JUDUL (FONT TIMES NEW ROMAN UKURAN 14 DICETAK TEBAL) Penulis Pertama1*, Penulis kedua2 dan Penulis ketiga3 1 Afiliasi penulispertama 2 Afiliasi penuliskedua 3 Afiliasi penulisketiga * [email protected] ABSTRAK Abstrak berisi pendahuluan, metodologi, hasil dan pembahasan secara singkat. Ditulis dalam satu paragraf menggunakan Bahasa Indonesia. Terdiri atas minimal 250 kata dengan font Times New Roman ukuran 10. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx. Kata Kunci :Alfa, Bravo, Charlie, Delta, Fanta (Maksimal 5 kata) 1. Pendahuluan Bagianiniberisitentanglatarbelakangdil akukannyapenelitianini. Selainitu, dalambabini juga dibahastentangtujuandaripenelitian (Abduh, et al., 2019). alam lainnya. Penelitian mikrotremor dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik lapisan tanah berdasarkan parameter frekuensi dominanya dan daktor penguatan gelombangnya (amplifikasi) (Kanai, 1983). Geologi Regional Subbabiniberisitentangbagaimanakondisig eologi regional daerahpenelitian. Subbabinibersifattentatif. Mikrozonasi mikrotremor adalah suatu proses pembagian area berdasrakan parameter tertentu, antara lain adalah getaran tanah, faktor penguapan (amplifikasi)dan periode dominan. Secara umum mikrozonasi mikrotremor dapat dikatakan sebagai proses meperkirakan respon dan tingkah laku dari lapisan tanah atau sedimen terhadap adanya gempa bumi. Penulis juga dapatmenambahkan subbab lain jikadirasaperlu. 2. Metodologi Penelitian Mikrotremor dapat diartikan sebagai getaran harmonik alami tanah yang terjadi secara terus menerus, terjebak di lapisan sedimen permukaan, terpantulkan oleh adanya bidang batas lapisan dengan frekuensi yang tetap, disebabkan oleh getaran mikro dibawah permukaan tanah dan kegiatan Horizontal Vertical Spectral Rasion (HVSR) adalah metode membandingkan spektrum komponen horizontal terhadap komponen vertikal dari gelombang mikrotremor. Teknik perbandingan spektral gelombang komponen horizontal terhadap vertikal (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) dari noise gelombang seismik dapat digunakan untuk memperkirakan kedalaman bedrock secara cepat. Metode H/V berguna untuk menunjukkan frekuensi resonansi dominan (fo) dan nilai puncak HVSR (A), yang mempresentasikan karakteristik dinamis lapisan sedimen. Faktor amplifikasi gerakan horizontal dan vertical pada permukaan tanah sedimen berdasrkan pada gerakan seismik di permukaan tanah yang bersentuhan langsung dengan batuan dasar di area cekungan dilambangkan dengan 𝑇𝐻 dan 𝑇𝑣 (Nakamura, 2000) besarnya faktor amplifikasi dapat dilihat dari horizontal 𝑇𝐻 seperti pada persamaan 1. 𝑆 𝑇𝐻 = 𝑆 𝐻𝑆 (1) 𝐻𝐵 Dimana : 𝑆𝐻𝑆 = Spektrum dari komponen gerak horisontal di permukaan tanah 𝑆𝐻𝐵 = Spektrum dari komponen gerak horisontal pada dasar lapisan tanah yang merambat pada lapisan sedimen diatas batuan dasar. Pengaruh dari gelombang Rayleigh pada rekaman mikrotremor besarnya sama untuk komponen vertikal dan horizontal saat rentang frekuensi 0,2-20,0 Hz, sehingga rasio spectrum antara komponen horizontal dan vertikal di batuan dasar mendekati nilai satu seperti pada persamaan 3. 𝑆𝐻𝐵 𝑆𝑉𝐵 =1 Karena rasio spectrum antara komponen horisontal dan vertikal di batuan dasar mendekati nilai satu, sehingga hanya ada pengaruh yang disebabkan oleh struktur geologi lokal atau site effect (𝑇𝑠𝑖𝑡𝑒 ) menunjukkan puncak amplifikasi pada frekuensi dasar dari suatu lokasi berdasrkan persamaan 1, 2 dan 3 didapatkan besar 𝑇𝑠𝑖𝑡𝑒 seperti persamaan 4. 𝑇𝑠𝑖𝑡𝑒 = Besarnya faktor amplifikasi vertikal 𝑇𝑣 dapat dilihat pada persamaan 2. 𝑆 𝑉𝐵 𝑇𝐻 𝑇𝑉 = 𝑆𝐻𝑆 𝑆𝑉𝑆 (4) Sehingga diperoleh persamaan 5 𝑉𝑆𝑅 = 𝑇𝑠𝑖𝑡𝑒 = 𝑇𝑣 = 𝑆 𝑉𝑆 (3) (2) Dimana : 𝑆𝑉𝑆 = Spektrum dari komponen gerak vertikal di permukaan tanah 𝑆𝑉𝐵 = Spektrum dai komponen gerak vertikal pada dasar lapisan tanah Data mikrotremor tersusun atas beberapa jenis gelombang, tetapi yang utama adalah gelombang rayleigh √(𝑆𝑈𝑡𝑎𝑟𝑎−𝑆𝑒𝑙𝑎𝑡𝑎𝑛 )2 (𝑆𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡−𝑇𝑖𝑚𝑢𝑟 )2 𝑆𝑉𝑆 Persamaan 5 ini menjadi dasar perhitungan rasio spektrum mikrotremor komponen horizontal terhadap komponen vertikal atau Horizontal to Vertical Spectral Raatio (HVSR). Frekuensi Dominan adalah nilai frekuensi yang kerap muncul sehingga diakui sebagai nilai frekuensi dari lapisan batuan pada wilayah tersebut sehingga nilai frekuensi dapat menunjukkan jenis dan karakteristik batuan tersebut (Lachet dan Brad, 1994). Tabel 2. Klasifikasi Tanah Kanai dan Omote - Nakajima (Arifin dkk, 2014). Tabel 1. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Nilai Frekuensi Dominan Mikrotremor Oleh Kanai (Arifin dkk 2014). Nilai Periode dominan didapatkan berdasarkan persamaan 6 𝟏 T0=𝒇𝟎 (6) Dimana: T0 = Periode dominan (s) f0 = Frekuensi dominan (hz) Nilai periode dominan merupakan waktu yang dibutuhkan gelombang mikrotremor untuk merambat melewati lapisan endapan sedimen permukaan ataumengalami satu kali pemantulan terhadap bidang pantulnya permukaan, nilai periode dominan juga mengindikasikan karakter lapisan batuan Tabel 2 yang berada di suatu wilayah. Nilai Vs30 dapat digunakan dalam menentukan standar bangunan tahan gempa. Nilai Vs30 digunakan untuk menentukan klasifikasi batuan berdasarkan kekuatan getaran yang dihasilkan dari gempabumi akibat efek lokal serta digunakan dalam keperluan perancangan bangunan tahan gempa. Karakteristik atau sifat batuan sangat dibutuhkan untuk menganalisa sifat dinamis batuan, sehingga kekakuan batuan dan kuat geser tanah dapat diketahui dengan mengukur kecepatan gelombang geser hingga kedalaman 30m (Roser dan Gosar, 2010). Klasifikasi jenis batuan berdasarkan kecepatan rambat rata-rata gelombang geser hingga kedalaman 30m (Vs30) dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Klasifikasi Jenis Batuan Berdasarkan Uniform Building Code (UBC) Tipe Profil jenis Vs30 batuan batuan (m/s) Hard rock A >1500 (Batuan keras) Rock B 760-1500 (Batuan sedang) Very dense soil and soft rock C 360-760 (Tanah keras dan batuan lunak) Stiff soil D 180-360 (Tanah sedang) E <180 Soft soil (Tanah lunak) Amplifikasi merupakan perbesaran gelombang seismik yang terjadi akibat adanya perbedaan antar lapisan yang signifikan, dengan kata lain gelombang seismik akan mengalami perbesaran, jika merambat pada suatu medium ke medium lain yang lebih lunak dibandingkan dengan medium awal yang dilaluinya. Semakin besar perbedaan, maka perbesaran yang dialami gelombang akan semakin besar. Amplifikasi berbanding lurus dengan nilai perbandingan spektral horizontal dan vertikalnya (H/V). Nilai amplifikasi bisa bertambah, jika batuan telah mengalami deformasi (pelapukan, pelipatan atau pesesaran) yang mengubah sifat fisik batuan. Pada batuan yang sama, nilai amplifikasi dapat bervariasi sesuai dengan tingkat deformasi dan pelapukan pada tubuh batuan tersebut (Marjiyono, 2010). Berdasarkan pengertian tersebut, maka amplifikasi dapat dituliskan pada Persamaan 7 sebagai suatu fungsi perbandingan nilai kontras impedansi, yaitu: Ao = {(ρ0.v0)/(ρ1.v1)} (7) Dimana ρ0 = densitas batuan dasar (gr/ml), ρ1 = rapat massa dari batuan lunak (gr/ml), v0= kec. gel. di batuan dasar (m/dt), v1 = kec. gel. di batuan lunak (m/dt). Adapun besaran amplifikasi menurut Wakamatsu (2006) dalam membuat hazard zoning map untuk wilayah Jepang. Amplifikasi dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Log Amp = 2,367 – 0,82 log Vs30 ± 0,166 Pusat survey geologi dalam hal ini membagi zona amplifikasi tanah yang di tunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Pembagian zona amplifikasi tanah (Marjiyono, 2010) No 1 2 3 4 Amplifikasi tanah 0-3 3-6 6-9 Lebih dari 9 Warna dalam Keterangan Pemetaan resiko Biru Hijau Kuning Merah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Daerah penelitian berada di Pekon Karangrejo Area Panasbumi Ulubelu Tanggamus. Penulisdapatmenambahkan babjikadirasaperlu. Gambar. Peta Pengukuran Daerah Penelitian Mikrozonasi Dalam penelitian ini menggunakan metode mikrozonasi mikrotremor, pengambilan data dilakukan menggunakan Reftex 130 – SMHR dengan data pengukuran sebanyak 26 titik. Berikut diagram alir penelitian sub- 4. Kesimpulan Bab iniberisitentangkesimpulandaripenelitia n. Penulisdapatmenjelaskanapakahtujuan daripenelitiantercapaidenganbaikatauti dakbesertaalasannya. UcapanTerimakasih Bagianiniberisitentangsampaianterimakasi hpenuliskepadapihak-pihak yang sudahmembantupenulisdalammelakukanpe nelitian dan menyelesaikanpaperini. Nama, gelar, dan lembagapenerimaucapandituliskansecarale ngkap. Daftar Pustaka Abduh, S., Santoso, D., dan Jaka. 2019. Teknik PenulisanKaryaIlmiah. Yogyakarta: PenerbitBuku. Harold, S., Budi., S., dan Agung, J., 2019. PenyelidikanAwaltentangMinatMembaca. JurnalApaYa Hehe. Vol 8, No 9. pp 13321335. PERHATIAN ! Gambar Diagram Alir Penelitian 3. Hasil dan Pembahasan Bab iniberisitentanghasil dan pembahasandaripenelitian yang sudahdilakukan. (Harold, et al., 2019). Penulisdapatmenyertakantabel, ilustrasi, dan gambarpendukung. Diharapkanmelakukananalisishasilseca ramendalam - - - Gunakanfont dan font size sesuaidengan format di atas Untukgambar, dibuatdenganresolusitinggi (200300 dpi) Keterangangambar dan grafikdibuatdengansimbol dan notasi yang jelas (minimal 9pt) Daftar pustakadisusunsecaraberurutsesuai abjad penulispertama dan sesuai format di atas