ANALISIS KESALAHAN DIKSI PADA SURAT KABAR TRIBUN JOGJA EDISI APRIL-MEI 2019 Akhmad Rifqi Ramadhani, Nurlita Safitri, Annisa Athea Putri Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan [email protected] [email protected] [email protected] Abstrak Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa secara lisan maupun tertulis dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah berlaku. Salah satu media cetak yang digunakan dalam bahasa tulis adalah surat kabar. Tribun Jogja merupakan salah satu surat kabar local yang berada di Jogja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kesalahan diksi dalam surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, analisis data dilakukan membaca teks berita Tribun Jogja, mencatat data, mengelompokkan, menganalisis data dan menyimpulkan hasil pengamatan. Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu berita utama Tribun Jogja yang terdapat dalam surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019. Subjek penelitiannya adalah kesalahan diksi pada surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahan-kesalahan dalam penggunaan diksi di surat kabar Tribun Jogja ada tiga yakni kesalahan dari segi tata baku, gramatikal, dan makna yang tidak tepat Kata Kunci: Kesalahan Diksi, Tribun Jogja. Abstract Language ability is a person's ability to use language verbally or in writing properly and correctly in accordance with applicable rules. One of the printed media used in written language is newspapers. Tribun Jogja is one of the local newspapers in Jogja. This study aims to determine the form of errors in diction in the Tribun Jogja newspaper, the AprilMay 2019 edition. This study uses descriptive qualitative methods, data analysis is carried out by reading Tribune Jogja news texts, recording data, grouping, analyzing data and concluding observations. The object of the research in this research is the Tribune Jogja headline found in the Tribun Jogja newspaper edition April-May 2019. The subject of his research is the mistake of diction in the Tribun Jogja newspaper edition April-May 2019. From the research results, it can be concluded that there are errors in the use of diction in the Tribun Jogja newspaper there are three, namely errors in terms of standard, grammatical, and meaning Keywords: diction mistake, Tribune Jogja 1 A. PENDAHULUAN Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa secara lisan maupun tertulis dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah berlaku. Dengan bahasa, manusia dapat menyatakan sikap, menyampaikan ide, pikiran, perasaan, dan pandangannya kepada orang lain yang dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Berbicara tentang bahasa, manusia memang memerlukan bahasa dalam berkomunikasi. Menurut Gorys Keraf (1990:27) Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulis. Artinya bahwa bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kemauan yang murni manusiawi, dengan pertolongan sistem lambanglambang yang diciptakan dengan sengaja. Penyampaian informasi atau pesan tersebut tentunya dengan menggunakan kata. Maka, agar pesan yang disampaikan oleh penutur dapat diterima oleh penerima hendaknya perlu memerhatikan penyusunan kata dengan baik. Salah satu cabang linguistik yang dipilih untuk artikel ini adalah analisis kesalahan berbahasa dalam tataran semantik. Dalam linguistik, semantik adalah sub bidang yang dikhususkan untuk studi tentang makna, seperti yang melekat di tingkat kata, frasa, kalimat, dan unit yang lebih besar dari wacana (disebut teks). Daerah dasar studi ini adalah arti dari tanda-tanda, dan studi tentang hubungan antara unit linguistik yang berbeda dan senyawa: homonim, polisemi, sinonim, antonim, hipernim, hiponim, meronim, metonimia, holonim, paronim. Perhatian utama adalah bagaimana makna menempel pada potongan yang lebih besar dari teks, mungkin sebagai akibat dari komposisi dari unit yang lebih kecil dari makna. Secara tradisional, semantik sudah termasuk studi tentang arti dan referensi denotatif, kondisi kebenaran, struktur argumen, peran tematik, analisis wacana, dan hubungan semua ini untuk sintaksis. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun bahasa lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat terjadi pada tataran fonolgi, morfologi, dan sintaksis. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna, baik yang terjadi pada penyimpangan makna, baik yang berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Jadi, jika ada sebuah bunyi, bentuk kata, ataupun kalimat yang maknanya menyimpang dari makna yang seharusnya, maka tergolong ke dalam kesalahan berbahasa ini. Banyak penyimpangan terjadi dalam penggunaan bahasa sehari-hari yang berkaitan dengan makna yang tidak tepat. Makna yang 2 tidak tepat tersebut dapat berupa kesalahan penggunaan kata-kata yang mirip dan kesalahan pilihan kata atau diksi. Diksi adalah pilihan kata, maksudnya kita memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu (Keraf, 1994: 22). Kata yang tepat dapat membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, pemilihan kata harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata tersebut. Menurut Keraf (1994: 24), ada tiga kesimpulan utama dalam diksi, yaitu, pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana pengelompokkan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan yang sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Pilihan kata ini sangat penting dalam penulisan surat. Jika terjadi kesalahan dalam pemilihan kata ini, akan berakibat pada pemahaman yang berbeda dengan penerima surat. Artinya, informasi yang ingin disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh si penerima surat. Oleh karena itu, alangkah indahnya apabila para pelaku surat menyurat itu memiliki wawasan yang memadai perihal kosa kata dan perbendaharaan kata. Kesalahan diksi yaitu penggunaan kata-kata yang saling menggantikan yang dipaksakan akan menimbulkan perubahan makna kalimat bahkan merusak struktur kalimat, jika tidak disesuaikan dengan makna atau maksud kalimat yang sebenarnya. Pilihan kata yang tidak tepat sering penggunaannya divariasikan secara bebas, sehingga menimbulkan kesalahan. Kesalahan diksi diklasifikasikan menjadi tiga bagian yakni, kesalahan tata baku, kesalahan gramtikal, dan kesalahan makna yang tidak tepat. Kesalahan tata baku adalah kesalahan kalimat dalam kaidah tata bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Kesalahan gramatikal adalah penyimpangan terhadap aturan baku dalam bahasa tulis maupun lisan yang terjadi secara sistematis. Dalam proses mempelajari suatu bahasa kesalahan gramatikal adalah sesuatu yang wajar dan sering kali tidak terhindari. Kesalahan makna yang tidak tepat adalah 3 penyimpangan terhadap makna kata yang tidak seharusnya ditulis pada suatu kalimat sehingga kalimat tersebut bermakna ganda berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia Salah satu media cetak yang digunakan dalam bahasa tulis adalah surat kabar. Fungsi surat kabar adalah untuk menyampaikan informasi secara faktual dan dapat dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Artinya, semua berita yang ada pada surat kabar bisa dibaca oleh siapapun yang membutuhkannya tanpa memandang status masyarakat, mulai dari masyarakat awam sampai masyarakat intelektual. Surat kabar memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Perannya dapat bersifat positif dan negatif. Surat kabar yang berperan positif apabila b`ahasa yang digunakan dalam surat kabar adalah bahasa yang baik dan terpelihara, sedangkan surat kabar yang berperan negatif apabila bahasa yang digunakan cenderung merugikan pihak lain. Tulisan dalam surat kabar (koran) tidak terlepas dari kesalahan, kesalahan yang ditemukan tentu sangat beragam baik itu dari ejaan, diksi, ataupun tataran morfologinya. Tribun Jogja adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di Yogyakarta, Indonesia. Surat kabar ini termasuk dalam grup Kompas Gramedia. Kantor pusatnya terletak di kota Yogyakarta. Surat kabar ini sangat rutin menerbitkan beritanya. Berita-berita dalam surat kabar ini bisa diperoleh baik itu melalui cetak atau online. Tulisan dalam surat kabar Tribun Jogja terkadang ditemukan kesalahan dalam penulisannya khususnya mengenai diksi (pilihan kata). Oleh karena itu dalam penelitian kali ini, peneliti tertarik untuk meneliti Kesalahan Diksi pada surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilaksanakan oleh Dona Efrilla, Asri Wahyuni Sari, dan Afrini Rahmi yang berasal dari program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu dapat disimpulkan bahwa pengggunaan ejaan dan diksi dalam berita surat kabar Posmetro Padang dilihat dari (1) pemakaian huruf mencakupi huruf kapital dan huruf miring, (2) penulisan kata mencakupi kata depan dan partikel, (3) pemakaian tanda baca yaitu tanda titik, (4) persyaratan ketepatan diksi mencakupi: a. membedakan secara cermat kata-kata yang hampir bersinonim, b. membedakan katakata mirip ejaanya, c. memperhatikan kelangsungan pilihan kata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis kesalahan penggunaan ejaan dan diksi dalam berita surat kabar Posmetro Padang. Dilihat dari unsur PUEBI meliputi: Kesalahan penggunaan huruf, diantaranya huruf kapital 4 dan huruf miring. Penulisan kata, diantaranya penulisan kata depan dan partikel. Pemakaian tanda baca yaitu tanda titik. Sedangkan berdasarkan ketepatan diksi diantaranya membedakan secara cermat kata-kata yang hampir bersinonim, berdasarkan membedakan kata-kata yang mirip ejaannya, berdasarkan memperhatikan kelangsungan pilihan kata. Kesalahan penggunaan ejaan dan diksi terbanyak dari aspek diksi. Hal ini tentu relevan dengan penelitian yang kami lakukan yang mana terdapat pengklasifikasian jenis-jenis kesalahan diksi yang berbeda yaitu dari segi tata baku, gramatikal dan makna. Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni bagaimana bentuk kesalahan diksi pada surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan diksi pada pada surat kabar Tribun jogja edisi AprilMei 2019. Manfaat teoritis, (1) hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tinjauan untuk memahami struktur kesalahan diksi yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, (2) penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pembelajaran dalam struktur kesalahan diksi pada pembelajaran bahasa Indonesia. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjdi acuan peneliti lain dalam mengembangkan penelitiannya serta menjadi sumber belajar untuk mengembangkan penelitian yang sedang dikerjakan. B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah bentuk penelitian yang bertujuan untuk mendekskripsikan atau menggambarkan secara kualitatif fenomena yang diamati oleh peneliti yang ada di lapangan. Jenis penelitian kualitatif melibatkan kegiatan otologis, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat ataua gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi (sutopo, 2001). Subjek penelitian ini adalah surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019. Objek dalam penelitian ini adalah kesalahan pada berita utama di surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode simak. Disebut metode simak karena memang berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 2005:203). Pada tahap ini, peneliti menyimak data untuk mengetahui subjek yang dicari, yaitu berupa kesalahan diksi pada surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap. Pada praktiknya, penyimakan atau metode simak itu 5 diwujudkan dengan penyadapan. Setelah membaca dan menyimak kesalahan diksi pada surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019 kemudian dilanjutkan dengan melakukan penyadapan. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik catat. Setelah melakukan penyadapan dan akhirnya menemukan data sesuai untuk diteliti, lalu peneliti melakukan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan C. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini mendeskripsikan kesalahan diksi yang diklasifikasikan menjadi tiga bagian yakni dari segia gramatikal, tata baku dan makna yang tidak tepat melalui dari tulisan surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019. Tribun Jogja adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di Yogyakarta, Indonesia. Surat kabar ini termasuk dalam grup Kompas Gramedia. Tujuan disusunnya jurnal ini adalah sebagai referensi belajar dalam bidang pendidikan, selain itu jurnal ini memberikan manfaat untuk siswa, guru, dan masyarakat. Data yang diteliti adalah kalimat-kalimat yang diperoleh dari kesalahan diksi pada surat kabar Tribun Jogja edisi April-Mei 2019. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan kesalahan diksi yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan semantic dengan indicator. (a) kesalahan dari segi gramatikal, (b) kesalahan dari segi tata baku, (c) kesalahan dari segi makna yang tidak tepat 1. Kesalahan dari Segi Kata Baku Berdasarkan analisis data, ditemukan kesalahan diksi dari segi kata baku. Bentuk penjelasan data yang ditemukan dalam penulisan berita surat kabar Tribun Jogja. Syarat suatu kalimat yang baik adalah penulisannya harus disesuaikan dengan kaidah kebahsaan. Kesalahan tata baku adalah kesalahan kalimat dalam kaidah tata bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia, hal ini dapat ditemukan dalam data berikut (1) Berdasarkan hasil pendataan, sebanyak 168 warga binaan terpaksa golput karena tak masuk dalam DPT asal mereka. (Halaman 2). (2) Teroris Berencana Ngebom di Yogya. (Halaman 1). 6 (3) Tingkat kelulusan UN sangat jeblok dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. (4) Ratusan korban luka serius, kebanyakan harus rela kehilangan sebagian anggota tubuhnya, karena mesti diamputasi. (5) Pengamanan super ketat di Amerika Serikat ,pasca terjadinya teror bom di menara kembar WTC 2001 lalu,ternyata harus terulang kembali dengan ‘bom Boston’. (6) Bahkan dengan capaian nilai yang maksimal. Pada data (1) terdapat salah satu kata tidak dituliskan secara baku sesuai kaidah kebahasaan sehingga menjadikan kalimat tersebut tidak tepat, karena surat kabar pada dasarnya adalah media yang mana beritanya ditulis dengan bahasa yang baku dan formal adapun kesalahan pada kalimat tersebut yakni ditandai dengan penulisan kata tak, seharusnya menggunakan kata tidak yang merupakan kata baku. Pada data (2) dengan kata ngebom, kata ngebom merupakan kata tidak baku dan tidak terdapat dalam kaidah kebahasasaan sehingga diganti menjadi mengebom. Pada data (3) kata jeblok pada kalimat tersebut ketika dibaca menjadi tidak efektif, karena konteks kalimat tersebut menjelaskan menurunnya nilai UN, ketika kata jeblok digunakan menjadikan kalimat tersebut seolah-olah menunjukkan bahasa yang non formal sehingga penggunaannya diganti menjadi kata menurun yang lebih sesuai konteksnya dan lebih efektif Pada data (4) kata mesti merupakan sinonim dari kata harus, penggunaan kata mesti pada kalimat tersebut tidak efektif digunakan karena diksinya kurang tepat dan tidak baku ketika dibaca dan karena data yang ditemukan berasal dari surat kabar, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa yang formal, kata mesti penggunaannya diganti menjadi harus, tetapi tidak merubah makna dalam kalimat tersebut, harus berarti wajib (tidak boleh tidak) Pada data (5) penggunaan kata super ketat pada kalimat tersebut terlalu dilebihlebihkan sehingga menjadikan kalimat tersebut tidak baku, super ketat merupakan kata tidak baku pada kalimat tersebut, pennggunaan katanya diganti menjadi ekstra, ekstra berarti tambahan lebih, kata ekstra lebih tepat digunakan dalam kalimat teserbuat seusai konteks makna dan kaidah kebahasaannya. 7 Pada kalimat (6) Penggunaan diksi dalam kalimat tersebut tidak tepat, kata capaian tidak baku pada konteks kalimat tersebut, sehingga menjadikan kalimat tidak efektif. Seharusnya kata yang digunakan adalah mencapai. Perbaikan kalimat-kalimat di atas dapat dilakukan dengan mengubah kata tersebut berdasarkan kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Dengan demikian perbaikannya adalah sebagai berikut. (1a) Berdasarkan hasil pendataan, sebanyak 168 warga binaan terpaksa golput karena tidak masuk dalam DPT asal mereka. (Halaman 2). (2a) Teroris Berencana Mengebom di Yogya. (Halaman 1) (3a)Tingkat kelulusan UN sangat menurun dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. (4a) Ratusan korban luka serius, kebanyakan harus rela kehilangan sebagian anggota tubuhnya, karena harus diamputasi. (5a) Pengamanan ekstra di Amerika Serikat, pasca terjadinya teror bom di menara kembar WTC 2001 lalu,ternyata harus terulang kembali dengan ‘bom Boston’.. (6a) Bahkan dengan mencapai nilai yang maksimal. 2. Kesalahan dari Segi Gramatikal Kesalahan gramatikal adalah penyimpangan terhadap aturan baku dalam bahasa tulis maupun lisan yang terjadi secara sistematis. Dalam proses mempelajari suatu bahasa kesalahan gramatikal adalah sesuatu yang wajar dan sering kali tidak terhindari. Perhatikan contoh berikut. (7) Nikah di bawah usia masih banyak terjadi di Kabupaten Gunung Kidul. Hingga awal April 2019 tercatat ada 16 kasus pengajuan dispensasi nikah dini. (Halaman 7). (8) Pihaknya sudah sosialisasi tahap pertama kepada mahasiswa, residen, maupun staf medis di RSUP dr Sardjito, yang ingin mencoblos di sekitar RSUP dr Sardjito. (Halaman (11) (9) Perempuan sudah bisa masuk jalur politik, bisnis bahkan pekerjaan di jajaran pertahanan-keamanan sudah banyak yang dipegang 8 Pada data (7) kata nikah pada kalimat pertama kurang efektif karena kata nikah menyatakan suatu perbuatan yang dilakukan dalam hal ini kata tesebut merupakan kata kerja, sehingga jika penulisannya di awal kalimat makan perlu penambahan imbuhan mepada kalimatnya yakni menikah. Pada data (8) penulisan kata sosialisasi pada kalimat tersebut juga tidak tepat, karena konteks kalimatnya menyatakan sebuah perbuatan yang dilakukan. Sehingga penggunaanya diganti kata turunan yakni penambahan imbuhan me-Kan pada pada dari sosialisasi menjadi menyosialisaikan Pada data (9) kata masuk pada kalimat tersebut tidak efektif, pada dasarnya diksi yang dipilih tepat, akan tetapi unsur gramatikal atau pembentukan kata pada kalimat tersebut tidak diperhatikan. Jika dilihat pada konteks kalimatnya, kata masuk menyatakan suatu perbuatan yang dilakukan sehingga perlunya penambahan afiks me-I pada kata masuk menjadi memasuki. Dengan demikian perbaikannya adalah sebagai berikut. (7a) Menikah di bawah usia masih banyak terjadi di Kabupaten Gunung Kidul. Hingga awal April 2019 tercatat ada 16 kasus pengajuan dispensasi nikah dini. (Halaman 7) (8a) Pihaknya sudah menyosialisaikan tahap pertama kepada mahasiswa, residen, maupun staf medis di RSUP dr Sardjito, yang ingin mencoblos di sekitar RSUP dr Sardjito. (Halaman 11). (9a) Perempuan sudah bisa memasuki jalur politik, bisnis bahkan pekerjaan di jajaran pertahanan-keamanan sudah banyak yang dipegang 3. Kesalahan dari Segi Makna yang Tidak Tepat Kesalahan makna yang tidak tepat adalah penyimpangan terhadap makna kata yang tidak seharusnya ditulis pada suatu kalimat sehingga kalimat tersebut bermakna ganda. Perhatikan data berikut. (10) Sementara Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyapa pendukungnya yang menyesaki Stadion Utama Gelora Bung Karno dalam gelaran Kampanye Akbar kemarin. (Halaman 3). 9 (11) Liga Primer Inggris musim ini bisa dibilang sebagai tahun paling mencekam dalam perebutan gelar juara. Kompetisi musim ini juga layak disebut yang paling gila. (Halaman 8). (12) Puluhan nelayan di Pantai Depok Kabupaten Bantul memilih libur melaut. Pasalnya, angin kencang dan ombak besar tengah melanda kawasan pantai selatan Jawa itu. (Halaman 10) (13) Bahkan di Kota Tanjungpinang yang tidak lain adalah ibukota Provinsi Kepri, (14) Jika ditilik ke dalam, managemen yang ada di Kemendikbud dinilai sangat lemah. (15) Terkuaknya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum Kepala Sekolah SMPN 28 Batam, terhadap 14 orang siswi di SMP tersebut, membuat publik kaget dan prihatin. Pada data (11) kalimat tersebut dapat diklasifikasikan diksi dari segi makna tidak tepat, hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata menyesaki, kata menyesaki lebih efektif tidak digunakan dan diganti kata memadati. Kata menyesaki pada kalimat tesebut kurang efektif digunakan, karena jika dilihat dari konteks kalimatnya memiliki makna berdesakan, penuh sesak, dan lain-lain. Jika dilihat dari pemberitaan serta tayang televisi yang terkait Kampanye Akbar Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo subianto kampanye tersebut cenderung damai dan tertib. Pada data (12) penulisan kata primer pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata primer pada kalimat tersebut jika ditinjau dari konteks kalimatnya maka penulisan yang tepat yaitu Liga Premiere Inggris. Liga Premiere Inggris adalah sebuah kompetisi liga sepak bola profesional di Inggris yang merupakan kompetisi antar klub kasta tertinggi di negara Inggris. kedua dan kata tengah pada kalimat ketiga. Kata primer berarti yang pertama, yang poko, kebutuhan. Sehingga jika dipakai untuk menyebut nama suatu pertandingan sangat tidak tepat karena karena kata primer sendiri memiliki makna lain. Pada data (13) penulisan kata tengah pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata tengah memiliki arti yaitu tempat (arah, titik) di antara dua tepi batas, sela-sela, antara. Jika dilihat dari konteks kalimatnya kata tengah ini dipakai sebagai konjungsi atau kata penghubung. Sehingga lebih tepat diganti kata sedang. 10 Pada data (14) pemilihan diksi tidak lain pada kalimat tersebut tidak tepat, tidak lain memiliki arti yang sebenarnya. Jika dilihat dari konteksnya , pada kalimat tersebut ingin menjelaskan bahwa Kota Tanjungpinang adalah ibukota Provinsi Kepri, pemilihan diksi tidak lain bisa menimbulkan tafsir lain bagi pembaca bisa saja bukan, sehingga penggunaanya lebih efektif jika diganti merupakan. Pada data (15) kata ditilik juga tidak efektif digunakan,, ketika dibaca diksinya seolaholah tidak efektif, ditilik artinya penglihatan yang teliti (terutama penglihatan dengan mata batin). Jika dilihat dari arti kalimatnya kata tersebut tidak tepat digunakan, kata ditilik akan akan rancu ketika digunakan, kata yang tepat menggantikannya yakni kata diteliti, diteliti artinya cermat dan seksama Pada data (16) kata terkuaknya pada kalimat tersebut kurang tepat, karena menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dari kata tersebut adalah terbuka menjadi lebar, sehingga kurang tepat jika dipadukan dengan kalimat di atas. Kata yang seharusnya digunakan adalah terungkapnya. Dengan demikian perbaikannya adalah sebagai berikut. (10a) Sementara Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyapa pendukungnya yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno dalam gelaran Kampanye Akbar kemarin. (Halaman 3) (11a) Liga Premiere Inggris musim ini bisa dibilang sebagai tahun paling mencekam dalam perebutan gelar juara. Kompetisi musim ini juga layak disebut yang paling gila. (Halaman 8). (12a) Puluhan nelayan di Pantai Depok Kabupaten Bantul memilih libur melaut. Pasalnya, angin kencang dan ombak besar sedang melanda kawasan pantai selatan Jawa itu. (Halaman 10). (13a) Bahkan di Kota Tanjungpinang yang merupakan adalah ibukota Provinsi Kepri, (14a) Jika diteliti ke dalam managemen yang ada di Kemendikbud dinilai sangat lemah. (15a) Terungkapnya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum Kepala Sekolah SMPN 28 Batam, terhadap 14 orang siswi di SMP tersebut, membuat publik kaget dan prihatin. 11 D. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan diksi pada berita Tribun Jogja yaitu : 1. Kesalahan dari segi tata baku, 2)Kesalahan dari segi gramatik,3) Kesalahan dari segi makna yang tidak tepat. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis, 1)Menambah kajian teori tentang analisisn kesalahan semantik dalam kalimat, 2. Menjadi referensi untuk memperluas wawasan tentang teori kesalahan semantik. Manfaat praktis,1) Sebagai bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia,2) Acuan untuk melakukan penelitian yang relevan. DAFTAR PUSTAKA Dona Efrilla, Asri Wahyuni Sari, Afrini Rahmi. 2011Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan dan Diksi dalam Berita Surat Kabar Posmetro Padang. Jurnal STKIP Sumatera Barat, 23, 4-5. Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Moelong, Lexy.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudaryanto.2015.Metode dan Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta: Sanata Dharma Unity Press Sugiyono.2015.Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitan Kualitatif. Surakarta: UNS Press Setyawati, Nanik. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia . Surakarta : Yuma Pustaka 12 13