MAKALAH SEJARAH SOSIAL PENDIDIKAN ISLAM Disusun untuk memenuhi mata kuliah Sejarah Sosial Pendidikam Islam Disusun oleh: Roro Intan Pangesti Magister Menejemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri Kendari. 2019-2020 1 Sejarah Sosial Pendidikam Islam Roro Intan Pangesti Fakultas Manajemen Pandidikan Islam (MPI) Institut Agama Islam Negeri) Kendari Email: [email protected] ABSTRAK Sejarah pendidikan Islam tidak pernah terlepas dari isu-isu sosial yang berjalan beriringan dengan sejarah perkembangan Islam di dunia. Pengetahuan akan menjadi menjadi penting sebagai bekal untuk seseorang menjadi lebih arif dalam menghadapi tantangan di era sekarang ini. Termasuk sejarah sosial pendidikan Islam memeliki perana penting dalam mengembangkan konsep-konsep pendidikan Islam sekaligus menjaga dan mempertahakan semangat juang keilmuan umat Muslim di masa sekarang untuk mengejar ketertinggalan dan meraih kembali kejayaan seperti di masa lampau. Karena sejarah penidikan Islam t memiliki kaitan yang erat dengan sjarah Islam itu sendiri maka, maka membahas sejarah sosial pendidikan Islam berarti membahas periode perkembangannya dari zaman Rasulullah SAW, dilanjut dengan masa kejayaan, periode kemunduran, periode pembaruan hingga periode kebangkitan Pendidikan Islam . Kata kunci: Sejarah sosial pendidikan Islam, fakta-fakta, manfaat, periodisasi. 2 Pendahuluan Eksistensi Pendidikan Islam selalu berkalan beriringan dengan alur perkembangan jaman. Perubahan zaman yang terjadi, tidak membuat Pendidikan Islam ditinggalkan. Hal ini terlihat dari banyaknya lembaga-lembaga pendidikan khususnya di Indonesia yang masih dan lebih mengedepankan nilai-nilai pendidikan yang berbasis Islam. Telah tertulis diberbagai macam literatur bahwa Pendidikan Islam telah banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan dengan ide cerdasnya yang tidak hanya dikenal oleh kalangan muslim, tapi juga non-muslim. Nabi Muhammad SAW, yang merupakan aktor utama dalam sejarah ini, telah meletakan sendi-sendi dan praktik pendidikan Islam. Berbagai keputusan beliau dalam segala hal dan permasalahan telah menjadi persedden baik bagi pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam masa kini termasuk di Indonesia. Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa Sejarah mencatat dalam perkembangannya Pendidikan Islam mengalami pasang surut. Sejarah Pendidikan Islam erat keitannya dengan sejarah Islam yang mengalami masa kemajuan dan juga kemunduran. Kini Barat dan menjadikannya sebagai tolak ukur kemajuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan banyaknya lahir ahli-ahli pendidikan Barat yang sangat terkenal dengan pemikiran , teori serta karyanya tentang ilmu pengetahuan. Meskipun, pada faktanya, sejarah Islam mengungkapkan bahwa penyebaran ilmu dari dunia Islam memiliki peran penting dalam revolusi ilmu pengetahuan di Barat. Untuk mengetahui fakta dibalik kebenaran itu maka dirasa perlu melakukan pengkajian pendidikan dengan pendekatan sejarah Islam. Maka, pada tulisan ini akan membahas tenang definisi sejarah sosial pendidikan Islam yang diperluas dengan objek study dan urgensinya. Kemudian berlanjut pada pembahasan priodisasi sejarah pendidikan Islam 3 DESKRIPSI A. Definisi Sejarah Pendidikan Islam Secara etimologi kata sejarah dalam bahasa arab, “tarikh” yang berarti “ketentuan masa”. Menurut istilah, keterangan yang menerangkan tentang hal ihwal umat dan segala sesuatu yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada (Dirjen Bimas Islam, 1985:1).1 secara terminologi berarti sejumlah keadaan dan peristiwa yang terjadi di masa lampau dan benar-benar terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia. Taufik Abdullah mendefinisikan sejarah sebagai suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini, segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.2 Sosial berasal dari bahasa latin ‘Socius” yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama (Salim, 2002). Sudarno (dalam Salim, 2002) , menekankan pengertian sosial pada strukturnya, yaitu suatu tatanan dari hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat, ada juga yang mengatakan sosial adalah ssuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antar warga.3 Sejarah sosial mencangkup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari masa ke masa karena sejarah mempunyai arti yang bernilai sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarahpun membentuk manusia.4 Agama Islam adalah agama yang tidak hanya mangajarkan tentang konsep religiusitas namun juga mngajarkan bagaimana umat manusia menjaga ukhwah dengan cara meningkatkan muamalah bainannas, yang dalam hal ini berarti Islam juga mencakup proses sosial kehidupan manusia. 1 Haidar Putra.d. dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam Dalam Lintas Sejarah, (Jakarta: Kencana, 2013), hal. 2 Kharisul Wathoni, Pendekatan Sejarah Sosial Dalam kajian Politik Pendidikan Islam,J(urnal Tadris, Vol: 8, No. 1, 2013), hal. 5 3 Banu Sodikun, Sejarah Sosial Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jurnal Systems, vol: 10, no: 1, 2015), hal. 2 4 Sutarjo. J, Urgensi Pengetahuan Sejarah Sosial Pendidikan Islam Dalam Dunia Akademis, (Jurnal Tarbawiya, Vol:11, No. 2, 2014), hal. 254 2 4 Adapun proses sosial menurut Gillin dan Gillin, ialah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang/kelompok manusiasaling bertemu dan menemukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan.5 Pendidikan atau Tarbiyah merupakan mashdar dari tiga akar kata, raba-yarbu, rabiyayarba dan rabba-yarubbu. Pertama, Raba-yarbu, berarti bertambah dan berkembang, yaitu merupakan suatu proses yang selalu terjadi pertambahan dan perkembangan. Kedua, Rabiya-Yarba, berarti bertumbuh atau berkembang, digunakan untuk suatu proses yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Ketiga, Rabba-Yarubbu, berarti menjaga, merawat, dan memelihara, yaitu sebuah proses penjagaan, perawatan, dan pemeliharaan atas sesuatu. Dari sini dapat didefinisikan bahwa pendidikan adalah sebuah perkembangan yangterus menuju ke arah yang lebih baik dan menguntungkan6 Menurut Ary H. Gunawan dalam bukunya sosiologi Pendidikan ia mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia secara manusiawi, yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi dan perkembangan zaman.7 Adapun pengertian pendidikan Islam bisa ditinjau dari sempit dan luas. Pengertian sempit adalah usaha yang dilakukan untuk pentrasferan ilmu, nilai, dan keterampilan berdasarkan ajaran Islam guna membentuk pribadi muslim seutuhnya. Sedangkan pendidikan Islam dalam arti luas, tidak hanya terbatas kepada proses pentrasferan, akan tetapi mencakup berbagai hal yang berkenaan dengan pendidikan Islam secara luas yang mencakup; sejarah, pemikiran dan lembaga. 8 Bila dirangkaikan kata sejarah dengan kata pendidikan Islam, Dirjen Bimbanga Islam merumuskan sebagai berikut: a. Keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu, mulai sejak zaman lahirnya Islam hingga masa sekarang b. Cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan pendidikan Islam, baik dari segi ide dan konsep maupun segi institusi dan operasionalisasi 5 Ary h. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta, rineka Cipta, 2000 ) hal.30-31 Banu Sodikun, Sejarah ... hal.2 7 Ary Gunawan, sosiologi...hal. 55 8 Haidar Putra.d., Pendidikan... hal. 3 6 5 sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai sekarang (Dirjen Bimbaga Islam, 1985:2)9 secara historis tradisi Islam telah mengakui sentralitas pendidikan baik sebagai bentuk ibadah dan sebagai sarana untuk sosialisasi moral, etika, dan budaya umat (komunitas Muslim). 10 B. Obyek Materi Dan Formal Sejarah Sosial Pendidikan Islam Objek merupakan perkara atau yang menjadi pokok pembicaraan . Objek material dalam pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam kaitanya dengan fenomena agama yang terdapat dan terjadi dalam pikiran, manifestsi agama, tindakan dan perbuatan manusia beragama. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, sejarah sosial pendidikan Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan dalam obyekobyek sejarah pendidikan, seperti sistem-sistem, sifat-sifat ataupun lembaga yang dimilikinya.11 Apabila dilihat dari esensi sejarah, sejarah pendidikan Islam tidak hanya menguraikan secara deskriptif apa yang terjadi pada masa lampau akan tetapi mencakup juga tentang analisis dari waktu ke waktu, dan juga bisa mengaitkan antarag tiga dimensi waktu tanpa terpisah, yaitu, masa lampau, sekarang, dan akan datang. Sejarah baisanya ditulis dan dikaji dari sudut pandang suatu fakta atau kejadian tentang peradaban bangsa. 12 Maka objek sejarah pendidikan Islam mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik informal, formal, maupun nonformal. Dengan demikian akan diperoleh sejarah serba obyek.13 Fakta-fakta yang diungkapkan itu bisa melalui sumber-sumber langsung, seprti: prasasti, undang-undang, dokumen-dokumen, gambar-gambar serta benda-benda sejarah lainnya, dan juga dapat digunkan seumber tidak langsung yaitu bahan yang diperoleh dari hasil penelitian sumber langsung.14 9 Ibid. M. Noor Sulaiman Syah, Challenges Of Islamic Education In Muslimworld: Historical, Political, And SocioCultural Perspective, Qudus International Journal of Islamic Studies, Vol: 4, Issue: 1, 2016, hal. 85 11 Banu Sodikun, Sejarah..., hal. 3 12 Herman, Sejarah Pendidika Islam, 2007 hal. 2 13 Ibid., hal.3 14 Haidar,Pendidikan ...hal. 5 10 6 Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Seorang Sejarawan harus mempunyai kemampuan intelektual dan menguasai alat-alat analisis untuk menilai kebenaran materi-materi sumbernya, dan perpaduan untuk mengumpulkan dan menafsirkan materi-materi itu ke dalam kisah yang penuh makna. Untuk itu diperlukan metode-metode untuk membantu kerangka berfikir sejarawan dalam mengkaji materi maupun dalam menggunakan sumber-sumbernya. Adapun yang dimaksud dengan metode sejarah adalah proses menguji dan menganilisis secara kritik rekaman dan peninggalan masa lampau. Dengan demikian, diperlukan rekonstruksi yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses yang disebut dengan historigrafi (penulisan sejarah) (Sottschalk, 1975.33).15 Ibn Khaldun, seorang pemikir besar Islam, menekankan kepada parapemerhati sejarah bahwa tanpa metodologi yang jelas maka, alur penjelasan secararasional atau rekonstruksi, sitematika-kronologi dan analisisnya akan sulit dimengerti Mengingat sejarah pendidikan Islam mencakup berbagai aspek seperti nilai-nilai agamawi, filosofis, psikologi maka perlu menempatkan objek sasarannya itu secara utuh, menyeluruh dan mendasar. Maka dari itu terdapat tiga metode yangharus ditempuh yaitu; deskriptif, komparatif, dan analisis sintesis16 c. Urgensi Sejarah Sosial Pendidikan Islam Dengan mengkaji sejarah akan bisa memperoleh informasi tentang pelaksanaan pendidikan Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam penyelenggaran pendidikan Islam dengan segala ide, konsep, ide, intuisi sistem dan operasionalisnya.jadi, sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme tetapi lebih dari itu merupakan refleksi historis.17 H munawar Cholil mengungkapkan bahwa “ sesungguhnya pengetahuan tarih itu banyak gunanya, baik untuk urusan keduniaan, maupun untuk urusan keakhiratan. Barang siapa yang hapal atau mengerti benar tentang tarih, bertambahlah akal pikirannya. Tarih dan ilmu tarih itu pokok kemajuan suatu umat, manakala ada suatu umat tidak memperhatikan tarih dan ilmu tarik, maka umat itu tentulah akan ketinggalan di belakang; dan manakala suatu umat 15 Haidar, Pendidikan... , hal. 5 Ibid. 17 Sutarjo. J, Urgensi ...hal. 254 16 7 sungguh-sungguh memperhatikan tarih dan ilmu tarih, maka tentulah umat itu maju ke muka (dalam kemajuan)18 Di dalam mempelajari sejarah pendidikan Islam, Zuraini dkk, mengemukakan manfaat yang dapat diambil: 1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan, perkembangan pemikiran-pemikiran umat Islam dalam bidang pendidikan Islam 2. Mampu mengambul pelajaran dari proses pemikiran tentang Pendidikan Islam masa lalu untuk memecahkan problematika pendidikan Islam pada masa kini. 3. Memiliki sikap positif terhadap pemikiran-pemikiran baru yang muncul di seputar pendidikan Islam (Zuraini dkk, 1992:6)19 C. Periodisasi sejarah Pendidikan Islam Sejarah mencatat bahwa peradaban Islam pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan dunia sekitar abad ke-7 M sampai abad ke-15 M. Setelah itu masa keemasan itu mulai melayu, statis bahkan mundur hingga abad ke-21 M. Ketika menjadi kiblat ilmu pengetahuan, pendidikan Islam yang berkembang adalah pendidikan Islam yang berkembang non-dikotomis yang akhirnya mampu melahirkan intelektual muslim yang memiliki karya sangat besar dan berpengaruh positif terhadap eksistensi kehidupan manusia.20 Dr Harun Nasution membagi sejarah pendidikan Islam ke dalam tiga periode, yaituperiode klasik, pertengahan dan modern21 kemudian perinciannya dapat dibagi menjadi 5 masa, yaitu; 1. Masa Hidup Nabi Muhammad SAW (71-632 M) 2. Masa Khulafaur rasyidin (632-661 M0 3. Masa kekuasaan Umayah di Damsyik (661-750M) 4. Kekuasaan Abasiyah di Baghdad (750-1250 M) 5. Masa dari jatuhnya kekuasaan Khalifah di Baghdad tahun !250 M sampai sekarang.22 18 Herman sejarah..hal. 6 Haidar, Pendidikan,...hal. 8 20 Baharuddin dkk, Dikotomi Pendidikan Islam(Historis Dan Implikasi Pada Masyarakar Islam), Bandung: Rosdakarya, 2011), hal. ix 21 Herman, Sejarah.... hal. 7 19 8 Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Harun Nasution, menurut Haidar Daulay dan Nurgaya dalam buku “Pendidian Islam dalam Lintan Sejarah” Periodisasi sejarah pendidikan Islam, tidak jauh berbeda dengan periodisasi sejarah Islam. Untuk itu, apabila periodisasi sejarah Islam dapat dijadikan kerangka acuan dasar, maka perdiodisasi sejarah pendidikan Islam itu dapat dibagi kepada lima periode yaitu: 1. Periode Pertumbuhan Dan Perkembangan Sejarah Pendidikan Islam. Dalam sejarah pendidikan Islam pada masa Rasul terbagi menjadi dua periode, periode Mekkah dan periode Madinah. Pada periode pendidikan di Mekkah nabi memfokuskan pada materi tauhid dan akhlak serta menganjurkan kepada manusia untuk mempergunakan akal pikiranya memperhatikan kejadian manusia dan alam semesta sebagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan Ilmiyah. 23 Sedangkan di Madinah lebih melebar lagi, dari materi tauhid menjadi materi politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan aspek kehidupan manusia lainnya.24 Pendidikan Islam pada periode Mekkah awalnya dilakukan dengan rahasia melalui perorangan yakni diajarkan kepada keluarganya sendiri dan kepada para sabahabat Nabi, hal itu dilakukan untuk menghindari adanya perpecahan yang lebih parah, sebab keadaan politik di kota Mekkah saat itu masih belum stabil.25 Setelah tahap sembunyi-sembunyi , Nabi Muhammad melanjutkan ajaran Islam dengan cara terang-terangan yang kemudian dilanjutkan dengan tahap untuk Umum, pada tahap ini Nabi Muhammad mulai menyampaikan ajaran agama Islam secara lebih luas kepada seluruh masyarakaat bahkan pada masyarakat di luar Mekkah yang datang ke Mekkah baik melaksanakan ibadah haji maupun untk berdagang.26 Pada tahap inilah ada perkembangan penyebaran ajaran agama Islam. Pendidikan Islam di Madinah berlangsung lebih leluasa. Rasulullah mendirikan masjid sebagai pusat umat, pertemuan umat Islam, melaksanakan sholatberjamaah, membaca dan mempelajari al-qur’an. Sehingga dengan kata lain masjid 22 merupakan tempat Rasulullah Harun Nasution Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran Dan Gerakan,Jakarta: bulan bintang,, 1975) hal. 11 23 Hamim Hafiddi, Pendidikan Islam pada masa Rasulullah, (Jurnal TARBIYA,vol: 1, No: 1 2015), hal.21 24 Abuddin, Sejarah Sosial dan Intelektual Pendidikan Islam, Literasi Nusantara, Batu, 2019, 25 Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam; menelusuri jejak Sejarah Pendidikan Era Rasuullah sampai Indonesia, (Jakarta: kencana, 2013) hal, 5 26 Suhairini, sejarah pendidikan... 23 9 melaksanakan pembelajaran.27 Adapun metode yang digunakan adalah metode hiwar(percakapan), keteladanan (bidang ibadah), dan metode amsal. Heri Gunawan menambahkan metode ceramah, pembiasaan dan metode taghrib dan tahrib.28 2. Periode Kemajuan Pendidikan Islam Sebanarnya pada zaman Nabi Muhammad Iptek sudah dikenal dalam dunia Islam. Kemudian semakin nampak dan meningkat khususnya pada masa dinasti Abasiyyah, yaitu pada saat pemerintahan dipegang oleh Khalifah al-Mukmin. Pada masa itu, penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan secara besar-besaran, didirikan sekolah-sekolah dan perguruan tingga serta bait al-Himah, sehingga, gerakan pemikiran dan ilmu pengetahuan berkembang pesat.29 Apresiasi umat Islam terhadap perkembangan Iptek pada masa ini sangat menakjubkan. Cerdik cendikia bermuculan dalam berbagai disiplin ilmu baik dalam bidang agama maupun non-agama. Pemahasannya tidak hanya soal fiqh dan teologi tetapi juga filsafat, matematika, astronomi, kedokteran dan sebagainya. Satu hal yang menarik adalah mereka mempunyai pandangan yang menunjukkan kesatupaduan antara ilmu pengetahuan dan iman. 3. Periode Kemunduran Pendidikan Islam Kemunduran dan kelemahan di berbagai bidang ilmu di dunia Islam mulai terjadi ditandai dengan adanya perpecahan di kalangan umat Islam dan menurunnya kekuasaan kekhalifaan, diperparah dengan jatuhnya baghdatke tangan Hulagu. Kondisi ini diperparah dengan semakin tampaknya perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia30 Selain itu, meluasnya pendapat di kalangan umat muslim yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan tersebarnya tarekat dengan pengaruh negatifnya di masyarakat juga menyebabkan berkurangnya perhatian terhadap ilmu pengetahuan. Di Spanyol, karena telah 27 Iskandar dan Najmuddin, Pola Pendidikan Islam Pada Periodasulullah di Mekkah dan Madinah ,(Jurnal LENTERA, vol: 13, No:3, 2013) hal. 71 28 Heri Gunawan, Pendidikan Islam, kajian teoritis dan pemikiran tokoh, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014) hal.272 29 Baharuddin dkk, Dikotomi...Hal. 109 30 Ibid, hal. 111 10 jatuh ke tangan Kristen, umat Islam pun dipaksa mengikuti agama mereka atau keluar dari daerah tersebut. 31 Dampak dari ini semua adalah mundurnya semangat keilmuwan dan sekaligus mundur pula cabang ilmu di Dunia Islam, berjangkitlah penyakit taklid dan fanatisme. Suasana ini diperburuk dengan jatuhnya negeri-negeri yang mayoritas penduduknya umat Islam ke tangan penjajah Barat, seperti: Belanda, Inggris, Perancis, Spanyol, dan Portugis Tidak hanya itu, kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar di berbagai negara seperti Turki, Persia dan India tidak mampu mempertahakan kejayaannya sehingga mengalami kemerosotan di berbagai bidang. Penetrasi Barat dengan kekuatannya yang semakin meningkat kian meluas hingga ke dunia Islam, yang kekuatannya menurun. Akhirnya, pada tahun 1798 M, Mesir sebagai salah satu pusat Islam terpenting jatuh ke tangan Napoleon Bonaparte. 32 Kemudian berlanjut dengan terjadinya pemisahan” ilmu agama” dan “ilmu umum” (agama dan dari ilmu pengetahuan) terjadi pada abad pertengahan, yakni pada saat umat Islam kurang mempedulikan baca meninggalkan iptek. Pada msa itu yang berpengaruh di masyarakat Islam adalah ulama fiqh. Salah satunya di madrasah Nizamiyah pada abad ke-111M.terjadi perspesifikasian kurikulum yang hanya menekankan pada supremasi dan penjabaran hukum Islam. Selan ulama fiqh ada juga ulama tarekat. Keduanya menanamkan oaham taklid dan membatasi kajian agama hanya bidang seperti tafsir, fiqh, tauhid.33 Implikasinya adalah hilangnya budaya berfikir ilmiah-rasionalistik di kalangan umat Islam. Hal ini diperparah dengan serangan al-Ghazali terhadap para filosof dan tokoh rasionalis seperti al-farabi dan Ibnu Sina yang dikemukakan dalam kitabnya Tahafut alFalasifah. Kritik al-Ghazali ini menyebabkan semangat dan tradisi ilmuwan yang rasional menjadi lenyap. Akhirnya paradigma dikotomi ilmu berkelindan dalam tubuh umat Islam yang menyebabkan umat Islam masuk pada era kegelapan yang pernah dirasakan oleh Barat.34 4. Periode Pembaruan Pendidikan Islam Pada abak ke-19, kontak antara kaum Muslimin dengan masyarakat Barat kembali terjadi. Dalam kontak ini, terlihat betapa masyarakat Barat telah begitu maju dibanding dengan masyarakat Muslim dalam bidang ilmu Pengetahuan. Kontak ini menimbulkan 31 Ibid., Hal. 112 Ibid 33 Ibid., hal iv 34 Ibid., hal. v 32 11 kesadaran umat Islam betapa mereka telah jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Barat. Oleh karena itu, timbul upaya untuk memperbaiki kekurangan yang dialami selama ini agar masyarakat Muslim tidak lagi terjebak dalam ketertinggalan yang berkepanjangan. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsyafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan mereka bahwa di Barat telah muncul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi eksistensi Islam. Raja-raja dan pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Ide-ide pembaharuan pun muncul dalam Islam.35 Pendudukan Mesir oleh Napoleon Bonaparte tahun 1798 M, adalah merupakan tonggak sejarah bagi umat Islam untuk mendapatkan kembali kesadaran akan kelemahan dan keterbatasan mereka. Ekspedisi Napolen tesebut disamping membawa pasukan tentara yang kuat, juga membawa seperangkat ilmuwan dengan seperangkat peralatan ilmiah untuk mengadakan penelitian di Mesir. Ekspedisi ini menunjukkan ketertinggalan dan kebodohan umat Muslim.36 Inilah yang membuka mata kaum muslimin, sehingga akhirnya timbul berbagai macam usaha pembaharuan dalam segala bidang kehidupan, untuk mengejar ketertinggalan mereka, termasuk usaha-usaha di bidang pendidikan.37 Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengejar ketertinggalan itu adalah dengan pendidikan. Berkenaan dengan itu timbullah usaha perbaikan pendidikan Islam di Mesir yang dipelopori oleh Muhammad Ali Pasha. Di Turki dipelopori oleh Sultan Mahmud I Sn di India oleh Syaid Ahmad Khan. Madjid, dunia Islam dewasa ini merupakan kawasan bumi Periode Kebangkitan Pendidikan Islam kawasan bumi yang paling terbelakang di antara penganut agama-agama besar. Praktis tidak ada satupun agama besar dimuka bumi ini yang lebih rendah kemajuan ipteknya daripada Islam.38 Kebesaran dan kejayaan Islam masa lalu hanya tinggal kenangan di tengah kemajuan dan kejayaan dunia Barat. Pernyatan ini merupakan wujud dari kegelisahan untuk umat Islam supaya bangkit dan menampilkan kembali Islam sebagai rahmat bagi alam semesta39. 35 Harun nasution, Pembaharuan ....hal. 14 Ibid., hal. 17 37 Departemen Pendidikan, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 109 38 Baharuddin dkk, Dikotomi.... hal.113 39 Ibid. 36 12 5. Periode kebangkitan Pendidikan Islam Periode ini adalah lanjutan dari periode pembaruan, kalau pada era pembaruan adalah periode timbulnya kesadaran umat Islam terhadap ketertinggalan mereka dalam bidang pendidikan, maka periode kebangkitan adalah muncul secara nyata kegiatan-kegiatan positif dalam bidang pendidikan. Misalnya, semakin berkembangnya lembaga pendidikan Islam terutama semakin semarak dan munculnya pendidikan tinggi Islam, integrasi keilmuan semakin terwujud dengan baik terutama diperguruan tinggi. Karena salah satu penyebab kemunduran umat Islam adalah karena melemahnya kualitas pendidikan Islam. Untuk itu, perlu mengembalikan kekuatan pendidikan Islam sebagai penyangga kemajuan umat Islam sehingga bermuncullah gagasan-gagasan tentang pembaruan pendidikan Islam yang diikuti dengan pelaksaan perubahan penyelenggaraannya (Asroha, 1999: 128-129)40 Eksploitasi dan intervensi Barat dalam berbagai bidang keilmuan telah menyadarkan atas keterbelakangan umat Islam. Kontrol Barat terhadap mereka adalah karena kemajuan modern yang dimiliki oleh Barat, keinginan untuk melawan Barat haruslah didahuli dengan mengadakan perubahan dalam diri umat Islam. Sebagai konsekuensi logis dari upaya reformasi dan modernisasi, yang dipelopori oleh penguasa, kaum bangsawan elite, dan intelegensia, terciptalah usaha-usaha perubahan dan pembaharuan di bidang pendidikan Kebangkitan pendidikan Islam selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh berikut gagasannya dalam mengembalikan kejayaan Islam khususnya dalam bidang Pendidikan. Beberapa diantaranyaadalah Sultan Ahmad III dan Sultan Muhammad II di Turki, Muhammad Ali Pasa dan Muhammad Abduh di Mesir, dan Sayyed Ahmad Khan di India. 41 Untuk mendorong masyarakat Islam berkarya dengan berbagai ilmu pengetahuan Sultan Ahmad III mendirikan percetakan di Istanbul pada 1727 M, sebagai cara untuk mempermudah akses buku-buku pengetahuan, dicetak buku-buku tentang ilmu kedokeran, ilmu-ilmu pasti, astronomi, sejarah, kitab hadist, fiqh, ilmu kalam tafsir (Nasution, 1997:16). Upaya yang dilakukan tersebut lebih pada upaya untuk mendirikan lembaga pendidikan yang di dalamnya diajarkan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan agama yang dibutuhkan untuk kemajuan masyarakay Muslim. 40 Syahraini Tambak, Kebangkitan Pendidikan Islam: Melacak Historis Kebangkitan Kembali Pendidikan Islam, (Jurnal Al-Hikmah, 2015) vol: 12, no: 2, hal. 185 41 Ibid. 13 Muhammad Ali Pasya setelah menjadi penguasa Mesir ia mencurahkan perhatiannya pada pendidikan dengan mendirikan Kementrian pendidikan dan lembaga pendidikan.42 Dalam rangka mengalihkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah berkembang di Barat, Muhammad Ali Pasya menggalakkan penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa Arab, hingga ia mendirikan sekolah penerjemahan.43 Muhammad Abduh yang didalam seoanjang hayat dankarirnya selalu memperhatikan pada pembaruan pendidikan Islam. Ia memandang pendidikan itu penting sekali, sedang ilmu pengetahuan itu wajib dipelajari. Menurutnya yang harus diperjuangkan dalam satu sistem pendidikan adalah pendidikan yang fungsional, yang meliputi pendidikan universal bagi semua anak, laki-laki maupun perempuan. Selain itu, pembaruan pendidikan Islam yang dilakukannya adalah menyebarkan secara luas ide-ide pembaruannya ke seluruh wilayah termasuk kepada para guru dan civitas akademika Al-azhar Sayyid Ahmad Khan di India, berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam di India dapat diwujudkan hanya melalui bekerjasama dengan Inggris, sebab saat itu Inggris merupakan penguasa terkuat India. Untuk itu, Ahmad Khan mengajak umat Islam India untuk bersikap loyal terhadap Inggris. Ia melihat bahwa umat Islam India sangat terbelakang kerena rendahya mutu pendidikan. Mutu pendidikan Islam haruslah ditingkatkan dengan menerapkan sistem pendidikan modern. Pada tahun 1864 ia mendirikan scientific society untuk memerkenalkan sains Barat kepada rakyat India. Selain itu pada tahun 11878 ia juga mendirikan Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) yang bertujuan mengajarkan ilmu pengetahuan modern tanpa mengabaikan pendidikan agama.44 42 Ibid., Hal. 188 Departemen Agama, Sejarah..., hal. 121 44 Syahraini, Kebangkitan... hal. 191 43 14 Analisis Data Sejarah sosial merupakan disiplin ilmu yang mempunyai spesifikasi sebagai sebuah pisau bedah untuk menganalisis sejarah berdasarkan perspektif sosiologi dan juga cenderung melihat persitiwa sejarah secara lebih komprehensif dan seobjektif mungkin berdasarkan fakta-fakta. Dikatakan secara komprehensif, karena Islam tidak hanya mencakup pemehaman tentang ketuhanan namun juga mengandung aspek-aspek kehidupan manusia lainnya yang dapat terungkap dengan menelisik sejarah aslinya. Pendidikan Islam merupakan proses bimbingan yang ditujukan sebagai upaya untuk memperbaiki mental yang terwujud dalam perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain Sehingga sejarah pendidikan Islam dapat diartikan sebagaai catatan peristiwa tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik dari segi gagasan atau ide-ide. Sejarah sosial pendidikan Islam dilihat dari perspekti kemanfataannya dapat disimpulkan sebagai rekonstruksi tentang arahan dan bimbingan, dorongan, teladan dan pembiasaan pada peserta didik yang mengandung unsur interaksi dan komunikasi satu dengan yang lain agar peserta didik dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam dan mentransferny dalam ucapan dan perbuatan sehari-hari. Secara umum sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia45 karena sejarah menyimpan dan mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru baik pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia, untuk itu, sumber utama ajaran Islam (AlQuran) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan, yang langsung atau tidak langsung mengandung makna yang besar, pelajaran yang sangat tinggi. Maka ilmu tarih (sejarah) dalam Islam menduduki arti penting dan mempunyai kegunaan dalam kajian tentang Islam Sejarah sangat bermanfaat besar bagi umat manusia, karena dengan sejarahlah manusia belajar serta berupaya untuk menjadi arif dengan melihat dan mengambil i’tibar dari masa lampau yang pernah dialami oleh umat manusia. Kearifan diperlukan bagi manusia agar dia dapat bertindak dan berperilaku bijaksana. Dengan karifan itulah, 45 H. Munawar Cholil, opcit, dalam sejarah pendidika islam hermawan, 2007, hal. 6 15 seseorang dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya. Untuk hisa menjadi arif manusia harus belajar sejarah, karena sejarah mendidika dan menjadikan orang menjadi arif.46 Selain itu, Prof. Dr. Haidar Putra Daulay dan Dra. Nurgaya Pasa di dalam bukunya “Pendidikan Islam Dalam Lintas Sejarah” menambahkan beberapa manfaat dalam mengetahui sejarah pendidikan Islam, yaitu: a. Mendorong timbulnya semangat mencontoh hal-hal yang positif pada masa lampau dalam bidang pendidikan Islam dan manjauhi hal-hal yang negatif b. Mendorong untuk timbulnya semangat mencontoh hal-hal yang positif pada masa lampau dalam bidang pendidikan Islam dan menjauhi hal-hal yang negatif47 Adapun dari aspek kompetensi sosial, pelaran sejarah akan memperkukuh kompetensi sosial seseorang, lewat pelajaran sejarah seseorang akan mengetahui di mana posisinya sebagai anggota masyarakat, sehingga dapat menempatkan dirinya sebagai makhluk individu berhadapan dengan kelompok masyarakat, dan dapat pula menempatkan dirinya sebagai makhluk sosial berhubungan dengan individu-individu Metode dalam mengkaji fakta-fakta sejarah pendidikan Islam ada tiga yaitu; pertama, deskriptif dengan memasukkan ajaran ajaran Islam sebagaimana yang dibawa oleh Rasulullah SAW, terutama yang berhubungan dengan pendidikan. Kedua, komparatif, ajaran-ajaran Islam dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dalam kurun dan tempat tertentu dan menghubungkannya dengan pendidikan Islam. Ketiga, pendekatan analisis-sintesis,secara kritis membaca, meneliti istilah-istilah, pengertianpengertian yang diberikan oleh Islam48 Periodesasi sejarah sosial pendidikan Islam lebih menekankan pada lima periode yang merujuk pada buku “Pendidikan Islam dalam Lintas Sejarah” yang menjadikan periodisasi sejarah Islam sebagai kerangka acuannya. Periodisasi ini terbagi ke dalam lima, yaitu: 1. Pendidikan Periode Rasulullah Periode ini meliputi pendidikan Islam pada masa Rasulullah, Khulaafaur Rasyidin, dan masa Bani Umayyah. Rasulullah adalah utusan yang dikirim Allah kepada umat 46 Haidar Putra D. , Pendidikan Islam... hal. 6 Ibid., hal 8 48 Hermawa, sejarah pendidikan Islam, hal. 4 47 16 manusia dan membawa ajaran Allah, sehingga sudah menjadi tugasnyalah untuk meluruskan hadharah atau peradaban kuno yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Dalam konteks sosial bangsa Arab penuh dengan macam-macam peradaban kuno yang kuat dan menjadi pijakan yang harus mereka jalani. 49 Tugas ini tidak hanya untuk bangsa arab akan tetapi menjadi tugas beliau kepada seluruh umat manusia (kaffatan li al-Nas)50 Konsep perkembangan pendidikan sejak masa Nabi Muhammad sebenarnya sudah terancang dengan baik, hanya saja belum menjadi semacam pendidikan formal. Beberapa lembaga pendidikan yang ada sejak zaman nabi Muhammad adalah sebagai berikut: 1. Dar al-Arqam bin Abi al-Arqam (pada masa klasis Islam), rumah dijadikan sebagai tempat berlangsungnya pendidikan Islam. 2. Kuttab, berlangsung dengan sistem halaqah, ada juga guru yang menggunakan metode dengan membacakan kitab dengan suara keras dan kemudian diikuti oleh seluruh siswanya. Kuttab berfungsi sebagai tempat pendidikan yang memfokusan pada tulis baca dan pendidikan Al-Qur’an serta dasar-dasar keagamaan 3. Masjid, sebagai pusat peribadatan dan pengetahuan, yang menjadi tempat rujukan masyarakat kala itu untuk melanjutkan pendidikan menengah setelah kuttab.51 2. Periode Kemajuan Pendidikan Islam Periode ini dimulai sejak awal pertumbuhan bani Abbasiyah sampai akhir Abbasiyah di belahan dunia Timur. Adapun di belahan dunia Barat dimulai sejak masa kemajuan yang dicapai oleh umat Islam di wilayah tersebut, misalnya di Mesir, Afrika Utara, dan Andalusia sampai berakhirnya kekuasaan Islam di Andalusia. Masa kejayaan Islam terhadap dinasti Abbasiyah terjadi dalam berbagai bidang pengetahuan. Pada zaman ini ilmu pengatahuan baik Aqli (rasional ataupun naqli mengalami kemajuan sangat pesat, hal ini karena umar Islam bnyak melakukankajian kritis tentang ilmi. Muhammad as’ad Thalas, at-Tarbiyah wa Ta’lim fi Islam, mesir, Handawi, 2012, hal. 13 Suhairini dkk, Sejarah pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2013, hal. 14 51 Zaini Dahla, Sejarah Pendidikan.... hal. 6-10 49 50 17 Hal ini dapat dilihat dari adanya gerakan penerjemahan buku dari berbagai bangsa dan bahasa, sehingga lahirlah tokoh dengan keahliannya.52 3. Periode kemunduran Periode ini dimulai sejak jatuhnya Baghdad ke tangan Hulagu Khan (1258 M) yang merupakan lambang (simbol) dari kejatuhan umat Islam, yang kemudian diiringi dengan kejatuhan umat Islam di dunia Barat (Andalusia) ditandai dengan jatuhnya benteng terakhir umat Islam di Grabada (1498 M), selanjutnya diiringi pula dengan timbulnya perpecahan dikalangan umat Islam.Perpecahan dilatarbelakangi oleh perbedaan politik, etnis, dan perbedaan pemahaman keagamaan (perpecahan sunni-syiah, Arab non-Arab dan lain-lain). Ketika masa kejayaan Islam, ilmu pengetahuan Umat Islam juga sangat berkembang dan tersebar sampai ke dunia Barat. Sehingga, ketika gelombang intelektual di wilayah pemerintahan Islam mulai surut, arus kebalikan mulai berkembang dalam peradaban Eropa Kristen.53 Runtuhnya sendi-sendi Pendidikan Islam ini ditandai dengan dengan hancurnya Baghdad dan Spanyol sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan Islam.54 Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ Jakarta menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kelemahan dan kemunduruan Umat Islam dalam bidang pengembangan Ilmu pengetahuan , diantaranya: 1) faktor internal umay Islam, kondisi politik yang melemah dan terjadinya perebutan kekuasaan diantara penguasa-penguasa Muslim (masukkan jurnal jurnal pendidikan Islam dan politik), 2) fanatisme golongan yang berlebihan , hingga sekelompok golongan muslim tidak memberikan kesempatan kepada golongan lain untuk melangkah mengembangkan ajaran Islam. 3) hidup mewah di Istana yang mematikan semangat untk mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam. 4) bercampurnya Islam dengan paham-paham dari luar yang menyumbat kemajuan dan kebebasan berfikir. 5) hidup suburnya mistisisme yang salah (tasawuf palsu) di kalangan umat sehingga melahirkan kemalasan untuk berjtihad.6). berbagai faktor eksternal beruparongrongan dari kekuatan lain 52 Sri Wahyuni, Implementasi Sistem Pendidikan Islam pada Masa Daulah Abasiyyah dan Pada Masa Sekarang, Jurnal Kependidikan, vol. 11, no:2, 2014, hal.111 53 Zaini Dahlan, Sejarah Pendidikan Islam,Signifikansi Jejak Pendidikan Islam Bagi Pengembangan Pendidikan Islam Masa Kini Dan Masa Depan, (Medan: Widya Puspita, 2018) hal. 61 54 Ahmad Syukri, Pendidikan Masa Kemunduran Islam, Jurnal Innovatio, vol: 14. No. 2, 2014, hal.34 18 seperti Jengis Khan, Hulagu Khan, dan lain sebagainya yang sengaja ingin menghancurkan ummat Islam.55 4. Periode Pembaruan Islam Pengaruh ilmu Islam atas Eropa menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaisance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Dengan demikian proses penyebaran ilmu pengetahuan Islam di Eropa juga tidak bisa lepas dari adanya proses penerjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Latin yang banyak dilakukan para pemuda Eropa. Pada periode ini juga Umat Islam menyadari bahwa iptek modern yang ada sekarang ini merupakan perpanjangan tangan dari iptek Barat yang telah mengabaikan nilai dan etika. Bahkan Edward Goldsmith sebagaimana dikutip Haidar Bagir dan Zainal Abidin mengatakan bahwa “sains modern saat ini bukan apa-apa kecuali akumulasi dari setengah kebenaran, dan atas basis setngah kebenaran inilah kita mencoba mengontrol dunia dan sebagai hasilnya membawa dunia kepada kehancurannya”56 Sehingga muncullah beberapa pemikir dan ilmuwan Muslim yang berupaya untuk menegakkan kembali peradaban Islam. Beberapa diantaranya Muhammad Abduh, Jalaluddinal-Afghani dan Rasyid Ridha di Mesir, Mustafa Kemal di Turki, serta Sayyid Ahmad Khan, Sayyid Amir Ali, dan Muhammad Iqbal di India. Dalam bidang keilmuan ada Ismail Raji al-Faruqi dan Sayyid Hosein Nasr dengan gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan.57 Diantara inti pokok pendidikan Islam yang diperbaharui itu adalah materi yang diajarkan serta sistem pengajaran, menejemen dan metode 5. Periode Kebangkitan Pendidikan Islam Periode ini adalah lanjutan dari periode pembaruan. Kalau pada era pembaruan adalah periode timbulnya kesadaran umat Islam terhadap ketertinggalan mereka dalam bidang pendidikan, maka periode kebangkitan adalah muncul ssecara nyata kegiatan-kegiatan positif dalam bidang pendidikan. Misalnya, semakin berkembangnya lembaga pendidikan Islam terutama semakin semarak munculnya pendidikan Islam, integrasi keilmuwan semakin 55 Baharuddin dkk, Dikotomi Pendidikan Islam(Historis dan Implikasi Pada Masyarakat Islam), Rosdakarya, Bandung 2011, hal. 120 56 Haidar Bagir dan Zainal Abidin Abidin, Filsafat Sains Islamic: kenyataan atau khayalan, pengantar, dalam Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut Alqur’an, Bandung, Mizan 1989 hal. 20 dalam baharuddin 57 Baharuddin, dkk, Dikotomi Pendidikan..., hal. 120 19 terwujud dengan baik terutama diperguruan perguruan tinggi Islam. Begitu juga kesiapan pendidikan Islam dalam memasuki era globalisasi. Adapun model pembaruan pendidikan Islam adalah: Pertama, menjalin kerjasama dengan Barat. Sayyed Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam di India dapat terwujud bila bekerjasama dengan Inggris Kedua, memperbaiki sistem pendidikan yang berkualitas menjadi sebuah keharusan untk mencapai kemajuan dan keluar dari keterpurukkan Ketiga, mengembangkan research dengan mengirimkan duta-duta Islam ke Eropa dan Barat, yang bertujuan untuk meneliti penyebab-penyebab kemajuan. Kegiatan research ini memberikan dampak yang besar bagi perkembangan masyarakt Islam. Hasil research tersebut memunculkan perubahan signifikan yang berwujud aksi pada pendidiran sekolah-sekolah modern untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Formula ini sesungguhnya memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan dan kemajuan umat Islam, termasuk pada kondisi hari ini. Ketiga, medirikan lembaga terjemah dan percetakan. Karya-karya besar yang berkembang di Eropa dan Barat diterjemahkan secara sistematis untuk dapat dipelajari oleh umat muslim Kelima, meneydiakan beasiswa belajar ke Eropadan Barat. Usaha ini yang dilakukan Sultan Mahmud II yang mengirimkan pelajar ke luar negeri antara Lain Inggris, Prancis, Rusia, dan Australia Keenam: mendirikan sekolah modern, dilakukan untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas bagi umat Islam Ketujuh: Integrasi Ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan. 20 Penutup Dari uraian deskripsi hingga analisis data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mengkaji sejarah berrati mengkaji seperangkat fakta-fakta, sekaligus ide-ide yang terdapat dalam proses perkembangannya. Peran sejrah termasuk sejarah pendidikan Islam sangat penting khususnya dalam bidang pendidikan di masa sekarang. Sebab. Selain dapat memperkaya khazanah empiris, juga bisamengasah sikap mental dan kearifan seseorang. Ditambah dengan fakta-fakta tentang sejarah periodisasi pendidikan Islam, tentu diharapkan mampu menjadi bahan bakar semangat umat Muslim dalam mengembangkan bidang keilmuan. Maka dari itu, Sejarah sosial pendidikan Islam dilihat dari perspekti kemanfataannya dapat disimpulkan sebagai rekonstruksi tentang arahan dan bimbingan, dorongan, teladan dan pembiasaan pada peserta didik yang mengandung unsur interaksi dan komunikasi satu dengan yang lain agar peserta didik dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam dan mentransferny dalam ucapan dan perbuatan sehari-hari. 21 Daftar Pustaka Abuddin. 2019. Sejarah Sosial dan Intelektual Pendidikan Islam, Batu: Literasi Nusantara Baharuddin dkk. 2011. Dikotomi Pendidikan Islam(Historis dan Implikasi Pada Masyarakat Islam), Rosdakarya: Bandung Dahlan ,Zaini. 2018,Sejarah Pendidikan Islam,Signifikansi Jejak Pendidikan Islam Bagi Pengembangan Pendidikan Islam Masa Kini Dan Masa Depan Medan: Widya Puspita Daulay, H.P, Pasa. S. 2013. Pendidikan Islam Dalam Lintas Sejarah. Jakarta: Kencana Departemen Agama. 2013. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara Gunawan, N. 2000. Sosiologi Pendidikan . Jakarta: Rineka Cipta Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam, kajian teoritis dan pemikiran tokoh,Bandung: Remaja Rosdakarya Herman. Sejarah Pendidikan Islam . 2007 Harun, Nasution. 1975, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran Dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang Hafiddi, Hamim. 2015. Pendidikan Islam pada masa Rasulullah, Jurnal TARBIYA,vol: 1, No: 1 Iskandar. Najmuddin. 2013. Pola Pendidikan Islam Pada Periodasulullah di Mekkah dan Madinah, Jurnal LENTERA, vol: 13, No:3 M. Nurcholish. 1997. Kaki Langit Peradaban Islam. Jakarta: Paramadina Nizar, Syamsul. 2013. Sejarah Pendidikan Islam; menelusuri jejak Sejarah Pendidikan Era Rasuullah sampai Indonesia, Jakarta: kencana Syukri, Ahmad. 2014. Pendidikan Masa Kemunduran Islam, Jurnal Innovatio, vol: 14. No. 2 Sodikun, Banu. 2015. Sejarah Sosial Pendidikan Islam Di Indonesia, Jurnal Systems, vol: 10, no: 1 Sutarjo, J. 2014. Urgensi Pengetahuan Sejarah Sosial Pendidikan Islam Dalam Dunia Akademis. Jurnal Tarbawiya, Vol:11, No. 2 Syah, Sulaiman. 2016. Challenges Of Islamic Education In Muslimworld: Historical, Political, And Socio-Cultural Perspective, Qudus International Journal of Islamic Studies, Vol: 4, Issue: 1 Tambak, Syahraini. 2015. Kebangkitan Pendidikan Islam: Melacak Historis Kebangkitan Kembali Pendidikan Islam, Jurnal Al-Hikmah, 2015, vol: 12, no: 2 22 Thalas, As’ad. 2012. at-Tarbiyah wa Ta’lim fi Islam, Mesir: Handawi Wathoni, Kharisul. 2013. Pendekatan Sejarah Sosial Dalam kajian Politik Pendidikan Islam,Jurnal Tadris, Vol: 8, No. 1 Wahyuni, Sri. 2014. Implementasi Sistem Pendidikan Islam pada Masa Daulah Abasiyyah dan Pada Masa Sekarang, Jurnal Kependidikan, vol. 11, no:2, 2014 Zuhairini. 2013. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara 23