Uploaded by zmaulidinaa

MAKALAH PRAKARYA KEWIRAUSAHAAN BAWANG MERAH

advertisement
MAKALAH PRAKARYA KEWIRAUSAHAAN
“BUDIDAYA BAWANG MERAH”
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
yang dibina oleh Drs. Sukri, M.Pd
Disusun Oleh:
1. Riefki Aditya Pamungkas
2. Ruri Ridha Rajwari
3. Sinta Septerina
4. Vykra Aulia Firdiana
5. Zaidah Maulidina
X MIPA I
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MALANG
Jl. Bandung 7, Penanggungan, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65113
Telepon (0341) 551357
e-mail: [email protected] website: www.man3malang.com
AGUSTUS 2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah Swt., yang menciptakan, mengatur dan
menguasai seluruh makhluk di dunia dan akhirat, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Budidaya Bawang Merah”. Semoga
kita senantiasa mendapatkan limpahan rahmat dan ridha-Nya. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw., beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya yang telah membimbing manusia untuk meniti jalan lurus menuju
kejayaan dan kemuliaan. Terselesaikannya laporan ini tentu juga tidak lepas dari
dukungan pembimbing kami dan teman-teman sekalian yang banyak memberikan
kontribusi dan doa-doa.
Karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang penyusun miliki, tentunya penyusun
sadar bahwa laporan ini masih memiliki banyak sekali kekurangan. Kami berharap
kepada berbagai pihak untuk memberikan saran, masukan dan kritik konstruktif untuk
perbaikan dan penyempurnaan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi orang banyak
ke depannya. Atas budi baik semua pihak yang terhubung dalam penyelesaian laporan
ini, penyusun mengucapkan terima kasih banyak. Jazākumullah Khairan Kasīran.
Wasalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 2
C. Tujuan …………………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………… . 3
A. Karakteristik dan Manfaat karakteristik Bawang Merah ……………………. 3
B. Teknik Pembudidayaan ………………………………………………………….. 3
BAB III PENUTUPAN …………………………………………………………………8
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………..8
B. Saran …………………………………………………………………………........8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang bermanfaat. Dengan
tanah yang subur, tanah di Indonesia ini dapat ditanami berbagai macam tanaman
yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu
hasil sumber daya alamnya adalah bawang merah. Bawang merah kaya akan manfaat
dan dibutuhkan oleh masyarakat untuk digunakan sebagai bumbu masakan. Tidak
lengkap rasanya masak sayur dan lauk pauk tanpa menggunakan bawang merah.
Banyak sekali hidangan yang menggunakan bawang merah sebagai salah satu
bumbunya.
Keberadaan bawang merah cukup penting di kalangan masyarakat terutama
bagi yang terlibat dalam masak-memasak. Oleh karena itu, kebutuhan dan permintaan
masyarakat atas bawang merah akan terus meningkat. Karena peningkatan itulah,
usaha budidaya bawang merah memiliki peluang yang tinggi.
Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum) merupakan sejenis tanaman
yang menjadi bumbu berbagai masakan di dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan
pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya. Kemudian dibudidayakan di daerah
dingin, sub-tropis maupun tropis. Umbi bawang dapat dimakan mentah, untuk bumbu
masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya
dapat pula digunakan untuk campuran sayur.
Kami memilik bawang merah sebagai usaha budidaya kami karena sederhana
dan memiliki peluang besar untuk diwujudkan sebagai usaha. Selain itu, bawang
merah juga memiliki banyak kandungan yang bermanfaat dan banyak dibutuhkan oleh
masyarakat. Bawang merah juga memiliki nilai jual tinggi dan dapat digunakan di
berbagai macam masakan. Di dalam karya tulis ini kami akan menggambarkan usaha
budidaya bawang merah secara lengkap dan sistematis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa manfaat bawang merah dalam bidang pangan?
2. Bagaimana cara budidaya bawang merah dengan metode hidroponik?
3. Apa kendala dan hama dalam budidaya bawang merah?
C. Tujuan dan Manfaat
Agar lebih mengenal tentang teknik budidaya bawang merah menggunakan metode
hidroponik sehingga dapat diterapkan dengan baik, mengetahui manfaat bawang merah
dalam bidang pangan, dan mengenal kendala dan hama dalam budidaya tanaman
bawang merah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik dan Manfaat
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai
dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah
menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga
ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang
merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik.
Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga
buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan
ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu,
bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat
pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah
adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek
antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi
asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.
B. Teknik Pembudidayaan
Syarat Tumbuh
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan bawang merah adalah
sinar matahari, suhu, ketinggian, dan curah hujan. Tanaman bawang merah tumbuh lebih baik
di daerah yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan cuaca cerah. Bawang merah
tidak tahan kekeringan, karena akarnya yang pendek. Selama pertumbuhan umbi, dibutuhkan
air yang cukup banyak. Sebaiknya bawang merah ditanam dimusim kemarau atau pada akhir
musim hujan, agar tanaman mendapatkan pengairan yang baik.
Tanaman bawang merah dapat di tanam didaratan rendah sampai daratan tinggi (0-900
m dpl) dengan curah hujan 300-2500 mm/th. Pada suhu yang rendah, hasil (umbi) bawang
merah kurang baik. Pada suhu 220 C tanaman masih mudah membentuk umbi, tetapi hasilnya
tidak sebaik jika ditanaman di dataran rendah yang bersuhu panas. Daerah yang sesuai adalah
yang suhunya sekitar 25-320 C dan suhu rata-rata tahunannya 300 C.
2. Tanah
Tanaman bawang merah membutuhkan tanah yang subur, gembur, dan banyak mengandung
bahan organik. Tanah yang gembur dan subur akan mendorong perkembangan umbi, sehingga
umbi yang dihasilkan besar.
Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman bawang merah adalah tanah lempung
berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah ini mempunyai aerasi dan drainase yang baik karena
mempunyai perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir, dan debu.
Keasaman tanah (pH) yang paling sesuai untuk bawang merah adalah yang agak asam sampai
normal (6,0 – 6,8). Tanah yang terlalu asam dengan pH dibawah 5,5 banyak mengandung garam
aluminium (Al). Garam ini bersifat racun sehingga dapat menyebabkan tanaman menjadi
kerdil.
Untuk menyesuaikan keasaman tanah, maka perlu dilakukan pengapuran. Pengapuran
ini sebaiknya dikerjakan beberapa minggu sebelum penanaman. Jangan mengapur tanah saat
bawang merah sudah ditanam, karena akar bawang merah tidak tahan terhadap kapur.
Alat dan Bahan
1. Bibit
2. Arang
3. Sekam
4. Pot
5. Tandon nutrisi (toples atau wadah lainnya)
6. Gunting atau Cutter
7. Air
8. Nutrisi Hidroponik
9. Kain Flanel
Langkah Budidaya
1. Pemilihan Bibit
Bibit yang bermutu baik memperlihatkan ciri-ciri fisik yang lebih baik, sehat
dan bersifat unggul. Bibit yang sehat biasanya berasal dari tanaman yang sehat, ini
dapat dilihat dari umbi yang warnanya tampak cerah dan tidak terlihat adanya
serangan hama dan penyakit. Bibit yang baik umbinya berwarna cerah, utuh, tidak
cacat, padat, berukuran sedang, dan umbi sudah disimpan selama 2-6 bulan.
Bila ingin mengusahakan bibit sendiri, umbi yang dipanen untuk bibit harus
sudah cukup tua, yaitu umbi dari tanaman yang berumur sekitar 70-90 hari. Pada saat
umur tersebut, daun tanaman sudah menguning, pangkal daun terlihat mengering, dan
daun rebah. Apabila umbi terasa lunak dan kurang padat bila dipegang, kemungkinan
besar umbi itu berasal dari tanaman yang belum tua.
Pengeringan umbi dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengering
buatan. Untuk menghasilkan biji bawang merah yang sama dengan induknya dilakukan
teknik selfing yaitu suatu cara untuk mendapatkan hasil yang murni (penyerbukan
terjadi dalam satu tanaman). Untuk memperoleh hasil tersebut, penyerbukan perlu
bantuan manusia.
Pembijian bawang merah dapat dilakukan dengan perlakuan suhu rendah
(vernalisasi). Cara menghasilkan biji adalah dengan menanam bawang merah yang
mudah berbunga sebagai tetua jantan dan bawang merah berbunga steril sebagai tetua
betina.
2. Persiapan Pot dan Tandon Nutrisi
a) Siapkan pot yang sesuai dengan ukuran tandon (toples).
b) Setelah itu, buatlah lubang pada tutup toples dengan ukuran menyesuaikan
pot.
c) Buatlah lubang udara pada bagian sisi samping tandon toples dengan
diameter sekitar 1 cm dan dibuat sedikit lebih rendah dari posisi dasar pot.
d) Kemudian gunting kain flanel untuk sumbu dan pasangkan pada lubang
bagian bawah pot dan kemudian barulah masukkan media tanam.
e) Bila perlu cat toples agar larutan nutrisi nantinya tidak ditumbuhi lumut.
3. Persiapan Media Tanam
Media tanam yang akan digunakan adalah cocopeat atau arang, sekam, atau
juga campuran keduanya dengan perbandingan 1 : 1.
4. Penanaman
a) Masukkan media tanam ke dalam pot yang telah diberi sumbu
b) Siram media tanam dengan air, setelah itu benamkan bibit ke media tanam
c) Letakkan pot tanam pada tempat yang teduh hingga tunas pada bibit keluar
(sekitar 3-4 hari)
d) Jika tunas telah berukuran sekitar 1 cm, isi tandon dengan larutan nutrisi.

Awal tanam hingga bibit bertunas 1 cm, beri nutrisi sekitar 400
ppm.

Pada minggu kedua beri nutrisi sekitar 800 ppm.

Pada minggu ketiga hingga kelima beri nutrisi sekitar 1000 ppm.

Pada minggu keenam dan seterusnya beri nutrisi sekitar 1200 ppm
e) Tempatkan pot tanam di tempat yang terkena sinar matahari.
Cara Pemeliharaan
Perawatan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh maksimal. Perawatan yang
perlu dilakukan tidak begitu sulit, yaitu hanya pastikan kebutuhan larutan nutrisi dalam tandon
tetap terpenuhi dengan ppm sesuai umur tanaman, jangan sampai kekeringan. Selain itu,
lakukan pengecekan pH air atau nutrisi dengan pH meter secara berkala dan usahakan pH tetap
stabil.
Kendala dan Hama
1.
Ulat Bawang (Spodoptera Exigua atau S. Litura)
Serangan hama ulat bawang (spodoptera spp) ditandai dengan munculnya
bercak putih transparan pada daun. Biasanya, telur ulat bawang diletakkan pada
pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur
dilapisi benang putih seperti kapas. Kelompok telur yang ditemukan sebaiknya segera
diambil dan dimusnahkan.
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan telur dan
ulat lalu dimusnahkan, memasang perangkap ngengat ulat bawang, atau bila kerusakan
sudah cukup parah lakukan penyamprotan insektisida efektif seperti Hosthation, 40 EC,
Cascade 50 EC, Atabron 50 EC, atau Florbac.
2.
Ulat Tanah
Ulat tanah memiliki wana coklat-hitam. Kumpulan ulat ini biasanya muncul
pada senja atau malam hari di bagian pucuk (titik tumbuh) dan tangkai tanaman. Jaga
kebersihan dari sisa tanaman atau rerumputan yang menjadi sarangnya.
3.
Trip (Thrips sp)
Gejala serangan hama trip ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada
daun. Penanganan yang dapat dilakukan adalah penyemprotan insektisida efektif
seperti Meusol 50 WP atau Pegasus 500 EC.
4.
Penyakit Layu Pasarium
Penyakit ini sering muncul ketika tanaman awal tumbuh. Gejala serangan
peyakit ini ditandai dengan menguningnya daun. Selanjutnya, tanaman layu dengan
cepat. Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh.
Untuk pencegahan, kendalikan dengan GLIO atau fungisida.
5.
Penyakit Otomatis atau Antraknose
Gejalanya terdapat bercak putih pada daun. Selanjutnya, terbentuk lengkungan
pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau terkulai. Untuk mengatasinya,
semprot dengan fungisida Daconil 70 WP atau Antracol 70 WP.
6.
Penyakit Trotol
Ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu.
Gunakan fungisida efektif antara lain Antracol 70 WP tau Daconil 70 WP untuk
membasminya.
Panen dan Pasca Panen
1. Pemanenan
Tanaman bawang merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, yaitu 60-65
hari. Bawang merah yang siap dipanen memiliki tanda-tanda leher batang sekitar
60% lunak, batang rebah, dan daun menguning.
2. Pasca Panen
Bawang merah yang sudah dipanen diikat di batangnya untuk memudahkan
penanganan. Umbi dijemur di bawah sinar matahari langsung hingga cukup kering
(1-2 minggu) lalu dikelompokkan (grading) sesuai ukuran umbi. Pada penjemuran
kedua, dilakukan pembersihan dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup kering
(kadar air sekitar 80%) umbi dapat dipasarkan atau disimpan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bawang merah adalah komoditas sayuran yang sudah lama di pasarkan oleh
para petani. Bawang merah bisa menjadi salah satu usaha yang sangat
menguntungkan Karena di Indonesia sendiri banyak makanan yang memperlukan
bawang merah sebagai penyedap makanan. Selain membuka usaha kita juga
membuka lowongan pekerjaan dari bawang merah tersebut dan dapat membantu
untuk mengurangi jumlah pengangguran di wilayah sekitar kita.
B. Saran
Berdasarkan penelitian budidaya dan manfaat bawang merah, maka penulis
menyarankan perlu dilakukan penelitian tentang cara lain budidaya bawang merah.
Hendaknya kita sebagai generasi muda dan pelajar mau mengetahi proses dalam
pembudidayaan bawang merah. Pembudidayaan tanaman bawang merah harus
ditingkatkan guna mewujudkan kebutuhan pasar dan mengurangi pengangguran yang
ada saat ini. Kegiatan pembudidayaan harus di perkenalkan kepada generasi muda
atau pelajar, hal ini dapat dilakukan dengan adanya campur tangan dari orang tua,
pihak sekolah maupun masyarakat yang ada di sekitar lingkungan mereka.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Tulis
: Budidaya Bawang Merah
Disusun Oleh
:1. Riefki Aditya Pamungkas
2. Ruri Ridha Rajwari
3. Sinta Septerina
4. Vykra Aulia Firdiana
5. Zaidah Maulidina
Mengetahui / Menyetujui:
Guru Pembimbing,
Drs. Sukri, M.Pd
NIP.196406021992031005
1.1 bibit bawang
1.3 nutrisi hidroponik
1.5 tandon nutrisi
1.7 ulat bawang, trip, dan ulat tanah
1.2 arang
1.4 sekam
1.6 gunting
Download