BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya iptek, listrik menjadi kebutuhan primer bagi manusia, baik itu untuk kebutuhan sehari-hari, ekonomi dan industry. Listrik merupakan sumber energy utama bagi peralatan-peralatan elektronik yang umumnya digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari seperti lampu, tv, ponsel, laptop, pompa air, mesin cuci dll. Oleh karena itu ketersediaan listrik harus terus tersedia untuk masyarakat. Kontinuitas penyaluran listrik kepada pelanggan merupakan misi utama PT PLN dan diharapkan terwujudnya zero pemadaman. Dalam mewujudkan misi ini PLN melakukan maintenance baik itu yang terjadwal ataupun tidak terjadwal. Meskipun PLN telah berusaha mewujudkan misi tersebut, gangguan di jaringan merupakan hal yang tidak dapat dihindari, baik itu gangguan internal ataupun gangguan eksternal. Gangguan akan menyebabkan pemadaman yang berakibat menghambat dan terhentinya kegiatan masyarakat. Dampak pemadaman ini sangat dirasakan oleh konsumen listrik menengah seperti rumah sakit dan universitas. Padamnya listrik memiliki dampak yang sangat fatal bagi rumah sakit apabila rumah sakit tersebut tidak memiliki sumber cadangan seperti genset. Genset sangat diperlukan sebagai sumber cadangan, sehingga pengetahuan tentang genset dan pengoperasiannya baik itu secara manual maupun otomatis sangatlah penting. Maka dari itu Politeknik Negeri Ujung Pandang menyediakan sarana bagi mahasiswa untuk mempelajari hal tersebut di bengkel Catu Daya perkuliahan semester lima. Bengkel catu daya dengan job genset dan ATS/AMF dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas mahasiswa menyusun laporan praktek bengkel catu daya dengan judul Genset dan ATS/AMF. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja proteksi pada genset ? 2. Bagaimana spesifikasi alat pada sistem genset ? 3. Bagaimana cara pengoperasian genset secara manual dan otomatis? 4. Bagaimana perbedaan sistem genset secara praktek dan teori ? 1.3 Tujuan Masalah 1. Menjelaskan Genset, komponen utama dan komponen pendukung 2. Menjelaskan ATS/AMF dan komponennya 3. Menjelaskan pengoperasian genset secara manual dan otomatis 4. Menganalisis kebutuhan system proteksi genset. 1.4 Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Menambah pengetahuan dan meningkatkan skill dalam pengoperasian genset baik itu menggunakan ATS/AMF atau secara manual. 2. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan pengoperasiannya. masyarakat tentang genset dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Genset (Generator Set) 2.1.1 Defenisi Genset Gambar 2.1 Generator Set Mesin Genset (Generator Set) merupakan sebuah alat pembangkit listrik cadangan yang menggunakan energi kinetik. Genset berfungsi untuk memasok daya listrik selama pemadaman listrik dan mencegah diskontinuitas kegiatan sehari-hari atau gangguan operasi bisnis. Listrik yang dapat dihasilkan disesuaikan dengan ukuran genset. Pertama kali genset ditemukan oleh Michael Faraday yang berhasil menemukan ada energi yang dapat dihasilkan ketika adanya konduktor listrik bergerak lurus terhadapat medan magnet. Pada awalnya, mesin genset ini dibuat hanya menggunakan gulungan kawat dan besi berbentuk U. 2.1.2 Komponen Genset Gambar 2.2 Bagian-bagian genset 1. Engine / Mesin Gambar 2.3 Mesin Diesel Mesin adalah input sumber energi mekanik ke generator. Ukuran mesin berbanding lurus dengan output daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh generator. Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, mesin generator atau genset menggunakan beberapa macam bahan bakar seperti diesel, bensin, propana (dalam bentuk cair atau gas), atau gas alam. Pada praktek ini jenis mesin yang digunakan adalah mesin diesel. Mesin diesel (atau mesin pemicu kompresi) adalah motor bakar yang dalam pembakarannya menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan percikan api dan membakar bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini tidak menggunakan busi seperti mesin bensin atau mesin gas. Untuk membangkitkan listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel dikopel dengan poros generator). a. Defenisi Mesin Diesel Mesin diesel termasuk dalam kategori motor bakar yang berfungsi sebagai sebuah sumber penggerak. Mesin diesel bekerja atau berputar dengan memanfaatkan ledakan pada ruang pembakaran. Sedangkan ledakan tersebut adalah hasil dari injeksi solar (pengkabutan), perubahan suhu (kompresi), dan oksigen (02). Tanpa 3 hal tersebut, ledakan tidak akan terjadi. Oleh sebab itu, mesin diesel mempunyai power yang lebih besar dibandingkan mesin berbahan bakar bensin. Untuk membangkitkan energi listrik maka mesin diesel digunakan sebagai penggerak mula atau prime mover (memutar generator) atau yang biasa dikenal dengan sebutan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover : Design dan instalasi sederhana Auxilary equipment sederhana Waktu pembebanan relatif singkat Konsumsi bahan bakar relatif murah dan hemat Kekurangan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover : Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar b. Cara kerja mesin diesel Gambar 2.4 Proses Kerja Mesin Diesel pada Generator Set Adapun cara kerja mesin diesel yang terdapat pada generator set adalah sebagai berikut : Langkah yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini torak kembali bergerak naik ke atas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali. c. Tipe Mesin Diesel Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 tipe yaitu : Diesel kecepatan rendah (n < 400 rpm) Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm) Diesel kecepatan tinggi (n >1000 rpm) Dalam menjalankan mesin diesel terdapat proses untuk menghidupkan mesin diesel yang disebut dengan starting. Dalam proses ini terdapat 3 cara yaitu : Sistem start manual Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya. Sistem start elektrik Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel.Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Sistem start kompresi Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Pada sistem start kompresi, mesin diesel/engine terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi, sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis. 2. Alternator Gambar 2.5 Alternator Alternator yang juga dikenal sebagai ‘genhead’, adalah bagian dari generator set yang menghasilkan output listrik dari input mekanis yang dipasok oleh mesin. Bagian Ini berisi kumpulan bagian stasioner dan bagian yang bergerak yang terbungkus dalam frame. Komponen komponen tersebut bekerja sama untuk menyebabkan terjadinya pergerakan relatif antara medan magnet dan listrik, yang pada gilirannya menghasilkan arus listrik. Konstruksi generator AC adalah sebagai berikut: a. Rangka stator Terbuat dari besi tuang, rangka stator merupakan rumah dari bagian-bagian generator yang lain. b. Stator Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi sebagai tempat GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi. c. Rotor Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutubkutub magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat. d. Cincin geser Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor. e. Generator penguat Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus. 3. Fuel System / Sistem Bahan Bakar Tangki bahan bakar biasanya memiliki kapasitas yang cukup untuk menjaga generator tetap beroperasi rata-rata 6 sampai 8 jam. Dalam kasus untuk unit generator kecil, tangki bahan bakar adalah bagian dari alas selip generator atau dipasang di atas bingkai generator. Untuk aplikasi komersial, diperlu pemasangan tangki bahan bakar eksternal. 4. Regulator Tegangan (AVR) Gambar 2.6 AVR Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan output generator. 5. Sistem Pendinginan dan Pembuangan a. Sistem Pendinginan Gambar 2.7 Sisitem Pendinginan Air mentah terkadang digunakan sebagai pendingin untuk generator, namun sebagian besar terbatas pada situasi spesifik unit dengan kapasitas daya 2.250 kW atau yang lebih tinggi. Hidrogen kadang-kadang digunakan sebagai pendingin untuk generator besar yang mempunyai unit gulungan stator, karena lebih efisien dalam menyerap panas daripada pendingin lainnya. Hidrogen menghilangkan panas dari generator dan memindahkannya melalui alat penukar panas ke sirkuit pendingin sekunder yang mengandung air de-mineral sebagai pendingin. b. Sistem Pembuangan Gambar 2.8 Sisitem Pembuangan Asap knalpot yang dipancarkan oleh generator sama seperti knalpot dari mesin diesel atau gasonline lainnya dan mengandung bahan kimia beracun yang perlu ditangani dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk memasang sistem pembuangan yang memadai untuk membuang gas buang tersebut.Pipa knalpot biasanya terbuat dari besi tuang, besi tempa, atau baja. Bagian ini perlu berdiri bebas dan tidak boleh berada di dekat mesin generator. Pipa knalpot biasanya menempel pada mesin dengan menggunakan konektor fleksibel untuk meminimalkan getaran dan mencegah kerusakan pada sistem pembuangan generator. 6. Sistem Pelumas Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan untuk membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas. Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan disalurkan dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati sistem pendingin dan saringan minyak pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas tersebut disalurkan sampai pada tempat kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi minyak pelumas kepada sprayer atau nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung- tabung silinder. Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan kembali dan begitu seterusnya. 7. Baterai Gambar 2.8 Baterai Fungsi awal dari generator adalah dioperasikan dengan baterai. Pengisi daya baterai membuat baterai pembangkit dibebankan dengan memasok dengan tegangan yang tepat ‘melayang’. Jika tegangan mengambang sangat rendah, baterai akan tetap undercharged. Jika tegangan mengambang sangat tinggi, akan mempersingkat masa pakai baterai. Pengisi baterai yang biasanya terbuat dari stainless steel untuk mencegah korosi. Mereka juga sepenuhnya otomatis dan tidak memerlukan pengaturan yang harus dilakukan atau pengaturan diubah. Output tegangan DC dari charger baterai ditetapkan sebesar 2,33 Volt per sel, yang adalah tegangan mengambang tepat untuk baterai asam timbal. Pengisi daya baterai memiliki output tegangan DC terpencil yang tidak mengganggu fungsi normal dari generator. 8. Panel Kendali Gambar 2.9 Panel Kendali Electric start and shut-down : secara otomatis menghidupkan generator saat pemadaman listrik, memantau generator saat beroperasi, dan mematikan unit secara otomatis bila tidak diperlukan lagi. Alat pengukur mesin menunjukkan parameter seperti tekanan oli, suhu pendingin, voltase baterai, kecepatan putaran mesin, dan lama operasi. Pengukuran dan pemantauan konstan dari parameter ini memungkinkan penghentian generator terpasang pada saat semua tingkat ambang batas masing-masing. Panel kontrol juga memiliki bagian untuk pengukuran arus keluaran dan tegangan, dan frekuensi operasi. Kontrol lainnya yaitu saklar frekuensi, dan saklar kontrol mesin (mode manual, mode otomatis) dan lain lain. 9. Frame Frame disesuaikan dengan genset yang bertujuan untuk keamanan dan agar genset lebih kuat dari hal-hal fisik, misalnya tidak sengaja terkena genteng saat pemasangan. 2.1.3 Prinsip Kerja Genset Generator set terdiri atas Mesin Engine (Motor Penggerak) dan juga Generator / Alternator, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya. Mesin Engine yang satu ini menggunakan bahan bakar berupa Solar (Mesin Diesel) atau dapat juga menggunakan Bensin, sedangkan untuk Generatornya sendiri merupakan sebuah gulungan kawat yang di buat dari tembaga yang terdiri atas kumparan statis atau stator dan di lengkapi pula dengan kumparan berputar atau rotor. Dalam proses kerjanya, menurut ilmu fisika, Engine memutar Rotor dalam sebuah Generator yang selanjutnya hal ini menimbulkan adanya Medan Magnet pada bagian kumparan Generator. Selanjutnya Medan Magnet ini kemudian akan melakukan interaksi dengan Rotor yang kemudian akan berputar dan akan menghasilkan sebuah arus listrik dimana hal ini sesuai dengan hukum Lorentz. 2.14 Hubungan Generator dengan Penggerak Mula Genarator dihubungkan satu poros dengan mesin diesel. Pada saat akan start accu yang bertegangan 12 / 24 V siap mensuplai motor DC. Motor DC ini akan menstarting. Diesel dan genearator mengikuti putaran motor DC. Pada diesel terjadi gerakan mekanik yang akan memutar generator, sehingga generator mengeluarkan tegangan. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungi sebagai generator DC. Terlihat bahwa AMF mengontrol keadaan diesel melalui panel control yang tersedia, termasuk keadaan gangguan seperti : low oil pressure, high water temperature dan overspeed dapat dilihat pada AMF. 2.1.5 Pengoperasian Genset Sebelum mengoperasikan genset perlu diperhatikan Standard Operating Procedure(SOP) atau cara pengoperasian genset, terdapat sebelas hal yang harus dilakukan dalam pengoperasian genset, yaitu: 1. Sebelum Menyalakan Genset Memeriksa bahan bakar (posisi kran pada daily tank harus ON atau tetap terbuka) Memeriksa air radiator. Jika air radiator dirasa kurang, segera tambahkan air radiator Memeriksa air ACCU. Jika dirasa kurang, segera tambahkan. Memeriksa oli mesin. Jika dirasa kurang, segera tambahkan oli mesin Memeriksa kabel R-S-T-N apakah sudah terpasang dengan benar Memasang kabel ACCU dengan benar dan kuat. Warna merah adalah positif (+), sedangkan warna hitam (-) Membuka box panel, kemudian naikkan semua MCB 2. Saat Menyalakan Genset Menghidupkan mesin tanpa beban (warming up) kurang lebih selama 10 menit Memeriksa Oil Meter, Battery Charge, Water Temperature, Volt Meter AC, Frequency Meter dan Hour Counter Meter), apakah sudah dalam keadaan baik ketika mesin dalam keadaan hidup. 3. Cara Mematikan Diesel Genset Menurunkan breaker atau matikan beban terlebih dahulu. Kemudian tunggu sekitar 5 menit untuk pendinginan mesin (cooling down), setelah itu baru matikan mesin. Jika menyimpang dari ketentuan, AVR generator pada mesin akan cepat rusak. 2.2 Automatic Transfer Switch / Automatic Main Failure Gambar 2.10 Panel ATS/AMF ATS ( Automatic Transfer Switch) adalah alat yang berfungsi untuk membuka suplay listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN secara Automatic dan Juga membuka suplay listrik dari PLN dan menutup suplay Listrik dari genset secara otomatis ketika suplay listrik dari PLN kembali. AMF ( Automatic Main Failure). Alat ini berfungsi untuk menyalakan mesin genset secara otomatis jika beban yang dilayani kehilangan sumber energy listrik utama/PLN dan otomatis pula memadamkan genset saat suplay listrik dari PLN kembali . Di dalam panel ATS/AMF terdapat beberapa rangkaian relai yang terdiri dari beberapa blok yang memiliki fungsi dan tugas masing masing antara lain: 1. Relai detector Sumber daya Utama. Relai ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati) kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di proses pada tahap selanjutnya. 2. Relai detector Daya Genset Relai detector ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi tegangan/daya genset kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk diproses pada tahap selanjutnya. 3. Blok start/stop engine Berfungsi untuk menyalakan mesin genset. Blok ini bekerja berdasarkan masukan dari relay detector tenaga listrik utama dan detector daya genset. Jika tegangan listrik utama maka blok ini akan menyalakan mesin genset dan jika tegangan listrik utama/PLN telah menyala kembali, maka genset akan dimatikan secara automatis. Blok ini juga bekerja sama dengan blok ATS. Genset hanya akan dimatikan jika ATS sudah menghubungkan beban dengan sumber utama/PLN . 4. Blok ATS/COS Blok ATS bekerja sama dengan blok start/stop engine. Yang paling penting disini adalah, block ATS harus menghubungkan masing sumber tegangan utama dan atau tegangan dari genset hanya saat yang tepat. 2.2.1 Prinsip Kerja AMF dan ATS Cara kerja AMF dan ATS adalah kombinasi untuk pertukaran sumber baik dari genset ke sumber listrik utama ataupun sebaliknya. Bilamana suatu saat sumber listrik utama (PLN) tibatiba padam, maka AMF bertugas untuk menjalankan mesin diesel genset sekaligus memberikan sistem proteksi pada genset. Sistem proteksi yang dimaksud adalah sistem proteksi terhadap unit mesin diesel maupun pada generatornya, seperti : Rendahnya tekanan minyak pelumas; temperature mesin; pengaman beban lebih; dan pengaman terhadap tegangan, frekuensi genset, dll Apabila parameter yang diamankan melebihi batasan normal/seting maka ATS akan memutuskan hubungan arus listrik kebeban sedangkan AMF bertugas untuk menghentikan mesin. Apabila generator yang dijalankan beroperasi dengan baik, selanjutnya ATS bertugas untuk memindahkan sambungan secara otomatis yang sebelumnya dari sumber listrik utama ke sisi generator. Apabila sumber listrik utama kembali normal, maka ATS akan bertugas mengembalikan sambungan ke sisi sumber listrik utama dan kemudian disusul dengan tugas AMF untuk memberhentikan kerja mesin diesel. 2.2.2 Keuntungan penggunaan AMF dan ATS Adapun keuntungan penggunaan AMF/ATS yaitu: 1. Sistem perpindahan jalur dari sumber listrik utama ke generator hanya perlu waktu yang sangat singkat, hanya dalam hitungan detik setelah sumber listrik utama padam genset langsung menyala sehingga listrik segera dapat dinikmati. 2. Meringankan tugas teknisi listrik bahkan seringkali banyak gedung perkantoran tidak mempunyai teknisi listrik. 3. Memberikan perlindungan terhadap peralatan-peralatan yang seringkali terjadi tegangan listrik dari sumber listrik utama maupun Genset yang drop 2.2.3 Rangkaian Kontrol ATS/AMF Gambar 2.11 Rangkaian Kontrol ATS/AMF 1. Bagian pertama adalah rangkaian ATS. Komponen yang ada pada rangkaian ATS ini hanya kontaktor magnet dan MCB sebagai pengaman. Pada kontaktor magnet, kontak NO untuk jalur PLN dan kontak NC untuk jalur genset dan a1 2 dihidupkan oleh listrik PLN. Sehingg jika listrik PLN sedang hidup, kontaktor akan hidup dan memutus saluran dari genset.Jika PLN off, maka kontaktor magnet akan off juga dan menghubungkan kontak NC sehingga jalur gensetlah yang akan bekerja. 2. Untuk bagian kedua hanya sambungan listrik dari PLN pada relay yang berfungsi memutus dan menghubungkan arus dari aki ke starter jika PLN hidup 3. Bagian ketiga adalah bagian listrik dari genset. Dimana rangkaian ini bertugas untuk memutuskan arus dari AKI / baterai pada starter untuk mematikan starter bila genset telah hidup. 4. Bagian empat adalah bagian listrik dari aki / baterai / accu. Bagian ini bertugas untuk menyalurkan listrik dari aki menuju genset dengan melalui 2 relay penghubung dan pemutus arus. Bagian ini juga bertugas untuk menON Off kan saklar genset melalui relay DC. Sehingga genset akan otomatis mati bila listrik PLN hidup. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Jenis Jenis Pengaman 3.1.1 MCB (Miniatur Circuit Breaker) Gambar 3.1 MCB MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan omponen thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga lengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. Keuntungan menggunakan MCB yaitu dapat memutuskan rangkaian 3 fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu fasanya. Prinsip kerjanya yaitu penggunaan electromagnet untuk melakukan pemutusan hubung singkat disebabkan oleh kelebihan beban dengan relai arus lebih, bila electromagnet yang dihasilkan dari dua keeping logam yang disatukan, maka akan memutuskan kontak yang terletak pada pemadam busur dan kemudian bekerja membuka saklar. Gambar 3.2 Tripping Curve Tripping curve adalah kurva yang menunjukan seberapa cepat CB akan trip berdasarkan arus yang akan dilaluinya. Umbu x biasanya menunjukan I(arus) atau I/In, Sumbu Y menunjukan waktu delay trip. 3.1.2 Sekring (Fuse) Sekring adalah suatu alat yang digunakan sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi beban berlebih atau arus pendek. Untuk mengetahui kapasitas sekring dapat dilihat pada bodinya. Gambar 3.3 Karakteristik Sekring 3.1.3 Relay Relay merupakan sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdaat sebuah armature besi yang akan tertarik menuju besi apabila arus mengalir melewti kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah pegas, ketika armature tertarik menuju ini, kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-terbuka. Sifat-Sifat Relay: 1. Impedansi kumparan biasanya ditentukan oleh kawat tebal yang digunakan serta banyaknya lilitan 2. Daya yang diperlukan untuk mengoperasikan relay besarnya sama dengan nilai tegangan yang dialirkn arus 3. Banyaknya kontak jangkar dapat membuka dan menutup lebih dari satu kontak sekaligus tergantung pada kontak dan jenis relaynya. 3.2 Spesifikasi Alat 3.2.1 Spesifikasi Genset Gambar 3.4 Name Plate Genset Merk : Powerlink Model : WPS20S Frekuensi : 50 Hz Faktor Daya : 0,8 cosf Kecepatan Maxium : 1500 rpm Kapasitas Arus : 30A Berat : 1018 kg Dimensi ( L x W x H ) : 2,2 x 1,0 x 1,5 meter Kapasitas Tangki : 80 L Prime Power : 20 KVA Standby power : 22 KVA Prime power merupakan daya generator yang dapat dipakai tanpa batas waktu pemakaian dengan kapasitas pemakaian tertentu. Standby power merupakan daya pada genset yang boleh digunakan hanya 200 jam pertahun atau sebagai daya cadangan jika terjadi gangguan. 3.2.2 Spesifikasi Generator Gambar 3.5 Name Plate Generator Manufactur / Merk Generator : Leroy Somer Model Generator : LSA40M5 3.2.3 3.2.4 Proteksi : IP23 Berat : 102 Kg Kecepatan : 1500 rpm Frekwensi : 50 Hz Faktor Daya : 0,8 Arus Eksitasi : 0,63 A Tegangan Eksitasi : 20,5 V / 1,66 V Spesifikasi ATS/AMF Power : 30 KVA Tegangan : 400 V Frekuensi : 50 Hz Kapasitas MCB dari PLN dan Genset : 50 A Analisa Pengaman Berdasarkan PUIL 2000 pasal 5.6.1.3 disebutkan bahwa Penghantar dari terminal generator ke proteksi pertama harus mempunyai kemampuan arus tidak kurang dari 115 % dari arus pengenal yang tertera pada pelat nama Generator. Arus Nominal yang tertera pada generator sebesar 30 A, jadi generator harus memiliki pengaman minimum sebesar : Pengaman Minimum = 30 x 115% = 34,5 Ampere Pengaman Genst dapat dilihat pada gambar di bawah: Gambar 3.6 MCB Generator Pada gambar di atas terdapat tulisan C50. Huruf C merupakan karakteristik kurva dari pengaman yang artinya akan trip apabila arus yang melewatinya 5 – 10 kali sedangkan angka 50 menunjukkan batasan arus(A), jadi berdasarkan puil dapat disimpulkan bahwa rating MCB genset tidak sebanding dengan besar batasan arus yang dapat ditanggung oleh genset, sehingga ketika beban melebihi dari 34,5 A dan kurang dari 50 A maka MCB tidak akan trip. Hal ini dapat menyebabkan genset mengalami overload. Rating MCB genset seharusnya tidak boleh lebih dari 34,5 A. 3.3 Cara Pengoperasian Genset 3.3.1 Pengoperasian secara manual 1. Melakukan pemeriksaan alat apakah peralatan sudah aman atau tidak ada gangguan 2. Memutar selector yang ada pada panel ATS/AMF ke posisi “Manual” Gambar 3.7 Selector pada posisi manual 3. Memutar selector ACCU dari posisi “OFF” ke posisi “ON” Gambar 3.8 Posisi ACCU dari “OFF” ke “ON” 4. Memutar kunci genset dari posisi 0 ke posisi “AUTO” Gambar 3.9 Memutar kunci genset ke”AUTO” 5. Menekan tombol start berwarna hijau , lalu tunggu sampai lampu indicator menyala yang artinya genset telah beroperasi Gambar 3.10 Genset telah beroperasi 3.3.2 Mematikan Genset 1. Memutar kembali kunci ke posisi 0 Gambar 3.11 Memutar kunci ke posisi “OFF” 2. Memutar kembali switch ACCU ke posisi “OFF” Gambar 3.12 switch baterai dari “ON” ke “OFF” 3.3.3 Pengoperasiaan secara otomatis 1. Melakukan pemeriksaan sebelum melakukan pengoperasian 2. Terlebih dahulu memutar switch ACCU dari posisi “OFF” KE posisi “ON” Gambar 3.13 Switch ACCU dari posisi “OFF” ke “ON” 3. Memutar selector switch ke posisi AUTO, maka genset akan beroperasi Gambar 3.14 selector ke posisi “AUTO” Jika sumber dari PLN terhubung maka genset otomatis mati/ tidak beroperasi, begitupun pada kondisi sebaliknya jika sumber dari PLN mati maka genset akan otomatis menyala. 3.4 Perbedaan Sisitem Genset secara Praktek dan Teori Berdasarkan hasil praktek bengkel Catu Daya job Genset dan ATS/AMF, praktikkan menemukan perbedaan pengoperasian genset secara manual dengan sumber internet. Dimana pada pengoperasian manual, genset harus dipanaskan terlebih dahulu selama sepuluh menit sebelum dibebani. Sedangkan pada praktek, genset tidak dipanaskan terlebih dahulu dan kami tidak mendapatkan informasi bahwa genset harus dipanaskan terlebih dahulu. Begitupun dengan proses menonaktifkan genset, terdapat perbedaan yang kami temukan pada praktek dan sumber. Dimana saat proses mematikan genset harus didinginkan selama lima menit dalam keadaan beban nol. Sedangkan pada praktek bengkel genset di-off-kan begitu saja tanpa didinginkan terlebih dahulu. Adapun proses pengoperasian otomatis, kami tidak menemukan perbedaan. Prosesnya sama dengan sumber yang kami temukan, hanya saja kami tidak dapat melihat secara real fungsi otomatis ATS/AMF, karena sumber PLN tidak dapat dikontrol untuk mengalami gangguan. Perbedaan lainnya yang praktikan temukan adalah terletak pada control ATS/AMF. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini. (a) (b) Gambar 3.15 (a) Panel ATS/AMF di bengkel (b) Rangakaian Kontrol ATS/AMF Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa perbedaan pertama yaitu control ATS/AMF –nya. Pada praktek kontrolnya berupa kotak hitam, dimana pemilihan sumber beban terjadi pada perangkat tersebut. Sedangkan pada teori diketahui bahwa control ATS/AMF dapat dirangkai sendiri dengan menggunakan tiga relay dan satu timer. Perbedaan kedua yaitu pada praktek terdapat saklar pilih untuk memlih beban yang akan dibebani oleh genset. Sedangkan pada umumnya panel ATS/AMF yang dipasarkan tidak dilengkapi dengan saklar pilih tetapi hanya terdapat control, metering, pengaman, dan panel kendali. BAB IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Pengoperasian genset pada praktik catu daya semester ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual dan otomatis. 2. ATS merupakan alat yang berfungsi untuk membuka suplay listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN secara otomatis. Sedangkan AMF adalah alat untuk menyalakan mesin genset secara otomatis jika beban yang dilayani kehilangan sumber energy listrik utama/PLN. 3. Pengoperasian genset pada praktik catu daya semester ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual dan otomatis. 4. Berdasarkan PUIL 2000 pasal 5.6.1.3, bahwa Penghantar dari terminal generator ke proteksi pertama harus mempunyai kemampuan arus tidak kurang dari 115 % dari arus pengenal yang tertera pada name plate Generator. Pada generator di bengkel catu daya arus nominal sebesar 30A, pengaman minimal yang dibutuhkan 34,5 A sedangkan penganman yang digunakan sebesar 50 A, artinya sudah sesuai standar. 5.2 Saran 1. Diharapkan kepada pihak kampus agar memperluas ruangan praktikum sehingga mahasiswa bias lebih fokus melakukan praktikum. DAFTAR PUSTAKA Jobsheet Praktikum Bengkel Catu Daya dan Tegangan Menengah Semester V Politeknik Negeri Ujung Pandang. Anonim. 2019. Motor Bakar Diesel, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki), diakses 6 Oktober 2019). Anonim. 2018. Komponen dan Cara Kerja Generator Genset, (Online), (https://rajawaliindo.co.id), diakses 6 Oktober 2019). Arifin, Nurhalizah.dkk. 2018. Praktik Pengoperasian Genset dan AMF/ATS. Makassar: Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang. Anonim. 2016. Membuat Rangkaian Panel ATS AMF, (https://www.kelistrikanku.com), diakses 7 Oktober 2019 (Online),