Uploaded by User45488

390489543-Makalah-induktor

advertisement
Tugas Pengganti Ujian Susulan Bengkel
NAMA : Meizy Anggun Ningsih
KELAS : TT3A
Judul
: Tinjauan Induktor Dalam Pemancar Radio FM
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan judul “Tinjauan
Induktor Dalam Pemancar Radio FM”
Atas selesainya laporan makalah ini, diucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Pak Rahmat selaku dosen pembimbing yang telah membantu arahan kepada
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Orangtua yang telah memberikan dorongan moril dan materiil kepada penulis
dalam pelaksanaan tugas makalah ini.
3. Teman-teman Telekomunikasi 4A dan teman-teman angkatan Telekomunikasi
2018 atas segala bantuan dan dukungannya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis berharap dengan segala kekurangannya laporan ini dapat memberikan
manfaat dan dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu dan wawasan bagi penulis sendiri
maupun bagi para pembacanya.
Depok, Juli 2018
Penulis
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini,
menuntut kami untuk membuat segala sesuatu secara sistematis dan efisien,
karena waktu sangat berharga bagi kami, maka beberapa kemajuan teknologi
telah diterapkan diberbagai bidang, diantaranya dunia pendidikan, sebab dari
sinilah
semua
kemajuan
teknologi
itu
dikembangkan.
Banyak sekali teknologi yang cepat berkembang di negara kita saat ini.
Dengan teknologi yang semakin berkembang dengan pesat inilah yang akan
mempermudah dalam pekerjaan yang sistematis dan lebih efisien.
Berdasarkan kemajuan teknologi kami dan kawan-kawan membuat sesuatu
sistem yang berkaitan dengan matakuliah Elektronik, kami mengusulkan sama
dosen untuk mengembangkan sebuah alat komonitas. Kita mendapat tugas
kedua di semester empat, yaitu membuat Pemancar FM. Berangkat dari hobi
merakit benda-benda elektronik, kami mencoba merangkai pemancar mini
berdaya pendek yang bisa memancarkan sinyal kurang lebih 100 meter
dengan power (daya) 5 watt. Ini sebuah rintisan yang kemudian menjadi 12
watt . Dengan daya 12 watt, siaran radio bisa menjangkau satu desa.
1.2
Perumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Bagaimana fungsi induktor dalam pemancar Radio FM ?
2. Apa saja macam-macam induktor yang sering digunakan dalam pemancar
radio FM ?
3. Apa rumus menghitung induktansi ?
4. Apa saja bahan yang digunakan membuat induktor ?
5. Bagaimana Cara membuat (melilit) induktor ?
2
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Memahami dan mengetahui fungsi induktor dalam pemancar Radio FM
2.
Memahami dan mengetahui macam-macam induktor yang sering digunakan
dalam pemancar radio FM
3.
Memahami dan mengetahui rumus menghitung induktansi
4.
Memahami dan mengetahui bahan yang digunakan membuat induktor
5.
Memahami dan mengetahui Cara membuat (melilit) induktor
3
BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam
pembuatan makalah ini.
2.1
Pengertian Induktor
Induktor adalah salah satu komponen pasif. Induktor dibedakan
menjadi dua yaitu selenoid dan toroid. Selenoid mempunyai dapat berinti
udara dan juga berinti besi. Torida mempunyai lilitan yang melingkar dan
berintikan ferit.
Ferit mempunyai dua jenis yaitu ferit keras dan ferit lunak. Umumnya
ferit lunak digunakan dalam inti toroid. Salah satu ferit adalah pasir besi, pasir
besi yang banyak dijumpai adalah pasir kali.
Oleh karena itu, penulis ingin mengembangkan pasir kali tersebut
menjadi inti induktor dan transformator gelombang mikro. Bahan tersebut
dicampur dengan tanah liat, yang memperhatikan komposisi dan ukuran.
Nantinya penulis berharap dapat dimanfaatkan untuk keperluan penyepadan,
induktor ataupun balun pada antena.
4
2.2
Jenis-Jenis induktor
Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah :




Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya
Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O
Ring (bentuk Donat)
5


Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari
beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel.
Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.
Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur
sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya
terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.
6
BAB III
PEMBAHASAN
.
3.1
Fungsi Induktor dalam Pemancar Radio FM
Induktor merupakan lilitan dari kawat yang dililit dengan hitungan
tertentu. Induktor dalam pemancar radio FM memiliki fungsi sebagai
impedansi. Sehingga keluaran dari impedansi dapat dirubah sesuai dengan
yang diinginkan.
3.2
Induktor yang digunakan untuk pemancar Radio FM
Induktor atau lilitan digunakan pada rangkaian VHF sebagai bagian dari
sirkuit tala atau sebagai RFC (Radio Frequency Choke). Reaktansinya
semakin besar jika frekuensi operasi semakin tinggi. Induktor yang paling
efisien adalah sebuah inductor satu lapis dengan diameter kawat yang besar
serta diameter inductor sama dengan panjangnya.
Induktor atau lilitan digunakan pada rangkaian VHF sebagai bagian dari
sirkuit tala atau sebagai RFC (Radio Frequency Choke). Reaktansinya
semakin besar jika frekuensi operasi semakin tinggi. Induktor yang paling
efisien adalah sebuah inductor satu lapis dengan diameter kawat yang besar
serta diameter inductor sama dengan panjangnya.
Induktor berintikan ferit mempunyai induktansi lebih besar dibanding
induktor dengan inti udara. Inti ferit mempunyai efek menambah induktansi
suatu lilitan.
Induktor yang dililit pada ferrite cincin ( toroidal ) atau ferrite bead ,
seringkali digunakan pada rangkaian RF terutama di VHF-UHF. RFC dengan
toroid ini akan mampu mengurangi kebocoran flux. Medan RF akan
terkonsentrasi di sekitar lilitan dengan inti toroid tersebut. Sehingga lilitan ini
bisa dikerjakan pada rangkaian dengan kepadatan komponen yang tinggi.
7
Di pasaran terdapat beberapa macam ferrite atau toroid, ditinjau dari
range frekuensi kerjanya. Secara Umum ferrite yang dapat bekerja di VHF,
tidak masalah jika dikerjakan di jalur HF.
ata letak komponen lilitan sangat berpengaruh pada kinerja rangkaian
RF. Bila ada dua buah lilitan yang sejajar maka kedua lilitan akan saling
menginduksikan medan listrik satu sama lain , atau yang disebut kopling
magnetik. Kopling magnetik yang tidak dikehendaki ini harus dicegah,
kecuali memang dikehendaki.
Pada penguat bertingkat dengan penguatan tinggi, kopling magnetik
antara bagian output dan input dapat menyebabkan umpanbalik positip, dan
akan
terjadi
self
osilasi.
Hal ini dapat dicegah dengan memasang shielding yang digroundkan di antara
lilitan yang terjadi kopling magnetik tadi. Dan cara lainnya adalah dengan
membuat lilitan-lilitan tadi dipasang saling tegak lurus, sehingga kopling
magnetiknya akan menjadi nol.
3.3
Rumus Untuk Menghitung Induktansi
emf yang terjadi akan menghasilkan arus yang menentang setiap
perubahan fluks magnetik, penentangan ini disebut dengan induktansi diri
(self inductance). pernyataan ini sesuai hukum lenz yang dikemukan oleh
Heinrich Friedrich Lenz (1804 - 1865). besaran satuan nilai induktansi
dinyatakan dalam Henry (H), sebuah induktor dikatakan memiliki nilai
induktansi sebesar 1H, jika perubahan arus yang mengaliri pada rating
1ampere/detik menginduksi tegangan 1volt didalamnya. definisi ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
L = 1.H = 1.V.(di/dt) = 1.V/(ampere/detik)
Semakin banyak jumlah lilitan dalam sebuah induktur maka semakin
8
bertambah juga nilai induktansinya. Besarnya nilai induktansi terhadap jumlah
lilitan pada suatu induktor dapat dihitung dengan rumus:
L = N x (φ/I)
dimana: L = induktansi (H), N = jumlah lilitan, φ = fluks magnetik
(Weber/Wb), I = arus (A)
koefesiensi induktansi diri sebuah induktor tergantung dari konstruksinya
seperti : jumlah lilitan kawat, jarak antar lilitan, besar inti pusat dll. Oleh
karena untuk mendapatkan induktor dengan koefesiensi induksi diri yang
sangat tinggi bisa dengan menggunakan kore ( pusat inti) dengan
permeabilitas tinggi, dan merubah jumlah lilitan, sehingga fluks magnetik
yang dihasilkan dapat dihitung dengan rumus :
φ=BxA
dimana : φ = besar magnetik fluks (Wb), B = kerapatan fluks, A = luas area
(m²)
jika sebuah induktor dapat diketahui jumlah lilitan (N), maka induksi
magnetik/kerapatan fluks(B) dalam inti, dapat diketahui dengan rumus :
B = µo x H = N x (I/l)
untuk menggabungkan pernyataan rumus persamaan diatas maka untuk
mengetahui nilai induktansi sebuah induktor dapat diketahui dengan uraian
rumus:
L = N x (φ /I) = N x ((BxA)/I) = (µo x N x I)/(l x I)
9
dan pengelompokan dari peryataan diatas, maka nilai induktansi dari sebuah
induktor dapat sederhanakan dengan rumus persamaan akhir sebagai berikut:
Dimana: L = induktasni (H), N = jumlah lilitan, µo = panjang Permeabilitas (4.π.10-7), l
= panjang koil dalam meter
Tegangan emf
disebabkan oleh hukum faraday yang dikemukan oleh michael faraday bahwa
semakin cepat perubahan medan magnet maka emf yang diinduksikan
akan semakin besar. besar tegangan emf pada induktor adapat
dihtiung dengan rumus :
Vemf = L x (di/dt)
dimana : Vemf = tegangan emf (V), L = induktansi (H), di/dt =
tingkat perubahan arus (ampere/detik)
10
3.4
Bahan Untuk Membuat Induktor
1.
Kawat Tembaga (Kawat Email)
Untuk membuat induktor biasanya tidak diperlukan kawat tembaga yang
sangat panjang. Paling yang diperlukan hanya puluhan sentimeter saja,
sehingga efek resistansi bahan kawat tembaga dapat diabaikan. Ada banyak
kawat tembaga yang bisa digunakan. Untuk pemakaian yang profesional di
pasar dapat dijumpai kawat tembaga dengan standar AWG (American Wire
Gauge). Standar ini tergantung dari diameter kawat, resistansi dan
sebagainya. Misalnya kawat tembaga AWG32 berdiameter kira-kira
0.3mm, AWG22 berdiameter 0.7mm ataupun AWG20 yang berdiameter
kira-kira 0.8mm. Biasanya yang digunakan adalah kawat tembaga tunggal
dan memiliki isolasi.
2.
Ferit Dan Permeability Core
Besi lunak banyak digunakan sebagai inti (core) dari induktor yang disebut
ferit. Ada bermacammacam bahan ferit yang disebut ferromagnetik. Bahan
11
dasarnya adalah bubuk besi oksida yang disebut juga iron powder. Ada
juga ferit yang dicampur dengan bahan bubuk lain seperti nickle,
manganase, zinc (seng) dan magnesium. Melalui proses yang dinamakan
kalsinasi yaitu dengan pemanasan tinggi dan tekanan tinggi, bubuk
campuran tersebut dibuat menjadi komposisi yang padat. Proses
pembuatannya sama seperti membuat keramik. Oleh sebab itu ferit ini
sebenarnya adalah keramik.
3.5
Cara Membuat Induktor
Cara Membuat Induktor (Coil) yang berinti Udara – Induktor atau Coil
merupakan Komponen Elektronika yang penting untuk sebuah Rangkaian
yang berkaitan Frekuensi Radio (RF) seperti pada Antena, Tuner dan
Amplifier. Tetapi kadang-kadang kita sulit untuk mendapatkan Komponen
Induktor yang sesuai dengan nilai yang dibutuhkan oleh Rangkaian
Frekuensi Radio kita. Sebagai seorang penghobi Elektronika, tentunya kita
memiliki cara untuk mendapatkan komponen tersebut yaitu dengan merakit
atau membuat sendiri Induktor tersebut sesuai dengan nilai Induktansi yang
kita inginkan. Caranya pun lumayan mudah.
12
Berikut ini saya coba berbagi cara untuk membuat Induktor yang berinti
Udara. Hal yang terpenting adalah mengetahui rumus untuk mendapat nilai
Induktansi yang diinginkan.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
L = [d2 n2] / [18d + 40l]
Dimana
L
:
=
Nilai
Induktansi
d
=
Diameter
l
=
Panjang
n = Jumlah Lilitan
dalam
Koil
Koil
satuan
Mikro
Henry
(µH)
dalam
satuan
Inci
dalam
satuan
Inci
13
Catatan
:
Panjang Coil (Induktor) harus sama dengan atau 0.4 kali lebih besar dari
diameter Coil (inductor).
Kawat yang digunakan untuk Induktor pada umumnya adalah Kawat
Tembaga yang dibungkus oleh Insulator. Carikan Inti sementara yang
sesuai dengan Diameter Induktor yang dinginkan. Induktor atau Coil harus
dililit secara ketat dan diusahakan untuk dililit sedekat mungkin. Setelah
dililit sesuai dengan panjang yang diinginkan, tarik atau keluarkan pelanpelan inti sementara tersebut agar tidak menganggu Induktor yang telah
dililit, kemudian berikan sedikit Epoxy (perekat) agar lilitan Induktor
(Coil) tidak mudah merenggang. Terakhir, lepaskan Insulator Kawat pada
kedua ujung Induktor agar dapat disolder atau menghantar arus listrik.
Gambar Rangkaian Pemancar FM
14
15
BAB IV
SIMPULAN
Adapun simpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Kumparan pemadam (induktor) adalah komponen elektronika pasif yang
dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melintasinya.
2. Prinsip kerja induktor adalah medan magnet dan induktansi. Medan magnet
akan dihasilkan disekitar konduktor (penghantar) yang dialiri elektron (arus
listrik). Induktansi merupakan kemampuan induktor untuk menyimpan
energi dari nilai arus tertentu.
3. Induktor berfungsi menimbulkan medan magnet, menyimpan energi,
sebagai pelipat tegangan, pembangkit getaran, penapis (filter), dan sebagai
sebagai penala (tuning), menahan arus AC dan konduktif terhadap arus DC.
4. Beberapa jenis induktor yaitu fixed coil (memiliki harga yang pasti),
variable coil (harganya dapat disetel), dan choke coil (kumparan redam).
Berdasarkan intinya, induktor dibedakan menjadi: air core inductor, radio
frequency inductor, ferromagnetic core inductor, variable inductor,
laminated core inductor, toroidal core inductor, ferrite core inductor.
Sedangkan induktor Rumhkorff dipakai untuk fungsi pengapian pada
kendaraan bermotor.
5. Banyak perangkat dan komponen elektronika yang dibuat dengan
mengaplikasikan kumparan induktor diantaranya adalah relay, speaker,
buzzer, bleeper, transformator (trafo), dan komponen lain yang terkait
dengan penggunaan frekuensi dan medan magnet.
16
DAFTAR PUSTAKA
Mu’awwanah, Hayatul. 2014. Induktor. Banjarmasin : Universitas Lampung
Mangkurat
https://teknikelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-induktor-beserta-jenis-jenisinduktor/
Ramdhani, Mohammad. 2016.Macam-mavcam Induktor. Bandung : Telkom
University
Poetra, Khaleem. Makalah Jadi Penguat Kelas A, B Dan C.
http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-fungsi-dan-jenis-jenis-induktor/
Download