Perancangan Tea Shop sebagai Trend Gaya Hidup Baru untuk Masyarakat Surabaya yang Tidak Bisa dan Tidak Suka Minum Kopi Yunus Sutanto / 42416028 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya minum teh merupakan milik semua golongan, tanpa ada batasan kelas sosial, ataupun milik budaya daerah tertentu. Kebiasaan minum teh di Indonesia bagaikan minuman pokok karena selalu ada di tempat makan, meeting, dan tempat berkumpul bersama. Sesuai dengan keinginan mereka bagaimana menyajikannya, baik itu dalam cangkir, gelas tanah liat, dingin, hangat, manis, ataupun tawar. Trend minum teh di Indonesia sudah ada sejak dulu dan teralihkan oleh munculnya trend minum kopi yang semakin kuat dan di perkuat identitasnya. Pada tahun 2014 konsumsi kopi meningkat di banyak negara, termasuk di indonesia, terutama di Surabaya. Salah satu pengaruhnya adalah novel dan film tentang “Filosofi Kopi”. Sejak saat itu identitas coffee shop semakin kuat dan menjamur di Surabaya. Gaya hidup masyarakat Surabaya yang suka mencari space untuk tempat bersantai dan berkumpul bersama sahabat, kehadiran coffee shop atau kafe juga menjadi titik temu bagi kolega kerja sekaligus rapat bisnis. Apalagi hal ini semakin menyenangkan dengan tersedianya koneksi wifi. Manfaat minum teh jauh lebih banyak di bandingkan kopi karena baik untuk metabolisme tubuh. Selain itu kandungan kafein dalam kopi lebih tinggi dari pada teh. Bila di konsumsi terlalu sering dapat menyebabkan gelisah, pusing, sakit perut, mudah marah, insomnia, jantung berdebar-debar dan tremor. Untuk berlama-lama menghabiskan waktu sehari di coffee shop, kopi bukanlah pilihan tepat bagi konsumen yang tidak bisa dan tidak suka minum kopi. Semua sektor bisnis berubah karena dampak kaum milenial suka trend kopi. Namun disisi lain, kaum milenial merupakan generasi yang paling peduli juga dengan kesehatan dan fisik. Banyaknya coffee shop bermunculan di Surabaya dengan penawaran USP (Unit Selling Proposition) yang tidak beda jauh. Membuka kesempatan peluang bisnis baru untuk menjual space dan trend gaya hidup minum teh se-level coffee shop kepada para penikmat teh di Surabaya. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana merancang tea shop sebagai trend gaya hidup baru untuk masyarakat Surabaya yang tidak bisa dan tidak suka minum kopi? 1.3. Tujuan dan Manfaat Perancangan Merancang tea shop sebagai trend gaya hidup baru untuk masyarakat Surabaya yang tidak bisa dan tidak suka minum kopi. 1.4. Metode Penilitian 1.4.1 Pendekatan dalam Penelitian Perancangan dengan judul “Tea Shop sebagai Trend Gaya Hidup Baru untuk masyarakat Surabaya yang tidak bisa dan tidak suka minum kopi” menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan melalui perancangan ini ingin mengetahui lebih dalam tentang pola konsumsi minum teh. Menurut Poerwardani yang mana mengatakan bahwa metode kualitatif merupakan metode yang bertujuan mendeskripsikan dan memahami proses dinamis suatu fenomena sosial secara mendalam dan detail. Oleh karena itu, perancangan ini sangaat cocok untuk penelitian kualitatif. Tipe penelitian ini menggukan penelitian kuantitatif karena di butuhkan pola berpikir deduktif, yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus. Oleh karena itu peneliti merasa bahwa penelitian ini akan sangat cocok untuk mencari tahu lebih dalam tentang gaya hidup penikmat teh di Surabaya. 1.4.2 Metode Pengumpulan Data a. Metode Observasi Metode observasi akan dilakukan untuk mengetahui secara langsung gaya hidup penikmat teh dan pengamatan secara menyeluruh untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. b. Metode Wawancara Dalam penelitian ini, metode wawancara dilakukan dengan beberapa orang yang suka minum teh dan ahli dalam membuat teh. c. Metode Kepustakaan Metode ini dilakukan dengan cara mencari dan meneliti sumber-sumber informasi yang didapat melalui media cetak yang berisi data-data tentang teori jenis model bisnis tea shop, perancangan bisnis yang meliputi aspek desain komunikasi visual, serta referensi-referensi desain kemasan dan strategi pemasaran untuk menunjang data primer yang telah dikumpulkan. d. Metode Internet Metode ini dilakukan dengan cara mencari dan menambah informasi serta bahan-bahan pendukung untuk melengkapi data yang diperlukan. 1.4.3 Teknik Analisis Data Keseluruhan dari data yang diperoleh dari wawancara akan di olah secara kualitatif dan menggunakan metode 5W1H, sebagai berikut: What: “Apa itu tea shop?” Who: “Siapa yang termasuk dalam kelompok penikmat tea shop?” Why: “Mengapa orang Surabaya minum teh di tea shop?” Where: “Dimana perancangan tea shop ini dilakukan?” When: “Kapan tea shop harus memilihi moment strategi pemasaran?” How: “Bagaimana cara untuk menunjukan trend minum teh di tea shop merupakan gaya hidup yang memiliki nilai jual?”