Uploaded by khairudinnawawi

Tinjauan Sisi Supply Transportasi Laut di Indonesia dan data-data kapalnya

advertisement
Tinjauan Sisi Supply Transportasi Laut di Indonesia
Transportasi laut memiliki peran yang sangat penting bagi negara kepulauan. Indonesia memiliki
kurang lebih 17.000 pulau yang dipersatukan oleh lautan yang luas. Dengan demikian, transportasi
laut menjadi penggerak utama bagi perekonomian Indonesia. Mengingat peran transportasi yang
vital bagi perekonomian, maka transportasi laut harus dikembangkan dengan baik dan benar untuk
menunjang pertumbuhan perekonomian. Jika transportasi laut terganggu, perekonomian nasional
juga akan terganggu.
Tantangan pembangunan transportasi laut sangat kompleks karena dapat berdampak pada
perkembangan ekonomi. Oleh sebab itu, pembangunan transportasi laut tidak boleh hanya
berorientasi pada skala nasional saja, namun juga harus berorientasi pada skala regional dan
internasional. Untuk mengantisipasi tantangan transportasi laut yang cukup berat, Direktorat Lalu
Lintas Laut dituntut untuk mampu beradaptasi dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik
dengan memaksimalkan teknologi dan sumber daya manusia.
Jumlah armada angkutan laut nasional terus meningkat. Hal tersebut juga searah dengan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari persetujuan spesifikasi kapal. Pada
tahun 2018, jumlah penerimaan yang berasal dari persetujuan spesifikasi kapal sebesar Rp 389
juta. Nilai tersebut meningkat sebesar 12,63% dari tahun 2017.
Jumlah dan Kapasitas Armada Kapal
Berdasarkan ukuran DWT, jumlah armada angkutan laut nasional dapat dilihat pada grafik di
bawah ini.
Jumlah Armada Angkutan Laut Nasional Berdasarkan Ukuran DWT Kapal Pada Tahun 2018
Sumber :Pengembangan E-book Data dan Penyajian Informasi Angkutan Laut
(hubla.dephub.go.id)
Terlihat bahwa armada angkutan nasional di Indonesia masih didominasi oleh kapal-kapal ukuran
kecil, seperti kapal dengan ukuran kurang dari 500 DWT. Sementara, kapal besar dengan ukuran
lebih dari 10.000 DWT hanya berjumlah sebanyak 106 kapal.
Berikut ini adalah jumlah armada angkutan laut nasional berdasarkan ukuran kapal GT.
Jumlah Armada Angkutan Laut Nasional Berdasarkan Ukuran GT Kapal Pada Tahun 2018
Sumber :Pengembangan E-book Data dan Penyajian Informasi Angkutan Laut
(hubla.dephub.go.id)
Armada angkutan laut berukuran kecil mendominasi perairan Indonesia. Rata-rata kapal yang
berlayar di perairan Indonesia memiliki ukuran kurang dari 10.000 GT. Rentang ukuran kapal yang
mendominasi adalah kapal dengan ukuran kurang dari 5.000 GT, yaitu sebanyak 1.519 kapal atau
51,83% dari total kapal yang berlayar.
Jenis Armada Kapal
Kegiatan angkutan laut dilakukan dengan menggunakan armada angkutan laut yang disesuaikan
dengan jenis dan tipenya. Berikut ini merupakan data jumlah armada angkutan laut nasional
berdasarkan tipe kapal.
Jumlah Armada Angkutan Laut Nasional Berdasarkan Tipe Kapal Pada Tahun 2018
Sumber :Pengembangan E-book Data dan Penyajian Informasi Angkutan Laut
(hubla.dephub.go.id)
Tipe kapal yang mendominasi di perairan Indonesia adalah tipe kapal tongkang sebanyak 1.130
armada atau sebesar 38,5% dari total armada dan tug boat sebanyak 1.039 armada atau sebesar
35,4% dari total armada angkutan laut nasional.
Fasilitas Pendukung Transportasi Laut
Kita ketahui bahwa Pelabuhan merupakan salah satu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah
tertentu dan sebagai penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara. Untuk membantu
kegiatan di pelabuhan, tentunya dibutuhkan beberapa fasilitas atau saran pendukung. Fasilitasfasilitas yang terdapat di pelabuhan terbagi menjadi 2 yaitu fasilitas pokok dan penunjang.
Fasilitas Pokok di Pelabuhan
1. Alur pelayaran
Berfungsi sebagai area lintasan kapal yang akan masuk dan keluar dari kolam pelabuhan.
Besaran kedalaman alur pelayaran biasanya ditentukan dengan formula: 1,1 draft kapal penuh +
1 m. Sedangkan lebarnya dapat diestimasi bila satu jalur minimal 4,8 lebar kapal sedangkan
bila dua jalur minimal 7,6 lebar kapal.
2. Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan merupakan tempat dimana kapal dapat labuh dengan kedalaman aman
sekitar 1,1 draft (sarat kapal) kapal penuh, dengan luas kolam :

Tambatan tunggal: Lingkarang dengan jari-jari (LOA + 25 m)

Tambatan ganda: Segi empat dengan panjang (LOA + 50 m) x lebar (LOA/2)
3. Penahan Gelombang
Berfungsi untuk melindungi daerah perairan dari gangguan gelombang air laut. Pada umumnya
bertipe miring, tegak (kaison) dan campuran.
4. Mooring Buoy
Berfungsi untuk mengikat kapal pada saat labuh agar tidak terjadi pergeseran yang disebabkan
oleh angin dan arus gelombang. Selain itu mooring buoy juga dapat membantu kapal untuk
berputar.
Fasilitas Penunjang di Pelabuhan
1. Dermaga
Merupakan bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk merapat dan menambatkan kapal yang
melakukan B/M (bongkar/muat) barang dan naik turunnya penumpang. Pada umumnya, dermaga
memiliki tipe dengan bentuknya yang pararel dengan pantai (tipe terdiri dari on pile, caisson,
turap) serta jetty yang bentuknya menjorok ke laut (tipe jari, miring, kompleks dan atau ditambah
dengan mooring dolphin).
2. Gudang
Merupakan bangunan pelabuhan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang berasal
dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Pada umumnya, lokasi gudang diletakkan jauh ke sisi
darat. Gudang di pelabuhan dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan kegunaannya. Selain itu,
gudang juga dapat dibedakan berdasarkan jenis barang yang disimpan, seperti:
Gudang transit barang umum (general cargo)
Gudang pendingin
Gudang untuk biji-bijian
Gudang barnag berbahaya
Gudang bijih tambang
Gudang diperlukan untuk mencegah resiko delay kapal. Jika terjadi delay, produktivitas bongkar
muat akan menurun sehingga kapal berlabuh lebih lama dan menyebabkan antrian kapal diluar
pelabuhan. Jadi secara umum, gudang memiliki fungsi sebagai berikut :
Tempat menunggu penyelesaian dokumen
Tempat mengumpulkan barang-barang yang akan dimuat ke kapal, sehingga kapal tidak
menunggu muatan.
Tempat kondolidasi, seperti sorting (mengumpulkan dan memilih), marking (pemberian tanda),
packing (pembungkusan), weighing (penimbangan).
Jenis gudang dibedakan berdasarkan segi pabean atau lokasi dan penggunaannya. Untuk jenis
gudang menurut pabean terbagi menjadi yaitu :
Gudang Lini I
Barang-barang yang ada dilapangan masih didalam pengawasan bea cukai, artinya barang tersebut
masih belum diselesaikan bea masuk atau kewajiban lainnya.
Gudang Lini II
Barang-barang yang disimpan pada gudang ini sudah dibayar bea masuk dan persyaratan lainnya,
tinggal menunggu pengeluarannya dari pelabuhan
Verlengstruk
Gudang ini merupakan bangunan yang berada di daerah Lini II tetap statusnya sebagai unit I
Enterport
Gudang ini merupakan bangunan yang berada di luar pelabuhan tetapi statusnya sebagai gudang
lini I. Gudang masih dalam pengawasan bea cukai dan digunakan untuk menyimpan barang-barang
milik suatu perusahaan tertentu.
Sedangkan untuk gudang menurut penggunaannya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Gudang umum
Merupakan bangunan yang dapat digunakan untuk menyimpan berbagai jenis muatan kapal.
Gudang khusus
Merupakan bangunan yang digunakan untuk menyimpan jenis barang khusus seperti barangbarang berbahaya, barang yang mudah terbakar dan barang yang harus dalam suhu tertentu.
Gudang CFS
Merupakan gudang yang digunakan untuk melaksanakan proses striping dan staping dari barangbarnag yang berasa dari petikemas.
2. Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan merupakan bangunan atau tempat yang luas dan terletak didekat dermaga
yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari
kapal. Barang-barang yang disimpan pada lapangan penumpukan harus mempunyai ketahanan
terhadap panas matahari dan hujan. Biasanya barang-barang yang disimpan dilapangan
penumpukan berupa kendaraan berat dan barang-barang yang terbuat dari baja seperti tiang listrik,
plat baja, baja profil, baja beton, dan sebagainya. Lapangan penumpukan harus mampu menerima
beban yang berat dari barang yang ditampungnya. Umumnya konstruksi dari lapangan
penumpukan menggunakan konstruksi beton (Rigid pavement), konstruksi lentur (Flexiable
pavement), konstruksi semi kaku (Semi rigid pavement CTB).
3. Terminal
Merupakan suatu tempat untuk menampung kegiatan yang berhubungan dengan transportasi. Pada
terminal biasanya terdapat kegiatan turun naik dan bongkar muat barang, penumpang atau
petikemas yang selanjutnya akan dipindahkan ke tempat tujuan. Secara fungsional, terminal
mempermudah pelayanan, pengaturan dan pengawasan kegiatan bongkar muat dan turun naik
barang, penumpang, maupun petikemas.
4. Jalan
Merupakan suatu lintasan yang dapat dilalui kendaraan maupun pejalan kaki yang
menghubungkan satu tempat dengan tempat lain. Sehingga jalan ini harus disusun dengan
konstruksi tertentu sehingga dapat menahan beban dan kecepatan kendaraan yang direncanakan.
Tinjauan Sisi Demand Transportasi Laut di Indonesia
Potensi Kargo Angkutan Laut
Tol laut merupakan konsep pengangkutan logistik kelautan yang bertujuan untuk menghubungkan
pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di nusantara. Dengan adanya hubungan antar pelabuhanpelabuhan laut ini, maka kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok dapat diciptakan. Selain
itu, tol laut dapat menciptakan pemerataan harga logistik setiap barang di seluruh wilayah
Indonesia.
Kapal yang digunakan untuk melintasi tol laut adalah kapal yang memiliki kapasitas dan volume
sangat besar. Selain untuk memaksimalkan pengiriman barang dengan jumlah besar dalam sekali
pengangkutan, kapal tol laut juga harus mampu melintasi laut yang memiliki jarak yang cukup
jauh.
Peta Jaringan Trayek Angkutan Barang (Tol Laut)
Sumber :Pengembangan E-book Data dan Penyajian Informasi Angkutan Laut (Direktorat Lalu
Lintas dan Angkutan Laut)
Dalam angkutan barang (tol laut) terdapat beberapa komoditas yang diangkut. Komoditas yang
paling banyak diangkut adalah air mineral. Banyaknya air mineral yang diangkut dalam pelayaran
tol laut adalah sebanyak 13.174 Ton atau sebesar 16,3% dari total muatan angkutan tol laut pada
tahun 2018. Komoditas terbesar selanjutnya adalah beras sebanyak 13.052 Ton dan semen
sebanyak 12.265 Ton.
Jumlah Muatan Angkutan Barang (Tol Laut) Tahun 2018 (Ton)
Sumber :Pengembangan E-book Data dan Penyajian Informasi Angkutan Laut (Direktorat Lalu
Lintas dan Angkutan Laut)
Potensi Penumpang Angkutan Laut
Angkutan penumpang secara nasional dapat juga dilihat dari perusahaan yang melayaninya.
Perusahaan yang melayani angkutan penumpang dibedakan menjadi perusahaan negara dan
swasta. Perusahaan negara diwakili oleh satu perusahaan yaitu PT Pelayaran Nasional Indonesia
(Persero) atau yang selanjutnya disebut sebagai PT Pelni. PT Pelni memperoleh anggaran bantuan
pemerintah melalui PSO untuk melaksanakan angkutan penumpang laut. Sementara, perusahaan
swasta adalah perusahaan di luar PT Pelni yang juga melayani angkutan penumpang laut
khususnya di tahun 2018.
Total Embarkasi dan Debarkasi Penumpang di 16 Pelabuhan yang Menerapkan InaPortNet
Tahun 2018
Sumber :Pengembangan E-book Data dan Penyajian Informasi Angkutan Laut (InaPortNet)
Jika dilihat dari perusahaan yang melayani angkutan penumpang di tahun 2018 yang ditunjukkan
pada Gambar, terlihat bahwa PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) melayani
embarkasi/debarkasi penumpang terbesar, yaitu mencapai 1,92 juta penumpang di tahun 2018.
Selanjutnya, PT Dharma Lautan Utama adalah perusahaan swasta dengan jumlah angkutan
penumpang terbesar dengan jumlah embarkasi/debarkasi mencapai 0,48 juta penumpang di tahun
2018.
Perusahaan dengan Jumlah Embarkasi/Debarkasi Terbesar Pada Tahun 2018
Sumber :Pengembangan E-book Data dan Penyajian Informasi Angkutan Laut (Laporan
Kedatangan dan Keberangkatan Kapal (LK3) InaPortNet)
Trend Pertumbuhan Kargo dan Penumpang Angkutan
Pada penumpang
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir jumlah penumpang angkutan laut dalam dua bulan 2018
tumbuh 33,14% secara tahunan. Pertumbuhan ini ditunjang oleh kenaikan jumlah penumpang di
pelabuhan-pelabuhan non-utama. Menurut data BPS yang terbit Senin (2/4/2018) menunjukkan,
jumlah penumpang angkutan laut dalam periode Januari-Februari 2018 mencapai 3,2 juta orang
atau tumbuh 33,14%. Pertumbuhan ini sekaligus membalikkan tren pada periode Januar-Februari
2017 yang turun 10,55% menjadi sebanyak 2,42 juta orang. Berdasarkan lokasi pelabuhan, seluruh
pelabuhan utama mencetak penurunan jumlah penumpang. Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya
mencetak penurunan jumlah penumpang terbesar, yakni 16,62%. Koreksi tersebut disusul
Pelabuhan Makassar (13,68%), Pelabuhan Tanjung Priok (6,03%), dan Pelabuhan Belawan
(3,93%).
Sementara itu, jumlah penumpang di pelabuhan lainnya tumbuh 35,63% secara tahunan menjadi
3,12 juta. Tahun lalu, tren penumpang yang tercatat di pelabuhan lainnya turun 10,11% menjadi
2,3 juta orang. Kasubdit Angkutan & Lalu Lintas Dalam Negeri, Capt. Wisnu Handoko
mengatakan kenaikan jumlah penumpang di luar pelabuhan utama mencerminkan minat
masyarakat menggunakan angkutan perintis masih tinggi.
Di sisi lain, tahun ini Kementerian Perhubungan menambah trayek angkutan perintis menjadi 113
rute dari rute tahun lalu sebanyak 93 rute. Rute angkutan perintis bertambah berkat penyelesaian
50 kapal pesanan tahun ini. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Dwi Budi Sutrisno
sebelumnya mengatakan pihaknya berencana memberikan penugasan kepada PT Pelni (Persero)
untuk menjadi operator kapal negara perintis dan membuka lelang bagi swasta yang berminat
menjadi operator kapal.
Pada Kargo
Volume barang yang diangkut kapal Pelni naik rerata 6% pada kuartal I/2019, antara lain didorong
oleh perpindahan kargo dari angkutan udara ke angkutan laut. Berdasarkan data Pelni, volume
kontainer yang diangkut sepanjang Januari-Maret 2019 tercatat 3.709 TEUs, naik 4% dari realisasi
periode sama tahun lalu. Volume general cargo melompat 11% (year on year) menjadi 15.352 ton.
Adapun jumlah kendaraan meningkat 3% (y-o-y) menjadi 2.865 unit. Sejak awal tahun, beberapa
maskapai penerbangan bertarif rendah (low cost carrier) menghapus ketentuan bagasi gratis. Pada
saat yang sama, Garuda Indonesia, maskapai full service, menaikkan tarif surat muatan udara
(SMU) dari Rp3.000 menjadi Rp6.000 per kg per jam penerbangan.
Sementara itu, Pelni mulai tahun 2019 mengubah aturan bagasi yang dapat dibawa penumpang ke
kabin dari sebelumnya 50 kg menjadi 40 kg. Kelebihan bawaan akan dianggap overbagasi dan
dikenai biaya. Kenaikan volume kargo juga ditopang oleh tren dagang elektronik (e-commerce)
yang ikut merambah wilayah kepulauan. Kapal-kapal liner Pelni menjangkau daerah terpencil dan
tertinggal sehingga menjadi alternatif untuk mengangkut barang-barang dagang. Menyesuaikan
dengan perkembangan zaman, Pelni yang memiliki jaringan di 90 pelabuhan pun sejak 2018
menawarkan layanan Redpack --akronim dari Responsibility and Excellent Delivery -- yakni
layanan end to end logistic yang mengakomodasi kebutuhan penumpang atau konsumen untuk
mengirim barang dalam jumlah kecil.
SUMBER-SUMBER PENDUKUNG :
1. hubla.dephub.go.id
2. ekonomi.bisnis.com
3. blogkapal.blogspot.com
Download