1. 2. 3. 4. Artikel Tentang Keberagaman Indonesia (minimal 2) Cari Informasi tentang keberadaan suku – suku di pedalaman Indonesia (minimal 2) Cari macam – macam gaya dan cari kelebihan kekurangan gaya Cari informasi tentang alat musik dan tari daerah sesuai asal daerah kalian masing – masing 1. Keragaman Budaya Indonesia bukubiruku.com Di dalam konteks yang dipahami oleh masyarakat majemuk, di samping kebudayaan dan juga suku bangsa, Indonesia juga terdiri dari berbagai adat dan budaya daerah yang sifatnya lebih mengarah kepada kewilayahan yang menjadi pertemuan antara adat yang satu dengan yang lainnya. Kebudayaan sekelompok suku yang ada di kawasan tersebut. Dengan ditambah jumlah penduduknya yang mencapai lebih dari 200 juta orang yang tinggal di berbagai pulau di Indonesia. Mereka juga menetap di suatu wilayah dengan keadaan geografis yang berbeda dimulai dari kawasan pegunungan yang merupakan daerah dengan dataran tinggi, kemudian dataran rendah dan juga pesisir, daerah pedesaan, daerah perkotaan dan lain sebagainya. Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan tingkat peradaban yang ada di dalam suatu kelompok tertentu di Indonesia yang notabene sangatlah beragam. Pertemuan dengan berbagai budaya dan juga adat tersebut sangatlah mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang terdapat di Indonesia sendiri dan itu tentu saja menyebabkan bertambahnya berbagai kebudayaan yang terdapat di Indonesia. Selain itu, dengan semakin berkembang agama-agama besar yang juga ikut berkontribusi di Indonesia, itu juga turut mendukung adanya perkembangan dari kebudayaan Indonesia itu sendiri sehingga menjadi sebuah cermin atas kebudayaan tertentu. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan satu dari sekian Negara yang memiliki tingkat keberagaman budaya dan juga heterohenitas yang relatif tinggi. Tidak saja beragam dari sisi budaya dari masing-masing kelompok dalam suku bangsa, namun juga budaya yang beraneka ragam di dalam konteks peradaban, dimulai dari jaman tradisional hingga yang sifatnya modern serta kewilayahan. Dengan adanya budaya yang beraneka ragam tersebut, maka Indonesia bisa dikenal sebagai Negara yang mempunyai keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan Negara yang lainnya. Potret kebudayaan yang terdapat di Indonesia bisa dikatakan beragam dan juga bervariasi. Dan tidak kalah pentingnya juga adalah secara sosial dan juga politik, Indonesia mempunyai jalinan sejarah serta dinamika interaksi di antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain secara kuat. Dan hal ini sudah dimulai sejak jaman dahulu. Interaksi antara satu adat dengan adat yang lain, serta kebudayaan yang telah terjamin tidak hanya antara satu kelompok dengan kelompok yang berbeda. Namun antara satu peradaban dengan peradaban yang berbeda. Misalnya saja mendarat nya kapal Portugis di daerah Banten sekitar abad pertengahan telah membuka diri Negara ini di lingkup pergaulan di kancah internasional masa tersebut. Hubungan yang terjalin di antara pedagang kawasan pesisir Jawa dan juga Gujarat ternyata memberi dampak yang sangat penting kepada bangunan interaksi antara satu peradaban dengan peradaban lain di Indonesia. Sehingga berbagai singgungan peradaban tersebutlah yang nantinya bisa membangun daya elasitas Negara ini di dalam melakukan interaksi dengan perbedaan yang terjadi. Pada sisi yang lain, Indonesia juga memiliki kemampuan untuk menelisik dan juga mengembangkan budaya lokal di tengah maraknya singgungan antara bangsa satu dengan bangsa yang lainnya di kala itu. Dan sejarah sendiri sudah memberikan bukti bahwa kebudayaan yang ada di Indonesia dapat hidup dengan berdampingan, saling mengisi dan juga mampu berjalan secara paralel. Misalnya saja adalah kebudayaan keraton atau kerajaan yang mampu berdampingan secara paralel dengan kebudayaan berburu serta meramu di beberapa kelompok masyarakat. Di dalam konteks saat ini, kita dapat menjumpai tentang bagaimana suatu kebudayaan dalam masyarakat urban dapat berjalan secara pararel dengan kebudayaan yang terdapat di pedesaan bahkan dengan kebudayaan masyarakat seperti berburu dan juga meramu di beberapa tempat. Pola relasi dan juga hubungan yang sudah terjalin di antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain tersebut dapat berjalan dengan damai di dalam bingkai semboyan Bhineka Tunggal Ika. Yang di dalamnya tidak hanya mengacu kepada keberagaman suku bangsa dan budaya, namun juga di dalam sebuah konteks kebudayaan. Dengan didasari pula dengan kelompok suku bangsa yang bisa mencapai 700 an suku di berbagai wilayah nusantara ini dan disertai pula dengan Beragam karakter kelompok dari masyarakat itu sendiri yang sangat beragam dan juga berbagai keberagaman agama, rumah adat, pakaian adat, kesenian dan juga berbagai makanan yang tak kalah beragam. Masyarakat Indonesia sendiri termasuk ke dalam jenis masyarakat yang bisa dibilang majemuk dan juga memiliki karakter unik. Salah satu ciri khasnya adalah budaya gotong royong yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia khususnya bagi para generasi bangsa sudah selayaknya memiliki kemampuan untuk menjaga dan juga melestarikan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa tercinta ini. Jangan sampai perbedaan yang ada di dalamnya menjadikan manusia semakin lemah dan juga memunculkan adanya konflik antar budaya dan suku. Namun, mari bersama-sama menyongsong Indonesia yang memiliki kejayaan ini dengan penuh harapan indah dan juga semangat yang tinggi. 2. Keragaman Bahasa Ragam bahasa (bahasa Inggris: linguistic style) adalah bentuk bahasa yang bervariasi menurut konteks pemakaian (topik yang dibicarakan, hubungan antarpembicara, medium pembicaraan).[1] Ragam bahasa tidak berfungsi sebagai atribut tetap seorang pembicara – bahasawan yang kompeten biasanya menguasai berbagai-bagai jenis ragam bahasa dan mampu menyesuaikan ragam yang dipakai dengan situasi dan tujuan berbahasa. Dalam pengertian ini, ragam bahasa berkontras dengan dialek, yaitu varian dari sebuah bahasa yang berbeda-beda menurut kelompok pemakai atau wilayah penuturan.[2][3] Dalam literatur linguistik, istilah ragam bahasa dan laras bahasa tidak dibedakan secara konsisten. Sebagaimana dimaknai oleh KBBI, kedua istilah tersebut merupakan sinonim.[4] Istilah ragam bahasa sering dibedakan dengan varietas bahasa, yaitu bentuk bahasa yang diperbedakan tanpa menitikberatkan secara khusus pada karakter variasinya.[5] Klasifikasi ragam bahasa Terdapat berbagai jenis klasifikasi ragam bahasa, sebagai contoh antara lain: 1. Berdasarkan pokok pembicaraan: o Ragam bahasa undang-undang o Ragam bahasa jurnalistik o Ragam bahasa ilmiah o Ragam bahasa sastra 2. Berdasarkan media pembicaraan: o Ragam lisan yang antara lain meliputi: Ragam bahasa cakapan Ragam bahasa pidato Ragam bahasa kuliah Ragam bahasa panggung o Ragam tulis yang antara lain meliputi: Ragam bahasa teknis Ragam bahasa undang-undang Ragam bahasa catatan Ragam bahasa surat 3. Berdasarkan hubungan sosial antarpembicara: o Ragam bahasa resmi o Ragam bahasa akrab o Ragam bahasa agak resmi o Ragam bahasa santai o dan sebagainya. 1. Suku Mante Image: Tribunnews.com Belakangan ini tersebar video sosok misterius di pedalaman hutan Aceh. Sosok ini dikaitakan dengan salah satu suku yang tinggal di hutan-hutan terdalam Aceh. Suku Mante sudah lama menjadi legenda karena keberadaannya yang tidak diketahui pasti. Suku asli Indonesia ini mempunyai ciri-ciri fisik tertentu salah satu yang paling mencolok adalah ukuran tubuhnya yang kecil atau bisa dibilang sebagai orang kerdil. 2. Suku Kombai Image: kaskus.com Salah satu daerah di Indonesia yang masih banyak suku terasingnya adalah Papua. Pulau paling Timur di Indonesia ini menyimpan ratusan suku yang masih terisolasi. Suku Kombai salah satu suku di Papua yang memiliki keistimewaan walaupun terasing. Suku Kombai tinggal di sebuah rumah pohon yang tinggi, selain itu suku ini juga dikenal sebagai salah satu suku kanibal yang ada di Indonesia. Macam-macam Gaya Berdasarkan penyebabnya, gaya dapat dibedakan dalam berbagai macam. Macam-macam gaya tersebut sebagai berikut. 1. Gaya Otot adalah gaya yang dilakukan oleh otot-otot tubuh kita. Misalnya ketika kita menendang bola, maka kita mengerahkan gaya otot kaki kita. Gaya otot sangat fleksibel karena dikendalikan oleh koordinasi biologis pada manusia. Oleh karena itu, gaya otot bisa mendorong dan menarik. 2. Gaya Magnet adalah gaya yang diakibatkan oleh magnet. Misalnya ketika kita mendekatkan magnet batang pada paku besi. Paku besi akan tertarik dan menempel pada magnet batang. Gaya magnet bersifat menarik benda-benda yang terbuat dari besi. 3. Gaya Gravitasi Bumi adalah gaya yang diakibatkan oleh gaya tarik Bumi terhadap segala benda di permukaan Bumi. Adanya gaya gravitasi menyebabkan kita tetap dapat berdiri di atas permukaan Bumi dan tidak melayang-layang di udara. 4. Gaya Mesin adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja mesin. Gaya mesin sangat membantu aktivitas kita. Misalnya gaya yang dihasilkan oleh kerja mesin derek dan kerja motor pada mesin kendaraan. 5. Gaya Listrik adalah gaya yang dihasilkan oleh muatan-muatan listrik. Gaya listrik misalnya terdapat pada sisir dan penggaris plastik yang telah digosok dengan rambut kering, sehingga dapat menarik sobekan kertas-kertas kecil. Sisir atau penggaris plastik yang telah digosok dengan rambut kering akan memiliki muatan listrik karena kelebihan elektron. Gaya listrik juga terjadi ketika batang kaca digosok-gosok dengan kain sutera kering karena kekurangan elektraon. 6. Gaya Pegas adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja benda elastis. Contoh gaya pegas terdapat pada ketapel dan busur panah. Karet elastis pada ketapel dapat digunakan untuk melontarkan batu kecil. Tali pada busur panah dapat digunakan untuk melesatkan anak panah. KESENIAN KHAS NGANJUK 1. TARI MUNGDHE Tari mungdhe adalah salah satu jenis tari yang ada di Nganjuk. Tepatnya tarian ini lahir di dusun Alas Malang desa Babadan Kec. Patianrowo Kab. Nganjuk. Awal dari terciptanya tarian ini adalah para pengikut Pangeran Diponegoro di daerah Yogyakarta melarikan diri ke Jawa Timur karena ada serangan dari Belanda. Maka untuk mengelabuhi para penjajah Belanda dan mengobarkan semangat, maka dibuatlah suatu kesenian yang ditampilkan seperti pengamen keliling untuk menggalang kembali pasukan yang tercerai – berai serta untuk mengintai kegiatan pasukan Belanda. Setahun kemudian kelompok kesenian yang ke -2 menciptakan tarian mungdhe. * Tema tarian mungdhe adalah kepahlawanan yang menggambarkan prajurit yang sedang berlatih perang. * Tokoh- tokoh : – 2 orang sebagai penari prajurit – 2 orang sebagai pembawa bendera – 2 orang sebagai botoh – 6 orang sebagai penabuh. * alat musik yang digunakan : – kemung – bendhe – kecer – drodag – ketipung – jur. 2. TARI TAYUB Tari tayub merupakan tari yang memperlihatkan unsur keindahan. Adapun anggota penari tayub terdiri atas sinden,penata gamelan, dan penari itu sendiri yaitu wanita. Tarian ini disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Pada saat menari penari wanita mengajak penari pria dengan cara mengalungkan selendang yang disebut sampur. 3.TARI SALIPUK Tari Salipuk adalah tarian asli dari kota Nganjuk, tarian ini ditarikan oleh sepasang muda mudi yang berarti tarian pergaulan Tari Salipuk adalah pengembangan dari Tari Tayub yang sebelumnya sudah ada di Nganjuk, Tari ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda yang berawal dari pengamen yang bernama Salipuk, pekerjaan setiap hari adalah berkeliling kampung untuk menghibur orang sambil membawa kendang. Orang-orang sangat menyukai hiburan yang diberikan oleh Salipuk, sehingga dia sering dipanggil ke kampung-kampung untuk menghibur orang. Lalu dia akhirnya mengembangkannya menjadi tari yang berpasangan. Sampai saat ini tari Salipuk masih banyak ditarikan pada acara-acara tertentu seperti acara resmi, acara perkawinan atau pada saat upacara adat. Meskipun tarian ini hanya melibatkan dua orang, tetapi atraksi tari ini membutuhkan tempat yang luas karena gerakannya sangat dinamis dan penarinya harus berlari kesana-kemari. Tari Salipuk menggunakan iringan musik tradisional Jawa dengan tembang khusus yang liriknya sesuai dengan jalan cerita tarian. 4.Wayang Timplong Timplong adalah sebuah istilah yang terdapat di daerah Nganjuk. Masyarakat setempat menggunakannya untuk menyebut suatu jenis wayang kayu yang menggunakan cerita Panji sebagai sumber lakonnya. Tradisi pementasan wayang kayu tersebut telah berlangsung secara turun-temurun dan secara damai berdampingan dengan tradisi wayang kulit. Hingga kini belum diketahui secara pasti kapan kesenian ini diciptakan. Berdasarkan kenyataan bahwa Nganjuk memiliki sejarah yang cukup tua, upaya untuk mengetahui asal-usul Wayang Timplong akan terkait erat dengan perjalanan sejarah kota Nganjuk. Hal itu dibutuhkan untuk menghadirkan peluang-peluang interpretasi demi tercapaianya pemahaman tentang jenis wayang ini. Ihwal penamaan Timplong belum diketahui hingga saat ini. Namun demikian penduduk setempat menyatakan bahwa mereka menduga istilah tersebut dipilih untuk menamai wayang kayu yang dimaksud, karena mengacu pada bunyi gambang bambu yang merupakan unsur melodis paling dominan dalam Iringan Timplong. Keterangan ini cukup masuk akal karena dalang-dalang Timplong umumnya juga berpendapat demikian. Jika suara gambang bambu yang diunakan dalam iringan Wayang Timplong diperhatikan, maka yang terdengar adalah bunyi ‘plong…plong…plong” Ihwal penciptaan Wayang Timplong dimulai oleh Eyang Sariguna yang diyakini merupakan dalang Wayang Timplong pertama. Ia merupakan sorang prajurit Mataram yang pindah dari daerah Grobogan. Menurut perkiraan, kedatangan Sariguna di Nganjuk terjadi pada sekitar pertengahan abad ke 18 hingga awal abad ke 19. Penciptaan Wayang Timplong oleh Eyang Sariguna dilakukan karena bahan yang mudah didapatkan untuk membuat wayang di daerah Nganjuk adalah kayu.