Uploaded by Revand IP

TEKNOLOGI MEMBRAN

advertisement
TRANSPOR ION TEMBAGA (II)
MELALUI TEKNIK
MEMBRAN CAIR FASA RUAH
Olly Norita Tetra, Admin Alif, Hermansyah A dan Emriadi
Laboratorium Elektrokimia/Fotokimia, Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Andalas
Presented By:
Muhamad Revandy, Maria Goreti O. Malino, Anna Maria Teluma, Mario M. Tae, Ekaristik Bana,
dan Anisetus H. Kasih
Bulk Liquid Membran
(Membran Cair Fasa Ruah)
BLM Merupakan salah satu jenis pemisahan dari Membran Cair
BLM Merupakan pemisahan yang lebih selektif
Mengatur
Kondisi
pH
Jenis dan
Konsentrasi
Fasa
penerima
Ketebalan
Membran
Lama waktu
pengadukan
Adanya
senyawa
pembawa
Zat Pembawa
Pada Bulk Liquid Membran
Oksin dilarutkan
kedalam klorofom,
sebagai fasa
membran
Larutan Fasa Membran
Liquid Membran
(Klorofom)
Mobile Carrier
(Oksin)
Mekanisme Transport ion Cu(II)
Melalui Membran Cair Fasa Ruah
Fasa Sumber
- Larutan Cu(II) dengan
konsentrasi dan pH
yang telah diatur
Fasa Membran
- Larutan Cu(II)
bereaksi dengan oxin
membentuk Kompleks
Cu(ox)2
Fasa Penerima
- Larutan Cu(II) dengan
larutan asam, yang
berada di fasa penerima
(H2SO4)
Preparasi Pembuatan Reagen
2+
untuk transfer Cu
Pembuatan larutan
fasa Sumber
Larutan yang mengandung ion Cu(II) dengan
konsentrasi 100 ppm diambil sebanyak 5 mL
dan diatur pH nya dengan memakai bufer asam
asetat dan natrium asetat atau amonium
hidroksida dan amonium klorida kemudian
diencerkan ke dalam labu ukur 25 mL sampai
tanda batas sehingga diperoleh larutan Cu(II)
20 ppm.
•
Pembuatan larutan
fasa Membran
Ditimbang sejumlah 0,145 g oksin (BM =
145,16 g/mol) dan dilarutkan dengan
kloroform sampai volumenya 100 mL, larutan
membran yang diperoleh mengandung
oksin 0,01 M dan kemudian diencerkan menjadi
0,001 M
•
Pembuatan larutan
fasa Penerima
Diambil sebanyak 1,39 mL asam sulfat pro
analysis dan dilarutkan dengan akuades
sampai
volumenya 100 mL, larutan fasa penerima
yang diperoleh adalah asam sulfat 0,25 M.
Preparasi kerja
Larutan yang terdiri
dari kloroform yang
mengandung oksin
0,001 M sebanyak
30 mL
Dasar gelas beker
Dimasukkan dalam gelas beker, tabung kaca
silindris
Dimasukkan larutan fasa
sumber berisi 6 mL Cu(II)
20 ppm
dengan pH tertentu
Dimasukkan larutan fasa
penerima berisi 12 ML
asam sulfat 0,05 M
Ditengah Gelas Beker
Diluar tabung kaca silindris
Pada bagian baawah diletakkan pengaduk
magnetic
Selanjuntya, larutan dalam beker di
stirrer
Hasil
[ Cu(II) yang telah
ditranspor ke fasa
penerima ]
Gelas Beker
Banyaknya Cu(II) yang ditaranspor pada fasa penerima dan tersisa
difasa sumber diuji dengan AAS, untuk mengetahui kondisi
optimum dari Cu(II)
M = LarutanFasa Membran ( Klorofom + Oxin)
S = Larutan Fasa Sumber (Larutan mengandung
Ion Cu)
P = Larutan Fasa penerima ( Larutan Asam +
Hasil Transpor Ion Cu)
m = pengaduk magnet
Penentuan Kondisi Optimum
Transpor Antar
Fasa Ion Tembaga (II).
Didasarkan pada :
Variasi pH fasa sumber (2 – 8)
Variasi konsentrasi oksin dalam kloroform
(0 – 25 x 10-4M)
Variasi komposisi fasa penerima (HCl,
HNO3, H2SO4, dan EDTA)
Variasi konsentrasi asam sulfat dalam fasa
penerima (0 – 0,25 M)
Variasi volume membran (10 – 30 mL)
Variasi waktu kesetimbangan transpor (0 –
35 menit)
Variasi lama pengadukan (1 – 7 jam)
Hasil dan Pembahasan
Pengaruh pH fasa sumber
Bertujuan
Untuk mendapatkan pH yang
cocok dalam Proses ekstraksi
Cu(II) yang tinggi ke fasa Penerima
pH 3 adalah pH yang optimum untuk
transport ion Cu(II) ke fasa
penerima, dengan hasil sekitar 52%
Tembaga akan terekstraksi dengan
oksin dalam kloroform pada range
pH 2,8 – 12 yang menghasilkan
kompleks Cu-oksinat yang berwarna
kuning
Pengaruh konsentrasi oksin dalam fasa membran
Peranan oksin sebagai senyawa
pembawa dalam proses membran
ini adalah pada proses
kompleksasi dan dekompleksasi
pada kedua bidang antarmuka
membran.
Adanya molekul oksin akan
meningkatkan persentase
transpor Cu(II) ke fasa penerima
dan mencapai optimum pada
konsentrasi oksin 17,5 x 10-4 M.
Pengaruh komposisi fasa penerima
Asam sulfat di fasa penerima
merupakan
sumber proton yang lebih kuat
Memprotonasi pengompleks dan
membebaskan Cu(II) dalam fasa
penerima
Merupakan gaya pendorong untuk
meningkatkan transpor Cu(II) ke fasa
penerima
Pengaruh konsentrasi asam sulfat dalam fasa penerima
Pengaruh konsentrasi asam
sulfat terhadap % transpor
Cu(II) di fasa penerima (•)
dan % Cu(II) sisa di fasa
sumber (◊ )
asam sulfat pada fasa
penerima merupakan media
penerima dan
sumber ion hidrogen
mencapai optimum pada
konsentrasi asam sulfat 0,15 M.
Pengaruh volume membran
karena jauhnya
lintasan yang harus ditempuh untuk
difusi logam dari fasa sumber melalui
membran ke fasa penerima
Digunakan volume 20 mL
untuk studi lanjutan
Pengaruh waktu kesetimbangan
Bertujuan
untuk melihat lama waktu proses
kesetimbangan reaksi-reaksi yang
terjadi pada masing-masing
antarmuka membran setelah
pengadukan
0
kesetimbangan tercapai
dengan pendiaman 15
menit dari proses pengadukan.
5
10
15
35
Pengaruh lama pengadukan
Lamanya
waktu pengadukan semakin
meningkatkan transpor ion logam
ke fasa penerima
Waktu pengadukan Cu(II) yang
optimum
dicapai setelah 6 jam dengan
persentase
transpor Cu(II) mencapai 97,3 %.
Kesimpulan
Zat pembawa penelitian ini
adalah oksin, yang
dilarutkan ke dalam
klorofom
Membran yang
digunakan adalah
berupa membrane cair
yakni klorofom dengan
zat pembawanya
adalah oksin
Proses pemisahan ion Cu(II) terjadi
karena adanya proses difusi
Terdapat 3 fasa pada proses pemisahan
menggunakan MEMBRAN CAIR FASA RUAH
ini yakni FASA SUMBER, yang dimana adalah
berisi larutan yang mengandung Ion Cu, FASA
MEMBRAN, yakni senyawa oksin yang
dilarutkan ke dalam klorofom, dan FASA
PENERIMA, disini fasa penerima yang
memiliki kepekaan paling optimum adalah
larutan H2SO4, fasa penerima merupakan
campuran larutan asam dengan ion Cu(II) yang
telah di transport melalu fasa membran
TERIMAKASIH
Download