RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA Jalan Raya Pondok Gede Jakarta Timur Telp. (021) 8000693 – 95, 8000701 – 702, Fax. (021) 8000702 Certificate No : JKT 0500123 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA Nomor : 001/RSHJ/DIR/SK/AKRE/IX/2012 TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA Menimbang : a. bahwa tantangan dalam era globalisasi bagi pembangunan di bidang pelayanan kesehatan khususnya perumahsakitan semakin kompetitif. b. bahwa dalam mengantisipasi pesatnya pembangunan perumahsakitan maka upya-upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit harus dikelola dengan baik dan benar sesuai kaidah-kaidah manajemen rumah sakit yang berlaku, berkaitan dengan hal tersebut maka Rumah Sakit Haji Jakarta perlu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maupun pengelolaannya. c. bahwa dalam rangka melaksanakan upaya tersebut, perlu adanya acuan tentang Kebijakan Manajemen Rumah Sakit Haji Jakarta untuk menjadi pedoman kerja bagi seluruh pelaksana kegiatan pelayanan sehari-hari pada setiap Bagian/Bidang/Instalasi/unit dan karyawan di lingkungan Rumah Sakit Haji Jakarta. d. bahwa mempertimbangkan hal-hal sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c di atas, maka perlu ditetapkan Keputusan Direktur Tentang Kebijakan Manajemen Rumah Sakit Haji Jakarta. Mengingat : 1. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran Memperhatikan : 1. Hasil Kesepakatan Rapat Gabungan antara Badan Pendiri, Badan Pembina, Badan Penasehat dan Badan Pengelola Rumah Sakit Haji Jakarta yang dipimpin oleh Wakil Presiden RI pada tanggal 3 April 2008 di Jakarta 2. Surat Tugas Menteri Kesehatan Nomor: KP/Menkes/285/VIII/2012 tanggal 16 Agustus 2012 tentang Penugasan Pelaksana Rumah Sakit Haji Jakarta; 3. Surat Tugas Menteri Kesehatan Nomor: KP.02.07/I/1548/12 tanggal 23 Agustus 2012 tentang Penugasan Pelaksana Tugas Wadir 4. Surat Tugas Menteri Kesehatan Nomor: KP.02.07/I/1549/12 tanggal 23 Agustus 2012 tentang Penugasan Pelaksana Tugas Wadir SDM dan Yankes MEMUTUSKAN Menetapkan : KESATU KEDUA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA : Semua pelaksanaan kegiatan/pekerjaan yang dilakukan di Rumah Sakit Haji Jakarta harus mengacu kepada Kebijakan Manajemen Rumah Sakit Haji Jakarta sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini KETIGA : Kebijakan manajemen Rumah Sakit Haji Jakarta berlaku sejak tanggal ditetapkannya Keputusan ini dan akan dievaluasi bila mana diperlukan dan atau paling sedikit setiap tiga tahun sekali KEEMPAT : Dengan diberlakukannya Keputusan ini, maka Keputusan Nomor : 020 /RSHJ/DIR/SK/I/2009 Tentang KEBIJAKAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. KELIMA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, maka akan dilakukan peninjauan kembali serta perbaikan sebagaimana mestinya. DITETAPKAN DI PADA TANGGAL : JAKARTA : 03 SEPTEMBER 2012 DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA dr. H. Chairul Radjab Nasution, Sp.PD, K-GEH, FINASIM, FACP, M. Kes. Lampiran Nomor Tanggal : Keputusan Direktur RSHJ : 001/RSHJ/DIR/SK/AKRE/IX/2012 : 03 September 2012 KEBIJAKAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA I. PENDAHULUAN Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi Preventif (pencegahan), Kuratif (penyembuhan), Rehabilitatif (Pemulihan) dan Promotif (peningkatan kesehatan). Selain itu rumah sakit juga mempunyai fungsi pendidikan, pengembangan serta melaksanakan fungsi sosial kemasyarakatan. Agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, benar, terarah dan terkoordinasi, pengelola rumah sakit perlu menetapkan kebijakan yang dituangkan dalam surat keputusan dan disetujui bersama serta disahkan oleh direktur sebagai pedoman dalam menjalankan manajemen rumah sakit. Kebijakan manajemen yang ditetapkan meliputi bidang-bidang Pelayanan dan Penunjang Medik, Kepegawaian, Tata Usaha, Pemeliharaan Barang, Pengadaan Barang, Keuangan serta Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Pembinaan Mental, Pendidikan & Pelatihan, Penelitian & Keselamatan Pengembangan, Kerja, Sistem Keselamatan Manajemen Pasien, Mutu, Kesehatan Kesehatan Lingkungan, Pemasaran, dan Pengendalian Infeksi Nosokomial. II. KEBIJAKAN DI BIDANG PELAYANAN MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK A. KEBIJAKAN UMUM PELAYANAN MEDIK 1. Ketentuan-ketentuan tentang jam kunjungan pasien masuk pasien pulang serta pengelolaan pasien meninggal diatur dan dalam SOP tersendiri. 2. Biaya tindakan pengobatan, perawatan, diagnostik ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS Haji Jakarta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. 3. Pedoman tata cara identifikasi pasien dan bayi diatur dalam SPO tersendiri. 4. Pedoman tata cara manajemen nyeri diatur dalam kebijakan tersendiri. 5. Guna mendukung pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, RS Haji Jakarta memakai obat generik dan obat paten. 6. Ketentuan mengenai hak dan kewajiban dokter, perawat serta pasien dibuat dalam peraturan/ketentuan khusus. 1. Pelayanan Rawat Jalan Jenis pelayanan kesehatan rawat jalan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Haji Jakarta meliputi : a. Penyakit Dalam b. Kebidanan dan Penyakit Kandungan c. Bedah d. Anak e. THT f. Mata g. Umum h. Gigi i. Paru j. Kulit dan Kelamin k. Syaraf l. Jantung m. Rehab Medik n. Endoskopi o. Konsultasi Gizi, Diabetes, KB dll. p. Medical Check Up q. Akupunktur r. Kesehatan Jiwa s. Perawatan Luka Pelayanan rawat jalan pasien Rumah Sakit Haji Jakarta dilaksanakan di klinik-klinik dengan jadwal pelayanannya ditetapkan sebagai berikut : a. Klinik buka setiap hari kerja Pagi : Jam 08.00 – 13.00 WIB. Siang/Sore : Jam 14.00 – 20.00 WIB b. Waktu lain di luar ketentuan tersebut diatas dapat dilakukan apabila diperlukan. c. Khusus untuk Poliklinik Paru ketentuannya mengacu pada standar MDGs yang berlaku. 2. Pelayanan Rawat Inap Pelayanan Rawat Inap terdiri dari : a. Kelas III b. Kelas II c. Kelas I d. Kelas VIP e. Kelas Super VIP Pelayanan Rawat Inap diatur sebagai berikut : a. Pasien rawat inap yang akan dirawat di RS Haji Jakarta tidak diminta uang muka pada saat masuk perawatan. b. Penerimaan pasien rawat inap harus melalui Sentral Opname c. Bila pasien atau keluarga pasien menghendaki, maka pasien atau keluarga pasien dapat memilih dokter spesialis yang akan merawatnya. Bila tidak ada permintaan, maka pasien akan dirawat oleh dokter spesialis sesuai jadwal jaga yang ada. d. Bagi Pasien Muslim, selama dalam perawatannya akan mendapat pelayanan Rohani. e. Bagi pasien non Muslim yang menginginkan pelayanan Rohani khusus, dapat menghubungi Seksi Pembinaan Mental melalui perawat di ruangan. f. Pasien lama, dirawat ulang oleh dokter spesialis yang merawat sebelum-nya, kecuali atas permintaan sendiri untuk alih rawat (permintaan alih rawat tertulis). 3. Pelayanan Rawat Darurat Pelayanan dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), diatur sebagai berikut : a. IGD buka selama 24 jam. b. Pasien IGD ditolong terlebih dahulu tanpa diminta membayar uang muka. c. Pasien segera di rujuk ke Rumah Sakit lain apabila fasilitas atau tenaga yang diperlukan tidak ada di Rumah Sakit Haji Jakarta, atau karena alasan khusus. Misalnya berstatus narapidana. d. Pasien juga dapat dikirim ke Rumah Sakit lain untuk alih rawat apabila tempat tidur perawatan di RS Haji Jakarta penuh atau atas permintaan pasien/ keluarga pasien. 4. Pelayanan Bedah Pelayanan Bedah Sentral terdiri atas : a. BedahTulang b. Bedah Mulut c. Bedah Urologi d. Bedah Syaraf e. Bedah Tumor f. Bedah Digestif g. Bedah Anak h. Bedah Vaskuler i. Bedah Kebidanan j. Bedah Mata k. Bedah THT Pelayanan di Instalasi Bedah Sentral diatur sebagai berikut : a. Bedah Sentral buka 24 jam b. Setiap tindakan medis baik operasi maupun tindakan lain yang bersifat invasif atau beresiko, maka pasien harus diberi penjelasan dan dimintakan persetujuannya terlebih dahulu, juga termasuk dalam hal biaya/keuangan yang dinyatakan dengan menandatangani lembar Informed Consent disertai tanda tangan dan nama jelas petugas Rumah Sakit. c. Dokter yang akan melakukan tindakan, wajib memberikan informasi berikut resiko yang pasien/keluarga pasien. dapat dan mungkin terjadi kepada Penjelasan/informasi yang diberikan tersebut ditandatangani oleh dokter yang dokter anesthesinya. bersangkutan beserta 5. Perawatan Intensif/ICU/ICCU Pelayanan yang dilaksanakan di instalasi ICU/ICCU diatur sebagai berikut: a. Perawatan ICU/ ICCU buka 24 jam b. Setiap tindakan medis baik operasi maupun tindakan lain yang bersifat invasif atau beresiko harus diberikan penjelasan dan dimintakan perse-tujuan dari pasien terlebih dahulu, juga termasuk dalam hal biaya/ keuangan yang dinyatakan dengan menandatangani lembar Informed Consent disertai tanda tangan dan nama jelas petugas Rumah Sakit. c. Dokter yang melakukan tindakan wajib memberikan informasi berikut resiko yang dapat dan mungkin terjadi kepada pasien/keluarga pasien. Penjelasan/informasi yang diberikan tersebut ditandatangani dokter yang bersangkutan. 6. Pelayanan Bersalinan Pelayanan bersalin dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Setiap tindakan medis, baik operasi maupun tindakan lain yang bersifat invasif atau beresiko, pasien/keluarga pasien terlebih dahulu harus diberi penjelasan dan dimintakan persetujuannya, juga termasuk dalam hal biaya/keuangan yang dinyatakan dengan menandatangani lembar Informed Consent disertai tanda tangan dan nama jelas petugas rumah sakit. b. Dokter yang melakukan tindakan wajib memberikan informasi kepada pasien/keluarga pasien berikut resiko yang dapat atau mungkin terjadi, dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan beserta dokter anesthesinya. c. Pelayanan Persalinan dialkukan dengan mengacu pada standar MDGs yang berlaku. B. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK Pelayanan penunjang di Rumah Sakit Haji Jakarta dilaksanakan dalam rangka mendukung pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap, antara lain : 1. Radiodiagnostik 2. Diagnostik Elektromedik 3. Laboratorium/Patologi Klinik 4. Farmasi 5. Gizi 6. Bank darah 7. CSSD 8. Pemulasaraan Jenazah Khusus untuk pelayanan radiodiagnostik, laboratorium/patologi klinik, farmasi, bank darah dan pemulasaran jenazah buka selama 24 jam. Kebijakan dalam pelayanan Farmasi, obat generik diberikan untuk kelas III, Pasien Tidak Mampu, Perusahaan yang bekerja sama dengan kriteria standar obat generik dan atau karena permintaan pasien atau keperluan terapi dapat ditetapkan lain. Standar Formularium obat diusulkan oleh Tim Farmasi Terapi untuk mendapat pengesahan Direktur serta dilakukan evaluasi setiap tahunnya untuk dilapor-kan kepada Direktur. C. REKAM MEDIK Pelayanan Rekam Medik (RM) diatur sebagai berikut : 1. Setiap pasien memiliki Rekam Medis yang dapat dipergunakan untuk rawat jalan, rawat inap maupun IGD. 2. Identifikasi pasien termasuk nomor Rekam Medisnya disimpan dalam komputer, sehingga memudahkan pencarian Rekam Medis pasien pada setiap saat selama 24 jam. 3. Semua Rekam Medis pasien disimpan dengan baik dan aman secara sentralisasi di ruangan penyimpanan berkas Rekam Medis. 4. Rekam Medis tidak boleh dibawa keluar Rumah Sakit kecuali atas izin tertulis dari Direktur melalui kepala bidang terkait. 5. Dokter, Perawat dan tenaga kesehatan lain bertanggung jawab atas keakuratan dan ketepatan kewenangan masing-masing. pengisian Rekam Medis sesuai 6. Berkas Rekam Medis aktif disimpan dalam ruang penyimpanan berkas Rekam Medis aktif. 7. Berkas Rekam Medis inaktif adalah berkas Rekam Medis yang tidak digunakan pasien selama 5 tahun terhitung dari tanggal kunjungan terakhir. Berkas ini disimpan dalam ruang penyimpanan berkas Rekam Medis inaktif. Pemusnahan berkas Rekam Medis dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan. 8. Penyelenggaraan Rekam Medis RS Haji Jakarta berpedoman pada Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis dan Buku Pedoman Pengelolaan Rekam Medik RS. Haji Jakarta serta Keputusan Direktur RS Haji Jakarta No. 044/RSHJ/DIR/SK/I/2009 tentang Pemben-tukan Panitia Rekam Medik RS Haji Jakarta. III. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA A. PERENCANAAN PEGAWAI/SDM Perencanaan pegawai/SDM diusulkan untuk ditetapkan oleh Direktur berdasarkan hasil analisa dan evaluasi tim perencanaan Pegawai / SDM terhadap usulan dari masing-masing unit kerja. Dokumen yang digunakan sebagai bahan analisa dan evaluasi tersebut antara lain : 1. Pola Ketenagaan Rumah Sakit Haji Jakarta. 2. Standar kebutuhan tenaga RS yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan. 3. Standar kebutuhan nyata masing-masing unit. 4. Kebijaksanaan umum rumah sakit sesuai misi dan visi. B. REKRUTMEN / PENERIMAAN PEGAWAI 1. Jenis Kepegawaian di RS Haji Jakarta : a. Pegawai tetap b. Pegawai tidak tetap yang diangkat dengan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu. 2. Rekrutmen / Penerimaan pegawai dilakukan oleh Tim Seleksi Penerimaan Pegawai yang ditetapkan dengan keputusan Direktur. 3. Tugas dan Wewenang serta tata kerja Tim Seleksi diatur dalam keputusan tersendiri. C. PENGGAJIAN Pada prisipnya pegawai yang bekerja di Rumah Sakit Haji Jakarta mendapat tingkat penghasilan berdasarkan pada ketetapan yang berlaku. D. PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI 1. Pada prisipnya pembinaan pegawai berada pada seluruh pimpinan unit kerja. Pimpinan unit kerja berhak untuk menegur, memperingatkan dan memberi sanksi disiplin teringan, berupa teguran lisan kepada para pegawai dilingkungan unit kerjanya, sebagai salah satu pendelegasian wewenang Pimpinan Rumah Sakit dalam pembinaan disiplin pegawai. Selanjutnya apabila terjadi pelanggaran berulang dan sudah mengarah kepada pelanggaran yang lebih buruk, pembinaan dapat diserahkan kepada Pejabat Atasan dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan. Untuk selanjutnya apabila pelanggaran yang lebih serius terjadi, maka pembinaan dapat diserahkan kepada seksi Pembinaan Pegawai dan/ atau Direktur. 2. Selanjutnya ketentuan tentang Pejabat yang berwenang memberi hukuman, tatacara pemeriksaan, tata cara penjatuhan hukuman disiplin, serta tata cara penyampaian keberatan diatur tersendiri. E. PENILAIAN PEGAWAI 1. Penilaian Pegawai dilakukan untuk menilai seobjektif mungkin kemampuan kerja pegawai dalam memenuhi kriteria pegawai sesuai kompetensi dan uraian pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Setiap pimpinan unit mempunyai kewajiban dalam penilaian bawahannya. 3. Penilaian pegawai dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan : a. Penempatan b. Kenaikan Upah c. Promosi Jabatan (pembinaan karir) d. Pengangkatan Pegawai. 4. Tata cara penilaian pekerjaan pegawai akan diatur tersendiri. F. PROMOSI PEGAWAI Promosi dapat dilaksanakan bila terdapat suatu jabatan yang “kosong/ lowong“ dan disesuaikan dengan tingkat kompetensi serta ketentuan yang berlaku lainnya. G. MUTASI PEGAWAI Mutasi dilakukan untuk suatu penyegaran dari tugas-tugas dan merupakan pengembangan pegawai sesuai terdahulu minat, bakat, kemampuan dan keahlian dari seseorang pegawai. H. DEMOSI PEGAWAI Demosi adalah mutasi yang merupakan hukuman bagi pegawai dan dilaksa-nakan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. I. PEMBERHENTIAN PEGAWAI Pemberhentian pegawai karena masa Pensiun, Mengundurkan Diri dan sebab lain dilaksanakan berdasarkan ketentuan UU No. 13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja. IV. BUDAYA ORGANISASI ISLAM Budaya Organisasi Islam melakukan Bimbingan Rohani bagi karyawan yang dilaksanakan secara terprogram dan meliputi juga bimbingan rohani bagi pasien dan keluarganya serta pemulasaraan jenazah, yaitu : A. Bimbingan rohani bagi karyawan dilaksanakan melalui ceramah secara berkala maupun pada acara peringatan hari-hari besar Islam. B. Pembinaan rohani bagi pasien diprioritaskan untuk pasien pada waktu perawatan ataupun saat mendekati ajal dan diberikan secara cumacuma. C. Pemulasaraan jenazah dilaksanakan di kamar jenazah hanya atas permin-taan keluarga pasien. D. Penatalaksanaan bimbingan rohani dan pemulasaraan jenazah diatur sesuai dengan SPO E. Membuat dan menyajikan laporan kegiatannya. V. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Dalam rangka pengembangan pegawai melalui pendidikan, rumah sakit mem-berikan kesempatan kepada para pegawai untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, atau pendidikan tambahan dengan 2 (dua) alternatif, yaitu : tugas belajar atau izin belajar. Tugas belajar adalah penugasan kepada orang atau beberapa orang pegawai untuk mengikuti pendidikan formal, baik di dalam atau luar negeri, sesuai kebutuhan rumah sakit, diberi bantuan biaya oleh rumah sakit sehingga terbuka kesempatan untuk penyesuaian ijasah yang diperoleh sesuai dengan peraturan kepegawaian yang berlaku, namun demikian kepada pegawai yang bersang-kutan dikenakan kewajiban bekerja kepada rumah sakit berdasarkan kesepa-katan antara karyawan yang bersangkutan dengan Pimpinan Rumah Sakit. Izin belajar adalah pemberian izin kepada pegawai untuk mengikuti pendidikan lanjutan, atau tambahan atas inisiatif sendiri dan biaya sendiri. Kepada pegawai yang bersangkutan dimungkinkan untuk suatu jabatan/ pekerjaan sesuai keahlian yang di menduduki dapat dari pendidikannya. Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan di dalam/ di luar rumah sakit sesuai kebutuhan, selain itu dilaksanakan pula kegiatan studi perbandingan di dalam maupun di luar negeri untuk meningkatkan pengetahuan serta menambah pengalaman pegawai yang bersangkutan. VI. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Pengembangan Rumah Sakit Haji Jakarta secara umum mengacu pada peraturan/ ketentuan yang belaku, sesuai dengan kemajuan teknologi maupun tuntutan pelanggan Rumah Sakit Haji Jakarta. B. Sesuai misinya, Rumah Sakit Haji Jakarta mengupayakan pengembangan kesehatan terprogram dan dikelola oleh suatu komite yang bertanggung jawab lang-sung kepada Direktur. C. Pengembangan organisasi secara umum dikelola oleh Tim secara lintas program dan lintas fungsional. D. Untuk mencapai pengembangan melalui penelitian, Rumah Sakit Haji Jakarta dapat digunakan sebagai fasilitas untuk : 1) Lahan penelitian bagi Institusi Pendidikan. 2) Lahan untuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa dari Institusi Pendidikan. 3) Tempat magang bagi pegawai rumah sakit lain. VII. SISTEM MANAJEMEN MUTU Pengendalian Sistem Manajemen Mutu di RS Haji Jakarta dilaksanakan di semua unit secara terprogram dengan melibatkan seluruh karyawan rumah sakit dengan prinsip peningkatan mutu secara berkesinambungan/terus menerus. A. Mengendalikan aktivitas dan kinerja unit melalui rapat rutin, observasi, laporan dan investigasi. B. Menjamin syarat-syarat dalam sistem mutu dan implementasinya. C. Mengkoordinasikan Audit Mutu Internal (AMI) beserta hasilnya untuk bahan tinjauan manajemen. D. Mengkoordinasikan pelaksanaan tinjauan manajemen dan tindak lanjutnya E. Mengelola dan mengembangkan prosedur pengontrolan sistem dokumentasi. F. Mengelola dan mengembangkan prosedur pengendalian catatan mutu. G. Mengkoordinasikan penyebaran kebijakan dan sasaran mutu. H. Memberikan peringatan kepada fungsi yang menyimpang persyaratan manajemen mutu I. Membuat perencanaan program peningkatan standar mutu. J. Membuat Risk Manajemen Rumah Sakit dari VII. K3 DAN KESELAMATAN PASIEN Unit K3 dan Keselamatan Pasien mempunyai tugas-tugas sebagai berikut: A. Menyelenggarakan koordinasi dengan bagian terkait dalam hal pelaksanaan program K3 & Keselamatan Pasien. B. Memimpin pemecahan masalah di K3 & Keselamatan Pasien. C. Menginformasikan kepada bagian terkait segala sesuatu hal yang baru tentang perkembangan keilmuan dalam bidang K3 & Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. D. Menindaklanjuti hasil analisa resiko alat medis dan non medis yang ada di Rumah Sakit Haji Jakarta. E. Membuat dan menyajikan laporan pelaksanaan tugas-tugasnya. IX. PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL Pengendalian infeksi nosokomial diselenggarakan oleh Tim yang dibentuk berdasarkan ketetapan Direktur Rumah Sakit Haji Jakarta. Dengan tugas : A. Melaksanakan pengendalian infeksi mengacu pada standar yang ditetapkan. B. Melakukan pemantauan dan supervisi atas kegiatan pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit C. Membuat dan menyajikan laporan kegiatannya. X. PENGELOLAAN ADMINISTRASI DAN UMUM Bagian Administrasi dan Umum menyelenggarakan ketata-usahaan RS yang meliputi pembuatan, pendistribusian dan pengarsipan, dokumen dan surat menyurat termasuk naskah kerja sama dengan pihak lain, yang diatur sebagai berikut : A. Pengelolaan surat masuk dan keluar di lingkungan RS diatur secara sentralistik melalui Bagian Administrasi Umum. B. Surat-surat keluar RS dari setiap unit kerja, harus dikoreksi/ disetujui oleh Urusan Tata Usaha guna menjaga ketertiban dalam konsep, model dan nomor surat. C. Masing-masing unit kerja hanya dapat membuat surat keluar ditujukan kepada unit kerja lain dilingkungan RS Haji Jakarta dalam rangka koordinasi pelayanan yang dilakukan. D. Ketentuan tentang tata cara persuratan dan kearsipan RS. Haji Jakarta diatur tersendiri sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. E. Bagian Administrasi dan Umum mengendalikan perijinan-perijinan yang dibutuhkan oleh RS. F. Membuat dan menyajikan laporan pelaksanaan tugas-tugasnya. XI. RUMAH TANGGA Tugas Unit Rumah Tangga RS. Haji Jakarta meliputi pelkasanaan kegiatan : A. Memelihara Kebersihan lingkungan RS. Haji Jakarta yang meliputi kebersihan ruangan dan taman B. Pemeliharaan kebersihan ruangan dilakukan kerja sama dengan pihak ketiga. C. Mempersiapkan jadwal penggunaan ruang rapat sesuai permintaan D. Pemenuhan permintaan ruang kerja XII. TRANSPORTASI A. Memenuhi permintaan dan kebutuhan transportasi, yang meliputi penyediaan: Mobil Ambulance, Mobil Operasional & Mobil Ambulance Jenazah B. Melakukan pemeriksaan kendaraan Rumah Sakit secara berkala oleh bengkel yang telah dikontrak oleh Rumah Sakit dan dijadwalkan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan kendaraan rutin setiap 2000 km. 2. Service besar setiap 5000 km. 3. Perbaikan kerusakan diluar servis jika diperlukan sesuai kebutuhan. XIII. UNIT PEMBELIAN Kebijakan Unit Pembelian: A. Keputusan pembelian barang ditetapkan oleh Direktur berdasarkan masukan dari Tim Perencanaan Pengadaan Barang. Pelaksanaan pembelian barang dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Rumah Sakit. B. Keputusan penerimaan barang ditetapkan pelaksanaannya dilakukan oleh Panitia oleh Direktur dan Pemeriksaan/Penerimaan Barang Rumah Sakit. C. Tata laksana/aturan pembelian barang sesuai/mengacu kepada ketentuan/ peraturan yang berlaku. XIV. UNIT LOGISTIK Unit Logistik melaksanakan kegiatan: A. Pengelolaan barang logistik rumah sakit meliputi ATK, ART, Cetakan, Air Minum Karyawan, Paket Pasien & Barang Inventaris. B. Perencanaan kebutuhan barang berdasarkan jenis barang. C. Menggunakan Sistem First In First Out (FIFO). D. Melakukan pencatatan dan pendistribusian logistik/barang persediaan serta barang inventaris. E. Pengelolaan data barang persediaan dan barang inventaris. F. Membuat laporan barang pesrsediaan dan barang inventaris. XV. KESEHATAN LINGKUNGAN Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan dijadwalkan sebagai berikut : A. Pemeriksaan sampel makanan, penjamah makanan, alat makan, linen bersih 6 bulan sekali B. Pemeriksaan kualitas udara ruangan 6 bulan sekali C. Pemeriksaan kebisingan, pencahayaan, suhu & kelembaban ruangan 3 bulan sekali D. Pemeriksaan lingkungan fisik (debu, gas / udara ambeient) 6 bulan sekali E. Pemeriksaan air limbah 3 bulan sekali F. Pemeriksaan Air Bersih & Air Minum untuk Parameter Mikrobiologi dilakukan setiap bulan, untuk Parameter Fisik & Kimia setiap 6 bulan sekali G. Pemeriksaan Emisi Incinerator 3 bulan sekali H. Pemeriksaan Emisi Genset 1 tahun sekali I. Pemeriksaan Kendaraan 6 bulan sekali J. Membuat dan menyajikan laporan kegiatannya. XVI. PEMASARAN A. Melakukan promosi rumah sakit kepada institusi luar dalam rangka menjalin kerja sama dan meningkatkan image RS. Haji Jakarta. B. Melaksanakan koordinasi kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit. C. Membuat dan menyajikan laporan kegiatannya. XVII. INSTALASI PEMELIHARAAN GEDUNG DAN SARANA A. PEMELIHARAAN GEDUNG (TERMASUK PENUNJANGNYA) Pemeliharaan gedung dilakukan oleh petugas Instalasi Pemeliharaan Gedung dan Sarana RS dan atau petugas yang dikontrak oleh rumah sakit atau petugas yang berasal dari Kementerian lain (PU, PLN, dan PAM) yang mempunyai lisensi. Apabila dilakukan oleh pihak lain, maka pelaksanaan pemeliharaan gedung tetap harus didampingi oleh petugas RS yang berwenang. Jadwal pemeliharaan gedung diatur sebagai berikut : 1. Pengecatan gedung menyeluruh dilakukan sekurang-kurangnya setiap 4 tahun. 2. Pemeriksaan instrumen listrik dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 tahun. 3. Pemeriksaan instalasi air sekurang-kurangnya setiap 1 bulan. 4. Pemeriksaan air dilakukan setiap 6 bulan oleh BTKL. 5. Renovasi bangunan sekurang-kurangnya setiap 2 tahun. B. PEMELIHARAAN SARANA Pemeriksaan mesin-mesin dilaksanakan secara berkala oleh tenaga Teknik Rumah Sakit, dengan jadwal diatur sebagai berikut : 1. Sentral Gas sekurang-kurangnya 3 bulan sekali. 2. AC sekurang-kurangnya 3 bulan sekali. 3. Diesel atau Genset sekurang-kurangnya 6 bulan sekali. 4. Alat laundry sekurang-kurangnya setiap 1 tahun. 5. Alat-alat dapur sekurang-kurangnya setiap 4 bulan. 6. Lift sekurang-kurangnya 2 kali setahun. 7. Mesin foto copy setiap 6 bulan. C. PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN Pemeriksaan alat-alat medis Rumah Sakit dilakukan oleh Instalasi Pemeliharaan Alat Kesehatan Rumah Sakit, yang dijadwalkan sebagai berikut : 1. Alat CT Scan dilakukan kalibrasi setiap tahun 2. Alat Radiologi setiap 3 bulan 3. Alat ICU setiap 3 bulan 4. Alat operasi setiap 3 bulan 5. Alat Laboratorium setiap 3 bulan 6. Alat optik setiap 3 bulan 7. Alat fisioterapi setiap 3 bulan 8. Alat diagnostic setiap 3 bulan 9. Tensimeter setiap 3 bulan XVIII. BAGIAN KEUANGAN & AKUNTANSI A. KEUANGAN Kebijakan pengelolaan keuangan RS diatur sebagai berikut : 1. Semua pembayaran harus mempergunakan kwitansi sebagai bukti pembayaran, kwitansi diberi nomor urut. 2. Semua pengeluaran RS melalui Kasir Pusat, kecuali bagi unit-unit yang telah disetujui memegang pengelolaan Kas Kecil/Pety Cash. 3. Pelayanan IGD mengutamakan pertolongan kepada pasien terlebih dahulu untuk kemudian menyelesaikan pembiayaannya. 4. Pelayanan Rawat Inap bagi pasien tidak diharuskan membayar uang muka. 5. Menerima rujukan bagi pemegang Kartu Gakin, Askeskin, Jamkesmas sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan. 6. Surat permohonan/rencana kegiatan dari Bagian/Bidang/Unit yang berkaitan dengan pencairan anggaran, disampaikan ke Bagian Keuangan dan Akuntansi paling lambat satu minggu sebelum pelaksanaan kegiatan. 7. Pembayaran oleh pasien umum dapat mempergunakan fasilitas tunai atau kredit card (visa dan master). 8. Rumah Sakit tidak menerima pembayaran dengan giro bilyet atau cek pribadi bagi pasien umum. 9. Pembayaran pasien dari instansi Langganan dan Askes diterima segera setelah pasien pulang melalui mekanisme penagihan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama yang disepakati 10. Pembayaran kepada Supplier diatur sebagai berikut : Tagihan dari Pemasok/Kontraktor dilaksanakan setiap hari Kamis ming-gu kedua dan keempat. 11. Pembayaran Jasa Pelayanan dilaksanakan sebagai berikut : 11.1. Jasa Pelayanan dokter tetap dibayar tiap tanggal 5 bulan berikutnya. 11.2. Jasa Pelayanan dokter tamu dibayar tiap tanggal 5 bulan berikutnya. 11.3. Jasa Pelayanan Medis Non Dokter dibayar tiap tanggal 28 bulan berikutnya. 12. Wewenang pemberian keringanan atas biaya RS, baik Rawat Jalan maupun Rawat Inap dilakukan oleh Direksi atau sesuai besarannya, wewenang didelegasikan kepada Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi. 13. Wewenang pemberian keringanan atas jasa dokter dilaksanakan oleh dokter ybs. 14. Besarnya uang tunai di Kas Bendahara paling banyak sebesar Rp.75.000.000,15. Laporan Keuangan atas kegiatan yang dilakukan oleh unit pelayanan berupa : 15.1. Laporan harian saldo 15.2. Laporan bulanan Piutang Instansi dan Piutang pribadi 15.3. Laporan tentang Pasien Tidak Mampu se DKI Jakarta satu bulan sekali. 15.4. Laporan Tahunan Saldo Piutang Pribadi dan Instansi. B. AKUNTANSI Kebijakan Akuntansi RS diatur sebagai berikut : 1. Sistem akuntansi yang digunakan adalah Akuntansi Dasar Akrual 2. Laporan Keuangan a. Merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban Direksi atas kegiatan rumah sakit. b. Digunakan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. c. Dibuat secara berkala setiap triwulan, dan tahunan terdiri dari : 1) Neraca 2) Laporan laba rugi 3) Laporan arus kas 4) Catatan atas laporan keuangan. 3. Dibuat Rencana Program. a. Jangka Panjang b. Jangka Pendek/Tahunan dituangkan dalam bentuk RBA (Rencana Bisnis dan Anggaran), disusun atas koordinasi oleh TIM Anggaran. 4. Aktiva Rumah Sakit a. Piutang 1). Cadangan kerugian piutang ditaksir berdasarkan persentase umur piutang. 2). Piutang Jasa Perawatan Pribadi yang tidak tertagih dihapuskan setelah 1 tahun 3). Piutang Jasa Perawatan Instansi yang tidak tertagih dihapuskan setelah 2 tahun. b. Persediaan 1) Dikelompokkan sesuai dengan jenis persediaan 2) Dilakukan perhitungan fisik persediaan minimum dilakukan sekali dalam setahun sebagai bahan laporan keuangan. 3) Metode penilaian persediaan atas dasar First In First Out (FIFO). 4) Pencatatan persediaan atas dasar mutasi persediaan. 5) Administrasi pencatatan dilakukan oleh masing-masing bagian. c. Aktiva Tetap 1) Dikelompokkan sesuai jenis aktiva tetap 2) Dilakukan inventarisasi setiap akhir tahun dan dilaporkan. 3) Dibuat laporan inventarisasi tahunan 4) Penyusutan dilakukan atas dasar garis lurus sesuai umur ekonomisnya. d. Barang Rusak 1) Dibuat laporan barang rusak kepada Direksi 2) Dibentuknya Tim lelang untuk memproses penghapusan Aktiva Tetap yang rusak 3) Uang hasil lelang disetorkan ke rumah sakit, sebagai pendapatan rumah sakit e. Jasa Pelayanan 1) Jasa Pelayanan di bagi atas : a) Jasa medis (dokter tetap, dokter tamu) b) Jasa medis non dokter 2) Jasa-jasa yang diberikan diatur tersendiri dalam Keputusan, Instruksi Direktur dan lainnya. f. Pajak 1) Bagi karyawan, tenaga ahli dan tenaga konsultan dibebani pajak sesuai peraturan undang-undang perpajakan yang berlaku. 2) Rumah sakit Haji Jakarta mengakomodasikan dan mematuhi peraturan undang-undang perpajakan yang berlaku. 5. Verifikasi Seluruh bukti penerimaan dan pengeluaran sebelum dilakukan transaksi dilakukan verifikasi terlebih dahulu oleh Staf Akuntansi yang ditunjuk. 6. Pengawasan Dilakukan pengawasan terhadap seluruh aspek keuangan, yang meliputi: a. Pengendalian langsung oleh masing-masing kepala unit kerja b. Internal control melalui laporan-laporan oleh unit kerja c. Pengawasan melalui mekanisme SPI. XIX. PENUTUP Dengan diterbitkannya kebijakan manajemen Rumah Sakit Haji Jakarta ini, maka penyelenggaraan program dan kegiatan serta pengelolaan Rumah Sakit Haji Jakarta secara menyeluruh harus mengacu dan berdasarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, diharapkan pengelolaan Rumah Sakit Haji Jakarta akan dapat diselenggarakan dengan baik dan benar DITETAPKAN DI PADA TANGGAL : JAKARTA : 03 SEPTEMBER 2012 DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA dr. H. Chairul Radjab Nasution, Sp.PD, K-GEH, FINASIM, FACP, M. Kes. .