seminar pendidikan karakter

advertisement
KULIAH KE-2 dan 3
MK PENGANTAR ILMU KELUARGA
(IKK 211- 3 SKS)
MAHASISWA STRATA-1
DIPERSIAPKAN OLEH:
DR. IR. HERIEN PUSPITAWATI, MSC., MSC.
DEPT. ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
2014
1
KULIAH PIK
LANDASAN TEORI KELUARGA
2
2
Mengerti salah
satu teori
keluarga yang
paling
berpengaruh
dan melandasi
semua
kehidupan
keluarga (Bu
Herien
Puspitawati)
Teori
Struktural
Fungsion
al (SF)
dan
Penerapa
nnya
1. Landasan
3 x 5, 6, 7
Filosofis
50’
2. Asumsi(1
asumsi
mg)
Sifat
Manusia
3. Fungsi dan
Peran
keluarga
4. Penerapan
SF dalam
Kajian
Keluarga.
3
PEMBENTUKAN SDM
• Pembentukan SDM dimulai dari keluarga
• Keluarga merupakan wahana/ media pertama
dan utama dalam pembentukan SDM
• Fungsi parenting tidak dapat disubstitusikan
pada institusi lain
• Fungsi pendidikan karakter dimulai dari
keluarga, sekolah complementer
• Fungsi pendidikan formal dapat disubstitusi oleh
institusi pendidikan
• Fungsi pemeliharaan dapat disubstitusi oleh
orang lain
4
Fig. 8.1 Simplified conceptual family functioning model, based on Nigerian data
5
FAMILY VALUES
FAMILY
IS
THE
FUNDA-
MENTAL
UNIT
OF
SOCIETY
H
E
A
L
T
H
Y
F
A
M
I
L
Y
LOVE
COMMITMENT
RESPONSIBILITY
RESPECT
FAMILY TOGETHERNESS
HIGHLY QUALIFIED
HUMAN BEING
•DEMOCRATIC
•OPEN
•HONEST
•RESPONSIBLE
•RELIABLE
•JUSTICE
•HARDWORKER
•TRUTH LOVER
•FAITH IN GOD
HARMONIOUS SOCIAL
RELATIONSHIPS
CONCESUS
STABLE, PREDICTED ENVIRONMENT
DEVOTED PARENTS
STRONG EMOTIONAL BONDS
6
PATRIARKI
KELUARGA
KONVENSIONAL
KELUARGA
LIBERAL
PERAN M/F BERBEDA
FAMILY IS THE
BASIC UNIT OF
SOCIETY
EGALITER 
PERAN M/F SAMA
FAMILY IS NOT
THE BASIC UNIT
M/F TIDAK
SETARA
KONFLIK ??
M/F HARUS
SETARA
HARMONIS??
SOCIAL DISORDER
KELUARGA
VITAL
REVITALISASI
NILAI-NILAI
KELUARGA
FOKUS PADA SDM
M/F TIDAK
SETARA TAPI
HARMONIS
SOCIAL ORDER & PROSPERITY
7
TEORI-TEORI YANG MELANDASI
INSTITUSI KELUARGA
MAKRO:
– STRUKTURAL-FUNGSIONAL
– SOSIAL-KONFLIK
– Community Development
MIKRO:
– Social-exchange Theory
– Symbolic Interaction Theory
– Family Development Theory
8
PENTINGNYA MEMAHAMI TEORI
ATAU KERANGKA KONSEPTUAL
 ALAT UNTUK MEMAHAMI SUATU FENOMENA
SEBUAH PETUNJUK UNTUK MENJAWAB PERTANYAANMEMBERIKAN PANDUAN/PERSPEKTIF, IDE-2 DALAM
MEMPELAJARI SUATU FENOMENA
KERANGKA TEORI DAPAT MEMBANTU KITA UNTUK
MENENTUKAN POLICY, INTERVENSI JANGKA PENDEK
YANG BERKAITAN DENGAN TUJUAN JANGKA PANJANG
9
TEORI STRUKTURAL
FUNGSIONAL
STRUKTUR
FUNGSI
MENCAPAI TUJUAN
BERSAMA
10
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
–
Pendekatan teori sosiologi struktural-fungsional biasa digunakan oleh Spencer
dan Durkheim yang menyangkut struktur (aturan pola sosial) dan fungsinya
dalam masyarakat dan pada kehidupan sosial secara total. Penganut
pandangan teori struktural-fungsional melihat sistem sosial sebagai suatu
sistem yang seimbang, harmonis dan berkelanjutan. Konsep struktur sosial
meliputi bagian-bagian dari sistem dengan cara kerja pada setiap bagian yang
terorganisir.
–
Pendekatan struktural-fungsional menekankan pada keseimbangan sistem
yang stabil dalam keluarga dan kestabilan sistem sosial dalam masyarakat.
Pendekatan teori struktural fungsional dapat digunakan dalam menganalisis
peran keluarga agar dapat berfungsi dengan baik untuk menjaga keutuhan
keluarga dan masyarakat. Konsep keseimbangan mengarah kepada konsep
homeostasis suatu organisme yaitu suatu kemampuan untuk memelihara
stabilitas agar kelangsungan suatu sistem tetap terjaga dengan baik meskipun
di dalamnya mengakomodasi adanya adaptasi dengan lingkungan.
Pendekatan struktural fungsional juga menganalisis adanya penyimpangan,
misalnya penyimpangan nilai-nilai budaya dan norma, kemudian
memperhitungkan seberapa besar penyimpangan dapat berkontribusi pada
kestabilan atau perubahan sistem sosial. Penerapan teori struktural
fungsional dalam konteks keluarga terlihat dari struktur dan aturan yang
diterapkan.
11
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
•
Persyaratan STRUKTURAL yang harus dipenuhi oleh keluarga
agar dapat berfungsi, yaitu meliputi:
1. Difrensiasi peran yaitu alokasi peran/tugas dan aktivitas yang
harus dilakukan dalam keluarga,
2. Alokasi solidaritas yang menyangkut distribusi relasi antar
anggota keluarga,
3. Alokasi ekonomi yang menyangkut distribusi barang dan jasa
antar anggota keluarga untuk mencapai tujuan keluarga,
4. Alokasi politik yang menyangkut distribusi kekuasaan dalam
keluarga, dan
5. Alokasi integrasi dan ekspresi yaitu meliputi cara/ tehnik
sosialisasi internalisasi maupun pelestarian nilai-nilai maupun
perilaku pada setiap anggota keluarga dalam memenuhi
tuntutan norma-norma yang berlaku.
12
KONSEP
• STRUKTUR
• PEMBAGIAN PERAN, TUGAS DAN
TANGGUNG JAWAB, HAK DAN
KEWAJIBAN
• MENJALANKAN FUNGSI
• MEMPUNYAI ATURAN DAN NILAI/
NORMA YANG HARUS DIIKUTI
• MEMPUNYAI TUJUAN
13
Struktur/bentuk keluarga adalah: pola
dari kedudukan dan peran didalamnya
dari anggota keluarga tersebut.
Struktur Keluarga
- Setiap masyarakat mempunyai peraturanperaturan dan harapan-harapan yang
menggambarkan orang bagaimana berperilaku
pada keadaan yang berlainan
- Masing-masing orang mempunyai suatu pola
perilaku tertentu atau peran yang dilakukan
dalam kedudukan di dalam keluarganya. Mis :
hubungan antara ibu dan anak perempuannya.
14
STRUKTUR KELUARGA
Ibu
Ayah
1. KELUARGA
UTUH (INTACT
FAMILIES)
A2
A3
2. KELUARGA
TUNGGAL
(SINGLE
PARENT
FAMILIES)
A1
Masing-masing Anggota mempunyai:
PERAN
TANGGUNG JAWAB
HAK
KEWAJIBAN
STATUS DALAM KELUARGA
UMUMNYA DILANDASI OLEH
SISTEM PATRIARKI
15
Struktur / Bentuk Keluarga
Terdapat 2 Bentuk keluarga:
1. Keluarga Inti (“nuclear family”)
2. Keluarga Luas (“extended family”)
Di Jawa, Keluarga Luas
istilah kekerabatan
Di Batak, Keluarga Luas
metutur
16
+10
.
.
+7
+6
+5
+4 :
+3 :
+2 :
+1 :
0 :
-1 :
-2 :
-3 :
-4 :
-5 :
-6 :
-7 :
-8 :
-9 :
-10 :
Namanya = -4, -5, . . .
. . -10
Canggah
Buyut
Eyang/embah
Orang tua (ayah/bapak, ibu)
diri sendiri
Anak
Cucu
Buyut
Canggah
Wareng
Udeg-udeg
Gantung siwur
Gropak sente
Slebok besok
Galih asem
17
TEORI SISTEM
•
•
Teori sistem mempunyai pengertian dan konsep yang
sama dengan Teori struktural-fungsional, namun teori
sistem lebih menekankan pada beroperasinya
hubungan antara satu set dengan set lainnya,
sedangkan kalau teori struktural-fungsional lebih
menekankan pada mekanisme struktur dan fungsi
dalam mempertahankan keseimbangan struktur.
Kedua teori tersebut terkadang dipandang sebagai
teori yang sama, dan keduanya diterapkan pada
analisis kehidupan keluarga.
Pendekatan teori sistem sosial diperkenalkan oleh
seorang ahli ekonomi Adam Smith yang menyangkut
adanya konsep kesatuan dan saling ketergantungan
antara individu dan masyarakat.
18
EKOSISTEM DALAM KELUARGA
LINGKUNGAN
MAKRO
Alami
MODEL DEACON &
FIREBAUGH,1988
Sistem Masyarakat
LINGKUNGAN
MAKRO
LINGKUNGAN
MIKRO
Politik
Fisik
Fisik
Buatan
Keluarga
Manusia
Ekonomi
Sosial
HUBUNGAN
KELUARGA &
LINGKUNGAN
NYA
Tehnologi
Sosial Budaya
Biologi
19
EKOSISTEM ANAK & KELUARGA
SISTEM
MAKRO
Budaya
MODEL EKOLOGI
BRONFENBRENNER,
1979
Keluarga Luas
SISTEM MESO
SISTEM
MIKRO
Teman
Keluarga
Tetangga
HUBUNGAN
ANAK DGN
LINGKUNGAN
NYA
Sekolah
Anak
Mass
Media
Klp
Agama
Tetangga
Pelayanan
Hukum
Pelayanan
Sosial
20
AYAH
ANAK
LAKI2
IBU
ANAK
PEREMPUAN
SISTEM DALAM
KELUARGA
21
• William F. Ogburn dan Talcott Parsons
adalah para sosiolog ternama yang
mengemukakan pendekatan struktural
fungsional dalam kehidupan keluarga pada
abad ke-20.
• Pendekatan teori Struktural Fungsional ini
mengakui adanya segala keragaman dalam
kehidupan sosial yang kemudian
diakomodasi dalam fungsi sesuai dengan
posisi seseorang dalam struktur sebuah
sistem (Megawangi, 1999).
22
• Pendekatan struktural-fungsional menekankan pada
keseimbangan sistem yang stabil dalam keluarga dan
kestabilan sistem sosial dalam masyarakat.
• Eshleman (1991), Gelles (1995) dan Newman dan
Grauerholz (2002) menyatakan bahwa pendekatan teori
struktural fungsional dapat digunakan dalam
menganalisis peran keluarga agar dapat berfungsi
dengan baik untuk menjaga keutuhan keluarga dan
masyarakat.
• Adapun Farrington dan Chertok (Boss et al. 1993), Winton
(1995), dan Klein dan White (1996) menyatakan bahwa
konsep keseimbangan mengarah kepada konsep
homeostasis suatu organisme yaitu suatu kemampuan
untuk memelihara stabilitas agar kelangsungan suatu
sistem tetap terjaga dengan baik meskipun di dalamnya
mengakomodasi adanya adaptasi dengan lingkungan.
• Ditambahkan oleh Macionis (1995) bahwa pendekatan
struktural fungsional juga menganalisis adanya
penyimpangan, misalnya penyimpangan nilai-nilai
budaya dan norma, kemudian memperhitungkan
seberapa besar penyimpangan dapat berkontribusi pada
23
kestabilan atau perubahan sistem sosial.
• Penerapan teori struktural fungsional dalam konteks
keluarga terlihat dari struktur dan aturan yang diterapkan.
• Dinyatakan oleh Chapman (2000) bahwa keluarga adalah
unit universal yang memiliki peraturan, seperti peraturan
untuk anak-anak agar dapat belajar untuk mandiri. Tanpa
aturan atau fungsi yang dijalankan oleh unit keluarga,
maka unit keluarga tersebut tidak memiliki arti (meaning)
yang dapat menghasilkan suatu kebahagiaan. Bahkan
dengan tidak adanya peraturan maka akan tumbuh atau
terbentuk suatu generasi penerus yang tidak mempunyai
daya kreasi yang lebih baik dan akan mempunyai masalah
emosional serta hidup tanpa arah.
• Ditambahkan oleh Chapman bahwa keluarga di
kebudayaan Barat selama tiga puluh tahun terakhir telah
mengalami perubahan yang luar biasa dan sudah
kehilangan arah. Hal ini terjadi oleh adanya kebudayaan
Barat yang menekankan materialisme dengan fokus pada
kepemilikan benda seperti rumah dan mobil, dan lebih
mencari kebahagiaan pribadi di atas segalanya, sedangkan
suara dari Timur mengarah kepada kesatuan dan seirama
dengan alam. Dengan demikian keluarga modern berdiri di
persimpangan jalan, bingung dan ragu jalan mana yang24
harus ditempuh.
• Saxton (1990) menyatakan bahwa
keluarga berperan dalam menciptakan
stabilitas, pemeliharaan, kesetiaan dan
dukungan bagi anggotanya.
• Namun apabila fungsi keluarga tersebut
tidak dapat dilakukan dengan optimal,
maka akan timbul berbagai hal yang
negatif baik bagi anggota keluarga itu
sendiri maupun bagi masyarakat.
25
TEORI STRUKTURAL-FUNGSIONAL
Sejarah
• FILSUF ABAD 18 -19: “Bagaimana dan
mengapa suatu masyarakat bisa ada?
Faktor-2 apa yang mempersatukan
masyarakat? Bagaimana ketertiban sosial
(social order) dapat tercipta?”
• Kawatir akan kebenaran-kebenaran pendapat
Thomas Hobbes (abad 17)
• Bersamaan dengan semakin mapannya ilmu
biologi (Teori Sistem)
26
FILSAFAT PLATONIK (PLATO muridnya
Socrates atau gurunya Aristoteles):
DUNIA CITA VS. DUNIA MATERI
ADANYA DIVISION OF LABOR
KEPALA
AKAL
DADA
SEMANGAT
PERUT
NAFSU
RULERS (PEMIMPIN)
AUXILIARIES (MENTERI)
LABORERS (PEKERJA)
• Perspektif teoritis struktural fungsional pada awalnya
dikembangkan untuk menganalisis keadaan sosial
kemasyarakatan secara umum (para sosiolog generasi ke-1 pada
akhir abad 18 dan awal abad 19).
•Negara yang tenteram akan terwujud kalau ketiga lapisan
struktural masyarakat bekerja secara harmonis, dimana masingmasing tahu posisi, peran, kedudukan, hak, kewajiban, tanggung
jawab dan batasan-batasannya.
27
AUGUST COMTE (1798 – 1857)
The father of Sociology aplikasi metode sains dalam kehidupan
masyarakat 
Ilmu Sosiologi: sebuah prinsip “konsensus sosial” yang dapat
tercipta dalam masyarakat, Perspektif fungsionalisme menuju
ketertiban dan keharmonisan sosial setelah Revolusi Perancis.
Comte menyerang paham utilitarianism dan individualisme yang
sangat berpengaruh di Inggris pada zamannya.
Comte memakai konsep-konsep ilmu biologi yang saat itu
merupakan ilmu yang cukup bergengsi
Kesamaan Sosiologi dan Biologi terletak pada perhatian yang
sama tentang “Masyarakat identik dengan tubuh organik”
Elemen-2 dalam masyarakat saling terkait dan tergantung yang
merupakan unit kesatuan  Konsep Solidaritas Sosial dan
Konsensus sosial
Sosiologi ada 2 macam: Statis: Morfologi
Dinamis: Tumbuh dan Berkembang
28
HERBERT SPENCER (1820 -1930)
Meneruskan teori yang dikembangkan oleh Comte
Evolusi Biologi (tumbuh dan matang) ~ masyarakat simpel menuju
kompleks melalui adaptasi
Masyarakat simpel  kompleks, berarti:
Organisme masyarakat dan individu tumbuh menjadi besar atau
menjadi kompleks, maka terjadi diferensiasi struktur.
Proses diferensiasi dalam struktur dibarengai diferensiasi dalam
fungsi.
Setiap elemen hanya dapat berfungsi melalui cara saling ketergantungan. Satu
bagian hilang  perubahan fungsi secara keseluruhan.
Masyarakat seperti seekor mahluk: “Self-maintaining system”
ASUMSI:
- Realitas sosial dianggap sebagai sebuah sistem
- Proses sebuah sistem hanya dapat dimengerti melalui konsep
ketergantungan
- Sebuah sistem adalah tertutup, untuk mempertahankan integritas
batasan-batasannya.
29
EMILE DURKHEIM (1858-1917)
Pemikiran Durkheim banyak dipengaruhi oleh August Comte.
Pemikiran Durkheim: Struktur kolektivitas akan memberikan
fungsi kepada setiap individu
Kepentingan individu tidak bertentangan dengan kepentingan
kolektif
Individu dalam struktur berbeda  fungsi berbeda 
Individu adalah bagian dari kolektivitas
“DIVISION OF LABOR”
Perlu adanya “Common Beliefs”  Konsesus Kolektif
“SOCIAL SOLIDARITY”
30
TALCOTT PARSON (1902-1979)
PARSONIAN THEORY: Prinsip S-F selalu berperan dlm kehidupan
sosial
Parson lebih banyak dipengaruhi oleh Durkheim, yaitu mengkritik
utilitarianism.
Teori utilitarianism mempropagandakan konsep free enterprise
melalui ekonomi pasar yang menciptakan “kekayaan dan kepuasan
optimum” diraih melalui rasionalitas dan self interest yang kemudian
menciptakan “commom values” sehingga tercipta kerja sama,
kontrak, pertukaran dan akhirnya tercipta ketertiban sosial.
Durkheim justru membantah bahwa rasionalitas dan self interest
justru menciptakan persaingan, penipuan dan kekacauan sosial.
Maka Durkheim mengganggap penting untuk menciptakan common
values yaitu nilai-nilai yang dipegang, disakralkan oleh masyarakat,
yang dapat mengontrol interaksi manusia sehingga ketertiban sosial
dapat terbentuk.
Vilfredo Pareto memasukkan elemen-elemen nonlogis dan irasional
ke dalam teori ekonomi dengan melihat tingkah laku manusia yang
terkadang didorong oleh faktor-faktor irasional dan nonlogis.
31
Parsons…
•
•
•
Melalui Teori Pareto & Durkheim, maka Parsons membuat
sintesa tentang pola aksi manusia “Voluntaristic Theory of
Action”, yaitu individu bertindak karena adanya proses
keputusan subyektif yang dilakukan secara sukarela.
Faktor-faktor normatif dan situsional yang melekat pada
individu sehingga dia melakukan aksinya, tidak ada unsur
pemaksaan.
Elemen dasar dalam membentuk aksi sukarela:
1.
2.
3.
4.
Aktor atau individu
Aktor dianggap orang yang ingin mencapai tujuan
Aktor mempunyai alat untuk mencapai tujuan
Aktor dihadapkan pada kondisi situsional (biologis, keturunan,
ekologi eksternal) yang mempengaruhi aktor dalam menentukan
sasaran dan alat
5. Aktor dipengaruhi oleh nilai-nilai, norma, dan ideologi yang
berpengaruh pada pemilihan sasaran dan cara mencapai sasaran
tersebut
6. Maka, sebuah aksi akan melibatkan aktor ysng membuat
keputusan subyektif untuk menentukan sasaran dan alat.
•
•
Nomor 1-3 mirip teori utilitarian
Nomor 4-6 merupakan teori parsons dengan fokus pada
orientasi normatif.
32
Membuat sintesa baru “VOLUNTARISTIC THEORY OF ACTION”
AKTOR
ALAT
TUJUAN
Mengkritik pemahaman UTILITARIAN:
-Apakah masyarakat selalu bersikap rasional?
-Apakah manusia bebas tidak perlu diatur?
-Bgm ketertiban dapat terwujud dlm suasana tanpa aturan?
NORMATIVE ORIENTATION
means 1
ACTOR
means 2
means 3
ENDS
OR GOALS
SITUATIONAL CONDITIONS
(BIOLOGY AND ENVIRONMENT)
33
Parsons…
• Pentingnya Integrasi dalam sebuah sistem (AGIL= Adaptation;
Goal Attainment; Integration; Latency)
•
-Sebuah sistem harus ada komponen-2 aktor di mana tingkah
lakunya dimotivasi oleh tuntutan-2 peran yang diatur oleh
sistem sosialnya.
•
-Sebuah sistem sosial hrs dpt menolak pengaruh ancaman dr
luar yg dpt mempeng. kondisi homeostatik (deviasi & konflik)
• -Diperlukan institusionalisasi, shg menghasilkan aktor-2 yg
dapat berfungsi  POLA RELASI SOSIAL STABIL
• Mengakui perubahan evolusioner dan adaptasi (menuju
homeostatik)
• ASUMSI:
•
1. Masy selalu mencari titik keseimbangan
•
2. Masy. Memerlukan kebutuhan dasar agar no:1 terpenuhi
•
3. Utk memenuhi no 2, fungsi-2 perlu diperhatikan dipenuhi.
•
4. Utk 1,2,3,4  hrs ada struktur tertentu untuk
berlangsungnya homeostatik.
34
DIJULUKI
“BAPAK
SOSIOLOGI”
AUGUST COMTE (1798 – 1857)
35
DIKENAL
“BAPAK
DARWINISME
SOSIAL”
HERBERT SPENCER (1820 – 1903)
36
DIKENAL
“BAPAK
PENCETUS
SOSIOLOGI
MODERN”
EMILE DURKHEIM (1858 – 1917)
37
DIKENAL
MELAHIRKAN
TEORI
FUNGSIONAL
TALCOTT PARSON (1902 – 1979)
38
MENJELASKAN
PERILAKU
DEVIASI
ROBERT MERTON (1858 – 1917)
39
MENJELASKAN
TEORI
STRUKTURISASI
ANTHONY GIDDEN (1938- NOW)
40
PENERAPAN TEORI
STRUKTURAL FUNGSIONAL
DALAM SISTEM KELUARGA
DAN SISTEM LINGKUNGANNYA
41
PERSONALITY INDIVIDU
- Feminin vs Maskulin
- Introvert vs Extrovert
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
-Id: Sifat dasar
-Ego: ada pertimbangan rasional
-Super-ego: ada pertimbangan
spiritual
KEADAAN SOSIAL EKONOMI
INDIVIDU
HUBUNGAN KEKERABATAN
(KINSHIP) LATAR BELAKANG
SOSIAL EKONOMI KELUARGA
PERKEMBANGAN KEADAAN LINGKUNGAN
-Tahapan perkembangan masyarakat
-Tradisional
-Modern
-Pasca Modern
-Adat/norma yang berlaku
-Peraturan/Hukum pemerintah
LANDASAN PERKAWINAN
-Cinta
-Pengertian
-Agama
-Pengabdian Orangtua
-Peningkatan sosial ekonomi
PERTEMUAN DUA INDIVIDU
-The Mate selection
-The Opposite attract
-The Perfect Match
-The Soul's Mate
P
E
R
K
A
W
I
N
A
N
H
A
R
M
O
N
I
S
ALUR PEMIKIRAN FAKTORFAKTOR YANG BERPENGARUH
PADA KEHARMONISAN DAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA 42
K
E
L
U
A
R
G
A
S
E
J
A
H
T
E
R
A
PENERAPAN TEORI S-F
• Kepentingan paternalistik sosial (struktur) harus
diinternalisasikan sejak individu dilahirkan
karena merupakan suatu mekanisasi sosial agar
seorang anak mengetahui posisi dan
kedudukannya, sehingga ia akan mendapatkan
tempat dalam masyarakat kelak setelah dewasa.
• Keluarga sebagai subsistem dalam masyarakat,
subsistem lainnya adalah sistem ekonomi,
politik, pendidikan, agama, dsb.
43
ASPEK STRUKTURAL
•
Aspek struktural menciptakan keseimbangan sebuah
sistem sosial yang tertib (social order). Ketertiban
keluarga akan tercipta kalau ada struktur atau strata
dalam keluarga, dimana masing-masing mengetahui
peran dan posisinya dan patuh pada nilai yang
melandasi struktur tersebut.
•
Struktur dalam keluarga dapat dijadikan institusi
keluarga sebagai sistem kesatuan dengan elemenelemen utama yang saling terkait:
1. Status sosial: pencari nafkah, ibu rumah tangga,
anak sekolah, dll
2. Fungsi dan peran sosial: perangkat tingkah laku
yang diharapkan dapat memotivasi tingkah laku
seseorang yang menduduki status sosial tertentu
(peran instrumental/ mencari nafkah; peran
emosional ekspresif / pemberi cinta, kasih sayang)
3. Norma sosial: Peraturan yang menggambarkan
bagaimana sebaiknya seseorang bertingkah laku
44
dalam situasi tertentu.
ASPEK FUNGSIONAL
• Arti fungsi disini dikaitkan dengan
bagaimana sebuah sistem dalam
masyarakat/ keluarga dapat berhubungan
menjadi satu kesatuan yang solid.
• Parsons menekankan pada pentingnya
diferensiasi peran dalam kesatuan peran
instrumental-ekspresif dengan alokasi
kewajiban tugas-tugas dalam mencapai
tujuan, integritas dan solidaritas, serta
pola kesinambungan atau pemeliharaan
keluarga.
45
TEORI SISTEM
•
•
Teori sistem mempunyai pengertian dan konsep yang
sama dengan Teori struktural-fungsional, namun teori
sistem lebih menekankan pada beroperasinya
hubungan antara satu set dengan set lainnya,
sedangkan kalau teori struktural-fungsional lebih
menekankan pada mekanisme struktur dan fungsi
dalam mempertahankan keseimbangan struktur.
Kedua teori tersebut terkadang dipandang sebagai
teori yang sama, dan keduanya diterapkan pada
analisis kehidupan keluarga.
Pendekatan teori sistem sosial diperkenalkan oleh
seorang ahli ekonomi Adam Smith yang menyangkut
adanya konsep kesatuan dan saling ketergantungan
antara individu dan masyarakat.
46
FOKUS DAN SKOPE ASUMSI
• Seluruh bagian dalam suatu sistem saling
berhubungan
• Sistem hanya dapat dimengerti apabila dilihat
secara keseluruhan
• Perilaku suatu sistem dapat mempengaruhi
lingkungannya dan sebaliknya sebagai
feedback, lingkungan dapat mempengaruhi
suatu sistem
• Sistem merupakan heuristic (suatu cara untuk
mengetahui seperti sistem terdiri atas subsistem
input, proses, dan output ) bukan sesuatu yang
nyata (realitas)
47
Asumsi yang Mendasari Keluarga
Sebagai Sebuah Sistem
• Setiap keluarga adalah unik, baik karena
beragamnya karakteristik personal, &
beragamnya budaya & ideologi.
• Keluarga adalah sistem interaksi.
• Tiap anggota keluarga memiliki fungsi
masing-masing, baik secara kolektif
maupun individual.
• Keluarga selalu mengalami perubahan
48
Keluarga Sebagai Sebuah Sistem
Family
Structure
Input
System
Family
Interactive
Family
Life Cycle
Change/Stress
Family
Function
Output
49
KONSEP SISTEM
• Sistem: suatu set obyek dan hubungan antar
obyek dengan atributnya (Hall & Fagan, 1956).
• Boundaries: suatu batas antara sistem dan
lingkungannya yang mempengaruhi aliran
informasi dan energinya (tertutup atau terbuka)
• Aturan Transformasi: memperlihatkan
hubungan antara elemen-elemen dalam suatu
sistem
• Feedback: suatu konsep dari teori sistem yang
menggambarkan aliran sirkulasi dari output
kembali sebagai input (positif, negatif/
penyimpangan)
50
KONSEP…
• Variety: merujuk pada derajat variasi
adaptasi perubahan dimana sumberdaya
dari sistem dapat memenuhi tuntutan
lingkungan yang baru.
• Equilibrium: merujuk pada
keseimbangan antara input dan output
(homeostatis= mempertahankan
keseimbangan secara dinamis antara
feedback dan kontrol)
• Subsistem: variasi tingkatan dari suatu
sistem yang merupakan bagian dari suatu
sistem.
51
PROPOSITION
• The adaptability and therefore viability of a
family system is positively related to the
amount of variety in the system.
• The adaptability and therefore viability of a
family system is negatively related to
conflict and tension in the system.
52
• Tipe keluarga yang ideal di Korea adalah keluarga patrilokal
• Keluarga besar secara khusus terdiri dari dua keluarga dengan generasi
berbeda; seorang bapak dan ibu tinggal dalam rumah tangga yang sama
dengan anak laki-laki tertua yang sudah menikah, isteri dan anak-anaknya.
• Tipe keluarga ini masih dianggap "ideal", walaupun tipe keluarga yang
paling utama keluarga inti.
• Rata-rata ukuran rumah tangga adalah 5.7 pada tahun 1960 dibandingkan ke
3.8 pada tahun 1990
• Perubahan lainnya yang signifikan adalah peningkatan umur harapan hidup.
Pada tahun 1990, umur harapan hidup laki-laki adalah 67 dan 73 untuk
wanita
• umur pertama menikah berubah dari 21-23 tahun menjadi 24-27 tahun, yang
berdampak terhadap menurunkan periode mampu melahirkan.
• Pada tahun 1990, populasi penduduk berusia di atas 65) tahun mencapai
6.5%. Menjelang tahun 2020, para lansia diharapkan mencapai 13.1% dari
populasi (Laporan tahunan Statistik Demografi, 1990).
53
• Keluarga Korea sedang berubah dengan industrialisasi yang terus
menerus, nilai-nilai tradisional tentang pentingnya anak, pemujaan
nenek moyang dan Familism di atas individualisme masih tetap
utuh dan dihadapi keluarga Korea dalam hidup sehari-hari.
• Sebanyak 58% dari pengeluaran total rumah tangga adalah untuk
pendidikan.
• hilangnya "own-family-centered Familism" dianggap sebagai
salah satu isu yang paling penting dan mendesak dalam
masyarakat Korea saat ini
• fungsi keluarga barat akan diberlakukan bagi keluarga Korea
• sosialisasi anak dirasakan adalah fungsi yang paling utama untuk
laki-laki dan perempuan. Fungsi moral dan agama adalah yang
terpenting berikutnya.
54
• Kurangnya penelitian tentang pemilihan pasangan mencerminkan tradisi
bermasyarakat dari kontrol keluarga dalam mengatur pemilihan pasangan.
Dalam masyarakat tradisional seperti Korea, pemilihan pasangan dengan
pilihan individu adalah tidak diijinkan.
• Penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya pilihan individu, maka
perkawinan semi-arranged lebih disukai dibandingkan memilih secara
bebas.
• wanita memandang perkawinan adalah status yang kurang diinginkan
dibandingkan laki-laki shingga lebih banyak wanita dibandingkan laki-laki
yang menunda perkawinan atau memilih untuk tidak kawin.
• Laki-laki lebih menempatkan penampilan fisik, kasih sayang dan kesucian
dalam memilih pasangannya. Sementara, wanita menekankan potensi
kemapanan pekerjaan pasangan, pendapatan tinggi dan berpendikan tinggi.
• laki-laki sudah mulai menekankan kapasitas ekonomi dan status pendidikan
dalam memilih calon istri (Kim, 1992; Park, 1992).
55
•
•
•
•
•
•
Hubungan perkawinan sebagian besar diukur dalam empat area
utama: kepuasan perkawinan, sikap dan perilaku peran gender dan
perilaku, kekuasaan terikat perkawinan, dan komunikasi perkawinan.
Suami tradisional dan isteri modern mempunyai level kepuasan
perkawinan terendah, sedangkan suami modern dan isteri tradisional
mempunyai level kepuasan perkawinan yang sama dengan pasangan
yang peran seksnya sama dan setara.
stabilitas perkawinan lebih dipentingkan daripada kualitas
perkawinan.
tanggung jawab dan kesetiakawanan anak laki-laki yang utama
adalah kepada orang tuanya dalam masyarakat tradisional,
kedekatan emosional dengan orang tua secara positif berhubungan
dengan kepuasan perkawinan.
dimensi kepuasan perkawinan tidak terbatas pada hubungan dyadic.
56
• Isteri membuat keputusan berhubungan dengan anak-anak, pembelian
peralatan rumah tangga yang kecil, dan uang untuk dibelanjakan pada
pangan dan pakaian. Pada sisi lain, suami membuat keputusan tentang
pekerjaannya dan pekerjaan isterinya, serta pengeluaran untuk peralatan
rumahtangga skala besar. Keputusan yang berhubungan dengan aktivitas
leisure, pembelian rumah, perpindahan, dan in-laws dibuat secara bersamasama oleh suami dan isteri.
• Ketika suami memperoleh pendapatan, pendidikan, atau status pekerjaan
yang lebih tinggi, mereka cenderung untuk mempunyai norma-norma
egalitarian.
• Pasangan cenderung mempunyai rata-rata 1/2-1 jam percakapan per hari.
Secara umum, penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara
variabel sosial-ekonomi dengan jumlah, isi, gaya dan efektivitas komunikasi
• Percakapan tentang anak-anak, keuangan, pengeluaran dan masalah kerabat
adalah yang paling sering dikomunikasikan. Pada sisi lain, pembicaraan
tentang sistem kepercayaan dalam hidup, politik, seni, seks dan cinta
dikomunikasikan paling sedikit.
• Gaya komunikasi yang dirasakan berhubungan dengan kepuasan
perkawinan.
57
• Remaja biasanya merasa dekat dengan orang tuanya, terutama
dengan ibunya, sehingga mempunyai kohesi yang lebih kuat
dengan ibu dibanding bapak (Kim, 1990). Status sosial ekonomi
keluarga secara signifikan berhubungan dengan kedekatan anak
remaja dengan bapak (No, 1982).
• Jika komunikasi yang sering dan terrbuka dengan bapak berdampak
positif terhadap remaja, maka perilaku pelanggar dalam masa
remaja adalah sangat berhubungan dengan pola komunikasi
tertutup bapak, kemampuan beradaptasi dan kohesi keluarga yang
rendah (Min, 1992).
• Pilihan pekerjaan di masa depan pada remaja sangat dipengaruhi
oleh karakteristik keluarga melebihi ciri pribadi di Korea.
58
• ibu memberi lebih banyak kebebasan dan kemandirian kepada anak
laki-laki dibanding anak perempuan
• Perbandingan sikap membesarkan anak antar generasi
menunjukkan bahwa generasi orang tua saat ini menunjukkan sikap
yang lebih demokratis dan permisif dalam membesarkan anak.
• generasi orang tua saat ini menggunakan petunjuk dan aturan yang
lebih tegas dalam disiplin dibanding orang tua mereka. Secara
umum, generasi orang tua saat ini menunjukkan peningkatan pada
tanggung jawab ibu (Kim & Lee, 1988).
• Hasil temuan menunjukkan bahwa sikap membesarkan anak terdiri atas
dua dimensi yang sangat berlawanan: pertama dicirikan sebagai hangat
dan mengasuh, sedangkan yang lainnya sebagai kaku dan otoriter
• Anak-anak dengan kohesi keluarga dan kemampuan beradaptasi
yang rendah akan memperlihatkan konsep diri yang rendah (Han,
1992).
59
• Secara tradisional, keluarga Korea lebih menekankan
pada hubungan orang tua-anak dibanding hubungan
suami dan isteri.
• Istri pada kelas menengah yang bekerja mengalami
lebih sedikit kesulitan dalam transisi menjadi orang tua
dibanding istri yang tidak bekerja. Alasan utama
adalah isteri bekerja pada kelas menengah menerima
bantuan emosional dan praktek lebih banyak dari
keluarga/kerabat, terutama dari ibu mertua dan ibu,
dibanding istri yang tidak bekerja (Lee, 1990).
60
• Karakteristik ayah dan gender anak mempengaruhi sikap dan
perilaku kebapakan secara signifikan. Keterlibatan ayah
berhubungan secara positif dengan harga diri bapak dan tingkat
pendidikan. Bapak lebih dilibatkan dalam membesarkan anak
perempuan dibanding anak laki-laki. Bapak memberikan lebih
banyak pujian kepada anak perempuan dibanding anak laki-laki.
Namun demikian, bapak menempatkan petunjuk yang lebih tegas ke
arah disiplin anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
• Keikutsertaan bapak dalam membesarkan anak secara positif
berhubungan dengan kompetensi sosial dan perkembangan moral
anak yang lebih tinggi
• Dengan mengabaikan pola komunikasi dengan ibu, anak remaja
yang mempunyai komunikasi tertutup dengan bapaknya
memperlihatkan perilaku pelanggar lebih sering
61
•
•
tahap ini dapat diukur sebagai periode tekanan,
krisis identitas, kehilangan peran dan tingkat
kepuasan hidup yang reandah.
Biasanya, penyesuaian pertengahan hidup
(midlife) diukur dengan tekanan, kebahagiaan,
perasaan krisis, kepuasan hidup dan anomie.
62
Mayoritas subyek masih mendukung bahwa anak yang sudah
dewasa bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orangtua
mereka. Jadi, norma tentang tanggung jawab filial masih tetap ada
perbedaan dalam tanggung jawab filial ditemukan pada jenis
kelamin dan urutan kelahiran anak. Biasanya, anak laki-laki
mempunyai tanggung jawab filial lebih besar dibanding anak
perempuan. Diantara anak laki-laki, putra yang pertama mempunyai
tanggung jawab filial lebih tinggi dibanding sisanya
Hasil ini nampak mencerminkan nilai-nilai tradisional Korea bahwa
anak laki-laki, terutama anak laki-laki pertama, adalah bertanggung
jawab untuk orang tua mereka, dan isterinya menyelesaikan
aktivitas pengasuhan sehari-hari.
63
•
•
•
Dari separuh lansia yang tinggal di pulau ini hidup terpisah
dan mandiri dari anak yang sudah dewasa.
Secara tradisional, seorang perempuan yang menikah harus
mencapai statusnya dalam keluarga suaminya hanya dengan
melahirkan seorang putra yang akan berhasil sebagai kepala
keluarga. Jadi, keberadaan anak laki-laki adalah penting bagi
suatu prestasi status perempuan, dan hubungan antara
seorang ibu dan seorang putra akan menjadi sangat dekat.
Sebagai konsekwensinya, ketika anak laki-laki menikah,
hubungan antara ibu mertua dan menantu menjadi sangat
bermusuhan dan kompetitif.
Ikatan dengan anak-anak mempunyai efek yang lebih
signifikan pada wanita dibanding laki-laki.
64
Banyak orang tua cenderung percaya bahwa peningkatan
pendidikan anak-anaknya akan menjadi satu cara untuk
memperoleh peningkatan kehidupan sosial mereka. Jadi,
orang tua sepenuh hati berkorban untuk menyediakan
sekolah menengah atau bahkan pendidikan tinggi untuk
anaknya. Untuk mencapai tujuan ini, orang tua
memaksimalkan uang tabungan mereka dan
memperkecil pengeluaran sebisa mungkin.
Pola kekerabatan menunjukkan bahwa keluarga ini
mempunyai lebih sedikit kontak dan lebih sedikit
bantuan dari keluarga luas mereka. Mereka menukar
barang, jasa dan bantuan lebih dengan tetangga (Kim,
199; Byun, 1990).
65
•
•
Keluarga miskin tidak dicirikan dengan
ketidakstabilan perkawinan yang tinggi yang
mengakibatkan tingginya tingkat perceraian.
Bagaimanapun, banyak wanita pada kelas bawah
dibandingkan wanita pada kelas menengah
kemungkinan besar mempunyai gambaran
hubungan suami dan isteri yang tradisional.
Kesimpulannya, keluarga miskin memperlihatkan
sedikit bukti kultur kemiskinan. Fenomena ini
melekat pada optimisme masyarakat untuk
memperoleh hidup yang lebih baik di masa datang,
motivasi pendidikan yang kuat dan kesetiakawanan
66
keluarga dalam keluarga inti.
RINGKASAN TEORI S-F
•
•
Pendekatan struktural-fungsional adalah
pendekatan teori sosiologi yang diterapkan
dalam institusi keluarga. Keluarga sebagai
sebuah institusi dalam masyarakat mempunyai
prinsip-prinsip serupa yang terdapat dalam
kehidupan sosial masyarakat. Pendekatan ini
mempunyai warna yang jelas, yaitu mengakui
adanya segala keragaman dalam kehidupan
sosial.
Tokoh-tokoh struktural fungsional diantaranya
adalah Auguste Comte (1798 - 1857), Herbert
Spencer (1820 –1903), Emile Durkheim (18581917), Talcott Parsons (1902-1979), Anthony
Giddens (1938- sekarang)
67
RINGKASAN….
•
•
Asumsi teori struktural-fungsional adalah suatu
masyarakat terdiri dari berbagai bagian yang saling
mempengaruhi, yakni : (1) masyarakat terbentuk atas
substruktur-substruktur yang dalam fungsi mereka
masing-masing, saling bergantungan, sehingga
perubahan yang terjadi dalam fungsi satu substruktur,
akan mempengaruhi pada substruktur lainnya, dan (2)
setiap substruktur yang telah mantap akan menopang
aktivitas-aktivitas atau substruktur lainnya.
Salah satu aspek penting dari perspektif strukturalfungsional adalah bahwa setiap keluarga yang sehat
terdapat pembagian peran atau fungsi yang jelas,
fungsi tersebut terpolakan dalam struktur hirarkis yang
harmonis, dan komitmen terhadap terselenggaranya
peran atau fungsi itu.
68
RINGKASAN….
•
•
•
Struktural–fungsional berpegang bahwa sebuah
struktur keluarga membentuk kemampuannya untuk
berfungsi secara efektif, dan bahwa sebuah keluarga
inti tersusun dari seorang laki-laki pencari nafkah dan
wanita ibu rumah tangga adalah yang paling cocok
untuk memenuhi kebutuhan anggota dan ekonomi
industri baru.
Harmoni dalam pembagian dan penyelenggaraan
fungsi-peran, alokasi solidaritas, komitmen terhadap
hak, kewajiban, dan nilai-nilai bersama ini merupakan
kondisi utama bagi berfungsinya keluarga
Teori ini dikritik karena mengabaikan peranan konflik,
ketidaksepakatan, perselisihan dan evolusi dalam
menganalisis masyarakat. Pendekatan ini dianggap
juga mendukung status-quo (apa yang sudah ada itu
adalah baik), dan orang kemudian menduga bahwa
teori ini membenarkan dan memajukan struktur
kapitalistis demokrasi Barat.
69
TERIMA KASIH
70
Download