Uploaded by User48531

Menyusun Project Planing

advertisement
Menyusun Project Planing (Rencana
Proyek) : Work Breakdown Structure
(WBS) & Scope of Work
February 27, 2010 by Priyantoro 22 Comments
Memahami work breakdown structure (WBS) dan lingkup pekerjaan adalah langkah pertama
dalam menyusun rencana proyek. Pembahasan yang akan saya lakukan dalam beberapa
artikel secara bersambung, saya khususkan untuk proyek konstruksi, lebih khusus lagi proyek
konstruksi mekanikal Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini hanya karena
pengalaman saya selama 10 tahun, hampir semuanya dalam proyek mechanical erection
PLTU.
Dalam pembangunan PLTU pemilik (owner) proyek, dengan didampingi konsultan,
menyerahkan pekerjaan pembangunan kepada kontraktor EPC (engineering, procurement &
construction). Kontraktor EPC ini melaksanakan seluruh pekerjaan design engineering,
pengadaan (procurement) material dan alat-alat PLTU, dan pemasangannya hingga
pembangkit bersangkutan siap beroperasi menghasilkan listrik.
Agar pembangkit mampu beroperasi sesuai kebutuhan pemilik proyek, maka kontraktor EPC
harus membuat desain PLTU sesuai dengan parameter input dan parameter output yang telah
ditentukan pemilik.
Proyek pembangunan PLTU biasanya dibagi menjadi beberapa paket. Setiap paket diberikan
kepada satu kontraktor EPC. Sebagai contoh, dalam proyek PLTU Banjarmasin (Asam
Asam) unit-1 & 2 berkapasitas 2×65 MW terdapat 6 paket proyek, yaitu =
– Paket 1A : Site Preparation
– Paket 1B : Civil Works
– Paket 2A : Steam Generators
– Paket 2B : Coal & Ash Handling
– Paket 3 : Turbine Generator & Balance of Plant
– Paket 4 : Electrical & Control
Semakin besar ukuran proyek, biasanya semakin banyak pembagian paketnya. Jumlah paket
proyek kadangkala juga tergantung dari sumber pendanaan proyek.
Sering sekali kontrak EPC diberikan kepada kontraktor asing, terutama untuk pekerjaan
mekanikal, elektrikal dan kontrol. Kemudian kontraktor asing tersebut menggandeng
perusahaan lokal sebagai sub kontraktor atau mitra joint operation, untuk menangani
pekerjaan construction/installation.
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam perencanaan proyek mechanical erection PLTU
adalah =
– Rencana organisasi
– Rencana fasilitas proyek (temporary facilities)
– Project schedule dan progress planing
– Manpower loading
– Equipment loading
– Anggaran proyek (project budget)
– Prosedur heavy-lifting
– Quality Plan
– Safety Plan
Untuk dapat membuat rencana proyek dengan baik, mutlak diperlukan pemahaman terhadap
lingkup pekerjaan (scope of work) yang ada di dalam kontrak. Oleh karena itu sebelum mulai
membuat rencana kita harus mempelajari dokumen kontrak dengan seksama.
Dalam manajemen proyek, kita mengenal istilah Work Breakdown Structure (WBS). WBS
adalah diagram pohon yang dipakai sebagai alat bantu untuk memecah pekerjaan besar
menjadi sub-sub pekerjaan yang lebih kecil. Dalam Work Breakdown Structure dikenal
istilah WBS level 1, level 2, level 3, dst. Semakin dalam level WBS, semakin detail rincian
pekerjaannya.
WBS system diciptakan untuk mempermudah proses penyusunan rencana proyek. Setiap
detail pekerjaan dibuatkan planingnya masing-masing, kemudian detail planing tersebut
dikonsolidasi menjadi planing untuk keseluruhan proyek. Jadi penyusunan rencana proyek
pada umumnya dilakukan secara bottom up, dimulai dari yang detail (bottom) kemudian
digabungkan menjadi overall project planing.
Berikut adalah contoh Work Breakdown Structure untuk sebuah proyek pembangunan PLTU
:
BAB 3
PEMBAHASAN
I.
•
•
II.
Pengertian Manajemen proyek
Pengertian manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno “management”, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur”. Pengertian manajemen adalah proses merencanakan,
mengatur, memimpin, mengendalikan suatu pekerjaan atau pekerja untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.
Pengertian proyek
Pengertian proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar
permintaan dari seorang pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan
tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada
pebisnis atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.
I.I Pengertian manajemen proyek menurut para ahli
Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah
merencanakan, menyusun organisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.
Pengertian manajemen proyek menurut Hughes dan Cotteral (2002;8-9) manajemen proyek
adalah suatu cara untuk menyelesaikan masalah yang harus dipaparkan oleh user, kebutuhan
user harus terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang baik agar kebutuhan user bisa
diketahui.
Pengertian manajemen proyek menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge)
dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan
(knowledges), ktrampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas-aktifitas
proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.
Pengertian manajemen proyek menurut Schawalbe (2004;8) manajemen proyek merupakan
aplikasi dari ilmu pengetahuan, skill, tools, dan teknik untuk aktifitas suatu proyek dengan
maksud memenuhi atau melampaui kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah proyek.
Pengertian manajemen proyek menurut Wulfram I. Ervianto (2003:19) Manajemen proyek
adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari
awal (gagasan) samapi selesainya proyek untuk menjamin biaya proyek dilaksanakan tepat
waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.
Pengertian manajemen proyek menurut Chase, Aquilano, Jacobs (2001;58) Manajemen
proyek dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan, dan pengaturan sumber daya
(manusia, peralatan, bahan baku) untuk mempertemukan bagian teknik, biaya dan waktu
suatu proyek.
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
mengendalikan dan mengawasi sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan sehingga
mencapai sasaran dan tujuan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Ruang Lingkup Manajemen Proyek
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek handal adalah
kemampuan dalam melakukan manajemen ruang lingkup proyek. Dalam hal ini, seorang
manajer proyek harus mampu memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan dalam
proyek adalah aktivitas yang berhubungan dengan proyek dan aktivitas tersebut telah
memenuhi kebutuhan proyek. Dengan kata lain, manajemen ruang lingkup proyek memiliki
fungsi untuk mendefinisikan serta mengendalikan aktivitas-aktivitas apa yang bisa dilakukan
dan aktivitas-aktivitas apa saja yang tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu
proyek
1. Menentukan waktu proyek dimulai.
2. Perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan. Pada tahap ini, manajer proyek akan
mendokumentasikan bagaimana ruang lingkup proyek akan didefinisikan, diverifikasi,
dikontrol dan menentukan bagaimana WBS akan dibuat serta merencanakan bagaimana
mengendalikan perubahan akan ruang lingkup proyek.
3. Pendefinisian ruang lingkup proyek. Pada tahap ini, ruang lingkup proyek akan
didefinisikan secara terperinci sebagai landasan untuk pengambilan keputusan proyek dimasa
depan
4. verifikasi (pemeriksaan dan pengkajian ulang) proyek serta kontrol atas perubahan yang
mungkin terjadi saat proyek tersebut dimulai. Tahap ini merupakan tahap dimana final
project scope statement diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi.
5. Melakukan kontrol terhadap ruang lingkup proyek. Dalam pelaksanaan proyek, tidak
jarang ruang lingkup proyek mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukannya kontrol
terhadap perubahan ruang lingkup proyek. Perubahan yang tidak terkendali, akan
mengakibatkan meluasnya ruang lingkup proyek.
III. Macam-Macam Proyek
Dilihat dari komponen kegiatannya, proyek dapat dibedakan menjadi :
1. Proyek Engineering-Konstruksi
Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain
engineering, pengadaan, dan konstruksi. Proyek seperti ini contohnya pembangunan gedung,
jembatan, jalan raya, fasilitas industri dan lain-lain.
2. Proyek Engineering-Manufaktur
Proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut
adalah hasil usaha kegiatan proyek. Kegiatan utamanya meliputi desain engineering,
pengembangan produk (product development), manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan
operasi produk yang dihasilkan. Contohnya seperti pembuatan generator listrik, mesin pabrik,
kendaraan. Bila kegiatan manufaktur dilakukan berulang-ulang, rutin dan menghasilkan
produk yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai
proyek.
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bertujuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan
suatu produk tertentu. Dalam mengejar proses akhir, proyek ini seringkali menempuh proses
yang berubah-ubah, demikian pula dengan lingkup kerjanya. Proyek ini dapat berupa proyek
yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk. Contoh : Proyek membuat robot yang
difungsikan untuk membantu pekerjaan rumah tangga, penelitian mengenai ditemukannya
bibit unggul dari suatu tanaman.
4. Proyek Pelayanan Manajemen
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa
berupa : perusahaan merancang reorganisasi, ,perancangan struktur organisasi, merancang
sistem informasi manajemen, meliputi perangkat lunak ataupun perangkat keras, merancang
program efisiensi dan penghematan, serta melakukan diversifikasi, penggabungan dan
pengambil alihan.
5. Proyek kapital
Kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau
pemerintah. Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah,
pembelian materiil, pembelian peralatan, pemasangan fasilitas, desain mesin dan konstruksi
guna pembangunan instalasi pabrik/gedung baru.
Pada kenyataan yang sesungguhnya tidak mudah memilah-milah macam proyek berdasarkan
criteria diatas karena seringkali satu proyek mengandung macam-macam komponen kegiatan
dengan bobot(harga, atau jam, orang) yang tidak jauh berbeda. Sebagai contoh, proyek
instalasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dari segi pembangunannya dapat
digolongkan sebagai proyek engineering-konstruksi. Namun bila dilihat komponen utamanya
seperti ketel uap, generator listrik, turbin uap, dan peralatan lainnya yang semuanya
melibatkan engineering-manufaktur, maka secara keseluruhan kegiatan manufaktur akan
memiliki bobot(biaya) tidak jauh berbeda dari kegiatan konstruksi, bahkan mungkin lebih.
Atas dasar itulah pengelompokan seperti diatas tidak boleh diartikan secara sempit karena
memang tidak terdapat batas yang jelas, tetapi hendaknya dilihat dari komponen kegiatan
yang diperkkirakan memiliki bobot terbesar.
IV.
1.
2.
3.
4.
V.
Timbulnya Suatu Proyek
Timbulnya suatu proyek dapat berasal dari hal berikut:
Rencana pemerintah
Tujuannya dititikberatkan pada kepentingan umum dan masyarakat, contohnya proyek
pembangunan prasarana seperti jalan, jembatan, saluran irigasi, bendungan, lapangan terbang
dan lain-lain.
Permintaan pasar
Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu macam produk dalam
jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan jalan membangun sarana produksi baru.
Dari dalam perusahaan yang bersangkutan
Hal ini dimulai dengan adanya desakan keperluan dan setelah dikaji dari segala aspek
menghasilkan keputusan untuk merealisasikannya menjadi proyek. Misalnya proyek yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbarui perangkat dan system kerja
lama agar lebih mampu bersaing.
Dari Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Dari kegiatan tersebut dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan banyak manfaat dan
peminatnya, sehingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi. Misalnya, komoditi obatobatan dan bahan kimia yang lain
Perkembangan dalam Siklus Proyek
Suatu sistem yang dinamis, seperti halnya proyek, memiliki tahap-tahap perkembangan.
Pada masing-masing tahap terdapat kegiatan yang dominan dengan tujuan yang khusus atau
spesifik. Sampai saat ini belum ada keseragaman pembagian tahap dalam siklus proyek, baik
jumlah maupun terminologi yang dipakai. Hal ini antara lain karena banyaknya macam,
ukuran, dan kompleksitas proyek, serta latar belakang tujuan pembagian itu sendiri.
V.I Pembagian Menurut UNIDO
Salah satu sistematika penahapan yang luas pemakaiannya adalah disusun oleh United
National Industrial Development Organization (UNIDO). UNIDO membagi siklus proyek
menjadi 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap implementasi. Kegiatan pada kedua tahap
itu diperinci menjadi sebagai berikut :
a.
Tahap Persiapan
a.a Identifikasi gagasan atau analisis pendahuluan.
a.b Pengembangan ide menjadi konsep-konsep alternatif.
a.c Formulasi lingkup proyek.
a.d Evaluasi lanjutan dan keputusan untuk investasi.
b. Tahap Implementasi
b.a Penyiapan desain-engineering terinci, jadwal induk, dan anggaran.
b.b Pengadaan kontrak dan pembelian.
b.c Pengerjaan aplikasi, kontruksi, uji coba, dan start-up.
Setelah proyek selesai kemudian dilanjutkan dengan operasi rutin dari instansi yang baru
selesai dibangun.
V.II Pembagian Menurut MRDC
Mobil Research and Development Corporation (MRDC), suatu anak perusahaan Mobil
Oil-Princeton USA yang bergerak dalam konsultasi bidang penelitian dan pengembangan
termasuk pengelolaan proyek, menyusun sistematika siklus proyek menjadi tiga tahap. Ketiga
tahap tersebut terdiri atas Front-end, Tahap 1 dan Tahap 2, dengan perincian sebagai berikut :
a.
1.
2.
3.
4.
5.
Front End
Tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Mengidentifikasi lingkup gagasan (ide) yang timbul.
Memikirkan alternatif-alternatif yang mungkin.
Memilih alternatif dan merumuskannya menjadi lingkup kerja pendahuluan.
Membuat perkiraan biaya dan jadwal pendahuluan.
Menyiapkan angka anggaran biaya tahap berikutnya.
b. Tahap 1
Terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Memperjelas definisi lingkup kerja.
2. Menyusun anggaran proyek dan jadwal induk;
3. Menyiapkan dokumen tender, rancangan kontrak, dan memilih calon pelaksana (kontraktor)
untuk pekerjaan Tahap 2.
c.
Tahap 2
Kegiatan utama pada tahap ini terdiri dari :
1. Membuat desain-engineering terinci.
2. Melakukan pembelian atau kontrak material dan jasa.
3. Manufaktur (pabrikasi) peralatan dan konstruksi.
4. Melakukan inspeksi, uji coba, dan start-up.
VI. Mengelola Konflik dalam Proyek
Sebagian besar orang yang pernah aktif dalam organisasi akan setuju pada satu hal bahwa
yang paling sulit adalah mengatur orang. Karena dalam interaksinya seringkali terjadi apa
yang dinamakan konflik. Konflik yang tidak dikelola dengan baik sangat berpotensi untuk
menggagalkan pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian tidaklah menyimpang jika
dalam pembahasan manajemen proyek dimasukkan pembahasan tentang manajemen konflik
ini.
•
•
a.
b.
c.
d.
e.
f.
VI.I Munculnya konflik
Konflik bisa muncul antar orang dalam organisasi, orang-orang dalam tim, antar departemen,
antara user dan kontruktor, antara tim proyek dan staf fungsional.
Konflik antara user dan kontraktor
Konflik antara user dan kontraktor sudah akan muncul ketika keduanya terlibat untuk
negoisasi kontrak. Masing-masing pihak biasanya akan lebih mementingkan pihaknya sendiri
daripada mengembangkan kepercayaan dan saling bekerjasama untuk mencapai kesepakatan
yang saling menguntungkan. Hasil akhir proyek juga memungkinkan terjadinya konflik
antara user dan kontraktor.
Konflik dalam organisasi proyek
Didalam organisasi sendiri sangat besar peluang untuk terjadinya konflik. Peluang ini akan
besar bila kelompok-kelompok yang bekerja dalam proyek mempunyai perbedaan dalam hal
tujuan dan harapan, beberapa hal tidak jelas siapa yang harus membuat atau berwenang untuk
membuat keputusan, memang ada konflik antar individu dalam proyek.
VI.II Manfaat adanya konflik
Bisa menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik
Memacu orang untuk mencari dan menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam
menyelesaikan masalah.
Memunculkan masalah lama ke permukaan dan kesepakatan tentang adanya masalah
tersebut.
Memacu orang untuk menyelesaikan pandangannya.
Menyebabkan tekanan yang akan menstimulasi perhatian dan kreativitas seseorang.
Memberikan kesempatam kepada seseorang untuk menguji kapasitas kemampuannya.
VI.III Konflik selama siklus hidup proyek
Penyebab utama konflik yang terjadi dalam manajemen proyek adalah 3 hal yakni
penjadwalan proyek, prioritas proyek dan tenaga kerja. Sedangkan penyebab lain adalah
masalah teknis dan trade off hasil fisik, administrasi dan organisasi, perbedaan interpersonal
dan biaya. Contohnya jika pada tahap akhir proyek banyak pekerjaan belum selesai maka
jadwal akan menjadi sumber konflik.
VII.
1.
2.
3.
4.
Perencanaan Proyek
Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar
tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif agar dapat
di implementasikan.
Filosofi Perencanaan :
Aman : keselamatan terjamin
Efektif : produk perencanaan berfungsi sesuai yang diharapkan
Efisien : produk yang dihasilkan hemat biaya
Mutu terjamin, tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan
1.
2.
3.
4.
VIII.I Tujuan perencanaan proyek :
Mempermudah perumusan permasalahan proyek
Menentukan metode atau cara yang sesuai
Kelancaran kegiatan lebih terorganisir
Mendapatkan hasil yang optimum
Manfaat Perencanaan tersebut bagi proyek yaitu :
1. Mengetahui keterkaitan antar kegiatan
2. Mengetahui kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegiatan kritis)
3. mengetahui dengan jelas kapan memulai kegiatan dan kapan harus menyelesaikanya.
VIII.II Tahap-tahap perencanaan proyek
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
IX.
Setelah kontrak proyek ditandatangani, maka perusahaan harus memberi wewenang untuk
melakukan perencanaan sebagai berikut :
Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan‐kebutuhannya. Dalam hal ini perlu ditentukan hasil
akhir proyek, waktu, biaya dan performansi (cacatan outcome yang dihasilkan dari fungsi
suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu.) yang ditargetkan.
Pekerjaan‐pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek harus diuraikan
dan didaftar.
Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen‐departemen yang ada,
subkontraktor yang diperlukan dan manajer manajer yang bertanggungjawab terhadap
aktivitas pekerjaan yang ada.
Jadwal untuk setiap aktifitas pekerjaan dibuat yang memperlihatkan waktu tiap aktifitas dan
batas selesai.
Ramalan mengenai waktu, biaya dan performansi penyelesaian proyek.
VIII.III Alat-alat perencanaan
Work breakdown structure (WBS) untuk menentukan pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam
proyek
Matriks tanggung jawab untuk menentukan organisasi proyek , orang-orang kunci dan
tanggung jawabnya.
Gantt charts untuk mennunjukkan jadwal induk proyek, dan jadwal pekerjaan secara detail
Jaringan kerja (network) untuk memperlihatkan urutan pekerjaan, kapan dimulai, kapan
selesai, kapan proyek secara keseluruhan akan selesai.
Organisasi dan Penyusunan Tim Proyek
Secara umum yang dimaksud dengan mengorganisir adalah mengatur unsure-unsur sumber
daya perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana, dan lain-lain
dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan
efisien.
a.
b.
c.
d.
e.
Proses mengorganisir proyek mengikuti urutan berikut :
Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan
Mengelompokkan pekerjaan
Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan
Mengetahui wewenang, dan tanggung jawab serta melakukan pekerjaan
Menyusun mekanisme koordinasi
Agar proses diatas berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur
organisasi. Struktur ini akan menggambarkan hubungan formal, bentuk bentuk struktur
formal yang terkenal adalah fungsional, produk, area dan matriks
a.
Organisasi fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi
yang terdapat dalam suatu organisasi. Mereka yang mengerjakan pekerjaan sejenis
dikelompokkan dalam satu unit yang dinamakan bidang atau departemen. Dengan maksud
yang sama bidang dipecah lagi menjadi subunit yang lebih kecil.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek ini antara lain
memudahkan pengawasan dan kepenyeliaan karena personil melapor hanya pada 1 atasan,
adanya potensi meningkatkan keterampilan dan keahlian individu serta kelompok untuk
menjadi spesialis pada bidangnya, konsentrasi perhatian personil terpusat pada sasaran
bidang yang bersangkutan, penggunaan sumberdaya yang semakin efisien sebagai akibat
pekerjaan yang sejenis dan berulang-ulang, memudahkan pengendalian kinerja personil serta
biaya jadwal dan mutu produk.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam organisasi proyek fungsional antara lain
cenderung memprioritaskan kinerja dan keluaran (output) masing-maisng bidang. Hal ini
dapat mengurangi perhatian tujuan perusahaan secara menyeluruh, sulit mengkoordinasi dan
mengintegrasikan pekerjaan yang multidisiplin dan melibatkan banyak pihak di luar
organisasi dan kurangnya jalur komunikasi horizontal.
Memahami work breakdown structure (WBS) dan lingkup pekerjaan adalah langkah pertama
dalam menyusun rencana proyek. Pembahasan yang akan saya lakukan dalam beberapa
artikel secara bersambung, saya khususkan untuk proyek konstruksi, lebih khusus lagi proyek
konstruksi mekanikal Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini hanya karena
pengalaman saya selama 10 tahun, hampir semuanya dalam proyek mechanical erection
PLTU.
Dalam pembangunan PLTU pemilik (owner) proyek, dengan didampingi konsultan,
menyerahkan pekerjaan pembangunan kepada kontraktor EPC (engineering, procurement &
construction). Kontraktor EPC ini melaksanakan seluruh pekerjaan design engineering,
pengadaan (procurement) material dan alat-alat PLTU, dan pemasangannya hingga
pembangkit bersangkutan siap beroperasi menghasilkan listrik.
Agar pembangkit mampu beroperasi sesuai kebutuhan pemilik proyek, maka kontraktor EPC
harus membuat desain PLTU sesuai dengan parameter input dan parameter output yang telah
ditentukan pemilik.
Proyek pembangunan PLTU biasanya dibagi menjadi beberapa paket. Setiap paket diberikan
kepada satu kontraktor EPC. Sebagai contoh, dalam proyek PLTU Banjarmasin (Asam
Asam) unit-1 & 2 berkapasitas 2×65 MW terdapat 6 paket proyek, yaitu =
- Paket 1A : Site Preparation
- Paket 1B : Civil Works
- Paket 2A : Steam Generators
- Paket 2B : Coal & Ash Handling
- Paket 3 : Turbine Generator & Balance of Plant
- Paket 4 : Electrical & Control
Semakin besar ukuran proyek, biasanya semakin banyak pembagian paketnya. Jumlah paket
proyek kadangkala juga tergantung dari sumber pendanaan proyek.
Sering sekali kontrak EPC diberikan kepada kontraktor asing, terutama untuk pekerjaan
mekanikal, elektrikal dan kontrol. Kemudian kontraktor asing tersebut menggandeng
perusahaan lokal sebagai sub kontraktor atau mitra joint operation, untuk menangani
pekerjaan construction/installation.
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam perencanaan proyek mechanical erection PLTU
adalah =
- Rencana organisasi
- Rencana fasilitas proyek (temporary facilities)
- Project schedule dan progress planing
- Manpower loading
- Equipment loading
- Anggaran proyek (project budget)
- Prosedur heavy-lifting
- Quality Plan
- Safety Plan
Untuk dapat membuat rencana proyek dengan baik, mutlak diperlukan pemahaman terhadap
lingkup pekerjaan (scope of work) yang ada di dalam kontrak. Oleh karena itu sebelum mulai
membuat rencana kita harus mempelajari dokumen kontrak dengan seksama.
Dalam manajemen proyek, kita mengenal istilah Work Breakdown Structure (WBS). WBS
adalah diagram pohon yang dipakai sebagai alat bantu untuk memecah pekerjaan besar
menjadi sub-sub pekerjaan yang lebih kecil. Dalam Work Breakdown Structure dikenal
istilah WBS level 1, level 2, level 3, dst. Semakin dalam level WBS, semakin detail rincian
pekerjaannya.
WBS system diciptakan untuk mempermudah proses penyusunan rencana proyek. Setiap
detail pekerjaan dibuatkan planingnya masing-masing, kemudian detail planing tersebut
dikonsolidasi menjadi planing untuk keseluruhan proyek. Jadi penyusunan rencana proyek
pada umumnya dilakukan secara bottom up, dimulai dari yang detail (bottom) kemudian
digabungkan menjadi overall project planing.
Berikut adalah contoh Work Breakdown Structure untuk sebuah proyek pembangunan PLTU
:
WBS sangat bermanfaat pada saat menyusun jadwal proyek, membuat progress planing,
manpower planing dan equipment loading. Pembahasan lebih detail tentang hal ini akan saya
lakukan dalaam artikel tentang cara membuat jadwal dan menghitung progres proyek.
WBS sangat bermanfaat pada saat menyusun jadwal proyek, membuat progress planing,
manpower planing dan equipment loading. Pembahasan lebih detail tentang hal ini akan saya
lakukan dalaam artikel tentang cara membuat jadwal dan menghitung progres proyek.
Download