MAKALAH PERKEMBANGAN ILMU DAKWAH Disusun Oleh: Kelompok 12 Raihan Luthfi Reza Siti Fadilah UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI MANAJEMEN DAKWAH 2019/2020 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul “ Perkembangan Ilmu Dakwah.“ Ini kami susun untuk memenuhi TUGAS TERSTRUKTUR. Tentunya tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, maka dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. Drs.H. Uwoh Saepuloh, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar Ilmu Dakwah Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati yang telah memberikan arahan, bimbingan serta dukungan kepada kami dalam menulis dan menyelesaikan tugas makalah ini. 2. Teman-teman kelas C , khususnya kelompok 12 mata kuliah Dasar-dasar Ilmu Dakwah yang selalu memberikan masukan kepada kami dalam penulisan dan menyelesaikan tugas makalah ini. Bandung, 24 September 2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas dakwah sebelumnya telah ada sejak adanya upaya menyampaikan dan mengajak manusia ke jalan Allah, namun kajian akademik keilmuanya masih tertinggal di bandingkan dengan panjangnya sejarah dakwah yang ada. Sebagai sebuah realita, dalam merupakan bagian yang senantiasa ada sebagai aktifitas keagamaan umat islam. Sementara sebagai kajian keilmuan pastinya hal ini memerlukan sepesifikasi yang berbeda dan persyaratan tertentu. Dewasa ini terdapat beberapa penomena yang kemudian menempatkan kesadaran umat bahwa dakwah sebagai suatu aktifitas keagamaan memang memiliki kekuatan yang besar dalam membentuk kecenderungan masyarakat. Hal ini sekaligus menumbuhkan secara jelas dan tegas sehingga ilmu ini dapat memberikan inspirasi yang baik bagi kecenderungan masyarakat. Maraknya dakwah, ternyata belum mampu menahan masuknya beberapa ajaran atau pemahaman yang tidak relevan dengn nilai-nilai ajaran agama islam secara hedonistik, matrealistik, dan sekuleristik. Hal ini lah keudian menimbulkan kesalahpahaman dalam memahami ban menghayati pesan simbolis keagamaan. Sehingga ritualitas perilaku kesalehan dalam beragama masyarakat tidak menerangkan tentang perilaku keagamaan yang sesungguhnya di mana nilai-nilai keagamaan menjadi pertimbangan dalam berfikir maupun bertindak oleh individu maupun sosial. Ilmu dakwah mengalami proses perkembangan yang positif sehingga semakin hari semakin estabilished sehingga semakin waktu mendapat sambutan dan pengakuan dari masyarakat mengenai eksistensinya. B. Rumusan Masalah 1. Pengertian ilmu dakwah. 2. Sejarah perkembangan ilmu dakwah 3. Sejarah perkembangan ilmu dakwah pada masa Rasulullah saw. 4. Sejarah perkembangan ilmu dakwah pada masa khulafaurasyidin. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Ilmu Dakwah Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara dan tuntutan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikut, menyetujui atau melaksanakan suatu idiologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut “da’i” sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut “mad’u.” 2. Sejarah perkembang ilmu dakwah. Secara garis besar, tahap-tahap perkembangan ilmu dakwah terbagi dalam tiga tahapan. Pertama, Tahap Konvensional. Pada tahap ini Dakwah masih merupakan kegiatan keagamaan berupa seruan atau ajakan untuk mengenut dan mengajarkan agama islam yang dilakukan secara konvensional. Artinya, dalam pelaksanaannya, dakwah belum berdasar kepada metode-metode ilmiyah, tetapi berdasarkan orang perorang. Oleh karena itu, tahap ini juga disebut dengan tahap tradisional. Kedua, Tahap Sistematis. Tahap ini merupakan tahap pertengahan antara tahap konvensioanal dan tahap berikutnya, yaitu tahap ilmiyah. Pada tahap ini, dakwah yang ada dalam tahap konvensional diatas sudah mulai dibicarakan secara khusus dalam beberapa kalangan, sehingga muncul beberapa literatur yang secara khusus membahas dakwah. Ketiga, Tahap Ilmiah. Pada tahap ini, dakwah telah berhasil tersusun sebagai ilmu pengetahuan. Dari tahapan-tahapan diatas, kita harus membedakan pemikiran dakwah sebagai kegiatan dan dakwah sebagai ilmu. Berkembangnya islam sampai saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa itu semua berkat adanya aktivitas dakwah islmaniyah yang dilakukan oleh para juru dakwah dan para ulama yang dengan semangat dan keikhlasannya mengembangkan agama islam kepada mereka yang belum memeluk agama islam. 1 3. Sejarah perkembangan ilmu dakwah pada masa Rasulullah saw. a) Dakwah Rasulullah saw pada periode mekkah. Objek dakwah pada Rasulullah saw pada awal kenabian adalah masyarakat arab jahiliyah, atau masyarakat yang masih ada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakat arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para Rasul terdahulu, seperti Nabi Adam A.S. maka 1 Munir, Muhammad. 2006. manajemen dakwah. Jakarta umumnya beragama watsoni atau agama penyembah berhala. Berhalaberhala yang mereka puja itu diletakkan di ka’bah (baitullah = Rumah Allah SWT). Diantara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Latta, Uzza, an Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat arab jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaun Sabi’in. b). Pengangkatan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai Rasul Pengangkatan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai Rasul Allah Subhanahu Wa Ta’ala terjadi pada tanggal 17 ramadhan 13 tahun sebelum hijrah 610 masehi tatkala beliau sedang bertahanus di Gua Hira waktu itu beliau genap berusia 40 tahun Gua Hira terletak di Jabal Nur beberapa kilometer sebelah utara Kota Mekah Muhammad diangkat Allah subhanahu wa ta’ala sebagai nabi atau Rasul Nya ditandai dengan turunnya malaikat jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Alquran Surah Al Alaq surat 96 ayat 1 sampai 5 turunnya ayat Al Qur’an pertama tersebut dalam sejarah Islam yang dinamakan Nuzulul Quran Menurut Sebagian ulama Setelah turun wahyu pertama turun pula surah Al Mudatsir 1-7 yang berisi perintah Allah agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia Setelah itu tatkala Nabi Muhammad Shalallahu Wassalam berada di Mekah (periode mekah) secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau Wahyu berupa al-quran sebanyak 4726 ayat yang meliputi 89 Surah Surah Surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan surah Makkiyah. Ajaran Islam periode Mekah Periode atau fase Mekkah, berjalan kira-kira selama tiga belas tahun, ajaran Islam periode ini yang harus didakwahkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di awal kenabiannya adalah sebagai berikut: 1. Keesaan Allah Swt 2. Hari kiamat sebagai Hari pembalasan 3. Kesucian jiwa 4. Persaudaraan dan persatuan.2 Periode Mekkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan dakwah, yaitu: 1. Tahapan Dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga tahun. 2. Tahapan Dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekkah, yang dimulai sejak tahun keempat dari nubuwah hingga akhir tahun kesepuluh. 3. Tahapan Dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari nubuwah hingga hijrah ke Madinah. Tahap Pertama: Tiga Tahun Dakwah secara Sembunyi-sembunyi . Mekkah merupakan sentral agama bangsa Arab. Disana ada peribadatan terhadap Ka’bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan seluruh bangsa Arab. Cita-cita untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit dan berat jika orang yang hendak mengadakan perbaikan jauh dari lingkungan mereka. Hal ini membutuhkan kemauan yang keras yang tidak bisa diguncang musibah dan kesulitan. Maka dalam menghadapi kondisi ini, tindakan yang paling bijaksana adalah memulai dakwah dengan sembunyisembunyi, agar penduduk Mekkah tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang menggusarkan mereka. Pada awal mulanya Rasulullah SAW menampakkan Islam kepada orang yang paling dekat dengan beliau. Anggota keluarga dan sahabatsahabat karib beliau. Beliau menyeru mereka ini kepada Islam, juga menyeru kepada siapa pun yang dirasa memiliki kebaikan yang sudah beliau kenal secara baik dan mereka pun mengenal beliau secara baik. Dalam tarikh Islam, mereka disebut As-Sabiqunal Awwalun (yang terdahulu dan yang pertama masuk Islam). Mereka adalah istri beliau, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, pembantu beliau, Zaid bin Haritsah, anak paman beliau, Ali bin Abu Thalib, yang saat itu Ali masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau, dan sahabat karib beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Abu Bakar yang dikenal kaumnya sebagai seorang laki-laki yang lemah lembut, pengasih dan ramah, dan memiliki akhlak yang mulia bersemangat membantu Rasul mendakwahkan Islam. Berkat seruannya, ada beberapa orang yang masuk Islam, yaitu : 2 - Utsman bin Affan Az-Zubair bin Al-Awwan - Abdurrahman bin Auf https://abdipranowo.wordpress.com/perkembangan-islam/perkembangan-dakwah-pada-masa-nabimuhammad-saw/ - Sa’d bin Abi Waqqash Thalhah bin Ubaidillah Ada juga lainnya yang termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam, yaitu : - Bilal bin Rabbah Abu Salamah bin Abdul Asad Amir bin Al-Jarrah Al- Arqam bin Abil Arqam Fathimah bin Al-khattab Khabbab bin Al-Arrat Dan banyak lagi lainnya Lama kelamaan, dakwah Islam didengar orang-orang Quraisy pada tahapan ini, sekalipun dakwah itu masih dilakukan secara sembunyisembunyi dan perorangan. Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah SAW menampakkan dakwah kepada kaumnya. Menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan mereka. Tahap Kedua: Dakwah secara Terang-terangan Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah ialah dengan mengundang kerabat dekat beliau, seperti Bani Hasyim dan beberapa orang Bani AlMuthalib bin Al-Manaf. Beliau menyeru kaumnya kepada Allah dan berserah diri kepada Rabb-Nya. Namun dari sekian banyak yang datang, semua menentang Rasulullah, hanya Abu Thalib-lah yang mendukung dan memerintahkan melanjutkan perjuangan Rasul. Setelah Nabi SAW merasa yakin terhadap dukungan dan janji Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan wahyu Allah, maka suatu hari beliau berdiri di atas Shafa, lalu berseru: “Wahai semua orang!” maka semua orang berkumpul memenuhi seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada hari akhirat. Dari yang hadir disitu, Abu Lahab angkat bicara : “Celakalah engkau untuk selama-lamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami.” Lalu turun ayat: “Celakalah kedua tangan Abu Lahab” Seruan beliau semakin menggema seantero Mekkah, hingga kemudian turun ayat: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-Hijr (15): 94) Maka Rasulullah langsung bangkit menyerang berbagai khurafat dan kebohongan syirik dengan menyebutkan kedudukan berhala dan hakikatnya yang sama sekali tidak memiliki nilai. Mekkah berpijar dengan api kemarahan, bergolak dengan keanehan dan pengingkaran, tatkala mereka mendengar suara yang memperlihatkan kesesatan orang-orang musyrik dan para penyembah berhala. Suara itu seakan-akan petir yang membelah awan, berkilau, menggelegar dan mengguncang udara yang tadinya tenang. Orang-orang Quraisy bangkit untuk menghadang revolusi yang datang secara tak terduga ini, dan yang dikhawatirkan akan merusak tradisi warisan mereka. Orang-orang Quraisy bingung, karena sepanjang sejarah nenek moyang mereka dan perjalanan kaumnya, mereka tidak pernah mengetahui bandingan yang seperti itu. Setelah menguras pikiran, tidak ada jalan lain lagi bagi mereka menghadapi orang yang jujur dan dapat dipercayai ini (Muhammad SAW) kecuali mendatangi paman beliau, Abu Thalib. Mereka meminta kepadanya agar menghentikan segala apa pun yang diperbuat anak saudaranya. Dengan perkataan yang halus dan lemah lembut, Abu Thalib menolak permintaan mereka. Maka mereka pun pulang dengan tangan hampa sehingga Rasulullah bisa melanjutkan dakwah, menampakkan agama Allah dan menyeru kepada-Nya. Semenjak penolakan itu, dan orang-orang Quraisy tahu bahwa Muhammad SAW sama sekali tidak menghentikan dakwahnya, maka mereka memeras pikiran dan menyimpulkan untuk membenamkan dakwah ini. Beberapa cara penghadangan mereka terhadap dakwah Rasulullah SAW, yaitu : Dengan ejekan dan penghinaan, olok-olok dan penertawaan. Hal ini mereka maksudkan untuk melecehkan orang-orang muslim dan menggembosi kekuatan mental mereka. Menjelek-jelekkan ajaran beliau, membangkitkan keragu-raguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaranajaran beliau dan diri beliau. Melawan Al-Qur’an dengan dongeng orang-orang dahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu, agar mereka meninggalkan Al-Qur’an. Menyodorkan beberapa bentuk penawaran, sehingga dengan penawaran itu mereka berusaha untuk mempertemukan Islam dan jahiliyah di tengah jalan. Berbagai macam tekanan dan penyiksaan terhadap pengikutpengikut Rasulullah SAW. Pemboikotan secara menyeluruh terhadap pengikut Muhammad SAW. Dari hari ke hari penyiksaan dan tekanan yang dilancarkan orangorang Quraisy semakin menjadi-jadi, sehingga Rasulullah menyuruh kaumnya untuk hijrah dan berdakwah keluar Mekkah.