FISIKA LABORATORIUM – LAB. MATERIAL -2015 -1-5 1 Uji Konduktivitas Listrik pada CaCO3 dan Arang Kayu dengan Metode Four Point Probe Puji Kumala Pertiwi, Tri Oktafiana, Luthfiyati Ningsih, dan Gontjang Prajitno M.Si Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] Abstrak—Telah dilakukan percobaan Uji Konduktivitas Listrik pada CaCO3 dan Arang Kayu dengan Metode Four Point Probe. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai konduktivitas listrik dan nilai resistivitas pada CaCO3 dengan menggunakan metode four point probe serta untuk mengetahui hubungan antara resistivitas dan konduktivitas. Percobaan ini menggunakan prinsip four point probe, konduktivitas listrik dan resistivitas listrik. Metodologi percobaan ini diawali dengan menyiapkan sampel CaCO3 dan arang dibentuk kepingan dengan tebal 1,5mm dan 3 sampel (3 CaCO3 dan 3 arang) timbang di neraca. Kemudian membuat larutan NaCl 1,2,3 molar. Digunakan rumus pengenceran untuk mengetahui ke molarannya. Rangkaian probe 2,3 disambungkan ke probe meter dan probe 4 ,1 ke volt meter dan powersupply. Tegangan input 4v,8v dan 12 v. Diukur dahulu tegangan inputnya (pengulangan 5 kali) untuk ke 6 sampel. Celupkan ketiga sampel dilarutan molar tunggu 15 menit, diukur arus output dan tegangan outputnya juga. Diulangi sebanyak 5 kali. Dari percobaan yang telah dilakukan telah didapatkan hasil bahwa yang memiliki nilai konduktivitas terbesar adalah saat memakai Caco3 2 molar yaitu 2.758331Ωm, dan yang memiliki nilai konduktivitas terkecil adalah saat memakai arang kayu 1 molar yaitu 0.287697Ωm. Sedangkan yang memiliki nilai resistivitas terbesar adalah saat memakai arang kayu 1 molar yaitu 3.870361Ωm, dan yang memiliki nilai resistivitas terkecil adalah saat memakai CaCO3 2 molar yaitu 0.370999Ωm . Hubungan antara konduktivitas dan resistivitas berbanding terbalik. Kata Kunci—Four Point Probe, Konduktivitas, Resistivitas. I. PENDAHULUAN S etiap material atau bahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap bahan memiliki sifat yang berbedabeda mulai dari sifat fisis, sifat mekanis dan sifat kimiawi. Sifat fisis yaitu sifat yang dimiliki suatu bahan yang dapat kita amati secara langsung, sedangkan untuk mengetahui sifat mekanik dan kimiawinya itu tidak bisa dilihat secara langsung, maka haruslah dilakukan percobaan untuk mengetahui sifat mekanik dan kimiawinya. Untuk mengetahui seberapa cepat dan seberapa besar suhu yang dapat berubah pada sebuah benda dapat menghantarkan panas seberapa besar suhu yang dapat berubah pada bahan itu maka kita harus mengetahui konduktivitas listrik dan Resistivitas bahan tersebut. Konduktivitas listrik(σ) adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan akan bergerak berpindah dan kemudian menghasilkan arus listrik. Konduktivitas listrik didefinisikan sebagai rasio dari rapat arus terhadap kuat medan listrik. Konduktivitas suatu bahan adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Sedangkan Resistivitas adalah kebalikan dari konduktivitas, yakni kemampuan suatu bahan untuk menahan arus listrik. Resistansi (R) adalah kemampuan bahan listrik menghambat arus listrik. Resistivitas (ρ) adalah nilai resistansi bahan listrik pada satuan panjang ( l ) dan luas penampang (A). Molaritas adalah salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang sebenarnya). Kerugian dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran volum. Selain itu, volum suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan dapat berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan yang tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi dari konsentrasi[1]. Sejak penemuan struktur elektronik atom-atom, ahli kimia dan fisika mampu menyelidiki bagaimana cara-cara atom dari jenis yang satu bergabung dengan jenis yang lain membentuk senyawa dengan ikatan kimia. Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik antara atom-atom sehingga atom-atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. Gagasan tentang pembentukan ikatan kimia dikemukakan oleh Lewis. Suatu atom yang bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa mungkin mengalami perubahan dalam konfigurasi elektronnya yang mengakibatkan atomatom tersebut lebih menyerupai gas mulia. Ikatan ion terbentuk jika elektron-elektron pindah dari atom yang satu ke atom yang lain. Atom yang kehilangan elektronnya akan menjadi ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan menjadi ion negative. Kedua atom tarik menarik dengan gaya elektrostatik yang kuat karena ada beda muatan. Ikatan ion umumnya terjadi antara unsure logam (yang akan berubah menjadi ion positif) dengan unsure nonlogam ( yang akan berubah menjadi ion negative). Ikatan kovalen terjadi bila terdapat pemakaian bersama sepasang atau lebih elektron yang menyebabkan atom-atom yang berikatan memperoleh susunan octet. Ikatan kovalen umumnya terjadi antara unsur-unsur non logam. Unsur nonlogam disebut juga elektronegatif[2]. Alat ukur four-point probe (probe 4 titik disingkat FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai kerintangan suatu lapisan bahan elektronika yaitu bahan semikonduktor seperti Silikon (Si), Germanium FISIKA LABORATORIUM – LAB. MATERIAL -2015 -1-5 (Ge), Gallium Arsenide (GaAs), juga bahan logam dalam bentuk thin film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika. Thin film adalah suatu lapisan yang sangat tipis dari suatu bahan (organik, inorganik, logam maupun campuran logam-organik / organometallic) yang memiliki sifat-sifat konduktor,semikonduktor, superkonduktor maupun insulator dengan ketebalan dari orde Angstrom hingga mikrometer . Seperti namanya, alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada bahan. Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat bahan tersebut dapat dilakukan dengan menentukan nilai kerintangan untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu. Prinsip kerja foint point probe yaitu sebelum arus dialirkan melalui probe, keempat probe diturunkan sehingga menyentuh permukaan sampel. Setelah itu arus I dialirkan melalui probe 1 dan 4. Dengan cara seperti ini arus akan dialirkan / didistribusikan secara laminer melalui sampel dari probe yang satu menuju probe yang satunya. Pada daerah dimana probe 2 dan 3 bersentuhan dengan sampel tegangan 'drop' diukur dengan voltmeter. Dari variasi perubahan arus yang diberikan, akan diperoleh perubahan tegangan yang diukur. Aliran arus pada probe 2 dan 3 sangat kecil dan dapat diabaikan sebab tegangan diukur dengan menggunakan voltmeter rintangan tinggi. Dari perubahan ini akan diperoleh nilai kerintangan (resistivitas) thin film[3]. II. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Peralatan dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah power supply, 2 buah avometer, kabel penghubung, penggaris, 2 gelas beker, pengaduk larutan, NaCl, CaCO3, arang kayu dan aquades. Power supply berfungsi sebagai sumber tegangan (Vinput). Avometer berfungsi sebagai pengukur arus (Ioutput) dan pengukur tegangan (Voutput). Kabel penghubung berfungsi sebagai penghubung rangkaian. Penggaris digunakan untuk mengukur tebal CaCO3 dan arang kayu. 2 Gambar 2. NaCl dan Aquades B. Cara Kerja Metodologi percobaan ini diawali dengan menyiapkan sampel CaCO3 dan arang dibentuk kepingan dengan tebal 1,5mm dan 3 sampel (3 CaCO3 dan 3 arang) timbang di neraca. Kemudian membuat larutan NaCl 1,2,3 molar. Digunakan rumus pengenceran untuk mengetahui ke molarannya. Rangkaian probe 2,3 disambungkan ke probe meter dan probe 4,1 ke volt meter dan powersupply. Tegangan input 4v,8v dan 12v. Diukur dahulu tegangan inputnya (pengulangan 5 kali) untuk ke 6 sampel. Celupkan ketiga sampel dilarutan molar tunggu 15 menit, diukur arus output dan tegangan outputnya juga. Diulangi sebanyak 5 kali. Berikut adalah flowchart metodologi percobaan ini : start Sampel CaCO3 dan arang dibentuk kepingan dengan tebal 1,5mm 3 sampel (3 CaCO3 dan 3 arang) timbang dineraca Buat larutan NaCl 1,2,3 molar Larutan dibuat dengan memakai rumus pengenceran rangkaian disambungkan probe 2,3 ke probe meter dan probe 4 ,1 ke volt meter dan powersupply Tegangan input 4,8,12 v Gambar 1. Arang kayu dan CaCO3 Gelas beker berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan NaCl dan sebagai tempat untuk mencelupkan CaCO3 dan arang kayu. Pengaduk larutan digunakan untuk mengaduk larutan. NaCl adalah larutan garam berfungsi sebagai cairan yang digunakan untuk mengetahui kemolaran CaCO3 dan arang kayu. CaCO3 dan arang kayu adalah bahan yang akan diuji konduktivitas listriknya. Aquades berfungsi sebagai zat fluida pelarut NaCl. Diukur dahulu tegangan inputnya (pengulangan 5 kali) untuk ke 6 sampel ketiga sampel dicelupkan kelarutan molar tunggu 15 menit, Diukur arus output dan tegangan outputnya finish FISIKA LABORATORIUM – LAB. MATERIAL -2015 -1-5 Power supply fpp avometer Gambar 3.skema alat III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Data Dari percobaan yang telah dilakukan telah didapatkan data sebagai berikut, No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Molar 1 2 3 Tabel 1. Data percobaan menggunakan bahan CaCO3 Sebelum direndam setelah direndam Vin (V) Vout (V) Iout(A) Vout(V) Iout (A) 0,015 0 0,02 0,00029 0,013 0 0,016 0,0003 4 0,013 0 0,022 0,00056 0,015 0 0,018 0,00042 0,015 0 0,037 0,00027 0,028 0 0,111 0,0011 0,02 0 0,152 0,00047 8 0,026 0 0,189 0,0006 0,027 0 0,107 0,00051 0,028 0 0,104 0,00051 0,034 0 0,251 0,00078 0,046 0 0,218 0,00079 12 0,056 0 0,222 0,00071 0,035 0 0,36 0,00073 0,046 0 0,101 0,00088 0,015 0 0,039 0,00056 0,013 0 0,031 0,00049 4 0,013 0 0,029 0,00049 0,015 0 0,028 0,00053 0,015 0 0,026 0,00054 0,028 0 0,04 0,00083 0,02 0 0,043 0,00069 8 0,026 0 0,05 0,00083 0,027 0 0,03 0,00069 0,028 0 0,043 0,00067 0,034 0 0,034 0,00084 0,046 0 0,043 0,00074 12 0,056 0 0,045 0,00088 0,035 0 0,045 0,00096 0,046 0 0,048 0,00092 0,015 0 0,034 0,00053 0,013 0 0,041 0,00058 4 0,013 0 0,068 0,00066 0,015 0 0,071 0,00055 0,015 0 0,087 0,00056 0,028 0 0,153 0,0008 0,02 0 0,154 0,00093 8 0,026 0 0,152 0,0008 0,027 0 0,141 0,00065 0,028 0 0,141 0,00084 0,034 0 0,572 0,00104 0,046 0 0,472 0,00097 12 0,056 0 0,438 0,00095 0,035 0 0,306 0,00097 0,046 0 0,504 0,00098 3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Tabel 2. Data percobaan dengan menggunakan arang kayu Sebelum direndam setelah direndam Vin Molar (V) Vout (V) Iout(A) Vout(V) Iout (A) 0,048 0 0,019 0,00004 0,046 0 0,022 0,00003 4 0,058 0 0,018 0,00004 0,045 0 0,022 0,00007 0,044 0 0,023 0,00005 0,057 0 0,045 0,00004 0,066 0 0,045 0,00007 1 8 0,067 0 0,053 0,00007 0,056 0 0,052 0,00016 0,071 0 0,048 0,00011 0,09 0 0,088 0,00015 0,082 0 0,085 0,00013 12 0,078 0 0,09 0,00013 0,088 0 0,087 0,00019 0,088 0 0,085 0,00019 0,048 0 0,025 0,00009 0,046 0 0,022 0,00007 4 0,058 0 0,043 0,000081 0,045 0 0,028 0,00006 0,044 0 0,035 0,00011 0,057 0 0,083 0,00015 0,066 0 0,076 0,00012 2 8 0,067 0 0,068 0,000099 0,056 0 0,059 0,000098 0,071 0 0,095 0,00011 0,09 0 0,099 0,000265 0,082 0 0,101 0,00023 12 0,078 0 0,098 0,000203 0,088 0 0,089 0,000255 0,088 0 0,095 0,000251 0,048 0 0,035 0,000358 0,046 0 0,034 0,000279 4 0,058 0 0,039 0,000295 0,045 0 0,034 0,000275 0,044 0 0,039 0,000198 0,057 0 0,095 0,000476 0,066 0 0,079 0,000566 3 8 0,067 0 0,088 0,000408 0,056 0 0,088 0,000449 0,071 0 0,09 0,000339 0,09 0 0,158 0,000585 0,082 0 0,168 0,000696 12 0,078 0 0,157 0,000789 0,088 0 0,196 0,000679 0,088 0 0,155 0,000449 B. Perhitungan Setelah didapatkan data dari percobaan maka telah didapatkan data dan kemudian dilakukan perhitungan, sebagai berikut , - untuk menghitung resistivitas menggunakan rumus ini ρ= x - untuk menghitung konduktivitas menggunakan rumus ini σ= karena data hasil percobaan banyak sekali , maka dibuat dalam bentuk tabel seperti berikut, ρ 2.137225 2.763652 3.751868 3.439212 1.075584 1.460669 0.45576 0.46792 0.702536 0.722801 0.45804 0.534137 0.471398 0.298884 1.284232 2.116438 2.329789 2.490464 2.789973 3.061277 3.058442 2.365172 2.446754 3.39008 2.296617 3.641519 2.536562 2.882387 3.144422 2.825067 2.297625 2.085097 1.430597 1.141791 0.948748 0.770692 0.890111 0.775762 0.67948 0.878097 0.267991 0.302909 0.319692 0.467232 0.286601 σ 1.362717 1.334928 0.370999 2.758331 Molar 1 σ 0.467897 0.36184 0.266534 0.290764 0.929728 0.684618 2.194136 2.137118 1.423415 1.383506 2.183217 1.872178 2.121351 3.345781 0.778676 0.472492 0.429223 0.401532 0.358426 0.326661 0.326964 0.422802 0.408705 0.294978 0.435423 0.274611 0.394234 0.346935 0.318023 0.353974 0.435232 0.479594 0.699009 0.875817 1.054021 1.297536 1.123455 1.289055 1.471715 1.138827 3.731475 3.301324 3.128012 2.140265 3.489171 1.7103 0.902828 0.826158 0.0012 0.001 Series1 Series2 3.870361 Series3 0.0002 0 0 Rata rata ρ 0.310305 0.200993 0.327544 0.468983 0.320423 0.131018 0.229281 0.194672 0.453522 0.33778 0.251241 1.371862 0.0004 5 10 15 Gambar 5. Grafik percobaan dengan CaCO3 σ 0.287697 Molar 1 σ 0.335519 0.0006 Setelah Direndam 3.22264 4.9753 3.05303 2.13227 3.12087 7.63256 4.36146 5.13684 2.20496 2.96051 3.98024 3.288207 0.0008 Tabel 4. Data hasil perhitungan Arang kayu ρ 0.225427 0.212904 0.321897 0.329471 0.530621 0.468983 0.277651 0.315846 0.463241 0.266376 0.232729 0.214589 0.244825 0.170668 0.394542 0.335652 0.305318 0.422311 0.389433 1.507638 1.209504 1.114909 1.192164 0.748312 0.738526 1.056018 0.683376 0.752048 0.555187 0.545734 0.610636 0.740729 0.510618 0.426969 C. Grafik Dari hasil perhitungan maka telah didapatkan grafik sebagai berikut : Molar 3 ρ Rata rata Molar 2 Setelah Direndam 4.43602 4.69696 3.10659 3.03517 1.88458 2.13227 3.60165 3.1661 2.1587 3.75409 4.29685 4.66006 4.08455 5.85934 2.53459 2.97928 3.27528 2.36792 2.56784 0.66329 0.82678 0.89693 0.83881 1.33634 1.35405 0.94695 1.46332 1.3297 1.80119 1.83239 1.63764 1.35002 1.95841 2.34209 Molar 3 Tabel 3. Data hasil perhitungan CaCO3 4 Molar 2 FISIKA LABORATORIUM – LAB. MATERIAL -2015 -1-5 FISIKA LABORATORIUM – LAB. MATERIAL -2015 -1-5 5 resistivitas berbanding terbalik. 0.0007 0.0006 UCAPAN TERIMA KASIH 0.0005 0.0004 M1 0.0003 M2 0.0002 M3 0.0001 0 0 5 10 15 Gambar 6. Grafik percobaan dengan Arang kayu D. Pembahasan Pada percobaan Uji Konduktivitas Listrik pada CaCO3 dan Arang Kayu dengan Metode Four Point Probe. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai konduktivitas listrik dan nilai resistivitas pada CaCO3 dengan menggunakan metode four point probe serta untuk mengetahui hubungan antara resistivitas dan konduktivitas. Percobaan ini sampel yang digunakan berupa arang kayu dan CaCO3 yang memiliki ketebalan yang sangat kecil sekitar 1,5mm. Percobaan ini menggunakan variasi kemolaran larutan yang digunakan yaitu 1 molar, 2 molar, dan 3 molar, serta Vinput 4V, 8V, dan 12V. Pengukuran Voutput dan I dilakukan sebelum dan sesudah pencelupan kedalam larutan garam. Dari data tersebut dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai konduktivitas dan resistivitas masing-masing material. Dari percobaan yang telah dilakukan telah didapatkan hasil bahwa yang memiliki nilai konduktivitas terbesar adalah saat memakai Caco3 2 molar yaitu 2.758331Ωm, dan yang memiliki nilai konduktivitas terkecil adalah saat memakai arang kayu 1 molar yaitu 0.287697Ωm. Sedangkan yang memiliki nilai resistivitas terbesar adalah saat memakai arang kayu 1 molar yaitu 3.870361Ωm, dan yang memiliki nilai resistivitas terkecil adalah saat memakai CaCO3 2 molar yaitu 0.370999Ωm. Hubungan antara konduktivitas dan resistivitas berbanding terbalik. semakin besar konduktivitas semakin kecil resistivitasnya, karena konduktivitas merupakan kekuatan suatu material untuk menghantarkan arus listrik, sedangkan resistivitas adalah kemampuan suatu material untuk menghambat arus listrik. Metode four point probe (probe empat titik) digunakan untuk mengamati sifat listrik suatu material. Baik untuk menentukan ketebalan suatu material untuk diketahui konduktivitas serta resistivitasnya. IV. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan telah didapatkan hasil kesimpulan bahwa yang memiliki nilai konduktivitas terbesar adalah saat memakai Caco3 2 molar yaitu 2.758331Ωm, dan yang memiliki nilai konduktivitas terkecil adalah saat memakai arang kayu 1 molar yaitu 0.287697Ωm. Sedangkan yang memiliki nilai resistivitas terbesar adalah saat memakai arang kayu 1 molar yaitu 3.870361Ωm, dan yang memiliki nilai resistivitas terkecil adalah saat memakai CaCO3 2 molar yaitu 0.370999Ωm . Hubungan antara konduktivitas dan Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium fisika laboratorium, Tri Oktaviana, Luthfiyati Ningsih untuk percobaan tentang Konduktivitas Listrik ini, yang telah membimbing jalannya praktikum serta menyalurkan ilmu yang sangat dibutuhkan oleh penulis serta dalam pelaksanaan briefing jurnal. Serta tidak lupa terimakasih kepada teman-teman satu team atas kerjasamanya dalam melaksanakan praktikum tentang Konduktivitas Listrik ini. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] Callister, W.D., Jr., 2001, ” Fundamental of Materials Science and Engoneering” , Departement of Metallurgical Engineering, John Wiley & Sons, inc, New York Crankovic , G.M., 1986. ”Materials Characterization”, ASM International, USA. Hartnagel, H.L., Dawar, A.L., Jain, A.K., dan Jagadish, C., 1995. “Semiconducting Transparent Thin Film”, Institute of Physics, London.