KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala serta segala rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK BERBAKAT”. Tak lupa kami hanturkan salam dan shalawat kepada Nabi besar junjungan kita Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membawa kita dari alam kegelapan hingga ke alam yang terang benderang. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa buku dan pdf telah kami jadikan sebagai referensi guna menyusun makalah ini. Semoga informasi yang tertuangkan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam mengetahui informasi mengenai anak berbakat. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran dari pembaca untuk membantu penyempurnaan makalah ini. Makassar, 23 April 2020 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. .............................................................................. i DAFTAR ISI. ........................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN. ........................................................................ 1 A. Latar Belakang. ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah. ...................................................................... 2 C. Tujuan. ......................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN. ......................................................................... 3 A. Pengertian Bimbingan dan Konseling. ......................................... 3 B. Pentingnya Konseling Bagi Anak Berbakat. ................................. 3 C. Model dan Strategi Konseling. ..................................................... 4 D. Program dan Teknik Bimbingan Bagi Siswa Berbakat. ................ 6 BAB III PENUTUP. ................................................................................. 9 A. KESIMPULAN. ............................................................................. 9 B. SARAN. ........................................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................ 10 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak berbakat di Indonesia jumlahnya sangatlah banyak, bahkan hampir sama banyaknya dengan jumlah total siswa SD negaranegara kecil di dunia. Secara statistik jumlah anak berbakat akademik (ABA) sangatlah besar di Indonesia.Di antara mereka ada yang telah berhasil mewujudkan potensinya, sehingga dapat berprestasi optimal, namun sebagian besar di antara mereka cenderung belum berprestasi optimal. Hal ini ditunjukkan dengan penampilan sejumlah anak SD, SMP, SMA, bahkan mahasiswa di antara sejumlah PT dengan prestasi secara menakjubkan yang tidak hanya pada tingkat nasional, melainkan juga tingkat internasional. Jika dihitung, maka jumlah anak yang berprestasi masih jauh dari angka yang seharusnya. Kekurangberhasilan itu, tidak hanya disebabkan oleh persoalan kompleks yang dihadapi bangsa Indonesia, melainkan sistem pendidikan yang diterapkan belum banyak memberikan fasilitasi bagi perkembangan anak berbakat. Hingga kini berbagai upaya telah dilakukan dalam membangun keunggulan, di antaranya melakukan reformasi hukum di bidang pendidikan, manajemen pendidikan, proses pembelajaran, kurikulum, dan sistem evaluasi. Namun pada kenyataannya semua upaya reformasi di bidang pendidikan belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah kinerja Bimbingan dan Konseling (BK) belum mampu menampilkan prestasi yang membanggakan 1 terutama dalam memberikan pelayanan bagi anak berbakat akademik. Anak berbakat akademik tidak hanya membutuhkan layanan BK tidak hanya untuk pengembangan potensinya, melainkan juga untuk mengatasi persoalan yang dimilikinya. Berdasarkan pengalaman negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat, layanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan suatu jantung menunjukkan proses pendidikan kontribusinya dalam yang ternyata mengakselerasi mampu kemajuan pendidikan, yang pada gilirannya mampu membangun keunggulan. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Bimbingan dan Konseling ? 2. Apa saja pentingnya konseling bagi Anak Berbakat ? 3. Bagaimana model dan strategi Konseling? 4. Bagaimana Program dan Teknik Bimbingan bagi siswa Berbakat? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari Bimbingan dan Konseling 2. Untuk mengetahui pentingnya Konseling bagi Anak Berbakat 3. Untuk mengetahui model dan strategi Konseling 4. Untuk mengetahui program dan teknik Bimbingan bagi siswa Berbakat. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan bimbingan dan konseling ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik B. Pentingnya Konseling Bagi Anak Berbakat Banyak karakteristik yang dimiliki anak berbakat. Namun, beberapa karakteristik anak yang menyangkut sensitivitas yang tinggi, idealis, dorongan yang tinggi untuk unggul, dan rasa keadilan yang sangat tinggi sungguh berkonsekuensi terhadap sejumlah masalah. Silverman (Van Tassel-Baska, 2001) mengemukakan sejumlah masalah, di antaranya: (1) kebingungan tentang makna keberbakatan; (2) perasaan akan perbedaan; (3) perasaan akan ketidaktepatan; (4) kritik terhadap diri sendiri; (5) tingkat konflik internal yang meningkat; (6) kurangnya pemahaman diri dari orang lain; (7) harapan dari orang lain yang tidak realistik; dan (8) hostility orang lain terhadap kemampuan 3 anak berbakat. Persoalan-persoalan inilah yang menyebabkan pentingnya program konseling di sekolah. Di samping itu, berdasarkan potensi yang dimiliki anak berbakat, maka untuk perkembangan anak secara optimal sangat diperlukan fasilitasi dan bimbingan orang dewasa lainnya yang secara profesional yang dapat diwujudkan melalui layanan konseling. Perlunya konseling bagi ABA juga diperkuat oleh Silverman (1993) melalui pendapatnya bahwa konseling sangat diperlukan untuk membantu anak berbakat akademik dalam mengatasi sikap masyarakat, di samping membantu mereka untuk mencari jalan keluar terhadap sistem pendidikan yang tidak dirancang untuk mengoptimalkan kemajuannya. Dengan demikian, konselor diharapkan mampu memberikan bantuan emosional bagi ABA dan guru, bahkan orang tuanya untuk melakukan modifikasi kurikuler dan strategi layanan konseling sehingga sesuai dengan potensi dan kebutuhan ABA. C. Model dan Strategi Konseling Piirto (1994), Colangelo (2002), dan Milgram (1991) mengemukan bahwa secara umum model dan strategi konseling bagi ABA dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Konseling Terapetik Konseling terapetik dimaksudkan untuk memberikan perlakuan terhadap persoalan yang dihadapi oleh ABA, baik itu berkenaan dengan persoalan sosial-pribadi, akademik, maupun karier. Adapun strategi yang sering menunjukkan efektivitas yang tinggi bagi penyelesaian persoalan ABA, di antaranya: pengelompokan dengan teman sebaya, menstrukturkan sistem, pembuatan jejaring, konseling/diskusi kelompok, terapi pustaka, pemberian model tokoh keagamaan, mentorship, pemagangan, 4 konseling sebaya, konseling keluarga, konseling individual, dan kelompok pendukung. 2. Konseling Preventif Konseling preventif dimaksudkan untuk memberikan perlakuan terhadap ABA dengan berorientasi pada pencegahan akan terjadinya persoalan yang akan muncul di kemudian hari. Adapun strategi yang sering dijadikan pilihan, di antaranya: perencanaan akademik yang sesuai, mencegah perkembangan kelainan prilaku, mencegah underachievement, mencegah konflik sosial/ akademik, menaruh perhatian terhadap kebutuhan afektif terhadap populasi khusus, perencanaan karir, dan menghindari dampak terhadap keluarga. 3. Konseling Perkembangan Konseling perkembangan dimaksudkan untuk memberikan layanan konseling yang berorientasi pada dukungan terhadap pemenuhan kebutuhan ABA untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi dan kondisinya. Adapun strategi yang dilakukan di antaranya: memahami kekuatan dan kelemahan, penerimaan diri dan pengakuan terhadap keterbatasan ABA, komitmen untuk memelihara kemampuan ABA, pengembangan internal locus of control, penerimaan kesalahan sebagai mengatasi konflik, pengalaman keterampilan belajar, keterampilan pemecahan masalah, kesadaran, pemahaman dan penerimaan terhadap orang lain, keterampilan berkomunikasi, keterampilan kepemimpinan dan pembuatan keputusan, pengetahuan tentang teknik pengurangan stress, dan kemampuan memandang dirinya sendiri dan kejadian dengan humor. Pilihan model konseling sangatlah tergantung pada kepentingan konseling, apakah konseling dimaksudkan untuk melakukan pencegahan, 5 melakukan penanganan dan penyelesaian, atau melakukan pengembangan. Artinya, kehadiran konseling bagi ABA sangat dinantikan pada saat kapan pun, sehingga tidak ada hari bagi ABA tanpa kebutuhan konseling karena layanan konseling diperlukan oleh siapa pun dan dalam kondisi apa pun. D. Program dan Teknik Bimbingan bagi siswa Berbakat 1. Program Bimbingan a. Pengayaan (Enrichment) Enrichment merupakan bimbingan bagi siswa dengan jalan menyediakan kesempatan serta fasilitas belajar tambahan yang bersifat vertikal (pendalaman) dan horizontal (perluasan) setelah siswa menyelesaikan semua tugas yang diprogramkan terhadap siswa pada umumnya termasuk siswa yang bersangkutan. Bentuk tugas ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas mencari materi di perpustakaan, belajar mandiri (independent study), proyek penelitian, studi kasus, dan sebagainya. b. Percepatan (Acceleration) Pembinaan siswa berbakat dilakukan dengan memperbolehkan siswa naik kelas secara melompat atau menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih cepat. Bentuk percepatan seperti masuk kelas lebih awal, naik kelas sebelum waktunya, mempercepat pelajaran, dan sebagainya. c. Pengelompokan khusus (Segregation) Program Segregation ini dapat dilakukan secara penuh atau terlebih sebagian. Kegiatan ini dilakukan dengan dahulu mengumpulkan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan luarbiasa (cerdas dan berbakat) 6 dan diberi kesempatan untuk secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan potensinya. Pelaksanaannya dapat diselenggarakan seminggu sekali atau tiap hari dalam satu semester penuh. Bentuk Segregation antara lain; homogeneus grouping, cluster grouping, subgrouping dan cross grouping. 2. Teknik Bimbingan Bagi Siswa Berbakat Program Layanan Bimbingan dan Konseling yang dikembangkan bagi siswa cerdas dan berbakat mengacu pada keadaan individu sebagai manusia seutuhnya sehingga menyentuh semua dimensi perkembangan pribadinya. Teknik untuk menangani siswa tersebut mengarah pada unsur-unsur yang berhubungan dengan: a. Pengembangan ranah kognitif/intelektual Guru pada pengembangan ini diharapkan menyediakan rentangan pengalaman belajar yang luas serta dapat diakselerasikan dan mengakselerasi perkembangan kognitif siswa berbakat. b. Pengembangan ranah afektif Pembimbing diharapkan memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan sikap terbuka, serta membantu anak memahami pikiran dan harapan yang ada pada dirinya dana kemungkinan pemenuhannya di dalam kehidupan berkelompok. c. Pengembangan ranah fisik Pembimbing diharapkan memberikan layanan yang dapat memberikan kemungkinan siswa memperoleh pengalaman memadukan pola perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik. 7 d. Pengembangan ranah intuitif Fungsi intuitif merupakan fungsi yang terlibat di dalam pemunculan wawasan dan tindakan yang kreatif. Mengingat fungsinya yang demikian itu, maka layanan bagi siswa berbakat perlu mempedulikan pengembangan pengalaman yang mendorong individu untuk berimajinasi dan berkreasi. e. Pengembangan ranah masyarakat Pemberian membantu layanan siswa dapat dilakukan memperoleh dengan pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok, serta mampu berpartisipasi dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan kelompok menjadi anggota identifikasi keanggotaan diri dari masyarakat, masyarakat memperluas terbatas kearah identifikasi terhadap masyarakat luas. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan merancang kegiatan-kegiatan kelompok khusus. 8 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari materi yang telah dipaparkan, kesimpulan yang dapat diambil dalam materi ini, bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dari permasalahan-permasalahan yang dialami anak berbakat, maka diperlukan bimbingan konseling agar mampu memberikan bantuan emosional bagi ABA dan guru, bahkan orang tuanya untuk melakukan modifikasi kurikuler dan strategi layanan konseling sehingga sesuai dengan potensi dan kebutuhan ABA. B. SARAN Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca agar menambah wawasan terhadap Bimbingan dan Konseling pada anak berbakat. Tentunya dalam isi makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena terbatasnya ilmu pengetahuan dan sumber referensi terpercaya, untuk itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca. 9 DAFTAR PUSTAKA Wahab, Rochmat. 2010. KONSELING BAGI ANAK BERBAKAT AKADEMIK, FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Wicaksono, L. 2016. Bimbingan Konseling Bagi Siswa Cerdas dan Berbakat. . JPP. 1 (1).30-35. 10