MAKALAH Masalah-masalah Pengembangan Karir Disajikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling karir Dosen pengampu : Yurike Kinanthy Karamoy, M.Pd, Kons Di susun oleh : Moch. Ainul Firmansyah (1803402011) Ana Andriyani (1803402026) Muhammad Zaini (1803402034) M Mujianto (1803402040) Roikhatun Naimah (1803402048) PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM JEMBER 2020 KATA PENGANTAR ASSALAAMU’ALAIKUM WR.WB. Alhamdulillahirobbil Alamiin, Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Ilaahirobbi (Allah SWT) yang telah melimpahkan nikmat karunianya kepada kita semua sehingga kita bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dalam keadaan sehat wal afiat. Penyusun sadar bahwa di dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan maupun kesalahan yang tidak disadari maupun dari kekurangan pengetahuan penyusun dalam materi ini. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan berupa kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan kreatif, terutama dari bapak dosen yang selaku pembimbing dan Pembina kami khususnya dalam mata kuliah Bk Karir ini, agar penyusunan makalah kedepannya bisa menjadi lebih baik sesuai harapan. Akhirnya penyusun berharap semoga dengan penulisan makalah ini dapat mendatangkan manfaat yang berarti bagi kita semua. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2 BAB I ....................................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4 Latar Belakang ..................................................................................................................................... 4 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 7 Tujuan Penulisan ................................................................................................................................. 7 BAB II ...................................................................................................................................................... 8 PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 8 Pengenbangan karir siswa ................................................................................................................... 8 Faktor- faktor penyebab timbulnya masalah karir ................................................................................ 9 Bantuan yang diberikan konselor dalam mengembangkan karir......................................................... 11 Layanan Informasi Karir Membantu Peserta Didik Dalam Pemilihan Karir .......................................... 12 Layanan Informasi ............................................................................................................................. 15 Bidang Bimbingan Karir...................................................................................................................... 16 Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Bimbingan Karier ........................................ 19 Peranan Konselor Sekolah dalam membantu menghembangkan Karier Siswa ................................... 20 BAB III ................................................................................................................................................... 22 PENUTUP............................................................................................................................................... 22 Kesimpulan........................................................................................................................................ 22 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 23 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pengembangan karir pada dasarnya sangatlah dibutuhkan bagi perusahaan swasta maupun pemerintahan dikarenakan pengembangan karir berorientasi pada tantangan bisnis di masa yang akan datang dalam menghadapi pesaing. Pengembangan karir memiliki eksistensi dimasa depan yang tergantung pada SDM karena SDM harus lakukan pembinaan karir pada pekerja yang dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan setiap tahunnya. Dengan kata lain pengembangan karir adalah salah satu kegiatan manajemen SDM harus dilaksanakan sebagai kegiatan formal yang dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan SDM lainnya. Pengembangan karier memiliki eksistensi yang sangat besar bagi perusahaan swasta maupun pemerintahan dikarenakan pengembangan karir merupakan tolak ukur bagi karyawan di dalam melakukan pembinaan karirnya. Apabila perusahaan swasta ataupun pemerintahan tidak melakukan pengembangan karir maka perusahaan ataupun pemerintahan tidak akan dapat melakukan peningkatan pembinaan karir. Pengembangan karir merupakan rangkaian posisi atau jabatan yang ditempati seseorang selama masa bekerja baik di lingkungan perusahaan swasta maupun di pemerintahan. Pengembangan karir sebagai kegiatan manajemen SDM pada dasarnya memiliki tujuan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan oleh para pekerja agar semakin mampu memberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan tujuan bisnis organisasi. Pengembangan karier tidak hanya berhubungan dengan karakteristik organisasi saja tetapi berhubungan juga dengan karakteristik individu dan disiplin kerja. Individu yang merencanakan dan organisasi yang mengarahkan. Pengembangan karir pegawai adalah pendekatan atau kegiatan yang tersusun secara formal untuk meningkatkan pertumbuhan, kepuasan kerja, pengetahuan, dan kemampuan pegawai agar organisasi dapat memastikan bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang cocok tersedia dalam organisasi. Dalam dunia pekerjaan, unsur yang paling dibutuhkan adalah pembentukkan karakteristik pegawai karena pembentukkan karakteristik merupakan pikiran yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya (pegawai) merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan perhatian serius. Pikiran dari pegawai tersebut dapat dilakukan dengan pengembangan karir dan disiplin kerja Di mana penelitian terdahulu di lakukan oleh Khafi Puddin (2009) yang berkaitan dengan karakteristik individu, karakteristik organisasi serta pengembangan karier yang hasil penelitiannya menyatakan adanya pengaruh signifikan terhadap pengembangan karir pegawai. Sedang penelitian M. Harlie (2010) yang berkaitan dengan pengaruh disiplin kerja, motivasi, pengembangan karir dan kinerja pegawai menujukan hasil yang signifikan antara disiplin kerja,motivasi, pengembangan karir dan kinerja pegawai. Dan hasil penelitian Ita Rifani Permatasari (2006) adanya pengaruh signifikan antara pengembangan karir terhadap kinerja karyawan. Maka dari hasil penelitian terdahulu dapat di ambil kesimpulan saling berpengaruh dan saling berhubungan antara karakteristik organisasi, karakteristik individu dan disiplin kerja pegawai terhadap pengembangan karier, yang mana pengembangan karier pegawai adalah suatu pendekatan atau kegiatan yang tersusun secara formal untuk meningkatkan pertumbuhan, kepuasan kerja, pengetahuan, dan kemampuan pegawai agar organisasi dapat memastikan bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang cocok tersedia dalam organisasi dapat membantu perkembangan perusahaan. Pengembangan karir yang dilakukan oleh PT. Telkom menggunakan strategi pengelolaan SDM di perusahaan yang mampu meningkatkan semangat dan gairah kerja seseorang adalah pola karier. Sistem pengembangan pola karir yang tepat mampu memberikan arah bagi karyawan untuk pengembangan dirinya. Sistem pengembangan pola karier yang tepat mampu mempercepat pencapaian tujuan organisasi. Sebagai perusahaan telekomunikasi yang sangat besar, PT. Telkom telah menyadarinya dengan baik sehingga dibuatlah sistem pengembangan pola karier bagi pegawai yang tertuang pada Surat Keputusan Direksi No. KD.21 /PS 180/SDM/12/98 tanggal 11 September 1998 tentang pola karir pegawai. Namun dalam perkembangan 5 (lima) tahun berjalan tersebut penerapan sistem pola karir pegawai ini justru terjadi percepatan kenaikan jenjang karir bagi pegawai yang beprestasi. Akibat dari percepatan jenjang karir ini terjadi penumpukan (penggelembungan) pada level tengah (middle management). Pada sisi yang lain, secara esensial PT. Telkom digerakkan menuju hirarki piramid. Penggelembungan level tengah ini mengakibatkan struktur organisasi tidak sesuai dengan hirarki piramid, sehingga dikhawatirkan dalam beberapa tahun ke depan visi, misi dan tujuan organisasi tidak tercapai. Pengembangan karier yang efektif merupakan suatu proses yang hidup dan suatu proses yang berkembang dan berubah mengikuti organisasi yang semakin fleksibel. Pengembangan karier bukanlah sesuatu yang statis dan tetap, dan oleh karena itu harus dikaji secara kontinyu dan dikembangkan secara terus- menerus. Perusahaan mencanangkan pengelolaan karier pegawai berbasis kompetensi, yang dikembangkan berdasarkan kemitraan partisipatif antara pegawai, manajer lini dan yang dilakukan dengan pendekatan adalah : Pegawai merencanakan karier yang hendak dicapainya pada masa yang akan datang dengan diikuti pengembangan kompetensi sesuai dengan persyaratan jabatan/pekerjaan (job requirement) yang hendak dicapainya dan Manajer lini berperan dalam membimbing, mengarahkan dan membina pegawai dalam mengembangkan kompetensinya sehingga mampu menjadi kader yang professional. Perusahaan berperan dalam menyediakan fasilitas pengembangan kompetensi dan karir pegawai sesuai prinsip-prinsip manajemen SDM, seperti (1) persyaratan pekerjaan (job requirement), (2) jenjang dan jalur karir, (3) pengembangan kompetensi pegawai, (4) pengelolaan kinerja pegawai, (5) konseling pengembangan karir, (6) assessment dan evaluasi, dan (7) sistem informasi manajemen SDM. Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan PT. Telkom adalah perusahaan masih memegang proses pengembangan karir pada sifat yang fleksibel bukan pada proses yang statis sehingga sering terjadi perubahan baik itu perubahan pada proses pengembangan karir, karakteristik individu, karakteristik organisasi dan disiplin kerja di perusahaan PT. Telkom. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud pengembangan karir siswa? b. Apa saja faktor- faktor penyebab timbulnya masalah karir? c. Apa Bantuan yang diberikan konselor dalam mengembangkan karir? d. Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan bimbingan karier? e. Apa peranan konselor sekolah dalam membantu menghembangkan karier siswa? Tujuan Penulisan Tujuan yang diharapkan dalam penulis ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pengembangan karir b. Agar pembaca mengetahui faktor- faktor penyebab timbulnya masalah karir c. Supaya pembaca mengetahui apa bantuan yang diberikan konselor dalam mengembangkan karir d. Agar pembaca mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan bimbingan karier e. Supaya pembaca mengetahui menghembangkan karier siswa peranan konselor sekolah dalam membantu BAB II PEMBAHASAN Pengenbangan karir siswa Perkembangan konseling karier disaat ini tentu tidak terlepas dari peran kurikulum 1975. Sehingga dapat katakan bahwa kurikulum 1975 memberi imbas terhadap keberhasilan pendidikan saat ini. Namun keberhasilan tersebut tidak merata hingga keseluruh institusi pendidikan di pelosok negeri ini. Hal ini dapat dikarenakan oleh kurangnya perhatian dari guru untuk memberikan gambaran karir bagi siswanya. Minimnya kualitas pendidik yang mengerti dalam mempersiapkan kesiapan karir para pelajar dapat dikarenakan kurangnya perhatian dan selektifitas pemerintah dalam membangun institusi pendidikan yang layak. Contoh kecil dari kurangnya kepedulian pemerintah dalam hal pendidikan sekiranya telah tergambar dalam novel “Laskar Pelangi”. Berbeda halnya jika kita melirik kepada Negara yang lebih maju, sebut saja itu Amerika Sejak tahun 1898 tepatnya di kota Detroit, warga Amerika dapat berbangga karena jasa Jesse B. Davis yang mengabdikan dirinya sebagai konselor sekolah menengah. Dalam waktu sepuluh tahun, Davis membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral dan jabatan siswa. Hal yang serupa juga dilakukan oleh Eli Wever dan John Brewer. Selain itu, Frank Parsons juga menunjukkan kepeduliannya dengan mendirikan Vocational Bureau of Boston yang bertujuan untuk membantu individu (para pengangguran) agar mereka dapat mengenal atau memahami berbagai kekuatan dan kelemahannya, sehingga mereka dapat menemukan pekerjaan yang tepat. Bukan hanya sampai disitu, ditahun 1909 Persons mengeluarkan buku yang membahas tentang pemilihan jabatan. Selain Amerika, kondisi Yunani pasca Perang Dunia membuat kondisi sosio-ekonomi Yunani terperosok. Pengangguran dan imigrasi membuat pertumbuhan penduduk lebih besar dibandingkan gerak pertumbuhan ekonomi. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat pemerintah Yunani untuk menstabilkan kembali kondisinya. Pada tahun 1950, Pemerintah Yunani yang dimotori Departemen Tenaga Kerja dan Pendidikan memperkenalkan bimbingan karir guna menekan laju pertubuhan pengangguran di negeri itu.Selanjutnya, pada tahun 1953, bimbingan karir diperkenalkan di akademi keguruan sebagai bagian dari kurikulum guru Sekolah Dasar kedepannya.Keberhasilan dalam mengatasi persoalan karir mulai menampakkan titik terang terutama setelah berdirinya Organismos Apascholisis Ergatikou Dynamikou (OAED) yang mendapat topangan dari Departemen Tenaga Kerja dan pihak lainnya. Perjalanan Yunani memperkenalkan bimbingan karir dalam kurikulum pendidikan antara tahun 1950an dan 1960an, tidak berjalan mulus. Selanjutnya, Pedoman Pendidikan dan Karir (Sxolikos Epaggelmatikos Prosanatolilsmos) di tahun 1985 hanya melaksanakan bimbingan karir selama 3 tahun sekolah SMP dan 1 tahun dari SMA. Dan akhirnya program ini semakin membaik dengan munculnya Undang-Undang Reformasi Pendidikan 1997. Amerika dan Yunani merupakan salah satu diantara beberapa Negara yang berhasil menangani persoalan karir melalui dukungan pemerintah dan pribadi-pribadi yang berjiwa pembangun. Pemerintah bertanggung jawab mencurahkan perhatian dan kepeduliannya terhadap permasalahan karir. Sudah saatnya pribadi-pribadi yang mengisi tampuk kekuasaan dalam lembaga pemerintah dipenuhi oleh mereka yang memiliki tujuan karir untuk memajukan karir bangsanya. Jika lembaga pemerintahan dianggap sebagai karir, maka tujuan pencapaiannya tentu menjadikan karir tersebut menjadi sesuatu yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Ketika karir dijadikan lahan pencarian kekayaan materi, maka tidak diherankan jika terdapat berbagai kecurangan. Maka oleh sebab itu, para pekerja mesti bermental pekerja yang tidak curang dan berbudi pekerti. Saat ini belum terlambat rasanya memberikan bimbingan/konseling karir bagi siswa. Namun demikian, bimbingan / konseling karir ini juga mesti berlandaskan nilai luhur serta budi pekerti yang baik. Meski saat ini mata pelajaran “Pendidikan Moral Pancasila” tidak dijumpai lagi dalam kurikulum pendidikan, akan tetepi semoga penyisipan nilai moral pancasila dapat selalu tertanam pada tiap siswa. Faktor- faktor penyebab timbulnya masalah karir Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Adanya peserta didik yang belum dapat merencanakan masa depanya serta menemukan karir dan kehidupan yang serasi atau sesuai. 2. Adanya peserta didik yang belum bisa memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan kemampuan, minat, bakat, sikap, dan cita-citanya. 3. Adanya peserta didik yang belum mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya. 4. Adanya peserta didik yang bingung dalam pemilihan karir setelah tamat SMK.. 5. Adanya pelaksanaan layanan bimbingan karir oleh guru BK yang belum efektif. Mengingat luasnya cakupan masalah yang akan diteliti dan keterbatasan yang ada, maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik, yang berkaitan dengan kemampuan, minat, bakat, dan jasmani. 2. Faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik, yang berkaitan dengan lingkungan dan keluarga. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang diteliti yaitu: apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik? Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Faktor internal yang mempengaruhi perembangan karir peserta didik. 2. Faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik. Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karir Peserta Didik dilihat dari: 1. Faktor Internal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik dengan kategori banyak, dan pada intelegensi, keadaan jasmani dengan kategori banyak , nilai kehidupan, bakat, pengetahuan dengan kategori sangat banyak. 2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik terkait dengan keluarga kategori banyak, dan lingkungan berada pada kategori banyak. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik berada pada kategori banyak, dan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan karir peserta didik berada pada kategori banyak. Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti ingin mengajukan saran kepada: 1. Peserta didik, agar bisa mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan karir dan merencanakan karir kedepannya.. 2. Guru BK, agar dapat memberikan pelayanan bimbingan karir yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.. 3. Kepala sekolah, agar bisa mendukung layanan yang diberikan oleh guru BK. 4. Program Studi, agar dapat melahirkan guru BK yang profesional nantinya jika berada di lapangan serta memilki ilmu yang luas. 5. Peneliti selanjutnya, agar dijadikan pedoman bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada aspek yang lain. Bantuan yang diberikan konselor dalam mengembangkan karir 1. Layanan orientasi Layanan ini mencakup pengenalan lingkungan sekolah yang baru baik dari sisi kurikulum , kegiatan pendukung, maupun struktur organisasi sekolah. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan memasukkannya pada program kegiatan MOS dan diperjelas pada saat bimbingan klasikal di kelas. 2. Layanan informasi Layanan mencakup berbagai informasi untuk menambah wawasan dalam merencanakan masa depan. 3. Layanan penempatan Layanan ini membantu siswa menyalurkan bakat, minat atau kelanjutan studi yang dipilih melalui hasil belajar serta hasil psikotes sebagai bahan pertimbangan. 4. Layanan pembelajaran Layanan ini membantu siswa mengembangkan diri kerkaitan dengan sikap dan kebiasaan belajar, materi belajar yang cocok dengan kemampuannya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. 5. Layanan konseling individu/kelompok Melalui layanan ini, siswa mendapat layanan langsung tatap muka untuk membantu mengatasi masalah baik yang disadari maupun tidak disadari oleh siswa secara individu atau kelompok. Layanan konseling dilakukan berdasarkan data administrasi bisa berupa angket, informasi dari berbagai pihak, observasi baik di dalam maupun di luar kelas, hasil belajar , penggalian masalah melalui materi bimbingan klasikal dll. Layanan konseling akan memberi nuansa berbeda jika ruang konseling terpisah dengan ruang administrasi sehingga privasi siswa maupun orang tua terjaga. Hal itu perlu mengingat masalah yang perlu diselesaikan bisa bersifat sangat pribadi. 6. Layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok bisa diberikan secara klasikal di kelas, layanan ini memberi banyak kesempatan untuk menyampaikan berbagai informasi yang terkait dengan bimbingan pribadi, sosial, belajar , karir dan layanan-layanan pada point di atas sekaligus menggali permasalahan siswa sebagai salah satu bentuk upaya menjemput bola. Karena Bimbingan dan Konseling tidak mempunyai kurikulum khusus maka materi yang dibuat berdasarkan berbagai sumber baik itu berupa literatur, browsing di internet, media elektronika maupun peristiwa hidup sehari-hari. Selain dapat memberi informasi, layanan ini juga mpermudah observasi terhadap anak dalam berperilaku di kelas, juga menggali berbagai data yang diperlukan untuk menyempurnakan pelayanan, sehingga jam masuk kelas setiap minggunya sangat mendukung tugas konselor. Layanan Informasi Karir Membantu Peserta Didik Dalam Pemilihan Karir Karir Layanan informasi karir pada dasarnya merupakan layanan yang memberikan data atau fakta kepada siswa tentang dunia pekerjaan/jabatan/karir. Informasi karir ini menurut Winkel & Hastuti (2010: 319) mencakup “semua data mengenai jenis – jenis pekerjaan yang ada di masyarakat (field of occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan jenis/corak pekerjaan tertentu.” Bimbingan karir sebagai suatu hubungan one to one atau kelompok kecil antara seorang konseli dan seorang konselor dengan tujuan membantu konseli mengintegrasikan dan menerapkan pemahaman diri dan lingkungan untuk membuat keputusan – keputusan dan penyesuaian – penyesuaian karir yang lebih tepat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam mengembangkan cita - cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari secara efektif dan mengambil keputusan. Layanan informasi ini sangat penting, mengingat bahwa siswa yang menghadapi suatu kesulitan sering membutuhkan informasi tentang lingkungannya. Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan mengambil suatu keputusan. Kreatifitas guru dalam menyiapkan materi layanan sangatlah penting dan pemilihan media yang akan digunakanpun akan menunjang dalam memberikan informasi. Disini konselor tidak sekedar menyampaikan informasi karena proses bimbingan dan konseling merupakan proses komunikasi artinya didalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan) (Nursalim, 2010: 12). Menurut Super dalam Winkel (2005: 634) pemahaman karier adalah membantu pribadi untuk mengembangkan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Individu dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang berhubungan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Namun, adakalanya Individu mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan alternatif mana yang seyogyanya dipilih. Salah satunya adalah kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan rencanarencana karier yang akan dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan tentang rencana kariernya. Diantaranya, mereka mempertanyakan, dari sejumlah jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang paling cocok untuk saya kelak setelah menamatkan pendidikan. Konselor memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa, terkait dengan pengembangan diri siswa yang sesuia dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian siswa di sekolah/ madrasah. Salah satu tugas konselor yaitu, membantu siswa mengembangakan karir yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan. Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karier akan dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi karir yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia kariernya. Untuk itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, citacita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri. Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi sosiokultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karier yang akan ditempuhnya kelak. Dalam hal ini konselor diharapkan paham dan jeli dengan keadaan yang terjadi pada siswa sehingga dalam pemberian pelayanan informasi karir tidak saja pada saat menjelang tamat sekolah. Konselor memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa, terkait dengan pengembangan diri siswa yang sesuia dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian siswa di sekolah/ madrasah. Salah satu tugas konselor yaitu, membantu siswa mengembangakan karir yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan. Pelaksanakan pelayanan layanan informasi karir diharapkan memiliki upaya dalam setiap penyampaian layanan informasi karir, Konselor lebih kreatif dalam menyajikan bahan layanan. Karena pemberian layanan informasi yang hanya disampaikan secara metode ceramah sudah sering kali digunakan dan cenderung membuat siswa bosan dan mengabaikan. Metode yang dilaksanakan konselor hendaknya variatif dan sesuai dengan materi layanan informasi karir yang sesuai kebutuhan siswa sehingga membuat ketertarikan dan pemahaman tentang informasi yang disampaikan. Layanan Informasi Karir Layanan informasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti; informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Pada hakekatnya, informasi karir merupakan salah satu bentuk pelayanan dalam bimbingan karir yang berisikan sejumlah data, fakta yang dapat menggambarkan keadaan diri sesorang, dengan segala potensinya, ruang lingkup pendidikan dan pekerjaan serta saluk beluk persyaratannya dan hubungan keduanya. Informasi karir tidak hanya hanya merupakan objek faktual, tetapi sebagai kemampuan proses psikologis untuk mentransformasikan informasi itu yang dikaitkan dengan pilihan dan tujuan hidup di masa datang. Kandungan dari informasi karir adalah suatu pelayanan karir yang berusaha membantu individu untuk merencanakan, memutuskan dan merencanakan masa depan yang akan dijalaninya. Winkel (2005: 623) Layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa (klien) menerima dan memahami berbagai informasi seperti onformasi pendidikan dan informasi jabatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa. Winkel (2005:318) juga mengemukakan pandangannya bahwa : informasi yang disajikan kepada siswa dan kemudian diolah oleh siswa, membantu untuk mengenal alternative-alternatif yang ada dan variasi kondisi yang berlaku (information use), untuk menyelidiki semua kemungkinan dalam pilihan,tindakan dan bentuk penyesuaian diri (exploratory use), untuk memantapkan keputusan yang sedikit banyak sudah diambil (assurance use),untuk mengecek ketelitian dan kesesuaian pengetahuan yang sudah dimiliki (evaluative use), untuk mendapat tilikan terhadap rencana, gagasan dan keinginan yang kurang realities dan kurang sesuai dengan kenyataan lingkungan hidup (readjustive use) dan untuk dihubungkan dengan data tentang diri sendiri supaya dapat diambil ketentuan yang mantap (synthesis use). Berdasarkan penjelasan diatas namapak bahwa layanan informasi karir diberikan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenali diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai siswa dan anggota masyarakat, sehingga pemahaman yang diperoleh melalui informasi karir digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita dalam penyelengaraan kehidupan seharihari dalam pengambilan keputusan. Bidang Bimbingan Karir Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada di sekolah. Menurut Winkel (2005: 114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir merupakan aktivitas yang dilakukan konselor diberbagai lingkup dengan tujuan menstimuli dan memfasilitasi perkembangan karir seseorang disepanjang usia bekerjanya. Aktivitas ini meliputi bantuan dalam perencanaan karir, pengambilan keputusan dan penyesuaian diri. Winkel (2004: 631) menjelaskan pengertian karier yang mencakup seluruh aspek kehidupan seseorang,yang dalam hal ini meliputi tiga aspek yakni (a) peran hidup (life role), misalnya sebagai pekerja, anggota keluarga, anggota masyarakat, (b) lingkungan hidup (life setting) misalnya dalam keluarga, sekolah, lingkungan pekerjaan, (c) peristiwa kehidupan (life event), misalnya saat masuk pekerjaan, perkawinan, pindah tugas, kehilangan pekerjaan,mengundurkan diri dari suatu pekerjaan Gottfredson dalam Brown (2007: 56) menjelaskan pandangannya mengenai pemilihan karier: Gottfredson believes that the major thrust of choosing a career is to establish a social identity based on the choice. People develop cognitive maps of occupations that are organized along the dimentions of masculinity/femininity of the occupations, the prestige of the occupations and fields of work. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa dorongan utama untuk memilih karier adalah untuk membangun identitas sosial berdasarkan pada pilihan yang ditetapkan. Individu mengembangkan peta kognitif pekerjaan berdasarkan dimensi maskulinitas atau feminitas dari pekerjaan, prestise pekerjaan dan bidang pekerjaan. Melalui bimbingan dan konseling karir di sekolah, peserta didik dapat memperoleh layanan informasi karir yang lebihterencana, sistematis, dan terfokus. Dengan demikian peserta didik dapat dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depannya dan lebih termotivasi dalam belajar demi mencapai cita-citanya. Hal ini seperti dijelaskan oleh Winkel (2010: 113) bahwa “ragam bimbingan karir berkaitan erat dengan komponen bimbingan penempatan (placement), yang mencakup semua usaha membantu peserta didik merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan setelah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapan kelak memegang jabatan tertentu.” Tujuan Layanan Informasi Karir Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Prayitno (2004: 260), mengungkapkan ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan: a. membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya. Dalam masyarakat yang serba majemuk dan semakin kompleks, pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagian terletak di tangan individu itu sendiri. Dalam hal ini, layanan informasi berusaha merangsang individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi berkaitan dengan hajat hidup perkembangannya; b. memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya ” kemana dia ingin pergi ”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi yang diberikan itu. Individu diharapkan dapat membuat rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya itu; c. setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu. Pertemuan antara keunikan individu dan variasi kondisi yang ada di lingkungan dan masyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat menciptakan berbagai kondisi baru baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi masyarakat, yang semuanya itu sesuai dengan keinginan individu dan masyarakat. Dengan demikian akan terciptalah dinamika perkembangan individu dan masyarakat berdasarkan potensi positif yang ada pada diri individu dan masyarakat. Tujuan informasi karir adalah untuk membantu pengembangan pemahaman diri dan penerimaan diri untuk perkembangan kesadaran akan akibat dari keputusan. Tujuan pemberian informasi karir menurut Winkel (2005: 316 ) bukan hanya agar sisiwa membekali dirinya dengan pengetahuan dan pemahaman untuk saat sekarang ini saja,melainkan pula supaya mereka menguasai dan memahami cara-cara memperbaharui dan merevisi bekal ilmu pengetahuan yang akan datang atau dikemudian hari. Layanan pemberian informasi merupakan usaha vital dalam keseluruhan program bimbingan yang terencana dan terorganisir. Untuk itu, secara khusus tujuan informasi karir dalam layanan bimbingan karir di sekolah sebagai berikut: 1 Agar siswa memiliki informasi yang memadai baik informasi tentang dirinya maupun informasi tentang lingkungan, dan bantuan untuk membuat pilihan secara tepat. 2 Untuk menilai kemampuan persepsi diri dan minat seseorang terhadap persyaratan pekerjaan yang aktual. 3 Untuk mengidentifikasi dan dan memperkenalkan ketrampilanketrampilan kerja yang diperoleh. 4 Mengembangkan kesadaran diri dan kepercayaan diri dalam mengantisipasi individu memilih kelompok jabatan. 5 Mengembangkan apresiasi terhadap keperluan semua pekerjaan danpentingnya mereka terlibat dalam masyarakat 6 Mengembangkan ketrampilan individu kaitannya diantara nilainilai pribadi dan pengaruh yang lainnya yang bermakan pada pemilihan pekerjaan. 7 Belajar untuk menerapkan proses pengambilan keputusan terhadap identifikasi pribadi dari suatu pemilihan pekerjaan yang bersifat tentative 8 Melibatkan dalam seleksi antisipasi pekerjaan atau peran didasarkan atas sikap nilai-nilai pendidikan dan kesadaran pekerjaan individu. 9 10 Untuk memberikan pemahaman yang mendalam terhadap lapangan pekerjaan. Menyiapkan teknik-teknik khusus untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan segera setelah meninggalkan sekolah. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2010: 15) memaparkan tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir, yaitu: 1) memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait dengan pekerjaan, 2) memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama, 3) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja, 4) memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi, 5) dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka siswa tersebut senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut, dan mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, setiap individu perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa individu tersebut mampu dan berminat terhadap pekerjaan tersebut. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Bimbingan Karier Pada dasarnya dikatakan sebagai faktor pendukung apabila dilaksanakan dengan baik dan akan menjadi faktor penghambat jika dilaksanakan dengan setengah-setengah atau tanpa adanya perencanaan yang matang. 1. Manajemen Secara umum diperlukan adanya organisasi untuk mencapai tujuan yang optimal dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Organisasi dalam pengertian umum adalah suatu badan yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan (Sukardi, 1987: 19). Program layanan bimbingan yang dilaksanakan dalam suatu organisasi yang baik dan teratur memberikan pengaruh positif terhadap jalannya program layanan bimbingan. Begitupun dengan program bimbingan karier di SMK yang membutuhkan organisasi yang baik agar dapat berjalan lancar, tertib, efektif dan efisien. Program di suatu sekolah hendaknya juga dievaluasi secara berkala guna mengetahui efektivitas dan efisiensi program tersebut (Sukardi, 1987: 21). Layanan bimbinga karier merupakan tugas dan tanggungjawab bersama antara semua staf sekolah. Seluruh personil sekolah seyogyanya ikut melibatkan diri secara aktif dalam segala kegiatan bimbingan karier. 2. Layanan Materi layanan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik dapat mengambil dari tujuh jenis layanan bimbingan konseling, yaitu layanan orientasi dan informasi, layanan penempatan/penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan dan konseling kelompok. Selain itu seyogyanya sebelum menyusun materi yang akan disampaikan kepada peserta didik seorang konselor melakukan asesmen guna memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 3. Sarana Sarana digunakan untuk menunjang pelaksanaan bimbingan di sekolah. Sarana, fasilitas atau perlengkapan adalah merupakan faktor yang sangat menentukan dalam usaha pelaksanaan layanan bimbingan karir di sekolah-sekolah (Sukardi, 1987: 256). Peranan Konselor Sekolah dalam membantu menghembangkan Karier Siswa Posisi konselor (penyelenggara profesi pelayanan bimbingan dan konseling) secara hukum di tingkat sekolah menengah sudah ada sejak tahun 1975, yaitu sejak diberlakukannya kurikulum bimbingan dan konseling. Dalam sistem pendidikan Indonesia, konselor di sekolah menengah mendapat peran dan posisi/tempat yang jelas. Konselor sekolah adalah tenaga profesional yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap sejumlah peserta didik. Sebagai tenaga profesional, konselor mendapatkan pendidikan secara khusus untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan konseling. Setiap sekolah menengah idealnya antara konselor dengan peserta didik memiliki perbandingan 1 : 150. Lulusan SMK pada umumnya sudah memiliki sejumlah keterampilan sesuai dengan jurusan yang diambil. Sejumlah keterampilan tersebut perlu dikembangkan melalui program bimbingan karier yang ada di sekolah, guna meningkatkan keahlian perencanaan dan pengambilan keputusan oleh siswa. Oleh sebab itu, konselor harus paham bagaimana keputusan karier dibuat dan konsekuensi keputusan yang sudah diambil. Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari sistem pendidikan di sekolah dalam upaya membantu siswa agar dapat memainkan peran dan mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan tujuan, keterampilan dan potensi yang dimiliki siswa. Penyelenggara pelayanan bimbingan dan konseling dinamakan konselor. Konselor adalah pendidik profesional yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan telah lulus pendidikan profesi guru Bimbingan dan Konseling/konselor (Permendikbud nomor 111 tahun 2014). Konteks tugas konselor dalam kawasan pelayanan yaitu bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Salah satu upaya yang dapat dilakukan konselor dalam mewujudkan kehidupan yang produktif bagi siswa yaitu menanamkan kepercayaan diri siswa untuk berwirausaha. Mengacu pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006, pembelajaran kewirausahaan hanya diberikan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). BAB III PENUTUP Kesimpulan Melalui uraian pembahasan tentang kasus di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen karir harus melibatkan semua pihak termasuk siswa yang bersangkutan dengan unit tempat si siswa, dan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu manajemen karir mencakup area kegiatan yang sangat luas. Pentingnya manajemen karir bagi siswa adalah untuk meningkatkan potensi dan produktifitas bagi kemajuan dirinya, sedangkan bagi sekolah adalah untuk merencanakan SDM mereka dalam meningkatkan nilai dan kompetisi. DAFTAR PUSTAKA Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang. Yusuf, S & Nurihsan, A.J. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya file:///C:/Users/My%20Computer/Downloads/Layanan%20karir%20membantu%20peserta%20d idik%20(1).pdf Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV. Pustaka Setia. Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah.Jakarta: Depdiknas. https://www.kompasiana.com/jeabye/55294e1f6ea834df448b4572/pengembangan-karir