Uploaded by titahrahayu16

UKM-5-pedoman-ukgs-tingkat-lanjut

advertisement
617
Ind
p
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2012
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
617
Ind
p
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Pedoman usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS)
di SMP dan SMA atau yang sederajat,--Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2012
ISBN 978-602-235-189-4
1. Judul
I. DENTISTRY
II. ORAL HEALTH III. ADOLESCENT HEALTH
SERVICES
617
Ind
p
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2012
a
b
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faximile : (021) 5261814, 5203872
Surat Elektronik : [email protected], [email protected], mailing list : [email protected]
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
NOMOR: HK.02.04/II/1181/2012
TENTANG
PEDOMAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI SMP DAN SMA
ATAU YANG SEDERAJAT
DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN,
Menimbang :
a.
bahwa Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
adalah upaya kesehatan masyarakat yang
ditujukan untuk memelihara, meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik
di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya
kesehatan perorangan berupa upaya kura f
bagi individu (peserta didik) yang memerlukan
perawatan kesehatan gigi dan mulut.
b.
bahwa pokok program UKS/UKGS yaitu pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah sehat, sehingga
dapat dicapai derajat kesehatan gigi dan mulut
yang op mal bagi anak sekolah
c.
bahwa berdasarkan per mbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, dan b perlu menetapkan
Pedoman Usaha Kesehatan Gigi sekolah (UKGS)
di SMP dan SMA atau yang Sederajat dengan
Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya
Kesehatan.
i
Mengingat
ii
:
1.
Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125);
2.
Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Tambahan Lembar Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
3.
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009, tentang
Kesehatan (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82);
5.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/Menkes/
Per/VII/2008 tentang Stándar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
6.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/
Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
7.
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional,
Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1/U/
SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003,
Nomor MA/230/A/2003, Nomor 26 Tahun 2003
tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS);
8.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/
Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA
KESEHATAN TENTANG PEDOMAN USAHA KESEHATAN
GIGI SEKOLAH (UKGS) DI SMP DAN SMA ATAU YANG
SEDERAJAT
KESATU
:
Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di SMP
dan SMA atau yang Sederajat, sebagaimana terlampir
dalam Surat Keputusan ini dipergunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaannya.
KEDUA
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki
sebagaimana mes nya.
KETIGA
:
Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di SMP
dan SMA atau yang Sederajat, sebagaimana terlampir
dalam Surat Keputusan ini.
Ditetapkan di
Pada tanggal
: JAKARTA
: 14 Juni 2012
DIREKTUR JENDERAL
SUPRIYANTORO
NIP 195408112010061001
iii
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, bahwa penyusunan Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) di SMP dan SMA atau yang Sederajat dapat diselesaikan sebagai
panduan bagi tenaga kesehatan atau petugas lintas sektor terkait dalam
menjalankan tugasnya.
Pedoman ini disusun dalam rangka melengkapi Pedoman Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah Tingkat Dasar dan akan mendukung pelaksanaan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi peserta didik dan generasi
penerus bangsa.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun serta keikutsertaan lintas program dan lintas sektor yang telah
mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mewujudkan Buku Pedoman ini.
Penyempurnaan di masa yang akan datang, dak menutup
kemungkinan dengan memperha kan kebijakan serta kondisi yang ada
terkait perkembangan ilmu kesehatan gigi dan mulut, kami harapkan
dapat bermanfaat dalam mendukung kegiatan program peningkatan
teknis pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut di sekolah.
Jakarta, November 2012
Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar
dr. H.R. Dedi Kuswenda, M.Kes
v
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Terlebih dulu marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT, karena atas rahmat dan bimbinganNya, penyusunan Pedoman
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah atau UKGS di SMP dan SMA atau yang
Sederajat, telah diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.
Penyakit gigi dan mulut adalah penyakit yang termasuk paling
banyak dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia, bahkan menduduki
urutan pertama dari 10 penyakit. Kondisi ini patut menjadi kepriha nan
kita, karena hal ini menggambarkan persepsi dan perilaku masyarakat
Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih buruk. Hasil Riskesdas
2007 memperlihatkan ngginya prevalensi karies gigi di Indonesia, dan
90% penderitanya adalah anak-anak dan remaja. Sementara ngkat
mo vasi seseorang untuk menumpat gigi yang berlubang dalam upaya
mempertahankan gigi tetapnya pada kelompok usia tersebut sangat
rendah.
Keadaan ini harus menjadi perha an kita semua, karena gangguan
kesehatan gigi dan mulut yang terjadi di usia muda, dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan yang op mal baik fisik maupun
psikososial. Untuk mencegah hal tersebut, kita dak dapat berharap hanya
melalui upaya kura f di fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Sesuai
paradigma sehat, pendekatan dalam mengatasi permasalahan kesehatan
masyarakat, termasuk kesehatan gigi dan mulut, lebih meni k beratkan
pada upaya promo f dan preven f. Upaya promo f dan preven f yang
paling efek f dilakukan dengan sasaran anak usia sekolah dari ngkat
dasar hingga menengah adalah melalui UKGS (Upaya Kesehatan Gigi
Sekolah).
UKGS adalah strategi pelayanan kesehatan gigi pada anak usia sekolah
melalui pendekatan sekolah yang berwawasan kesehatan. Program ini
sudah dikenal sejak tahun 1951, berintegrasi dengan program UKS. Di
ngkat dasar program ini telah berjalan dengan baik, sedangkan di ngkat
sekolah menengah, yaitu SMP, SMA atau sederajat, belum terlaksana
vi
secara op mal. Salah satu kendala adalah belum adanya pedoman yang
menjadi panduan bagi petugas Puskesmas untuk membina kegiatan ini di
sekolah ngkat lanjutan ini. Karena sasaran yang dihadapi adalah remaja
yang merupakan tahapan periode kehidupan manusia yang paling sulit
dan kri s, memiliki karakter khas menyukai petualangan dan tantangan
serta cenderung berani mengambil resiko yang mungkin mempengaruhi
kesehatannya.
Tantangan utama untuk keberhasilan pendidikan kesehatan kepada
remaja adalah memahami profil remaja dan menemukan cara yang efek f
untuk merubah perilaku dan mempertahankannya. Karena itu, saya
menilai penyusunan pedoman UKGS di SMP, SMA atau yang sederajat
merupakan langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan keberhasilan
program. Saya berharap buku ini benar-benar digunakan sebagai panduan
bagi tenaga kesehatan gigi dan unsur-unsur terkait dalam mengelola
program UKGS di ngkat lanjutan ini, sehingga mampu memberi ungkitan
bagi peningkatan status kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.
Akhirnya, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan buku pedoman ini dari awal hingga akhirnya
berwujud buku, baik secara langsung maupun dak langsung. Semua
hasil pemikiran anda yang telah tercurah dan memperkaya materi buku
ini, semoga memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi keberhasilan
program UKGS ini. Kri k dan saran yang membangun tentunya sangat
dibutuhkan kesempurnaan buku ini.
Jakarta, November 2012
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
dr. Supriyantoro, Sp. P, MARS
vii
TIM PENYUSUN
dr. Bambang Sardjono, MPH
drg. Sudono, M.Kes
drg. Dewi Kar ni Sari, M.Kes
drg. Ellya Farida, M.Kes
drg. Nurindah.K,M.Kes
drg. Yunnie Adisetyani
drg. Adi a Putri
drg. Leslie Nur Rahmani
viii
KONTRIBUTOR
drg. Armasastra Bahar, PhD
drg. Hermin Naryani
Amalia Susiami, MPd
drg. Diani Gayatri
drg. Anton Rahardjo, MKM, PhD
drg. F.X. Sintawa , M.Kes
drg. Sondang. M.L.Gaol
drg. Yusra, M.Kes
drg. Ramadanura, MPHM
drg. Melly Juwitasari, MKM
Sri Sumarni Stya , MA
Puden ana Rr Reno.E, AMKG,S.Pd
drg. Peter Andreas, M.Kes
Dr.drg. Indirawa , Sp.Perio
drg. Rr Asyura Asia, M.Kes
Ra h Wijayan , S.SiT
drg. Yulia S.B Widyastu ,Sp.KGA
Dr. drg. Anastasia
DR. drg. Paulus Januar, MS
drg. Gus Ayu Kusumawa
Emma Ningrum, SH
Dewi Esty Saptan , BSc
Berlin Silalahi, SE
ix
DAFTAR ISI
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN ............
NOMOR: HK.03.DJ.SK.III.491.A TENTANG PEDOMAN USAHA
KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI SMP DAN SMA ATAU
YANG SEDERAJAT
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................
v
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN .............
vi
DAFTAR ISI ........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii
I.
II.
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A.
Latar Belakang .....................................................................
1
B.
Tujuan .................................................................................
3
C.
Sasaran ................................................................................
4
D.
Dasar Hukum .......................................................................
4
ANALISA SITUASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA
......
6
A.
Status Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja di Indonesia ......
6
B.
Faktor Perilaku dan Faktor Sosial yang Mempengaruhi .....
Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja
8
C.
Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja ....................... 10
D.
x
1.
Penyakit pada Jaringan Keras Gigi .............................. 10
2.
Penyakit pada Jaringan Penyangga Gigi ....................... 12
3.
Penyakit pada Jaringan Lunak (mukosa) Mulut ........... 15
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja ............... 16
III. USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH SMP, SMA ATAU .................. 18
YANG SEDERAJAT
A.
Penger an ........................................................................... 18
B.
Sasaran ............................................................................... 18
C.
Ruang Lingkup .................................................................... 19
D.
Kebijakan ............................................................................. 19
IV. PEMBINAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SEKOLAH ......... 21
V.
A.
Kebijakan Operasional ....................................................... 22
B.
Strategi Operasional ........................................................... 23
C.
Langkah - Langkah ............................................................... 26
SISTEM PEMBIAYAAN ................................................................. 31
A.
Dana Sehat .......................................................................... 31
B.
Sistem Asuransi .................................................................. 31
C.
Dana Bantuan Operasional Sekolah / BOS (UKS) ................. 33
D.
Dana Bantuan Operasional Kesehatan / BOK ..................... 34
(Promo f dan Preven f)
VI. PENUTUP ................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................... 37
Lampiran 1
Matrix Materi Edukasi Kegiatan UKGS SMP, SMA atau Sederajat ....... 39
Lampiran 2
Matrix Program Kegiatan UKGS di SMP dan SMA atau Sederajat ...... 40
Lampiran 3
Rekapitulasi Hasil Penjaringan UKGS SMP, SMA atau Sederajat ........ 41
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Erosi gigi karena kebiasaan merokok
......................
9
Gambar 2.
Kanker mulut karena kebiasaan merokok ..................
9
Gambar 3.
Stain pada gigi karena kebiasaan merokok ................
11
Gambar 4.
Abrasi gigi karena kesalahan cara menyikat gigi ........
11
Gambar 5.
Gigi berjejal
..............................................................
12
Gambar 6.
Perjalanan penyakit jaringan penyangga gigi karena ..
peradangan
13
Gambar 7.
Mucocele ...................................................................
15
Gambar 8.
Contoh iklan pemasangan alat orthodon (behel) .....
bukan oleh dokter gigi
17
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Peserta didik merupakan generasi penerus sebagai sumber daya
manusia pada masa yang akan datang. Perkiraan jumlah anak usia sekolah
saat ini seper ga total penduduk, dan dua per ganya adalah anak sekolah;
merupakan jumlah yang sangat besar dan potensial. Pertumbuhan dan
perkembangan anak sekolah akan terganggu karena menderita sakit,
kurang gizi atau masalah kelebihan gizi serta bila anak menghadapi
masalah psikososial atau kejiwaan. Keadaan ini akan mempengaruhi proses
belajar sehingga mempengaruhi prestasi belajar yang pada akhirnya akan
berdampak terhadap kualitassumber daya manusia (Depkes, 2007).
Peserta didik ngkat SMP dan SMA atau yang sederajat memasuki
usia remaja dimana pada periode ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual.
Remaja biasanya menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung
berani mengambil risiko tanpa didahului oleh per mbangan matang yang
akan mempengaruhi status kesehatannya (Depkes, 2007).
WHO (1993) telah memperkenalkan konsep Pendidikan Keterampilan
Hidup Sehat (PKHS) atau pendidikan kesehatan berbasis keterampilan,
yang merupakan kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku posi f
yang membuat seseorang dapat mengatasi tuntutan dan tantangan dalam
kehidupan sehari-hari secara efek f di mana konsep ini dapat diterapkan
pada anak usia sekolah melalui program UKS.
WHO pada tahun 2000 memperkenalkan pendekatan Sekolah
yang Berwawasan Kesehatan (Health PromoƟng School). Sekolah yang
berwawasan kesehatan adalah tempat dimana semua masyarakat
sekolah bekerjasama memberikan pengalaman dan menyediakan struktur
pembelajaran yang terintegrasi dan posi f, yang mempromosikan dan
memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta didik. Hal ini
melipu pendidikan kesehatan intra dan ekstra kurikuler, penciptaan
1
lingkungan yang aman dan sehat, penyediaan layanan kesehatan dan
penyertaan keluarga dan masyarakat dalam upaya promosi kesehatan.
Tahapan remaja adalah masa yang paling sulit dan kri s pada periode
kehidupan manusia untuk pendidikan kesehatan. Tantangan utama
adalah menemukan cara yang efek f untuk mengubah perilaku individu
dan mempertahankannya. Memahami profil remaja dalam pendidikan
kesehatan gigi dan mulut tampaknya menjadi pen ng bagi keberhasilan
program. Teori pendekatan modifikasi berbasis perilaku, sudah berhasil
diterapkan di bidang kedokteran, mungkin menjadi alterna f yang baik
untuk promosi kesehatan gigi dan mulut konvensional pada remaja.
WHO memandang bahwa penyakit gigi dan mulut adalah salah
satu penyakit yang lazim berkembang di masyarakat di seluruh dunia
(Mason, 2005; Petersen, 2003). Walaupun terdapat banyak jenis penyakit
gigi dan mulut namun lubang gigi atau karies dan penyakit periodontal
merupakan masalah gigi dan mulut yang utama dibanyak negara (Mason,
2005). Diperkirakan sebanyak 6,5 milyar orang di seluruh dunia pernah
mengalami karies gigi (WHO, 2004).
Di negara-negara industri, 60-90% peserta didik mengalami karies
gigi dan sebagian besar usia dewasa (WHO, 2004). Karies gigi di Asia dan
negara-negara Amerika La n merajalela, terutama disebabkan karena
konsumsi gula yang nggi.
Karies gigi jarang muncul dan jarang yang menjadi parah di negaranegara Afrika (WHO, 2004). Hal ini mungkin disebabkan oleh konsumsi
serat yang nggi atau faktor gene k. Akan tetapi, karena perubahan
kondisi lingkungan, meningkatnya konsumsi gula dan exposure fluor yang
dak adekuat menyebabkan karies gigi juga meningkat di banyak negaranegara Afrika (WHO, 2004). Penyakit periodontal parah yang dapat
menyebabkan tanggalnya gigi meningkat sebanyak 15% disebagian besar
populasi (WHO, 2000).
Walaupun sebagian besar penyakit gigi dan mulut dapat dicegah
(Mason, 2005; Petersen, 2003), banyak orang di seluruh dunia dak
melakukan perawatan penyakit gigi dan mulut yang seharusnya karena
masalah biaya, terutama untuk masyarakat miskin (Petersen, 2003; WHO,
2
2004). Sebagai konsekuensi, beban terbesar penyakit gigi dan mulut tetap
pada masyarakat yang kekurangan dan masyarakat pinggiran (Petersen,
2003).
Salah satu program teknis dari Departement of Non-communicable
Disease PrevenƟon and Health PromoƟon yang mewadahi program
kesehatan gigi dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health
Programme (GOHP) (Petersen, 2003). Program ini menyarankan negaranegara di dunia untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit
gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan ini juga
mendukung integrasi program kesehatan gigi dan mulut dengan program
kesehatan umum (Petersen, 2003). Salah satu aksi prioritas dari GOHP,
khususnya untuk peserta didik dan remaja adalah promosi kesehatan gigi
di sekolah (Petersen, 2003).
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
perlu menerbitkan buku Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah Tingkat Lanjutan untuk dapat menjadi pedoman bagi pelaksana
kesehatan gigi dan mulut di daerah yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan kemampuan dan kebutuhan daerah tanpa mengabaikan target
Indonesia Sehat.
B.
TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Memberikan panduan bagi tenaga kesehatan dan petugas
lintas sektor terkait dalam pelaksanaan program UKGS di SMP dan
SMA atau yang sederajat guna mewujudkan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut yang bermutu, merata dan terjangkau dalam upaya
membentuk peserta didik yang berkualitas.
2.
Tujuan Khusus
a.
Diperolehnya pemahaman bagi tenaga kesehatan dan lintas
sektoral tentang :
3
b.
1)
Status kesehatan gigi dan mulut remaja di Indonesia.
2)
Faktor perilaku dan faktor sosial yang mempengaruhi
kesehatan gigi dan mulut remaja.
3)
Masalah kesehatan gigi dan mulut remaja.
4)
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut remaja.
5)
Pembinaan kesehatan gigi dan mulut di sekolah
lanjut
ngkat
Diperolehnya pemahaman sistema ka kerja dalam berkolaborasi
antara pihak sekolah dengan puskesmas sebagai ujung tombak/
penyedia layanan ngkat primer untuk mempromosikan dan
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut remaja.
C.
SASARAN
1.
Tenaga kesehatan gigi ( Dokter Gigi, dan Perawat Gigi ).
2.
Tenaga lintas sektor terkait (unsur yang tercakup dalam SKB 4
Menteri, unsur swasta / dunia usaha, Organisasi Profesi, Ormas, dan
LSM).
D.
DASAR HUKUM
1.
Undang-Undang 17 – 2007 tentang RPJPN 2005 - 2025
2.
Undang-Undang 36 – 2009 tentang Kesehatan
3.
Perpres 5 – 2010 tentang RPJMN 2010 -2014
4.
Kepmenkes 374 – 2009 tentang SKN
5.
Kepmenkes 375 – 2009 tentang RPJP-K 2005 – 2025
6.
Kepmenkes 160 – 2010 tentang Renstra Kemkes 2010 -2014
7.
Kepmenkes 551 – 2010 tentang Penerima Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Di Puskesmas dan Jaringannya untuk Tiap
Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2010.
4
8.
Undang-Undang RI nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
9.
Undang-Undang RI nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
10. Peraturan Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000
tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat
2010.
12. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama dan Meteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKB/
VII/2003, Nomor MA/230 A/2003,Nomor 26 Tahun 2003, tanggal 23
Juli 2003 tentang Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS).
13. Keputusan Bersama Menteri Pendididkan Nasional, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 2/P/SKB/2003, Nomor 1068/Menkes SKB/SKB/
VII/2003, Nomot MA/230 B/2003, Nomor 4415-404 Tahun 2003
Tentang Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pusat.
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008,
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/
Kota
15. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008
tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota
5
BAB II
ANALISIS SITUASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA
WHO mendefinisikan remaja sebagai orang yang berusia antara 10
sampai dengan 19 tahun (Petersen, 2003). Ini merupakan masa yang
mempengaruhi kehidupan seseorang karena pada masa ini berkembang
kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan
mulut. Serta pada masa ini dihadapkan pada berbagai macam ancaman
sebagai hasil dari perubahan kondisi lingkungan dan sosial (Kwan &
Petersen, 2003a). Pada masa ini remaja dapat menerima kebiasaan dan
perilaku yang baik yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.
Prak k kebersihan gigi dan mulut yang baik, khususnya menyikat gigi,
sangat pen ng untuk mencegah karies gigi dan penyakit periodontal.
Sementara kebiasaan buruk seper merokok, minum minuman beralkohol
dan asupan makanan yang buruk dak hanya dapat mempengaruhi
kesehatan gigi dan mulut, tetapi juga mempengaruhi kondisi kraniofasial
(Petersen, 2003). Sebagian besar penyakit gigi dan mulut yang paling
banyak dikeluhkan masyarakat adalah karies gigi. Oleh karena karies gigi
bersifat irreversible ( dak dapat pulih), bila terjadi pada masa remaja,
maka penyakit tersebut akan bertahan, bahkan menjadi lebih buruk dan
dapat mempengaruhi kualitas hidupnya.
Anak-anak dan remaja usia sekolah yang sudah mengkonsumsi
produk yang mengandung tembakau, sering mengkonsumsi minuman
keras atau penguna narkoba, dapat meningkatkan risiko terkena kanker
mulut (Kwan & Petersen, 2003).
A.
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA DI INDONESIA
Mengacu pada indikator-indikator pada Oral Health Global Goal
2020 yang dikeluarkan oleh WHO maka kondisi karies gigi di Indonesia
khususnya pada anak-anak dinilai dari indeks DMFT mengalami
peningkatan. Berdasarkan Riskesdas yang dilakukan Kementerian
6
Kesehatan tahun 2007, pada kelompok umur 12 tahun indeks DMF-T
sebesar 0,91. Sedangkan pada kelompok umur 15 tahun sebesar 1,14
dan kelompok umur 18 tahun sebesar 1,41. Ini ar nya hanya terdapat
1 gigi karies pada se ap anak. Hasil yang rendah ini mungkin berkaitan
dengan cara pemeriksaannya yang hanya menggunakan kaca mulut dan
penerangan senter serta dak dilakukan oleh tenaga pelayanan kesehatan
gigi dan mulut. Sehingga indeks DMFT ini mungkin dak sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
Masih berdasarkan Riskesdas tahun 2007, persentase karies gigi
di kelompok umur 12 tahun sebesar 29,8%, kelompok umur 15 tahun
sebesar 36,1% dan kelompok umur 18 tahun sebesar 41,2%. Terlihat
kecenderungan meningkatnya persentase karies gigi seiring dengan
bertambahnya umur.
Persentase RTI (Required Treatment Index) yaitu besarnya kerusakan
yang belum tertangani dan memerlukan penumpatan/pencabutan, pada
kelompok umur 12 tahun sebesar 62,3%, kelompok umur 15 tahun sebesar
65,3% dan kelompok umur 18 tahun sebesar 63,4%. Disisi lain, persentase
PTI (Performance Treatment Index) yaitu ngkat/mo vasi seseorang
untuk menumpat giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan
gigi tetap, sangat rendah untuk kelompok umur tersebut. Pada kelompok
umur 12 tahun sebesar 0,7%, kelompok umur 15 tahun sebesar 1,9% dan
kelompok umur 18 tahun sebesar 2,6%. Ini merupakan hal yang sangat
mempriha nkan.
Berdasarkan laporan peneli an terhadap siswa salah satu SMP di
Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan didapatkan hasil pemeriksaan
dengan menggunakan indeks CPITN menunjukkan kondisi gingivi s
(radang gusi) sangat ringan 1,12%, ringan 89,88%, sedang 5,61%,
sedangkan kondisi gusi normal 3,37%.
Hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut menggunakan index
OHIS menunjukkan kondisi kebersihan gigi dan mulut dengan nilai baik
sebesar 38,2%, dan nilai sedang sebesar 61,8% (laporan peneli an
PPKGM, 2011)
7
B.
FAKTOR PERILAKU DAN FAKTOR SOSIAL YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA
Kesehatan gigi dan mulut remaja dipengaruhi oleh banyak faktor,
walaupun menyikat gigi yang benar dan teratur sangat pen ng namun
kesehatan gigi dan mulut juga ditentukan oleh faktor lingkungan dan
sosial. Faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut
adalah:
1.
Asupan Gizi yang Buruk
Baik remaja pria maupun wanita senang mengkonsumsi makanan
yang mengandung lemak, gula dan garam yang sangat nggi serta
kurang kandungan serat dan vitaminnya seper makanan-makanan
cepat saji.
2.
Gangguan Pola Makan
Gangguan pola makan seper anorexia nervosa dan bulimia
nervosa adalah suatu kelainan psikologis berupa keinginan untuk
menjadi kurus yang ditandai dengan makan yang sangat berlebihan
dan memuntahkannya kembali. Gangguan pola makan seper ini
biasanya diawali pada masa remaja. Muntah yang berulang dapat
menyebabkan erosi pada gigi dan pembengkakan jaringan lunak
tenggorokan serta pembengkakan kelenjar ludah. Anorexia nervosa
dan bulimia nervosa menyebabkan berkurangnya nutrisi, mineral
dan protein pen ng yang diperlukan untuk pertumbuhan.
3.
Konsumsi Minuman Ringan yang Berlebih
Minuman ringan bersoda sangat populer dikalangan remaja.
Satu botol besar minuman ringan mengandung 12-15 sendok teh
gula. Kandungan gula di dalam minuman ringan dapat menyebabkan
erosi gigi dan meningkatkan risiko terkena diabetes pe 2 dan
obesitas.
8
Gambar 1. Erosi gigi karena muntah berulang
(Foto milik Dr. Brian McKay/alcd.com)
4.
Obesitas
Obesitas sering dihubungkan dengan pola makan yang dak
baik, asupan gizi yang buruk dan kurang berolah raga. Obesitas pada
anak-anak dan remaja meningkatkan risiko karies gigi dan masalah
kesehatan lain seper diabetes, hipertensi, kanker, stroke dan
penyakit kardiovaskuler.
5.
Kebiasaan Merokok
Peneli an membuk kan bahwa kebiasaan buruk yang dimulai
pada masa remaja berlanjut sampai dewasa. Terdapat hubungan
yang sangat erat antara kebiasaan merokok dan kanker mulut.
Gambar 2. Kanker mulut karena kebiasaan merokok
(Gambar dari h p://www.tobacco-facts.info)
9
6.
Minuman Keras dan Narkoba
Orang yang belum menjadi pemakai narkoba tetapi mempunyai
risiko untuk terlibat yaitu remaja dengan ciri rasa rendah diri, dak
sabaran, cenderung memberontak, dak mengiku aturan, mo vasi
belajar rendah, mudah bosan dll. Sedangkan perubahan fisik yang
berpengaruh periode jangka panjang yaitu penampilan dak sehat,
kebersihan diri dak terawat, gigi keropos, dan bekas sun kan di
lengan.
C.
MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA
1.
Penyakit pada Jaringan Keras Gigi
a.
Karies Gigi
Karies gigi adalah kerusakan pada jaringan keras gigi yang
ditandai dengan dimulainya proses demineralisasi/pelarutan
pada lapisan luar gigi (email). Kerusakan yang terjadi pada gigi
tersebut akibat adanya bakteri dalam mulut. Bila dak dirawat,
maka proses karies akan terus berjalan dan dapat menjadi
sumber infeksi (fokal infeksi) baik untuk jaringan sekitar gigi
maupun organ-organ tubuh lainnya misalnya ginjal, jantung,
dll. Karies gigi ini dapat mengenai semua kelompok dalam
masyarakat.
b.
Kerusakan Jaringan Keras Gigi Karena Trauma/Benturan
Kerusakan jaringan keras gigi akibat adanya trauma/benturan
yang cukup kuat, maka gigi dapat patah atau goyang sebagian
sehingga dapat terlepas dari jaringan penyangganya. Gigi yang
sering patah adalah gigi seri rahang atas, namun dapat juga
pada gigi seri rahang bawah.
10
Kerusakan jaringan keras gigi karena kebiasaan buruk, antara
lain :
1. Tradisi mengasah gigi/pangur merusak lapisan email gigi
dalam bentuk menipisnya lapisan email gigi, padahal
lapisan email ini diperlukan untuk melindungi gigi.
2. Kebiasaan buruk membuka tutup botol dengan gigi,
akibatnya gigi dapat patah atau goyang.
3. Kebiasaan merokok, dapat menyebabkan warna permukaan
gigi menjadi lebih gelap (stain), dan dapat mengurangi
este k sehingga penampilan atau percaya dirinya menjadi
berkurang
Gambar 3. Stain pada gigi karena kebiasaan merokok
(Gambar dari www.researchonmedical.com)
Abrasi gigi, kerusakan gigi ini karena faktor mekanis yaitu
cara menyikat gigi dengan tekanan yang kuat.
Gambar 4. Abrasi gigi karena kesalahan cara menyikat gigi
(Gambar dari www.oralhealthnet.co.uk)
11
c.
Kerusakan jaringan keras gigi karena keadaan lingkungan.
Bila keadaan lingkungan hidup dari manusia tersebut sumber
airnya dak mengandung fluor maka gigi akan mudah keropos
atau berlubang.
d.
1.
Bila keadaan lingkungan hidup manusia tersebut
menunjukkan perokok yang berat serta kebersihan gigi dan
mulut dak dijaga, maka dapat menyebabkan terjadinya
gigi berlubang dan penyakit pada jaringan penyangga gigi.
2.
Bila lingkungan pergaulan dari remaja tersebut dak baik,
maka remaja dapat terperangkap pada masalah narkoba
dan selanjutnya lebih mudah terserang penyakit.
Gigi berjejal (Crowding)
Kelainan gigi berjejal (Crowding) ini antara lain akibat ukuran
gigi geligi dengan ukuran tulang rahang yang dak seimbang.
Gigi berjejal ini terutama pada gigi depan (gigi seri).
Gambar 5. Gigi berjejal
(Gambar dari www.sunnybankden sts.com.au)
2.
Penyakit pada Jaringan Penyangga Gigi
Kerusakan jaringan penyangga gigi terutama terjadi karena pengaruh
kebersihan gigi dan mulut yang dak baik serta bakteri di dalam mulut.
12
Kerusakan ini terjadi secara bertahap dan karena dak ada rasa sakit,
maka dapat berlanjut tanpa diketahui oleh yang bersangkutan.
Penyebab utama dari penyakit pada jaringan penyangga gigi adalah
kebersihan mulut yang kurang terpelihara dengan baik. Di dalam
mulut penderita dengan radang jaringan penyangga gigi, terdapat
banyak kotoran dari makanan yang menempel pada permukaan gigi,
terutama pada daerah antara dua gigi serta yang berbatasan dengan
gusi dan akar gigi.
a.
Penyakit atau kelainan pada jaringan penyangga gigi yang
sering dijumpai
1.
Radang Gusi (gingivi s)
Radang gusi merupakan kerusakan yang sering terjadi
akibat penyakit pada jaringan penyangga gigi, radang gusi
ini kemudian menjalar melalui sulkus gusi sampai ke selaput
periodontal dan tulang alveolar maka sekitar gigi terbentuk
sebuah kantong yang dapat berisikan nanah dan bakteri.
Gambar 6. Perjalanan penyakit jaringan penyangga gigi karena peradangan
(Gambar dari h p://mizar5.com)
2.
Bau Mulut (halitosis)
Dapat terjadi sebagai akibat dari radang gusi atau karena
karies gigi dan gigi busuk yang dak dirawat.
13
b.
c.
Selain itu ada kebiasaan yang dapat menyebabkan kerusakan
pada jaringan penyangga gigi antara lain
1.
Kebiasaan memakai tusuk gigi untuk membuang sisa
makanan yang terselip antara gigi geligi. Kebiasaan ini
dapat merusak papilla gusi yang selanjutnya papilla gusi
dapat mengerut dan makanan akan lebih mudah masuk ke
dalam ruang diantara dua gigi tersebut.
2.
Kebiasaan membungkus gigi dengan logam mulia misalnya
emas. Bila gigi yang dibungkus adalah gigi yang sudah
rusak/ada penyakit, maka dapat terjadi peradangan
pada jaringan penyangga gigi dan selanjutnya bisa mbul
pembengkakan karena kerusakan gigi tersebut.
Hubungan penyakit gusi dengan penyakit sistemik
1.
Diabetes
Penyakit jaringan penyangga gigi karena penyakit sistemik
misalnya Diabetes Millitus (DM). Pada kelompok remaja
dapat juga terserang penyakit ini, dimana akibat dari
penyakit ini akan mempengaruhi kesehatan dari jaringan
penyangga gigi dan juga penyembuhan luka setelah
pencabutan gigi atau ndakan lainnya. Diabetes meningkat
pada pada anak-anak dan remaja, gizi yang buruk,
kurangnya olah raga. Bila menderita diabetes, penyakit gusi
akan terlihat oleh karena itu perlu kontrol gula darah secara
ru n.
2.
Penyakit Jantung
Sudah banyak evidence based (terbuk berdasarkan
peneli an) menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan
di mulut dari penyakit gusi memiliki efek pada dinding
pembuluh darah, menyebabkan peradangan dan
penyumbatan aliran darah ke jantung dan otak. Sehingga
dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
14
3.
3.
Kehamilan
Biasanya lebih rentan terhadap penyakit gusi.
4.
Penyakit gusi
Dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau berat bayi
lahir rendah.
Penyakit pada Jaringan Lunak (mukosa) Mulut
a.
Sariawan karena infeksi jamur
Terlihat suatu bin k eritema luas dan selaput pu h kekuningan
sampai kecoklatan pada mukosa mulut. Lesi tersebut dapat
menjadi satu dan melipu daerah yang luas dan mukosa mulut.
Selaput tersebut sukar dilepas dan akan mudah berdarah bila
dilepas.
E ologi oleh Candida Albikans. Pengobatan pilihan obat jamur
topical yang tersedia: klotrimazol 1%, miconazol 2% (gel),
amfoterisin b (suspensi).
b.
Mucocele
Merupakan peradangan lokal pada jaringan mukosa mulut,
umumnya akibat gigitan gigi pada waktu mengunyah.
Gambar 7. Mucocele
(Gambar dari h p://img.medscape.com)
15
D.
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA
Kesehatan gigi dan mulut pen ng bagi kehidupan kita semua, karena
mulut bukan sekedar pintu masuk untuk makanan dan minuman, tetapi
mempunyai peranan pen ng dalam pencernaan makanan, este k dan
komunikasi. Mulut adalah “cermin dari kesehatan gigi” karena secara
umum banyak gejala-gejala penyakit yang dapat dilihat di dalam mulut.
Pada kelompok remaja, unsur este k merupakan suatu hal yang pen ng
dalam kehidupannya, karena penampilan yang menarik berkaitan erat
dengan masalah kejiwaan, sehingga seseorang akan menjadi lebih percaya
diri lagi.
Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah merupakan suatu
rangkaian upaya pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran
berperilaku sehat secara berkesinambungan. Ada beberapa hal yang
cukup pen ng untuk diperha kan di dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut bagi remaja dan akan memberikan hasil yang cukup baik bila
dilaksanakan secara benar dan berkesinambungan.
Langkah-langkah menuju gigi sehat antara lain:
1.
Mengatur pola makanan yang baik
2.
Membiasakan makan-makanan yang bergizi seimbang
3.
Menghindari makanan yang manis dan lengket
4.
Menyikat gigi dengan cara benar dan menggunakan pasta gigi
mengandung fluor, minimal 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan
malam sebelum dur. Berkumur 1 kali setelah menyikat gigi untuk
mempertahankan jumlah fluor di permukaan gigi.
5.
Periksalah kesehatan gigi dan mulut secara berkala, agar se ap
kelainan dapat ditanggulangi sedini mungkin.
6.
Menghindari kebiasaan buruk dan pengaruh yang
diantaranya:
• Pangur gigi
• Rokok
16
dak baik,
•
•
•
7.
Minum minuman beralkohol
Narkoba (obat adik f)
Kebiasaan menggigit-gigit pensil dll
Pemakaian alat orthodon yang dak benar, yang dilakukan bukan
oleh dokter gigi.
Gambar 8. Contoh iklan pemasangan alat orthodon (behel) bukan
oleh dokter gigi
17
BAB III
USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH SMP, SMA ATAU YANG SEDERAJAT
A.
PENGERTIAN
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah SMP, SMA atau yang sederajat
adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara,
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik SMP dan
SMA atau yang sederajat (Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMK)
di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan
berupa upaya kura f bagi individu yang memerlukan perawatan kesehatan
gigi dan mulut.
B.
SASARAN
Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS melipu :
1.
Sasaran primer : peserta didik SMP dan SMA atau yang sederajat
(Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMK).
2.
Sasaran sekunder: guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan,
orang tua peserta didik SMP dan SMA atau yang sederajat (Madrasah
Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMK) serta Tim Pembina UKS dise ap
jenjang.
3.
Sasaran ter er:
a. Lembaga pendidikan pada sekolah SMP, SMA atau yang
sederajat, termasuk pondok pesantren beserta lingkungannya.
b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan.
c. Lingkungan, yang melipu :
• Lingkungan keluarga
• Lingkungan sekolah
• Lingkungan masyarakat
18
C.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program UKGS sesuai dengan Tiga Program Pokok
Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) yang melipu ; pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat maka ruang lingkup UKGS yaitu:
1.
2.
Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang melipu :
a.
Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
b.
Membuat bahan-bahan tradisional untuk mengurangi rasa sakit
gigi
c.
Penanaman kebiasaan pelihara kebersihan gigi dan mulut agar
dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:
a.
Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut
b.
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ;
c.
Pencegahan penyakit gigi dan mulut;
d.
Perawatan kesehatan gigi dan mulut;
e.
Rujukan kesehatan gigi dan mulut.
3.
Pembinaan lingkungan kehidupan masyarakat sekolah (guru, siswasiswi, pegawai sekolah, orang tua siswa siswi, dan masyarakat)
seper penyediaan air bersih untuk cuci tangan dan menyikat gigi,
pengelolaan dan pengawasan kan n sehat melalui penyediaan
makanan bergizi dan dak merusak gigi.
D.
KEBIJAKAN
1.
Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang
op mal, Usaha Kesehatan Gigi Sekolah harus diutamakan pada
upaya meningkatkan kemampuan self care (pelihara diri) melalui
kegiatan UKGS.
19
2.
Upaya kesehatan masyarakat berupa upaya promo f – preven f
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi dan tenaga lainnya terutama
oleh guru /kader kesehatan remaja sebagai bagian integral dari UKS.
3.
Upaya kesehatan perorangan terhadap peserta didik dilaksanakan
oleh tenaga profesional (dokter gigi, dan perawat gigi)
4.
UKGS diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, di bawah
binaan Puskesmas dan Tim Pembina UKS wilayah masing-masing
20
BAB IV
PEMBINAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SEKOLAH
WHO pertama kali meluncurkan Global School Health IniƟaƟve pada
tahun 1995 dengan target meningkatkan kesehatan anak, personel di
sekolah, keluarga dan anggota komunitas lainnya melalui sekolah (Depkes,
1982; Petersen, 2003; WHO, 2004). Melalui inisia f ini, WHO mendesak
negara-negara di seluruh dunia untuk memobilisasi dan menguatkan
promosi dan edukasi kesehatan di ngkat lokal, nasional, regional dan
global. Terdapat banyak argumen pendukung yang kuat mengapa
promosi kesehatan gigi dan mulut dilakukan di sekolah. Pertama, sekolah
dapat menyediakan lingkungan yang mendukung dan sekolah memiliki
struktur dan sistem yang telah mapan yang dapat memberikan informasi
dan mempengaruhi anak didik mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut. Kedua, masa kanak-kanak adalah masa yang paling pen ng dalam
kehidupan seseorang, karena pada masa itu terbentuk kebiasaan dan
perilaku mengenai kesehatan gigi dan mulutnya. Ke ga, sekolah memiliki
kebijakan dan prak k makanan sehat sehingga menjamin makanan dan
minuman sehat untuk anak didiknya. Di negara-negara berkembang,
mungkin sekolah merupakan satu-satunya tempat dimana anak-anak
dapat mengakses pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Serta yang terakhir
adalah anak-anak dapat menjadi pembawa pesan mengenai kesehatan
gigi dan mulut bagi keluarga atau lingkungannya (Kwan & Petersen,
2003b).
Di Indonesia sendiri, pembinaan kesehatan di sekolah telah dirin s
sejak tahun 1956 melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKGS sebagai
bagian dari kegiatan UKS mulai dilaksanakan pada tahun 1959. Pada
tahun 1984 diterbitkanlah Surat Keputusan Bersama (SKB Menteri) antara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama,
dan Menteri Dalam Negri RI. Pada Tahun 2003 SKB tersebut diperbaharui
dengan Nomor SKB 1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003,
Nomor MA/2306A/2003, Nomor 26 Tahun 2003, tanggal 23 Juli tentang
pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Dengan
21
demikian, pembinaan UKS (termasuk UKGS) dak hanya dilaksanakan
oleh sektor kesehatan, tetapi berkerjasama dan berkoordinasi dengan
sektor lainnya.
Pembinaan dilaksanakan secara komprehensif dengan sasaran
peserta didik di ngkat dasar (SD/sederajat dan SMP/sederajat) dan
menengah (SMA/sederajat). Pembinaan kesehatan di SMP, SMA dan
sederajat bertujuan meningkatkan status kesehatan, kemampuan
hidup sehat, membina kesehatan diri dan lingkungannya dalam
rangka meningkatkan ketahanan diri, prestasi dan peran ak f dalam
pembangunan Nasional.
Untuk pemerataan jangkauan UKGS dan adanya target kesehatan
gigi dan mulut tahun 2015 yang harus dicapai maka diterapkan strategi
pentahapan UKGS yang disesuaikan dengan paket-paket UKS sebagai
berikut:
Target Jangka Pendek sampai tahun 2015 :
a.
Penjaringan kesehatan mulai di kelas 7 atau kelas 10 pada awal tahun
ajaran tercapai 50%.
b.
Penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan
dua kali per tahun, dengan target 50% siswa-siswi SMP atau SMA
(kelas 7 dan 8 serta kelas 10 dan 11).
c.
Kegiatan memeriksa gigi antar siswa dilaksanakan se ap 6 bulan di
sekolah, dengan target 20% siswa-siswi SMP atau SMA.
A.
KEBIJAKAN OPERASIONAL
Pembinaan kesehatan peserta didik didasarkan atas kebijakan
operasional berikut ini:
1.
Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program melalui
kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan.
2.
Memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan dan lembaga-lembaga
yang sudah ada.
22
3.
Meningkatkan pencapaian sasaran melalui empat ruang lingkup:
a. Di rumah
b. Di sekolah
c. Di masyarakat, melalui kelompok khusus seper dasa wisma,
organisasi wanita, organisasi pemuda, serta bentuk lain lembaga
swadaya masyarakat.
d. Di sarana pelayanan kesehatan profesional
4.
Meningkatkan dukungan secara berjenjang, berkesinambungan dan
terkoordinasi antara lain melalui Tim Pembina UKS.
5.
Meningkatkan peran serta ak f warga sekolah, orang tua, masyarakat
dan unsur potensial lainnya.
B.
STRATEGI OPERASIONAL
1.
Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Semua siswa-siswi SMP, SMA dan sederajat dalam wilayah kerja
Puskesmas seharusnya dapat dijangkau dengan pelayanan kesehatan
dengan jalan melakukan kunjungan berkala, meningkatkan kualitas
SDM.
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bagi siswa-siswi SMP,
SMA dan sederajat, Puskesmas dan sekolah harus menggunakan
pendekatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) seper :
a.
Pela han dan pembinaan Kader Kesehatan Remaja/ Konselor
Sebaya.
b.
Pengadaan ruang konseling
kerahasiaan dan privasi.
c.
Penyediaan guru khusus/UKS yang bertugas memberikan
konseling.
d.
Penataan fasilitas pelayanan baik yang menyertakan remaja
dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
yang
nyaman,
menjamin
23
2.
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Peningkatan mutu penyelenggaraan upaya pembinaan kesehatan
dalam UKS dilaksananakan secara bertahap, melalui:
3.
a.
Perencanaan terpadu yang berkesinambungan
b.
Bimbingan Teknis, la han keterampilan, tatap muka
c.
Tahapan pelaksanaan UKGS.
Perlimpahan Tugas
Memper mbangkan keterbatasan tenaga, sarana dan waktu maka
dapat juga dilakukan perlimpahan sebagian tugas, antara lain:
4.
a.
Kepada Guru dan Kader Kesehatan Remaja untuk melaksanakan
kegiatan pelayanan kesehatan yang dapat diselesaikan oleh
warga sekolah itu sendiri
b.
Antar tenaga Puskemas, bila diperlukan diatur oleh Pimpinan
Puskesmas.
Tingkat Pembinaan atau Pelayanan.
Dalam melakukan usaha kesehatan gigi di sekolah dilakukan secara
bertahap dengan melihat kondisi dan kemampuan dari pemberi
pelayanan. Terdapat beberapa tahap dalam pelayanan kesehatan
gigi dan mulut bagi warga sekolah yaitu:
I.
UKGS TAHAP I (SATU)/ Paket minimal UKGS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa-siswi SMP,
SMA dan yang sederajat yang belum terjangkau oleh tenaga
dan fasilitas kesehatan gigi. Tim Pelaksana UKS di SMP, SMA dan
yang sederajat melaksanakan kegiatan yaitu :
1.
24
Pela han kepada guru Pembina UKS dan Kader Kesehatan
Remaja tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
secara terintegrasi. Pela han dilaksanakan oleh Dinas
Pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
2.
II.
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan
oleh guru penjaskes/guru pembina UKS/Kader Kesehatan
Remaja sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua siswa,
dilaksanakan minimal satu kali ap bulan
UKGS TAHAP II (DUA)/Paket Standar UKGS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa SMP, SMA dan
yang sederajat yang sudah terjangkau oleh tenaga dan fasilitas
kesehatan gigi yang terbatas, kegiatannya adalah:
1.
Pela han kepada guru Pembina UKS dan kader kesehatan
remaja tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
secara terintegrasi. Pela han dilaksanakan oleh Dinas
Pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
2.
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan
oleh guru penjaskes/guru pembina UKS/kader kesehatan
remaja sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua siswa
dilaksanakan minimal satu kali ap bulan
3.
Pertolongan pertama untuk menghilangkan rasa sakit oleh
guru.
4.
Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa-siswi
kelas 7 atau kelas 10 pada awal tahun ajaran.
5.
Pemeriksaan berkala 6 bulan sekali
6.
Rujukan bagi yang memerlukan.
III. UKGS Tahap III / Paket OpƟmal UKGS
Pela han kepada guru Pembina UKS dan Kader Kesehatan
Remaja tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara
terintegrasi. Pela han dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
25
1.
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan
oleh guru penjaskes/guru pembina UKS/ Kader Kesehatan
Remaja sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua siswa,
dilaksanakan minimal satu kali ap bulan.
2.
Pertolongan pertama untuk menghilangkan rasa sakit oleh
guru.
3.
Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas 7 atau
kelas 10 pada awal tahun ajaran.
4.
Pemeriksaan berkala setahun dua kali bagi se ap siswasiswi.
5.
Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa-siswi
(care on demand)
6.
Rujukan bagi yang memerlukan.
C.
LANGKAH-LANGKAH
1.
Persiapan
Kegiatan dijalankan dalam rangka mempersiapkan suasana yang
mendukung kelancaran program, mencakup:
a.
Pengarahan dan forum komunikasi berjenjang, dengan unitunit lintas program dan lintas sektoral yang ada kaitannya
dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di SMP/SMA,
diselenggarakan di bawah koordinasi atau koordinator kesehatan
gigi dan mulut di Tingkat Pusat, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
b.
Pada ngkat Puskesmas
1)
26
Penjelasan dan pengarahan kepada pimpinan Puskesmas
serta staf pelaksanaan teknis, oleh koordinator kesehatan
gigi dan mulut Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2.
2)
Penjelasan kepada unit Diknas dan unit Komite Sekolah
Kecamatan oleh Pimpinan Puskesmas/Pelaksanaan Teknis.
3)
Perencanaan bersama menentukan SMP/SMA sasaran
operasional.
4)
Pendekatan kepada para guru SMP/SMA sebagai
sasaran operasional, karena guru merupakan orang yang
berpengaruh (key person) dalam proses merubah perilaku
siswa. Karena itu hubungan baik dengan para guru harus
dibina terlebih dahulu oleh pelaksana teknis.
5)
Penjelasan kepada orang tua siswa Komite Sekolah melalui
Kepala Sekolah dan atau guru kelas.
Pelaksanaan Lapangan
Pelaksanaan lapangan mencakup perangkat kegiatan
dilaksanakan pada ngkat Puskesmas, yang terdiri atas:
a.
b.
yang
Pengumpulan data
1)
Data dasar untuk keperluan perencanaan operasional,
melipu :
a) Jumlah dari SMP/SMA, siswa-siswi dan guru
b) Data tentang situasi pelaksanaan UKS berdasarkan
paket UKS
c) Data tentang situasi pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di SMP/SMA Khususnya sehubungan dengan
persentase sekolah menurut tahapan UKGS.
2)
Data tersebut di atas dapat digunakan untuk evaluasi
dampak program terhadap profil kesehatan gigi dan mulut
peserta didik SMP/ SMA, yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan dan guru
Intervensi perilaku
1)
Penggerakan peran serta guru melalui lokakarya/pela han
27
2)
c.
d.
Penyuluhan kepada siswa-siswi berupa:
a) La han memeriksa gigi antar teman/siswa-siswi SMP,
SMA
b) Pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut
c) Penilaian kebersihan mulut antar siswa-siswi, melalui
pemeriksaan ru n
d) Penyuluhan oleh tenaga kesehatan secara insiden al.
Intervensi medis teknis/perorangan
1)
Pembersihan karang gigi
2)
Pemeriksaan mulut, pengobatan sementara
3)
Aplikasi pasta gigi berfluor
4)
Penambalan, pencabutan, rujukan
Manajemen
1)
Supervisi dan bimbingan teknis
a) Kunjungan pembinaan ke SMP/SMA, minimal 1X
sebulan
b) Kunjungan supervisi dan pembinaan ke Puskesmas
oleh koordinator kesehatan gigi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau kunjungan supervisi oleh
penanggung jawab program kesehatan gigi dan mulut
Dinas Kesehatan Propinsi ke Kabupaten/Kota minimal
1x dalam 1 triwulan, dan supervisi dari penanggung
jawab program kesehatan gigi dan mulut pusat ke
daerah minimal 1 x 1 tahun.
2)
Pencatatan dan Pelaporan
3)
Penilaian (Evaluasi)
Penilaian (Evaluasi) UKGS ini dilaksanakan beberapa
komponen:
28
a)
Komponen sumber daya (Input)
Melipu
tenaga pelaksana, sarana, dana dan
fasilitas lainnya yang dibutuhkan dan tersedia untuk
melaksanakan UKGS
b)
Komponen kegiatan (Proses)
Melipu penilaian tentang pelaksanaan lapangan,
antara lain frekuensi pelaksanaan intervensi perilaku,
frekuensi pelaksanaan supervisi dan bimbingan teknis
per minggu (bulan).
c)
Komponen karya cipta (Output)
Melipu penilaian volume pelayanan antara lain
jumlah siswa-siswi yang diberi pelayanan medik gigi,
jumlah siswa-siswi yang diberi penyuluhan, per minggu
(bulan).
d)
Komponen hasil antara (Outcome)
Melipu penilaian tentang perubahan sikap dan
perilaku antara lain jumlah siswa-siswi SMP, SMA
yang melakukan sikat gigi dengan benar, jumlah murid
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan
mulut sesuai kebutuhan.
e)
Komponen dampak (Impact)
Melipu penilaian survei perubahan dalam status
kesehatan gigi dan mulut siswa-siswi SMP, SMA.
• Kebersihan gigi dan mulut murid (OHI-S)
• Pengalaman karies gigi (DMF-T)
• Kondisi gusi
29
4)
Pembinaan
Pembinaan mencakup:
30
a)
Pembinaan untuk mempertahankan dan perbaikan
status kesehatan gigi dan mulut yang telah dicapai,
kegiatan berupa:
1. Penjaringan (screening) oleh guru dan atau
tenaga kesehatan gigi atau pelaksana UKS untuk
menentukan jumlah murid yang perlu perawatan.
2. Kegiatan memeriksa gigi antar teman, dilakukan
secara teratur di bawah koordinasi guru.
3. Kegiatan perawatan kesehatan gigi dan mulut bagi
siswa-siswi yang memerlukan.
b)
Pembinaan peran serta melalui forum komunikasi
tatap muka, la han ketrampilan guru dan sebagainya.
BAB V
SISTEM PEMBIAYAAN
Dalam pelaksanaan program UKGS, biaya pelaksanaannya dapat
diperoleh dari Pemerintah dan sumber lain yang dak mengikat berupa
dana sehat, sistem asuransi atau swadana dari masyarakat.
A.
DANA SEHAT
Bersumber dari orang tua siswa-siswi, bantuan sponsor dari
perusahaan pasta gigi dan perusahaan sikat gigi, merupakan suatu
promosi produk perusahaan tersebut ke SMP/SMA sasaran. Sumber
pembiayaan dari masyarakat ini dapat dilaksanakan dengan membuat
perencanaan atau proporsal tentang program promo f - preven f
(penyuluhan pendidikan kesehatan gigi dan mulut, dan peningkatan
pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut di sekolah) yang ditawarkan
kepada pihak swasta dalam bentuk kerja sama. Khusus promosi program
UKGS dengan dana sehat dari orang tua siswa dapat dilaksanakan dengan
bekerja sama dengan Guru, Kepala sekolah dan Komite Sekolah serta Dinas
Pendidikan setempat, dengan pendekatan pada saat tahun ajaran baru
kepada orang tua siswa kelas 7. Hal ini dilaksanakan secara berkelanjutan
sehingga dapat dicapai sasaran dan target program yang di inginkan.
B.
SISTEM ASURANSI
Metode pembayaran secara pra upaya dan kapitasi yaitu:
a.
Dimana kelompok orang/siswa mengumpulkan iuran kepada ketua
kelompok dan dibayarkan di muka kepada penanggung jawab klinik
promo f-preven f berdasarkan perhitungan yang telah disepaka
oleh kedua belah pihak.
b.
Pembayaran dilakukan secara kolek f
c.
Besarnya premi disesuaikan dengan kapitasi
d.
Besarnya kapitasi berdasarkan paket pelayanan
31
Untuk dapat menentukan kapitasi se ap anggota, maka perlu mengetahui
tahapan-tahapan perhitungan kapitasi sebagai berikut :
1)
Menetapkan paket-paket pelayananyang akan di cakup dalam
pembayaran kapitasi:
Paket pelayanan yang wajib disediakan oleh se ap pemberi
pelayanan:
a)
Paket pelayanan kesehatan gigi dasar
Paket dasar ini melipu pelayanan kesehatan gigi esensial (yang
diperlukan) untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut peserta asuransi, yang terdiri dari:
b)
32
•
Pemeriksaan kesehatan gigi periodik
•
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut/DHE
•
Plak kontrol
•
Sikat gigi bersama dengan pasta gigi berfluor
•
Aplikasi Fluor Topical di layanan kesehatan terdekat
•
Pembersihan karang gigi (scaling)
•
Pit & Fissure Sealant
•
Pulp capping di layanan kesehatan terdekat
•
Penambalan amalgam
•
Penambalan Glass Ionomer
•
Pencabutan gigi sulung
Paket tambahan
Paket ini sesuai kasus, kebutuhan dan kemampuan peserta dan
SDM pelaksana, yang terdiri dari:
• Tambal Komposit dengan light curing
• OrtodonƟk lepasan
• Protesa akrilik
2)
Menetapkan angka u lisasi (angka pemanfaatan)
Angka Pemanfaatan tahun pertama, perhitungan berdasarkan
asumsi yaitu:
C.
a)
Se ap siswa mendapat penyuluhan 4 kali per tahun.
b)
Se ap siswa dapat pemeriksaan kesehatan gigi 6 bulan sekali.
c)
Pembersihan karang gigi dengan angka asumsi 5%.
d)
Kunjungan dengan angka asumsi 5% jumlah siswa per tahun.
e)
Fissure ProtecƟon / pre fissure sealant dengan asumsi 5 % jumlah
siswa per tahun.
f)
Topikal Aplikasi dengan angka asumsi 20% jumlah siswa per
tahun.
g)
Penambalan gigi satu bidang dengan asumsi 10% jumlah siswa
per tahun
DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH / BOS (UKS)
Bantuan Operaional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah
untuk penyediaan pendanaan biaya non personal bagi satuan pendidikan
dasar pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, dana BOS
dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong
dalam dalam biaya personalia dan biaya investasi.
Dana BOS ini dapat dimanfaatkan oleh sekolah selama program
penyediaan dana tersebut masih diselenggarakan.
Sasaran BOS:
1.
Semua sekolah se ngkat SD dan SMP (termasuk SMP Terbuka) baik
negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia.
2.
Program kejar Paket A dan Paket B
program BOS.
dak termasuk sasaran dari
33
Kegiatan yang dapat dibiayai dana BOS:
1.
Untuk penerimaan siswa baru
2.
Pembelian buku referensi
3.
Pembelian buku utuk koleksi perpustakaan
4.
Pembiayaan kegiatan pembelajaran termasuk untuk PMR, UKS
(termasuk UKGS)
5.
Pembiayaan ulangan harian
6.
Untuk peralatan UKS (termasuk UKGS)
D.
DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN /BOK (PROMOTIF DAN
PREVENTIF)
Dana BOK digunakan untuk mendukung pencapaian SPM dan
mempercepat pencapaian target MDGs. Pelaksanaannya memerlukan
kerja menyeluruh dari pusat sampai ke ngkat dasar (wilayah kerja
Puskesmas).
BOK adalah Bantuan Biaya Operasional Kesehatan non gaji untuk
Puskesmas dan jaringannya dalam menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Promo f dan Preven f KIA-KB, Gizi, Imunisasi, Kesehatan
Lingkungan, Promosi Kesehatan, dan Pengendalian penyakit untuk
mempercepat pencapaian tujuan MDGs. Dana BOK dapat dimanfaatkan
oleh Puskesmas selama program penyediaan dana tersebut masih
diselenggarakan.
Tujuan Umum BOK:
Meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya untuk memberikan
pelayanan kesehatan promo f dan preven f dalam upaya pencapaian
target SPM guna percepatan pencapaian MDG’s
Tujuan Khusus BOK:
1.
34
Meningkatnya cakupan Puskesmas dalam pelayanan kesehatan yang
bersifat promo f dan preven f.
2.
Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan kesehatan yang
bersifat promo f dan preven f bagi masyarakat.
3.
Terselenggaranya proses Lokakarya Mini di Puskesmas dalam
perencanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Penggunaan Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) untuk kegiatan
UKS termasuk UKGS, antara lain:
a.
Penjaringan anak sekolah,
b.
Pemantauan kan n sekolah
c.
Penyuluhan kesehatan di sekolah.
d.
Dan program kesehatan gigi mulut siswa-siswi SMP atau SMA yang
terintegral dengan UKS
Kegiatan-kegiatan diatas dibiayai oleh BOK dalam bentuk operasional
Puskesmas, antara lain :
a.
Transport petugas/ kader/peserta
b.
Bahan kontak: bahan yang dipakai sebagai pendekatan pengenalan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat khususnya
untuk komunitas terpencil atau masyarakat terasing, contoh:
pemberian sabun, pasta gigi, sikat gigi, atau handuk kecil, dll
35
BAB VI
PENUTUP
Kebijakan program UKGS yang memfokuskan kegiatan promo fpreven f kepada murid sekolah dapat mempercepat tercapainya tujuan
Indonesia Sehat. Keberhasilan Program UKGS dapat terwujud apabila
dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program maupun lintas
sektoral, terarah dan berkesinambungan.
Harapan kami agar buku pedoman ini dapat dijadikan penuntun
penyelengaraan program UKGS di daerah, khususnya untuk pelaksanaan
Tim Pelaksana UKS. Akhirnya diucapkan terima kasih pada semua
pihak yang ikut terlibat hingga tersusunnya buku ini. Semoga buku ini
bermanfaat.
36
DAFTAR PUSTAKA
1.
American Academy of Pediatric Den stry, 2011, Adolescence and
oral care, AAPD Journals and PublicaƟons, Washington, DC.
2.
American Academy of Pediatric Den stry, 2006, Adolescent Oral
Health Fact Sheet “Closing the Gaps in Health Care for Adolescents,
Prepared for the Na onal Ins tute for Health Care Management
conference, Washington, DC
3.
American Academy Of Pediatric Den stry, 2010, Guideline on
Adolescent Oral Health Care, Council on Clinical Affairs, Commi ee
on the Adolescent, Washington, DC
4.
Australian Dental AssocaƟon Inc., 2006, Adolescent Oral Health
– Dental Health Week, NaƟonal Dental Update, St Leonards News
South Wales
5.
Brukiene, Vilma, Aleksejuniene, J., 2010, Theory-based oral
health educaƟon in adolescents, Stomatologija Bal c Dental and
Maxillofacial Journal, 12:3-9, Bal c.
6.
Carmona, Richard H., 2004, Child and Adolescent Oral Health
Issues, Na onal Maternal and Child Oral Health Center, Georgetown
Univesity, Washington, DC.
7.
Depkes 2000, Dra Petunjuk Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Keluarga Seri Remaja, Jakarta
8.
Depkes 2007, Pedoman untuk Tenaga Kesehatan Usaha Kesehatan
Sekolah di Tingkat Lanjutan, Jakarta Direktorat Bina Kesehatan Anak,
Jakarta
9.
Depdiknas 2009, Panduan Teknis Usaha Kesehatan Sekolah Menengah
Pertama, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Pembinaan SMP, Jakarta
10. Kementerian Kesehatan 2010, Penjaringan Peserta Didik Sekolah
Lanjutan, Jakarta Direktorat Bina Kesehatan Anak, Jakarta
37
11. Ismaini, Anggia, 2006, Needs Assessment of Oral Health Care
Program for Indonesian Adolescents, Health Program Evalua on,
University of Melbourne, Victoria, Australia.
12. Price, Anne, 2007, Adolescent Oral Health, Nelson Marlborough
District Health Board, New Zealand.
13. PPKGM, 2008, Laporan Hasil Peneli an, Penyuluhan dan Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut Dasar Umum Sederhana Siswa-siswi SLTP
Negeri 1 Sengkang Kab. Wajo, Pusat Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut Sulawesi Selatan, Makasar
14. PPKGM, 2011, Laporan Hasil Penelitain, Penyuluhan dan Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa-siswi SLTP Negeri. 1 Masamba Kab.
Luwu Utara, Pusat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Sulawesi
Selatan, Makasar.
38
39
Carapemeliharaankesehatan 1.Sikatdanpastagigi
gigidanmulut
2.Alatdanbahanpembersihgigi
3.Polamakanyangbaik
4.Gayahidup
5.Saranapelayanankesehatan
gigidanmulut
3
1.Masapubertas
2.masakehamilan
Penyakitsistemik
penyakitgigidanmulut
4
5
1.DiabetesMeilitus
2.Jantung
3.OralCancer
4.Hipertensi
5.HIV&AIDS
1.Polamakan
2.Pangurgigi
3.Minumminumanberakohol
4.MemakaiNarkoba
5.Merokok
6.Penggunaanalatdanbahan
Yangdapatmerusakkesehatan
gigidanmulut
7.Pierching(tindiklidah,bibir)
Kebiasaanburuk
yangmerusakkesehatan
gigidanmulut
2
SUB POKOK BAHASAN
1.Prosespembentukanplak
2.Prosesterjadinyacaries
3.Gingivitis&periodontitis
POKOK BAHASAN
Plakdanakibatnya
Diskusidanceramah
Diskusidanceramah
CeramahdanDiskusi
simulasi
CeramahdanDiskusi
METODE
CeramahdanDiskusi
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
1.Doktergigi
2.Perawatgigi
3.Guru/kader
1.Doktergigi
2.Perawatgigi
3.Guru/kader
1.Doktergigi
2.Perawatgigi
3.Guru/kader
1.Doktergigi
2.Perawatgigi
3.Guru/kader
MEDIA PEMBELAJARAN
SDM
Klasikal
1.Doktergigi
2.Perawatgigi
3.Guru/kader
MATRIXMATERIEDUKASIKEGIATANUKGSSMP,SMAATAUSEDERAJAT
NO
1
LAMPIRAN1:
40
41
42
43
Lampiran 1
FORMULIR PENJARINGAN KESEHATAN PESERTA DIDIK
PUSKESMAS ……………………………
Nama sekolah : ………………………………………………………………….
Alamat
: ………………………………………………………………….
I
IDENTITAS PESERTA DIDIK
Nama
Tgl Lahir
Nama orangtua/wali
II
= …………………………………………..
= …………………………………………..
= …………………………………………..
Kelas ……….
Jenis Kelamin :
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
PEMERIKSAAN FISIK
Berat badan
Tinggi badan
Tekanan darah
Denyut nadi
Frekuensi nafas
=
=
=
=
=
……………kg
……………cm
……………mmHg
……………/menit
………… /menit
Normal (N)
Hipotensi (Hpo)
Hipertensi(Hpe)
Normal (N)
Lambat (Lbt)
Cepat (Cpt)
Normal (N)
Dyspnoe
Kepala
Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
Konjungtiva anemis
Sklera ikterik
Leher
KGB tidak teraba
Tonsil tidak membesar
KGB teraba
Tonsil membesar
Thoraks
Tidak tampak kelainan
Tampak kelainan, yaitu ………..
Suara nafas normal
Suara nafas tambahan
Tidak tampak kelainan
Tampak kelainan, yaitu ………..
Hepar tidak teraba membesar
Lien tidak teraba membesar
Hepar teraba membesar
Lien teraba membesar
Ekstremitas
Tidak tampak kelainan
Tampak kelainan, yaitu ………..
Tajam penglihatan
Buta warna
Normal (N)
Tidak (T)
Tidak normal (TN)
Ya (Y)
Kotoran telinga (serumen)
Tidak (T)
Ya (Y)
Abdomen
- Cair (Cr)
- Lunak (Ln)
- Liat (Lt)
- Keras/padat (Pd)
Otitis media
Gangguan pendengaran
Tidak (T)
Tidak (T)
Ya (Y)
Ya (Y)
Lidah kotor (LK)
Selaput pipi dalam coklat kehitaman
Keadaan gusi sehat
Tidak (T)
Tidak (T)
Ya (Y)
Ya (Y)
Ya (Y)
Tidak (T)
Gigi kotor (Ktr)
Tidak (T)
Ya (Y)
- sebagian kotor
- seluruhnya kotor
Keadaan gigi
Sehat (Sht)
Karies (Kar)
Lubang/decay (L)
Tambal/filling (T)
Hilang/missing (H)
Sisa akar (Sa)
Gigi Berjejal (GBj)
44
Tidak (T)
Ya (Y)
Keadaan Gizi (IMT)
III
Kurus (K)
Gemuk (G)
Ya (Y)
Ya (Y)
Ya (Y)
Ya (Y)
Tidak (T)
Tidak (T)
Tidak (T)
Tidak (T)
Tidak ada (T)
Ada (Y)
Kurus sekali(KS)
Obesitas (OB)
STATUS IMUNISASI
Imunisasi saat bayi
Imunisasi kelas 1
Imunisasi kelas 2
Imunisasi kelas 3
IV
Normal (N)
KESEHATAN INTELEGENSIA
Potensi kesulitan belajar
Kecil
Sedang
Cukup kuat
V
KESEHATAN MENTAL
Masalah kesehatan mental
VI
Tidak ada masalah (T)
Ada masalah (Y)
perlu dirujuk ke puskesmas/RS
KESEHATAN REPRODUKSI
Masalah kesehatan reproduksi
Tidak ada (T)
Ada (Y)
Kematangan organ reproduksi
Normal (N)
Tidak normal (TN)
VII PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan Hb
= ……………..
gr %
Anemia
Tidak (T)
Ya (Y)
Hasil pemeriksaan feses :
Cacingan
Tidak (T)
Ya (Y)
VIII KEBUGARAN JASMANI
Hasil
Penilaian
Lari cepat
Gantung siku tekuk (Pr)
gantung angkat tubuh (Lk)
Baring duduk
Loncat tegak :
- Tinggi rayan (a)
- Loncatan tertinggi (b)
Selisih (b-a)
Lari jarak sedang
Nilai
detik
detik
kali
kali
Kesimpulan :
menit
cm
cm
cm
detik
Baik sekali (BS)
Baik (B)
Sedang (S)
Kurang (K)
Kurang sekali (KS)
Total nilai
………………., …………….
Mengetahui :
45
46
dst
8
7
6
5
4
3
2
1
1
No
TOTAL
2
Nama
10
14
16
T: T:
15
T: T: T:T: T:
17 18 19 20 21 22
N:
23
Pd
Y: Y:
Y: Y:
Y:
Y: Y: Y: Y:
G:
KS:
T: T:
13
K:
T:
12
Lt:
T:
11
Ln:
N: N:
9
Hpe Cpt RD
8
Cr:
7
N:
6
Hpo Lbt: RJ: Y:
5
Lampiran 2
TL:
L:
24
T
CK
S
K
25
Y:
T:
26
Y:
T:
27
Y:
T:
28
29
Y:
T:
31
KS:
K:
S:
B:
BS:
32
(…………………..)
Kepala Puskesmas
Y:
T:
30
Sta- Imuni- Sulit Kes
Kes ReprodHsl Pmrks Penunjan KebuKeadaan Mulut dan Gigi
tus sasi Belajar Mental kes re Kema- Hb Ane- Telur garan
Selaput
Gigi
pipi
Ktr L T H Sa GB Gizi
prod
tangan
mia Ccg jasmani
L:
4
LK
P:
3
Jns Tinggi Berat Tekanan Denyut
Tjm Buta Seru
Tjm
Tkn
DN Li- Warna men OM DeKlm Bdn
Bdn
darah
nadi
drh
(L/P) (cm) (kg) (mmHg) (/mnt)
hat
ngar
REKAPITULASI HASIL PENJARINGAN KESEHATAN PESERTA DIDIK
NAMA SEKOLAH :
47
dst
5
4
3
2
1
1
No
TOTAL
2
Nama Sekolah
sek
3
L
4
P
5
Jml
6
Jml peserta didik
di
Yg dijaring
7
N
8
G
9
K
Status Gizi
10
KS
N
11
TN
12
Tajam
Penglihatan
men
13
Se
ru
Jumlah SMP/MTs di wilayah kerja Puskesmas :
Jumlah SMP/MTs di wilayah kerja Puskesmas yang melakukan penjaringan :
Jumlah SMA/SMK/MA di wilayah kerja Puskesmas :
Jumlah SMA/SMK/MA di wilayah kerja Puskesmas yang melakukan penjaringan :
REKAPITULASI HASIL PENJARINGAN KESEHATAN PESERTA DIDIK
PUSKESMAS ……………………………
14
OM
15
16
Tjm dengar
TN
N
Status
Imuni-
Lubang sasi TL
17
18
Gigi
ME
19
Gang
guan
mia
21
cingan
22
Hsl Prks Penunjang
AneKeca
(………………………..)
Kepala Puskesmas
Kespro
20
Masalah
Kesegaran
Jasmani
Segar Tdk sgr
23
24
Lampiran 3
48
dst
TOTAL
2
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Puskesmas
No
3
4
penjaringan
Jumlah Yg dilakukan
Sekolah (SMP/SMA)
5
sekolah
di
6
L
Yang
7
P
8
Jumlah
di jaring
Jumlah peserta didik
Jumlah Puskesmas :
Jumlah Puskesmas yang melakukan penjaringan kesehatan :
9
10
11
Tajam
12
13
N
14
TN
KS Penglihatan
Gi zi
K
G
Sta tus
N
REKAPITULASI HASIL PENJARINGAN UKGS SMP, SMA ATAU SEDERAJAT
KABUPATEN / KOTA ……………………………
15
men
ru
Se
16
17
N
Gigi
hilang/
di
18
19
20
21
22
23
ME
Imuni- guan
Status Gang
TN lubang dicabut tambal sasi TL
Pendengaran
OM Tajam
24
Kespro
salah
25
mia
Ane26
cingan
Keca
Ma- Hasil Pmrksn Penunjang
Lampiran 3
27
Segar
Kesegaran
28
Tidak segar
Jasmasni
ISBN 978-602-235-189-4
Download