Uploaded by User44695

interaksi sosial psi

advertisement
1. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Soejono Soekanto
Menurut beliau, interaksi sosial bisa diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan
menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, dan
antara kelompok dengan individu.
Menurut Soejono Soekanto, terdapat pengaruh interaksi sosial terhadap keselarasan sosial.
2. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Basrowi
Basrowi menerangkan interaksi sosial sebagai hubungan yang dinamis, dan terdapat macam-macam
interaksi sosial yaitu individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, maupun individu
dengan kelompok.
Bentuk interaksi yang terjadi tidak harus selalu mengenai hal positif, tetapi bisa juga dalam bentuk
perselisihan, konflik, pertikaian, dsb.
3. Pengertian Interaksi Sosial menurut Kimball Young
Berdasarkan keterangan Kimball Young, interaksi merupakan kunci dari semua kehidupan sosial.
Tanpa hal tersebut, tidak mungkin ada kehidupan bersama dan aktivitas sosial yang terjadi di
masyarakat.
4. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Bonner
Bonner memberikan definisi interaksi sosial sebagai hubungan antara dua individu atau lebih, dimana
perbuatan satu individu memengaruhi, mengubah, atau memberi efek kepada individu lain dan
sebaliknya.
5. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Shaw
Menurut Shaw, arti interaksi sosial adalah suatu proses interaksi, pertukaran ide, dan perilaku yang
memengaruhi satu sama lain. Setiap pola interaksi sosial ditujukan untuk memengaruhi individu lain.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Secara garis besar, interaksi sosial dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni bentuk asosiatif dan
disosiatif.
Interaksi sosial asosiatif lahir dari proses yang positif, menghasilkan aturan-aturan, keteraturan, dan
norma-norma dalam dinamika sosial.
Sedangkan interaksi sosial disosiatif bisa muncul akibat proses yang mengarah kepada perpecahan
dan hal-hal negatif, seperti renggangnya solidaritas antara satu kelompok dengan yang lainnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah bentuk-bentuk interaksi sosial yang ada di masyarakat:
Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial asosiatif merupakan bentuk interaksi yang mengarah pada hasil yang positif. Berikut
adalah contoh bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif, di antaranya adalah:
1. Kerja Sama Sosial
Kerja sama adalah usaha antar individu maupun kelompok untuk bergabung demi mencapai tujuan
yang sama. Kerja sama bisa terjadi antar dua individu, dua kelompok, atau lebih dari dua.
Hal ini bisa terjadi ketika masing-masing pihak memiliki berbagai pengetahuan serta
pengalaman untuk memenuhi kebutuhan individu lainnya pada kelompok tersebut.
2. Akomodasi
Saat dua pihak saling berseteru, maka ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu: berdamai atau
meningkatkan konflik.
Akomodasi adalah bentuk pola interaksi sosial antar individu atau kelompok yang terfokus pada
kemungkinan pertama, yaitu untuk meredakan pertentangan dan konflik. Akomodasi adalah
proses penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang pada mulanya terlibat
pertentangan.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah sebuah interaksi sosial yang dilakukan sebagai upaya pembauran dua kebudayaan
yang membentuk sebuah kebudayaan baru dan dapat disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan
asli.
Asimilasi juga berfungsi untuk meningkatkan persatuan tindakan, sikap, dan nilai-nilai sosial dengan
memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Contoh asimilasi adalah berbaurnya masyarakat dari beragam etnis di Amerika Serikat, dan
membentuk kebudayaan mereka sendiri.
4. Akulturasi
Akulturasi atau yang biasa disebut kontak kebudayaan adalah sebuah proses masuknya kebudayaan
asing ke dalam suatu kelompok tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan lokal.
Contoh akulturasi adalah masuknya budaya barat ke Indonesia tanpa menghilangkan kebudayaan asli
di Indonesia.
Interaksi Sosial Disosiatif
Berbeda dengan proses asosiatif, interaksi sosial disosiatif cenderung mengarah ke tindakan
perpecahan. Beberapa contoh tindakan interaksi disosiatif adalah sebagai berikut:
1. Persaingan
Persaingan bisa terjadi saat ada beberapa pihak yang menginginkan sesuatu dengan jumlah terbatas.
Hal ini ditandai dengan persaingan antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu
tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik.
Persaingan dilakukan oleh individu atau kelompok untuk membuktikan golongan mana yang lebih
baik.
2. Kontravensi
Bentuk interaksi sosial yang satu ini bisa dilihat dari adanya sikap atau perasaan tidak suka terhadap
seseorang, tetapi disembunyikan dan tidak sampai menimbulkan konflik sosial.
3. Konflik Sosial
Konflik adalah sebuah proses sosial dengan menggunakan kekerasan pada pihak lain agar tujuannya
dapat dicapai.
Konflik biasanya ditandai dengan pertentangan dan pertengkaran yang disebabkan oleh perbedaan
sisi pandang, prasangka buruk, dan kurangnya kontrol sosial. Konflik sering kali disebabkan oleh
pihak ketiga yang memperkeruh keadaan.
Contoh Interaksi Sosial Individu Dengan Individu
Di kehidupan sehari-hari, terdapat dua jenis interaksi sosial yaitu secara langsung dan simbolis.
Interaksi langsung terjadi dengan adanya kontak fisik dan tatap muka secara langsung, bisa saja
dalam bentuk menepuk, menarik, memukul, atau bahkan membunuh orang lain.
Sedangkan interaksi yang dilakukan secara simbolis menggunakan bahasa sebagai media utamanya,
baik bertatap muka secara langsung atau tidak langsung. Interaksi simbolis bisa terjadi melalui
berbagai media seperti mengirim email, telepon, bertukar pesan di media sosial, dan sebagainya.
1. Contoh Interaksi Sosial Dalam Masyarakat
Lingkungan masyarakat sangatlah luas dan mencakup banyak sekali orang di dalamnya. Terdapat
individu-individu dari berbagai status dan kalangan.
Hampir setiap saat terjadi interaksi, seperti saat membeli makanan, membayar parkir, atau berbicara
dengan orang lain.
Tingkat interaksi yang terdapat di dalamnya lebih banyak dan lebih kompleks. Bentuk interaksi
asosiatif yang dapat terjadi pada lingkungan masyarakat dapat berupa gotong royong atau kerja sama.
Selain itu ada juga bentuk interaksi disosiatif yang terdapat dalam masyarakat, contohnya:
persaingan, pertentangan, atau kontravensi.
2. Contoh Interaksi Sosial di Sekolah
Lingkungan sekolah juga sering memiliki interaksi sosial di dalamnya. Pelaku-pelaku kontak sosial
pada lingkungan sekolah adalah siswa, guru, kepala sekolah, dan pegawai tata usaha.
Proses interaksi yang dapat terjadi pada lingkungan sekolah adalah komunikasi antar siswa, tanya
jawab antar guru dan siswa, dan meeting antar kepala sekolah dan guru-guru.
3. Contoh Interaksi Sosial Pada Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah contoh lingkungan sosial yang sangat kecil. Pelaku-pelaku kontak sosial
yang terdapat pada lingkungan keluarga adalah ayah, ibu, anak, dan anggota-anggota keluarga
lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, contoh interaksi sosial pada lingkungan keluarga adalah berbicara,
menyapa, bercengkrama, dan lain-lain.
Sebutkan Ciri Ciri Interaksi Sosial
1. Pelakunya Lebih Dari Satu Orang
Dalam sebuah interaksi sosial, paling sedikit memerlukan dua individu atau lebih yang bertemu dan
melakukan kontak sosial. Jadi, apabila seseorang berpikir dan berbicara dalam hati, maka itu tidak
termasuk dalam interaksi sosial.
2. Terjadi Komunikasi
Komunikasi dan kontak sosial harus terjadi pada sebuah interaksi sosial. Hal ini berarti terdapat
proses tukar menukar informasi dengan berbicara atau menggunakan simbol-simbol seperti isyarat
dan bahasa tubuh untuk berinteraksi.
3. Memiliki Tujuan Yang Jelas
Setiap individual yang berinteraksi pasti memiliki tujuan-tujuan tertentu, dan orang-orang yang
terlibat tidak harus memiliki tujuan yang sama. Tujuan tersebut juga menjadi faktor bagaimana
seseorang akan bersikap pada interaksi tersebut.
4. Memiliki Dimensi Waktu
Sebuah interaksi sosial pasti memiliki dimensi waktu yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu: masa
lampau, masa kini, dan masa depan.
Syarat Interaksi Sosial
Soerjono Soekanto menyatakan bahwa interaksi sosial tidak akan dicapai tanpa adanya dua elemen
berikut:
1. Kontak Sosial
Secara etimologis, kata ‘kontak’ (Inggris: contact) yang berasal dari bahasa Latin terdiri atas dua
kata, yakni ‘con’ yang artinya bersama-sama, serta ‘tangere’ yang berarti menyentuh.
Kontak sosial tidak harus berbentuk hubungan fisik. Seorang individu dapat berkomunikasi dengan
individu lainnya tanpa melakukan kontak fisik, contohnya: hubungan komunikasi melalui telepon,
email, surat, dan sebagainya.
Kontak sosial memiliki sifak positif dan negatif.
Suatu kontak sosial dapat dikatakan memiliki sifat positif jika tujuan dilakukannya adalah untuk
untuk menjalin sebuah kerja sama. Sementara kontak sosial yang bersifat negatif biasanya merujuk
pada munculnya suatu konflik atau pertentangan.
Interaksi bisa terjadi saat ada kontak sosial. Hal ini dicirikan dengan adanya aksi individu atau
kelompok dalam bentuk simbol, isyarat, atau tanda yang memiliki makna bagi si pelaku dan
penerima.
Kontak sosial dapat dibedakan berdasarkan cara, sifat, bentuk, dan tingkat hubungannya.
2. Komunikasi
Komunikasi menjadi syarat kedua terjadinya interaksi sosial yang berperan sebagai alat untuk
berhubungan dengan orang lain, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal.
Inti dari komunikasi adalah kemampuan untuk menafsirkan maksud dan bahasa tubuh yang
disampaikan lawan bicara agar tujuan interaksi sosial dapat tercapai.
Faktor Pendorong Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya faktor-faktor berikut ini:
1. Imitasi
Imitasi atau tindakan meniru merupakan usaha seorang individu untuk meniru orang lain yang
dijadikan sebagai panutannya. Tindakan meniru ini cenderung tidak disadari oleh pelakunya.
Proses imitasi seseorang dapat dimulai sejak dini di dalam lingkungan sosial terkecilnya, yakni
keluarga. Contohnya, seorang anak yang sedang dalam masa pertumbuhan cenderung untuk meniru
tindakan orang-orang di sekitarnya seperti cara berbicara dan berpakaian.
Sayangnya, selain memiliki dampak positif, imitasi juga memiliki dampak negatif.
Jika sang pelaku meniru perilaku positif, seperti meniru orang tua dalam mematuhi norma-norma
sosial, maka akan memberikan dampak positif terhadap sang pelaku. Sementara itu, jika sang pelaku
meniru perilaku yang menyimpang, maka akan memberikan dampak negatif terhadap sang pelaku.
2. Sugesti
Sugesti merupakan sebuah proses pemberian pengaruh pada seseorang sehingga orang tersebut
bersedia mengikuti apa yang diperintahkan.
Pengaruh tersebut dapat berupa instruksi, atau sudut pandang yang diberikan oleh pihak yang
memiliki kuasa dan wibawa di mata individu yang berhadapan dengannya.
Salah satu contoh dari sugesti adalah kecenderungan orang Indonesia yang memercayai bahwa
barang-barang yang dibuat di luar negeri biasanya memiliki kualitas lebih baik dibandingkan barang
lokal.
3. Identifikasi
Identifikasi merupakan keinginan yang tumbuh dalam diri seorang individu untuk menjadi sama
dengan individu lain yang menarik perhatiannya.
Contoh identifikasi yang dapat kita temukan dengan mudah adalah kecintaan seorang penggemar
terhadap artis idolanya hingga ia rela mengubah gaya rambut dan cara berpakaiannya agar mirip
dengan idolanya.
4. Simpati
Simpati dapat didefinisikan sebagai rasa ketertarikan seseorang terhadap orang lain yang memiliki
kualitas-kualitas tertentu. Rasa simpati dapat diwujudkan dengan ungkapan perasaan atau tindakan
yang mencerminkan dukungan.
5. Empati
Empati merupakan tindakan menempatkan diri di posisi orang lain seolah-olah diri kita dapat
merasakan atau sekadar memahami apa yang dialami orang lain.
Perbedaan antara simpati dan empati terletak pada perwujudan empati yang lebih nyata dan
emosional.
6. Motivasi
Motivasi dapat dikatakan sebagai dorongan, pengaruh, atau rangsangan yang diberikan oleh seorang
individu terhadap individu lain agar ia mau melakukan hal tertentu.
Contoh bentuk motivasi dapat kita lihat adalah tindakan orang tua yang mengiming-imingi hadiah
pada anaknya agar si anak giat belajar dan dapat memperoleh nilai yang bagus.
Proses Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial dapat terjadi apabila pihak-pihak yang berinteraksi melakukan komunikasi dan
kontak sosial. Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial seperti imitasi, sugesti, identifikasi,
simpati, empati, dan motivasi, memengaruhi kemungkinan terjadinya proses interaksi sosial.
Dalam teori interaksi sosial, terdapat empat unsur yang wajib dimiliki, yaitu:

Sender (Pengirim Pesan) atau communicator adalah individu / pihak yang mengirimkan pesan
kepada orang lain.
 Receiver (Penerima Pesan) atau communicant adalah individu / pihak yang menerima pesan
dari sender.
 Message (Pesan) adalah informasi yang disampaikan oleh sender ke receiver.
 Media adalah sarana yang digunakan oleh sender untuk menyampaikan pesan kepada receiver,
contohnya komunikasi langsung, surat, telepon genggam, dan lainnya.
 Feedback (Umpan Balik) adalah reaksi receiver setelah menerima pesan. Feedback adalah
satu-satunya unsur yang tidak wajib dimiliki saat berkomunikasi.
Berikut adalah proses terjadinya interaksi sosial berdasarkan unsur tersebut:
1. Sender menggunakan sebuah media komunikasi untuk mengirimkan pesan kepada receiver.
2. Receiver menerima pesan yang telah dikirimkan oleh sender.
3. Receiver memberian umpan balik (reaksi) terhadap pesan yang dikirimkan oleh sender.
Proses yang terjadi bisa berupa kejadian-kejadian asosiatif maupun disosiatif.
Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Interaksi Sosial
Terdapat berbagai fungsi dan manfaat interaksi sosial yang menjadi tujuan mengapa orang-orang
berinteraksi:
1. Mampu meniru kebudayaan positif orang lain agar dapat lebih maju
2. Menghindari pertengkaran dengan mencari solusi dari suatu masalah dan merundingkannya
dengan orang yang bersangkutan
3. Dapat menjalin kerja sama yang baik dengan orang lain
4. Menjalin hubungan-hubungan khusus dengan orang lain (seperti rekan bisnis, calon pembeli,
atau peluang bisnis lainnya)
5. Menjalin hubungan yang erat dengan teman dan keluarga
Download