Uploaded by User44646

Laporan Praktikum Rekpro 2

advertisement
Praktikum Ke 2
Hari/Tanggal : Kamis 13, September 2018
PENGAWETAN DENGAN SUHU RENDAH
Irfan
4443160067
Kelompok 4
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
Abstrak
Pengolahan ditujukan untuk mempertahankan sifat segar ikan dengan suhu
rendah. Cara Pengawetan pangan dengan suhu rendah menurut ada 2 macam yaitu
pendinginan (cooling) dan pernbekuan (freezing). Pendinginan adalah
penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan. Pembekuan adalah
penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku. Praktikum rekayasa proses
tentang pengawetan dengan suhu rendah ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 13
September 2018 pada pukul 13.00 bertempat di Laboraturium Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan (TPHP) Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan praktikum pengawetan dengan suhu
rendah adalah untuk mempelajari dan mempraktekan teknik pengawetan ikan
dengan suhu rendah, membedakan kondisi ikan yang diawetkan dengan suhu
chilling dan suhu freezing, dan melihat masa simpan atau daya awet ikan yang
didinginkan dan dibekukan. hasil yang diperoleh adalah perlakuan dengan
freezing dan garam kondisi ikan lebih baik dibandingkan dengan ikan dengan
perlakuan lainnya.
Kata kunci : Pendinginan (cooling), Pernbekuan (freezing), Suhu
PENDAHULUAN
Ikan adalah salah satu hasil komoditi yang sangat potensial, karena
keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan
masyarakat, suku, dan agama. Tubuh ikan mengandung protein dan air yang
cukup tinggi serta mempunyai pH tubuh yang mendekati netral sehingga bisa
dijadikan medium yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme pembusuk,
karena kondisi yang demikian ikan termasuk komoditi yang mudah rusak
(Rahardi et al 1995).
Pengolahan ditujukan untuk mempertahankan sifat segar ikan dengan suhu
rendah. Penerapan suhu rendah antara lain yaitu dengan pendinginan dan
pembekuan. Penerapan suhu rendah untuk menghindarkan hasil perikanan
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh autolisa atau karena pertumbuhan
mikroba. Baik aktifitas enzim maupun pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi
oleh suhu. Pada kondisi tertentu aktifitasnya menjadi optimum dan pada
kondisi lain aktifitasnya dapat menurun, terhambat bahkan terhenti (Hadiwiyoto
1993).
Penggunaan suhu rendah berupa pendinginan dan pembekuan dapat
memperlambat proses-proses biokimia yang berlangsung dan mengarah pada
kemunduran mutu bahan pangan (Junianto 2003). Penyimpanan suhu rendah ada
2 macam yaitu pendinginan dan pembekuan dengan prinsip mengurangi atau
menginaktifkan enzim dan bakteri pembusuk dalam tubuh ikan (Afrianto dan
Liviawaty 1991).
Tujuan dari praktikum pengawetan dengan suhu rendah adalah untuk
mempelajari dan mempraktekan teknik pengawetan ikan dengan suhu rendah,
membedakan kondisi ikan yang diawetkan dengan suhu chilling dan suhu
freezing, dan melihat masa simpan atau daya awet ikan yang didinginkan dan
dibekukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada praktikum kali ini ikan yang dipakai adalah ikan Mas (Cyiprinus
carpio). Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Ordo
: Cypriniformes
Famili
: Cyprinidae
Genus
: Cyprinus
Spesies
: Cyprinus carpio
Tubuh ikan mas memiliki ciri-ciri antara lain : bentuk badan memanjang
dan sedikit pipih ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat
disembulkan (protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut
terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian
atas. Gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentuk
geraham, memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan terletak di
bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral)
bagian belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras sedangkan bagian akhir
berbentuk gerigi, sirip dubur (anal) bagian belakang juga memiliki jari-jari keras
dengan bagian akhir berbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung, sirip ekor
berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran
(cycloid) yang terletak beraturan, gurat sisik atau garis rusuk (linea lateralis) ikan
mas berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang
sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
Habitat ikan mas hidup pada kolam-kolam air tawar dan danau-danau serta
perairan umum lainnya. Ikan mas merupakan salah satu ikan yang hidup di
perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan mas
dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150-600 meter di atas permukaan..
Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di
perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas 25-30 ppt (Saanin 1984).
Pengawetan adalah suatu teknik atau tindakan yang digunakan oleh
manusia pada bahan pangan sedemikian rupa sehingga bahan tersebut tidak
mudah rusak. Proses pengawetan adalah upaya menghambat kerusakan pangan
dari kerusakan yang disebabkan oleh mikroba pembusuk yang mungkin
memproduksi racun atau toksin. Tujuan pengawetan yaitu menghambat atau
mencegah terjadinya kerusakan mempertahankan mutu, menghindarkan terjadinya
keracunan dan mempermudah penanganan dan penyimpanan (Ilyas dan Yunizal
1993).
Cara Pengawetan pangan dengan suhu rendah menurut Koswara (2009)
ada 2 macam yaitu pendinginan (cooling) dan pernbekuan (freezing). Pendinginan
adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan yaitu -2 sampai +
10C. Pendinginan yang biasa dilakukan sehari-hari dalam lernari es pada
umumnya mencapai suhu 5-80C. Meskipun air murni membeku pada suhu O0C,
tetapi beberapa makanan ada yang tidak membeku sampai suhu –20C atau di
bawah, hal ini terutama disebabkan oleh pengaruh kandungan zat-zat di dalam
makanan tersebut.
Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku.
Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu -12 sampai -240C,
Pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24 sampai-400C.
Pembekuan cepat ini dapat terjadi dalam waktu kurang dari 30 menit. Sedangkan
pembekuan lambat biasanya berlangsung selama 30 - 72 jam.
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal
yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Klorida
(>80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium Klorida, Magnesium Sulfat,
Kalsium Klorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat atau karakteristik
higroskopik yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan)
sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801oC. (Burhanuddin 2001).
METODOLOGI
Praktikum Praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan dengan Suhu
Rendah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 September 2018 pada pukul
13.00 sampai dengan selesai bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan (TPHP) Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah timbangan analitik,
nampan, plastik, dan pisau. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan mas,
garam, dan air.
Prosedur kerja yang dilakukan pada saat praktikum Rekayasa Proses
tentang Pengawetan dengan Suhu Rendah untuk perlakuan pertama (suhu chilling)
adalah pertama ikan ditimbang lalu ikan disiangi lalu lakukan penimbangan
kembali lalu masukan kedalam plastik dan simpan disuhu chilling, lakukan
pengamatan selama 3 hari. Amati perubahan tekstur, aroma, warna, dan
kenampakan.
Berikut diagram alir praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan
dengan Suhu Rendah, sebagai berikut :
Penimbangan I
Ikan disiangi
Penimbangan II
Masukan ikan ke dalam plastik
Simpan dilemari es
Amati perubahannya
Gambar 1. Diagram Alir Praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan dengan
Suhu Rendah perlakuan 1
Prosedur kerja praktikum Praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan
dengan Suhu Rendah untuk perlakuan kedua (suhu chilling + larutan garam)
adalah pertama ikan ditimbang dan timbang pula garam sebanyak 3 gr lalu ikan
disiangi lalu lakukan penimbangan kembali lalu masukan kedalam plastik,
larutkan garam dengan 10 mL air lalu masukan pula larutan garam kedalam
plastik dan simpan disuhu chilling, lakukan pengamatan selama 3 hari. Amati
perubahan tekstur, aroma, warna, dan kenampakan.
Berikut diagram alir praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan
dengan Suhu Rendah, sebagai berikut :
Timbang ikan, dan garam 3gr
Ikan disiangi
Timbang ikan kembali
Larutkan garam dengan 10 mL air
Masukan ikan ke dalam plastik serta larutan
Simpan disuhu chilling
Amati perubahannya
Gambar 2. Diagram Alir Praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan dengan
Suhu Rendah perlakuan 2
Prosedur kerja praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan dengan
Suhu Rendah untuk perlakuan ketiga (suhu freezing) adalah pertama ikan
ditimbang lalu ikan disiangi lalu lakukan penimbangan kembali lalu masukan
kedalam plastik dan simpan di suhu freezer, lakukan pengamatan selama 3 hari.
Amati perubahan tekstur, aroma, warna, dan kenampakan.
Berikut diagram alir praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan
dengan Suhu Rendah, sebagai berikut :
Penimbangan I
Ikan disiangi
Penimbangan II
Masukan ikan ke dalam plastik
Simpan disuhu freezer
Amati perubahannya
Gambar 3. Diagram Alir Praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan dengan
Suhu Rendah perlakuan 3
Prosedur kerja praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan dengan
Suhu Rendah untuk perlakuan keempat (suhu freezing + larutan garam) adalah
pertama ikan ditimbang dan timbang pula garam sebanyak 3 gr lalu ikan disiangi
lalu lakukan penimbangan kembali lalu masukan kedalam plastik, larutkan garam
dengan 10 mL air lalu masukan pula larutan garam kedalam plastik dan simpan
disuhu freezer, lakukan pengamatan selama 3 hari. Amati perubahan tekstur,
aroma, warna, dan kenampakan.
Berikut diagram alir praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan
dengan Suhu Rendah, sebagai berikut :
Timbang ikan, dan garam 3gr
Ikan disiangi
Timbang ikan kembali
Larutkan garam dengan 10 mL air
Masukan ikan ke dalam plastik serta larutan
Simpan disuhu freezer
Amati perubahannya
Gambar 4. Diagram Alir Praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan dengan
Suhu Rendah perlakuan 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari Praktikum Rekayasa Proses tentang Pengawetan dengan Suhu
Rendah adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kelompok 1 Kelas A
NO
Jenis
ikan
Kriteria
penilaiaan
0
1
Kondisi hari ke2
3
1
Tekstur
Keelastisan
masih utuh
Keras
Kenyal dan
elastis
Tidak elastis
2
Aroma
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
Segar
Bau amis
mencolok
I
K
A
N
Penampak
an warna
Warna cerah
cemerlang
Normal
cerah
Cerah
Agak pucat
1
Lendir
Sedikit
berlendir
Tidak ada
Sedikit
Cukup banyak
mengeluarkan
lendir
3
4
5
Kulit dan
mata
Kulit utuh
dan berpori
dan mata
putih segar
Normal
dan mata
jernih
pupil
mengkilap
Normal
Kulit sedikit
rusak, sisik mulai
mengelupas dan
bola mata pucat
pupil gelap
1
Tekstur
Keelastisan
masih utuh
Keras
Kenyal dan
elastis
Tidak elastis
Aroma
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
Segar
Bau amis
mencolok
Penampak
an warna
Warna cerah
cemerlang
Normal
cerah
Cerah
Agak pucat
4
Lendir
Sedikit
berlendir
Tidak ada
Sedikit
Cukup banyak
mengeluarkan
lendir
5
Kulit dan
mata
Kulit utuh
dan berpori
dan mata
putih segar
Normal
dan mata
jernih
pupil
mengkilap
Normal
Kulit sedikit
rusak, sisik mulai
mengelupas dan
bola mata pucat
pupil gelap
2
3
I
K
A
N
2
Berdasarkan tabel diatas didapati hasil pada hari pertama tekstur ikan keras
dengan aroma segar, warnanya masih cerah dan tidak ada lendir dengan kulit
normal dengan pupil mengkilat. Pengamatan hari kedua tekstur ikan kenyal dan
elastis dengan aroma segar, warnanya cerah ikan sedikit berlendir, kulit normal.
Pengamtan hari ketiga tekstur sudah tidak elastis dengan bau amis yang
mencolok, warna agak pucat dan cukup banyak mengeluarkan lendir, kulit sedikit
rusak, sisik mulai mengelupas dan bola mata pucat dengan pupil gelap.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kelompok 2 Kelas A
NO
Jenis
ikan
1
2
3
4
Kriteria
penilaiaan
0
Kondisi hari ke1
2
3
Tekstur
Keelastisan
masih utuh
Kenyal dan
elastis
Kenyal dan
elastis
sedikit keras
Kenyal dan
elastis
Aroma
I
K
A
N
Bau segar
(spesifik ikan )
Segar
(normal)
Segar
(normal)
Segar
(normal)
Penampakan
warna
Warna cerah
cemerlang
Cerah
Cerah
Normal
1
Lendir
Sedikit
berlendir
Tidak ada
/beku
Tidak ada
Sedikit
Kulit dan mata
Kulit utuh dan
berpori
dan mata putih
segar
Kulit normal
dan mata
jernih
Kulit normal
dan mata
jernih
Kulit normal
dan mata
keruh
Tekstur
Keelastisan
masih utuh
Kenyal dan
elastis
Kenyal dan
elastis
sedikit keras
Kenyal dn
elastis
Aroma
Bau segar
(spesifik ikan )
Segar
(normal)
Segar
(normal)
Segar
(normal)
Warna cerah
cemerlang
Cerah
Cerah
Normal
Tidak ada
/beku
Tidak ada
Sedikit
Kulit normal
dan mata
jernih
Kulit normal
dan mata
jernih
Kulit normal
dan mata
keruh
5
1
2
I
K
A
N
3
2
Penampakan
warna
4
Lendir
5
Kulit dan mata
Sedikit
berlendir
Kulit utuh dan
berpori
dan mata putih
segar
Berdasarkan tabel diatas didapati hasil pengamatan hari pertama tekstur
ikan kenyal dan elastis dengan aroma segar, warna ikan cerah, lendir tidak ada
(beku), kulit normal dan mata jernih. Pengamatan hari kedua tekstur ikan kenyal
dan elastis sedikit keras, dengan aroma segar, lendir tidak ada, kulit normal dan
mata jernih. Pengamatan hari ketiga tekstur ikan kenyal dan elastis, dengan bau
segar, sedikit berlendir, kulit normal dan mata keruh.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kelompok 3 Kelas A
NO
Jenis
ikan
Kriteria
penilaiaan
0
1
Kondisi hari ke2
3
1
Tekstur
Keelastisan
masih utuh
Keras
Padat
Padat
2
Aroma
Bau segar
(spesifik
ikan )
Normal
Aroma ikan
Aroma ikan
Penampakan
warna
Warna cerah
cemerlang
Cerah
Tidak pucat
Tidak pucat
Lendir
Sedikit
berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
5
Kulit dan mata
Kulit utuh
dan berpori
dan mata
putih segar
Kulit utuh
segar dan mata
bening
Kulit tidak
rusak bola
mata masih
utuh
Kulit tidak
rusak dan
bola mata
masih utuh
1
Tekstur
Keelastisan
masih utuh
Keras
Padat
Padat
Aroma
Bau segar
(spesifik
ikan )
Normal
Aroma ikan
Aroma ikan
Penampakan
warna
Warna cerah
cemerlang
Cerah
Tidak pucat
Tidak pucat
Lendir
Sedikit
berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Kulit utuh
dan berpori
dan mata
putih segar
Kulit utuh
segar dan mata
bening
Kulit tidak
rusak bola
mata masih
utuh
Kulit tidak
rusak dan
bola mata
masih utuh
3
I
K
A
N
4
1
2
3
I
K
A
N
2
4
5
Kulit dan mata
Berdasarkan tabel diatas didapati hasil pengamatan hari pertama tekstur
ikan keras dan aroma ikan normal, warna cerah, tidak ada lendir, kulit ikan utuh
dan mata bening. Pengamatan hari kedua tekstur ikan padat dengan aroma ikan,
warna ikan tidak pucat, tidak ada lendir, kulit ikan tidak rusak dan bola mata
masih utuh. Pengamatan hari ketiga tekstur ikan padat dengan aroma ikan, warna
ikan tidak pucat, tidak ada lendir, kulit ikan tidak rusak dan bola mata masih utuh.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Kelompok 4 Kelas A
NO
Jenis
ikan
Kriteria
penilaiaan
0
1
Kondisi hari ke2
3
1
Tekstur
Keelastisan
masih utuh
Keras
(kering)
Keras
(kering)
Keras
(kering)
2
Aroma
Bau segar
(spesifik ikan )
Bau segar
Aroma khas
ikan segar
Aroma khas
ikan
Penampakan
warna
Warna cerah
cemerlang
Cerah
Cerah
Cerah
Lendir
Sedikit
berlendir
Tidak
berlendir
Tidak ada
Tidak ada
5
Kulit dan mata
Kulit utuh dan
berpori
dan mata putih
segar
Kulit normal
bola mata
jernih pupil
mengkilap
Kulit normal
dan bola
mata pucat
Kulit normal
dan bola
mata pucat
1
Tekstur
Keelastisan
masih utuh
Keras
(kering)
Keras
(kering)
Keras
(kering)
3
4
I
K
A
N
1
2
3
4
5
Aroma
Bau segar
(spesifik ikan )
Bau segar
I
K
A
N
Aroma khas
ikan segar
Aroma khas
ikan
Penampakan
warna
Warna cerah
cemerlang
Cerah
Cerah
Cerah
2
Lendir
Sedikit
berlendir
Tidak
berlendir
Tidak ada
Tidak ada
Kulit dan mata
Kulit utuh dan
berpori
dan mata putih
segar
Kulit normal
bola mata
jernih pupil
mengkilap
Kulit normal
dan bola
mata pucat
Kulit normal
dan bola
mata pucat
Berdasarkan tabel diatas didapati hasil pengamatan hari pertama tekstur
ikan keras (kering), dengan bau segar, warna ikan cerah, ikan tidak berlendir, kulit
ikan normal bola mata jernih pupil mengkilap. Pengamatan hari kedua tekstur
ikan keras (kering), dengan aroma khas ikan segar, warna cerah, tidak ada lendir,
kulit normal dan bola mata pucat. Pengamatan hari ketiga tekstur ikan keras
(kering), dengan aroma khas ikan segar, warna cerah, tidak ada lendir, kulit
normal dan bola mata pucat.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kelompok 1 Kelas B
NO
Jenis
ikan
Kriteria
penilaiaan
0
1
Kondisi hari ke2
3
1
Tekstur
Keelastisan
masih utuh
Keras dan
padat
Keras dan
padat sedikit
kenyal
Keras agak
padat
2
Aroma
Bau segar
(spesifik ikan )
Bau segar
(spesifik ikan )
I
K
A
N
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
(spesifik
ikan )
Penampakan
warna
Warna cerah
cemerlang
Cerah segar
Cerah segar
Mulai pucat
1
Lendir
Sedikit
berlendir
Tidak
berlendir
Lendir tidak
ada
Tidak
berlendir
5
Kulit dan mata
Kulit utuh dan
berpori
dan mata putih
segar
Masih
menyatu
dengan daging
dan mata segar
Kulit normal
sama seperti
awal dan
mata segar
Sebagian
mudah
terkelupas
dan mata
segar
1
Tekstur
Keelastisan
masih utuh
Keras dan
padat
Keras dan
padat sedikit
kenyal
Keras agak
padat
Aroma
Bau segar
(spesifik ikan )
Bau segar
(spesifik ikan )
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
(spesifik
ikan )
Penampakan
warna
Warna cerah
cemerlang
Cerah segar
Cerah segar
Mulai pucat
4
Lendir
Sedikit
berlendir
Tidak
berlendir
Tidak
berlendir
Tidak
berlendir
5
Kulit dan mata
Kulit utuh dan
sedikit berpori
dan Mata
putih segar
Masih
menyatu
dengan daging
dan mata segar
Kulit normal
sama seperti
awal dan
mata segar
Sebagian
mudah
terkelupas
dan mata
segar
3
4
2
I
K
A
N
3
2
Berdasarkan tabel diatas didapati hasil pengamatan tekstur ikan keras dan
padat, dengan bau segar, warna ikan cerah segar, tidak ada lendir, kulit masih
menyatu dengan daging dan mata ikan segar. Pengamatan hari kedua tekstur ikan
keras dan padat sedikit kenyal, dengan bau segar, warna ikan cerah segar, tidak
ada lendir, kulit normal dengan daging dan mata ikan segar. Pengamatan hari
ketiga tekstur ikan keras dan agak padat, dengan bau segar, warna ikan cerah
segar, tidak ada lendir, kulit mudah terkelupas dan mata ikan segar.
Tabel 6. Hasil Pengamatan Kelompok 2 Kelas B
NO
Jenis
ikan
Kriteria
penilaiaan
0
Kondisi hari ke1
2
3
1
Tekstur
Kenyal,
Elastis
Keras
Keras
Kenyal
2
Aroma
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
(spesifik
ikan )
Penampakan
warna
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Lendir
berlendir
Tidak
berlendir
Tidak
berlendir
berlendir
5
Kulit dan mata
Kulit dalam
keadaan
bagus
Mata bulat
cerah
Kulit dalam
keadaan
bagus
Mata bulat
cerah
Kulit dalam
keadaan
bagus
Mata bulat
cerah
Sebagian
mudah
terkelupas
dan Mata
bulat cerah
1
Tekstur
Kenyal,
Elastis
Keras
Keras
Kenyal
Aroma
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
(spesifik
ikan )
Penampakan
warna
Cerah
Cerah segar
Cerah segar
Cerah
4
Lendir
berlendir
Tidak
berlendir
Tidak
berlendir
Berlendir
5
Kulit dan mata
Kulit dalam
keadaan
bagus
Mata bulat
cerah
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata bulat
cerah
Kulit dalam
keadaan
bagus
Mata bulat
cerah
Sebagian
mudah
terkelupas
dan mata
bulat cerah
3
I
K
A
N
4
1
2
3
I
K
A
N
2
Berdasarkan tabel diatas didapati hasil pengamatan hari pertama tekstur
ikan keras dengan bau segar, warna cerah segar, tidak ada berlendir, kulit masih
menyatu dengan daging dan mata bulat cerah. Pengamatan hari kedua tekstur ikan
keras dengan bau segar, warna cerah segar, tidak ada berlendir, kulit dalam
keadaan bagus dengan daging dan mata bulat cerah. Pengamatan hari ketiga
tekstur ikan kenyal dengan bau segar, warna cerah segar, ikan berlendir, kulit
mudah terkelupas dengan daging dan mata bulat cerah.
Tabel 7. Hasil Pengamatan Kelompok 3 Kelas B
NO
Jenis
ikan
Kriteria
penilaiaan
0
Kondisi hari ke1
2
3
1
Tekstur
Kenyal,
Elastis
Keras
Kenyal dan
elastis
Kenyal dan
elastis
2
Aroma
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
(spesifik)
Tidak bau
Bau segar
(spesifik
ikan )
Penampakan
warna
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Lendir
berlendir
Tidak
berlendir
Tidak
berlendir
Banyak
lendir
5
Kulit dan mata
Kulit dalam
keadaan
bagus
Mata bulat
cerah
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata bulat
segar
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata bulat
segar
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata bulat
segar
1
Tekstur
Kenyal,
Elastis
Keras
Kenyal dan
elastis
Kenyal dan
elastis
Aroma
Bau segar
(spesifik
ikan )
Bau segar
(spesifik)
Tidak bau
Bau segar
(spesifik)
Penampakan
warna
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
4
Lendir
berlendir
Tidak
berlendir
Tidak
berlendir
Banyak
lendir
5
Kulit dan mata
Kulit dalam
keadaan
bagus
Mata bulat
cerah
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata bulat
segar
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata bulat
segar
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata bulat
segar
3
I
K
A
N
4
1
2
3
I
K
A
N
2
Berdasarkan tabel diatas didapati hasil pengamatan hari pertama tekstur
ikan keras dengan bau segar (spesifik), warna ikan cerah, tidak berlendir, dan kulit
masih menyatu dengan daging, mata bulat segar. Pengamatan hari kedua tekstur
ikan keras dan elastis, tidak bau, warna ikan cerah, tidak berlendir, dan kulit masih
menyatu dengan daging, mata bulat segar. Pengamatan hari pertama tekstur ikan
keras dengan bau segar (spesifik), warna ikan cerah, terdapat banyak lendir, kulit
masih menyatu dengan daging, mata bulat segar.
Tabel 8. Hasil Pengamatan Kelompok 4 Kelas B
NO
Jenis
ikan
Kriteria
penilaiaan
0
Kondisi hari ke1
2
3
1
Tekstur
Kenyal,
Elastis
Keras
Keras
Keras
2
Aroma
Bau segar
(spesifk
ikan)
Segar
Tidak bau
Aroma segar
(spesifik
ikan )
Penampakan
warna
Cerah
Cerah
Agak merah
pucat
Lendir
Berlendir
Berlendir
dibagian
ekor
Tidak
berlendir
Berlendir
Kulit dan mata
Kulit dalam
keadaan
bagus
Mata bulat
cerah
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata bulat
segar
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata pucat
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata pucat
3
I
K
A
N
4
1
5
1
Tekstur
Kenyal,
Elastis
Keras
Keras
Keras
Aroma
Bau segar
(spesifik
ikan )
Segar
Tidak bau
Aroma segar
(spesifik
ikan )
Penampakan
warna
Cerah
Cerah
Agak merah
pucat
4
Lendir
berlendir
Berlendir
dibagian
ekor
Tidak
berlendir
Berlendir
5
Kulit dan mata
Kulit dalam
keadaan
bagus
Mata bulat
cerah
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata bulat
segar
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata pucat
Masih
menyatu
dengan
daging dan
mata pucat
2
3
I
K
A
N
2
Berdasarkan tabel diatas didapati hasil pengamatan hari pertama tekstur
ikan keras, dengan aroma tidak bau, warna cerah, hanya berlendir dibagian ekor,
kulit normal dan mata bulat segar. Pengamatan hari pertama tekstur ikan keras,
dengan aroma segar warna ikan agak merah, tidak berlendir, kulit normal dan
mata pucat. Pengamatan hari pertama tekstur ikan keras, dengan aroma segar,
warna ikan agak merah, ikan berlendir, kulit normal dan mata pucat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil diatas perlakuan dengan freezing dan garam kondisi
ikan lebih baik dibandingkan dengan ikan dengan perlakuan lainnya. Pada
umumnya sebagian besar bahan pangan akan mempunyai mutu penyimpanan
yang baik sekurang-kurangnya 12 bulan bila disimpan pada suhu -180C, kecuali
bahan pangan dengan kandungan lemak tinggi. Bila suhu penyimpanan naik 30C
maka kecepatan kerusakan akan berlipat ganda (Koswara 2009).
Praktikum rekayasa proses tentang pengawetan dengan suhu rendah
selanjutnya agar memakai ikan yang berbeda. Pengamatan tiap parameter harus
lebih detail. Lebih baik di dalam tabel dicantumkan foto ikan saat pengamatan
agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, C dan Liviawaty, C. 2011. Pengawetan dan Pengolahan Ikan.
Yogyakarta. : Kansius.
Burhanuddin. 2001. Penetapan Kadar Iodium Pada Garam Konsumsi. Fakultas
Farmasi. Universitas Sumatera Utara : Medan
Hadiwiyoto, S., 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jilid I. Yogyakarta
: Liberty.
Ilyas, S. dan Yunizal. 1993. Teknik Refrigasi Hasil-Hasil Perikanan. Lembaga
Teknologi Perikanan : Jakarta
Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya : Jakarta
Koswara, S. 2009. Pengolahan Pangan Dengan Suhu Rendah. Ebook Pangan.
Rahardi, A. Siti Hanggita Rachmawati. Shanti Dwita Lestari. 1995. Agribisnis
Perikanan. Penebar Swadaya : Jakarta
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bandung : Bina cipta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 5. Penimbangan I
Gambar 6. Penimbangan garam
Gambar 7. Ikan disiangi
Gambar 8. Pencucian ikan
Gambar 9. Penimbangan II
garam
Gambar
Lampiran 2. Tabel Hasil Rendemen Kelas A
Kelompok
Rendemen
1
75,68%
2
82,30%
3
77,78%
4
69,53%
Lampiran 3. Hasil Perhitungan
Rendemen = berat akhir x 100%
Berat awal
10.
Penambahan
-
-
-
-
Kelompok 1
Rendemen = 302 x 100%
399
= 75,68%
Kelompok 2
Rendemen = 321 x 100%
390
= 82,30%
Kelompok 3
Rendemen = 301 x 100%
378
= 77,78%
Kelompok 4
Rendemen = 299 x 100%
430
= 69,53%
Download