PENGARUH TERPAAN ONLINE SHOP PAKAIAN DI INSTAGRAM TERHADAP TINGKAT KONSUMTIVITAS (SURVEY PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PANCASILA ANGKATAN 2019) Disusun Oleh : Anastasia Claudia Warat (7018210221) Graciella Florensa Bajo (7018210237) Natasha Riyandani (7018210232) Sofhie Nissaul Zahra (7018210300) Tania Aqilla Adriana (7018210292) Dosen Pengampu Dr. Fitria Angeliqa M.Si FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2019 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, muncul media baru yang menciptakan sebuah situs jejaring sosial menggunakan internet. Salah satu contohnya adalah Instagram, yang sangat diminati oleh remaja di zaman modern ini. Instagram (juga disebut IG atau Insta) adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Instagram kini telah menjadi aplikasi yang di minati dan sering di kunjungi para remaja. (tempo.co, 2014), Lembaga Global Web Index telah mengadakan survey yang hasilnya menyatakan bahwa jumlah foto yang di unggah ke instagram telah mencapai 16 miliar. Setiap hari, 55 juta pengguna menggugah fotonya. Sebuah situs marketing digital menyebutkan, pengguna instagram sudah lebih dari 75 juta perhari. Dalam setiap bulan, rata-rata pengguna instagram menghabiskan waktu kunjung selama 257 menit. Namun saat ini, instagram tidak hanya untuk membagikan momen saja, namun sebagian penggunanya telah menjadikan instagram sebagai lahan bisnis. Lahan bisnis yang dimaksud adalah cara seseorang untuk menjual barang kepada pengguna instagram lainnya yang biasa disebut online shop. Berbagai jenis barang pun dijual oleh pengguna di instagram, mulai dari aksesoris, pakaian hingga makanan. Salah satu jenis barang yang banyak diminati masyarakat khususnya remaja adalah pakaian. itu pakaian santai, pakaian pesta, pakaian pergi, maupun pakaian yang sedang trend di kalangan remaja. Berbelanja online tentunya memiliki dampak negatif seperti dapat ditipu oleh penjual, namun adapun dampak positif yang kuat dirasakan yaitu kemudahan dalam belanja online itu sendiri, seperti tidak harus jauh-jauh datang ke toko hanya untuk membeli barang yang diinginkan, dengan online shop maka masyarakat dapat dengan mudah memesan barang yang diinginkan hanya dengan duduk diam saja yang dibantu dengan sinyal internet, sehingga banyak mahasiswa lebih memilih belanja online terutama melalui jejaring sosial Instagram. Sebagai contoh, beberapa pengguna Instagram dipercaya mempunyai pengaruh kuat bagi pengikutnya atau biasa disebut influencer atau selebriti Instagram yang memiliki pengikut banyak. Para “Influencer” tersebut mempromosikan barang-barang dari berbagai online shop. Karena hal tersebut, banyak masyarakat, khususnya remaja yang tertarik untuk membelinya walaupun sebenarnya bukan kebutuhan yang penting. Tanpa disadari pula karena hal tersebut, tingkat konsumtif menjadi lebih tinggi karena semakin lama, remaja tidak membeli berdasarkan kebutuhannya, tetapi didorong oleh hasrat dan keinginan semata, atau sekedar ikut-ikutan saja. Menurut (neliti.com, 2017)Perilaku konsumtif merupakan tindakan seseorang membeli suatu barang tanpa adanya pertimbangan yang masuk akal di mana seorang tersebut dalam membeli suatu barang tidak didasarkan pada faktor kebutuhan. Jika seseorang tidak dapat mengontrol diri dalam membeli sebuah barang yang di promosikan melalui media, maka perilaku konsumtif seseorang akan semakin tinggi dan menjadi masalah yang serius. Setelah melihat permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Pengaruh Terpaan Online Shop Pakaian di Instagram Terhadap Tingkat Konsumtivitas (Survey Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila Angkatan 2019) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah ini adalah adakah pengaruh terpaan online shop pakaian di Instagram terhadap tingkat konsumtifitas mahasiswa fakultas ilmu komunikasi Universitas Pancasila? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh terpaan online shop pakaian di instagram pada mahasiswa fakultas komunikasi di Universitas Pancasila. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terpaan online shop pakaian di instagram pada mahasiswa fakultas komunikasi di Universitas Pancasila. 1.4 Manfaat Penelitian Sebagaimana rumusan masalah diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Akademis. Manfaat akademis dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi peneliti berikutnya yang akan membahas mengenai pengaruh terpaan media baru terhadap perilaku dan tingkat konsumtif. 2. Manfaat Praktis. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan media sosial yang ingin melihat sebagaimana besarnya pengaruh online shop pada media sosial instagram terhadap perilaku konsumtif. Serta peneliti juga mengharapkan agar pihak-pihak tersebut menggunakan komunikasi yang lebih efektif dan objektif dalam menyampaikan pesannya kepada khalayak ramai. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori uses and gratifications datang dari Elihu Katz yang mengenalkan istilah uses and gratifications approach pada tahun 1959. Tujuan Elihu Katz melakukan studi ini adalah untuk mengetahui kaitan antara motivasi khalayak dengan penggunaan media. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana khalayak menggunakan media, memahami motivasi perilaku bermedia dan untuk mengidentifikasi berbagai fungsi yang mengikuti kebutuhan, motivasi, dan perilaku khalayak. Teori uses and gratifications merupakan teori penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan seseseorang. Adapun dimensi dalam teori uses & gratifications menurut meliputi : 1. Menghabiskan Waktu 2. Persahabatan 3. Melarikan diri 4. Kesenangan 5. Intersksi sosial 6. Relaksasi 7. Informasi 8. Kegembiraan Teori uses and gratifications berawal dari adanya lingkungan sosial yang menentukan segala jenis kebutuhan manusia yang meliputi kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial, dan pelepasan ketegangan. Hal ini seperti yang diungkapkan Katz, Gurevitch, dan Haas bahwa penggunaan media oleh individu berkaitan dengan kebutuhan manusia yang dikategorikan dalam lima kelompok, antara lain: 1. Cognitive needs : Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Affective needs : Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personal integrative needs : Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. 4. Social integrative needs : kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Escapist needs : Kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, pelepasan emosi, ketegangan dan kebutuhan akan hiburan 2.2 Kajian Konsep 2.2.1 Online Shop Pakaian Online shop atau bisnis online saat ini bukan lagi menjadi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia. Adapun definisi dari Online shop, adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual barang atau jasa melalui internet dimana antara penjual dan pembeli tidak bertemu atau melakukan kontak secara fisik yang dimana barang yang diperjual belikan ditawarkan melalui display dengan gambar yang ada di suatu website atau toko maya,lalu melakukan pembayaran kepada penjual melalui rekening bank yang bersangkutan. Setelah proses pembayaran di terima, kewajiban penjual adalah mengirim barang pesanan pembeli ke alamat tujuan. Fashion adalah kategori penjualan online yang paling populer atau banyak diminati oleh para konsumen. Fashion sendiri terdiri dari baju, celana, dan juga sepatu. Saat ini kita telah memasuki zaman modern, tentunya banyak model pakaian mulai dari ciri khas budaya kita sendiri hingga budaya barat yang biasanya memiliki peminat lebih tinggi karena mengikuti trend, pakaian tersebut bisa didapatkan ditoko offline maupun online. Namun seiring berjalannya waktu, kecanggihan serta kemudahan dengan adanya teknologi dan media sosial sudah tidak dapat dipungkiri, maka dari itu banyak pula yang menjual pakaian melalui online atau yang biasa disebut online shop. Karena kemudahan dalam bertransaksi dan lainnya, saat ini online shop lebih diminati oleh berbagai kalangan khususnya para remaja. 2.2.2 Media Sosial Instagram Media Sosial adalah media online yang dimanfaatkan sebagai sarana pergaulan sosial secara online di internet. Di media sosial, para penggunanya dapat saling berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, berbisnis, networking, dan berbagai kegiatan lainnya. Media sosial mengunakan teknologi berbasis website atau aplikasi yang dapat mengubah suatu komunikasi ke dalam bentuk dialog interaktif. Beberapa contoh media sosial yang banyak digunakan adalah YouTube, Facebook, Instagram, Twitter, dan lain-lain. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “Sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideology dan teknologi web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”. Dengan seiring berjalannya waktu, muncul media baru yang menciptakan sebuah situs jejaring sosial menggunakan internet. Salah satu contohnya adalah Instagram, sebuah aplikasi yang sangat diminati oleh remaja di zaman modern ini. Instagram berasal dari kata “instan” atau “insta”, seperti kamera polaroid yang dulu lebih dikenal dengan “foto instan” Instagram dapat menampilkan foto-foto secara instan dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Begitu pula dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan cepat (eprints.walinsongo.ac.id). Berbeda dengan aplikasi media sosial lain, yang lebih mengutamakan penggunaan kata kata atau status untuk dibagikan ke publik. Pada Instagram kita dapat mencari banyak teman dengan menggunakan istilah Follow dan Follower atau Mengikuti dan Pengikut. Interaksi bisa dilakukan dengan kegiatan like atau saling komen pada postingan kamu maupun teman kamu dan bisa juga menggunakan Direct Message (DM) serta InstaStory. Seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini banyak sekali pebisnis atau penjual produk/jasa secara online (marketing online) yang memanfaatkan media sosial, maka dari itu dengan semakin populer nya Instagram pastinya akan memberi keuntungan tersendiri jika produk atau jasanya dipasarkan melalui Instagram, apalagi dengan fitur posting foto yang bisa mendeskripsikan secara jelas produk yang akan dijual. 2.2.3 Tingkat Konsumtifitas Menurut (neliti.com, 2017)Perilaku konsumtif merupakan tindakan seseorang membeli suatu barang tanpa adanya pertimbangan yang masuk akal di mana seorang tersebut dalam membeli suatu barang tidak didasarkan pada faktor kebutuhan. Sebagai akibatnya mereka kemudian membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional, sekedar untuk mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol keistimewaan. Adapun tingkat konsumtifitas dalam teori Uses & Gratifications adalah : 1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan akan rasa aman 3. Kebutuhan memiliki dan kasih sayang 4. Kebutuhan akan penghargaan 5. Aktualisasi diri Jika dikaitkan dalam penelitian ini, maka tingkat konsumtif dapat ditentukan dari seberapa seringkah konsumen dalam membeli sebuah pakaian di Instagram dan juga seberapa butuhkah pakaian tersebut atau hanya dibeli berdasarkan keinginan semata. Karena telah banyaknya akun online shop yang menjual berbagai jenis pakaian, mulai dari pakaian tradisional hingga pakaian yang sedang trend saat ini, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat konsumtif mahasiswa dalam membeli sejumlah pakaian di Instagram, apakah dengan adanya toko pakaian di Instagram, responden semakin sering (besar) membeli karena lebih praktis, mudah dan banyaknya pilihan pakaian yang dijual di Instagram atau malah sebaliknya (kecil) karena merasa dirugikan akan suatu hal dan apakah pakaian yang dibeli adalah sesuai kebutuhannya atau tidak. 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Dr. Deni Darmawan, 2019). Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho : Tidak terdapat pengaruh terpaan online shop pakaian di Instagram terhadap tingkat konsumtifitas mahasiswa fakultas ilmu komunikasi Universitas Pancasila. Ha : Terdapat pengaruh terpaan online shop pakaian di Instagram terhadap tingkat konsumtifitas mahasiswa fakultas ilmu komunikasi Universitas Pancasila. 2.4 Model Analisis Model analisis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen Terpaan online shop pakaian Tingkat konsumtifitas Dari gambar tersebut dapat dijabarkan bahwa variabel independen yaitu terpaan online shop pakaian dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu tingkat konsumtifitas mahasiswa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme (Dr. Deni Darmawan, 2019). Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan teologis, positivisme kadanf-kadang dianggap sebagai sebuah varian materialisme (Dr. Deni Darmawan, 2019). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma positivis, karena dalam penelitian ini peneliti ingin melihat gejala sosial yang memiliki hubungan sebab akibat dengan cara memfokuskan variabel terpaan online shop pakaian di Instagram dengan variabel tingkat konsumtifitas mahasiswa. 3.2 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka dan membandingkan dua variabel yaitu terpaan online shop pakaian di Instagram dan tingkat konsumtifitas mahasiswa. 3.3 Teknik Pengumpulan Data & Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya (Dr. Deni Darmawan, 2019). Pada penelitian perpustakaan murni tentunya teknik pengumpulan datanya berupa kartu-kartu kutipan, sedangkan apada penelitian lapangan teknik-teknik tersebut dapat berupa kuisioner, atau pedoman wawancara, lembar pengamatan, tes, atau gabungan dari semuanya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survey. Alasan kami menggunakan metode survey adalah karena objek yang kami teliti memiliki jumlah populasi yang besar. Kemudian data yang digunakan merupakan data sample yang diambil dari populasi agar nantinya dapat menemukan hubungan antar variabel penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian survey maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner. Kuesioner ini nantinya akan disebar kepada mahasiswa FIkom UP. Skala yang digunakan dalam kuesioner pada penelitian ini adalah skala Likert. Pada penelitian ini variabel terpaan Online Shop diukur menggunakan skala 1 sampai 5 yang tersusun atas skor 1 = sangat tidak setuju, skor 2 = tidak setuju, skor 3 = ragu-ragu, skor 4 = setuju, skor 5 = sangat setuju. Selanjutnya untuk variabel untuk tingkat konsumtivitas, juga diukur menggunakan skala 1 sampai 5 yang tersusun atas skor 1 = tidak pernah, skor 2 = pernah, skor 3 = kadang-kadang, skor 4 = sering, skor 5 = selalu. Peneliti menggunakan Likert 5 skala dikarenakan peneliti tidak ingin responden merasa dipaksa untuk memilih alternative jawaban pada kuesioner. 3.4 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu, individu tersebut adalah mahasiswa FIkom UP angkatan 2019 yang merasakan terpaan online shop dari Instagram. Alasan kami memilih angkatan 2019 karena biasanya mahasiswa baru cenderung memiliki ketertarikan yang lebih besar untuk membeli pakaian baru yang akan digunakan saat perkuliahan. Dari hasil analisis tersebut diharapkan hasil dengan hasil jawaban yang beragam karena disesuaikan dengan jawaban dan sifat dari individu masing-masing. 3.5 Populasi Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas (Dr. Deni Darmawan, 2019). Agar data yang diperoleh mamu mewakili data yang data yang ada populasi maka dalam penelitian sering dilakukan pemilihan responden atau sumber data yang begitu tidak banyak dari populasi, tetapi cukup mewakili. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIkom UP angkatan 2019 yang menggunakan Instagram dan yang memiliki ketertarikan membeli pakaian online shop di Instagram. 3.6 Teknik Pengambilan Sample Secara umum, ada dua jens teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling/probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom sampling/nonprobability sampling. Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambilpada setiap elemen populasi. Nonrandom sampling adalah setiap elemen populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Dr. Deni Darmawan, 2019)[. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sample secara non probability sampling. Alasan kami menggunakan teknik tersebut karena jumlah mahasiswa angkatan 2019 FIKom UP yang terlalu banyak sehingga kami tidak menjadikan semua anggota FIKom UP angkatan 2019 menjadi anggota sample. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah Purpossive Sampling karena kami memilih orang sebagai sample dengan memilih orang yang benar-benar menggunakan Instagram dan memiliki ketertarikan membeli pakaian online shop di Instagram. 3.7 Teknik Analisis Data Bagi data kuantitatif tentu saja teknik yang digunakan adalah statistik. Apabila analisis yang digunakan adalah analisis statistik, hendaknya disebutkan metode dan jenis staistiknya (Dr. Deni Darmawan, 2019). Dalam penelitian ini kami menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah bagaimana data dapat digambarkan (dideskripsikan) atau disimpulkan, baik secara numerik atau secara grafis, untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenaik data tersebut sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna (Dr. Deni Darmawan, 2019). 3.8 Variabel Penelitian Variabel pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentanghal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Dr. Deni Darmawan, 2019). Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macammacam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok ini (Dr. Deni Darmawan, 2019). 1. Variabel bebas (independent variable) Variabel ini sering disebut sebgai variabel stimulus, predictor antencedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai varaiabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Dr. Deni Darmawan, 2019). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Terpaan Online Shop Pakaian. Dalam penelitian ini, variabel terpaan online shop pakaian diukur dengan dua dimensi, yaitu frekuensi dan intensitas. Frekuensi yang diukur adalah seberapa sering terpaan online shop pakaian dirasakan, sedangkan intensitas adalah tingkatan seberapa dalam pengguna merasakan terpaan online shop. Definisi dari online shop adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual barang atau jasa melalui internet dimana antara penjual dan pembeli tidak bertemu atau melakukan kontak secara fisik yang dimana barang yang diperjual belikan ditawarkan melalui display dengan gambar yang ada di suatu website atau toko maya,lalu melakukan pembayaran kepada penjual melalui rekening bank yang bersangkutan. Setelah proses pembayaran di terima, kewajiban penjual adalah mengirim barang pesanan pembeli ke alamat tujuan. 2. Variabel terikat (dependent variable) Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebgai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Dr. Deni Darmawan, 2019). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat konsumtifitas. Jika dikaitkan dalam penelitian ini, maka tingkat konsumtifitas dapat ditentukan dari seberapa seringkah konsumen dalam membeli sebuah pakaian di Instagram dan juga seberapa butuhkah pakaian tersebut atau hanya dibeli berdasarkan keinginan semata. Karena telah banyaknya akun online shop yang menjual berbagai jenis pakaian, mulai dari pakaian tradisional hingga pakaian yang sedang trend saat ini, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat konsumtif mahasiswa dalam membeli sejumlah pakaian di Instagram, apakah dengan adanya toko pakaian di Instagram, responden semakin sering membeli karena lebih praktis, mudah dan banyaknya pilihan pakaian yang dijual di Instagram atau malah sebaliknya, yaitu semakin jarang karena merasa dirugikan akan suatu hal. 3.9 Operasionalisasi Konsep Konsep Online Shop Pakaian di Instagram Konsumtifitas Mahasiswa Variabel Terpaan online shop Pakaian di Instagram Dimensi Frekuensi melihat online shop di Instagram Kategori Seberapa sering melihat online shop di Instagram Intensitas Seberapa melihat lama online shop melihat di Instagram online shop di Instagram Tingkat Seberapa Kebutuhan konsumtifitas sering fisiologis kebutuhan untuk membeli pakaian online shop di instagram Kebutuhan Seberapa akan rasa sering aman merasa aman jika membeli pakaian online shop di instagram Kebutuhan Seberapa akan rasa sering memiliki & merasa kasih sayang puas karena telah memiliki pakaian online shop di instagram Kebutuhan Seberapa akan sering penghargaan merasa pakaian Indikator Skala A. Selalu B. Sering C. Kadangkadang D. Pernah E. Tidak Pernah A. Selalu B. Sering C. Kadangkadang D. Pernah E. Tidak Pernah A. Selalu B. Sering C. Kadangkadang D. Pernah E. Tidak Pernah Interval A. Selalu B. Sering C. Kadangkadang D. Pernah E. Tidak Pernah Interval A. Selalu B. Sering C. Kadangkadang D. Pernah E. Tidak Pernah Interval A. Selalu B. Sering C. Kadangkadang Interval Interval Aktualisasi diri 3.10 yang dibeli berharga untuk diri sendiri Seberapa sering merasa puas dalam memenuhi kebutuhan pakaian sendiri yang dibeli pada online shop di instagram D. Pernah E. Tidak Pernah A. Selalu B. Sering C. Kadangkadang D. Pernah E. Tidak Pernah Hipotesis Statistik Dalam penelitian ini kami tidak menginginkan hasil penelitian dengan data signifikan > 0,05 karena dengan data lebih dari 0,05 penelitian yang kami lakukan dianggap gagal dan tidak dapat menunjukkan pengaruh terpaan online shop pakaian di instagram terhadap tingkat konsumtifitas mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila. Dalam penelitian ini kami menginginkan hasil penelitian dengan data signifikan < 0,05 karena dengan data kurang dari 0,05 penelitian yang kami lakukan dianggap berhasil dan dapat menunjukkan pengaruh terpaan online shop pakaian di instagram terhadap tingkat konsumtifitas mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila. DAFTAR PUSTAKA http://repository.uin-suska.ac.id/15445/8/8.%20BAB%20III_2018136KOM.pdf McQuail, Windahl, 1995, Communications Models, Longman, England, (hlm.132) https://jurnalmanajemen.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/ https://www.neliti.com/journals/jom-fisip-unri https://tekno.tempo.co/read/548613/pengguna-aktif-instagram-naikpesat/full?view=ok http://eprints.walisongo.ac.id/6462/3/BAB%20II.pdf https://www.neliti.com/publications/118440/pengaruh-instagram-sebagai-mediaonline-shopping-fashion-terhadap-perilaku-konsu Darmawan, Deni, 2019,Metode Penelitian Kuantitatif,Bandung. KUESIONER Jakarta, Januari 2020 Responden yang terhormat, Perkenalkan kami adalah peneliti dari Program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila yang sedang melaksanakan riset yang berjudul “Pengaruh Terpaan Online Shop Pakaian di Instagram Terhadap Tingkat Konsumtivitas”. Riset ini dilakukan dengan mengambil sampel mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila angkatan 2019. Kami sangat memerlukan bantuan Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner ini dengan jujur. Setiap jawaban yang Anda pilih sangat berarti,sehingga kami mengharapkan tidak ada jawaban yang dikosongkan. Jawaban yang Anda berikan diperlukan sesuai dengan standar profesionalitas dan etika penelitian. Oleh karena itu, peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas Anda. Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Tim Peneliti 1. IDENTITAS RESPONDEN 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. No. Telepon/HP : 5. E-mail : NO PERTANYAAN 1. Saya memiliki akun Instagram 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Saya menggunakan aplikasi Instagram Saya menggunakan Instagram dalam waktu yang lama Saya mengakses online shop di Instagram Saya mengakses online shop di Instagram setiap hari Saya mengakses online shop di Instagram jika ada kebutuhannya saja Saya lebih nyaman membeli pakaian di online shop Instagram Saya membeli pakaian di online shop Instagram setelah membandingkan dengan aplikasi lain Saya akan membeli pakaian di online shop Instagram jika saya merasa cocok Saya tidak akan membeli pakaian di online shop jika tidak merasa cocok Saya membeli pakaian jika butuh Saya tetap akan membeli pakaian baru walaupun saya STS TS N S SS 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. tidak butuh Saya membeli pakaian baru sesuai trend yang ada saya mempertimbangkan harga sebelum membeli pakaian Saya tidak mempertimbangkan harga sebelum membeli pakaian Saya membeli pakaian sesuai budget yang saya miliki Saya akan membeli pakaian di online shop Instagram jika ada potongan harga/diskon Saya akan tetap membeli pakaian di online shop instagram jika ada potongan harga walaupun saya tidak butuh Saya membeli pakaian di online shop instagram tergantung merk Saya membeli pakaian di online shop Instagram tidak melihat merk Saya suka membeli pakaian formal di online shop instagram Saya suka membeli pakaian non-formal di online shop instagram Saya membeli pakaian sesuai model Saya membeli pakaian sesuai warna favorit saya Saya suka membeli kemeja di online shop Saya suka membeli kaos di online shop Saya suka membeli blouse di online shop Saya suka membeli outer di online shop Saya suka membeli gaun di online shop Saya suka membeli sweater di online shop Saya suka membeli jaket di online shop Saya merasa aman membeli pakaian di online shop instagram