KRITIK TERHADAP TEORI JEAN PIAGET Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima prinsip-prinsip umum Piaget bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda dengan pemikiran orang dewasa, dan jenis logika anak-anak itu berubah seiring dengan bertambahnya usia. Namun, ada juga peneliti yang meributkan detail-detail penemuan Piaget, terutama mengenai usia ketika anak mampu menyelesaikan tugas-tugas spesifik. 1. Bower dan Wishart (1972) menyebutkan bahwa object permanence terjadi pada anakanak dengan usia yang lebih muda daripada yang diklaim oleh Piaget. 2. Beberapa studi menyebutkan bahwa Piaget meremehkan kemampuan anak karena tes yang digunakannya sulit dimengerti oleh anak-anak (e.g Martin Hughes (1975)). 3. Rose dan Blank (1974) serta McGarrigle dan Donaldson (1974) sama-sama menyebutkan bahwa anak-anak telah mencapai conservation pada usia yang lebih muda daripada yang diklaim oleh Piaget. 4. Robert Siegler (1979) menyebutkan bahwa perkembangan kognitif anak adalah proses belajar yang berkelanjutan, bukan berupa blok-blok tahapan seperti yang dikemukakan Piaget. 5. Hal ini sejalan dengan pandangan Vygotsky dan Bruner; dan didukung dengan studi Keating (1979) yang menunjukkan bahwa 40-60% mahasiswa gagal menjalani tes operasi formal. Perkembangan Peserta Didik Pandangan Vogotsky tentang Perkembangan Kognitif dan Perkembangan pribadi dan sosial menurut ericson Oleh : Weynand Kofes Wamaer 702014010 Resky Jefika Nori 702014013 Andrie Putra Tobeli 702014015 Pendidikan Teknik Informatika Dan Computer Fakultal Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah Tahun 2014 TUGAS PRESENTASI 1. Pandangan Vogotsky tentang Perkembangan Kognitif : Menurut Vogotsky, dalam teorinya ada 3 konsep yang dikembangkan, antara lain: 1. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila di analisis dan pahami apabila dianalisis dan di interpretasikan secara developmental. 2. Kemampuan kognitif yang di mediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai alat psikologis untukmembantu dan menstraformasi aktivitas mental. 3. kemampuan kognitif berasal dari relasi social dan dipengaruhi oleh latarbelakag sosiokultural. (sumber : http://reithatp.blogspot.com/2012/04/perkembangan-kognitif-menurutpandangan_6607.html). Vogotsky berpendapat bahwa pada masa kanak kanak awal, bahasa mulai digunakan sebagai alat yang membantu anak untuk merancang aktivitas dan memecahkan problem. Vygotsky percaya bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan social dan kebudayaan. Oleh karena itu perkembangan anak tidak bisa dipisahkan dari kegiatan social dan cultural. Dia percaya bahwa perkembangan memori , perhatian dan nalar, melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada dalam masyarakat, seperti bahasa, system matematika, dan strstegi memori. Pada satu kultur, konsep ketiga ini dimaksudkan mungkin berupa pelajaran menghitung dengan menggunkan computer, namun dalam kultur yang berbeda, pembelajaran ini mungkin berupa pelajaran berhitung menggunakan batu dan jari. Teori vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara orang dan lingkungan, yang mencakup objek artifak, alat, buku, dan komunitas tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan kognitif berasal dari situasi social. Vygotsky mengemukakan beberapa ide tentang zone of proxsimal developmentyang di singkatdengan ZPD, ZPD adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian, tapi dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Untuk mengetahui batasan ZPD anak, terdapat batasan atas, yaitu tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat dikerjakan anak dengan bantuan instruktur yang mampu, diharapkan pasca bantuan ini anaksudah mampumelakukan tugas tanpa bantuan orang lain dan batas bawah, yang dimaksud adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh anak seorang diri. ZPD menurut vygotsky menunjukkan akan pentingnya pengaruh social, terutama pengaruh instruksi atau pengajaran terhadap perkembangan kognitif anak. 2. Perkembangan pribadi dan sosial menurut ericson : Teori Erikson dikatakan sebagai salah satu teori yang sangan selektif karena didasarkan pada 3 alasan : 1. arena teorinya sangat representatif dikarenakan memiliki kaitan atau hubungan dengan ego yang merupakan salah satu aspek yang mendekati kepribadian manusia. 2. menekankan pada pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap tahap 3. perkembangan dalam lingkaran kehidupan 4. menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam mengabungkan pengertian klinik dengan sosial dan latar belakang yang dapat memberikan kekuatan/kemajuan dalam perkembangan kepribadian didalam sebuah lingkungan. Erikson pun memberikan teori yang baru dalam mempelajari mengenai perilaku manusia dan juga merupakan suatu pemikiran yang sangat maju guna memahami, persoalan/masalah psikologi yang dihadapi oleh manusia pada jaman modern seperti ini. Kemudian pusat dari teori Erikson mengenai perkembangan ego ialah sebuah asumpsi mengenai perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu tahap yang telah ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia. Proses yang terjadi dalam setiap tahap yang telah disusun sangat berpengaruh terhadap “Epigenetic Principle” yang sudah dewasa/matang. Dengan kata lain, Erikson mengemukakan persepsinya pada saat itu bahwa pertumbuhan berjalan berdasarkan prinsip epigenetic. Kemudian ada Delapan tahap/fase perkembangan kepribadian menurut Erikson memiliki ciri utama setiap tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak bersifat sosial, yang berjalan melalui krisis diantara dua polaritas. Adapun tingkatan dalam delapan tahap perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia menurut Erikson adalah sebagai berikut : Kedelapan tahapan perkembangan kepribadian dapat digambarkan dalam tabel berikut ini : Developmental Stage Basic Components Infancy (0-1 thn) Trust vs Mistrust Early childhood (1-3 thn) Autonomy vs Shame, Doubt Preschool age (4-5 thn) Initiative vs Guilt School age (6-11 thn) Industry vs Inferiority Adolescence (12-10 thn) Identity vs Identity Confusion Young adulthood ( 21-40 thn) Intimacy vs Isolation Adulthood (41-65 thn) Generativityvs Stagnation Senescence (+65 thn) Ego Integrity vs Despair Sumber psikoseksual.html :http://www.psychologymania.com/2011/09/teori-perkembangan-