ANALISIS EKONOMI WILAYAH Kenapa Perlu Analisis Wilayah • Pada hakekatnya daerah merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. • keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah. • Perbedaan kondisi setiap daerah membawa konsekuensi adanya masalah serta prioritas kegiatan yang berbeda. • Dengan demikian, pernyataan tersebut berarti setiap kegiatan pembangunan pada suatu daerah harus mempertimbangkan kondisi dan situasi regional dan dilakukan secara lebih merata. INDIKATOR EKONOMI WILAYAH Dalam menganalisis aspek ekonomi dalam suatu wilayah atau kawasan, hal yang harus wajib diperhatikan yaitu mengetahui indikator dari aspek ekonomi dalam suatu wilayah. Perkembangan ekonomi dalam suatu wilayah atau kawasan dapat ditentukan dari beberapa indikator sebagai penentu perkembangan ekonomi wilayah atau kawasan. INDIKATOR EKONOMI WILAYAH 1. PRODUK DOMESTIK BRUTO Produk domestik regional bruto didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu (satu tahun), atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu (satu tahun). Perhitungan PDRB Terdapat dua perhitungan produk domestik regional bruto yakni berdasar harga berlaku (terdapat pengaruh inflasi) dan atas dasar harga konstan tidak terdapat pengaruh inflasi). PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertambahan ekonomi dari tahun ke tahun. Aspek-aspek dalam PDRB PDRB merupakan salah satu indicator untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro. Selain itu, angka PDRB ini juga bermanfaat sebagai bahan untuk menjelaskan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Indikator untuk menghitung PDRB sendiri ada beberapa aspek yaitu: 1) Pertanian 2) Pertambangan dan Penggalian 3) Industri Pengolahan 4) Listrik, Gas, dan Air minum 5) Bangunan 6) Perdagangan 7) Angkutan dan Komunikasi 8) Keuangan, Persewaan, dan Jasa 9) Jasa-jasa 2. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi, dapat didekati dengan menghitung pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Keterangan : PDRB t = PDRB atas dasar harga konstan pada tahun t PDRB t-1 = PDRB atas dasar harga konstan pada tahun t-1 (tahun sebelumnya) Kategori Pertumbuhan PDRB • > 7 % : pertumbuhan yang cepat • 5 -7 % : pertumbuhan yang sedang • < 5 % : pertumbuhan yang lambat 4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Salah satu cara untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk adalah dengan melihat nilai PDRB Per Kapita. PDRB per kapita dihitung dengan cara membagi total PDRB dengan jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang digunakan untuk membagi adalah jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Berdasarkan PDRB per Kapita dapat diketahui besarnya pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk di suatu daerah. 5. Kontribusi Sektoral dan Struktur Perekonomian Dengan membandingkan kontribusi sektoral selama tahun pengamatan dapat dilihat perubahan secara struktural komponen (sektor) penyusun PDRB daerah sehingga dapat melihat kondisi ekonomi wilayah tersebut. Kontribusi sektoral dihitung dengan membagi PDRB per sektor dengan total PDRB. Perhitungan Kontribusi Sektor Keterangan : PDRB I = PDRB sektor i t = tahun t i = 1,....,9 (sektor lapangan usaha) 5. Keunggulan Wilayah • • • • • • Analisis Tipologi Daerah Location Quotient (LQ) Analisis Shift Share Indeks Williamson Indeks Gini/Ratio Gini Kurva Lorentz ANALISIS KEUNGGULAN WILAYAH TIPOLOGI KLASSEN Analisis Tipologi Klassen Analisis Klassen Typology (Tipologi Klassen) digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: 1.daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income), 2.daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), 3.daerah berkembang cepat (high growth but income), dan 4.daerah relatif tertinggal (low growth and low income) Referensi :(Kuncoro dan Aswandi, 2002: 27-45) dan (Radianto, 2003: 479-499). Kriteria Pola dan Struktur Pertumbuhan Wilayah A. Daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh, daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata Provinsi. B. Daerah maju tapi tertekan, daerah yang memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi. C. Daerah berkembang cepat, daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi. D. Daerah relatif tertinggal daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapat per kapita yang lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi. KUADRAN TIPOLOGI KLASSEN PERTUMBUHAN SEKTOR KONTRIBUSI SEKTORAL si ≥ s si < s gi ≥ g gi < g Sektor maju dan tumbuh pesat Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat Sektor maju tapi tertekan Sektor relatif tertinggal Dimana: gi = pertumbuhan sector daerah analisis g = pertumbuhan sector daerah acuan si = kontribusi sector daerah analisis s = kontribusi sector daerah acuan Keterangan: daerah acuan adalah daerah yang lebih tinggi. Misalnya, kalau daerah analisis adalah kabupaten/kota, daerah acuan bisa menggunakan propinsi. Kalau daerah analisis adalah propinsi, maka daerah acuan bisa menggunakan nasional atau pulau, ataupun wilayah pembangunan tertentu dimana daerah analisis merupakan bagian dari wilayah tersebut. Contoh Perhitungan Tipologi Klassen Kuadran Tipologi Klassen PERTUMBUHAN SEKTOR KONTRIBUSI SEKTORAL si ≥ s si < s gi ≥ g - Pertanian Industri Listrik Bangunan Perdagangan Transportasi Jasa gi < g Pertambangan Keuangan Kuadran Hasil Tipologi Klassen KONTRIBUSI SEKTORAL si ≥ s si < s PERTUMBUHAN SEKTOR - gi ≥ g gi < g Pertanian Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdagangan Transportasi Jasa Keuangan Dari tabel tersebut terlihat bahwa sector yang dapat dikategorikan sebagai sector yang maju dan tumbuh dengan pesat (Kuadran I) adalah sektor pertanian. Dengan kata lain, di Kabupaten ini sektor pertanian memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa yang lebih besar dibandingkan keadaan propinsinya secara keseluruhan. Selanjutnya, sektor pertambangan dan penggalian menurut tipologi Klassen terkategori sebagai sektor yang maju tapi tertekan (Kuadran II). Sektor pertambangan memiliki nilai pertumbuhan PDRB yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB Provinsi, tetapi memiliki kontribusi terhadap PDRB kabupaten yang lebih besar dibandingkan kontribusi nilai sektor tersebut terhadap PDRB Provinsi. Dengan kata lain, sektor pertambangan dan penggalian di kabupaten ini dapat dikategorikan sebagai sector yang telah jenuh. Kuadran Hasil Tipologi Klassen KONTRIBUSI SEKTORAL si ≥ s si < s PERTUMBUHAN SEKTOR - gi ≥ g gi < g Pertanian Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdagangan Transportasi Jasa Keuangan Dalam konteks tipologi Klassen ini juga terlihat bahwa sektor keuangan, persewaan dan jasa di kabupaten ini ternyata tergolong sebagai sektor yang relative tertinggal (Kuadran IV). Hal ini terlihat dari nilai pertumbuhan PDRBnya yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB Provinsi dan sekaligus memiliki kontribusi terhadap PDRB yang lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB propinsi. Analisis tipologi Klassen juga menemukan bahwa di kabupaten ini terdapat banyak sektor yang terkategori sebagai sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat (Kuadran III). Sektor-sektor tersebut adalah sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi dan jasa-jasa. Sektor dalam Kuadran III dapat diartikan sebagai sektor yang sedang booming. Meskipun pangsa pasar daerahnya relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata Provinsi. Tipologi Kecamatan Laju PDRB per Kecamatan Tahun Kecamatan No Rata- 2008 2009 2010 2011 rata 1 Meuraxa 3,48 3,36 2,59 3,88 3,32 2 Baiturrahman 0,46 2,43 3,27 3,08 2,31 3 Kuta Alam 4,70 4,51 3,68 3,58 4,11 4 Syiah Kuala 3,05 3,79 2,89 3,52 3,1 Bandah Aceh 2,92 3,54 3,5 3,31 3,26 PDRB per Kapita Kecamatan Tahun Kecamatan No Rata-rata 2008 2009 2010 2011 1 Meuraxa 2.246.027 2.289.975 2.320.124 2.263.946 2 Baiturrahman 1.854.570 1.893.522 1.923.955 1.956.165 3 Kuta Alam 2.276.993 2.344.959 2.392.143 2.380.492 4 Syiah Kuala 2.852.150 2.871.953 2.890.637 2.307.435 2.350.102 2.381.714 Bandah Aceh 3.276.079 2.469.170 2.268.001 1.874.046 2.310.976 2.862.051 2.328.768 Kuadran Tipologi Klassen PDRB Perkapita (y) Laju Y1> y Pertumbuhan Y1< y PDRB (r) R1> r Daerah cepat maju Daerah Berkembang dan cepat tumbuh Cepat · · Meuraxa · Kuta Alam Syiah Kuala Daerah Maju Tapi Tertekan R1< r Daerah Relatif Tertinggal · Baiturrahman TERIMA KASIH