EVAPORASI, TRANSPIRASI, EVAPOTRANSPIRASI ARTI DAN PENTINGNYA BAGI TEKNIK SIPIL Evaporasi (penguapan) adalah proses perubahan zat cair menjadi gas (uap air) yang bergerak ke atmosfir. Pada proses ini, air yang diuapkan berasal dari permukaan air bebas dan berlangsung pada siang dan malam hari. Transpirasi (pemeluhan) adalah proses pelepasan uap air ke atmosfir melalui stomata daun saat terjadi fotosintetis untuk pembentukan karbohidrat oleh tumbuhan. Pada peroses ini, air yang dilepaskan ke atmosfir berasal dari dalam tanah yang mengalir melalui sistem akar, batang dahan dan daun. Proses transpirasi secara efektif terjadi pada siang hari. Evapotranspirasi merupakan proses gabungan pelepasan uap air ke atmosfir melalui proses evaporasi dan transpirasi. Evaporasi, transpirasi dan evapotranspirasi diperlakukan sebagai kehilangan air yang harus diperhitungan pada analisis keseimbangan air pada pekerjaan teknik sipil yang berhubungan dengan proyek penyediaan air dan irigasi. Besaran yang dipakai pada perhitungan adalah laju evaporasi, laju transpirasi dan laju evapotranspirasi dengan satauan mm/hari. FAKTOR PENYEBAB EVAPORASI 1. Energi radiasi (panas) 2. Perbedaan tekanan uap 3. Kecepatan angin FAKTOR PENYEBAB TRANSPIRASI 1. Energi radiasi (panas) 2. Perbedaa tekanan uap 3. Kecepatan angin 4. Tersedianya lengas tanah (Soil Moisture) 5. Buka tutup stomata yang dipengaruhi oleh kecerahan sinar matahari. PENGUKURAN EVAPORASI Panci Evaporasi Panci Kelas A, diameter 120 cm dan tinggi 25 cm. Diisi air setinggi 20 cm. 120 cm 5 150 cm 25 10 Perubahan tinggi muka air di dalam panci menunjukkan jumlah air yang diuapkan, dihitung dengan rumus: E = EL1 – EL2 + R E = evaporasi EL1 = tinggi muka air awal (20 cm) EL2 = tinggi muka air saat diukur R = tinggi curah hujan saat diukur PENGUKURAN TRANSPIRASI Sulit mengukur transpirasi pada kondisi alamiah, terutama dari pohon-pohon besar sehingga pengukuran transpirasi dibatasi pada studi sampel di laboratorium, seperti transpirasi tanaman dalam pot yang diukur dengan menggunakan fitometer. Transpirasi Lapisan kedap air Reservoir Fitometer - Dengan memberi lapisan kedap air, maka air menguap hanya melalui transpirasi. - Perubahan tinggi air di dalam reservoir menunjukkan jumlah air yang ditranspirasikan. MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI Dirumuskan dengan melihat hubungan faktor-faktor meteorologi yang menyebabkan terjadinya evaporasi dan transpirasi. Perlu memahami beberapa terminologi tentang uap air. 1. Panas Laten untuk penguapan (Lv): Lv = 2,501 × 10 6 − 2370 T (J/kg ) T = temperatur udara dalam oC 2. Kelembaban Spesifik (qv): ρv = massa jenis uap air ρ qv = v ρa ρa = massa jenis udara 3. Tekanan uap (e): e = ρv Rv T Rd 0,622 Rv = konst. gas untuk uap air Rv = Rd = konst. udara kering 287J/kg/K MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 4. Tekanan udara (p) Tekanan udara kering merupakan selisih tekanan udara dengan tekanan uap: p −e = ρd RdT ρa = ρd +ρv maka : ρv p = ρd + RdT 0,622 e qv =0,622 p p = ρa RaT ρd = massa jenis udara kering ρa = massa jenis udara Ra =Rd (1 +0,608 qv ) Ra =287(1 +0,608 qv ) J/kg/K MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 5. Tekanan uap jenuh (es): 17,27 T es =611exp 237,3 +T 6. Gradien tekanan uap jenuh terhadap temperatur 4098 es (237,3 +T )2 Δ= 7. Kelembaban relatif (Rh): e Rh = es es = tekanan uap jenuh (Pa = N/m2) T = temperatur udara oC e = tekanan uap aktual (Pa = N/m2) Td = titik embun MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI Kasus 1 : Pada sebuah Stasiun Klimatologi tercatat tekanan udara 100 kPa, temperatur udara 20 oC, dan temperatur pada bola basah atau titik embun 16 oC. Tentukan tekanan uap yang terjadi, kelembaban relatif, kelembaban spesifik, dan massa jenis udara. 1. Tekanan uap: 17,27 Td e =611 exp 237,3 +T d 17,27 ×16 e =611 exp 237,3 +16 e =1818,882 Pa 2. Kelembaban relatif: 17,27 T es =611 exp 237,3 +T 17,27 ×20 es =611 exp 237,3 +20 es = 2339,047 Pa e es 1818,882 Rh = 2339,047 Rh = 0,78 Rh = Rh =78% MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 3. Kelembaban spesifik: e p 1818,882 qv = 0,622 100 × 10 3 qv = 0,0113 kg air/kg udara qv = 0,622 4. Massa jenis udara: p = ρaR a T R a = 287(1 + 0,608 qv ) R a = 287(1 + 0,608 × 0,0113) R a = 289 J/kg/K T = 20 + 273 = 293 K P ρa = RaT 100 × 10 3 ρa = 289 × 293 ρa = 1,181 kg/m 3 MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI Secara analitis ada 3 metoda untuk mengestimasi evaporasi,yaitu Metoda Keseimbangan Energi, Metoda Aerodinamik dan Metoda Kombinasi Keseimbangan energi dan Aerodinamik. 1. Metoda Keseimbangan Energi Keseimbangan energi pada panci penguapan dapat dijelaskan oleh gambar di bawah ini Rn = Hs + G + L vm v Hs Rn m v = ρ w AE Lv mv subtitusi nilai m v Rn = Hs + G + L vρ w AE ρw G h nilai E dengan A = 1 m2 menjadi : 1 E= ( Rn − Hs − G) L vρ w nilai E =Er apabila Hs = 0 dan G = 0 Er = Rn L vρ w Rn = energi radiasi netto Hs = energi panas peka G = energi panas yangpindah ke bumi Lv = panas laten untuk penguapan mv = massa uap air A = luas permukaan air yang menguap E = jumlah air yang menguap rw = massa jenis air Er= jumlah air yang menguap dengan metoda keseimbangan energi MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI Kasus 2: Hitung laju evaporasi dengan menggunakan metode keseimbangan energi jika radiasi netto 200 W/m2, suhu udara 25oC dengan asumsi panas peka dan perpindahan panas dari tanah dianggap nol. L v = 2,501×10 6 − 2370 T L v = 2,501×10 6 − 2370 × 25 L v = 2441750 J/kg Er = Er Er Er Er Er Rn L vρw 200 W/m 2 = 2441750 J/kg ×1000 kg/m 3 Wm = 8,191×10 −8 J J/det m = 8,191×10 −8 J 10 3 mm = 8,191×10 −8 × 1 hari 24 × 3600 = 7,08 mm/hari ; ρ w = 1000 kg/m 3 ; 1 W = 1 J/det MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 2. Metoda Aerodinamik Apabila kondisi lapisan di atas permukaan air jenuh uap air maka proses evaporasi akan berhenti. Pada kondisi ini angin berperan menggeser lapisan jenuh dengan lapisan tidak jenuh sehingga evaporasi dapat tetap terjadi. Proses ini disebut aerodinamis yang secara matematika diungkapkan sebagai berikut. mv = −ρa K w τ = ρa K m u 1 z = ln ∗ u k z0 dqv dz du dz mv = τ U u2 − u1 = K w ( qv1 − qv2 ) K m ( u2 − u1 ) u2 − u1 = u∗ = ρa 2 u ∗ = τ/ρa mv K ( q − qv1 ) = − w v2 τ K m ( u2 − u1 ) mv=t ρw u∗ k z2 ln z0 u ∗ z2 ln k z1 k ( u2 − u1 ) ln ( z2 /z1 ) k ( u2 − u1 ) τ = ρa ln ( z2 /z1 ) h k ( u2 − u1 ) K w ( qv1 − qv2 ) mv = ρa ln ( z2 /z1 ) K m ( u2 − u1 ) K w k 2 ρa ( qv1 − qv2 )( u2 − u1 ) mv = ; K w /K m = 1 2 K m [ ln ( z2 /z1 ) ] z1 − ln z 0 u1 = 0 ; z1 = z0 = tinggi kekasaran ; asumsi e = es qv = 0,622 mv = 2 e e e ; qv1 = qv0 = 0,622 s ; qv2 = 0,622 p p p 0,622k 2 ρa ( es − e )u2 2 p[ ln ( z2 /z0 ) ] MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI mv =ρw EA ; A = 1 satuan ; E = Ea m Ea = v ρw Ea 0,622k 2 ρa (es − e )u 2 2 p[ln (z2 /z0 )] = ρw 0,622k 2 ρa (es − e ) u2 Ea = 2 pρw [ln (z2 /z0 )] Ea = B (es − e) 0,622k 2 ρa u 2 B = 2 pρw [ln (z2 /z0 )] Permukaan : Es Air Rumput <10 cm Rumput 10-50 cm Vegetasi 1-2 m Pohon 10-15 m Tinggi kekasaran (Zo): 0,001 cm 0,01-0,06 cm 0,1-2,0 cm 2-5 cm 20 cm 40-70 cm mv= flux massa yang menguap ra= massa jenis udara (kg/m3) qv = kelembaban spesifik z = elevasi kedudukan lapisan (m) Kw= angka difusi uap u = kecepatan angin (m/det) Km= angka difusi momentum t= flux momentum u*= kecepatan geser k = konstanta von Karman (0,4) es = tekanan uap jenuh (Pa) e = tekanan uap aktual (Pa) p = tekanan udara (Pa) u2 = kecepatan angin pada elevasi z2 (m/det) z2= posisi elevasi diukurnya kecepatan angin (m) z0= tinggi kekasaran permukaan (m) , dimana kecepatan angin (u)=0 Ea= evaporasi dengan metoda aerodinamik (mm/hari) MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI Kasus 3 : Hitung laju evaporasi dari permukaan air bebas apabila suhu udara 25oC, kelembaban relatif 40%, tekanan udara 101,3 kPa, dan kecapatan angin 3 m/det. Semua data klimatologi diukur pada ketinggian 2 m di atas permukaan air. Asumsikan tinggi kekasaran 0,03 cm E a =B (es −e ) 17,27T 17,27 ×25 es =611exp =611exp =3168,82 Pa 237,3 +T 237,3 +25 e =Rh ×es =0,40 ×3168,82 =1267,53 Pa e 1267,53 =0,622 =0,008 p 101,3 ×10 3 Ra =287 (1 +0,608 qv ) =287 (1 +0,608 ×0,008 ) =288,4 J/kg.K qv =0,622 ρa = B= p 101,3 ×10 3 = =1,18 kg/m 3 R ×T 288,4 ×(273 +25 ) 0,622k 2 ρau2 2 pρw [ln ( z2 /z0 )] B= ρw =1000 kg/m 3 0,622 ×0,4 2 ×1,18 ×3 2 =4,50 ×10 −11 m/Pa.det 2 101,3 ×10 3 ×1000 ×ln −2 0,03 ×10 −11 E a =B (es −e ) =4,50 ×10 m/Pa.det (3168,82 −1267,53 )Pa =8,6 ×10 −8 m/det 8,6 ×10 −8 ×10 3 mm 1 hari 24 ×3600 E a =7,43 mm/hari Ea = MENGESTIMASI EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI 3. Metoda Kombinasi Keseimbangan Energi dan Aerodinamik Metoda ini mempertimbangkan faktor energi dan aerodinamik dalam mengestimasi evaporasi. Kasus 4: Δ γ E= E + E Dengan data pada kasus 2 dan 3 estimasikan laju evaporasi Δ+γ Δ+γ 4098 e dengan menggunakan metoda kombinasi. Δ= r a s ( 237,3 + T ) 2 γ= Cp p 0,622 Lv Δ= 4098 × 3168,82 = 188,74 ( 237,3 + 25 ) 2 1005 ×101,3 ×10 3 = 67,03 Pa/ oC 0,622 × 2441750 188,74 67,03 E= 7,19 + 7,43 = 7,25 mm/hari 188,74 + 67,03 188,74 + 67,03 γ= E = evaporasi (mm/hari) D= gradien tekanan uap jenuh terhadap temperatur G= konstanta psychrometrik Er= laju evaporasi dengan metoda keseimbangan energi (mm/hari) Ea= laju evaporasi dengan metoda aerodinamik (mm/hari) Cp= panas spesifik udara pada tekanan konstan (1005 J/kg.K) Lv= panas laten untuk pengauapan (J/kg) EVAPOTRANSPIRASI • Evapotranspirasi adalah porses kombinasi evaporasi dari permukaan air bebas/permukaan tanah dengan transpirasi dari tumbuhan. Evapotranspirasi ini juga digunakan untuk memperkirakan kebutuhan komsumtip tanaman. • Evapotranspirasi dipengaruhi: 1. Energi Radiasi (panas) 2. Kondisi lapisan udara (tingkat kejenuhan uap air) 3. Kecapatan Angin 4. Fisiologi tanaman/stomata daun • Ada 2 istilah yang dikenal untuk menyatakan besaran evapotranspirasi: 1. Evapotranspirasi Potensial (ETp) satuan mm/hari: - Evapotranspirasi Potensial (ETp) adalah laju evapotranspirasi pada kondisi kelembaban tanah field capacity (kapasitas lapang), semua pori tanah telah terisi air (jenuh air). - Evapotranspirasi berhubungan dengan fisiologi stomata daun, sehingga laju evapotranspirasi potensial ini tergantung dengan jenis tanaman atau tanaman referensi. - Apabila ingin mengetahui Evapotranspirasi Potensial jenis tanaman lain (ETpc) dari Evapotranspirasi Potensial tanaman referensi (ETpo) dapat diperoleh dengan rumus: ETpc = kc.ETpo kc = koefisien tanamaman EVAPOTRANSPIRASI 2. Evapotranspirasi Aktual (ETa) satuan mm/hari: - Evapotranspirasi Aktual (ETa) sangat dipengaruhi oleh fisiologi tanaman dan kadar air tanah. Untuk menghitung evapotranspirasi aktual tanaman tertentu pada kondisi kadar air tanah tertentu berdasarkan evapotranspirasi potensial tanaman referensi di gunakan rumus: ETa = ks .kc . ETpo ETa = Evapotranspirasi potensial ks = koefisient tanah ( o < ks ≤ 1 ); ks = 1 jika kondisi jenuh air kc = koefisient tanaman ( 0,2 ≤ kc ≤ 1,3 ) Koefisien tanaman berubah dari kecil membesar dari mulai ditanam sampai tumbuhan mencapai dewasa/matang, kemudian sesudah itu kc mengecil dan konstan, karena kebutuhan akan air berkurang. PENGUKURAN EVAPOTRANSPIRASI 1. Panci Evaporasi (Panci Kelas A) Ce = koefisien panci 0,5-0,8 biasanya dipakai 0,7-0,75. Penman memakai 0,8 Ep = Evaporasi panci ETp = Ce.Ep 2. Lysimeter ETp Dihitung dengan menggunakan prinsip Neraca Air (Water Balance) : I ETp = I - O - S S O I = Air masuk O = Air keluar S = Air simpanan MENGESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI Dari beberapa metoda empiris dan metoda analitis yang dikembangkan untuk mengestimasi evapotranspirasi, Metoda Penman Modifikasi merupakan metoda yang direkomendasikan oleh FAO (Food and Agriculture Organization of United Nation) sebagai referensi untuk menghitung kebutuhan air padi dan palawija. Rumus Penman ini dikembangkan berdasarkan metoda kombinasi keseimbangan energi dan aerodinamik dengan tanaman referensi adalah rumput Alfafa di Inggris. Metoda Penman Modifikasi (FAO, Roma 1977): ET 0= c × [W × Rn + ( 1 − W ) × f ( u) × ( ea − ed ) ] ET0 = Evapotranspirasi tanaman acuan, mm/hari; c = faktor yang menunjukkan pengaruh perbedaan kecepatan angin pada siang dengan malam hari; W = faktor pembobot; Rn = energi radiasi bersih yang menghasilkan evaporasi, mm/hari; f(u) = fungsi kecepatan angin rata-rata yang diukur pada ketinggian 2 m dengan satuan kecepatan angin dalam km/hari; (ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual, mbar. Rumus Penman Modifikasi Contoh 3: Dari sebuah stasiun meteorologi yang terletak pada posisi 300 LU dan berada pada ketinggian 95 m, diperoleh data meteorologi pada bulan Juli sebagai berikut: temperature udara rata-rata (Tmean) adalah 28,5 0C; kelembaban relatif (Rh) adalah 55%; kecepatan angin (u) diukur pada ketinggian 3 m adalah 250 km/hari; penyinaran matahari (n/N) adalah 83%. Hitung Evapotranspirasi potensial tanaman acuan yang terjadi pada bulan Juli dengan menggunakan rumus Penman Modifikasi metoda FAO. Penyelesaian 3: Untuk menghitung ET0, maka terlebih dahulu variable-variabel yang ada pada rumus Penman Modifikasi di atas dihitung sebagai berikut: 1) faktor c Tidak ada data yang membedadan kecapatan angin pada siang hari dan malam hari siang hari, maka nilai c dianggap 1. 2). perbedaan tekanan uap (ea-ed) Berdasarkan nilai temperatur udara rata-rata (Tmean), dari tabel di bawah ini dapat diperoleh nilai tekanan uap jenuh. Rumus Penman Tekanan uap jenuh ea menurut temperatur udara rata-rata Modifikasi Temperatur ( 0C) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ea (mbar) 6,1 6,6 7,1 7,6 8,1 8,7 9,8 10,0 10,7 11,5 12,3 Temperatur ( 0C) 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 13,1 14,0 15,0 16,1 17,0 18,2 19,4 20,6 22,0 23,4 24,9 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 26,4 28,1 29,8 31,7 33,6 35,7 37,8 40,1 42,4 44,9 47,6 33 34 35 36 37 38 39 50,3 53,2 56,2 59,4 62,8 66,3 69,9 ea (mbar) Temperatur ( 0C) ea (mbar) Temperatur ( 0C) ea (mbar) Jika Tmean 28,5 0C, maka nilai tersebut berada diantara T1 = 28 0C dengan T2 = 29 0C yang masing-masing ea1 = 37,8 mbar dan ea2 = 40,1 mbar, maka dengan interpolasi linear : Tmean −T1 ea = ×(ea 2 −ea1 ) + ea1 T2 −T1 28,5 − 28 ea = ×(40,1 −37,8 ) + 37,8 29 − 29 ea = 39 mbar Rumus Penman Modifikasi Untuk mencari nilai tekanan uap aktual (ed) digunakan rumus yang menyatakan besar kelembaban relatif (Rh), yaitu: ed × 100% , dengan Rh = 55% ea ed = Rh × ea = 0,55 × 39 = 21,5 mbar Rh = Dengan diketahui nilai ea dan ea, maka diperoleh: ( ea − ed ) = 39 − 21,5 = 17,5 mbar (6) 3). fungsi kecepatan angin f(u): Pengaruh angin terhadap ET0 yang dihitung dengan rumus Penman Modifikasi ditunjukkan dengan rumus, u f ( u) = 0,27 × 1 + 100 Rumus Penman Modifikasi u adalah kecepatan angin harian rata-rata dalam satuan km/hari yang diukur pada ketinggian 2 m. Nilai f(u) tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan tabel di bawah ini. Fungsi kecepatan angin f(u) u (km/hari) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0,30 0,32 0,35 0,38 0,41 0,43 0,46 0,49 0,51 100 0,54 0,57 0,59 0,62 0,65 0,67 0,70 0,73 0,76 0,78 200 0,81 0,84 0,86 0,89 0,92 0,94 0,97 1,00 1,03 1,05 300 1,08 1,11 1,13 1,16 1,19 1,21 1,24 1,27 1,30 1,32 400 1,35 1,38 1,40 1,43 1,46 1,49 1,51 1,54 1,57 1,59 500 1,62 1,65 1,67 1,70 1,73 1,76 1,78 1,81 1,84 1,90 600 1,89 1,92 1,94 1,97 2,00 2,02 2,05 2,08 2,11 2,15 700 2,16 2,19 2,21 2,24 2,27 2,29 2,32 2,35 2,38 2,40 800 2,43 2,46 2,48 2,51 2,54 2,56 2,59 2,62 2,64 2,65 900 2,70 Rumus Penman Modifikasi Apabila kecepatan angin diukur tidak pada ketinggian 2 m, maka kecepatan angin tersebut dikoreksi terlebih dahulu dengan faktor yang terdapat pada tabel di bawah ini 5 dan baru kemudian nilai f(u) dilihat pada tabel sebelumnya. Faktor koreksi untuk u yang diukur pada ketinggian tertentu Ketinggian tempat Pengukuran (m) 0,5 1,0 1,5 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 Faktor koreksi 1,35 1,15 1,06 1,00 0,93 0,88 0,85 0,80 Dari data pada contoh di atas: u = 250 km/hari diukur pada ketinggian 3 m, maka harga u perlu dikoreksi dengan angka koreksi pada Tabel 5, yaitu untuk ketinggian 3 m angka koreksinya 0,93 ; maka harga u yang telah dikoreksi menjadi: u = 0,93 × 250 = 233 km / hari Rumus Penman Modifikasi Kemudian dengan menggunakan tabel nilai f(u) dicari. Oleh karena nilai u = 233 km/hari berada diantara nilai u1 = 230 km/hari dengan u2 = 240 km/hari yang masingmasing f(u)1 = 0,89 dan f(u)2 = 0,92, maka f(u) dicari dengan cara interpolasi linear: u − u1 f ( u) = u −u × ( f ( u) 2 − f ( u)1 ) + f ( u)1 1 2 233 − 230 f ( u) = × ( 0,92 − 0,89 ) + 0,89 240 − 230 f ( u) = 0,90 4). faktor pembobot (W) dan (1-W) Faktor pembobot W menjelaskan bobot pengaruh perubahan tekanan, dan energi radiasi terhadap ET0, secara matematis dapat dihitung: ∆ W = ∆+γ △ = gradien perubahan tekanan uap terhadap perubahan temperatur; ɣ = konstanta psychrometric. Rumus Penman Modifikasi Nilai W ini dapat juga diperoleh dari tabel di bawah ini, yaitu berdasar posisi ketinggian daerah yang diamati dan temperatur udara rata-rata. Nilai W 2 4 Ketinggian (z) m 0 500 1000 2000 Temperatur (T) 0C 0,43 0,44 0,46 0,49 22 0,46 0,48 0,49 0,52 24 Ketinggian (z) m 0 500 1000 2000 0,71 0,72 0,73 0,75 0,73 0,74 0,75 0,77 Temperatur (T) 0C 6 8 10 12 14 16 18 20 0,49 0,51 0,52 0,55 26 0,52 0,54 0,55 0,58 28 0,55 0,57 0,58 0,61 30 0,58 0,60 0,61 0,64 32 0,61 0,62 0,64 0,66 34 0,64 0,65 0,66 0,69 36 0,66 0,67 0,69 0,71 38 0,69 0,70 0,71 0,73 40 0,75 0,76 0,77 0,79 0,77 0,78 0,79 0,81 0,78 0,79 0,80 0,82 0,80 0,81 0,82 0,84 0,82 0,82 0,83 0,85 0,83 0,84 0,85 0,86 0,84 0,85 0,86 0,87 0,85 0,86 0,87 0,88 Rumus Penman Modifikasi Dari contoh di atas, daerah pengamatan berada pada ketinggian z= 95 m, dan temperatur rata-rata T=28,5 0C, dengan menggunakan tabel di atas nilai W dicari. Oleh kerena ketinggian z=95 m berada diantara nilai z1 = 0 m dengan z2 = 500 m, dan T=28,5 0C berada diantara nilai T1=28 0C dengan T2=30 0C, maka nilai W akan dicari dengan cara interpolasi linear 3 tahap. Tahap 1: Pada ketinggian z = 0 m, dicari nilai W untuk T=28,5 0C. Dari Tabel 6, T1 = 28 0C dan T2 = 30 0C, masing-masing W1 = 0,77 dan W2 = 0,78: T −T1 W = T −T ×(W2 −W1 ) +W1 1 2 28,5 −28 W = ×( 0,78 −0,77 ) +0,77 30 − 28 W = 0,7725 Rumus Penman Modifikasi Tahap 2: Pada Ketinggian z = 500 m, dicari nilai W untuk T=28,5 0C. Dari Tabel 6, T1 = 28 0C dan T2 = 30 0C, masing-masing W1 = 0,78 dan W2 = 0,79: T − T1 W = T −T × (W2 −W1 ) +W1 1 2 28,5 − 28 W = × ( 0,79 − 0,78) + 0,78 30 − 28 W = 0,7825 Tahap 3: Pada Ketinggian z = 95 dicari nilai W untuk T = 28,5 0C. Dari perhitungan di atas pada T=28,5 0C dan z1 = 0 m memberikan W1 = 0,7725, sedangkan pada T=28,5 0C dan z2 = 500 m memberikan W2 = 0,7825, maka: Dari hasil perhitungan diperoleh nilai W = 0,77 maka nilai (1-W) = 0,23 z − z1 × (W2 − W1 ) + W1 W = z − z 2 1 95 − 0 W = × ( 0,7825 − 0,7725) + 0,7725 500 − 0 W = 0,7744 W ≈ 0,77 Rumus Penman Modifikasi 5). Radiasi bersih (Rn) Radiasi bersih (Rn) adalah selisih antara semua radiasi yang datang dengan semua radiasi yang pergi meninggalkan permukaan bumi. Radiasi bersih dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus di bawah ini. Rns = (1 − α ) × Rs Rn1 = f ( t ) × f (ed ) × f ( n / N ) Rs = ( 0,25 + 0,50 × n / N ) × Ra Rn =Rns −Rnl Ra = radiasi yang sampai pada lapisan atas atmosfir, mm/hari; Rs = radiasi matahari yang sampai ke bumi, mm/hari; Rns = radiasi bersih matahari gelombang pendek, mm/hari; Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang, mm/hari; Rn = radiasi bersih, mm/hari; n/N= perbandingan jam cerah aktual dengan jam cerah teoritis, yang besarnya sama dengan persentase penyinaran matahari; α = albedo atau persentase radiasi yang dipantulkan, untuk tanaman acuan pada rumus Penman Miodifikasi diambil α = 0,25; Rumus Penman Modifikasi Nilai Ra yang dalam satuan ekivalen evaporasi mm/hari dapat diperoleh dari tabel , yang menjelaskan nilai Ra tiap bulan untuk suatu posisi lintang (latitude) dearah pengamatan. Nilai f(T), f(ed), dan f (n/N) masing-masing dapat diperoleh dari tabeltabel selanjutnya. Dari contoh di atas, daerah pengamatan terletak pada posisi 300LU, memiliki persentase penyinaran matahari (n/N) = 83%, temperatur udara rata-rata (T) = 28,5 0C dan tekanan uap aktual ed = 21,5 mbar, maka: a). berdasarkan tabel, untuk daerah dengan posisi 300LU diperoleh: Ra = 16,8 mm/hari; b) dengan menggunakan rumus dan nilai n/N = 83% diperoleh: Rs = ( 0,25 + 0,50 × n / N ) × Ra Rs = (0,25 + 0,50 × 0,83) × 16,8 Rs = 11,2 mm / hari Rns = (1 −α) × Rs Rns = (1 −0,25) ×11,2 Rns = 8,4 mm / hari Tabel Lintang Utara 0 Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8 2 14,7 15,3 15,6 15,3 14,6 14,2 14,3 14,9 15,3 15,3 14,8 14,4 4 14,3 15,0 15,5 15,5 14,9 14,4 14,6 15,1 15,3 15,1 14,5 14,1 6 13,9 14,8 15,4 15,4 15,1 14,7 14,9 15,2 15,3 15,0 14,2 13,7 8 13,6 14,5 15,3 15,6 15,3 15,0 15,1 15,4 15,3 14,8 13,9 13,3 10 13,2 14,2 15,3 15,7 15,5 15,3 15,3 15,5 15,3 14,7 13,6 12,9 12 12,8 13,9 15,1 15,7 15,7 15,5 15,5 15,6 15,2 14,4 13,3 12,5 14 12,4 13,6 14,9 15,7 15,8 15,7 15,7 15,7 15,1 14,1 12,8 12,0 16 12,0 13,3 14,7 15,6 16,0 15,9 15,9 15,7 15,0 13,9 12,4 11,6 18 11,6 13,0 14,6 15,6 16,1 16,1 16,1 15,8 14,9 13,6 12,0 11,1 20 11,2 12,7 14,4 15,6 16,3 16,4 16,3 15,9 14,8 13,3 11,6 10,7 22 10,7 12,3 14,2 15,5 16,3 16,4 16,4 15,8 14,6 13,0 11,1 10,2 24 10,2 11,9 13,9 15,4 16,4 16,6 16,5 15,8 14,5 12,6 10,7 9,7 26 9,8 11,5 13,7 15,3 16,4 16,7 16,6 15,7 14,3 12,3 10,3 9,3 28 9,3 11,1 13,4 15,3 16,5 16,8 16,7 15,7 14,1 12,0 9,9 8,8 30 8,8 10,7 13,1 15,2 16,5 17,0 16,8 15,7 13,9 11,6 9,5 8,3 Tabel Lintang Selatan 0 Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari (lanjutan) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8 2 15,3 15,7 15,7 15,1 14,1 13,5 13,7 14,5 15,2 15,5 15,3 15,1 4 15,5 15,8 15,6 14,9 13,8 13,2 13,4 14,3 15,1 15,6 15,5 15,4 6 15,8 16,0 15,6 14,7 13,4 12,8 13,1 14,0 15,0 15,7 15,8 15,7 8 16,1 16,1 15,5 14,4 13,1 12,4 12,7 13,7 14,9 15,8 16,0 16,0 10 16,4 16,3 15,5 14,2 12,8 12,0 12,4 13,5 14,8 15,9 16,2 16,2 12 16,6 16,3 15,4 14,0 12,5 11,6 12,0 13,2 14,7 15,8 16,4 16,5 14 16,7 16,4 15,3 13,7 12,1 11,2 11,6 12,9 14,5 15,8 16,5 16,6 16 16,9 16,4 15,2 13,5 11,7 10,8 11,2 12,6 14,3 15,8 16,7 16,8 18 17,1 16,5 15,1 13,2 11,4 10,4 10,8 12,3 14,1 15,8 16,8 17,1 20 17,3 16,5 15,0 13,0 11,0 10,0 10,4 12,0 13,9 15,8 17,0 17,4 22 17,4 16,5 14,8 12,6 10,6 9,6 10,0 11,6 13,7 15,7 17,0 17,5 24 17,5 16,5 14,6 12,3 10,2 9,1 9,5 11,2 13,4 15,6 17,1 17,7 26 17,6 16,4 14,4 12,0 9,7 8,7 9,1 10,9 13,2 15,5 17,2 17,8 28 17,7 16,4 14,3 11,6 9,3 8,2 8,6 10,4 13,0 15,4 17,2 17,9 30 17,8 16,4 14,0 11,3 8,9 7,8 8,1 10,1 12,7 15,3 17,3 18,1 Rumus Penman Modifikasi c) dengan menggunakan rumus dan α = 0,25 diperoleh: Rns = (1 − α ) × Rs Rns = (1 − 0,25) ×11,2 Rns = 8,4 mm / hari d) untuk T = 28,5 0C dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: T − T1 × ( f (T ) 2 − f (T )1 ) + f (T )1 f (T ) = T2 − T1 28,5 − 28 f (T ) = × (16,7 − 16,3) + 16,3 30 − 28 f (T ) = 16,4 Tabel Pengaruh temperatur f(T) terhadap Rn1 T 0C 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 F(T) 11,0 11,4 11,7 12,0 12,4 12,7 13,1 13,5 13,8 14,2 T 0C 20 22 24 26 28 30 32 34 36 F(T) 14,6 15,0 15,4 15,9 16,3 16,7 17,2 17,7 18,1 Tabel Pengaruh tekanan uap f(ed) terhadap Rn1 ed mbar f(ed) ed mbar f(ed) 6 8 10 12 14 16 18 20 22 0,23 0,22 0,20 0,19 0,18 0,16 0,15 0,14 0,13 24 26 28 30 32 34 36 38 40 0,12 0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,08 0,07 0,06 Tabel Pengaruh Persentase penyinaran matahari f(n/N) terhadap Rn1 n/N 0 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 f(n/N) 0,10 0,15 0,19 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42 0,46 0,51 0,55 n/N 0,55 0,60 0,65 0,70 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95 1,00 f(n/N) 0,60 0,64 0,69 0,73 0,78 0,82 0,87 0,91 0,96 1,00 Rumus Penman Modifikasi untuk ed = 21,5 mbar dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: ed − ed1 × ( f (ed ) 2 − f (ed )1 ) + f (ed )1 f (ed ) = ed − ed 1 2 21,5 − 20 f (ed ) = × ( 0,13 − 0,14 ) + 0,14 22 − 20 f (ed ) = 0,13 untuk n/N = 83% dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh: ( n / N ) − ( n / N )1 × ( f (n / N ) 2 − f (n / N )1 ) + f (n / N )1 f (n / N ) = ( n / N ) 2 − ( n / N )1 0,83 − 0,80 f (n / N ) = × ( 0,87 − 0,82) + 0,82 0,85 − 0,80 f (n / N ) = 0,85 Rumus Penman Modifikasi setelah diperoleh nilai f(T) = 16,4 ; f(ed) = 0,13 ; dan f(n/N) = 0,85 ; maka dengan menggunakan rumus 10 diperoleh: Rn1 = f (t ) × f (ed ) × f (n / N ) Rn1 = 16,4 × 0,13 × 0,85 Rn1 = 1,8 mm / hari e) dengan menggunakan rumus dan nilai Rns = 8,4 mm/hari dan Rn1 = 1,8 mm/hari, diperoleh: Rn = Rns − Rn1 Rn =8,4 −1,8 Rn = 6,6 mm / hari 6). evapotranspirasi potensial (ET 0 ) Setelah variabel-varibel yang ada pada rumus Penman Modifikasi diperoleh, maka: ET 0= c × [W × Rn + (1 −W ) × f ( u) × ( ea − ed ) ] ET0 = 1 × [ 0,77 × 6,6 + 0,23 × 0,90 ×17,5] ET0 = 1 × [ 5,1 + 3,6] ET0 = 8,7 mm / hari