Uploaded by ilhamrick55

AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN

advertisement
AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN, BATAS MAKSIMUM
PEMBERIAN KREDIT DAN AKUNTANSI PENYERTAAN
SAHAM
AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN, BATAS MAKSIMUM
PEMBERIAN KREDIT DAN AKUNTANSI PENYERTAAN SAHAM
Makalah
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perbankan
yang dibina oleh Rizka Fitriasari SE., MSA., Ak
Oleh:
Wahyu Afriadi
115020306111001
Yashinta Novindasari
115020301111045
Nur Rabbiyah Akhyani
115020305111003
Muhammad Erlangga Wicaksono
115020305111008
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Maret 2014
AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN
Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktutertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil
keuntungan. Bank dapat memberikan kredit kalau memiliki dana yang sama dengan itu, bank
terlibat kesepakatan dengan calon debitur baik volume, tingkat bunga, jangka waktu maupun
agunan. Bagi bank persetujuan kredit merupakan komitmen yang tak bias dibatalkan begitu
A.
1.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
juga bagi debitur. Disamping itu setelah kredit dikucurkan bank selalu harus memantau
kualitas kredit.Semakin lama jangka waktu kredit umumnya semakin besar risikonya.
JENIS-JENIS KREDIT YANG DIBERIKAN
Jenis Kredit Menurut Bentuk
Kredit Rekekning Koran
Dalam hal ini debitur diberi hak menarik dana dari rekening korannya sampai dengan sebesar
plafon yang ditetapkan Bank. Pelunasan pokok kredit dilaksanakan pada saat jatuh tempo,
dengan bunga kredit secara umum dihitung secara harian berdasarkan outstanding credit atau
dengan nilai rata-rata baki debet setiap bulannya.
Installment Loan
Merupakan kredit yang angsuran pokok bunganya dilakuakan secara teratur menurut jadwal
waktu yang telah disepakati antara bank dan debitur, dengan nilai konstan selama
berlangsungnya masa kredit tersebut.
Kredit Menurut Jangka Waktunya
Kredit Jangka Pendek
Yaitu kredit nerjangka waktu maksimum 1 tahun, namaun termasuk kredit tanaman musiman
yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun.
Kredit Jangka Menengah
Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun, kecuali untuk tanaman
musiman.
Kredit jangka panjang
Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun.Misalnya kredit produktif, kredit
perumahan dan kredit kendaraan.
Jenis kredit menurut kegunaan
Kredit Modal Kerja
Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai modal kerja usaha, misalnya
untuk membeli barang dagangan.
Kredit Investasi
Yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai investasi suatu usaha misalnya kredit untuk
pembangunan pabrik, pembelian mesin dan penyiapan infrasrtruktur lainnya.
Kredit KonsumsiYaitu kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi. Kredit ini sering
disebut juga personal loan.Contohnya kredit pemilikan rumah, kredit pembelian kendaraan,
kredit untuk pendidikan dan sebagainya.
B. PEMBUNGAAN KREDIT
Sebelum melakukan pencatatan transaksi kredit, sebaiknya memahami perhitungan bunga
kredit, karena dengan perhitungan bunga kredit dapat memilah antara angsuran pokok dengan
angsuran bunga. Dua hal ini memiliki perlakuan akuntansi yang berbeda:
1. Effective Rate atau Pembayaran Anuitas
Sistem pembayaran anuitas yang dilakukan pada setiap selang waktu yang teratur dalam
jumlah yang sama atau tetap disebut anuitas. Dengan metode ini nominal angsuran bunga
untuk setiap periode atau bulan akan menurun, sedangkan angsuran pokok akan meningkat.
a. Anuitas Pembayaran pada setiap akhir periode angsuran (Postnumerando)
Kredit dengan angsuran pos numerando umumnya untuk kredit tunai, maksudnya kredit yang
direalisasi dalam bentuk uang.Contohnya kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit
pegawai.
Anuitas diperhitungkan dengan rumus:
Keterangan:
A = Anuitas
M = Nilai kredit
i = Tingkat suku bunga
n = Jangka waktu kredit
b. Angsuran Kredit diterima untuk setiap awal bulan (prenumerando)
Bank juga memberikan kredit non tunai seperti kredit pemilihan rumah, kredit mobil. Kredit
semacam ini dibank maupun lembaga pembiayaan lainnya akan menggunakan bunga efektif
dengan angsuran prenumerando (awal bulan). Untuk menentukan angsuran per bulan bila
kredit diangsur setiap awal bulan akan menggunakan rumus:
Keterangan:
A
= Anuitas
M
= Nilai Kredit
i
= Tingkat suku bunga
n
= Jangka waktu kredit
2. Sliding Rate
Angsuran pokok diperhitungkan tetap atau sama setiap angsuran. Sedangkan bunga yang
diperhitungkan menurun sejalan berkurangnya sisa kredit dengan demikian total angsuran
pokok dan bunga adalah semakin menurun selama periode angsuran.
Rumus untuk menghitung pokok angsuran adalah:
Keterangan:
a
= Angsuran pokok.
M
= Plafon kredit
n
= Periode Kredit
untuk menentukan angsuran bunga bisa digunakan perhitungan sebagai berikut
Jadi:
Contoh: pembelian rumah dengan fasilitas KPR btn. Harga rumah 700.000.000.00.biaya balik
nama dan lain lain15.000.000 nasabah diwajibkan membayar uang muka 100.000.000, biaya
balik nama dan angsuran perdana. Dengan demikian nilai kpr adalah 600.000.000
Pertanyaannya berapa angsuran perbulan bila nasabah mengambil jangka waktu kpr 3 tahun
dengan bunga 24%.
Penyelesaian:
Angsuran pokok (a)
= 600.000.000/36
=16.666.666,67
Angsiran 1
= 600.000.000*0,02
=12.000.000
Angsuran bunga 2
= (600.000.000-16.666.666,67)*0,02
= 11.666.666,67
Angsuran bunga 3
= (600.000.000-(16.666.666,67*2))*0,02
=11.333.333,33
Angsuran bunga 4
= seterusnya
Dengan demikian total angsuran pokok dan bunga perbulan adalah sebagai berikut
Angsuran pokok dan bunga 1
= Rp16.666.666,67+12.000.000
= Rp 28.666.666,67
Angsuran pokok dan bunga 2
= Rp 16.666.666,67+11.666.666,67
= Rp 28.333.333,33
Angsuran pokok dan bunga 3
= Rp 16.666.666,67+…….
Dengan demikian angsuran total dengan pendekatan sliding rate adalah menurun selama
periode krerdit
3. Flat rate
Perhitungan bunga dengan flat rate didasarkan pada hitungan bunga secara prorate sesuai
dengan jangka waktu kredit dan nominan kredit. Dengan demikin untuk menentukan
angsuran pokokdan bunga sangat sederhana. Praktik di bank bila menggunakan flat rate
umumnya akan menentukan tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan
menggunakan effective rate atau sliding rate. Mengapa demikian karna bila menentukan
tingkat suku bunga yang sama seperti pada sliding atau effective rate maka total angsuran
menjadi sangat mahal. Rumus untuk menentukan angsuran pokok dan bunga adalah
Keterangan:
M
= Plafon kredit
i
= Tingkat suku bunga
t
= Jangka waktu kredit
N
= Jumlah bulan angsuran selama masa kredit
Dengan mengacu contoh diatas maka angsuran total perbulan adalah
4. Konversi Bunga Flat ke Bunga Efektif
Untuk konversi ini kita bisa menggunakan formula sebagai berikut
Keterangan:
n
= periode angsuran
i
= tingkat bunga flat
Dengan demikian untuk konfersi bunga flat 24 % kebunga efektif dengan lama angsuran 36
bulan adalah :
C. AKUNTANSI PERKREDITAN
Sesuai dengan pengertian kredit yaitu penyediaan uang berdasarkan kesepakatan
pinjam meminjam, ini berrarti perlu adanya akad atau perjanjian kredit. Perjanjian kredit ini
akan mengikat bank dan debitur. Komitment kredit merupakan transaksi off balanced, yaitu
transaksi yang belum mempengaruhi neraca maupun rugi laba maupun potensial untuk
mempengaruhinya bila komitment tersebut di realiasikan. Pada saat komitment kredit
dipenuhi atau bank melakukan pengucuran kredit (dropping) dana, maka komitment benar
benar telah efektif. Dengan demikian seluruh rekening komitment kredit dimaksud harus
dihapus atau di kreeditkan sebesar nilai yang di realisasikan.
Akuntansi untuk debitur meliputi beberapa prosedur pencatatan yang meliputi:
persetujuan dan pemberian pagu kreedit, penarikan cek oleh nasabah debitur, pembebanan
bunga debitur kepada nasabah debitur, pelunasan pokok debitur, wanprestasi pembayaran
bunga oleh nasabah debitur, dan penilaian debitur pada neraca. Khusus untuk pencatatan
bunga debitur, dapat dilakukan baik secara cash basis maupun accrual basis.
Contoh:
Tanggal 25 April 2012 Anita mengajukan permohonan kredit kepada Bank Musi Plg sebesar
Rp.50 juta.Aplikasi kredit disetujui tgl 1 Mei 2012, jk waktu 5 tahun, bunga 20%. Biaya
provisi dan komisi 0,25%, biaya materai Rp.10.000,-, biaya penggantian barang cetakan
Rp.5.000,-, biaya administrasi Rp.10.000,-, biaya notaris dan PPAT Rp.300.000,-, biaya
asuransi kredit Rp.10.000,. Bunga dengan sliding rate. Pada saat yg sama dicairkan kredit
Rp.50 juta, ditransfer ke cabang Prabumulih Rp.20 juta dan dikreditkan ke rekening Anita
Rp.20 juta dan sisanya tunai.
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
1 Mei 2012 Kredit yang diberikan
500.000.000
RAK. CAbang Cirebon
20.000.000
Giro Anita Firdaus
20.000.000
Provisi dan Komisi
250.000
Persediaan Bea Material
10.000
Giro Notaris
300.000
Pendatan Administrasi
100.000
Persediaan Barang Cetakan
5.000
Premi Asuransi Kredit
100.000
Kas
9.235.000
1 Juni 2012
Giro Anita Firdaus
Kredit yang Diberikan
Pendapatan Bunga Kredit
1.666.666,66
833.333,33
833.333,33
1 Juli 2012
Giro Anita Firdaus
Kredit yang Diberikan
Pendapatan Bunga Kredit
1.652.778,33
833.333,33
819.445,00
D. PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BUNGA
Perlakuan akuntansi bunga kredit tergantung kualitas kredit, bila kredit lancar bank dapat
menerapkan accrual basic. Artinya bank dpt mencatat pendapatan bunga pada saat pelaporan.
Bunga yg belum jatuh tempo dicatat sbg piutang bunga.Namun bagi kredit yg bermasalah
(DPK, kurang lancar, diragukan, macet), maka pendapatan bunga diperlakukan sebagai cash
basic. Dengan demikian pendapatan bunga yg belum dibayar debitur, dicatat dlm rekening
administratif (kontijensi tagihan)
Contoh:
Pada tanggal 15 Desember 2011 Anita tidak membayar angsuran kredit. Kredit tsb sudah
masuk kelompok kurang lancar, maka pd tgl 31 Desember saat membuat laporan keu, dicacat
tunggakan angsuran s/d 31 Desember 2011. Tanggal 15 Januari 2012 Anita melunasi
angsuran bulan Desember dan membayar angsuran bulan Januari 2012 dengan denda
Rp.230.000,-.Buat jurnal tanggal pelaporan dan saat pembayaran.
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
31 Des
RAR. Tunggakan Bunga dalam
13.671.750,08
2011
Penyelesaian
RAR. Tunggakan Bunga
dalam Penyelesaian
15 Jan 12
Kas
13.671.750,08
44.329.715,06
Kredit yang Diberikan
Pendapatan Bunga
Pendapatan Lain-lainPenalty
26.251.090,77
18.078.624,29
230.000,00
Bila kredit tersebut masih tergolong lancar atau dalam perhatian khusus, maka bank
menggunakan accrual basis yaitu:
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
31 Des
Piutang Usaha
13.671.750,08
2011
Pendapatan Bunga
13.671.750,08
15 Jan 2012
Kas
44.329.715,06
Kredit yang Diberikan
Pendapatan Bunga
Piutang Usaha
Pendapatan Lain-lain-
26.251.090,77
4.406.874,22
13.671.750,08
230.000,00
Penalty
E. KREDIT SINDIKASI
Kredit sindikasi sering disebut pembiayaan bersama. Pembiayaan bersama ini merupakan
wewenang kantor pusat selaku unit usaha yang melakukan komitmen pembiayaan tersebut.
Contoh pembiayaan bersama : konsorium, co-financing, dan kredit sindikasi.
Konsorium adalah kerja sama pembiayaan diantara bank-bank pemerintahan dalam
pemberian kredit investasi dan eksploitasi, yang diatur oleh sebuah bank induk dan terdiri
dari beberapa bank pemerintah sebagai anggota. Co finance adalah pengembangan dari
konsorsium. Pola kerja sama dalam co-finance adalah antara lembaga keuangan dengan bankbank komersial
Kredit Sindikasi adalah kerja sama pembiayaan yang secara teoritis tidak dibatasi
jumlahnya. Secara umum kredit sindikasi memiliki ciri-ciri sbb:
 Melibatkan lebih dari satu lembaga keuangan atau bank
 Mempunyai syarat-syarat dan ketentuan yang sama bagi masing-masing peserta
 Hanya ada satu dokumentasi kredit yang menjadi pegangan bagi bank peserta
 Kerja sama ini diadministrasikan oleh satu agen yang sama bagi semua bank peserta.
Hubungan bank peserta dengan bank koordinator dalam kredit sindikasi:
Bank Peserta
Bank Koordinator
Debitur
Bank A
Bank B
Bank D
Bank C
PT X
Contoh:
Untuk membiayai proyek PT. X, Bank A sebagai koordinator menjalin kerjasama dengan
Bank B, C dan D. pembiayaan Rp.100 milyar jk waktu 2 tahun. Pelimpahan dana melalui BI
(kliring antar bank) dg ketentuan :
Bank Peserta
Share
Tingkat Suku Bunga
A
20.000.000.000
19%
B
C
D
Total Dana
10.000.000.000
30.000.000.000
40.000.000.000
100.000.000.000
20%
20%
18%
Pada saat pelimpahan dana (missal 30 Mei 2012) dari bank peserta ke bank koordinator
(Bank A) maka dicatat oleh Bank A sebagai berikut:
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
30 Mei 2012 Giro BI
80.000.000.000
Giro Bank Lain-Bank B
10.000.000.000
Giro Bank Lain-Bank C
30.000.000.000
Giro Bank Lain-Bank D
40.000.000.000
Untuk menentukan tingkat suku bunga yang dibebankan kepada debitur bisa dihitung sebagai
berikut:
Suku Bunga
Suku Bunga
Bank Peserta
Share
Bobot
Individual
Tertimbang
A
20.000.000.000
0,20
19%
3,80%
B
10.000.000.000
0,10
20%
2,00%
C
30.000.000.000
0,30
20%
6,00%
D
40.000.000.000
0,40
18%
7,20%
Jumlah
100.000.000.000
1,00
19,00%
Dengan memperhitungkan tersebut, suku bunga kredit yang dibebankan kepada debitur
adalah 19%.Tingkat suku bunga ini kemudian menjadi dasar untuk menentukan nilai
angsuran pokok dan bunga serta distribusinya bagi masing-masing bank peserta.
Dengan asumsi realisasi kredit sebesar Rp.100.000.000.000 di atas tanggal 31 Mei 2012
dan Bank membebankan biaya provisi dan adm Rp.80 juta, biaya asuransi
Rp.200.000.000.000, bunga sliding rate jangka waktu 2 tahun dibayar tiap akhir bulan.
Pencairan langsung dikredit ke rekening giro PT. X, maka pencatatan tanggal 31 Mei 2012 di
Bank A adalah sebagai berikut:
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
30 Mei 2012 Kredit yang diberikan
100.000.000.000
Giro PT. X
99.720.000.000
Pendapatan Provisi & Adm
80.000.000
Premi Asuransi Kredit
200.000.000
Pendapatan provisi kredit ini perlu didistribusikan ke bank peserta, sedangkan biaya asuransi
dilimpahkan ke perusahaan asuransi. Missal 1 Juni 2012 dilimpahkan, maka catatan jurnalnya
adalah:
Tanggal
30 Juni 2012
Rekening
Pendapatan Provisi & Adm-Bank B
Pendapatan Provisi & Adm-Bank C
Pendapatan Provisi & Adm-Bank D
Premi Asuransi Kredit
Giro BI
Giro PT. Askrindo
Debit (Rp)
8.000.000
24.000.000
32.000.000
200.000.000
Kredit (Rp)
64.000.000
200.000.000
F. REKSTRUKTURISASI KREDIT
Proses penilaian pemberian kredit sering tidak mengcover semua kemungkinan risiko
yang akan terjadi akibat ada factor yang tidak terdektesi sebelumnya. Kemungkinan kredit
bermasalah akan selalu ada. Restrukturisasi kredit memungkinkan usaha debitur terus
berjalan dan dana perbankan bisa diselamatkan.
Restrukturisasi kredit adalah upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha
perkreditan agar supaya debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dapat dilakukan antara
lain melalui penurunan suku bunga, pengurangan tunggakan bunga kredit, pengurangan
pokok kredit, dan lain-lain. Dengan demikian usaha restrukturisasi bisa dilakukan salaj satu
aupun kombinasi dari yang ada.
Perlu diketahui bahwa tidak semua debitur yang bermaslah dapat direstrukturisasi
kreditnya.Bank harus melihat prospek usaha debitur. Bank dapat melakukan restrukturisasi
kredit bila debitur memiliki prospek baik dan telah atau diperkirakan akan mengalami
kesulitan pembayaran pokok dan/atau bunga kredit.
G. PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUTURISASI KREDIT
Perlakuan akuntansi restrukturasi kredit pada prinsipnya dilaksanakan sesuai denga
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK) 54 tentang Akuntansi Hutang Bermasalah,
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Nilai buku kredit setelah restrukturisasi kredit dihitung dengan menggunakan metode
berdasarkan urutan prioritas sebagai berikut :
a. Nilai tunai penerimaan kas masa depan sesuai nilai kredit yang direstrukturisasi dengan
menggunakan tingkat diskonto
b. Nilai pasar dari kredit yang direstrukturisasi sepanjang nilai dimaksud dapat diperoleh
c. Nilai agunan dengan cara penilaian berdasrkan ketentuan Pembentukan Penyisishan,
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
2. Dalam perhitungan nilai tunai penerimaan nilai kas masa depan atas kredit yang
direstrukturisasi, bank wajib menggunakan tingkat bunga efektif dari kredit sebelum
restrukturisasi sebagai tingkat diskonto. Dalam hal akad kredit sebelum restrukturisasi
menggunakan tingkat bunga tidak tetap, bank dapat menggunakan tingkat bunga yang
mencerminkan tingkat bunga tidak tetap tersebut.
3. Apabila nilai buku baru kredit setelah restrukturisasi dengan menggunakan salah satu metode
perhitungan dalam butir 1 lebih kecil dari saldo kredit sebelum restrukturisasi, bank wajib
4.
5.
6.
7.
8.
memperhitungkan selisih tersebut sebagai kerugian. Kerugia tersebut dibebankan setelah
diperhitungkan dengan PPAP karena perbaikan kualitas kredit setelah dilakukan
restrukturisasi.
Dalam memperhitungkan proyeksi penerimaan kas masa depan atas kredit yang
direstruturisasi untuk keperluan penghitungan nilai tunai sebagaimana dimaksud, dalam butir
1 bank wajib menggunakan asumsi yang wajar sesuai dengan perkembangan yang ada, agar
proyeksi tersebut realistis
Dalam hal restrukturisasi kredit seluruhnya dilakukan dengan pengalihan asset termasuk
surat berharga, atau konfersi kredit menjadi penyertaan modal sementara maka pengakuan
kerugian dicatat sebesar selisih nilai pasar dari aset atau ekuitas yang diterima dengan nilai
buku kredit
Dalam hal sebaggaian kredit direkstrukturisasi dengan pengalihan aset termasuk surat
berharga, atau konfersi kredit menjadi penyertaan modal semntara dan sebagaian kredit
direkstrukturisasi dengan modifikasi persyaratan kredit maka pengakuan kerugian dicatat
sebesar selisih Antara nilai pasar dari asset atau ekuitas yang diterima dengan nilai buku
kredit dan pengakuan kerugian atas modifikasi persyaratan kredit sesuai dengan ketentuan
sebagimana dimaksud dengan angka 1
Perhitungan kerugian untuk kredit usaha kecil (KUK) dan kredit konsumsi yang
direstruktulisasi dapat dilakukan menurut jenis kredit dengan menggunakan metode statistic
atau dilakukan penilaina terhadap setiap fasilitas kredit sesuai dengan angka 1, angak 2,
angka 3, angka 4
Bank wajib mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap triwulan. Apabila terdapat
perbedaan yang mendasar dalam proyeksi dan realisisa dari angsuran pokok dan bunga,
jangka waktu, arus kas tingkat bunga, atau nilai taksasi agunan, bank wajib menghitung
kembali kerugian yang terjadi.
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK)
A. CANGKUPAN DAN DASAR PERHITUNGAN BMPK
Pos-pos yang diperhitungkan dalam menentukan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK)atau Legal Lending Limit (LLL) adalah:
1. Kredit yang diberikan
Pelanggaran BMPK dihitung berdasarkan baki debit. Pengertian baki debit tidak
termasuk bunga akrual pada pos rupa-rupa aktiva dan tunggakan bunga (bunga dalam
penyelesaian) pada rekening administrative. Bunga akrual adalah pendapatan bunga dari
kredit lancer dalam pengertian khusus. Dalam pengertian kredit disini termasuk giro bersaldo
debit (overdraft), kartu kredit (baki debit), transaksi yang berasal dari off balance sheet yang
wanprestasi.
2. Surat Berharga
Perhitungan BMPK dengan surat berharga dengan node purchase agreement (NPA)
danpengambil alihan dalam rangka anjak piutang didasarkan pada harga perolehan, yaitu
harganominal dikurangi diskonto yang diterima (seperti SBPU). Yang dimaksud dengan
suratberharga NPA adalah pembelian surat berharga yang disertai dengan penyertaan
kesediaanbank untuk membeli surat berharga tersebut dalam jumlah, jangka waktu, dan
tingkatdiskonto tertentu.Dasar perhitungan pelanggaran atau pelampauan BMPK adalah
didasarkan pada harhaperolehan saat membeli atau didasarkan nilai pasar untuk surat
berharga yang tercantum dibank. Surat berharga dimaksud adalah surat berharga yang lazim
diperdagangkan di pasar uang. Surat berharga ini termasuk promes, SPBU, CPs dan MTNs,
wesel oligasi, sekuritaskredit dan termasuk sertifikat resadana.
3. Penempatan Pada Bank Lain
Perhitungan pelangggaran BMPK penempatan pada bank atau pada bank lain didasarkanpada
nilai nominal, kecuali srtifikat deposito dan surat berharga yang dililai berdasarkanharga
perolehan. Penempatan ini dapat berupa giro, deposito call money, kredit, sertifikatdeposito,
surat berharga.
4. Penyertaan
Pelanggaran pelampauan BMPK utuk pos ini didasarkan pada jumlah dana yang
ditanamkanoleh bank dan didasarkan pada nilai penyertaaan yang tercatat di neraca (tanpa
adanyapenyedian dana berupa cash outflow). Pernyertaan dalam hal ini hanya pada
lembagakeuangan hanya diperkenankan dalam rangka penyertaan modal sementara dalam
rangkarekontruksi kredit dikecualikan dalam perhitungan BMPK.
5. Transaksi Rekening Administratif
Untuk pos ini terdiri dari garansi yang diberikan dan resiko kredit dari transaksi
derivative.Garansi yang diberikan berupa warkat penerbitan jaminan, akseptasi atau
endosemen,irrevocable L/C atau SKBDN, akseptasi wesel impor, penjualan surat berharga
dengansyarat repo, standbay L/C dan garansi lainya. Sedangkan resiko kredit dari
transaksiderivative didasarkan pada nilai resiko kreditnya.Perhitungan resiko kredit dari
transaksiderivatif didasarkan atas unrealizedgain yang dimungkinkan tidak jadi diterima
counterpartymelakukan wan prestasi. Gain dimaksud adalah selisih nilai pasar (mark to
market value) terhadap nilai kontrak. Marking to market untuk memperoleh nilai resiko
kredit dilakukanbank pada akhir hari. Mengingat timbulnya resiko kredit tersebut akibat
perubahan kurs, maka kelebihan BMPK hanya akan menyebabkan pelampauan BMPK.
B. POS-POS PENGECUALIAN DALAM PERHITUNGAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN
KREDIT (BMPK)
Dalam memperhitungkan BMPK suatu bank, harus dicermati beberapa pos yang tidak
perludiperhitungkan yaitu :
a. Penanaman dana pada Sertifikasi Bank Indonesia (SBI) dan surat hutang
pemerintahIndonesia.
b. Penanaman dana yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah Indonesia atau dijamin
olehBank Indonesia, misalnya skimp penempatan dana BI, dan lain-lain.
c. Penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi kegagalan
kredit(restrukturisasi kredit).
d. Penyediaan dana yang dijamin oleh cash collateral. Penyediaan dana ini yang dijamindengan
SBLC yang dianggap cash collateral dikecualikan dalam BMPK namun harusmemenuhi
persyaratan:
 Bank telah melaporkan mengenai aktiva produktif yang dijamin SBLC dan
realisasipencairan SBLC.
 SBLC harus diterbitkan atau dijamin oleh prime banksyang memiliki peringkatminimal A
dari lembaga pemeringkat internasional.
 Jangka waktunya harus meng-cover jangka waktu aktiva produktif plus 90 hari.
 SBLC harus dicairkan selambat-lambatnya 90 hari setelah debitur tidak
memenuhikewajibannya kepada bank atau pada saat kredit bermasalah.
 Bila SBLC tidak bisa dicairkan, maka penyediaan dana ini menjadi diperhitungkandalam
BMPK.
 Khusus tagihan kepada prime banksyang berperingkat A diecualikan dari perhitunganBMPK
sebab dianggap tidak beresiko.e.
e. Penempatan dana antar bank yang dijamin oleh pemerintah (selama masih berlaku)sepanjang
bank tempat penempatan memenuhi syarat penjaminan. Penjaminan pemerintahdiberikan
kepada kewajiban bank, bukan aset bank.Kewaiban tersebut bagi setiap bank berbadan
hukum Indonesia.
f. Pengambilalihan (negosiasi) wesel ekspor berjangka yang diterbitkan atas dasar
L/Cberjangka (Usance L/C) yang masih berlaku dan diaksep oleh prime banksdi luar negeri.
C. PENENTUAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT
Penentuan BMPK dilakukan untuk mengatur portofolio kredit perbankan agar tidak
terakumulasipada satu kelompok atau individual dalam pemeberian kredit.
Jika terkonsentrasi dalam satukelompok atau individual saja akan memberikan resiko yang
besar bagi bank. BMPK merupakanpenerapan dari konsep diversifikasi investasi untuk
menurunkan resiko.Bank Indonesia mengatur pemberian kredit kepada nasabah harus
dibedakan antara pihak terkaitdengan bank dan pihak lain yang tak terkait, yaitu:
1. Pihak terkait
a. Pemegang saham bank perseorangan sebesar 10% atau lebih
b. Pemegang saham bank berbentuk perusahaan/badan sebesar 10% atau lebih
c. Anggota dewan komisaris
d. Anggota direksi
e. Keluarga sampai derajat kedua dalam garis lurus maupun ke samping dari pihak a, c, dand.
Yang dimaksud keluarga adalah termasuk mertua, menantu dan ipar sehingga meliputiorang
tua kandung/tiri/angkat; saudara kandung/tiri/angkat; suami/istri; anak kandung/tiri/angkat;
cucu kandung/tiri.angkat; dll.
f. Perorangan sebagai pemegang saham perusahaan sebagaimana dimaksud dalam poin byang
memiliki saham lebih dari 25% dan/atau mempengaruhi (menegendalikanoperasional,
pengawasan, atau pengambil keputusan) perusahaan tersebut.
g. Pejabat bank, yaitu pejabat yang memiliki fungsi eksekutif (punya pengaruh
terhadapoperasional bank dan/atau bertanggungjawab langsung kepada direksi)
h. Perusahaan yang dimiliki oleh pihak-pihak a s.d. g sebesar 10%
i. Perusahaan yang secara operasional, pengawasan, san dalam pengambilan
keputusandipengaruhi oleh pihak-pihak a s.d. g. Hal ini dapat diketahui jika timbul
permasalahan.Otoritas moneter harus jeli untuk menemukan pembuktian bukti-bukti tertulis
dalampemeriksaan.
j. Anak perusahaan bank dengan kepemilikan bank lebih dari 25% modal perusahaandan/atau
apabila bank mempengaruhi perusahaan tersebut.
Penentuan BMPK atas pihak terkait adalah:
a. Untuk peminjam (individual) dan/atau kelompok peminjam ditetapkan maksimum
sebesar 10% dari modal
b. Untuk keseluruhan pihak terkait ditetapkan maksimum sebesar 10% dari modal
2. Pihak tidak terkait
Peminjam atau kelompok peminjam di luar pihak terkait.Peminjam individual adalah nasabah
perorangan atau perusahaan/badan yang memperolehsatu atau lebih penyediaan dana.
Kelompok peminjam adalah sejumlah peminjam yang satusama lain memiliki keterkaitan
dalam hal:
a. Kepemilikan yaitu induk perusahaan memiliki saham anak perusahaan sebesar 25%
ataulebih
b. Kepengurusan yaitu direksi, komisaris, atau pejabat eksekutif suatu perusahaan
ataumerupakan komisaris, direksi, dan/atau pejebat eksekutif perusahaan lain
c. Hubungan keuangan yaitu suatu perusahaan bertindak sebagai penjamin penyediaan
danayang diterima perusahaan lain, atau yang memberikan bantuan keuangan kepada
perusahaan lain sehingga mengakibatkan adanya pengendalian usaha oleh salah
satuperusahaan tersebut
Pengaturan BMPK untuk pihak tidak terkait adalah:
a. 30% dari modal sejak 31 Desember 2001
b. 25% dari modal selama tahun 2002
c. 20% dari modal sejak Januari 2003
Bagi debitur yang terkena pelanggaran pelampauan BMPK , perhitungan BMPK haya
dikenakanatas pelanggaran secara kelompok.
D. PELAMPAUAN BMPK
Pelampauan BMPK pada bank umum adalah selisih lebih antara persentase BMPK
yangdiperkenankan dengan persentase Penyediaan Dana terhadap Modal Bank pada saat
tanggallaporan dan tidak termasuk Pelanggaran BMPK.
Pelampauan BMPK pada bank perkreditan rakyat (BPR) adalah selisih lebih antara
persentasePenyediaan Dana yang telah direalisasikan terhadap Modal BPR pada saat tanggal
laporandengan BMPK yang diperkenankan dan tidak termasuk Pelanggaran
BMPK Formulasi pelampauan BMPK :
Bank dianggap melampau BMPK apabila bank melakukan penyediaan dana
melebihipersentase maksimum karena perubahan-perubahan yang terjadi setelah penyediaan
danarealisasi. Pelampauan BMPK yang terjadi akibat gejolak kurs dan/atau penurunan modal
bank atas penyediaan dana yang telah diberikan, tidak dikategorikan sebagai pelanggaran
BMPK.Kurs yang menjadi dasar adalah kurs neraca bank pada akhir bulan.
E. PELANGGARAN BMPK
Pelanggaran BMPK pada bank umum adalah selisih lebih antara persentase BMPK
yangdiperkenankan dengan persentase Penyediaan Dana terhadap Modal Bank. Pelanggaran
BMPK dapat dilihat pada saat bank melakukan realisasi penyediaan dana telah melebihi dari
persentasemaksimum.
Pelanggaran BMPK pada bank perkreditan rakyat (BPR) adalah selisih lebih antara
persentasePenyediaan Dana pada saat direalisasikan terhadap Modal BPR dengan BMPK
yangdiperkenankan.Formulasi pelanggaran BMPK:
Bank harus menolak realisasi dana yang dilakukan debiturnya apabila
berdasarkanperhitungan dengan formula diatas akan mengakibatkan terjadinya pelanggaran
BMPK.Penolakan ini bisa dilakukan bila dalam perjanjian sebelumnya memberikan
pernyataan tentangklausal ini.
Dengan memperhatikan ketentuan di atas, maka dapat dikatakan bahwa bank-bank yang
tidak memiliki modal atau bahkan CAR (Capital Adequacy Ratio)-nya negatif secara
otomatis melakukan pelampauan dan pelanggaran BMPK. Bank yang memiliki CAR sebesar
0 atau minusdilarang untuk memberikan kredit/penempatan dana pada umumnya. Kecuali
telah mendapatpersetujuan pemerintah untuk mengikuti program rekapitulasi perbankan.
F. PELAPORAN AKUNTANSI PELANGGARAN BMPK
Pelaporan mengenai posisi BMPK harus dilakukan bank komersial kepada bank
sentral,pihak terkait, pihak tak terkait. Laporan tersebut menyangkut pelampauan BMPK
maupunPelaporan pelanggaran BMPK. Laporan-laporan tersebut antara lain :
a. Laporan Pelanggaran BMPK kepada Pihak Terkait
b. Laporan Pelanggaran BMPK kepada Pihak Tidak Terkait
c. Laporan Pelampauan BMPK kepada Pihak Tidak Terkait
d. Laporan Penyediaan Dana dan Pelampauan BMPK kepada Pihak Terkait
Contoh:
a. Laporan Pelanggaran BMPK Pihak TerkaitPT Bank ABC memiliki modal Rp
150.000.000.000 per 31 April 1999. Modal tersebut sebesar 40% sahamnya dimiliki oleh Sdr.
Sudibyo. Pada tanggal 10 Januari 1999 Bank ABCtelah menyetujui permohonan kredit Sdr.
Sudibyo sebesar Rp 24.000.000.000 dengan jangkawaktu 5 tahun, grace period 1 tahun,
tingkat bunga 18%. Komitmen kredit ini dicairkan secarabertahap sebagai berikut ;
Pencairan tahap 1 tanggal 15Januari 1999
Pencairan tahap 2 tanggal 15 Maret 1999
Pencairan tahap 3 tanggal 15 Mei 1999
Pencairan tahap4tanggal 15Juli 1999
Dana yang dicairkan setiap tahap adalah Rp 6.000.000.000
Pembahasan kasus:
Sudibyo adalah pemilik 40% saham Bank ABC, artinya memiliki lebih besar dari 10%
modaldisetor ke bank.Dengan demikian Sudibyo digolongkan dengan pihak terkait sebab itu
BMPK yang harus ditaati oleh bank adalah 10%.Pada tanggal 15 Mei 1999, PT Bank ABC
telahmelakukan pelanggaran BMPK bagi pihak terkait. Pelaporannya adalah sebagai berikut:
LAPORAN PELANGGARAN BMPK PIHAK TERKAIT
PT BANK ABC
Per 31 Mei 1999
G. ACTION PLAN DAN PELAKSANAANNYA
Bila bank melakukan pelanggaran BMPK atau pelampauan BMPK, maka bank wajib
memberikan menyusun action plan.Action plan ini memuat upaya-upaya untuk
menyelesaikan pelanggaran dan pelampauan BMPK dengan target waktu
penyelesaiannya.Target waktu penyelesaian pelanggaran BMPK dalam waktu satu bulan,
sedangkan pelampauan BMPK diselesaiakn dalam waktu sembilan bulan. Action plan ini
wajib mendapat persetujuan Bank Indonesia.Setelah memberikan laporan action plan, bank
juga wajib memberikan laporan pelaksanaanya.
PENYERTAAN SAHAM
Penyertaan merupakan penanaman dana bank dalam bentuk saham perusahaan lain
untuk tujuan investasi jangka panjang, ikut serta dalam perusahaan lain, penyelamatan kredit,
mengendalikan perusahaan lain dan menguasai pangsa pasar. Penyertaan dapat dilakukan
pada perusahaan baru, artinya perusahaan yang akan beroperasi maupun perusahaan yang
sedang atau sudah berjalan. Penyertaan saham oleh bank dapat menimbulkan hubungan
antara perusahaan induk dan perusahaan anak.Bank tertentu sebagai perusahaan induk
mengendalikan manajemen perusahaan anak.Perusahaan anak ini dari segi yuridis terlepas
dari perusahaan induk, artinya perusahaan ank tersebut sebagi unit bisnis yang berdiri sendiri,
namun dari segi ekonomis perusahaan anak dibawah pengelolaan satu manajemen perusahaan
induk.Perspektif akuntansi untuk penyertaan lebih menitik beratkan pada aspek ekonomis.
Penyertaan saham dicatat sebesar harga perolehannya.Harga perolehan terdiri dari harga beli
ditambah biaya lain untuk memperoleh saham tersebut.
A. PENCATATAN PENYERTAAN DENGAN METODE HARGA PEROLEHAN (COST
METHOD)
Metode ini digunakan untuk mencatatpenyertaan bank pada perusahaan anak bila
jumlah penyertaan relative kecil. Pada penyertaan ini umumnya bank masih berkepentingan
untuk memperoleh pendapatan berupa deviden, atau dengan kata lain bank yang memiliki
penyertaan belum mampu mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan anak. Pada
metode ini penyertaan dicatat sebesar harga perolehan saham. Pendapatan deviden tunai akan
dicatat sebagai pendapatan lain-lain, tapi pendapatan deviden dalam bentuk saham (stock
deviden).
Penyertaan akan berkurang (dikredit) bila :
1. Pembagian deviden merupakan pembagian keuntungan yang berasal dari laba ditahan
periode sebelumnya penyertaan dilakukan.
2. Penurunan nilai penyertaan dikarenakan perusahaan anak mengalami kerugian yang sangat
materil.
Contoh:
Tanggal 2 Januari 2011 Bank Musi membeli saham PT. ABC sebanyak 450.000 lbr
@ Rp.10.000,- harga kurs 103% tunai. Kepemilikan ini menjadikan bank Musi memiliki 15%
dari jumlah saham PT. ABC yangg beredar. Biaya pembelian saham berjumlah
Rp.5.000.000,-.
Info lainnya, tanggall 31 Desember 2011, PT. ABC mendapat laba sebesar Rp. 8.600.000.000
Tanggal 31 Januari 2012 PT. ABC mengumumkan akan membagikan deviden 70% tunai.
Tanggal 1 Februari 2012 PT. ABC membagikan deviden tunai kepada pemegang saham.
Pencatatan transaksi dengan menggunakan cost method di Bank Musi adalah sebagai berikut:
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
2/1/2011
Penyertaan saham PT ABC
4.640.000.000
Kas
4.640.000.000
31/12/2011
NO ENTRY
31/1/2012
Piutang Deviden
Penapatan lainnya
903.000.000
Kas
903.000.000
1/2/2012
Piutang Deviden
903.000.000
903.000.000
Keterangan:
Nilai Penyertaan: 450.000 lb x 10.000 x 103% = 4.640.000.000
Bagian deviden Bank Mus = 8.600.000.000 x 70% x 15% = 903.000.000
Deviden dapat juga diberikan dalam bentuk saham.Misal dari contoh di atas, PT. ABC
membagi 1 lembar saham deviden untuk tiap kepemilikan 5 lembar saham biasa. Dengan
demikian, maka :
 Bank Musi akan menerima saham deviden =450.000 /5 lbr =90.000 lbr.
 Bank Musi memegang saham sebanyak 540.000 lbr.
 Harga perolehan saham=4,64M/540.000=Rp.8.593.
B. PENCATATAN PENYERTAAN DENGAN EQUITY METHOD
Metode ini digunakan untuk mencatat bila bank memiliki penyertaan saham relative
besar sehingga bank tersebut mampu mengendalikan perusahaan anak.Pengertian
mengendalikan adalah mempunyai hal suara mayoritas, mempunyai hak untuk mengatur dan
menentukan kebijakan finansial mauppun operasional, memili kewenangan untuk menunjuk
dan memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan.
Dalam metode ini penyertaan dicatat sebesar harga peroleh dan selanjutnya didebet
atau dikredit secara proporsional dengan bagian laba atau rugi perusahaan anak.Deviden tunai
yang diterima dicatat sebagai pengurang rekening penyertaan yang bersangkutan.Pencatatn
dengan metode ini lebih mencerminkan hubungan ekonomis dibandingkan metode harga
perolehan. Sebagai investasi yang melebihi 20% saham pada perusahaan anak, jelas
perusahaan induk (parent company) akan sebab setiap pengembalian keputusan anak, bank
yang memiliki penyertaan akan mampu mempengaruhi dengan hak suaranya.
Contoh:
Misalkan pada contoh di atas, kepemilikan saham bank Musi sebanyak 450.000 lbr
merupakan kepemilikan 40% saham PT. ABC. Buat pencatatan dengan metode ekuitas
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
2/1/2011
Penyertaan saham PT ABC
4.640.000.000
Kas
4.640.000.000
31/12/2011
31/1/2012
1/2/2012
Penyertaan saham PT ABC
Pendapatan Penyertaan
3.440.000.000
Piutang Deviden
Penyertaan Saham PT ABC
2.408.000.000
Kas
2.408.000.000
3.440.000.000
2.408.000.000
Piutang Deviden
2.408.000.000
Bila nilai penyertaan Rp4.640.000.000 menempatimposisi 40% dari saham PT ABC
maka saham PT ABC yang beredar senilai (4.640.000.000 / 40) x 100 = Rp 11.600.000.000.
ketika PT ABC melaporkan emeproleh laba sebesar Rp8.600.000.000 pada tanggal
31/12/2011, maka yang diperhitungkan oleh bank sebesar Rp8.600.000.000 x 40% =
3.440.000.000. untuk tanggal 31 januari 2012 piutang deviden yang diperhitungkan adalah
Rp8.600.000.000 x 70% x 40% = Rp2.408.000.000. sebagai tambahan informasi, untuk
peneriamaan deviden berupa saham, pengaruhnya akan memperkecil nilai saham per lembar.
Penerimaan deviden saham ini tidak akan dijurnal tetapi hanya dicatat secara administrasi.
Pada kasus tertentu perusahaan anak atau PT ABC mengalmi kerugian yang
material.Jika hal ini terjadi maka bank sebagai peserta yang harus ikut menanggung risiko
yang dibebankan kepada rekening penyertaan. Misalnya pada akhir tahun 2011 PT ABC
mengalami kerugian senilai Rp100.000.000, maka bank akan menjurnal sebagai berikut:
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Desember 2011 Rugi Penyertaan PT ABC
40.000.000
Penyertaan pada PT ABC
40.000.000
C. MASALAH KHUSUS: PENYERTAAN DARI PENGALIHAN KREDIT
Kredit macet yangg terjadi di pihak debitur, harus diselamatkan oleh bank selaku
kreditur. Penyelamatan kredit dilakukan dengan cara mengalihkan ke penyertaan, berarti akan
terjadi hubungan kepemilikan. Pengalihan kredit menjadi penyertaan dicatat menggunakan
metode ekuitas, sebesar nilai wajar dari saham yang diterima.Selisihnya dengan nilai kredit
dicatat laba atau rugi pengalihan kredit.
Contoh:
Tanggal 1 Mei PT. ABC tidak dapat melunasi kreditnya pada Bank Musi dan menjadi
kredit bermasalah.Berdasarkan kesepakatan, jumlah kredit bermasalah dialihkan menjadi
penyertaan dengan nilai wajar Rp.10.200,-/lembar saham dengan jumlah 500.000 lembar
saham.Kredit yg bermasalah Rp.5 dgn bunga Rp.300 juta.
Jurnal yg dibuat bank Musi adalah :
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
1 Mei 2011
Penyertaan Saham PT ABC
5.100.000.000
Rugi Pengalihan Kredit
200.000.000
Kredit yang Diberikan
5.300.000.000
DAFTAR PUSTAKA
Taswan. 2012.Akuntansi Perbankkan.Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Download