Uploaded by User48728

tugas iya rabu 27 Feb 2020

advertisement
1.
2.
3.
4.
Artikel Tentang Keberagaman Indonesia (minimal 2)
Cari Informasi tentang keberadaan suku – suku di pedalaman Indonesia (minimal 2)
Cari macam – macam gaya dan cari kelebihan kekurangan gaya
Cari informasi tentang alat musik dan tari daerah sesuai asal daerah kalian masing –
masing
1.
Keragaman Budaya Indonesia
bukubiruku.com
Di dalam konteks yang dipahami oleh masyarakat majemuk, di samping kebudayaan dan juga
suku bangsa, Indonesia juga terdiri dari berbagai adat dan budaya daerah yang sifatnya lebih
mengarah kepada kewilayahan yang menjadi pertemuan antara adat yang satu dengan yang
lainnya. Kebudayaan sekelompok suku yang ada di kawasan tersebut.
Dengan ditambah jumlah penduduknya yang mencapai lebih dari 200 juta orang yang tinggal di
berbagai pulau di Indonesia. Mereka juga menetap di suatu wilayah dengan keadaan geografis
yang berbeda dimulai dari kawasan pegunungan yang merupakan daerah dengan dataran tinggi,
kemudian dataran rendah dan juga pesisir, daerah pedesaan, daerah perkotaan dan lain
sebagainya.
Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan tingkat peradaban yang ada di dalam suatu
kelompok tertentu di Indonesia yang notabene sangatlah beragam. Pertemuan dengan berbagai
budaya dan juga adat tersebut sangatlah mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang
terdapat di Indonesia sendiri dan itu tentu saja menyebabkan bertambahnya berbagai kebudayaan
yang terdapat di Indonesia.
Selain itu, dengan semakin berkembang agama-agama besar yang juga ikut berkontribusi di
Indonesia, itu juga turut mendukung adanya perkembangan dari kebudayaan Indonesia itu sendiri
sehingga menjadi sebuah cermin atas kebudayaan tertentu. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan satu dari sekian Negara yang memiliki tingkat
keberagaman budaya dan juga heterohenitas yang relatif tinggi.
Tidak saja beragam dari sisi budaya dari masing-masing kelompok dalam suku bangsa, namun
juga budaya yang beraneka ragam di dalam konteks peradaban, dimulai dari jaman tradisional
hingga yang sifatnya modern serta kewilayahan. Dengan adanya budaya yang beraneka ragam
tersebut, maka Indonesia bisa dikenal sebagai Negara yang mempunyai keunggulan tersendiri
jika dibandingkan dengan Negara yang lainnya.
Potret kebudayaan yang terdapat di Indonesia bisa dikatakan beragam dan juga bervariasi.
Dan tidak kalah pentingnya juga adalah secara sosial dan juga politik, Indonesia mempunyai
jalinan sejarah serta dinamika interaksi di antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang
lain secara kuat. Dan hal ini sudah dimulai sejak jaman dahulu.
Interaksi antara satu adat dengan adat yang lain, serta kebudayaan yang telah terjamin tidak
hanya antara satu kelompok dengan kelompok yang berbeda. Namun antara satu peradaban
dengan peradaban yang berbeda. Misalnya saja mendarat nya kapal Portugis di daerah Banten
sekitar abad pertengahan telah membuka diri Negara ini di lingkup pergaulan di kancah
internasional masa tersebut.
Hubungan yang terjalin di antara pedagang kawasan pesisir Jawa dan juga Gujarat ternyata
memberi dampak yang sangat penting kepada bangunan interaksi antara satu peradaban dengan
peradaban lain di Indonesia. Sehingga berbagai singgungan peradaban tersebutlah yang nantinya
bisa membangun daya elasitas Negara ini di dalam melakukan interaksi dengan perbedaan yang
terjadi.
Pada sisi yang lain, Indonesia juga memiliki kemampuan untuk menelisik dan juga
mengembangkan budaya lokal di tengah maraknya singgungan antara bangsa satu dengan bangsa
yang lainnya di kala itu. Dan sejarah sendiri sudah memberikan bukti bahwa kebudayaan yang
ada di Indonesia dapat hidup dengan berdampingan, saling mengisi dan juga mampu berjalan
secara paralel.
Misalnya saja adalah kebudayaan keraton atau kerajaan yang mampu berdampingan secara
paralel dengan kebudayaan berburu serta meramu di beberapa kelompok masyarakat. Di dalam
konteks saat ini, kita dapat menjumpai tentang bagaimana suatu kebudayaan dalam masyarakat
urban dapat berjalan secara pararel dengan kebudayaan yang terdapat di pedesaan bahkan dengan
kebudayaan masyarakat seperti berburu dan juga meramu di beberapa tempat.
Pola relasi dan juga hubungan yang sudah terjalin di antara kebudayaan yang satu dengan
kebudayaan yang lain tersebut dapat berjalan dengan damai di dalam bingkai semboyan Bhineka
Tunggal Ika. Yang di dalamnya tidak hanya mengacu kepada keberagaman suku bangsa dan
budaya, namun juga di dalam sebuah konteks kebudayaan.
Dengan didasari pula dengan kelompok suku bangsa yang bisa mencapai 700 an suku di
berbagai wilayah nusantara ini dan disertai pula dengan Beragam karakter kelompok dari
masyarakat itu sendiri yang sangat beragam dan juga berbagai keberagaman agama, rumah adat,
pakaian adat, kesenian dan juga berbagai makanan yang tak kalah beragam.
Masyarakat Indonesia sendiri termasuk ke dalam jenis masyarakat yang bisa dibilang majemuk
dan juga memiliki karakter unik. Salah satu ciri khasnya adalah budaya gotong royong yang ada
di dalamnya. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia khususnya bagi para generasi bangsa sudah
selayaknya memiliki kemampuan untuk menjaga dan juga melestarikan kebudayaan yang
dimiliki oleh bangsa tercinta ini.
Jangan sampai perbedaan yang ada di dalamnya menjadikan manusia semakin lemah dan juga
memunculkan adanya konflik antar budaya dan suku. Namun, mari bersama-sama menyongsong
Indonesia yang memiliki kejayaan ini dengan penuh harapan indah dan juga semangat yang
tinggi.
2.
Keragaman Bahasa
Ragam bahasa (bahasa Inggris: linguistic style) adalah bentuk bahasa yang bervariasi menurut
konteks pemakaian (topik yang dibicarakan, hubungan antarpembicara, medium pembicaraan).[1]
Ragam bahasa tidak berfungsi sebagai atribut tetap seorang pembicara – bahasawan yang
kompeten biasanya menguasai berbagai-bagai jenis ragam bahasa dan mampu menyesuaikan
ragam yang dipakai dengan situasi dan tujuan berbahasa. Dalam pengertian ini, ragam bahasa
berkontras dengan dialek, yaitu varian dari sebuah bahasa yang berbeda-beda menurut kelompok
pemakai atau wilayah penuturan.[2][3]
Dalam literatur linguistik, istilah ragam bahasa dan laras bahasa tidak dibedakan secara
konsisten. Sebagaimana dimaknai oleh KBBI, kedua istilah tersebut merupakan sinonim.[4]
Istilah ragam bahasa sering dibedakan dengan varietas bahasa, yaitu bentuk bahasa yang
diperbedakan tanpa menitikberatkan secara khusus pada karakter variasinya.[5]
Klasifikasi ragam bahasa
Terdapat berbagai jenis klasifikasi ragam bahasa, sebagai contoh antara lain:
1. Berdasarkan pokok pembicaraan:
o Ragam bahasa undang-undang
o Ragam bahasa jurnalistik
o Ragam bahasa ilmiah
o Ragam bahasa sastra
2. Berdasarkan media pembicaraan:
o Ragam lisan yang antara lain meliputi:
 Ragam bahasa cakapan
 Ragam bahasa pidato
 Ragam bahasa kuliah
 Ragam bahasa panggung
o Ragam tulis yang antara lain meliputi:
 Ragam bahasa teknis
 Ragam bahasa undang-undang
 Ragam bahasa catatan
 Ragam bahasa surat
3. Berdasarkan hubungan sosial antarpembicara:
o Ragam bahasa resmi
o Ragam bahasa akrab
o Ragam bahasa agak resmi
o Ragam bahasa santai
o dan sebagainya.
1. Suku Mante
Image: Tribunnews.com
Belakangan ini tersebar video sosok misterius di pedalaman hutan Aceh. Sosok ini dikaitakan
dengan salah satu suku yang tinggal di hutan-hutan terdalam Aceh. Suku Mante sudah lama
menjadi legenda karena keberadaannya yang tidak diketahui pasti. Suku asli Indonesia ini
mempunyai ciri-ciri fisik tertentu salah satu yang paling mencolok adalah ukuran tubuhnya yang
kecil atau bisa dibilang sebagai orang kerdil.
2. Suku Kombai
Image: kaskus.com
Salah satu daerah di Indonesia yang masih banyak suku terasingnya adalah Papua. Pulau paling
Timur di Indonesia ini menyimpan ratusan suku yang masih terisolasi. Suku Kombai salah satu
suku di Papua yang memiliki keistimewaan walaupun terasing. Suku Kombai tinggal di sebuah
rumah pohon yang tinggi, selain itu suku ini juga dikenal sebagai salah satu suku kanibal yang
ada di Indonesia.
Macam-macam Gaya
Berdasarkan penyebabnya, gaya dapat dibedakan dalam berbagai macam. Macam-macam gaya
tersebut sebagai berikut.
1. Gaya Otot adalah gaya yang dilakukan oleh otot-otot tubuh kita. Misalnya ketika kita
menendang bola, maka kita mengerahkan gaya otot kaki kita. Gaya otot sangat fleksibel
karena dikendalikan oleh koordinasi biologis pada manusia. Oleh karena itu, gaya otot
bisa mendorong dan menarik.
2. Gaya Magnet adalah gaya yang diakibatkan oleh magnet. Misalnya ketika kita
mendekatkan magnet batang pada paku besi. Paku besi akan tertarik dan menempel
pada magnet batang. Gaya magnet bersifat menarik benda-benda yang terbuat dari
besi.
3. Gaya Gravitasi Bumi adalah gaya yang diakibatkan oleh gaya tarik Bumi terhadap segala
benda di permukaan Bumi. Adanya gaya gravitasi menyebabkan kita tetap dapat berdiri
di atas permukaan Bumi dan tidak melayang-layang di udara.
4. Gaya Mesin adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja mesin. Gaya mesin sangat
membantu aktivitas kita. Misalnya gaya yang dihasilkan oleh kerja mesin derek dan kerja
motor pada mesin kendaraan.
5. Gaya Listrik adalah gaya yang dihasilkan oleh muatan-muatan listrik. Gaya listrik
misalnya terdapat pada sisir dan penggaris plastik yang telah digosok dengan rambut
kering, sehingga dapat menarik sobekan kertas-kertas kecil. Sisir atau penggaris plastik
yang telah digosok dengan rambut kering akan memiliki muatan listrik karena kelebihan
elektron. Gaya listrik juga terjadi ketika batang kaca digosok-gosok dengan kain sutera
kering karena kekurangan elektraon.
6. Gaya Pegas adalah gaya yang dihasilkan oleh kerja benda elastis. Contoh gaya pegas
terdapat pada ketapel dan busur panah. Karet elastis pada ketapel dapat digunakan
untuk melontarkan batu kecil. Tali pada busur panah dapat digunakan untuk melesatkan
anak panah.
KESENIAN KHAS NGANJUK
1. TARI MUNGDHE
Tari mungdhe adalah salah satu jenis tari yang ada di Nganjuk. Tepatnya tarian ini lahir di dusun
Alas Malang desa Babadan Kec. Patianrowo Kab. Nganjuk. Awal dari terciptanya tarian ini
adalah para pengikut Pangeran Diponegoro di daerah Yogyakarta melarikan diri ke Jawa Timur
karena ada serangan dari Belanda. Maka untuk mengelabuhi para penjajah Belanda dan
mengobarkan semangat, maka dibuatlah suatu kesenian yang ditampilkan seperti pengamen
keliling untuk menggalang kembali pasukan yang tercerai – berai serta untuk mengintai kegiatan
pasukan Belanda. Setahun kemudian kelompok kesenian yang ke -2 menciptakan tarian
mungdhe.
* Tema tarian mungdhe adalah kepahlawanan yang menggambarkan prajurit yang sedang
berlatih perang.
* Tokoh- tokoh :
– 2 orang sebagai penari prajurit
– 2 orang sebagai pembawa bendera
– 2 orang sebagai botoh
– 6 orang sebagai penabuh.
* alat musik yang digunakan :
– kemung
– bendhe
– kecer
– drodag
– ketipung
– jur.
2. TARI TAYUB
Tari tayub merupakan tari yang memperlihatkan unsur keindahan. Adapun anggota penari tayub
terdiri atas sinden,penata gamelan, dan penari itu sendiri yaitu wanita. Tarian ini disajikan untuk
menjalin hubungan sosial masyarakat. Pada saat menari penari wanita mengajak penari pria
dengan cara mengalungkan selendang yang disebut sampur.
3.TARI SALIPUK
Tari Salipuk adalah tarian asli dari kota Nganjuk, tarian ini ditarikan oleh sepasang muda mudi
yang berarti tarian pergaulan Tari Salipuk adalah pengembangan dari Tari Tayub yang
sebelumnya sudah ada di Nganjuk, Tari ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda yang
berawal dari pengamen yang bernama Salipuk, pekerjaan setiap hari adalah berkeliling kampung
untuk menghibur orang sambil membawa kendang. Orang-orang sangat menyukai hiburan yang
diberikan oleh Salipuk, sehingga dia sering dipanggil ke kampung-kampung untuk menghibur
orang. Lalu dia akhirnya mengembangkannya menjadi tari yang berpasangan. Sampai saat ini
tari Salipuk masih banyak ditarikan pada acara-acara tertentu seperti acara resmi, acara
perkawinan atau pada saat upacara adat. Meskipun tarian ini hanya melibatkan dua orang, tetapi
atraksi tari ini membutuhkan tempat yang luas karena gerakannya sangat dinamis dan penarinya
harus berlari kesana-kemari. Tari Salipuk menggunakan iringan musik tradisional Jawa dengan
tembang khusus yang liriknya sesuai dengan jalan cerita tarian.
4.Wayang Timplong
Timplong adalah sebuah istilah yang terdapat di daerah Nganjuk. Masyarakat setempat
menggunakannya untuk menyebut suatu jenis wayang kayu yang menggunakan cerita Panji
sebagai sumber lakonnya. Tradisi pementasan wayang kayu tersebut telah berlangsung secara
turun-temurun dan secara damai berdampingan dengan tradisi wayang kulit.
Hingga kini belum diketahui secara pasti kapan kesenian ini diciptakan. Berdasarkan kenyataan
bahwa Nganjuk memiliki sejarah yang cukup tua, upaya untuk mengetahui asal-usul Wayang
Timplong akan terkait erat dengan perjalanan sejarah kota Nganjuk. Hal itu dibutuhkan untuk
menghadirkan peluang-peluang interpretasi demi tercapaianya pemahaman tentang jenis wayang
ini.
Ihwal penamaan Timplong belum diketahui hingga saat ini. Namun demikian penduduk setempat
menyatakan bahwa mereka menduga istilah tersebut dipilih untuk menamai wayang kayu yang
dimaksud, karena mengacu pada bunyi gambang bambu yang merupakan unsur melodis paling
dominan dalam Iringan Timplong. Keterangan ini cukup masuk akal karena dalang-dalang
Timplong umumnya juga berpendapat demikian. Jika suara gambang bambu yang diunakan
dalam iringan Wayang Timplong diperhatikan, maka yang terdengar adalah bunyi
‘plong…plong…plong”
Ihwal penciptaan Wayang Timplong dimulai oleh Eyang Sariguna yang diyakini merupakan
dalang Wayang Timplong pertama. Ia merupakan sorang prajurit Mataram yang pindah dari
daerah Grobogan.
Menurut perkiraan, kedatangan Sariguna di Nganjuk terjadi pada sekitar pertengahan abad ke 18
hingga awal abad ke 19. Penciptaan Wayang Timplong oleh Eyang Sariguna dilakukan karena
bahan yang mudah didapatkan untuk membuat wayang di daerah Nganjuk adalah kayu.
Download