See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/321070995 Evaluasi Kinerja Alat Neraca Mettler XP.205 Dengan Metode Kalibrasi Article · December 2014 CITATIONS READS 0 1,017 3 authors, including: Adi Syahputra Politeknik Akamigas Palembang, Indonesia, Palembang 3 PUBLICATIONS 1 CITATION SEE PROFILE Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Evaluasi Kinerja Alat Neraca Mettler XP.2015 Dengan Metode Kalibrasi View project All content following this page was uploaded by Adi Syahputra on 15 November 2017. The user has requested enhancement of the downloaded file. EVALUASI KINERJA ALAT NERACA METTLER XP-205 DENGAN MENGGUNAKAN METODE KALIBRASI Adi Syahputra, Ineke Febrina Anggraini, Siti Aminah Program Studi Teknik Analisis Laboratorium Migas,Jurusan Teknik Kimia Politeknik Akamigas Palembang Jl. Kebon Jahe, Komperta Plaju, Palembang, Indonesia Abstrak Telah dilakukan evaluasi kinerja alat neraca mettler xp.205 dengan metoda kalibrasi. Kapasitas neraca yang dikalibrasi adalah 210 gram dengan resolusi sebesar 0.00001 gram. Masssa standar untuk menjamin kalibrasi neraca adalah anak timbangan tipe E2 standar OIML R III 2004. Penelitian kalibrasi ini dilakukan dengan cara melakukan perhitungan ketidakpastian pengukuran, penentuan, dan evaluasi kestabilan nilai yang ditunjukkan oleh neraca mettler xp.205 ketika dilakukan pengukuran dari 20 gram – 200 gram. Dari hasil kalibrasi dengan penekanan pada parameterparameter penentu penjaminan mutu kalibrasi untuk membahas evaluasi kinerja alat neraca mettler xp.205 masih dalam kondisi baik. Kata kunci: massa standar, kalibrasi, ketidakpastian pengukuran 1. Pendahuluan Hasil yang diberikan oleh beberapa alat ukur yang sejenis termasuk neraca analitik tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini diperbesar dengan adanya pengaruh lingkungan, operator, serta metode pengukuran. Setiap hasil pengukuran diharapkan dapat memberikan hasil ukur yang sama guna untuk kepentingan keamanan, kebenaran, transaksi dan keselamatan Neraca analitik yang memiliki berapa jenis yaitu neraca analitik mettler xp.205. Neraca ini sudah beberapa tahun digunakan untuk analisis sehingga perlu adanya pengkoreksian hasil ukur serta evaluasi kinerja alat neraca tersebut untuk mencegah terjadinya kesalahan yang tidak diinginkan melalui metode kalibrasi. Dengan melakukan kalibrasi dan perhitungan ketidakpastian pengukuran dapat membantu untuk memastikan hasil ukur dari necara yang memiliki ketelitian baik dan benar serta dapat mengetahui kinerja dari alat neraca itu sendiri. Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk mengkalibrasi neraca analitik mettler xp.205 yang memiliki resolusi 0.01 mg menggunakan anak timbangan massa klas E-2, mengetahui perubahan kinerja dari Neraca Mettler xp.205 selama tiga tahun penggunaan, memastikan hasil ukur Neraca Mettler xp. 205 benar dan menentukan ketidakpastian pengukuran neraca. 2. Dasar Teori 2.1. Pengertian Kalibrasi Kalibrasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya. Dalam pengertian ini alat standar yang digunakan juga harus terkalibrasi dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi. Dengan demikian maka besarnya koreksi pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar nasional atau standar internasional dengan suatu mata rantai kegiatan kalibrasi yang tidak terputus. Alat ukur yang telah dikalibrasi tidak akan secara terus menerus berlaku masa kalibrasinya, karena peralatan tersebut selama masa penggunaannya pasti mengalami perubahan spesifikasi akibat pengaruh frekuensi pemakaian, lingkungan penyimpanan, cara pemakaian, dan sebagainya. Untuk itulah selama berlakunya massa kalibrasi alat bersangkutan perlu dipelihara ketelusurannya dengan cara perawatan dan pemeriksaan secara periodik. Ketentuan-ketentuan dalam pokok pelaksanaan kalibrasi meliputi: 1. Perangkat yang baru dibeli atau belum pernah digunakan 2. Suatu perangkat yang telah digunakan dalam jangka waktu tertentu (waktu kalender atau jam operasi), 3. Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi 4. Ketika hasil pengamatan dipertanyakan atau tidak akurat. Adapun syarat-syarat dalam pelaksanaan kalibrasi adalah sebagai berikut: 1. Adanya Alat yang akan dikalibrasi. 2. Adanya alat standar kalibrasi (Calibrator). 3. Prosedur kalibrasi yang diakui. 4. Adanya teknisi yang telah bersertifikasi. 5. Lingkungan terkondisi dengan baik. 6. Hasil kalibrasi itu sendiri, yaitu quality record berupa sertifikasi kalibrasi. Selang waktu antara satu kalibrasi alat ukur dengan kalibrasi berikutnya. Interval kalibrasi bisa dinyatakan dalam beberapa cara antara lain: 1. Waktu Kalender (misalnya 1 tahun sekali, dan seterusnya). 2. Waktu pemakaian (misalnya 1000 jam pakai dan seterusnya). 3. Kombinasi cara pertama dan kedua, tergantung mana yang lebih dahulu tercapai. 2.2 Neraca Analitik Pengertian neraca secara umum adalah suatu alat timbang yang digunakan untuk menimbang suatu zat, benda, bahan, atau unsur dengan skala tertentu, sedangkan pengertian secara khusus neraca adalah sebuah alat yang terdiri dari besi, kuningan, logam, yang terdapat jarum penunjuk, skala, tombol pengatur, yang digunakan untuk menimbang, menghitung, dan mengetahui besar sebuah berat suatu barang atau zat dalam ukuran kecil. Neraca analitik merupakan suatu alat yang sering digunakan di laboratorium yang berfungsi untuk menimbang bahan/zat yang akan digunakan sebelum melakukan suatu percobaan yang membutuhkan suatu penimbangan. Bahan yang ditimbang biasanya berbentuk padatan, namun tidak menutup kemungkinan untuk menimbang suatu bahan yang berbentuk cairan. Selain itu neraca analitik merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat ketelitian tinggi dan bermutu tinggi, sehingga dapat ditempatkan di ruang bebas serta terhindar dari gangguan akibat aliran udara. Neraca ini melakukan kalibrasi internal, tetapi untuk pemeriksaan ulang, neraca ini harus diperiksa dengan anak-anak timbangan yang sudah di identifikasi. Neraca analitik ini hanya di gunakan untuk penimbangan tingkat analitik. Neraca analitik mempunyai ketelitian yang tinggi, karena sampai 4 desimal di belakang koma (contoh: 1,7869 gram), biasanya digunakan untuk menimbang benda atau zat yang membutuhkan ketelitian yang tinggi. Neraca analitik yang digunakan di laboratorium merupakan instrumen yang akurat yang mempunyai kemampuan mendeteksi bobot pada kisaran 100 gram sampai dengan ± 0,0001 gram. Neraca analitik sederhana yang sering digunakan di laboratorium untuk menimbang antara lain: 2.3 Kalibrasi Neraca Analitik kapasitas 210 gram Kalibrasi neraca analitik merupakan suatu syarat yang wajib agar neraca dapat berfungsi dengan baik dan menghasilkan data yang akurat. Neraca dikontrol dengan menggunakan suatu anak timbang yang sudah terpasang atau dengan anak timbangan eksternal dengan massa 1 gram sampai 200 gram. Temperatur atau suhu harus disesuaikan agar kalibrasi dapat berjalan dengan baik. Penyimpangan berat dicatat dalam lembar kontrol yang di dalamnya tercantum berapa kali penimbangan dan penyimpangan yang dihasilkan. Neraca harus terhindar dari terpaan angin dan harus dilakukan pengecekan secara berkala. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali, maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier). 2.3.1 Teknik Kalibrasi Neraca Analitik 1. Pengontrolan Neraca Timbangan/neraca dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gram dan 100 gram. Timbangan/neraca digital, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin), sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier). 2. Penanganan Neraca Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal dengan “Spirit level” (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena itu harus dicek lagi. Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak, si pemakai harus melaporkan kepada manajer laboratorium. Timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja. 3. Kebersihan Neraca Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan, kemudian cek kembali dengan menggunakan anak timbangan. 2.3.2 Alat standar kalibrasi timbangan Untuk mengkalibrasi timbangan, hal yang pertama kita lakukan adalah menentukan tingkat ketelitian timbangan yang akan dikalibrasi. Penentuan tingkat ketelitian ini dimaksudkan untuk memilih anak timbangan standar yang digunakan untuk mengkalibrasi. Syarat utamanya adalah anak timbangan standar yang digunakan sudah dikalibrasi agar menjamin rantai ketertelusuran. Biasanya informasi yang diharapkan dari customer adalah kapasitas timbangan dan resolusi timbangan yang akan dikalibrasi. Sedangkan untuk menentukan anak timbangan standar yang digunakan untuk mengkalibrasi timbangan harus memenuhi persamaan berikut : Ketidakpastian anak timbangan standar ( u ) ≤ 1/3 [e]; Dimana e adalah verification scale interval yang memiliki hubungan e = 10 d (d = resolusi timbangan). Misalnya, sebuah timbangan elektronik memiliki resolusi 0,1 mg dengan kapasitas 200 g. Maka, nilai e = 10 x 0,1 mg = 1 mg. Sehingga ketidakpastian anak timbangan standar yang digunakan harus memenuhi : u ≤ 1/3 |e| = 1/3 x 1 mg = 0,33 (1) Jadi nilai ketidakpastian anak timbangan harus ≤ 0,333 mg. Nilai yang diperoleh tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel acuan MPE (maximun permissible errors) yang terdapat di OIML R111, 2004. Dari tabel MPE dengan kapasitas timbangan adalah 200 g maka kelas anak timbangan yang sesuai dengan hasil di atas adalah berada pada kelas E2. Jika anak timbangan standar yang digunakan dalam kalibrasi timbangan tidak menggunakan kelas yang sesuai dengan ketelitian timbangan, maka akan berpengaruh pada hasil Limit of Performance (LOP) timbangan tersebut. Jika LOP-nya yang dihasilkan dari perhitungan besar, maka hal ini dipastikan karena anak timbangan standar yang digunakan tidak sesuai. Pada saat kalibrasi timbangan selalu dilakukan perhitungan nilai koreksi (C) yang bernilai positif atau negatif dan ketidakpastian pengukuran sebagai akibat dari suatu proses pengukuran. Semakin kecilnya nilai koreksi dan ketidakpastian pengukuran suatu hasil kalibrasi timbangan biasanya menjadi indikasi kualitas kinerja timbangan yang dikalibrasi. 2.3.3 Koreksi dan Ketidakpastian Pengukuran Metode kalibrasi timbangan analitik elektronik biasanya dilakukan dengan beberapa metode. Ketika melakukan kalibrasi dengan menggunakan massa standar, maka hasil kalibrasi berupa nilai penunjukan yang mungkin berbeda dengan nilai massa standar. Perbedaan ini menghasilkan faktor koreksi sesuai dengan persamaan 2 dibawah ini. C = M− ( - ) (2) Keterangan: C = Nilai koreksi M = Nilai konvensional massa standar = Rata –rata hasil pembacaan massa standar diatas pengukuran = Rata – rata hasil pembacaan pan tanpa beban dimana nilai C > 0 atau C < 0. Pada persyaratan OIML, nilai C < 3σ dengan σ standar deviasi pembacaan skala. Bila C > 3σ , maka timbangan harus diatur lebih dulu atau diperbaiki . Karena m dan z memiliki ketidakpastian pengukuran, maka C juga memiliki nilai ketidakpastian. Nilai skala atau yang dikalibrasi menghasilkan ralat atau ketidakpastian seperti persamaan 3 dibawah ini. r= (3) Dimana (R) resolusi skala kalibrasi timbangan analitik harus diketahui kemampuan baca ulang harga. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan pengukuran pada skala maksimum dan skala setengah dari skala maksimum dan berulang. Pengukuran ini menghasilkan ketidakpastian pengukuran sebesar nilai skala yang dikalibrasi menghasilkan ralat atau ketidakpastian seperti persamaan 4 di bawah ini. rp = σ maks /√ 2 (4) Dengan σ maks adalah standar deviasi maksimum. Ketidakpastian yang lain adalah muncul karena penggunaan titik nol. Hal ini dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran berulang di 10 titik skala, kemudian beban diambil kembali sehingga nilai menuju nol. Setiap kali pengkuran menghasilkan ketidakpastian pengukuran dengan melihat nilai koreksi maksimum dari 10 titik tersebut sehingga sumbangan ketidakpastian pengukuran total dari faktor ini seperti persamaan 5 di bawah ini. = ∑ massa standar/2 (5) Selanjutnya, sumbangan ketidakpastian yang lain adalah karena adanya efek apung udara, b nilai udara, biasanya diambil 1 ppm dari massa yang digunakan, sehingga ketidakpastian pengukuran diperoleh sesuai dengan persamaan 6 di bawah ini. b = 1000 x(10-6 x skala nominal /√3) (6) Ketidakpastian gabungan merupakan sumbangan dari semua faktor tersebut diatas, sehingga ketidakpastian gabungan dihitungn dengan persamaan 7 di bawah ini. C = { r2 + rp2 + ms2 + b2}1/2 (7) Ketidakpastian pengukuran rentangan pada tingkat kepercayaan 95% yang memiliki nilai faktor cakupan (k) = 2, sehingga dapat dilakukan perhitungan ketidakpastian pengukuran kalibrasi neraca menggunakan persamaan 8 berikut ini. U95 = ± k x C (2) (8) 3. Metodelogi Penelitian Metode penelitian kalibrasi menggunakan metode dari buku The Calibration of Balances, DB Prowse, dan evaluasi ketidakpastian yang telah disesuaikan dengan KAN–BSN. Untuk mengkalibrasi timbangan analit pada rentang 20 g sampai 200 g adalah dengan memperhitungkan faktor koreksi dan ketidakpastian pengukuran yang merupakan sumbangan dari seluruh faktor. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1.1 Hasil Pemeriksaan harga skala Pemeriksaan harga skala sebelum dan sesudah diatur bertujuan untuk memastikan apakah hasil dari pembacaan scala pada Neraca benar atau neraca dalam keadaan baik dengan menghitung nilai koreksi dan hasil dari koreksinya harus lebih kecil dari 3 (standar deviasi kalibrasi sebelumnya). Dari hasil pemeriksaan skala didapat nilai koreksi sebelum diatur sebesar – 0.000576 dan nilai koreksi setelah diatur sebesar – 0.000198, maka bisa diberi kesimpulan bahwa alat dalam keadaan baik karena nilai koreksi yang didapat lebih kecil dari nilai 3 ( = Standar deviasi) tahun 2014, yaitu nilai dari 3 0.000077 = 0.000231. =3x 4.1.2 Hasil pemeriksaan Kemampuan baca Kembali (Repeatibility) Nilai repeatibility didapat dari hasil pengujian neraca menggunakan anak timbangan dengan menguji setengah dari kapasitas maksimum dan kapasitas maksimum masing – masing diulang sebanyak sepuluh kali maka akan didapat hasil standar deviasi ( ) masingmasing pengujian dan akan diambil nilai standar deviasi ( ) terbesar dari keduanya . Dari hasil pemeriksaan repeatibility dari kedua tabel diatas maka didapat standar deviasi terbesar pada kapasitas setengah dengan nilai sebesar 0.000087, maka standar deviasi ( ) inilah yang akan digunakan sebagai nilai repeatibility pada perhitungan ketidakpastian baku repeatibility. 4.1.3 Hasil perhitungan penyimpangan dari nilai nominal Perhitungan penyimpangan dari nilai nominal bertujuan untuk mencari nilai koreksi dari masing masing anak timbangan. Dimana nilai koreksi adalah perbedaaan nilai yang didapat dari pembacaan rata – rata ( - ) terhadap nilai konvesional anak timbangan (M). Tabel 4. Hasil penyimpangan dari nilai nominal Massa Standar Kapasitas (gr) Beban diatas Pan (gr) Nilai Konvesional M (gr) ketidakpastian ∑ Un (mg) 20.00000 20.0000132 0.000008 20.0000132 40.00000 20.000013 20.0000352 0.000008 0.000008 40.0000484 60.00000 10.0000307 50.000048 0.000007 0.000011 60.0000787 80.00000 10.0000307 20.0000132 50.000048 0.000007 0.000008 0.000011 80.0000919 100.00000 100.00007 0.00002 100.000067 120.00000 20.0000132 100.000067 0.000008 0.000016 120.0000802 140.00000 20.0000132 20.0000352 100.000067 0.000008 0.000008 0.000016 140.0001154 160.00000 10.0000307 50.000048 100.000067 0.000007 0.000011 0.000008 160.0001457 180.00000 10.0000307 20.0000132 50.000048 100.000067 0.000007 0.000008 0.000011 0.000016 180.0001589 200.00009 0.00000 200.000092 200.00000 Pembacaan (gr) z1 : 0.00000 m1 : 20.00001 m1.1 ; 20.00001 z2 : 0.00000 m2 : 40.00003 m2.1 : 40.00003 z3 : 0.00000 m3 : 60.00012 m3.1: 60.00012 z4: 0.00000 m4 : 80.00013 m4.1 : 80.00013 z5 : 0.00000 m5 : 100.00008 m5.1:100.00008 z6 : 0.00000 m6 : 120.00015 m6.1 120.00015 z7 : 0.00000 m7 : 140.00020 m7.1 140.00020 z8 : 0.00000 m8: 160.00034 m8.1:160.00034 z9 : 0.00000 m9: 180.00033 m9.1:180.00033 z10 : 0.00000 m10 :200.00020 m10.1200.00020 Rata- rata zi + zn /2 mr mi + mn/2 Perbedaan D = mr -zr koreksi C= M-D (gr) 0.0000 mr: 20.00001 20.00001 0.000003 40.00003 0.00002 60.00012 -0.00004 80.00013 -0.00004 100.00008 -0.00001 120.00015 -0.00007 0.0000 mr 140.00015 140.00020 -0.00008 0.0000 mr : 160.00034 160.00034 -0.00019 180.00033 -0.00017 200.00020 -0.00011 0.0000 mr: 0.0000 mr: 0.0000 mr 0.0000 mr 0.0000 mr 0.0000 mr 0.0000 mr: Dari tabel diatas maka didapat nilai mutlak koreksi minimum sebesar 0.00001 gr dan nilai mutlak maksimum sebesar 0.00019 gr. Untuk mendapatkan nilai ketidakpastian standar massa masing masing anak timbangan dapat dihitung dengan cara menjumlahkan total massa standar lalu dibagi dua. 4.1.4 Pengaruh penambahan ditengah Tabel 5. Pengaruh beban penambahan di tengah Posisi Pembacaan (g) Tengah Depan Belakang Kiri Kanan 0.00000 0.00021 -0.00019 0.00000 -0.00019 = 2.26 (0.000087) + 0.00019 + 0.000026 = 0.00041 gr Perbedaan Maksimum (g) Keterangan : : Standar deviasi maksimum dari repeatability Q : Harga mutlak dari koreksi maksimum U (Qmax) : Nilai ketidakpastian untuk nilai Q 0.00021 4.1.5 Batas unjuk kerja Batas unjuk kerja ialah hasil perhitungan yang mencerminkan kemampuan pengukuran terkecil yang dapat dilakukan oleh suatu timbangan dan didapat dari 2.26 dikalikan dengan standar deviasi maksimum ( ) dari repeatability ditambahkan nilai koreksi maksimum dari penyimpangan nominal dan ditambahkan nilai ketidakpastian dari koreksi maksimum tersebut. F = 2.26 maksimum + Q +U (Q maksimum) Pengujian ini diambil untuk melihat perbedaan maksimum pembacaan anak timbangan pada tiap tiap sisi (tengah, depan belakang, kiri, kanan) pan neraca yang telah diketahui luas dari permukaannya (80 mm), dengan menggunakan anak timbangan sepertiga kapasitas maksimum neraca (70 gr). Hasil perbedaan maksimum didapat dengan cara mengurangkan hasil terbesar dengan hasil terkecil. 4.2 Ketidakpastian bentangan Ketidakpastian penimbangan pada kalibrasi neraca mettler xp.205 ini menggunakan evaluasi ketidakpastian baku tipe A dan B karena pada perhitungan ketidakpastian penimbangan ini diperoleh dengan analisis statistik dan menggunakan semua informasi relevan yang tersedia. 4.2.1 Ketidakpastian baku kalibrasi standar massa Perhitungan ketidakpastian baku kalibrasi standar massa menggunakan distribusi normal atau distribusi Gaussian, sumber ketidakpastian diambil dari sertifikat kalibrasi anak timbangan tahun 2014 yang ditetapkan pada tingkat kepercayaan 95%, maka : µms : ∑µ Massa Standar /2 Tabel 6. Ketidakpastian baku kalibrasi massa standar NO Massa Standar Nilai Konvesional ketidakpastian M (gr) ∑ Un (mg) Total Ketidakpastian ∑Un (g) Ketidakpastian Standar Massa U1= ∑Un /2 (g) 20 20.0000132 0.000008 0.000008 0.000004 40 20.0000132 20.0000352 0.000008 0.000008 0.000016 0.000008 60 10.0000307 50.000048 0.000007 0.000011 0.000018 0.000009 80 10.0000307 20.0000132 50.000048 0.000007 0.000008 0.000011 0.000026 0.000013 100 100.000067 0.000016 0.000016 0.000008 120 20.0000132 100.000067 0.000008 0.000016 0.000024 0.000012 20.0000132 20.0000352 100.000067 10.0000307 50.000048 100.000067 10.0000307 20.0000132 50.000048 100.000067 0.000008 0.000008 0.000016 0.000007 0.000011 0.000008 0.000007 0.000008 0.000011 0.000016 0.000032 0.000016 0.000026 0.000013 0.000042 0.000021 200.00009 0.0000033 0.0000033 0.00000165 140 160 180 200 4.2.1 Ketidakpastian baku dari resolusi timbangan Perhitungan ketidakpastian baku dari resolusi timbangan menggunakan distribusi segi empat atau distribusi rectangular, ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi setengah resolusi timbangan dan dikalikan dengan akar tiga (√3) dan resolusi dari neraca mettler xp 205 adalah 0.01 mg, maka : µr = (R/2) (3 -0.5) = (0.01mg/2) (3 -0.5) = 0.002887 mg = 0.000003gr pengujian repeatability dan diperoleh standar deviasi ( maksimum) sebesar 0.000087 gr. Untuk mengevalusi koreksi terhadap skala nominal digunakan metode penimbangan ganda. Apabila digabungkan dengan data standar deviasi timbangan maka ketidakpastian bakunya dapat dievaluasi dengan ESDM konvensional, yaitu µ rp = µ rp = = 0.06128 gr 4.2.2 Ketidakpastian baku dari Repeatability timbangan Ketidakpastian baku repeatability pada perhitungan ini menggunakan evaluasi ketidakpastian baku tipe A dimana data diperoleh dengan analisis Statistik. Repeatability timbangan telah diukur pada 4.2.3 Ketidakpastian baku dari pengaruh bouyancy Pengaruh buoyancy udara terhadap pembacaan timbangan diasumsikan mempunyai semi-range 1 ppm, ketidakpastian bakunya adalah : µb = 1000 x (10 -6 x Skala nominal /3-0.5) Tabel 7. Ketidakpastian baku dari pengaruh bouyancy Kapasitas (gr) Asumsi Bouyancy Ketidakpastian baku bouyancy µb (gr) 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.011547005 0.023094011 0.034641016 0.046188022 0.057735027 0.069282032 0.080829038 0.092376043 0.103923048 0.115470054 4.2.1 Ketidakpastian baku dari Drift Massa Standar Nilai dari drift standar massa tertentu selama rentang waktu kalibrasi yaitu nilai standar massa kalibrasi terakhir (a) dikurangi dengan nilai standar massa sebelum kalibrasi terakhir (b), ketidakpastian bakunya adalah : µd = Tabel 8. Ketidakpastian baku dari Drift Massa Standar Kapasitas (gr) 20.00000 40.00000 60.00000 80.00000 100.00000 120.00000 140.00000 160.00000 180.00000 200.00000 4.2.4 Ketidakpastian gabungan Massa Konvesional (g) 2011 2014 20.000011 40.000144 60.000108 80.000119 100.000088 120.000099 140.000232 160.000196 180.000207 200.000130 Drift (a-b) 20.000132 40.000484 60.000355 80.000487 100.000067 120.000199 140.000551 160.001025 180.000554 200.000092 -0.0001210 -0.0003400 -0.0002470 -0.0003680 0.0000210 -0.0001000 -0.0003190 -0.0008290 -0.0003470 0.0000380 ketidak pastian dari drift µd (gr) -0.0000699 -0.0001963 -0.0001426 -0.0002125 0.0000121 -0.0000577 -0.0001842 -0.0004786 -0.0002003 0.0000219 Hasil Ketidakpastian gabungan pada data ini di dapat dari akar jumlah ketidakpastian massa standar, ketidakpastian baku dari resolusi timbangan, ketidakpastian baku dari repeatability, ketidakpastian pengaruh dari bouyancy, dan ketidakpastian baku dari drift massa standar yang masing masing ketidakpastian pengukuran telah di kuadratkan sebelum dijumlah, yaitu: µC= Tabel 9. Ketidakpastian Gabungan Ketidakpastian repeatability (µrp) Ketidakpastian Drift massa Standar (µd) ketidakpastian gabungan (µc) 0.011547005 0.0066667 0.0629394451 0.06128 0.023094011 0.0133333 0.066893082 0.06128 0.034641016 0.0200000 0.07323642 0.06128 0.046188022 0.0266667 0.081289715 Kapasitas (g) Ketidakpastian massa standar (µms) Ketidakpastian Resolusi neraca (µr) 20 0.000004 0.002887 0.06128 40 0.000008 0.002887 60 0.000009 0.002887 80 0.000013 0.002887 Ketidakpastian Pengaruh Bouyancy (µb) 100 0.000008 0.002887 0.06128 0.057735027 0.0333333 0.090598111 120 0.000012 0.002887 0.06128 0.069282032 0.0400000 0.100814549 140 0.000016 0.002887 0.06128 0.080829038 0.0466667 0.111690128 0.06128 0.092376043 0.0533333 0.123050197 0.0600000 0.134772302 0.0666667 0.146769721 160 0.000013 0.002887 180 0.000021 0.002887 0.06128 0.103923048 200 0.00000165 0.002887 0.06128 0.115470054 4.2.1 Ketidakpastian bentangan Ketidakpastian bentangan pada neraca dinyatakan dengan simbol U yang diperoleh dari perkalian antara ketidakpastian gabungan dengan faktor cakupan pada bentangan secara matematis dirumuskan sebagai berikut : U = Uc x k (pada tingkat kepercayaan 95%) Ketidakpas tian pengaruh buoyancy (µb) Ketidakpas tian drift massa standar (µd) Ketidakpas tian gabungan (µc) Faktor cakupan (K) Ketidakpas tian bentangan (U) Ketidakpas tian repeatability (µrp) Ketidakpas tian resolusi neraca (µr) 0.011547005 20 0.000004 0.002887 0.06128 0.023094011 40 0.000008 0.002887 0.06128 0.034641016 60 0.000009 0.002887 0.06128 0.046188022 80 0.000013 0.002887 0.06128 0.057735027 100 0.000008 0.002887 0.06128 0.069282032 120 0.000012 0.002887 0.06128 0.080829038 140 0.000016 0.002887 0.06128 0.092376043 160 0.000013 0.002887 0.06128 0.103923048 180 0.000021 0.002887 0.06128 0.115470054 200 0.00000165 0.002887 0.06128 tingkat kepercayaan 95%, maka ketidakpastian 5. Penutup Berdasarkan hasil pengukuran ketidakpastian neraca mettler menggunakan metode kalibrasi, dapat 2. disimpulkan: 1. Pada saat mengkalibrasi neraca mettler xp.205 yang memiliki resolusi 0.01 mg anak timbangan yang cocok digunakan adalah anak timbangan 0.0066667 0.0133333 0.0200000 0.0266667 0.0333333 0.0400000 0.0466667 0.0533333 0.0600000 0.0666667 0.01224758 0.066893082 0.07323642 0.061489715 0.084205981 0.092514549 0.101690128 0.111150197 0.121472302 0.131679721 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0.02449515 0.133786163 0.14647284 0.12279431 0.16849622 0.185081228 0.202950255 0.223100395 0.239544605 0.263353942 Kapasitas (g) Ketidakpas tian massa standar (µms) Tabel 10. Ketidakpastian Bentangan massa kelas E2 sesuai dengan tabel OIML RIII 2004. Selama tiga tahun penggunaan kinerja alat meraca mettler xp. 205 mulai menurun dengan pembuktian terjadinya kenaikkan nilai ketidakpastian timbangan/bentangan dari tahun View publication stats 3. 4. 2013 ke 2014 sebesar 7.17 % dan dari tahun 2014 ke 2015 sebesar 1.07 % . Hasil ukur dari neraca mettler xp.205 baik atau benar, karena nilai koreksi dari neraca masih dibawah 3 (standar deviasi) tahun 2014, yaitu : 0.000198 < 0.000231. Ketidakpastian pengukuran neraca / ketidakpastian timbangan dipengaruhi dari beberapa hal, yaitu: Kalibrasi massa standar, Resolusi timbangan, repeatibility, bouyancy dan drift massa standar. Daftar Pustaka International Accreditation New Zealand, Laboratory Balances Calibration Requirements, March 2002, ISBN: 0908611 57 9. KAN, 2003, Pedoman evaluasi dan pelaporan ketidakpastian pengukuran, Komite Akreditasi Nasional, Jakarta. OILML (International of Legal Metrology Organization), “Weights of classes E1, E2, F1, F2, M1, M1–2, M2, M2– 3 and M3, Part 1: Metrological and technical requirements”, OIML R111-1 Edition 2004. Prowse, David B, 1995,” The Calibration of Balance”, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation, Australia.