Uploaded by User48074

urban plus final

advertisement
Urban +
Urban +
Urban + merupakan studio desain yang berfokus pada desain kota,
perencanaan, arsitektur, dan lansekap. Didirikan Sibarani Sofian dan
Ardzuna Sinaga pada 2004 sebagai studio kecil dengan nama U + D
Studio. Kemudian bertransformasi menjadi Urban +.
Pada awal pendiriannya, Urban + kerap bekerja sama dengan
beberapa konsultan bereputasi profesional dalam menangani
masalah perencanaan dan desain pembangunan di beberapa
negara di Asia Tenggara, Cina dan Timur Tengah selama 10 tahun
terakhir. Mulai Singapura, Kuala Lumpur, Jakarta, Dubai, Bahrain
termasuk beberapa kota di Cina.
Sofian Sibarani menamatkan pendidikannya sebagai arsitektur di
Fakultas Arsitektur, Sipil dan Perencanaan pada Institut Teknologi
Bandung, tahun 1997, sebagai lulusan terbaik. Sofian kemudian
mengambil Master of Urban Development di University of New
South Wales. Sebelum mendirikan Urban+, Sofian Sibarani pernah
menjadi Executive Director of Building+Places di AECOM Indonesia
pada tahun 2014-2016.
Nagara Rimba Nusa
Adalah konsep desain calon Ibu Kota Negara (IKN) baru, sekaligus
pemenang dari Sayembara Desain Ibu Kota baru, hasil karya
Urban+.
Desain Nagara Rimba Nusa mengalahkan 755 desain dalam
sayembara tersebut.
Nagara Rimba Nusa memiliki arti pemerintahan (Nagara), hutan
(Rimba), dan Pulau (Nusa).
Dari luas area Ibu Kota Negara yang mencapai 202 hektare, konsep
inti dari Nagara Rimba Nusa hanya menyerap lahan seluas 2.0003.000 hektare.
Filosofi Desain
Para perancang Nagara Rimba Nusa menggunakan beberapa
pertimbangan sebagai dasar untuk merancang desain Nagara
Rimba Nusa, yakni:
1. Konsep Tri Hita Karana (Alam, Manusia, dan Tuhan)
2. Kondisi alam agar pembangunan kota tidak mengorbankan
ekosistem lingkungan
3. Keseimbangan manusia dan alam
4. Prinsip Bio Mimikri, yakni tidak menghalangi aliran angin dan
tidak menyedot air tanah berlebihan
5. Tata kota modern
6. Pembangunan dan sifat manusia
7. Mengusung smart city dengan adanya pusat komando digital
Konsep Desain
Nagara Rimba Nusa adalah konsep desain kota modern dengan
memiliki kluster-kluster area terpisah yang mencirikan kota modern,
yakni Kota Teknologi, Kota Kreativitas & Inovasi, Kota Olahraga, Kota
Edukasi, Kota Riset Media & Kesehatan, Kota Teknologi Pangan,
Kota Riset Energi Hijau, Kota Riset Hutan Hujan Tropis.
Desain Nagara Rimba Nusa dirancang dengan mempertimbangkan
identitas kebangsaan, keberlanjutan kota, dan futuristik (untuk
generasi mendatang). Dalam rancangan tersebut, identitas
kebangsaan diwujudkan dalam ikon-ikon bangunan seperti:
1. Danau Pancasila dengan memiliki bangunan-bangunan di
sekitarnya yang mencerminkan lima sila Pancasila
2. Bhinneka Tunggal Ika Plaza
3. Sila kesatu berupa komplek Religi Nasional
4. Sila kedua berupa Museum Peradaban Indonesia
5. Sila ketiga berupa Monumen Persatuan Indonesia
6. Sila keempat berupa Plaza Demokrasi
7. Sila kelima berupa transit & pasar rakyat
Konsep Desain
Elemen Trias Politika juga diwadahi dengan membuat axis
pemerintahan yang sejajar, yakni legislatif dan yudikatif (sebelah kiri
dan kanan) serta Istana Negara (tengah) yang merangkul legislatif
dan yudikatif.
Selain itu, rancangan desain juga terdapat Patung Adi Budaya, galeri
nasional, Istana Negara (Beranda Astana, Masjid Astana) serta
kantor staf Presiden yang berada di samping.
Konsep permukiman dirancang untuk hidup kompak, berkelanjutan,
nyaman, aman, humanis, serta selaras dengan alam. Bangunan
antar hunian tidak dibuat bersekat dan memiliki jalur koneksi satu
sama lainnya, serta terbuat dari material kayu dan terakota. Selain itu
terdapat juga jembatan jenggala kota, relung ekologis, dan kantong
lahan basah.
Keseimbangan dan keberlanjutan alam juga terkandung dalam
konsep desain dengan adanya hutan bakau, kebun botani, hutan
restorasi, hutan lindung, hutan biomass, hutan alga, Kota Mangrove,
Eco-Wisata Hutan Hujan Tropis, Eco Wisata Orang Utan.
“Bagaimana kita membuat suatu sistem perkotaan yang terinspirasi dengan atau belajar dari alam, yang namanya bio
mimikri. Bio mimikri ini harus mengadaptasi bagaimana perilaku hutan kepada suatu kota atau pembangunan, misalnya.
Bagaimana tidak menghalangi aliran angin, bagaimana tidak mengambil air terlalu banyak dari alam, tapi dari lahan yang
memang sudah kita tangkap secara natural,”
- Sibarani Sofian, Urban +
Download