1 2 3 4 1 15 20 17 18 2 10 7 12 9 3 5 7 5 8 4 20 20 17 20 5 15 17 15 18 6 7 8 7 5 7 15 17 14 15 8 20 19 17 20 9 15 15 16 14 10 4 3 4 4 a. 5 20 10 5 18 17 9 15 17 15 3 Kuder-Richardson Metode pengujian reliabilitas Kuder-Richardson ditemukan oleh dua orang yang diabadikan sebagai nama rumusnya, yaitu Kuder dan Richardson. Keduanya membuat sejumlah rumus pengujian reliabilitas dan diberi nomor. Di antara sejumlah rumus yang diusulkannya, terdapat dua buah rumus yang banyak digunakan yaitu KR-20 dan KR-21. Perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan metode KR-20 dilakukan dengan rumus berikut. π11 π π π‘2 − Σππ =( )( ) π−1 π π‘2 Keterangan: n : jumlah butir π π‘2 : varians total p : proporsi skor yang diperoleh q : proporsi skor maksimum dikurangi skor yang diperoleh Perhitungan reliabilitas dengan metode KR-20 dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut. 1) Menyusun tabel persiapan perhitungan 14 Tabel 13. Persiapan Perhitungan dengan KR-20 Butir Responden ππ‘ ππ‘2 1 2 3 4 5 1 15 20 17 18 20 90 8100 2 10 7 12 9 10 48 2304 3 5 7 5 8 5 30 900 4 20 20 17 20 18 95 9025 5 15 17 15 18 17 82 6724 6 7 8 7 5 9 36 1296 7 15 17 14 15 15 76 5776 8 20 19 17 20 17 93 8649 9 15 15 16 14 15 75 5625 10 4 3 4 4 3 18 324 643 48723 Σ Np 126 133 124 131 129 Nq 74 67 76 69 71 p 0,63 0,67 0,62 0,66 0,65 q 0,37 0,33 0,38 0,34 0,35 pq 0,23 0,22 0,24 0,22 0,23 1,14 Keterangan: Np : skor yang diperoleh Nq : skor maksimum dikurangi skor yang diperoleh. Skor maksimum adalah skor yang diperoleh seluruh responden bila semua memberikan respon maksimum = 20 x 10 butir = 200 p : proporsi skor yang diperoleh q : 1-p 2) Menghitung varians total π π‘2 = 3) (Σππ‘ )2 6432 48723 − 10 π = = 737,81 π 10 Σππ‘2 − Menghitung reliabilitas 5 737,81 − 1,14 )( ) = 1,25 π11 = ( 5−1 737,81 Selain rumus KR-20, terdapat KR-21 yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas. Rumus KR-21 adalah sebagai berikut. π11 = ( Keterangan: n : jumlah butir M : rata-rata skor total π π(π − π) ) (1 − ) π−1 ππ π‘2 15 π π‘2 b. : varians total Hoyt Perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan metode Hoyt dilakukan dengan rumus: π11 = 1 − π(π ) π(π) Keterangan: π11 : koefisien reliabilitas π(π) : varians respon π(π ) : varians sisa Perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan metode Hoyt dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menyusun tabel persiapan Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Σ ππ ππ2 ππ 1 15 10 5 20 15 7 15 20 15 4 2 20 7 7 20 17 8 17 19 15 3 Butir 3 17 12 5 17 15 7 14 17 16 4 4 18 9 8 20 18 5 15 20 14 4 5 20 10 5 18 17 9 15 17 15 3 ππ‘ ππ‘2 90 8100 48 2304 30 900 95 9025 82 6724 36 1296 76 5776 93 8649 75 5625 18 324 643 48723 643 126 133 124 131 129 15876 17689 15376 17161 16641 82743 357 74 67 76 69 71 Keterangan: ππ : skor yang diperoleh pada butir ke-i ππ : skor maksimum dikurangi ππ . Skor maksimum adalah skor apabila seluruh responden memberikan respon maksimumnya yaitu 10 butir x 20 = 200 2) Menghitung jumlah kuadrat 3) Menentukan derajat kebebasan c. Alpha Cronbach Perhitungan kefisien reliabilitas dapat dilakukan menggunakan metode Alpha Cronbach dengan rumus: 16 π Σπ π2 ) (1 − 2 ) π−1 Σπ π‘ π11 = ( Keterangan: n : jumlah butir 2 π π : varians butir 2 π π‘ : varians total Perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menyusun tabel persiapan 2) Menghitung varians butir 3) Menghitung varians total 4) Menghitung reliabilitas 2.3.3 Batas Keputusan Reliabilitas Pembuatan keputusan apakah sebuah instrument dapat dinyatakan reliabel atau tidak didasarkan pada batas untuk membuat keputusan reliabilitas. Angka koefisien reliabilitas yang dihitung melalui berbagai metode pengujian reliabilitas masih harus dikonfirmasikan dengan batas tertentu untuk dapat ditafsirkan reliabel atau tidak. Instrument dapat dinyatakan reliabel apabila koefisien yang diperoleh melalui perhitungan menggunakan metode pengujian reliabilitas tertentu lebih besar dibandingkan dengan batas keputusan reliabilitas. Tidak ada angka koefisien batas yang pasti yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah suatu koefisien reliabilitas hasil perhitungan menunjukkan reliabel atau tidak. Batas reliabilitas bersifat sangat relative akan sangat tergantung pada kepentingan penilai atau pengumpul data. Menurut Azwar (1995:186), koefisien reliabilitas harus diusahakan setinggi mungkin, namun koefisien yang tidak tinggi dapat dianggap cukup dalam pengukuran tertentu yang tidak digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang bersifat individual. Gronlund dan Linn (1990: 100-101) memberikan argumentasi yang lebih ekstensif. Menurutnya, derajat reliabilitas dalam pengukuran pendidikan sangat tergantung kepada keputusan yang akan dibuat. Beberapa pertimbangan dalam menentukan seberapa tinggi seharusnya sebuah reliabilitas, disapaikan berikut. Pertama, tingkat pentingnya keputusan. Apabila keputusan yang diambil berdasarkan skor yang dikumpulkan dari instrument mempunyai konsekuensi yang 17 sangat penting bagi responden maka menuntut instrument dengan reliabilitas yang sangat tinggi. Sebaliknya, bila keputusan dari hasil instrument tidak menimbulkan konsekuensi yang serius maka instrument dengan reliabilitas yang lebih rendah dapat digunakan. Kedua, dapat tidaknya keputusan diperbaiki dalam waktu yang cepat. Dalam tahap awal pengambilan keputusan Pendidikan reliabilitas yang rendah mungkin cukup karena kesalahan pengambilan keputusan dapat diperbaiki segera. Misalnya tes untuk pengelompokan siswa dimana siswa yang salah dikelompokkan dapat dengan mudah dipindahkan jika terdapat buku baru untuk memindahkan. Sebaliknya, bila keputusan membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaiki maka instrument untuk mengumpulkan data untuk mempunyai reliabilitas yang tinggi. Ketiga, jaminan yang dibutuhkan sehubungan dengan keputusan yang dibuat. Jaminan yang lebih besar mempersyaratkan reliabilitas yang lebih tinggi. 2.3.4 Kesalahan Standar Pengukuran Kalau validitas berhubungan dengan ketepatan instrument dalam mengukur hasil yang diinginkan, reliabilitas lebih berhubungan dengan akurasi instrument dalam melakukan pengukuran. Instrument yang mampu mengukur hasil dengan akurasi dan presisi yang tinggi akan meminimalkan kesalahan instrument dalam melakukan pengukuran. Instrument yang mampu melakukan pengukuran secara akurat dengan tingkat kesalahan pengukuran yang rendah akan memberikan hasil pengukuran yang relative konsisten dan stabil (reliabel). Kesalahan standar pengukuran (standard error of measurement atau SEM) adalah ukuran yang mencerminkan tidak akuratnya skor dari instrument yang digunakan untuk mengukur. Semakin tinggi koefisien reliabilitas, maka instrument semakin akurat dan makin rendah kesalahan standar pengukuran. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas, maka makin tinggi kesalahan standar pengukuran dan makin tidak cermatnya pengukuran. Dalam pengumpulan data hasil belajar dimana skor-skor akan dibandingkan secara individual sangat penting untuk memperhitungkan kesalahan standar pengukuran. Kesalahan standar pengukuran dihitung menggunakan rumus: 18 ππΈπ = ππ·√1 − ππ Dimana: ππΈπ : standart error of measurement ππ· : standar deviasi ππ : koefisien reliabilitas Misalnya seorang siswa X memperoleh skor 50 pada suatu tes yang mempunyai koefisien reliabilitas sebesar 0,977 dalam kelompok siswa yang mempunyai standar deviasi 13,51. Bila taraf kepercayaan ditentukan 90% (atau taraf signifikan p=0,10), berapakah interval kepercayaan terhadap skor murni siswa X? Langkah yang ditempuh untuk menyelesaikan contoh diatas adalah sebagai berikut. Menghitung kesalahan standar pengukuran (SEM) ππΈπ = 13,51√1 − 0,977 = 2,049 Mencari nilai Z pada distribusi normal untuk kedua ujung kurva. Oleh karena p=0,10 maka p kedua ujung masing-masing p=0,05. Dengan melihat tabel Z diketahui harga tabel untuk p=0,05 adalah 1,645. Menghitung interval kepercayaan skor murni responden X. Oleh karena skor yang diperoleh X=50 dan harga tabel Z=1,645 maka interval kepercayaan skor murni (true score=T) dapat dihitung: 50 − (1,645)(2,049) < π < 50 + (1,645)(2,049) 46,63 < π < 53,37 atau 47 < π < 53 Berdasarkan hasil perhitungan dapat diambil kesimpulan, 1) Walaupun data yang diperoleh dari pengukuran siswa X sebesar 50, namun ada kemungkinan bahwa skor hasil belajar sesungguhnya siswa X berada di antara 47 sampai 53. Kemungkinan skor siswa X berada diatas 53 atau di bawah 47 hanyalah 10%. 2) Lebar interval antara 47 sampai 53 adalah enam interval. Lebar interval menunjukkan ketidakcermatan pengukuran. Makin sempit interval maka pengukuran makin cermat dan memuaskan. Sebaliknya, makin lebar interval maka pengukuran makin kurang cermat. BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan dan konsistensi hasil pengukuran. Suatu instrument dikatakan memiliki angka reliabilitas yang tinggi, apabila instrument tersebut digunakan untuk mengukur sesuatu secara berulang-ulang, menunjukkan hasil yang sama dan dalam kondisi yang sama. Miller (2008) mengklasifikasikan reliabilitas instrument ke dalam tiga kategori, yaitu stability, equivalence, dan internal consistency. Ketiga kategori tersebut memiliki teknik dan prosedur pengukurannya masing-masing. Pengujian reliabilitas diantaranya yang merupakan koefisien stabilitas eksternal, koefisien konsistensi internal, batas keputusan reliabilitas, dan kesalahan standar pengukuran. Koefisien stabilitas eksternal contohnya dengan metode tes ulang dan metode paralel. Sedangkan koefisien konsistensi internal dengan jumlah butir genap dan jumlah butir ganjil, 19 DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Gronlund, Norman E dan Linn, Robert L. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: MacMillan Publishing Company. Hadi, S. 1980. Metodologi Riset, Jilid 2. Yogyakarta: Yas. Penerbit Fakultas Psikologi UGM Hopkins, Charles D dan Antes, Richard L. 1979. Classesroom Measurement and Evaluation. Third edition. Itasca, Illionois: FE Peacock Publisher, Inc. Kerlinger, Fred N. 1996. Asas-asas Penelitian Behavioral. Terjemahan Landung R Simatupang. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Miller, W. Patrick. 2008. www.pwmilleronline.com “Measurement and teaching”. Indiana: Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Thorndike, Robert L dan Hagen, Elizabeth P. 1977. Measurement and evaluation in psychology and education. 4th edition. New York: John Wiley & Sons. 20