Uploaded by bryan.anderson.goman

Kel-3 X-IPS 1 BIOGRAFI DATU RI BANDANG

advertisement
BIOGRAFI
DATU RI BANDANG
Kelompok 3
1. Ananda
2. Bryan
3. Febrina
4. Justin E.
5. Steven
6. Syenny
0
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bias
disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun demi terciptanyan makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................2
Bab 1 Pendahuluan............................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................3
1.3 Tujuan................................................................................3
Bab 2 Pembahasan.............................................................................4
2.1 Datu Ri Bandang................................................................4
2.2 Dakwah Islam....................................................................4
2.3 Para Raja Pemeluk Islam Pertama.....................................5
2.4 Wafat..................................................................................6
2.5 Makam...............................................................................7
Daftar Pustaka...................................................................................8
Laporan Hasil Diskusi.......................................................................9
2
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia yang merupakan sebuah Negara berkembang
membutuhkan generasi muda terpelajar agar, bangsa kita dapat menjadi
lebih maju lagi. Ketika kita membaca biografi tokoh-tokoh penting
Indonesia, apakah yang kita pikirkan? Tentu saja beberapa orang akan
merasa bahwa hal tersebut sia-sia atau membuang-buang waktu.
Tetapi mungkin saja bagi sebagian orang membaca kisah hidup
tokoh penting Indonesia, dapat memberikan pelajaran penting dalam hidup
yang dapat membuat kita berpikir ulang dalam menjalani hidup.
Contohnya, seperti pada salah satu penyebar Islam di Sulawesi Selatan
yaitu Datuk ri Bandang.
Datuk ri Bandang atau yang bernama asli Abdul Makmur dengan
gelar Khatib Tunggal adalah seorang ulama dari Koto Tangah,
Minangkabau yang menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan di
wilayah timur nusantara, yaitu Kerajaan Luwu, Kerajaan Gowa, Kerajaan
Tallo dan Kerajaan Gantarang (Sulawesi) serta Kerajaan Kutai
(Kalimantan) dan Kerajaan Bima (Nusa Tenggara).
1.2 Rumusan Masalah
1. Siapa itu Datu ri Bandang?
2. Bagaimana perjalanan hidup Datuk ri Bandang?
3. Apa perilaku yang patut dan perlu dicontoh dari Seorang Datuk ri
Bandang?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari Makalah ini adalah untuk mengetahui siapa itu Datu ri
Bandang dan bagaimana perjalanan hidupnya selama menyebarkan Agama
Islam di Sulawesi Selatan. Selain itu, diharapkan Kita dapat meneladani
maupun mencontohi sikap Datuk ri Bandang dalam kehidupan sehari-hari
3
Bab 2
Pembahasan
2.1. Datuk ri Bandang
Datuk Ri Bandang merupakan penyebar Islam di wilayah Sulawesi
Selatan (Sulsel), atas jasanya Islam menjadi agama mayoritas rakyat
Gowa- Tallo pada awal abad ke 17. Sejak kedatangannya pada penghujung
abad ke-16 Datuk ri Bandang bersama dua orang saudaranya yang juga
ulama, yaitu Datuk Patimang yang bernama asli Datuk Sulaiman dengan
gelar Khatib Sulung dan Datuk ri Tiro yang bernama asli Nurdin Ariyani
dengan gelar Khatib Bungsu dan seorang temannya, Tuan Tunggang
Parangan melaksanakan syiar Islam hingga akhir hayatnya ke kerajaankerajaan yang ada di timur nusantara pada masa itu (Gowa,Takalar,
Jeneponto,dan Bantaeng).
2.2. Dakwah Islam
Pada awalnya, Datuk ri Bandang berdakwah di Makassar (Kerajaan
Gowa, Sulawesi), tapi karena situasi masyarakat yang belum
memungkinkan dia pergi ke Kutai (Kerajaan Kutai, Kalimantan), dan
melaksanakan syiar Islam bersama temannya, Tuan Tunggang Parangan di
kerajaan tersebut. Namun akhirnya dia kembali lagi ke Gowa karena
melihat kondisi yang juga belum kondusif. Temannya, Tuan Tunggang
Parangan tetap bertahan di Kutai, dan akhirnya berhasil mengajak Raja
Kutai (Raja Mahkota) beserta seluruh petinggi kerajaan masuk Islam.
Setelah kembali lagi ke Makassar, Datuk ri Bandang bersama dua
saudaranya Datuk Patimang dan Datuk ri Tiro menyebarkan agama Islam
dengan cara membagi wilayah syiar mereka berdasarkan keahlian yang
mereka miliki dan kondisi serta budaya masyarakat Sulawesi Selatan atau
Bugis/Makassar ketika itu. Datuk ri Bandang yang ahli fikih berdakwah di
Kerajaan Gowa dan Tallo, sedangkan Datuk Patimang yang ahli tentang
tauhid melakukan syiar Islam di Kerajaan Luwu, sementara Datuk ri
Tiro yang ahli tasawuf di daerah Tiro dan Bulukumba.
4
Pada mulanya Datuk ri Bandang bersama Datuk Patimang
melaksanakan syiar Islam di wilayah Kerajaan Luwu, sehingga
menjadikan kerajaan itu sebagai kerajaan pertama di Sulawesi Selatan,
Tengah dan Tenggara yang menganut agama Islam. Kerajaan Luwu
merupakan kerajaan tertua di Sulawesi Selatan dengan wilayah yang
meliputi Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur serta Kota Palopo, Tana Toraja,
Kolaka (Sulawesi Tenggara) hingga Poso (Sulawesi Tengah).
Dengan pendekatan dan metode yang sesuai, syiar Islam yang
dilakukan Datuk ri Bandang dan Datuk Patimang dapat diterima Raja
Luwu dan masyarakatnya. Bermula dari masuk Islam-nya seorang petinggi
kerajaan yang bernama Tandi Pau, lalu berlanjut dengan masuk Islam-nya
raja Luwu yang bernama Datu' La Pattiware Daeng Parabung pada 4-5
Februari 1605, beserta seluruh pejabat istananya setelah melalui dialog
yang panjang antara sang ulama dan raja tentang segala aspek agama baru
yang dibawa itu. Setelah itu agama Islam-pun dijadikan agama kerajaan
dan hukum-hukum yang ada dalam Islam-pun dijadikan sumber hukum
bagi kerajaan.
2.3. Para Raja Pemeluk Islam Petama
Datuk Ri Bandang merupakan ulama yang pertama kali
memperkenalkan orang Makassar dengan Islam. Pada sejumlah literatur
disebutkan, Datuk Ri B andang, Datuk Patimang dan menyebarkan Islam
di daerah berbeda di Sulawesi Selatan.
Datuk Patimang lebih banyak menyebarkan Islam di daerah Suppa,
Soppeng, Wajo dan Luwu, sedangkan Datuk Tiro lebih banyak
menyebarkan Islam di selatan Sulawesi meliputi Bantaeng dan
Bulukumba. Datuk Patimang wafat dan dimakamkan di Luwu,
sedangkan Datuk Tiro wafat dan dimakamkan di Tiro, Bulukumba. Datuk
Ri Bandang disebutkan berperan memperkenalkan ajaran Islam kepada
Raja Tallo dan Raja Gowa di awal abad ke 17.
Berkat pengaruhnya, Malingkaan Daeng Manynyonri yang juga
Raja Tallo XV,bersedia memeluk Islam. Dia merupakan orang pertama di
Sulsel yang memeluk Islam melalui pengaruh Datuk Ribandang. Oleh
karena itu pula Kerajaan Tallo sering disebut-sebut sebagai pintu pertama
Islam di daerah ini. Penerimaan Islam secara resmi oleh Raja Tallo ini
terjadi pada malam Jum’at 9 Jumadil Awal 1014H 22 September 1605 M.
5
Setelah Raja Tallo memeluk Islam, menyusul Raja Gowa XIV
Sultan Alauddin yang mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah proses
pengislaman berlangsung di kalangan istana, Raja Gowa kemudian secara
resmi mengumumkan bahwa Kerajaan Gowa dan seluruh daerah
kekuasaannya resmi beragama Islam. Sejak saat itu pula, Datuk Ribandang
diberi keleluasaan untuk mengajarkan Islam kepada rakyat Gowa-Tallo.
Sebelum masuknya agama Islam di Sulsel, masyarakat masih
menganut kepercayaan animisme. Setelah memeluk Islam, Sultan
Alauddin juga berusaha menyebarkan Islam ke kerajaan tetangganya.
Kerajaankerajaan yang berhasil diislamkan antara lain, Kerajaan Soppeng
(1607), Wajo (1610), dan Bone (1611). Sultan Alauddin bahkan masih
melanjutkan penyebaran Islam ke Buton, Dompu (Sumbawa), dan
Kengkelu (Tambora, Sumbawa).
2.4. Wafat
Setelah Raja Luwu, keluarganya beserta seluruh pejabat istana
masuk Islam, Datuk ri Bandang pergi dari Kerajaan Luwu menuju wilayah
lain di Sulawesi Selatan dan kemudian menetap di Makassar sambil
melakukan syiar Islam di Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng. Dakwah
Islam yang dilaksanakan Datuk ri Bandang akhirnya juga berhasil
mengajak Raja Gowa, I Manga'rangi Daeng Manrabia dan Raja Tallo, I
Malingkang Daeng Manyonri beserta rakyatnya masuk Islam. Dikemudian
hari sang ulama itu-pun akhirnya wafat dan dimakamkan di wilayah Tallo.
Sementara itu Datuk Patimang menetap di Kerajaan Luwu dan
meneruskan syiar Islamnya ke rakyat Luwu, Suppa, Soppeng, Wajo dan
lain-lain yang masih banyak belum masuk Islam. Dikemudian hari sang
penyebar Islam itu-pun akhirnya wafat dan dimakamkan di Desa Patimang,
Luwu. Sedangkan Datuk ri Tiro melakukan syiar Islam di wilayah selatan,
yaitu Tiro, Bulukumba, Bantaeng dan Tanete, yang masyarakatnya masih
kuat memegang budaya sihir dan mantera-mantera. Datuk ri Tiro yang
kemudian berhasil mengajak raja Karaeng Tiro masuk Islam dikemudian
hari juga wafat dan dimakamkan di Tiro atau sekarang Bontotiro.
6
2.5. Makam
Makam Datuk Ri Bandang dapat dijumpai di Jalan Sinassara,
Kelurahan Kalukubodoa, Kecamatan Tallo, arah utara Kota Makassar.
Untuk mengenang jasa besar ulama ini, sebuah yayasan pesantren Islam
yang menaungi sekolah dasar (SD) sekolah menengah pertama (SMP) dan
Sekolah Menangah Atas (SMA) didirikan di Kecamatan Tallo, Makassar.
7
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_ri_Bandang
Sabtu, 19 Januari 2019
https://ramadan.sindonews.com/read/660639/71/datuk-ribandang-penyebar-islam-pertama-di-sulsel-1343189012
Sabtu, 19 Januari 2019
8
Laporan Hasil Diskusi
Nama Tokoh
Datu Ri Bandang
Perilaku yang perlu di contoh
Taat dan patuh pada agama
9
Sumber
Internet
Download