Uploaded by User44813

BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Informasi menjadi sebuah hal yang penting dalam pengambilan sebuah
keputusan. Sebuah keputusan yang baik bukan diambil secara sembarangan
namun harus didasarkan pada data yang terkumpul secara sistematis, terolah
dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga data tersebut bersifat aktual
dan reliabel (Siagian, 1974) dalam (Hakam, 2016). Hal tersebut juga berlaku
dalam bidang kesehatan. Dalam bidang kesehatan, informasi kesehatan
berfungsi dalam pengambilan keputusan. Selain itu, informasi juga berfungsi
untuk mengidentifikasi masalah, kebutuhan, kemajuan dan evaluasi dampak
dari sebuah intervensi (WHO, 2008) dalam (Hakam, 2016).
Ketersediaan informasi kesehatan sangat dipengaruhi oleh keberadaan
sistem informasi kesehatan. Di Indonesia, sistem informasi kesehatan dapat
ditemukan dalam berbagai bidang seperti bidang gizi, kesehatan ibu dan anak,
pelayanan kesehatan dan sebagainya. Sistem informasi kesehatan juga terbagi
menjadi beberapa tingkatan seperti tingkat pelayanan kesehatan dasar,
kabupaten/kota dan nasional.
Sistem informasi gizi merupakan salah satu sistem informasi tingkat
nasional yang dikelola oleh Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Pelaksanaan surveilans melalui sistem tersebut telah
dilaksanakan sejak tahun 2011. Sistem tersebut dibuat untuk dapat
menyediakan berbagai data mengenai kegiatan pembinaan gizi seperti
penimbangan balita di posyandu (D/S), data kasus gizi buruk, data cakupan
pemberian tablet Fe pada ibu hamil, data cakupan konsumsi garam beriodium,
data cakupan pemberian vitamin A dan data cakupan ASI eksklusif. Informasi
yang tersedia dari sistem tersebut sangat membantu para pengambil keputusan
untuk dapat berkoordinasi dengan daerah, meningkatkan kinerja pelaksana
dan program serta sebagai bahan evaluasi dan perencanaan kegiatan
(Direktorat Bina Gizi, 2013).
1
2
Status gizi anak Indonesia, belum mencapai kondisi yang diharapkan.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, prevalensi
balita kurang gizi secara nasional adalah sebebesar 17,9% dan 4,9%
diantaranya memiliki status gizi buruk. Sedangkan balita pendek atau stunting
secara nasional berjumlah 35,6%. Dalam pemberian ASI eksklusif secara
keseluruhan pada umur 0-1 bulan, 2-3 bulan dan 4-5 bulan berturut-turut
adalah 45,5%, 38,3% dan 31,0% (Riskesdas, 2010). Oleh karena itu,
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan gizi dirasa sangat penting untuk
dapat menyediakan data dan informasi, sehingga pemerintah dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam menangani permasalahan gizi di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah :
1. Bagaimana Gambaran Umum Lokasi dari Puskesmas Banguntapan III ?
2. Bagaimana Analisis Situasi Program Gizi di Puskesmas Banguntapan III ?
3. Bagaimana Pelaksanaan Program Gizi di Puskesmas Banguntapan III ?
4. Bagaimana Sistem Informasi Manajemen Program Perbaikan Gizi di
Puskesmas Banguntapan III ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Seluruh mahasiswa program studi sarjana terapan kebidanan
Balikpapan mengetahui tentang Analisis Situasi Program dan Pemecahan
serta tindak lanjut dari masalah program gizi yang ditemukan pada analisis
situasi di Puskesmas Banguntapan III.
2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui Gambaran Umum Lokasi dari Puskesmas Banguntapan III
b.
Mengetahui Analisis Situasi Program Gizi di Puskesmas Banguntapan
III
c.
Mengetahui Pelaksanaan Program Gizi di Puskesmas Banguntapan III
3
d.
Mengetahui Sistem Informasi Manajemen Program Perbaikan Gizi di
Puskesmas Banguntapan III
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memperluas wawasan,
meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta pembelajaran tentang
Analisis Sistem Informasi Manajemen Program Kesehatan di Puskesmas
dalam hal perbaikan gizi.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan tambahan kepustakaan mahasiswa/i Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kalimantan Timur
mengajar.
untuk meningkatkan proses belajar
Download