EFEKTIVITAS PELAYANAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL TERHADAP PROGRAM PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG 1. Dassein dan Dassolen a. Dassein adalah keadaan yang sebenarnya pada waktu sekarang. Adapun dessain dalam penelitian ini yaitu pelayanan yang didapatkan masyarakat ketika mengurus sertifikat belum maksimal. Dan tidak adanya kejelasan waktu yang diberikan dalam pengurusan progman pendaftaran tanah sistematis lengkap ini. b. Dassolen adalah apa yang dicita-citakan, apa yang diharapkan dan apa yang seharusnya ada nanti. Adapun yang saya harapkan yaitu pelayanan yang didapatkan masyarakat adalah pelayan yang terbaik atau secara maksimal. Ada kejelasan kapan tepatnya sertifikat tanahnya terbit atau diterima oleh masyarakat. 2. Rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian a. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Efektivitas Pelayanan Badan Pertanahan Nasional Terhadap Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Di Kabupaten Sidenreng Rappang”. b. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini, yaitu : untuk menganalisis Efektivitas Pelayanan Badan Pertanahan Nasional Terhadap Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Di Kabupaten Sidenreng Rappang. c. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu : a) Manfaat Akademik Dapat memberikan sumbangan pemikiran terkait program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), serta dapat memberikan tambahan pemikiran bagi disiplin ilmu Administrasi Publik khususnya tentang efektivitas pelayanan publik. b) Manfaat Praktis Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian lain khususnya yang hendak meneliti tentang sertifikasi tanah dalam konteks PTSL. Dan dapat dijadikan sebagai pedoman oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Sidenreng Rappang dalam pengambilan keputusan khususnya yang terkait dengan sertifikat tanah dan pelayanan publik. 3. Teori dan Kerangka Pikir A. Efektivitas a. Definisi Efektivitas Dalam suatu organisasi dapat diukur tingkat keberhasilannya dengan mengamati efektif tidaknya organisasi tersebut dalam menjalankan tugasnya. Kata efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan dalam hubungan sebab akibat. Efektifitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai.(Ismail, 2013) Konsep efektivitas sendiri telah banyak dikemukakan oleh para ahli organisasi maupun manajemen dan memiliki makna yang berbeda tergantung kepada kerangka acuan yang dipergunakan. Stoner (1982:6), menekankan pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuantujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Istilah efektivitas itu sendiri sangat bervariatif dimana penjelasannya dapat menyangkut berbagai dimensi yang memusatkan perhatian kepada berbagai kriteria evaluasi. Selanjutnya pengukurannya relatif beraneka ragam dimana kriteria yang berbeda dilakukan secara serempak. Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif.(Heryanto Monoarfa, 2012) Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, efektif didefinisikan sebagai berikut berhasil guna (tentang usaha tindakan), dapat membawa hasil, manjur atau mujarab (tentang obat), ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesan). Sedarmayanti (2001 : 59) mendefinisikan efektivitas sebagai “suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai.” Dari pengertian-pengertian efektivitas yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas berarti tercapainya sasaran, target, tujuan dengan menggunakan waktu sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya tanpa mengabaikan mutu. Efektivitas menjadi sebuah konsep yang penting dalam suatu organisasi karena efektivitas memberikan gambaran mengenai keberhasilan organisasi untuk mencapai sasarannya. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran berarti makin tinggi efektivitasnya. b. Pendekatan Efektivitas Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas organisasi. Lebih lanjut, Hari Lubis dan Martani Huseini menyebutkan ada tiga pendekatan utama dalam pengukuran efektivitas, yaitu : a) Pendekatan sumber (resource approach) yaitu mengukur efektivitas dari input. Pendekatan ini mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pendekatan ini didasarkan paa teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya karena lembaga mempunyai hubungan yang merata dengan lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang merupakan input lembaga tersebut dan output yang dihasilkan juga dilemparkan pada lingkungannya. b) Pendekatan proses (proses approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. Pendekatan proses mengukur efektivitas dengan efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki oleh lembaga yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga. c) Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatain pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana. Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil merealisasikan sasaran hendak dicapai. Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal berdasarkan sasaran resmi official goal. S.P Siagian mengemukakan bahwa efektivitas suatu organisasi dapat diukur dari berbagai hal, yaitu kejelasan tujuan, kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisa dan perumusan kebijakan yang mantap, tersedianya sarana dan prasarana yang efektif dan efisien, sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik. B. Pelayanan Publik a. Definisi Pelayanan dan Pelayanan Publik Pengertian pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan sebagai kegiatan atau usaha melayanai kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan atau mengurus segala sesuatu yang dibutuhkan orang lain. Menurut Moenir, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia berusaha, baik melalui aktivitas sendiri maupun secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain. Aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota badan dengan atau tanpa alat bantu yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang di inginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa, proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan. Pelayanan adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain. Sedangkan, pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberi layanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.(Affandi, 2008) Di dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 /KEP/ M.PAN/7/2003, Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelenggara pelayanan adalah instansi pemerintah dimana penyelenggara pelayanan publik tersebut mempunyai tugas atau fungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat atau pihak yang membutuhkan jasa pelayanan. b. Asas Pelayanan Publik Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna, penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 2009 (pasal 4), yaitu : a) Kepentingan umum Artinya, pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan atau golongan b) Kepastian hukum Artinya, jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan c) Kesamaan hak Artinya, pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi d) Keseimbangan hak dan kewajiban Artinya, pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan e) Keprofesionalan Artinya, pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas f) Partisipatif Artinya, peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. g) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif Artinya, setiap warga negara memperoleh pelayanan yang adil h) Keterbukaan Artinya, setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan i) Akuntabilitas Artinya, proses penyelengaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan j) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan Artinya, pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan daam pelayanan k) Ketepatan waktu Artinya, penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan l) Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan Artinya, setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah dan terjangkau C. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap(PTSL) Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah proses pendaftaran tanah yang dilakukan secara serentak dan meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftarkan dalam suatu wilayah desa atau kelurahan. Melalui program PTSL, pemerintah memberikan jaminan kepastian hukum atau hak-hak atas tanah yang dimiliki masyarakat.(Adensyah, 2019) Program PTSL dilaksanakan untuk seluruh objek pendaftaran tanah di seluruh Republik Indonesia yang meliputi seluruh bidang tanah tanpa terkecuali, baik bidang tanah yang belum ada hak atas tanahnya maupun bidang tanah hak, baik merupakan tanah aset Pemerintah/ Pemerintah Daerah, tanah badan usaha milik Negara atau milik Daerah, tanah desa, hutan, tanah objek landreform, tanah transmigrasi, dan bidang tanah lainnya yang sudah memiliki tanda batasnya maupun yang akan ditetapkan tanda batasnya dalam pelaksanaan kegiatan PTSL. Program PTSL ini merupakan inovasi pemerintah melalui Kementerian ATR/ BPN untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Program PTSL ini diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 6 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di seluruh wilayah Republik Indonesia. Program PTSL dibangun dan dikembangkan untuk mewujudkan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria dan menyempurnakan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 35 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 35 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Tujuan program PTSL adalah percepatan pemberian kepastian hukum dan perlindungan hukum hak atas tanah masyarakat secara pasti, sederhana, cepat, lancar, aman, adil, merata dan terbuka serta akuntabel sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, serta mengurangi dan mencegah sengketa dan konflik pertanahan. KERANGKA PIKIR Efektivitas Pelayanan Badan Pertanahan Nasional Terhadap Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Di Kabupaten Sidenreng Rappang Asas Pelayanan Publik Pendekatan Efektivitas Menurut S. B. Hari Lubis Dan Martani Huseini: 1. Pendekatan Sumber 2. Pendekatan Proses 3. Pendekatan Sasaran Pendekatan Proses 1. Efisiensi Pelayanan 2. Prosedur Pelayanan 3. Koordinasi Pimpinan dan Bawahan 4. Responsivitas Pegawai 5. Sarana dan Prasarana (Hari Lubis dan Martani Huseini) Efektivitas Pelayanan 1. Kepentingan Umum 2. Kepastian Hukum 3. Kesamaan Hak 4. Keseimbangan hak dan kewajiban 5. Keprofesinalan 6. Partisipatif 7. Persamaan perlakuan 8. Keterbukaan 9. Akuntabilitas 10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan 11. Ketepatan Waktu 12. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan 4. Lengkapi metode penelitian. a)alasan memilih lokasi, b)tipe dan jenis penelitian, c)populasi dan sampel, d)teknik pengumpulan data, e)teknik analisis data. a. Alasan Memilih Lokasi. 1. Karena Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan penyelenggara dari program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) dan itu merupakan fokus dari penelitian ini. 2. Karena Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sidenreng Rappang sedang menyelenggarakan program PTSL 2020 dengan target 25.000 bidang tanah yang tersebar di 12 Desa/Kelurahan di beberapa Kecamatan. b. Tipe Dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena peneliti dapat memecahkan masalah dengan menggambarkan keadaan objek peneliti berdasarkan fakta-fakta yang ada dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa yang diperoleh dari observasi, wawancara, serta dokumen. c. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Dalam pengumpulan data akan selalu dihadapkan dengan objek yang akan diteliti baik berupa benda, manusia dan aktivitasnya atau peristiwa yang terjadi. Sugiyono (2005:90) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kulitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian populasi di atas maka populasi dari penelitian ini adalah Masyarakat atau Pemohon yang mengurus Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Tahun 2020 dan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sidenreng Rappang. 2. Sampel Menurut Sigiyono (2010:91) Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betulbetul reprensentif (mewakili). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah Masyarakat/Pemohon yang mengurus Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Tahun 2020 dan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sidenreng Rappang, pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling (area sampling) yaitu teknik sampling daerah digunakan untuk mementukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data yang sangat luas. Sigiyono (2010:94) Karena Pemohon di Kabupaten Sidenreng Rappang tersebar di 12 Desa/Kelurahan di 4 Kecamatan, jadi peneliti mengambil 2 Desa/Kelurahan dalam 2 Kecamatan dan Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Sidenreng Rappang sebagai sampel penelitian. Desa/Kelurahan yang diambil dalam penelitian ini yaitu Kelurahan Kadidi dan Desa Allakuang. Sampel responden dari masing-masing Desa/kelurahan dan di Kantor BPN tersebut diambil secara acak dari masing-masing lokasi. d. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu : 1. Wawancara mendalam (indepth interview) Wawancara yaitu suatu cara untuk mendapatkan dan mengumpulkan data melalui tanya jawab dan dialog atau diskusi dengan informan yang dianggap mengetahui banyak tentang obyek dan masalah penelitian. 2. Observasi Observasi yaitu pengamatan secara langsung di lokasi penelitian guna memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti terkait dengan Efektivitas Pelayanan Badan Pertanahan Nasional Terhadap Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Di Kabupaten Sidenreng Rappang. 3. Studi Dokumen Studi dokumen, yaitu cara pengumpulan data dan telaah pustaka dimana dokumen-dokumen yang dianggap menunjang dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti baik berupa literatur, laporan, jurnal, karya tulis ilmiah. e. Teknik Analisis Data Untuk menghasilkan dan memperoleh data yang akurat dan objektif sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, maka analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif dengan cara analisis konteks dari telaah pustaka dan analisis pernyataan dari hasil wawancara dari informan. Dalam melakukan analisis data peneliti mengacu pada beberapa tahapan yang terdiri dari beberapa tahapan antara lain: 1. Reduksi Data Data yang diperoleh dilokasi penelitian (data lapangan) dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terperinci dalam bentuk analisa yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan reduksi data dari informasi yang didapat dan sekaligus melakukan pengecekan keabsahan data melalui triangulasi sumber dengan membandingkan dan mengecek data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan dokumentasi yang didapat. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian Data Miles dan Huberman dalam Sugiyono,38 mengatakan bahwa penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Penyajian data berguna untuk memudahkan peneliti melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Batasan yang diberikan dalam penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada penelitian ini, secara teknis data-data yang telah diperoleh diorganisir ke dalam matriks analisis data yang disajikan dalam bentuk uraian singkat dan didukung oleh dokumen- dokumen, serta foto-foto maupun gambar sejenisnya untuk diadakanya suatu kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan Menarik kesimpulan merupakan kegiatan terakhir dari proses teknik analisis data. Meskipun merupakan kegiatan terakhir, kesimpulan selalu diverifikasi bersamaan dengan bertambahnya data yang diperoleh peneliti dilapangan. Dalam penelitian ini, Data yang telah terkumpul dan diklasifikasikan kemudian dihubungkan dengan teori yang ada dan dianalisa secara kualitatif, sehingga diperoleh gambaran yang jelas, kemudian dituangkan dalam kesimpulan yang tentative. DAFTAR PUSTAKA Adensyah, B. (2019). EFEKTIVITAS BADAN PERTANAHAN NASIONAL KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DALAM UPAYA MENGURANGI, MENCEGAH SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (Studi Pada Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kecamatan Bangun. Society, 2(1), 1–6. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Affandi, A. (2008). Efektifitas Pelayanan Publik oleh Kantor Bersama SAMSAT Mojokerto melalui Samsat Link. Heryanto Monoarfa. (2012). Efektivitas dan Efisiensi Penyelenggaraan Pelayanan Publik: Suatu Tinjauan Kinerja Lembaga Pemerintahan. Jurnal Pelangi Ilmu, 5. http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/view/891/831 Ismail, I. (2013). EFEKTIVITAS LAYANAN RAKYAT UNTUK SERTIFIKASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA.