Uploaded by User50292

LAPORAN SALEP 7A

advertisement
JURNAL PRAKTIKUM TFS LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2019 -2020
PSSF FKUB
Modul
: Sediaan Salep
Kelompok
:7
Anggota Kelompok : 1. Jasisca Nurlitasari / 185070507111001
: 2. Elis Qomariah / 185070507111005
: 3. Whina Inti Widjanarko / 185070507111007
: 4. Yofa Salsabila / 185070507111011
: 5. Nandya Dasa Safira / 185070507111013
Kelas
: Farmasi A 2018
Tanggal Praktikum : 7 Februari 2020
Dosen Pembimbing : Oktavia Rahayu A, M. Biomed., Apt
Asisten
: Siti Chotimah
Nilai
Tgl.; Ttd. Penilai
BAHAN BAKU (20)
NAMA BAHAN
BAKU
LABEL CLAIM
Betamethasone
dipropionate
Betamethasone
dipropionate
( Zat aktif )
Paraffin liquid
Mineral oil (liquid ( Zat emollient;
paraffin)
lubricant, oleaginous
vehicl, solvent)
Cetostearyl
alcohol
Cetostearyl alcohol
(Zat meningkatkan
viskositas)
Paraffin solid
(Basis salep)
White soft paraffin
Petrolatum (white (Basis Hidrofilik)
soft paraffin)
Hard paraffin
Jurnal Praktikum TFS Likuid dan Semisolid TA. 2019-2020
UNIT FORMULA
(100 gram)
@KEMASAN
0,064 g
0,0128 g
0,256 g
10,00 g
2g
40 g
2,20 g
0,44 g
8,8 g
0,80 g
0,16 g
3,2 g
87,00 g
17,4 g
348 g
(5g)
PER BATCH
(100 g / 5 pot)
JURNAL PRAKTIKUM TFS LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2019 -2020
PSSF FKUB
BAHAN PENGEMAS (5)
JENIS BAHAN KEMASAN
Pot Salep kaca 20 gram
Jurnal Praktikum TFS Likuid dan Semisolid TA. 2019-2020
PER BATCH
5 buah
JURNAL PRAKTIKUM TFS LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2019 -2020
PSSF FKUB
PERALATAN (5)
NO
PERALATAN
CHECK-LIST PERALATAN
1. Pot salep 20 g (5 buah) Pot(1) : Dalam keadaan baik dan bersih
PIC
Nandya
Pot(2) : Dalam keadaan baik dan bersih
Pot(3) : Dalam keadaan baik dan bersih
Pot(4) : Dalam keadaan baik dan bersih
Pot(5) : Dalam keadaan baik dan bersih
2.
3.
Hot plate
Keadaan baik, lampu indikator menyala, dan bersih
Cawan porselen 125 Cawan porselen 125 dan 150 dalam keadaan baik dan
bersih
dan 150
Nandya
Nandya
4.
Mortir + Stamper
Mortir rusak pada bagian mulut mortir
Nandya
5.
Batang Pengaduk
Gelas pengaduk dalam keadaan patah diujung
Nandya
6.
Beaker glass 100 mL Beaker glass dalam kondisi baik dan bersih
Nandya
Gelas ukur dalam kondisi baik dan bersih
Nandya
Sudip dalam kondisi baik dan bersih
Nandya
Termometer
Termometer dalam kondisi baik dan bersih
Nandya
10.
Objek Glass
Objek glass dalam kondisi baik dan bersih
Nandya
11.
Sendok Tanduk
Sendok tanduk dalam kondisi baik dan bersih
Nandya
12.
Spatel
Spatel dalam kondisi baik dan bersih
Nandya
13.
Beban 1kg
Beban 1kg dalam kondisi baik dan bersih
Nandya
7.
Gelas ukur 10 mL
8.
Sudip
9.
Jurnal Praktikum TFS Likuid dan Semisolid TA. 2019-2020
JURNAL PRAKTIKUM TFS LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2019 -2020
PSSF FKUB
PROSEDUR KERJA (30)
NO
PROSEDUR
SPESIFIKASI
1. Dibuat formula untuk 100 gram
-
2. Memeriksa kebersihan alat dan bahan
-
kemasan sebelum digunakan. Dicuci
dan dikeringkan.
3. Ditimbang semua bahan yang
-
dibutuhkan dan diberi label
4. Betamethasone dipropionate
PIC
Bethamethason
Whina
dipropionate 0,064g +
liq.parafin 10g +
Cetostearyl alcohol 2,2g
+ hard parafin 0,8006g
+ Petrolatum 87g
= 100gram
Alat sudah bersih dan
bahan sudah siap
Elis
Bethamethason
Whina
dipropionate 0,064g
liq.parafin 10g
Cetostearyl alcohol 2,2g
hard parafin 0,8006g
Petrolatum 87g
Bethmethason
dipropionate dapat
terlarut sempurna dalam
mineral oil
Yofa
Hardparafin dapat
melebur dengan
sempurna kemudian
dapat tercampur
sempurna dengan
petrolatum dan
cetostearyl alcohol
6. Campuran (5) didinginkan hingga suhu
Akan terbentuk
Sudah terbentuk sediaan
55˚C lalu ditambahkan campuran (4) sediaan setengah padat
setengah padat
sedikit-sedikit sambil dilakukan
betamethasone
pengadukan hingga homogen.
dipropionate dalam
propylene glycol dan
homogen
7. Salep dikemas ke dalam pot dan
Salep sudah terbagi
dilakukan pengujian kualitas.
kedalam 5 pot,
(4 pot = 20gram)
(1 pot = 19,5gram)
Lita
didispersikan dalam mineral oil
5. Petrolatum, hard paraffin, dan
cetostearyl alcohol dilelehkan pada
suhu 70˚C di cawan porselen
Jurnal Praktikum TFS Likuid dan Semisolid TA. 2019-2020
Betamethasone
dipropionate dapat
terdispersi merata
dalam mineral oil
HASIL
Petrolatum, hard
paraffin, dan
cetostearyl alcohol
dapat leleh dan
bercampur.
Elis
Yofa
JURNAL PRAKTIKUM TFS LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2019 -2020
PSSF FKUB
IN PROCESS CONTROL (10)
SPESIFIKASI
PENETAPAN
KRITERIA
1. Uji Organoleptis
HASIL DAN
INTERPRETASI
Sediaan diamati tekstur
Sediaan masih berwarna
dan warna secara visual
bening, lembut dan tidak
dan bau secara penciuman
berbau
(Simaremare, dkk, 2015).
2. Uji Homogenitas Tidak ada gumpalan Sediaan salep sebanyak
Sediaan tidak terlihat
maupun butiran kasar 0,5 gram diletakkan diatas
adanya gumpalan
objek glass kemudian
diratakan, dan diamati
secara visual ( Sari dan
Amy, 2016).
3. Uji pH
-
PROSEDUR
Tekstur lembut
Bewarna putih
Tidak berbau
pH salep pada
rentang pH normal
kulit yaitu 4,5 – 7
. 4. Uji Konsistensi
-
5. Uji viskositas
Salep basis
hidrokarbon
diperoleh nilai
viskositas 140-147
posie.
Jurnal Praktikum TFS Likuid dan Semisolid TA. 2019-2020
Pengukuran nilai pH
Sediaan salep berada pada
menggunakan alat bantu
pH 6
stik pH universal yang
dicelupkan ke dalam 0,5
g salep yang telah
diencerkan dengan 5 mL
aquadest. (Sari dan Amy,
2016)
Untuk menentukan sifat
berulang, seperti sifat
lunak dari setiap jenis
salep Melalui sebuah
angka ukur memperoleh
konsistensi data
digunakan alat metode
penetrometer(wulan,2017
)
Sediaan salep sebanyak
100 gram, dimasukkan
dalam cawan pengukur
lalu diukur viskositasnya
menggunakan alat Rion
Rotor Viskotester VT-04.
Viskositas dilihat pada
skala dalam alat setelah
tercapai kestabilan
(Hernani, dkk, 2012)
PIC
Lita
Nandya
Elis
Tidak dilakukan
-
Tidak dilakukan
-
JURNAL PRAKTIKUM TFS LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2019 -2020
PSSF FKUB
QUALITY CONTROL PRODUK JADI (10)
PENETAPAN
SPESIFIKASI
KRITERIA
PROSEDUR
Uji Organoleptis -
Tekstur lembut
Bewarna putih
Tidak berbau
Uji Homogenitas -
Tidak ada
Sediaan salep sebanyak 0,5 gram
gumpalan
diletakkan diatas objek glass
maupun butiran kemudian diratakan, dan diamati
kasar
secara visual ( Sari dan Amy,
2016).
Uji Daya Lekat
-
Tidak kurang
dari 4 detik
Uji Daya Sebar
-
Uji pH
-
Uji Volume
pengisian
-
-
HASIL DAN
INTERPRETASI
Sediaan diamati tekstur dan warna Sediaan akhir berwarna putih,
secara visual dan bau secara
lembut, dan tidak berbau.
penciuman (Simaremare, dkk,
2015).
Sedian tidak terlihat ada
gumpalan
Sediaan salep ditimbang sebanyak Sediaan salep melekat pada
5 gram di atas objek gelas dan luas objek glass lebih dari 4 detik
gelas objek dihitung. Objek gelas
(7,38s)
lain diletakkan diatas objek gelas
yang berisi sampel dengan beban 1
kg selama 5 menit. Alat tersebut
dipasang pada alat. Kekuatan lekat
salep ditentukan (Simaremare,
dkk, 2015).
Daya sebar salep Sediaan salep sebanyak 0,5 gram
Sediaan salep didapatkan
untuk sediaan
diletakkan di atas kaca bulat yang
diameter 5,5 cm.
topical yaitu
berdiameter 6,5 cm, kaca lainnya
sekitar 5-7 cm. diletakkan di atasnya dan
dibiarkan selama 1 menit.
Diameter sebar salep diukur
kemudian ditambahkan beban
100g, didiamkan selama 1 menit
lalu dikur diameter konstanya
(Simaremare, dkk, 2015).
pH salep pada
Pengukuran nilai pH
Sediaan salep berada pada pH 5
rentang pH
menggunakan alat bantu stik pH
normal kulit
universal yang dicelupkan ke
dalam 0,5 g salep yang telah
yaitu 4,5 – 7
diencerkan dengan 5 mL
aquadest. (Sari dan Amy, 2016)
.
Volume salep
Sediaan salep sebanyak 5 gram
Sediaan 1,2,3, dan 4 beratnya
pada masingdimasukkan ke dalam pot
20 gram dan sediaan 5
masing pot salep kemudian salep dikeluarkan
berartnya 19,5 gram.
yaitu 20g
kembali dari pot dan ditimbang
% penyimpangan bobotnya. Lakukan hal tersebut
< 5%
pada 3 pot kemudian hitung rataratanya
Jurnal Praktikum TFS Likuid dan Semisolid TA. 2019-2020
JURNAL PRAKTIKUM TFS LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2019 -2020
PSSF FKUB
Uji viskositas
-
Salep basis
hidrokarbon
diperoleh nilai
viskositas 140147 posie.
Sediaan salep sebanyak 100 gram,
dimasukkan dalam cawan
pengukur lalu diukur viskositasnya
menggunakan alat Rion Rotor
Viskotester VT-04. Viskositas
dilihat pada skala dalam alat
setelah tercapai kestabilan
(Hernani, dkk, 2012)
Tidak dilakukan
Diambil sepotong kertas saring (
10 cm x 10 cm) dibasahi dengan
larutan PP sebagaI indicator
kemudian dikeringkan. Diolesi
dengan sediaan pada kertas saring.
Pada kertas saring yang lain (2,5
cm x 2,5 cm) pada bagian pinggir
dibasahi dengan paraffin cair.
Area tersebut dibasahi dengan
larutan NaOH (0,1N).Pengamatan
dilakukan pada kertas saring yang
telah dibasahi dengan larutan PP
pada waktu 15, 30, 45,60 detik, 3
dan 5 menit (Eka Putri dkk.2014)
Tidak dilakukan
Reaksi iritasi
positif ditandai
dengan adanya
kemerahan,
gatal-gatal, atau
bengkak pada
kulit lengan
bawah yang
diberi perlakuan
Uji terhadap kulit sukarelawan
dilakukan dengan uji tempel
terbuka (open test). Uji tempel
terbuka dilakukan dengan
mengoleskan sediaan pada lengan
bawah, kemudian dibiarkan
terbuka selama 5 menit dan
diamati reaksi yang terjadi. (Sari
& Amy, 2016).
Tidak dilakukan
Terdapat
peninggalan
bekas warna
salep di kulit.
Uji peninggalan bekas warna salep
pada kulit sukarelawan dilakukan
dengan mengoleskan sediaan pada
lengan bawah, kemudian dibiarkan
twrbuka dan diamati
(Sari & Amy,2016).
Tidak dilakukan
Uji Daya proteksi -
Uji iritasi
terhadap kulit
sukarelawan
-
Uji peninggalan bekas warna salep
pada kulit
sukarelawan
Jurnal Praktikum TFS Likuid dan Semisolid TA. 2019-2020
JURNAL PRAKTIKUM TFS LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2019 -2020
PSSF FKUB
PEMBAHASAN HASIL / TUGAS (20)
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan
obatnya harus larut dan terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (FI III). Sedangkan menurut FI V,
Salep dapat diartikan sebagai sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat
keras atau narkotika 10 %.
Sediaan salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan
kelembaban kamar, semua zat dalam salep harus halus, dan digerus dengan homogen, agar semua zat aktifnya
dapat masuk ke pori-pori kulit dan diserap oleh kulit. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi
dalam empat kelompok yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci
dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut dan
percobaan yang kita lakukan menggunakan dasar salep senyawa hidrokarbon yaitu, dasar salep berlemak antara
lain vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan kedalamnya.
Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut
penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan sukar dicuci. Tidak mengering dan
tidak tampak berubah dalam waktu lama (Dirjen POM, 1995).Dalam farmakope III juga dijelaskan persyaratan
salep yaitu :
1. Pemerian
2. Kadar
3. Dasar salep (ds)
4. Homogenitas
5. Penandaan
: tidak boleh berbau tengik
: kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras, kadar
bahan obat adalah 10%.
: kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basis salep) digunakan
vaselin putih (vaselin album). Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan
pemakaian salep.
: jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,
harus menunjukkan susunan yang homogen.
: pada etiket harus tertera “obat luar”.
Pada praktikum “sediaan salep” dilakukan pembuatan salep sebanyak 100 gram untuk dikemas dalam
5 pot salep dengan berat isi 20 mg. Formula yang digunakan Betamethasone dipropionate (0,064 g), Mineral
oil (liquid paraffin) (10 g), Cetostearyl alcohol (2,2 g), Hard paraffin (0,80 g) dan Petrolatum (white soft
paraffin) (87 g). Betamethasone dipropionate yang digunakan pada praktikum ini berfungsi sebagai zat aktif
yang bekerja sebagai antiinflamasi, antipruritus dan vasokonstriktif (gol steroid) topical. Betamethasone
dipropionate mengindikasi pada kondisi inflamasi, alergi imunologi dan gatal-gatal pada kulit dan dermatosis
lain yang responsif terhadap kortikosteroid, misal psoriasis, dermatitis dan lichen planus (BPOM, 2008).
Minyak mineral USP, hard paraffin dan white petrolatum USP dalam sediaan ini digunakan sebagai basis
salep (Niazi, 2009). Selain itu mineral oil pada sediaan salep ini berfungsi sebagai emollient; lubricant;
oleaginous vehicle; solvent (Allen, 2009). Dalam formulasi farmasi topikal, cetostearyl alkohol akan
meningkatkan viskositas dan bertindak sebagai pengemulsi dalam emulsi air dalam minyak dan minyak
dalam air (Allen, 2009)
Metode yang digunakan pada pembuatan salep di praktikum ini yaitu dengan peleburan sesuai dengan
peraturan salep nomor 4 dimana pembuatan dasar salep ini dibuat dalam cawan porselin dan batang gelas
sebagai pengaduk. Bahan salep yang mengandung air tidak ikut dilelehkan tetapi diambil bagian lemaknya,
sedangkan air ditambahkan setelah masa salep diaduk sampai dingin (Anief, 2000) Maka dari itu
Betamethasone dipropionate didispersikan dahulu dalam mineral oil, kemudian Petrolatum (white soft
paraffin) (87 g), Hard paraffin (0,80 g) dan Cetostearyl alcohol (2,2 g) dilebur seccara berurutan dalam cawan
porselen. Setelah mencapai suhu 55˚C, campuran betamethasone dipropionate dan mineral oil dicampurkan
dalam basis salep yang telah dileburkan secara perlahan sambil diaduk hingga terbentuk masa salep.
Kemudian dimasukkan dalam pot salep dengan berat yang sama yaitu 20 g tiap pot.
Jurnal Praktikum TFS Likuid dan Semisolid TA. 2019-2020
JURNAL PRAKTIKUM TFS LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2019 -2020
PSSF FKUB
Untuk memastikan obat sesuai persyaratan mutu dan tujuan pemakaiannya serta menjaga kualitas dari
sediaan perlu dilakukannya IPC (in process control). Pertama, uji organoleptis, warna dari salep masih
bening dan kurang putih karena kurangnya pengadukan. Sedangkan spesifikasi salep yang diinginkan tekstur
lembut, warna putih, dan tidak berbau. Maka dari itu pengadukan dilanjutkan hingga salep berwarna putih
dan lembut, untuk bau dari awal tidak ada bau yang menyengat. Kedua, uji homogenitas hasilnya tidak ada
gumpalan seperti spesifikasi yang diinginkan. Uji ketiga yaitu uji pH menggunakan strip uji ph indikator
universal, dimana pH yang didapatkan sebesar 6. Hasil terssebut masih masuk dalam rentang pH salep untuk
sediaan topikal pada kulit yaitu 4,5-7. Beberapa uji IPC untuk salep tidak dapat kami lakukan karena adanya
keterbatasan waktu, diantaranya uji konsistensi, uji viskositas dan, uji daya proteksi.
Setelah dilakukan IPC pada tahap pembuatan atau proses dilakukan QC (Quality Control) dilakukan
untuk mengetahui sediaan salep tersebut layak untuk diedarkan atau tidak. QC pada salep terdiri dari
beberapa uji. Pertama, uji organoleptis dilakukan dengan mengamati tekstur dan warna sediaan secara visual
dan bau secara penciuman (Simaremare, dkk, 2015). Hasil dari sediaan kami sesuai dengan spesifikasi atau
yang diharapkan yaitu tekstur lembut, warna putih, dan tidak berbau. Kedua, uji homogenitas dilakukan
dengan cara menimbang salep sebanyak 0,5 gram diletakkan diatas objek glass kemudian diratakan, dan
diamati secara visual ( Sari dan Amy, 2016). Hasil antara uji homogenitas yang kami lakukan dengan
spesifikasi sudah sesuai yaitu tidak adanya gumpalan maupun butiran kasar. Ketiga, uji daya lekat, sediaan
salep ditimbang sebanyak 5 gram di atas objek gelas dan luas gelas objek dihitung. Objek gelas lain
diletakkan diatas objek gelas yang berisi sampel dengan beban 1 kg selama 5 menit. Alat tersebut dipasang
pada alat. Kekuatan lekat salep ditentukan (Simaremare, dkk, 2015). Hasil dari sediaan salep kami melekat
pada objek glass lebih dari 4 detik (7,38s) sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Keempat, uji daya
sebar dilakukan dengan cara menimbang sediaan salep sebanyak 0,5 gram diletakkan di atas objek glass,
kaca lainnya diletakkan di atasnya dan dibiarkan selama 1 menit. Diameter sebar salep diukur kemudian
ditambahkan beban 100g, didiamkan selama 1 menit lalu dikur diameter konstanya (Simaremare, dkk, 2015).
Daya sebar salep untuk sediaan topical yaitu sekitar 5-7 cm, hasil yang kami dapatkan diameter terbesarnya
masih dalam rentang spesifikasi tersebut yaitu 6,5 cm. Kelima, uji pH dimana rentang pH salep yang
direncanakan yaitu sebesar 4,5-7 sesuai rentang pH normal kulit dari uji pH menggunakan indikator universal
yang kami lakukan sudah sesuai, dengan nilai pH 5. Dan keenam, uji volume pengisian dengan spesifikasi
volume salep pada masing-masing pot yaitu 5g dengan % penyimpangan < 5%. Hasil dari uji volume yang
telah kami lakukan Sediaan 1,2,3, dan 4 beratnya 20 gram dan sediaan 5 berartnya 19,5 gram. Prosedur pada
uji volume yang telah kami lakukan terjadi kesalahan karena kurangnya ketelitian praktikan, seharusnya
sediaan salep sebanyak 20 gram dimasukkan ke dalam pot kemudian salep dikeluarkan kembali dari pot dan
ditimbang bobotnya dan diakukan hal tersebut pada 3 pot kemudian hitung rata-ratanya, tetapi praktikan
tidak menimbang ulang isi salep dari pot terrsebut sehingga tidak didapatkan hasil % penyimpangannya.
Selain dari keenam uji tersebut masih terdapat satu pengujian lain yaitu uji viskositas, uji iritasi, dan uji
peninggalan bekas warna namun tidak dapat kami lakukan karena terbatasnya waktu praktikum.
Jurnal Praktikum TFS Likuid dan Semisolid TA. 2019-2020
JURNAL PRAKTIKUM TFS LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2019 -2020
PSSF FKUB
Daftar Pustaka
A. Hasrawati, Yasir Famir. 2019. Formulasi dan evaluasi salep ekstrak daun gulma siam (Chromolaenaodorata
L) dengan variasi basis salep.Makassar.
Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe. R. C., Sheskey, P. J., Queen,
M. E., (Editor), London, Pharmaceutical. Press
Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta : Gadjah Mada Press.
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.
BPOM RI, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Badan. Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM. (1995). Materia Medika Indonesia, Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Eka putri, dkk. 2014.optimasi sediaan salep yang mengandung eugenol dari isolasi minyak cengkeh (Eugenia
caryophylatta Thunb). Indonesian Journal on Medical Science. Vol 1 No 2.
Hernani, Mart Yulis, Mufrod, Sugiyono. 2012. Formulasi Salep Ekstrak Air Tokek (Gekko gecko L.) Untuk
Penyembuhan Luka. Majalah Farmaseutik, 8(1) : 120-126.
Sari, Amelia, Amy Maulidya. 2016. Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma longa
Lin). Jurnal Penelitian Kesehatan, 3(1) : 16-23.
Simaremare, Eva Susanty, Elizabeth Holle, I Made Budi, Yuliana Y. Yabansabra. 2015. Analisi perbandingan
Efektivitas Antinyeri Salep Daun Gatal dari simplisia Laportea decumana dan Laporte asp. Jurnal Pharmacy,
12 (1): 1-10.
Jurnal Praktikum TFS Likuid dan Semisolid TA. 2019-2020
Download