Uploaded by ekasalma12

Revisi

advertisement
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI ROKOK DI BEI
TAHUN 2016-2017
SKRIPSI
Disusun Oleh :
EKA SALMA FATMALA
165020300111022
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Meraih Derajat Sarjana Ekonomi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Industry rokok menjadi salah satu perusahaan yang terus berkembang
ditengah tekanan yang berkaitan dengan kontroversi efek buruk produknya.
Pihak pendorong anti rokok baik lembaga maupun individu akan terus
melakukan sosialisasi bahaya rokok bagi kesehatan. Di sisi lain industry rokok
masih dianggap sebagai salah satu penopang stabilitas ekonomi di Indonesia,
karena perannya dalam menyediakan lapangan pekerjaan, pemasukan pajak
untuk pemerintah dan kontribusi sosial. Industry rokok Indonesia pada tahun
2018 membuktikan kedigdayaannya mengubah orientasi kebijakan cukai
pemerintah, dari mengendalikan tembakau menjadi membantu pertumbuhan
industry tembakau. Jika pemerintah menaikkan cukai hasil tembakau maka akan
berdampak terhadap pasar saham (www.cnbcindonesia). Hal ini dapat menjadi
acuan bagi pemegang saham untuk menempatkan modalnya di perusahaan rokok.
Nilai perusahaan dapat diukur melalui beberapa aspek yaitu dengan
salah satunya harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham perusahaan
mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki
(Wahyudi dan Pawestri, 2006 dalam Permanasari, 2010). Jika nilai perusahaan
dapat diproksikan dengan harga saham, maka memaksimumkan nilai perusahaan
sama dengan memaksimumkan harga pasar saham.
Harga pasar saham menunjukkan penilaian dari seluruh pelaku pasar,
juga bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan. Perusahaan
dalam perkembangannya
akan selalu berusaha untuk
mempertahankan
keunggulan bisnisnya dalam meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
merupakan konsep penting bagi investor, karena indikator bagi pasar menilai
perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Islahuddin, 2008).
Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka
panjang yang seharusnya dicapai perusahaan akan tercermin dari harga pasar
saham, karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui
pergerakan harga saham perusahaan yang sudah go public. Terbentuknya harga
saham di pasar merupakan bertemunya kestabilan kekuatan permintaan dan
kekuatan penawaran harga yang secara riil terjadi transaksi jual beli di pasar
modal antara penjual (emiten) dan para pembeli (investor) (Harmono, 2014).
Harga saham perusahaan rokok di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan
masih akan berfluktuasi seiring dengan pengumuman pemerintah menaikkan
cukai rokok dan haga jual ecerannya. Ketidakstabilan harga saham sangat
menyulitkan investor dalam melakukan investasi. Investor harus terlebih dahulu
mempertimbangkan berbagai informasi yang ada dan tidak sembarang untuk
melakukan investasi yang dimilikinya.
Naik turunnya nilai perusahaan dapat dilihat dari harga sahamnya.
Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi keuntungan pemegang saham
sehingga keadaannya akan diminati oleh investor karena dengan permintaan
saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan juga meningkat.
Tetapi, jika terjadi penurunan harga saham maka tanggung jawab sosial (CSR)
sebagai salah satu faktor yang menunjukkan baik atau tidaknya tata kelola
perusahaan tersebut.
Pentingnya CSR juga disadari oleh pemerintah, bahwa terbuktinya
aturan kewajiban mengenai pelaksanaan aktivitas CSR. Dengan adanya peraturan
perundang-undangan, perusahaan khususnya perseroan terbatas yang bergerak di
bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung
jawab sosialnya terhadap masyarakat. Hal ini diatur dalam Undang-Undang No
40 Tahun 2007 Pasal 74 Undang-undang Perseroan Terbatas yang menyatakan :
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban Perseroan
yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (www.hukumonline.com).
Terdapat juga adanya sanksi pidana mengenai pelanggaran Corporate
Social Responsibility (CSR) didalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolahan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang
menyatakan “Barangsiapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan
pernuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda
paling banyak lima ratus juta rupiah (Rp 500.000.000)”. Selanjutnya pasal 42
ayat (1) menyatakan “Barangsiapa yang karena kealpaannya melakukan pernatan
yang mengakibatkan pencemaran dan//atau perusakan lingkungan hidup diancam
dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak seratus
juta rupiah (Rp 100.000.000)” (Sutopoyudo, 2009).
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung
jawab perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan
lingkungan yang terjadi akibat aktivitas opersional perusahaan. Program
Corporate Social Responsibility (CSR) dibuat sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan yang terkait dengan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan
oleh perusahaan. Menurut Commision of The European Communities (2001)
untuk menggambarkan CSR sebagai sebuah konsep dimana perusahaan tersebut
memutuskan untuk berkontribusi secara sukarela demi menciptakan sosial dan
lingkungan yang lebih baik, maka masyarakat mengharapkan mendapat kualitas
kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik dengan adanya pemograman
Corporate Social Responsibility (CSR).
Pada umumnya, nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh faktor
keuangan yang merupakan faktor utama mempengaruhi nilai perusahaan. Faktor
keuangan dapat mencerminkan tentang bagaimana perusahaan memperoleh dana
serta mengalokasikan dana tersebut, sehingga dalam penggunaannya dapat
menguntungkan perusahaan. Namun saat ini CSR tidak lagi dihadapkan pada
tanggung jawab yang hanya berdasarkan pada single bottom line, yaitu nilai
perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangan saja. Tetapi pada
tanggung jawab perusahaan juga harus berdasarkan triple bottom line (profit,
people dan planet), karena pada kondisi keuangan saja tidak cukup untuk
menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) tetapi juga
turut mensejahterakan masyarakat (people) dan menjamin kelangsungan hidup
(planet).
Pengungkapan CSR pada dasarnya dilandasi adanya teori stakeholder
dan teori legitimasi. Pada teori stakeholder ini merupakan perusahaan yang
bukan entitasnya hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri tetapi harus
memberikan manfaat bagi stakeholdernya, disisi lain terdapat teori legitimasi
yang perusahaannya memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan
kegiatan berdasarkan nilai-nilai justice. Bentuk tanggungjawab yang diinginkan
publik tidak hanya berupa keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan
sosial seperti mendanai kegiatan masyarakat, melainkan dalam bentuk suatu
pengintegrasian kegiatan bisnis dan operasional dengan aspek sosial seperti
penetapan kode etik karyawan dan manjemen dalam perusahaan, publikasi dan
promosi produk dimedia masa yang menghormati norma-norma setempat yang
berlaku ataupun penerbitan laporan keuangan dimedia masa. Publik berpendapat
bahwa pemegang saham tidak lagi merupakan satu-satunya pihak yang harus
dipertimbangkan perusahaan dalam hal pertanggungjawab. Publik mulai
mengetahui dan menyadari bahwa merekapun memiliki peranan penting dalam
hal keberlangsungan perusahaan.
Ada beberapa penelitian tentang pengaruh
Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai
variabel moderating. Penelitian tersebut salah satunya oleh Kusumadilaga (2010)
yang menunjukkan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, artinya profitabilitas sebagai
variabel moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) dan nilai perusahaan. Dan juga terdapat
peneliti lainnya yaitu penelitian oleh Ramona (2017) yang menunjukkan bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dan profitabilitas tidak mampu memperkuat pengaruh Corporate
Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan.
Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Kusumadilaga (2010)
yang dahulu meneliti tentang “Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating”.
Selanjutnya pada penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali apakah
Corporate Social Responsibility (CSR) mempengaruhi Nilai Perusahaan. Peneliti
tidak menggunakan profitabilitas perusahaan karena tidak mempengaruhi
hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dan nilai perusahaan yang
disebabkan oleh beberapa perusahaan industry rokok. Digunakannya perusahaan
industry rokok sebagai sampel karena perusahaan lebih banyak memberikan
pengaruh atau dampak terhadap lingkungan akibat dari aktivitas dan memenuhi
segala aspek pada tema pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang dituangkan dalam skripsi dengan menggunakan judul “Pengaruh
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai
Perusahaan Industri Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2016-2017”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh dari pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan industry rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2016-2017 ?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk membuktikan secara empiris
pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan industry rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2016-2017”.
1.4 Kontribusi Penelitian
Kontribusi penelitian adalah bagian penting dalam penelitian, karena
dijadikan sebagai parameter dalam penilaian penelitian.
1. Kontribusi Teori
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi atau wawasan
yang lebih luas mengenai manfaat apa saja yang diperoleh dari pengaruh
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai
perusahaan
pada
perusahaan.
Selain
itu
juga
diharapkan
mampu
menunjukkan penerapan keterkaitan teori dan ilmu pengetahuan dengan
kondisi sesungguhnya.
2. Kontribusi Praktik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan
dari aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan pada
perusahaan industry rokok, yaitu program Corporate Social Responsibility
(CSR) diharapkan meningkatkan citra positif perusahaan serta dapat
dilaksanakan secara konsisten sehingga dapat memberikan kenyamanan
terhadap masyarakat. Dan dapat menjadi referensi bagi pihak manajemen
industry rokok mengenai penerapan program Corporate Social Responsibility
(CSR) yang sudah diterapkan selama ini, sehingga dapat menentukan
program Corporate Social Responsibility (CSR) yang cocok dengan keadaan
sekitar. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
stimulasi proaktif sebagai pengontrol perilaku perusahaan dan semakin
meningkatkan kesadaran masyarakat apa yang seharusnya diperoleh.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini, pembahasan dibagi menjadi 5 (lima) bab, yaitu :
BAB I
: PENDAHULUAN
Pada bab ini tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang berkitan
dengan penelitian yang akan dilakukan untuk mendukung masalahmasalah pada topik yang akan diteliti.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan
oleh peneliti dalam pembahasan masalah yang meliputi : jenis
penelitian, sumber data, dan metode pengumpulan data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian, analisis data,
dan interpretasi atas kumpulan data yang telah diperoleh.
BAB V
: PENUTUP
Pada bab ini akan menjelaskan tentang penyajian kesimpulan
penelitian
dan
saran
dalam
memperbaiki
kekurangan
perusahaan serta keterbatasan dalam melakukan penelitian.
pada
Download