PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2013 I. PENDAHULUAN 1.1 Aspek Kemanfaatan dan Keunggulan Keperawatan merupakan suatu profesi pelayanan kesehatan, sebagai bagian integral dari tenaga kesehatan dan merupakan ujung tombak bagi pelayanan kesehatan. Tanpa melupakan profesi tenaga kesehatan lainnya, pelayanan keperawatan memiliki potensi penting guna mendukung tercapainya keberhasilan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan kata lain, pelayanan keperawatan merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan. Rencana penerapan komunitas ekonomi ASEAN 2015, menuntut tenaga keperawatan di seluruh wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Barat untuk mampu bersaing dalam bidang keperawatan dengan tenaga perawat dari luar negeri. Meningkatnya wawasan dan tingkat pendidikan masyarakat serta kesadaran akan haknya dalam pelayanan kesehatan menimbulkan sikap kritis akan pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan umumnya. Mengingat Kalimantan Barat belum mempunyai Fakultas Keperawatan, sehingga untuk meningkatkan pendidikan keperawatan kejenjang yang lebih tinggi harus di laksanakan di luar Propinsi Kalimantan Barat dengan penerimaan mahasiswa terbatas, tentu saja hal ini menyebabkan kesempatan penduduk Kalimantan Barat untuk mengikuti pendidikan sarjana keperawatan juga menjadi terbatas. Sementara Standar Praktek Keperawatan Profesional mengakui bahwa Sarjana Keperawatan dengan Predikat Ners yang hanya boleh melaksanakan praktek keperawatan. Saat ini Kalimantan Barat mempunyai tenaga keperawatan sejumlah ± 2.500 orang dengan latar belakang pendidikan Perawat Vokasional ( SPK ) 85 %, Perawat Profesional Pemula ( D III Kep ) 14,5 %, dan Perawat Profesional 1 %. Sementara Data Ketenagaan RSU Dr. Soedarso Pontianak, Tenaga Keperawatan dengan tingkat pendidikan berkualitas Perawat Vokasional 49,36 %, Perawat Profesional Pemula 49,69 %, dan 0,94 % mempunyai kualitas Perawat Profesional. Berdasarkan pemikiran di atas Universitas Tanjungpura sebagai satu-satunya Unversitas Negeri yang menjadi kebanggaan masyarakat di Propinsi Kalimantan Barat turut memikirkan tentang pengembangan keilmuan dibidang kesehatan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi secara terus menerus. Setelah berdirinya Program Studi (Prodi) S1 Keperawatan pada 2009 maka akan berlanjut pada pengakuan profesi melalui jenjang pendidikan Program Profesi Ners. Prodi Keperawatan berada di bawah Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tanjungpura Pontianak, dan sejak Oktober 2011 Prodi Keperawatan FK Universitas Tanjungpura telah bekerja sama dengan Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran Bandung dalam rangka upaya pelaksanaan dan perbaikan proses pendidikan di Prodi Keperawatan. Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tanjungpura telah menyelenggarakan proses pembelajaran selama 3,5 tahun dari mulai penerimaan mahasiswa pertama kalinya pada tahun akademik 2009/2010. Pelaksanaan proses pembelajaran pada Program Studi Keperawatan FK dilandasi oleh Surat Dirjen Dikti Depdiknas Nomor 1244/DT/2009 tanggal 29 Juli 2009 tentang Ijin Operasional penyelenggaraan proses pembelajaran Prodi Keperawatan untuk jenjang strata satu (S1) di Universitas Tanjungpura Pontianak. Penyelenggaraan proses pembelajaran Prodi Keperawatan dibina oleh Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung melalui MoU yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 25 Oktober 2011. Proses pembelajaran Prodi Keperawatan menggunakan kemampuan yang ada, didukung oleh sarana prasarana yang dimiliki disesuaikan dengan tugas Tridharma Perguruan Tinggi antara lain pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Program Studi menjalankan visi, misi, tujuan dan sasaran searah dan mendukung visi dan misi FK juga Universitas Tanjungpura. Unit pengelolaan Program Studi Keperawatan UNTAN pada awalnya ditempatkan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk sementara waktu, sambil mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) serta sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai. Berdasarkan surat Ditjen Dikti tersebut, Prodi Keperawatan Untan telah disiapkan untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar. Proses penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran pendidikan S1 Keperawatan di Prodi Keperawatan dilakukan oleh tim yang terdiri dari pimpinan dan staf FMIPA UNTAN. Sejak Februari 2010 Prodi Keperawatan bergabung ke Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tanjungpura yang sekarang berganti menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Berdasarkan SK Rektor Universitas Tanjungpura No.10489/D/T/K-N/2012 tanggal 16 Februari 2012, Program Studi Keperawatan (S1) Universitas Tanjungpura mendapatkan perpanjangan ijin penyelenggaraan program studi yang akan berakhir pada 28 Agustus 2015. Perpanjangan ijin penyelenggaraan program studi ini diberikan setelah dilakukan evaluasi akademik dan administrasi berdasarkan Laporan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED). Dalam pengembangan kemajuan Prodi Keperawatan FK UNTAN, setiap elemen yang ada ikut turut berpartisipasi aktif. Pedoman utama pengelolaan program didasarkan pada peraturan yang berlaku. Disamping itu, selalu diadakan rapat pimpinan terjadwal yang dilaksanakan setiap minggu dan rapat insidental yang dilakukan secara kondisional, disesuaikan dengan kebutuhan prodi dalam menyikapi permasalahan yang ada. Sistem pengelolaan program studi keperawatan FK UNTAN meliputi planning, organizing, staffing, leading, dan controlling. Prodi Keperawatan berupaya melaksanakan pola kepemimpinan secara efektif, melalui kebijakan yang cepat dan tepat dengan prosedur sederhana. Misalnya pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan bersama atau wewenang langsung ketua prodi. Penerimaan mahasiswa baru Program Studi Keperawatan UNTAN melalui empat jalur penerimaan yaitu melalui (a) SNMPTN merupakan tes regular yang dilaksanakan serentak seluruh Indonesia, (b) Jalur Mandiri Berbakat merupakan tes yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran yang bersifat lokal (Kalimantan Barat), (c) Jalur Non-Utul merupakan jalur penerimaan mahasiswa berdasarkan prestasi akademik calon mahasiswa selama di SMA. Prodi Keperawatan memiliki komitmen untuk terus menerima mahasiswa secara berkelanjutan. Komitmen yang dikembangkan lebih ke arah peningkatan kualitas, meskipun kuantitas mahasiswa baru tetap menjadi perhatian. Pelayanan mahasiswa di Prodi Keperawatan dalam bentuk bantuan tutorial yang bersifat akademik diberikan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan. Informasi dan bimbingan karir serta konseling pribadi serta social diberikan oleh dosen Penasihat Akademik dan Pimpinan Fakultas terkait. Struktur organisasi di Prodi Keperawatan sederhana dengan pola kepemimpinan cukup demokratis, namun pembagian tugas kurang tertata dengan jelas. Suasana akademik yang kurang kondusif (seperti beban kerja dosen yang cukup tinggi, menghambat proses penelitian dan karya ilmiah dari dosen dan mahasiswa. Namun, beberapa Mahasiswa sejak tahun 2009 mengikuti secara aktif kegiatan penalaran yang dilaksanakan oleh DP2M dan Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan Dikti hingga memperoleh pendanaan dalam kategori PKMP, PKMM dan PKMI. Selain itu juga mengikuti kegiatan Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) Kalbar, Pekan Olahraga Seni UNTAN, Parade Seni Aksi Sosial (PARSIAL). Kegiatan akademik dilakukan dengan menjalankan fungsi kontrol dalam bentuk evaluasi rutin perkuliahan tiap semester dan telah menerapkan sistem teknologi informasi (sistem akademik online). Tahun 2011 Prodi Keperawatan mengalami peningkatan kualitas akademik seiring dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Merujuk pada visi, misi, sasaran dan tujuan pendidikan di Prodi Keperawatan, lulusan Keperawatan diharapkan berkompetensi tinggi dibidangnya seperti keterampilan melakukan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan prosedur dan hasilnya, keterampilan menuliskan hasil pemikiran dalam tata tulis yang baku serta keterampilan mempresentasikan hasil pemikirannya dalam forum dan menjunjung tinggi etika keperawatan. Kurikulum Prodi Keperawatan mengacu pada AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia) dan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga keperawatan daerah Kalimantan Barat. Prodi Keperawatan berusaha mengembangkan kurikulum yang fleksibel agar dapat disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, Prodi Keperawatan menambahkan berbagai mata kuliah praktis sesuai dengan kebutuhan Kalimantan Barat dan keunggulan yang diusung oleh Prodi Keperawatan, yang sekiranya dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di bidang Keperawatan. Mata kuliah tersebut dipaparkan dalam rangkaian mata kuliah misalnya HIV AIDS, Terapi komplementer dalam Pembelajaran Komunitas. Pelaksanaan kegiatan perkuliahan di Prodi Keperawatan dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung. Dalam upaya untuk melengkapi sarana dan prasarana, Prodi Keperawatan dalam beberapa tahun terakhir, mendapat dukungan dari pihak Universitas Tanjungpura, bantuan dari APBN, bantuan dari Pemda Provinsi dan kabupaten se-Kalimantan Barat. Sumber dana Prodi Keperawatan bersumber dari DIPA-APBN dan PNBP (SPP, Pratikum, Partisipasi, Matrikulasi dan PMB). Selain sumber dana tersebut, Prodi Keperawatan juga memperoleh hibah untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat bagi para dosen dari dana DIPA Universitas Tanjungpura, DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI) dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI. Pengelolaan dana dilakukan menurut sistem anggaran satu pintu (sentralistik) yaitu sistem anggaran yang terpusat di Universitas. Dana yang telah dikumpul dapat dimintakan realisasinya untuk berbagai kegiatan prodi Keperawatan sesuai dengan anggaran rutin dan pembangunan yang telah ditetapkan dalam RKA-KL UNTAN. 1.2 VISI, MISI DAN TUJUAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 1. Visi Universitas Tanjungpura Sebagai satu-satunya universitas negeri di Kalimantan Barat UNTAN memiliki Visi yakni “ Pada tahun 2020 Universitas Tanjungpura menjadi institusi preservasi dan pusat informasi ilmiah Kalimantan Barat serta menghasilkan luaran yang bermoral Pancasila dan mampu berkompetisi baik di tingkat daerah, nasional dan internasional”. 2. Misi Universitas Tanjungpura Sementara itu untuk mewujudkan visi diatas dirumuskan misi Universitas Tanjungpura yaitu “ Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara berkualitas sehingga dapat menghasilkan luaran yang mampu mengikuti, mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta mampu memberikan arah bagi pembangunan sesuai dengan displin ilmu masing-masing”. 3. Tujuan Universitas Tanjungpura (1) Bidang Pendidikan dan Pengajaran Memberikan pengetahuan yang bertaraf nasional dan internasional dgn tidak meninggalkan pengetahuan tentang potensi khas daerah Kalimantan Barat (2). Bidang Penelitian Melaksanakan penelitian yang berskala daerah, nasional dan internasional yang dapat menghasilkan luaran berkualitas (3). Bidang Pengabdian kepada masyarakat a. Menyediakan informasi ilmiah lokal, nasional, regionaldan internasional b. Memberikan inspirasi dan arah bagi pembangunan serta berperan dalam pembangunan daerah maupun nasional c. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan perguruan tinggi baik didalam maupun diluar negeri d. Menjadi wahana bagi pembentukan kader pemimpin bangsa dan sumber daya manusia berkemampuan lanjut 1.3 VISI DAN MISI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 1. Visi Program Studi Keperawatan Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura memiliki Visi yakni ”Menjadikan PSIK UNTAN pusat pengembangan keilmuan keperawatan yang berwawasan pada keunggulan bidang keperawatan komunitas dan berkompetitif 2018”. 2. Misi Program Studi Keperawatan Sementara itu untuk mewujudkan visi di atas dirumuskan misi Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura yaitu 1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan keunggulan keperawatan komunitas sesuai kebutuhan masyarakat berlandaskan norma dan kaidah ilmu pengetahuan, tekhnologi, seni kesehatan mutakhir, dan pemanfaatan sumber daya alam hayati tropikal. 2. Meningkatkan kualitas staf pengajar dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui penelitian yang berorientasi kepada optimalisasi Sumber Daya masyarakat dalam bidang kesehatan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati tropikal di komunitas 3. Memanfaatkan ilmu keperawatan secara mandiri maupun bersamaan dengan ilmu kesehatan lain yang terkait menuju peningkatan nilai tambah yang kompetitif berdasarkan pemenuhan kesehatan masyarakat Kalimantan Barat pada khususnya. 4. Menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan dan pelayanan untuk menunjang penyelenggaraan Tri Dharma. 1.4 VISI DAN MISI PROFESI NERS PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 1. Visi Profesi Ners Universitas Tanjungpura ”Menghasilkan profil Ners yang profesional dan kompetitif dengan mengedepankan Iptek, etika, tanggung Jawab dan dedikasi bagi peningkatan kualitas Keperawatan”. 2. Misi Profesi Ners Universitas Tanjungpura Guna mewujudkan visi di atas dirumuskan misi Profesi Ners Universitas Tanjungpura yaitu 1. Menyelenggarakan pendidikan profesi yang berkualitas dengan keunggulan keperawatan komunitas sesuai kebutuhan masyarakat berlandaskan norma dan kaidah ilmu pengetahuan, tekhnologi, etik hukum, seni kesehatan mutakhir, dan pemanfaatan sumber daya alam hayati tropikal. 2. Meningkatkan kualitas pembimbing dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui penelitian dan pelatihan 3. Menyiapkan mahasiswa dalam pencapaian kelulusan uji kompetensi Ners Indonesia 4. Menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan dan pelayanan untuk menunjang penyelenggaraan praktik profesi KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA Tuntutan masyarakat yang meningkat terhadap pelayanan kesehatan khususnya tenaga keperawatan profesional pelayanan mengharuskan tenaga keperawatan mengembangkan ilmunya agar dapat bersaing di era globalisasi, maka universitas tanjungpura akan memiliki : Kompetensi Utama : sebagai perawat profesional berdampingan dengan tenaga kesehatan lain, menjadi mitra kerja dokter dalam menangani pasien, memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit, puskesmas, poliklinik, swasta, BUMN, serta dapat membina masyarakat dilingkungannya agar dapat hidup sehat secara mandiri Kompetensi Pendukung : perawat profesional akan dicetak oleh prodi keperawatan universitas tanjungpura sebagai pendidik, penyuluh membina masyarakat didaerah binaan agar dapat hidup sehat secara mandiri, instruktur klinik, widyaswara dan lainnya yang dapat bekerja pada instansi pemerintah, swasta, bank, perhotelan dan organisasi masyarakat. Kompetensi lainnya : dari lulusan Ners yang akan dihasilkan dapat sebagai tenaga peneliti, wiraswasta yang dapat membuka usaha secara mandiri dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dan membantu pemerintah meningkatkan derajat kesehatan sesuai program pemerintah. TUJUAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA Program Studi Keperawatan bertujuan untuk menghasilkan sarjana keperawatan dan Ners yang memiliki kompetensi utama, pendukung dan kompetensi lainnya sebagai berikut : 1. Terselenggara pendidikan yang berkualitas dengan kurikulum berbasis kompetensi yang mencirikan keunggulan keperawatan komunitas berlandaskan norma dan kaidah ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni kesehatan mutakhir 2. Peningkatan kualitas staf pengajar dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui penelitian yang berorientasi kepada optimalisasi Sumber Daya masyarakat dalam bidang kesehatan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati tropikal di komunitas 3. Pemanfaatan ilmu keperawatan secara mandiri maupun bersamaan dengan ilmu kesehatan lain yang terkait menuju peningkatan nilai tambah yang kompetitif berdasarkan pemenuhan kesehatan masyarakat Kalimantan Barat pada khususnya. 4. Terjalin kerja sama dengan institusi pendidikan dan pelayanan serta instansi pemerintah untuk menunjang penyelenggaraan Tri Dharma. 5. Terpenuhinya lulusan Ners yang kompeten dan unggul 1.5 Aspek Spesifikasi Persaingan bebas sebagai suatu tatanan dalam era globalisasi dewasa ini menuntut kepada kita untuk mampu menyiapkan suatu strategi sedemikian rupa sehingga unggul dalam situasi diatas. Tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas menjadi penentu untuk unggul dalam kondisi di atas. Bagi suatu bangsa didunia yang memiliki atau mampu menyiapkan SDM yang berkualitas, maka diperkirakan akan unggul dalam situasi globalisasi. Untuk mencetak sumber daya manusia yang bermutu, maka tak terlepas dari peran penting pendidikan. Oleh karena itu bangsa Indonesia dalam menyikapi hal tersebut melalui Departemen Pendidikan Nasional meletakkan daya saing bangsa (nation competitiveness) sebagai suatu strategi jangka panjang. Implementasi dari strategi jangka panjang diatas salah satunya tertuang dalam Program Pembangunan Nasional Pendidikan Tinggi berupa peningkatan kualitas pendidikan, perbaikan sistem pendidikan dan pemeratan memperoleh pendidikan. Kalimantan Barat sebagai salah satu daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) memiliki peringkat yang cukup rendah dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yaitu pada peringkat ke 25 dari 26 provinsi di Indonesia (Tahun 2002). Hal ini menunjukkan bahwa strategi di atas belum terimplementasi dengan baik di wilayah ini. Upaya mewujudkan proses pendidikan Ilmu Keperawatan di Universitas Tanjungpura merupakan langkah sinergis dalam usaha menaikkan daya saing bangsa melalui pemerataan memperoleh pendidikan. Namun dapat juga dikaji dari aspek lain yaitu aspek geopolitik. Berikut ini beberapa sisi yang dapat dilihat dengan dampak posistif yang diharapkan dengan kehadiran proses pembelajaran Ilmu Keperawatan di Universitas Tanjungpura. 1. Posisi Geografis Dan Populasi Daerah Kalimantan Barat. Secara geografis letak Kalimantan Barat sangat strategis. Daerah ini merupakan satu satunya daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini yang memiliki perbatasan darat langsung dengan negara tetangga Malaysia Timur yang telah lama dihubungi dengan transportasi darat maupun udara. Daerah Kalimantan Barat memilki garis pantai dari utara ke selatan pulau Kalimantan sejauh kurang lebih 1000 km, berhubungan langsung dengan laut Natuna (laut China Selatan). Daerah ini dilintasi oleh garis khatulistiwa (equator) dan memiliki hutan tropis yang didalamnya terdapat keanekaragaman hayati yang tak ternilai harganya. Kalimantan Barat memiliki populasi sebanyak kurang lebih 4 juta jiwa yang disusun atas tiga etnis utama yakni Melayu, Dayak dan China. Suku-suku lain meliputi Jawa, Batak, Bugis, Madura dan lainlain. Daerah ini terdiri dari 12 daerah kabupaten kota yakni Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kab. Pontianak, Kab. Sambas, Kab. Ketapang, Kab. Landak, Kab. Bengkayang, Kab. Sanggau, Kab. Sintang dan Kab. Kapuas Hulu. Dua kabupaten baru yaitu Kab. Sekadau dan Melawi. Industri yang berkembang di daerah Kalimantan Barat kebanyakan berbasis kepada bahan baku hutan, industri aneka kimia belum terdapat di daerah ini. Dari sisi kualitas kesehatan daerah ini relatif rendah. Hal ini dapat dilihat sering munculnya penyakit setiap tahun secara periodik. Diare selalu terjadi disetiap tahun, penyebabnya adalah intrusi air laut melalui sungai Kapuas, disisi lain sungai ini menjadi andalan untuk bahan baku air bersih untuk daerah Kota Pontianak. Jenis penyakit lain semisal demam berdarah, hepatitis, dan lain lain menjadi ancaman lain bagi kualitas kesehatan masyarakat Kalimantan Barat. 2. Pelayanan Kesehatan Negara Tetangga. Berdasarkan Pusat Informasi dari Normah Medical Specialist Center Sarawak Kuching Malaysia Timur yang berada di Kota Pontianak bahwa puluhan masyarakat Indonesia setiap harinya memanfaatkan jasa kesehatan di pusat kesehatan Normah Sarawak. Pelayanan yang paling banyak dimintakan berupa General Check Up, disusul operasi katarak, jantung dan persalinan. Biaya pelayanan jasa kesehatan bervariasi sebagai contoh untuk general check up berkisar dari 1 – 2 juta rupiah per pasien. Hal ini menunjukkan bahwa apabila dilihat dari sisi devisa, maka cukup besar devisa negara Indonesia yang keluar. Disisi lain dilihat dari letak geografis wilayah Kalimantan Barat bahwa masih banyak daerah daerah yang berbatasan darat dengan Malaysia Timur seperti Badau, Sajingan, Seluas, dan lain-lain yang tak terjangkau dengan pelayanan kesehatan dan pelayanan lainnya dari pemerintah Indonesia, mereka lebih mudah memanfaatkan jasa pelayanan dari pemerintah jiran, akibatnya wawasan mereka tentang Indonesia semakin tipis. 3. Pengembangan Kajian Etnofarmakologi Tropikal. Tidak banyak negara-negara di dunia ini yang memiliki hutan tropis, hutan tropis yang ada di Kalimantan Barat tidak hanya merupakan aset daerah Kalimantan Barat, negara Indonesia, namun juga dunia. Hutan tropis yang mengandung keanekaragaman hayati yang dimilki oleh daerah Kalimantan Barat sampai saat ini belum terlalu jauh disentuh untuk dinaikkan nilai tambahnya, sebagai contoh ekstrak tanaman tropis khas Kalbar yang dapat diidentitfikasi sebagai sumber pencegahan penyakit, potensi individu di wilayah perbatasan dan pesisir yang belum teridentifikasi dalam peningkatan derajat kesehatan, dan pengobatan tradisional berbasis etnis sebagai alternatif perawatan kesehatan keluarga, dan lain-lain. Kajian yang berdasarkan potensi alam dan kearifan lokal yang dimiliki oleh suku-suku pedalaman (etnofarmakologi) melalui kerja ilmiah yang teratur secara institusional dipertimbangkan dapat mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia ke pergaulan masyarakat ilmiah dunia. 4. Wawasan Kebangsaan. Komposisi mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura praktis akan heterogen khususnya dari segi keanekaragaman etnis. Minimal akan tersusun oleh etnis-etnis yang ada di Kalimantan Barat, namun dikarenakan seleksi dilakukan juga ditingkat nasional (SPMB) maka tidak menutup kemungkinan akan muncul etnis-etnis lain yang ada di Indonesia. Kehadiran etnis lain yang menuntut ilmu di daerah Kalimantan Barat sesungguhnya akan memiliki dampak positif khususnya dari aspek kebangsaan bahwa mereka akan bangga jadi bangsa Indonesia melalui proses pengenalan kekayaan alam dan keanekaragaman masalah medis yang ada di daerah ini. Karena bagaimanapun Kalimanatan Barat adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Wawasan internasional. Letak geografis Kalimantan Barat yang satu daratan dengan Malaysia Timur dan Brunei Darussalam memberikan peluang bagi mereka untuk menuntut ilmu di program yang akan diselenggarakan. Hal ini terungkap pada saat kunjungan duta besar Brunei untuk Indonesia ke Universitas Tanjungpura, yang tertarik untuk mengirimkan putra putri terbaik mereka untuk menuntut ilmu dibidang kesehatan di Universitas Tanjungpura. Ini menunjukkan bahwa akan ada interaksi yang bertaraf antar bangsa yang pada gilirannya akan memberikan wawasan internasional bagi mahasiswa itu sendiri. 6. Desenteralisasi Pengembangan Iptek Patut disyukuri dan dibanggakan atas anugerah Allah SWT atas negara yang bernama Indonesia, hal ini tidak lain dikarenakan besarnya negara ini, padatnya populasi, strategis letak negara, serta kekayaan alam yang dimiliki baik yang ada diatas permukaan daratan maupun dalam perut bumi Indonesia, yang ada di permukaan laut sampai di dalam laut dan dasar laut. Namun ada hal yang tidak tepat disisi kebijakan pemerintah Indonesia dalam pengembangan setiap jengkal daerah ini. Terkonsentrasinya pusat-pusat pengembangan aktivitas masyarakat di Pulau Jawa sesungguhnya memberikan efek negatif terhadap kemajuan negara Indonesia. Desentralisasi pengembangan pusat-pusat aktivitas masyarakat dipandang dapat mengakselerasi kemajuan negara ini. Dengan demikian pada suatu saat nanti akan terbentuk sentra-sentra penguasaan suatu bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Realitasnya memang sudah ada, sebagai contoh kalau berbicara elektronik maka pikiran kita akan mengarah ke Bandung, bila bicara tentang perkapalan, maka orang akan memalingkan wajahnya ke Surabaya, namun sayangnya sentra-sentra ini terkonsentrasi di suatu pulau. Oleh karena itu sejatinya dengan terselenggaranya proses pembelajaran Ilmu Keperawatan di Universitas Tanjungpura akan memunculkan sentra baru dalam pengembangan suatu IPTEK yakni yang berbasis kepada kekayaan potensi alam lokal yaitu etnofarmakologi tropikal. A. ANALISA KEBUTUHAN PASAR 1. INPUT MAHASISWA Berdasarkan hasil angket animo yang dilakukan pada tahun 2006, yang melibatkan 1200 responden siswa dan perawat lulusan D3 di Wilayah Kalimantan Barat menunjukkan bahwa sebanyak 73% siswa SMA/SMK dan Perawat lulusan D3 berminat untuk mendalami ilmu keperawatan. Ini berarti bahwa diperkirakan akan ada calon mahasiswa sebanyak 876 orang, bila wewenang untuk menampung mahasiswa sebanyak 50 mahasiswa untuk Program Studi Ilmu Keperawatan maka akan ada perebutan kursi sebanyak 1 kursi berbanding 16 orang, sementara perbandingan kursi yang tersedia dengan jumlah pelamar untuk universitas-universitas yang sudah mapan berkisar dari 1 sampai 14. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa calon mahasiswa yang cukup berkualitas akan dapat diserap dengan baik. Perhitungan ini belum memasukkan jumlah peminat dari luar wilayah Kalimantan Barat. Kemudian 76% responden menginginkan pada tahun 2007 telah dibuka Program Studi Keperawatan di UNTAN dan 68% responden optimis bahwa lulusan Keperawatan UNTAN dapat bekerja pada instansi terkait di Kalimantan Barat. Dalam 3 tahun sejak berdiri, Prodi Keperawatan FK UNTAN memiliki mahasiswa sejumlah 152 orang dengan jumlah rata-rata mahasiswa berkisar 30 - 50 mahasiswa. Penerimaan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Tanjungpura tiga jalur penerimaan yaitu : (a) SNMPTN merupakan tes regular yang dilaksanakan serentak seluruh Indonesia, (b) Jalur Mandiri Berbakat merupaka tes yang dilaksanakan oleh Faklutas Kedokteran dan Ilmu Kesehehatan yang bersifat local (Kalimantan Barat), (c) Jalur Non-Utul, merupakan jalur penerimaan mahasiswa berdasrkan prestasi akademik calon mahasiswa selama di SMA. Perbandingan jumlah calon mahasiswa yang mendaftar, yang lulus seleksi, dan yang menjadi mahasiswa sejak didirikan dalam 3 tahun terakhir. Jumlah Peserta Tes lulus tes dan yang menjadi mahasiswa baru di prodi S1 Keperawatan Jumlah mahasiswa baru Regular Transfe bukan r transfer Jumlah total mahasiswa Regular Transfer bukan transfer 12-13 25 50 100 150 Jumlah calon mahasiswa regular Ikut Ikut Lulus seleksi seleksi seleksi ( (SMPTN) non total ) SMPTN/ seleksi lokal 35 25 172 50 716 400 100 150 24 50 80 133 0 0 0 0 22 72 152 285 0 0 0 0 Jumlah 150 325 287 0 285 0 Daya tampu Tahun akadem ng ik 09-10 10-11 11-12 325 Berdasarkan pola ini, sistem recruitmen dan selekasi mahasiswa baru dapat mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran Prodi Keperawatan FK Universitas Tanjungpura Pontianak. Merujuk dari tabel diatas, persaingan dalam ujian masuk relatif tinggi dengan membandingkan antara jumlah pendaftar dan jumlah mahasiswa yang diterima sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa memiliki kualitas yang baik. Namun saat ini Prodi Keperawatan belum ada alumni sarjana keperawatan, saat ini angkatan pertama di Prodi Keperawatan berada pada semester 8 sedang menyusun riset sebagai tugas akhir sebelum lulus pada tahap Sarjana Keperawatan, sehingga saat ini Prodi Keperawatan sedang menyiapkan penyelenggaraan Profesi Ners. 3. OUTPUT DAN PELUANG PASAR KERJA Para perawat yang dihasilkan dari program studi ilmu keperawatan Universitas Tanjungpura akan menempati formasi-formasi yang tersedia di wilayah Kalimantan Barat dan sekitarnya pada unit kerja seperti rumah sakit baik negeri maupun swasta, Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang berada di wilayah Kalimantan Barat juga wilayah Kalimantan lainnya yang sangat membutuhkan tenaga perawat yang profesional, serta harapannya dapat bekerja di negara luar terutama Negara tetangga terdekat seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Hal tersebut sangat sejalan dengan berbagai perkembangan kebijakan pemerintah dibidang politik tata negara dan kesehatan. Paradigma manajemen kesehatan yang tadinya bersifat sentralitik, namun dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2003 berubah menjadi desentralisasi sehingga memberi kesempatan bagi kabupaten/kota untuk mengoreksi berbagai standar pelayanan kesehatan yang selama ini berlaku sama untuk seluruh wilayah ditanah air. Termasuk di dalam pengertian standar pelayanan kesehatan ini adalah standar ketenagaan untuk setiap jenis fasilitas kesehatan yang ada dan standar paket pelayanan untuk masalah kesehatan tertentu. Pada saat yang bersamaan, melalui desentralisasi kewenangan ini diharapkan dapat terselenggara pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih rasional, efektif dan efisien sehingga lebih terjamin kesinambungannya. Demokritisasi di bidang kesehatan telah memberikan peluang cukup besar bagi masyarakat termasuk swasta dalam pengambilan keputusan serta pelaksanaan upaya kesehatan. Hal ini diperkuat dengan semakin besarnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan serta berlakunya undang-undang perlindungan konsumen sehingga dapat memacu meningkatnya kualitas, kinerja dan prestasi tenaga kesehatan khusunya tenaga perawat. Pada sisi yang berbeda, kebutuhan tenaga kerja kesehatan dari negara lain merupakan peluang yang sangat besar untuk pengembangan pendidikan kesehatan dengan skala internasional. Faktor ini sangat penting mengingat kebijakan demokratisasi dibidang kesehatan telah memberikan ruang lingkup yang luas bagi sektor daerah dan swasta untuk mengambil bagian dalam pendidikan tenaga kesehatan. Pemerintah memberikan kesempatan sebesar-besarnya terhadap penyelanggaraan pendidikan tenaga kesehatan sesuai dengan kriteria dan ketentuan yang dipersyaratkan. II. KURIKULUM 2.1 Road Map Keilmuan dan Keahlian Program Pendidikan Profesi Ners akan menghasilkan Ners yang berkemampuan akademik dalam pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan klien dengan menggunakan pendekatan holistik dengan mengantisipasi perkembangan IPTEK dan tuntutan masyarakat baik nasional maupun global. Kurikulum inti program ini dikembangkan berdasarkan profil lulusan yang diharapkan, kompetensi yang harus dimiliki dan dilengkapi dengan bahan kajian yang terkandung dalam mencapai kompetensi tersebut. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada program profesi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari KBK pada program akademik. Penerapan KBK profesi menjadi berkesinambungan dengan KBK akademik. Oleh karena itu, penerapan KBK profesi merupakan proses memantapkan semua kompetensi yang telah dimiliki pada program akademik dan memverifikasinya dengan memberikan kewenangan untuk melaksanakan kompetensi tersebut. Program profesi dengan KBK 2010 ini berbeda dengan pelaksanaan program profesi pada kurikulum konvensional lalu. Pada kurikulum konvensional (1998) saat tahap profesi peserta didik diberi kesempatan untuk belajar melakukan berbagai prosedur keperawatan dan belajar memberikan asuhan. Sebaliknya, pada KBK program profesi ners ini para peserta didik menerapkan ilmu pengetahuan teori, konsep dan keterampilan teknis yang telah dikuasai pada program akademik pada klien langsung melalui program internship dimana peserta didik dicangkokkan pada seorang perawat senior yang berfungsi sebagai PRESEPTOR / MENTOR. Keberadaan preseptor / mentor sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam menjamin keterlaksanaan layanan pasien yang berkualitas serta menjamin keberadaan peserta didik bukan merupakan pihak yang didayagunakan karena ketidak cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Disamping itu, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stres yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya serta untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Beban studi pada program profesi ini adalah 36 sks (dari yang sebelumnya hanya 25 sks (kurikulum 1998)). Dalam menerapkan KBK profesi, seluruh komponen profesi (staf akademik dan staf dari wahana praktik) harus terlibat secara aktif dan melakukan berbagai kegiatan mulai dari tahap persiapan, pelaksaaan, sampai dengan mengevaluasi dan membuat keputusan tentang kompetensi dan kewenangan yang dijalankan peserta didik. Dengan penetapan keputusan tersebut peserta didik dinyatakan layak atau tidak layak mengemban peran dan fungsi dengan sebutan profesi ners. Selanjutnya, setelah dinyatakan selesai dan memenuhi syarat sebagai ners, maka dilakukan uji kompetensin (exit exam) sebelumnya peserta didik di proses dalam yudisium kelulusan sebagai ners. Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan kegiatan program profesi, mulai dari tahap persiapan, implementasi dan proses bimbingan yang sesuai dengan KBK profesi sampai pada kegiatan mengevaluasi kompetensi. Disamping itu, karena pendekatan proses bimbingan masih merupakan metoda atau model yang baru dalam pendidikan keperawatan, maka bahasan tentang model bimbingan harus diberikan agar tujuan pelaksanaan kompetensi yang disertai kewenangan dari peserta didik dapat dicapai. A. DESKRIPSI Program profesi Ners FK Universitas Tanjungpura merupakan kelanjutan dari tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas Universitas Tanjungpura dengan menerapkan kemampuan sarjana keperawatan dalam tatanan nyata baik di klinik maupun di komunitas, sehingga melalui tahap ini terjadi proses adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan. B. TUJUAN Program profesi ini bertujuan mendidik sarjana keperawatan (S.Kep) untuk menjadi Ners melalui profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan secara komprehensif, sehingga memiliki sikap dan kemampuan profesional untuk : a. Menerapkan konsep, teori dan prinsip-prinsip ilmu prilaku, ilmu social, ilmu biomedik dan ilmu keperawatan dalam melaksanakan pelayanan dan atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat. b. Melaksanakan pelayanan dan atau asuhan keperawatan dari masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks secara tuntas melalui pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatifn sesuai batas kewenangan, tanggung jawab dan kemampuannya serta berlandaskan etika profesi keperawatan : 1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan dasar individu, keluarga dan masyarakat dalam aspek bio-psiko-sosio-spiritual serta profesi dari berbagai sumber yang tersedia 2. Merumuskan masalah keperawatan individu, keluarga dan masyarakat 3. Merencanakan dan atau melaksanakan rangkaian tindakan keperawatan dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar yang belum terpenuhi, dengan memanfaatkan sumber dan potensi yang tersedia secara optimal 4. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan dan seluruh proses pada asuhan keperawatan, serta merencanakan dan melaksanakan tindak lanjut yang diperlukan. c. Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan secara sistematis dan memanfaatkannya dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan d. Mengelola pelayanan keperawatan secara bertanggung jawab dengan menunjukkan sikap kepemimpinan C. Fase Persiapan Tahap ini merupakan periode dimana pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan program profesi harus tumbuh sebelum tahap impelentasi program profesi dijalankan. Tahap persiapan terdiri dari ketentuan pelaksanaan praktik, persyaratan pelaksanaan praktik, profil yang harus dimiliki oleh lulusan program profesi, kompetensi yang harus dicapai selama program profesi, mata kuliah yang harus dilaksanakan pada program profesi, penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi, wahana praktik dan pencapaian kompetensi. 1. Ketentuan pelaksanaan praktik a. Fokus impelentasi pada pencapaian kompetensi peserta didik. b. Beban studi : 36 sks (PP no 14 / 2010 tentang Pendidikan Kedinasan, pasal 1 ayat 1 & 2 tentang pendidikan profesi serta pasal 5 ayat 2 & 3). c. Beban studi yang dirancang secara nasional adalah 60 % dari 36 sks = 22 sks untuk kompetensi utama dan 20 % kompetensi global serta 20 % untuk kompetensi pendukung (penciri institusi). d. Kompetensi global meliputi kemampuan memberikan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS, trauma, flu babi (H1N1), flu burung (H1N5), (H9N1) asuhan keperawatan pada kondisi emergensi dan darurat masal. Selain itu, kemampuan menggunakan teknologi informasi terkini, berbahasan inggris dengan lancar, serta memiliki kemampuan enterpreuner. Materi ini dapat dimasukkan pada MK tertentu seperti KMB, ANAk, KOMUNITAS, GAWAT DARURAT/EMERGENSI dengan menambahkan beban studi. Demikian juga kompetensi penciri institusi seandainya dapat terakomodasi kedalam MK yang sudah ada. e. Terbagi menjadi 2 semester (ditambah 1 semester yang terintegrasi pada semester 8 program akademik). f. Penerapan KBK profesi disesuaikan dengan upaya pencapaian visi dan misi institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut. g. Mahasiswa yang akan masuk klinik telah lulus uji masuk klinik yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan RS terkait. Persyaratan peserta didik untuk mengikuti Program Profesi Ners adalah : 1. Lulus program sarjana keperawatan dengan IPK sekurang-kurangnya 2,5 2. Telah mengucapkan Janji Kepaniteraan 3. Telah lulus ujian tulis bagi peserta didik yang menyelesaikan program akademik lebih dari 1 tahun 4. Telah lulus uji masuk klinik untuk peserta didik dengan kurikulum sarjana keperawatan sebelum menggunakan KBK, meliputi minimal keterampilan klinik sebagai berikut : a) Pemeriksaan fisik b) Prosedur pemberian obat parenteral : IM, IV, SC, IC c) Pemberian oksigen dan suksion d) Prosedur pemasangan infuse dan tranfusi e) Prosedur pemasangan NGT f) Prosedur personal hygiene g) Perawatan luka h) Prosedur infus dan pemberian tranfusi darah i) Prosedur pencegahan infeksi nasokomial j) Pendokumentasian h. Keterampilan tambahan lain yang diujikan berdasarkan kebutuhan RS atau ruangan setempat yang spesifik. Sebagai contoh : jika akan menempatkan peserta didik di RS Bersalin, maka kompetensi pemasangan kateter urin untuk memicu kontraksi uterus dan pemeriksaaan leopold harus lulus dan dimiliki oleh peserta didik, sedangkan jika akan menempatkan peserta didik di RS jiwa, maka beberapa kompetensiseperti berkomunikasi terapeutik dan terapi aktivitas kelompok (TAK) harus dimiliki terlebih dahulu sebelum masuk ke wahana praktik tersebut. i. Kompetensi utama dapat dicapai di RS tipe A, B dan B pendidikan sedangkan kompetensi penduukung dan lainnya dapat dilaksanakan di RS tipe C atau tatanan layanan kesehatan lain yang sesuai. j. Daftar rancangan lahan praktik yang sedang dipersiapkan dan dalam proses MoU (Memorandum of Understanding) sebagai mitra praktik Profesi Ners Prodi Keperawatan Universitas Tanjungpura: 1) RSUD Dr.Soedarso Pontianak (RS Tipe B Pendidikan) 2) RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang (RS Tipe B Pelayanan) 3) RSUD Dr. Rubini Mempawah (RS Tipe C) 4) Dinas Kesehatan Kota Pontianak 5) RS Khusus Propinsi Kalimantan Barat 6) Puskesmas-puskesmas di bawah binaan Dinas Kesehatan Kota Pontianak 7) Klinik Bersalin k. Selama periode program profesi, semua penugasan yang sifatnya tertulis diminimalisasi sehingga penugasan tertulis hanya ditujukan untuk kepentingan langsung kegiatan klien seperti pendokumentasian dan laporan serta presentasi kasus. 2. Persyaratan pelaksanan praktik a. Wahana praktik memiliki kasus yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi. b. Pembimbing klinik yang berfungsi sebagai preseptor / mentor sudah memiliki sertifikat pelatihan Clinical Instructur (CI) dan preseptor. c. Setiap ruangan tempat mahasiswa praktik tersedia pembimbing klinik atau perawat senior untuk menjadi PRESEPTOR / MENTOR. d. Tersedianya uraian tugas dan kewenangan preseptor / mentor. e. Tersedia pedoman praktik di setiap stase. f. Tersedia buku prosedur tindakan keperawatan. g. Tersedia buku log untuk mahasiswa. h. Setiap mahasiswa memiliki “nursing kit”. D. Fase Pelaksanaan 1. Kompetensi stase I II III IV V VI VII VIII IX X U K 1. 2. ----------------------------------3. dst ----------------------------------- -------------------------- XI Semester 1 Semester 2 Semester 3 Matrik di atas merupakan contoh blok praktik. Stase I sd IV merupakan kegiatan praktik mentoring / preseptoring untuk kurikulum inti program studi pendidikan profesi ners. Sedangkan stase IX sd XI merupakan tambahan stase untuk mengakomodasi kompetensi pendukung dan lain-lain apabila tidak dapat diintegrasikan kedalam 8 stase. Pelaksanaan stase lengkap diselesaikan dalam 3 semester, namun pada pelaksanaannya, semester pertama program profesi dapat diintegritasikan dalam semester VIII program pendidikan sarjana keperawatan. 2. Model bimbingan a. Preceptoring / mentoring Istilah preceptoring dan mentoring sering digunakan untuk maksud yang hampir sama (interchangeably). Perbedaannya adalah pada program mentoring, proses pembimbingan berlangsung lama sedangkan pada preceptoring berdurasi pendek dan pembimbingan diberikan secara intens. Model bimbingan ini merupakan sistema dan proses melimpahkan kewenangan secara bertahap dari para preseptor / mentor kepada peserta didik. Setiap ruang yang dilalui peserta didik harus memiliki pembimbing yang berperan sebagai preseptor / mentor. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi dewasa dan matang dalam profesionalisme keperawatan sehingga lulus mampu menjadi profesionalisme sejati. Tujuan ini dapat dicapai dengan membekali peserta didik suatu program “ANTARA” yang terstruktur dan mendukung sebagai jembatan menuju upaya menghasilkan praktisi yang handal dan kompeten terutama untuk mampu bekerja dalam situasi layanan yang bertingkat tinggi. Pada program pendidikan ners ini lebih sesuaid dengan menggunakan istilah preseptor karena durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara instensif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki akuntabilitas sendiri karena preseptor tidak memiliki akuntabilitas untuk mewakili peserta didik. b. Preseptee (peserta didik) Peserta didik harus merupakan seorang yang telah dibekali dengan kompetensi yang diperlukan dan mahir untuk menjalankannya, sehingga dapat berfungsi sebagai praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua peserta didik yang akan berperan sebagai preseptee adalah individu yang baru akan memasuki dunia nyata dan memerlukan bimbingan namun telah memiliki seluruh kompetensi yang diperlukan. Kebutuhan akan preseptor terjadi karena upaya untuk mempertahankan layanan pasien yang berkualitas dan keberadaan peserta didik tidak merupakan pihak yandg didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Sebaliknya, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya. Disamping itu, keberadaan preseptor juga untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Pada program preseptoring / mentoring proses mempelajari suatu kompetensi sudah diminimalisasi, sebaliknya pada pendidikan ini difokuskan pada penerapan pengetahuan, teori konsep, sikap dan keterampilan kedalam tatanan nyata dengan subyek klien nyata / rill buka pasien simulasi. Oleh karen itu, keberadaan seseorang yang bertindak sebagai pembimbing dan preseptor bukan hanya memberikan bimbingan tetapi juga melimpahkan sebagian kewenangan yang dimilikinya dalam memberikan asuhan klien kepada peserta didik. c. Definisi tentang presptor 1) Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen yang ditempatkan di tatanan klinik atau perawat senior yang bekerja di tatanan layanan dan ditetapkan sebagai preseptor. 2) Ia harus seorang ahli atau berpengalaman dalam memberikan pelatihan dan pengalaman praktik kepada peserta didik, biasanya seorang perawat praktisi yang bekerja dan berpengalaman di suatu area keperawatan tertentu, yang mampu mengajarkan, memberikan konseling, menginspirasi, serta bersikap dan bertindak sebagai “model peran” untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu pemula dalam periode tertentu dengand tujuan tertentu mensosialisasikan pemula kedalam peran baru sebagai profesional”. d. Kriteria preseptor / mentor 1) Preseptor atau mentor pada pendidikand ners ini seharusnya berpendidikan lebih tinggi dari peserta didik (PP no. 19/2005, pasal 36 ayatd 1), minimal merupakan seorang ners tercatat (STR)/memilki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman klinik minimal 5 tahun. 2) Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no. 19/2005 tentang standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1). 3) Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja dimana ybs ditunjuk sebagai preseptor / mentor sehingga dapat membimbing peserta didik dengan baik. 4) Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena sikap, perilaku, kemampuan profesionalnya diatas rata-rata. 5) Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan. 6) Peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan dan cara mengevaluasinya. e. Kemampuan preseptor / mentor 1) Berkomunikasi secara baik dan benar. 2) Model peran profesional. 3) Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk pesera didik. 4) Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah. 5) Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-berpengalaman peserta didik. 6) Cukup mengenali dan terbiasa dengand teori dan praktik terkini. 7) Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preseptor / mentor. f. Tugas pokok preseptor / mentor 1) Preseptor / mentor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta didik melalui silabus / course study guide / modul praktik dari institusi pendidikan. 2) Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik menerapkan pengetahuan teoritis kedalam praktik. 3) Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik selama proses belajar klinik berlangsung. 4) Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari peserta didik menjadi ners kompeten yang dihadapi oleh peserta didik. 5) Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk menjembatani masalah transisional tersebut diatas. 6) Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan menumbuhkan akuntabilitas peserta didik selama proses belajar. 7) Memfasilitasi sosialiasi profesional peserta didik kedalam peran profesi ners peserta didik. 8) Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta didik terkait kemajuan atau kelemahan peserta didik selama belajar di klinik. 9) Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal dan profesional kepada peserta didik. 10) Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat pencapaian kompetensi klinik peserta didik. E. Profil Lulusan Program Profesi Ners Profil lulusan merupakan langkah dasar dalam menyusun sebuah kurikulum berbasis kompetensi. Profil lulusan Ners telah dibuat berdasarkan hasil lokakarya yang melibatkan stakeholder (masyarakat, rumah sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan organisasi/institusi pelayanan kesehatan lainnya, termasuk organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) meliputi tampilan perawat professional yang diharapkan di masyarakat. Tugas, peran dan ruang lingkup pekerjaan menjadi pokok bahasan dalam penyusunan profil, sehingga tersusun profil Ners. Seorang Sarjana Keperawatan dan Ners telah dibekali dengan kompetensi minimal sebagai seorang calon perawat profesional, namun tidak mempunyai kewenangan dalam melakukan asuhan keperawatan langsung sebelum menyelesaikan program pendidikan profesi di klinik dan komunitas. Profil Sarjana Keperawatan, adalah sebagai berikut: 1. Profesional Care Provider (Pemberi Asuhan Keperawatan) 2. Community Leader (Pemimpin di Komunitas) 3. Educator (Pendidik) 4. Manager (Pengelola) 5. Researcher (Peneliti Pemula) F. Kompetensi Dan Elemen Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Sarjana Keperawatan Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar, serta Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, maka kurikulum pendidikan sarjana keperawatan disusun dengan elemen kompetensi yang mencerminkan aspek-aspek: 1. Landasan Kepribadian. 2. Penguasaan Ilmu dan Keterampilan 3. Kemampuan Berkarya 4. Sikap dan Perilaku Dalam Berkarya 5. Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat. Untuk gambaran secara umum kaitan antara elemen kompetensi dengan komposisi kurikulum inti dan kurikulum institusional dapat dilihat pada tabel yang tersaji dibawah ini: Tabel 5. Komposisi Pengembangan Kurikulum Institusi Pendidikan di Perguruan Tinggi ELEMEN KOMPETENSI a. Landasan Kepribadian b. Penguasaan Ilmu dan KURIKULUM INTI KURIKULUM INSTITUSIONAL Kompetensi Utama Kompetensi Pendukung Kompetensi Lainya 40% - 80% (AIPNI 20% - 40% (AIPNI 0% - 30% 60%) 20%) Keterampilan c. Kemampuan Berkarya d. Sikap dan Perilaku Dalam Berkarya e. Pemahaman Kaidah G. Rumusan Kelompok Kompetensi 1. Kompetensi Utama Kompetensi utama merupakan kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja yang memuaskan sesuai dengan penciri program studi. Untuk mencapai kompetensi utama pendidikan Sarjana Keperawatan di implementasikan dalam komposisi pengembangan kurikulum institusi pendidikan sarjana keperawatan (144-160 SKS) yaitu 40% - 80% disediakan sebagai kurikulum inti, sehingga seluruh institusi pendidikan keperawatan mempunyai kurikulum inti yang sama. Tujuannya adalah untuk meminimalisasi perbedaan antar institusi penyelenggara pendidikan Sarjana keperawatan. 2. Kompetensi Pendukung Kemampuan yang dapat mendukung kompetensi utama serta merupakan ciri khas Perguruan Tinggi yang bersangkutan (20% - 40%). 3. Kompetensi lainnya Kemampuan yang ditambahkan yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan Perguruan Tinggi (0% -30%). Komposisi pengembangan kurikulum untuk kompetensi utama, pendukung dan lainnya yang harus diikuti oleh seluruh institusi pendidikan tinggi keperawatan yang menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana Keperawatan adalah sebagai berikut: 1. Kompetensi utama : 60% (dari 40-80%) ditetapkan oleh kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi dan pengguna lulusan. 2. Kompetensi pendukung: 20% (dari 20-40%), yang memuat berbagai isu global 3. Kompetensi lainnya : 0% - 30%, kompetensi ini menjabarkan ciri khas dari suatu institusi Kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi. H. Kompetensi Utama Lulusan Program Pendidikan Sarjana Keperawatan dan Ners Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetisi secara global diperlukan patokan dalam penentuan kemampuan utama yang harus dikuasai oleh sarjana keperawatan di berbagai institusi penyelenggara pendidikan di seluruh Indonesia. Kompetensi utama Sarjana Keperawatan dan ners sama, namun sarjana keperawatan tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan asuhan keperawatan langsung sebelum mengikuti program Ners di klinik. 1. Kompetensi Utama Ners a. Mampu berkomunikasi secara efektif b. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan c. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan komunitas d. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan 2. e. Mampu menjalin hubungan interpersonal f. Mampu melakukan penelitian sederhana g. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat Unit Kompetensi yang harus dicapai saat profesi a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan b. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan c. Mampu membuat keputusan etik d. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik*) e. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten*) f. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif g. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien*) h. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya*) i. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik j. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan SOP*) k. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien *) l. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan*) m. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko n. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan*) o. Mampu mengkolaborasikan pelayanan keperawatan*) p. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan*) q. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman r. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerjatim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan kolaboratif*) s. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana serta memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan. t. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan. u. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional v. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan w. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan kompetensi (deskriptif) Ket *): menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap sesuai dengan program mentoring dan preseptoring. I. Kaitan antara Rumusan Kompetensi dengan Bahan Kajian Untuk mencapai kompetensi diperlukan bahan kajian-bahan kajian yang membahas pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan kompetensi. Pada kurikulum Sarjana Keperawatan, bahan kajian secara rinci akan terlihat di dalam deskripsi mata kuliah. Dibawah ini digambarkan bahan kajian berdasarkan unit kompetensi yang merupakan jabaran dari kompetensi utama sarjana keperawatan. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) UNIT KOMPETENSI 1. FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK Mampu melakukan komunikasi 1. Penggunaan diri secara efektif dalam komunikasi terapeutik efektif dalam memberikan asuhan 2. Tahap-tahap komunikasi terapeutik 3. Teknik komunikasi terapeutik 4. Penggunaan komunikasi terapeutik pada berbagai tingkat usia dengan berbagai kondisi 5. Komunikasi dalam pelayanan kesehatan 6. Komunikasi sosial, budaya dan keyakinan 7. Komunikasi profesional dalam pelayanan kesehatan / keperawatan 8. Berkomunikasi dalam bahasa inggris secara tulisan dan verbal formal (presentasi) 2. Mampu menerapkan pengetahuan, 1. kerangka etik dan legal dalam sistem 3. Penerapan etika RS, etika layanan keperawatanm, etika profesi kesehatan yang berhubungan dengan 2. Penerapan kode etik keperawatan keperawatan 3. Mempertahankan hak pasien Mampu membuat keputusan etik 4. Profesionalisme keperawatan 5. Hukum Kesehatan 6. Pengambilan keputusan etik terkait pasien 7. Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan : malpraktik, neglected, pertanggunggugatan (mandiri dan limpahan), pertanggungjawaban, dll 8. Fungsi advokasi UNIT KOMPETENSI 4. Mampu memberikan asuhan peka FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK 1. budaya dengan menghargai sumber- Mempertimbangkan latar belakang pasien dan menyesuaikan dalam asuhan yang diberikan sumber etnik, agama atau faktor lain 2. Menerapkan holistic care pada klien dari setiap pasien yang unik *) 3. Menerapkan transcultural nursing 4. menggunakan pendekatan agama, kepercayaan dan spiritual dalam praktik keperawatan 5. Menghargai keinginan pasien dalam terapi alternatif atau pelengkap (complementary nursing) 5. 6. Mampu menjamin kualitas asuhan 1. Menerapkan konsep keperawatan holistik secara kontinyu dan konsisten *) 2. Menerapkan konsep caring, holism dan humanism 3. Mempertimbangkan keperawatan lintas budaya 4. Mempertahankan spiritualitas / religiositas 5. Menerapkan ilmu keperawatan klinik & komunitas 6. Menggunakan teknologi informasi dalam keperawatan 7. Mempertahankan kualitas 8. Melakukan pendidikan kesehatan' 9. Mempertahankan hak dan kewajiban pasien 10. Melakukan prosedur keperawatan dengan handal 11. Menerapkan komunikasi terapeutik' 12. Mempertahankan patient safety 13. Mempertahankan infection control 1. Menggunakan perangkat komputer dan jaringan dalam Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif mengakses teknologi terkini dalam keperawatan dan kesehatan. 2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome keperawatan (NIC-NOC atau lainnya) 7. Mampu menggunakan proses 1. Penerapan keperawatan maternis dalam konteks keluarga keperawatan dalam menyelesaikan 2. Penerapan keperawatan medikal bedah masalah klien *) 3. Penerapan keperawatan anak dalam konteks keluarga 4. Penerapan keperawatan pada lansia 5. Penerapan keperawatan kritis dan gawat darurat 6. Askep klien dg gawat darurat pada sistem kardiovaskuler 7. Askep klien dg gawat darurat pada shock dan trauma multisistem 8. Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu dan bencana 9. Penerapan keperawatan kesehatan jiwa 10. Penerapan keperawatan keluarga 11. Penerapan keperawatand home care 12. Penerapan keperawatan komunitas 13. Asuhan keperawatan pada kelompok khusus (kesehatan kerja, UKS) 14. Mengelola mutu dan resiko asuhan keperawatan 15. Menerapkan terapi modalitas keperawatan pada berbagai kondisi termasuk terapi komplementer 16. Mengelola asuhan menggunakan pendekatan holistik, preventif, promotif, kuratif, restorative, rehabilitatif, consolation of the dying UNIT KOMPETENSI 8. Mampu menjalankan fungsi advokasi 1. Menggunakan hak moral dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan hak klien agar 2. Menerapkan pendekatan etik dalam pengambilan keputusan dapat mengambil keputusan untuk 3. Mempertimbangkan hak pasien dan keluarga dalam dirinya *) 9. FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK Mampu menggunakan prinsip-prinsip pelayanan kesehatan Self management of learning peningkatan kualitas berkesinambungan 1. Terlibat aktif dalam diskusi kasus klien dalam praktik 2. Aktif dalam kegiatan ilmiah 3. Membaca artikel ilmiah keperawatan 4. Mengikuti kursus, pelatihan tentang asuhan keperawatan Mampu mendemostrasikan 10. keterampilan Menerapkan keterampilan-keterampilan teknis keperawatan teknis keperawatan yang sesuai dengan (keterampilan dasar dan keterampilan khusus) sesuai dengan SOP tingkat usia di setiap tatanan pelayanan kesehatan. 11. Mampu mengkolaborasikan berbagai 1. aspek dalam pemenuhan kebutuhan klien *) Membahas secara ilmiah tentang kondisi klien dengan profesi lain 2. Memberikan asupan dan saran kepada profesi lain terkait kondisi pasien Mampu melaksanakan terapi 12. modalitas 1. sesuai dengan kebutuhan *) Menerapkan terapi komplementer seperti massage, terapi sentuhan, pernapasan efektif, herbal 2. Menerapkan terapi keperawatan holistik seperti yoga pranayama, meditasi UNIT KOMPETENSI 13. Mampu mempertahankan lingkungan FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK 1. Mengkaji situasi palayanan/asuhan keperawatan yang aman secara konsisten melalui 2. Mengikuti alur penanganan pasien penggunaan strategi menjamin kualitas 3. Mengorganisasikan kegiatan layanan dan manajemen resiko 4. Menerapkan pengelolaan kasus 5. Mengendalikan kualitas asuhan keperawatan 1. Mempertahankan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kesehatan sesuai dengan kebijakan yang 2. Melaksanakan kegiatan berdasarkan SOP berlaku dalam bidang kesehatan *) 3. Menerapkan prinsip bekerja dengand benar dalam asuhan 14. Mampu melaksanakan pelayanan keperawatan 4. Memberikan tindakan keperawatan yang diperlukan dalam mempertahankan K3 15. Mampu berkolaborasikan pelayanan keperawatan *) 1. Membahas tentang terapi klien dengan tim medik 2. Mempertahankan kepentingan klien jika terdapat dilema tentang terapi 3. Membahas tentang diet dan nilai-nilai lab yandg relevan 4. Mempertimbangkan kebutuhan gizi untuk anak, klien dewasa, ibu hamil dan masyarakat Mampu memberikan dukungan 16. kepada 1. Menerapkan dinamika kelompok (team building) tim asuhan dengan mempertahankan 2. Memberikan pengarahan pada bawahan atau anggota tim akuntabilitas asuhan keperawatan yang 3. Menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk klien, diberikan *) keluarga, sejawat dan masyarakat. 4. Menggunakan pendekatan sistematis dalam mengelola konflik, memperkenalkan perubahan. 17. Mampu mewujudkan lingkungan 1. bekerja yang aman Berkomunikasi profesional dan kaitannya dengan pelayanan kesehatan / keperawatan 2. Berkomunikasi dalam konteks sosial dan keanekaragaman budaya serta keyakinan 3. Mempertahankan K3 4. Berkolaborasi dengan sejawat, senior atau profesi lain UNIT KOMPETENSI 18. Mampu menggunakan keterampilan FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK 1. Menerapkan pola komunikasi efektif untuk kepentingan interpersonal yang efektif dalam kerja kepuasan pelanggan, dalam berkolaborasi dan kerja tim tim dan pemberian asuhan keperawatan Membina hubungan kerja secara baik dengan pihak lain yang 2. dengan mempertahankan hubungan terkait kolaboratif *) 19. Mampu merancang melaksanakan, proses peneltian sederhana serta memanfaatkan hasil penelitian 1. Mengidentifikasi fenomena klien dan lingkungan 2. Menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian 3. Mengembangkan instrumen penelitian kualitas asuhan keperawatan 20. Mampu mengembangkan pola pikir 4. Melakukan pengumpulan data 5. Menganalisis data 6. Mendesiminasi dan publikasi hasil penelitian 1. Menyelesaikan masalah klien secara efektif dan efisien serta kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan sistematis 2. UNIT KOMPETENSI Mampu mengikuti perkembangan 21. ilmu Menindak lanjuti hasil dari penyelesaian masalah klien FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK 1. Menggunakan perangkat komputer dan jaringan dalam dan teknologi di bidang keperawatan mengakses teknologi terkini dalam keperawatan dan dan kesehatan kesehatan 2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome keperawatan (NIC-NOC atau lainnya) 22. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan 1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah keperawatan 2. Terlibat dalam diskusi tentang layanan kesehatan dan profesional keperawatan 23. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan 24. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan kompetensi (deskriptif) 1. Melakukan proses pembelajaran sepanjang hayat 2. Mewujudkan perubahan yang positif untuk kepentingan klien, layanan dan profesi 2.2 Rancangan Kurikulum Kurikulum Program Pendidikan Profesi Ners ditetapkan dengan mengacu kepada 60% kurikulum inti, yaitu : 36 SKS. Pengembangan kurikulum institusi disesuaikan dengan visi dan misi institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut dengan memasukkan 20% isu-isu global (misal: perawatan HIV/AIDS, Flu Burung, SARS, Disaster, Perawatan Trauma, IT, Entrepreneur, bahasa asing) dan muatan lokal 20% sesuai dengan keunggulan institusi. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dengan pola struktur terintegrasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan untuk menggabungkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relevan dengan masalah kesehatan yang dihadapi. Disamping itu peserta didik diharapkan memiliki kemampuan untuk menggabungkan kembali pemahaman tentang masalah kesehatan berdasarkan pengalaman, dan mampu menerapkan pemahamannya pada masalah-masalah baru yang dihadapi. Tujuan struktur terintegrasi adalah untuk menghasilkan lulusan yang mampu menjadi guru bagi dirinya, karena pembelajaran terintegrasi akan membantu mahasiswa belajar melalui belajar aktif, mengkaji kemampuan diri sendiri, belajar berdasarkan kepada kemampuan diri sendiri, dan belajar mandiri. Dalam kurikulum terintegrasi beberapa bahan kajian dikelompokkan menjadi satuan mata kuliah untuk mencapai sub unit kompetensi tertentu. Setiap sub unit kompetensi mempunyai bobot satu (1) Satuan Kredit Semester (SKS). Upaya mengintegrasikan bahan kajian menjadi satuan mata kuliah dapat menggunakan berbagai cara pengelompokan, diantaranya berdasarkan sistem tubuh, kebutuhan dasar manusia, respon atau tema. Selanjutnya, mata kuliah tersebut disusun secara paralel atau secara seri. Pendekatan paralel struktur kurikulum disusun menjadi beberapa blok dan setiap blok akan menghasilkan kompetensi secara tuntas, sedangkan pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) struktur kurikulum seri disusun berdasarkan tema yang menghasilkan kompetensi bertahap dari yang sederhana sampai dengan kompleks. Berikut ini dipaparkan CONTOH pengembangan kurikulum terintegrasi. 1. Pendekatan Paralel Model "Paralel" Ilmu dasar Ilmu Ilmu keper. Ilmu kep. Humanistic, keperawatan keperawatan Klinik Komunitas social science, professional dasar practice & ethic a. Pendekatan paralel disusun berdasarkan Sistem Tubuh, seperti berikut ini: Struktur Kurilukum Profesi Ners Dilakukan untuk kegiatan : (36 sks-kurikulum inti) A. - Keperawatan medikal bedah (6 sks) - Keperawatan anak (4 sks) - Keperawatan jiwa (4 sks) - Keperawatan maternitas (4 sks) - Keperawatan kedaruratan-gawatan (6 sks) - Keperawatan komunitas / keluarga (6 sks) - Keperawatan gerontik (2 sks) - Penerapan manajemen keperawatan (4 sks) BEBAN STUDI DAN TAHAPAN PELAKSANAAN 1. Jumlah Beban Studi Jumlah beban studi 36 SKS, pelaksanaan programnya terbagi dalam 2 semester 2. Jumlah Jam Praktek Jumlah minggu efektif pembelajaran profesi sebanyak 14 minggu dengan waktu 4 jam lapangan Adapun perhitungan 1 SKS = 1 SKS x 4 Jam x 14 Minggu (lamanya praktek dalam jam, 7 jam) Maka dalam program profesi 1 SKS = 56 jam atau 8 hari 3. Distribusi Mata Kuliah Profesi Ners SEMESTER 1 No Nama Mata Kuliah SKS 1 Keperawatan Medikal Bedah 6 2 Keperawatan Anak 4 3 Keperawatan Maternitas 4 4 Keperawatan Jiwa 4 SEMESTER 2 No Nama Mata Kuliah SKS 1 Managemen Keperawatan 4 2 Keperawatan Keluarga 2 3 Keperawatan Gerontik 2 B. 4 Keperawatan Komunitas 5 Keperawatan Gawat Darurat 4 6 DESKRIPSI MATA AJAR 1. KEPERAWATAN MEDIKAL MEDAH Fokus praktik keperawatan medikal bedah adalah mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam telaah klinis dengan mengintegrasikan pemahaman berbagai konsep dasar asuhan keperawatan orang dewasa yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan oksigenasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi feses, dan urin, kebutuhan menyendiri (solitude) dan interaksi, kebutuhan rasa aman, nyaman dan mobilisasi serta kebutuhan promosi kesehatan. 2. KEPERAWATAN ANAK Fokus praktek keperawatan anak adalah mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam telaah klinis dengan mengintegrasikan pemahaman berbagai konsep dasar asuhan pada anak (neonates, bayi, balita, pra sekolah, usia sekolah dan remaja), baik anak sehat maupun sakit sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik dirumah sakit, panti asuhan ataupun di masyarakat dengan menerapkan proses keperawatan sesuai dengan peran dan fungsi perawat anak dengan memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan. 3. KEPERAWATAN MATERNITAS Program profesi keperawatan maternitas berfokus pada penerapan konsep-konsep, teori-teori keperawatan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan maternitas yang didapatkan selama mengikuti program akademik dalam memberikan layanan asuhan keperawatan diberikan kepada klien (ibu, remaja, wanita usia subur, pasangan usia subur, wanita menopause dan keluarganya) dalam masa persiapan kehamilan, masa kehamilan, masa persalinan dan setelah melahirkan beserta bayinya kepada kondisi normal, resiko tinggi ataupun yang mengalami gangguan pada system reproduksi sesuai dengan peran dan fungsi perawat maternitas dengan memperhatikan aspek legal dan etik kepewaratan. 4. KEPERAWATAN JIWA Program profesi keperawatan jiwa merupakan penerapan konsep, prinsip, model dan proses keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah psikososial/neurosa (jiwa ringan) dan psikosa (jiwa berat) sesuai dengan tingkat perkembangan berfokus pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat pada semua tatanan pelayanan keperawatan jiwa (rumah sakit jiwa, lembaga social/pemasyarakatan dan komunitas. 5. MANAJEMEN KEPERAWATAN Mata kuliah ini merupakan aplikasi konsep manajemen keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan pada berbagai area/unit-unit pelayanan baik rumah sakit maupun puskesmas (klinikkomunitas). Proses pembelajaran dilakukan melalui pengelolaan unit pelayanan keperawatan tertentu dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi dan langkah-langkah manajemen guna tercapainya pelayanan keperawatan berkualitas. 6. KEPERAWATAN KELUARGA Program profesi keperawatan keluarga adalah kegiatan praktek belajar lapangan untuk menerapkan konsep, prinsip dan proses keperawatan keluarga pada setiap tahap perkembangan keluarga sesuai potensi yang dimilikinya agar mampu mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan melalui peningkatan pemberdayaan keluarga. 7. KEPERAWATAN KOMUNITAS Program profresi keperawatan komunitas merupakan penerapan konsep, prinsip, dan proses keperawatan komunitas yang diintergrasikan dengan ilmu kesehatan masyarakat yang meliputi pengenalan dan identifikasi pelaksanaan program pokok puskesmas, asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus. Program profesi ners pada mata ajar Ilmu Keperawatan Komunitas diarahkan agar mahasiswa dapat secara mandiri dan professional melaksanakan asuhan keperawatan komunitas termasuk juga asuhan keperawatan pada kelompok-kelompok khusus yaitu kelompok anak usia sekolah/pesantren dan kelompok pekerja. 8. KEPERAWATAN GERONTIK Mata ajaran ini merupakan kegiatan praktik belajar lapangan untuk menerapkan konsep dasar gerontik, teori dan proses penuaan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, istirahat dan tidur, kebutuhan seksual, oksigen, cairan dan elektrolit, oleh raga, eliminasi urin dan feses, rasa aman dan nyaman, self esteem dan aktualisasi diri dan masalah kesehatan pada asuhan keperawatan usia lanjut. Pengalaman belajar demonstrasi, simulasi, diskusi, pembahasan kasus dan pengalaman belajar di lapangan (panti werdha, keluarga dan masyarakat) 9. KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Praktik klinik keperawatan gawat darurat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan konsep dan prinsip asuhan keperawatan gawat darurat pada berbagai usia dalam siklus kehidupan dan tahap kegawat daruratan medis dan kondiri kritis di unit gawat darurat. Mahasiswa mengaplikasikan konsep dan prinsip asuhan keperawatan gawat darurat serta dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pengelolaan pelayanan/asuhan keperawatan pasien gawat darurat. Proses belajar mengajar memungkinkan mahasiswa memberikan kontribusi pemikiran sesuai kebutuhan dan memprakarsai dibidang keperawatan gawat darurat. C. PENJABARAN MATA AJAR 1) KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Prasyarat : Lulus Tahap Akademik Kredit : 6 SKS 1.1 Deskripsi Mata Ajar Praktek Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah merupakan pengalaman kerja lapangan yang memungkinkan mahasiswa untuk memperoleh kesempatan melaksanakan praktek keperawatan medikal bedah pada situasi tatanan nyata. Kegiatan selama Praktek Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah ini dirancang agar mahasiswa memahami pelaksanaan asuhan keperawatan individu maupun keluarga yang memiliki masalah kesehatan yang lazim pada kondisi medikal bedah. Adapun dalam mata ajar ini, diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan keterampilan dan prosedur khusus dalam ilmu keperawatan yang telah dipelajari selama proses akademik yang terkait dengan keperawatan medikal bedah. 1.2 Tujuan Setelah melaksanakan Praktek Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah, mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dan keluarga pasien dengan masalah medikal bedah. 1.3 Target Kompetensi Dalam melaksanakan Praktek Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah, mahasiswa diharapkan untuk : 1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan keperawatan yang peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien dewasa yang unik. 2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan 3. Mampu membuat keputusan etik 4. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien dewasa di tatanan pelayanan rumah sakit dengan gangguan : a. Sistem Respirasi b. Sistem Kardiovaskular c. Sistem Gastrointestinal d. Sistem Persyarafan e. Sistem Perkemihan f. Sistem Muskuloskeletal g. Sistem Endokrin h. Sistem Integumen i. Sistem Imun dan Hematologi 5. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif sehingga pelayanan yang diberikan efisien dan efektif. 6. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien 7. Mampu mewujudkan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko 8. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan kolaboratif 9. Mampu mengembangkan pola pikir logis, kritis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan 10. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya 11. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan profesional 12. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan 13. Menggunakan hasil penelitian dalam upaya peningkatan asuhan keperawatan 2) KEPERAWATAN JIWA 1.2 Deskripsi Mata Ajar Praktik Profesi Keperawatan Jiwa merupakan salah satu rangkaian kegiatan pelaksanaan praktik profesi untuk meraih gelar perawat (Ners). Mata ajar ini diberkan pada mahasiswa yang sedang menjalani praktik profesi. Praktek Profesi Keperawatan Jiwa ini memiliki beban studi 4 SKS (Klinik 3,5 SKS, lapangan 0,5 SKS). Prasyarat untuk mengambil mata ajar Pofesi Keperawatan Jiwa adalah Keperawatan Jiwa. Fokus mata ajar ini menampilkan tentang pemberian pelayanan asuhan keperawatan jiwa dalam pencegahan primer, sekunder, dan tersier terhadap klien dengan masalah bio-psiko-sosio-spiritual dan gangguan kesehatan jiwa termasuk intervensi krisis. Penggunaan diri sendiri secara terapeutik dan hubungan terapeutik digunakan sebagai alat dalam penerapan terapi modalitas keperawatan. Praktik profesi keperawatan jiwa adalah rangkaian proses pembelajaran dengan pengalaman belajar laboratorium klinik dengan penekanan pada pemahaman aplikasi proses keperawatan yang efektif dan aman bagi klien yang mengalami gangguan pada kejiwaan. Perawatan klien dengan gangguan jiwa berfokus pada masalah pada konsep diri, hubungan sosial, gangguan sensori persepsi: halusinasi, gangguan orientasi realitas: waham, defisit perawatan diri, perilaku kekerasan, perilaku bunuh diri. Pengalaman belajar ini akan berguna dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan jiwa dan integrasi keperawatan jiwa pada bidang keperawatan lain. Pengalaman belajar meliputi diskusi, pembahasan kasus, pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan berupa kunjungan rumah. 1.3 Tujuan Tujuan Instruksional Umum: Pada akhir mata ajar, mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan klien dengan gangguan kesehatan jiwa. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mengintegrasikan konsep dasar keperawatan jiwa dalam pelayanan asuhan keperawatan jiwa dan bidang keperawatan lain. 2. Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan jiwa meliputi : pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, menyusun rencana asuhan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi pada klien dengan masalah gangguan kesehatan jiwa, dengan batasan dan pola bimbingan yang telah ditentukan. 3. Menampilkan pemberian pelayanan asuhan keperawatan jiwa dengan menggunakan komunikasi keperawatan terapeutik, penggunaan diri sendiri secara terapeutik, terapi modalitas keperawatan secara mandiri maupun kolaborasi melalui pendekatan proses keperawatan. 4. Berinteraksi dengan klien dan keluarganya untuk memfasilitasi pengalaman terapeutik dalam tatanan asuhan keperawatan. 5. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan jiwa. 1.4 Kompetensi Memberikan asuhan keperawatan jiwa kepada klien gangguan jiwa Elemen 1. Melakukan praktik secara professional, etis, legal dan peka budaya Kriteria Penampilan 1. Mengidentifikasi praktik yang tidak aman dan berespons secara tepat untuk menjamin hasil yang aman 2. Mengenali tindakan-tindakan keperawatan malpraktik 3. Melakukan praktik sesuai dengan kode etik profesi 4. Menjamin kerahasiaan informasi dan hak-hak klien 5. Melibatkan klien untuk berpartisipasi dalam proses perawatan 6. Menghargai dan memenuhi kebutuhan terkait dengan nilai, kebiasaan, keyakinan, dan praktik spiritual klien 7. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan 8. Berkonsultasi dengan pembimbing klinik bila tindakan keperawatan yang dilakukan membutuhkan keahlian yang lebih dari kemampuan mahasiswa. 9. Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan lain bila kebutuhan klien berada diluar lingkup praktik keperawatan. Elemen 2. Melakukan manajemen asuhan keperawatan jiwa Kriteria Penampilan 1. Melakukan pengkajian status kesehatan klien gangguan jiwa secara terstruktur 2. Menganalisis dan menginterpretasikan data secara akurat 3. Menetapkan prioritas dan merumuskan masalah /diagnosis keperawatan secara tepat 4. Mengidentifikasi tindakan keperawatan termasuk batasan waktu pencapaian hasil 5. Mengembangkan dan mendokumentasikan rencana keperawatan untuk mencapai status kesehatan dan rehabilitasi yang optimal 6. Membuat rencana tindakan keperawatan 7. Merencanakan continuity care secara tepat 8. Menggunakan hasil-hasil penelitian dalam melakukan praktik keperawatan jiwa 9. Mengevaluasi perkembangan klien berdasarkan tujuan tindakan keperawatan serta me”review” dan merevisi rencana keperawatan sesuai dengan hasil evaluasi 10. Menerapkan cara berpikir kritis dan keterampilan penyelesaian masalah 11. Menetapkan dan mempertahankan hubungan interpersonal yang penuh perhatian, terapeutik dan efektif dengan klien Elemen 3. Melakukan pengembangan profesional Kriteria Penampilan 1. Meningkatkan dan menjaga citra keperawatan yang professional 2. Bertindak sebagai role model yang efektif 3. Mengevaluasi kinerja praktik diri sendiri 3. KEPERAWATAN ANAK KREDIT : 4SKS SEMESTER : IX Deskripsi Program Profesi Keperawatan Anak: Focus praktek Keperawatan anak adalah mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam telaah klinis dangan mengintegrasikan pemahaman berbagai konsep dasar asuhan pada anak (neonates, bayi, balita, prasekolah, usia sekolah dan remaja), baik anak sehat maupun sakit sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik di rumah, rumah sakit ataupun di masyarakat dengan menerapkan proses keperawatn sesuai dengan peran dan fungsi perawat anak dengan memperhatkan aspek legal dan etik keperawatan. Tujuan Program Profesi Keperawatan Anak: Setelah menyelesaikan praktek profesi keperawatan anak selama 384 jam, mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan, memberi edukasi, pengelolaan dan evaluasi asuhaan keperawatan pada klien anak baik klien anak sehat maupuin sakit atau fdengan kondisi khusu sesuai dengan tingkat perkembanganya, dengan didasri oleh penalaran kritis, logis dan etis serta dan mampu mengidentifikasikan masalh-masalah yang ada di lingkup keperawatan anak. Lingkup Kegiatan Praktek: 1. Memberikan asuhan keperawatan pada klien anak baik sehat ataupun sakit sesuai dengan tingkat perkembanganya (neonates, bayi, balita, prasekolah, usia sekolah dan remaja). 2. Megelola asuhan keperawatan pada berbagai klien anak baik anak sehat ataupun sakit sesuai dengan tinggkat perkembanganya (neonates, bayi, balita, prasekolah, usia sekolah dan remaja). 3. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluiarga klien. 4. Mengidentifikasi masalah keperawatanyang bias diteliti. Daftar Kompetensi yang Harus Dicapai : Kompetensi I Kompetensi II Kompetensi III Kompetensi IV Kompetensi V Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah system respirasi (BT,ISPA,TB,Ashma) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah system cardiopvaskular (CHD,RHD, CHF) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah system digestive (Diare, TIPOID, kekurangan/kelebihan nutrisi, HD, MAR, labiognatopalatoskiziz, Hiperbilirunemia, perawatan omphalocele) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah system immune (DHF, HIV/AIDS) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah system hematologi (ITP Anemia, Thalesemia, ALL/CL/AML/CML) Kompetensi VI Kompetensi VII Kompetensi VIII Kompetensi IX Kompetensi X Kompetensi XI Kompetensi XII Kompetensi XIII Kompetensi XIV Kompetensi XV Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah system neurologi (Epilepsi, Meningitis, Enchepalitis, Meningocele, Hidrosefalus) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah system endokrin (HK, Juventil DM) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah system musculoskeletal (Fraktur, Post opersi) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah system integument (Diaper Rash, Luka Bakar) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah system urinaria (Hipospadia, GGA/GGK/NS/SNA) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan bayi sehat (Tumbang dan Immunisasi) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikososial yang berhubungan dengan penyakit terminal/kronik Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan kurangnya kebutuhan promosi kesehatan Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan memperhatikan aspek etis dan manajerial Mahasiswa mampu melakukan studi literature untuk menganalisa hasil riset keprawatan anak 4. KEPERAWATAN MATERNITAS KREDIT :4 SKS SEMESTER : IX 1.1 DESKRIPSI PROGRAM NERS Program ini berfokus pada pengaplikasian konsep-konsep serta teori-teori keperawatan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan maternitas yang didapatkan selama mengikuti program akademik dalam memberikan layanan asuhan keperawatan diberikan pada klien (ibu, remaja, wanita usia subur, pasangan usia subur, wanita menopause dan keluarganya) dalam masa persiapan kehamilan, masa kehamilan, masa persalinan dan setelah melahirkan beserta bayinya pada kondisi normal, resiko tinggi ataupun yang mengalami kelainan/gangguan pada sistem reproduksi, sesuai dengan peran dan fungsi perawat maternitas dengan memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan. 1.2 TUJUAN Setelah melakukan program praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa akan dapat mengevaluasi asuhan keperawatan maternitas yang telah diterapkan pada klien (ibu, remaja, wanita usia subur, pasangan usia subur, wanita menopause dan keluarganya) kondisi normal, resiko tinggi ataupun yang mengalami kelainan/gangguan pada sistem reproduksi. 1.3 KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN A. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan maternitas : 1. Menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan maternitas 2. Membuat keputusan etik B. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan maternitas secara professional pada klien dalam masa kehamilan, persalinan, pasca melahirkan, bayi baru lahir baik dalam kondisi normal maupun risiko/komplikasi dan klien yang mengalami gangguan reproduksi 1. Menggunakan proses perawatan dalam menyelesaikan masalah dikeperawatan maternitas berdasarkan kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan oksigenasi, cairan dan elektrolit, nutrisi, eliminasi, rasa aman dan nyaman, istirahat tidur, seksualitas, konsep diri dan aktualilisasi diri 2. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya 3. Melaksakan keterampilan teknis keperawatan sesuai dengan SOP 4. Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling sesuai dengan kondisi klien 5. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien C. Mampu menjalin hubungan interpersonal, baik dengan klien, teman sejawat dan tim kesehatan maupun lainnya 1. Menggunakan komunikasi efektif dalam memberikan asuhan keperawatan 2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan dalam mempertahankan hubungan kolaboratif 5. KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KREDIT :6 SKS SEMESTER :X 1.1 Deskripsi Mata Ajar Praktek profesi keperawatan gawat darurat adalah salah satu pembelajaran klinik yang menerapkan konsep dan prinsip keperawatan gawat darurat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengancam kehidupn atau tanpa mengancam kehidupan, yang terjadi secara mendadak atau tidak. Adapun bobot mata ajar ini adalah 6 sks. 1.2 Tujuan, Sasaran Pembelajaran dan Target Kompetensi Tujuan Umum Setelah mengikuti mata ajar ini mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien dewasa dengan kondisi kegawat daruratan sesuai dengan konsep dan prinsip keperawatan gawat darurat. Sasaran Pembelajaran Bisa dihadapkan pada klien dengan kondisi kegawat daruratan mahasiswa mampu : 1. Melakukan pengkajian kedaruratan dengan menggunakan prinsip penanganan airway, breathing dan circulation. 2. Melakukan triase pada kasus-kasus kegawat daruratan. 3. Menetapkan diagnose keperawatan yang aktual dan resiko dengan data pendukung yang tepat. 4. Mengidentifikasi tindakan kegawat daruratan yang tepat. 5. Melakukan tindakan prosedur kegawat daruratan yang diperlukan. 6. Memberikan rasional dari tindakan-tindakan tersebut. 7. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan dengan pendekatan SOAP. 8. Memodifikasi perencanaan keperawatan berdasarkan hasil evaluasi. 9. Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga. 10. Mengidentifikasi isu etik dan legal yang terkait dengan pemberian asuhan keperawatan kritis dan kegawat daruratan. Kompetensi klinik keperawatan gawat darurat Kompetensi klinik KGD meliputi : Kompetensi I : Manajemen penanganan kegawatdaruratan di Rumah Sakit Elemen Kriteria Penampilan Kerja 1.1 Kemampuan melakukan triage terhadap 1.1.1 Mampu memutuskan prioritas dan alur klien di ruang gawat darurat penanganan klien. 1.1.2 Membedakan klien yang membutuhkan penanganan resusitasi dan yang tidak resusitasi. 1.1.3 Mampu menerapkan prinsip-prinsip triage. 1.2 Identifikasi data-data (anamnesa 1.2.1 Mampu Mengkaji kondisi klien dengan pemeriksaan fisik, laboratorium dan masalah-masalah kegawat daruratan pemeriksaan diagnostik) yang pada sistem pernafasan, diperlukan untuk menunjang adanya kardiovaskuler, persyarafan, masalah kegawat-daruratan pada : pencernaan, perkemihan, endokrin, - Gagal nafas musculoskeletal dan kondisi-kondisi - Asidosis dan alkalosis lain berdasarkan prioritas kegawatan - ARDS (A, B, C, D, E) - Obstuksi jalan nafas - Hemopneumothoraks untuk menunjang adanya masalah - Pneumothoraks kegawatdaruratan pada tiap sistem. - Aspirasi - Emboli paru pemeriksaan penunjang (lab, EKG) yang - Status Asmatikus menunjukkan adanya kasus kegawat - Trauma dada daruratan. Sistem Kardiovaskuler - Cardiac arrest - MCI - Ventrikel fibrilasi - Syok hipovolemia Sistem Persyaratan - Peningkatan TIK - Kejang 1.2.2 Mencatat data-data yang diperlukan 1.2.3 Mampu menginterpretasikan hasil - Trauma spinal - Trauma kepala Sistem Pencernaan - Pendarahan saluran cerna - Trauma abdomen - Peritonitis - Obstruksi Sistem Perkemihan - Gagal ginjal akut - Kolik renal Sistem Endokrin - Ketoasidosis - Krisis tiroid - Hipoglikemi Sistem Muskuloskeletal - Fraktur - Kompartemen sindroma Sistem imun - Reaksi alergi → Syok anafilaktik, steven Johnson syndrome Sistem Hematologi - Leukemia akut pada anak dan dewasa - Trombositopenia Kondisi lain - Intoksikasi - Gigitan ular - Syok : hipovolemik, cardiogenik, septik, neurogenik 1.3 Merumuskan masalah keperawatan utama 1.4 Melakukan tindakan yang diperlukan untuk menangani situasi kegawat daruratan Sistem Respirasi dan kardiovaskuler - Pengambilan darah AGD - Membantu intubasi ETT 1.3.1 Merumuskan prioritas masalah keperawatan berdasarkan tingkat kegawat daruratannya 1.3.2 Merumuskan aspek psikologis klien dan keluarganya - Pemberian terapi oksigen - Pemberian obat emergensi - Pemberian posisi - Pemasangan gudel - Pengukuran JVP - CPR - Melakukan suctioning - Penggunaan ambubag Sistem Persyarafan - Membantu posisi pasien dengan masalah TIK - Membantu pelaksanaan punksi lumbal Sistem Pencernaan - Bilas lambung - Memasang IV line - Mampu mengenal tanda gawat abdomen Sistem Perkemihan - Penanganan nyeri akut - Pemasangan IDC Sistem Endokrin - Penggunaan protokol ketoasidosis - Pemberian insulin - Pemberian glukosa Sistem Muskuloskeletal - Penghentian perdarahan - Pemasangan bidai/fiksasi/gips - Pemberian ATS Keracunan - Pemberian antidorium - Bilas lambung Gigitan ular - Pemberian serum anti racun 1.5.1 Memperhatikan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga Syok - Resusitasi cairan - Pemberian tranfusi 1.5 Komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga 1.6.1 Memperhatikan kemampuan melakukan kerjasama profesional dengan sesama perawat maupun anggota tim kesehatan lain 1.6 Kerjasama profesional dengan sesame perawat maupun anggota tim kesehatan lain 2 Pokok Bahasan Pokok bahasan meliputi kasus-kasus yang terjadi pada area keperawatan kegawat daruratan yang meliputi asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami : 1. Kegawatan sistem pernafasan meliputi : gagal nafas, ARDS, obstuksi jalan nafas, status asmatikus, aspirasi, hemothoraks/pneumothoraks dan trauma dada. 2. Kegawatan sistem kardiovaskuler meliputi : Cardiac arrest, tamponade jantung, syok, MCI, Aritmia 3. Kegawatan sistem persyarafan meliputi : peningkatan intracranial, kejang dan trauma spinal 4. Kegawatan sistem pencernaan meliputi : pendarahan saluran cerna, trauma abdomen, peritonitis, pancreatitis, dan koma hepatikum 5. Kegawatan sistem perkemihan meliputi : gagal ginjal akut, kolik renal dan obstruksi saluran kemih 6. Kegawatan sistem endokrin meliputi : ketoasidosis, hipoglikemi, krisis tiroid 7. Kegawatan sistem musculoskeletal meliputi : fraktur, kompartemen sindrom, dislokasi 8. Situasi-situasi khusus kegawat daruratan meliputi : intoksikasi, gigitan ular, dehidrasi dan pendarahan 6. KEPERAWATAN KOMUNITAS MATA KULIAH : KEPERAWATAN KOMUNITAS BEBAN STUDI : 4 SKS SEMESTER :X PRASYARAT : Lulus disemua bagian praktikum Profesi Ners (KMB, Anak, Jiwa, Maternitas, dan Manajemen) 1.1 DESKRIPSI MATA KULIAH Program profesi keperawatan komunitas merupakan penerapan konsep, prinsip, dan proses keperawatan komunitas yang diintegrasikan dengan ilmu kesehatan masyarakat yang meliputi pengenalan dan identifikasi pelaksanaan Program Pokok Puskesmas, Asuhan Keperawatan Komunitas dan Kelompok Khusus. Program pendidikan profesi ners pada mata ajar Ilmu Keperawatan Komunitas diarahkan agar mahasiswa dapat secara mandiri dan profesional melaksanakan Asuhan Keperawatan Komunitas, termasuk juga asuhan keperawatan pada kelompok-kelompok khusu, yaitu kelompok anak usia sekolah/pesantren, dan kelompok pekerja. 1.2 TUJUAN Umum Setelah menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap area pelayanan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan komunitas. Khusus Setelah menyelesaikan Program Pendidikan Ners di Keperawatan Komunitas, mahasiswa dapat : a. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas debngan menerapkan model konseptual keperawatan relevan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. b. Menerapkan pendidikan kesehatan dan strategi organisasi komunitas dalam melaksanakan implementasi keperawatan. c. Melaksanakan keperawatan komunitas berdasarkan faktor resiko personal, sosial dan lingkungan. d. Mengoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas melalui lintas sektor dan lintas program. e. Mengidentifikasi dan membantu pelaksanaan program yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. f. Menerapkan proses penelitian dalam rangka mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat. g. Menerapkan asuhan keperawatan pada kelompok khusus (kesehatan kerja, kesehatan sekolah). 1.3 LINGKUP PRAKTEK a. Asuhan Keperawatan terhadap Komunitas/Masyarakat b. Asuhan Keperawatan terhadap Kelompok Pekerja (Kesehatan Kerja) c. Asuhan Keperawatan terhadap Anak Usia Sekolah (UKS) d. Asuhan Keperawatan Kesehatan Ibu dan Anak 7. KEPERAWATAN KELUARGA MATA KULIAH : KEPERAWATAN KELUARGA BEBAN STUDI : 2 SKS SEMESTER :X PRASYARAT : lulus di semua bagian praktek Profesi Ners (KMB, Anak, Jiwa, Maternitas, dan Manajemen) 1.1 DESKRIPSI MATA KULIAH/PROGRAM Program profesi keperawatan keluarga adalah kegiatan praktik belajar lapangan untuk menerapkan konsep, prinsip dan proses keperawatan keluarga pada setiap tahap perkembangan keluarga sesuai potensi yang dimilikinya agar mampu mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan melalui peningkatan pemberdayaan keluarga. Fokus mata ajar keperawatan keluarga menampilkan pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder, dan tersier terhadap keluarga-keluarga di masyarakat dengan masalah kesehatan yang bersifat actual, risiko dan potensial. Mata ajar ini mempersiapkan mahasiswa dengan penerapan pengetahuan terkait konsep keluarga, perkembangan keluarga dan keperawatan keluarga dalam menyelesaikan masalah-masalah keperawatan yang muncul sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga yang dapat diatasi dengan intervensi keperawatan keluarga. Pengalaman belajar lapangan selama praktik profesi ini akan berguna dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan keluarga atau asuhan keperawatan lain yang melibatkan keluarga. 1.2 TUJUAN Umum Setelah menyelesaikan Program Pendidikan Ners keperawatan keluarga, mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan keluarga pada berbagai tahapan perkembangan keluarga dengan menggunakan berbagai model konseptual perawatan keluarga yang relevan melalui pendekatan proses keperawatan (K5, A5, P4). Khusus Setelah menyelesaikan Program Pendidikan Ners di keperawatan keluarga mahasiswa dapat: Melakukan pengkajian data kesehatan keluarga Menganalisis data, merumuskan diagnosa keperawatan dan menyusun prioritas masalah keperawatan keluarga Membuat perencanaan keperawatan keluarga sesuai dengan sumber daya keluarga Mampu menggali sumber daya di luar keluarga Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawtan keluarga Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga 1.3 KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan keluarga, mahasiswa memiliki kompetensi yang meliputi: 1. Melaksanakan praktik yang profesional dan berlandaskan pada etika keperawatan: a. Berkomunikasi secara professional dengan keluarga dan tenaga kesehatan. b. Melindungi keluarga dari kelalalian tindakan. c. Memiliki komitmen terhadap tujuan praktik keperawatan keluarga yang ditunjukkan dengan memberikan pelayanan yang berkualitas pada keluarga. 2. Menunjukkan kemampuan untuk berfikir kritis dan analisis: a. Mengembangkan diri secara professional dan terus-menerus. b. Melakukan praktik keperawatan yang didasarkan fakta c. Menggunakan standar praktik dalam penerapan asuhan keperawatan. 3. Memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan: a. Menggunakan instrument pengkajian sesuai kebutuhan. b. Merencanakan asuhan keperawatan yang merefleksikan prioritas, kesinambungan, dan alternative tindakan untuk mencapai status kesehatan yang optimal. c. Memberikan asuhan keperawatan yang mencakup tindakan keperawatan dasar, pendidikan kesehatan dan kolaborasi untuk memfasilitasi keluarga memenuhi kebutuhan kesehatannya. d. Mengimplementasikan dan mengevaluasi efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan menggunakan indikator yang telah dibakukan. e. Mendokumentasikan setiap tindakan keperawatan dan evaluasi yang dilakukan. 1.4 MATERI 1. Konsep dan teori keperawatan keluarga 2. Komunikasi terapeutik 3. Pendidikan kesehatan 4. Asuhan keperawatan keluarga 5. Terapi modalitas keluarga 8. KEPERAWATAN GERONTIK MATA KULIAH : Keperawatan Gerontik BEBAN STUDI : 2 SKS Prasyarat : Lulus disemua bagian profesi Ners (KMB, Anak, Jiwa, Maternitas, dan Manajemen) 1.1 DESKRIPSI MATA KULIAH Program profesi pada keperawatan gerontik ini merupakan kegiatan praktik lapangan untuk menerapkan konsep dasar Gerontik, teori dan proses penuaan dalam memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, social, dan spiritual, dan budaya, dan masalah perkembangan pada asuhan keperawatan Lanjut Usia dip anti Werdha, keluarga dan masyarakat. 1.2 TUJUAN UMUM Setelah mengikuti progrsm profesi Ners keperawatan gerontik, mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan gerontik sesuai konsep dan prinsip keperawatan gerontik dalam tatanan instiyusi, keluarga dan masyarakat. KHUSUS Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menampilkan pemberian asuhan keperaeatan Gerontik sesuai dengan konsep dasar gerontik, teori dan proses penuaan, serta konsep dasar keperawatan serta etika keperawatan kepada lansia baik individu, keluarga dan masyarakat. 2. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melaksanakan asuhan keperawatan gerontik 3. Mengembangkan soft skills dalam melaksanakan asuhan keperawatan gerontik 4. Mengenal pengelolaan asuhan keperawatan gerontik di Panti dan masyarakat 2 TEMPAT 1. Pra profesi 2. Profesi 3 : panti werdha Kota Pontianak WAKTU Pra Profesi : 3 Hari Klinik : 16 Hari Keluarga dan Masyarakat : Hari dengan rincian jumlah kegiatan : 1. Lansia di keluarga : minimal x pertemuan 2. Lansia di Masyarakat : Minimal kegiatan 4 STRATEGI 1. Proses pembelajaran mahasiswa mengacu pada pembelajaran orang dewasa yang telah ditekankan pada pembelajaran mandiri (Independent Learning) dalam melaksanakan praktek lapangan 2. Selama pelaksanaan praktek mahasiswa mengikuti program pembelajaran secara komprehensif yang meliputi Pengkajian, Asuhan Keperawatan pada individu dan keluaraga, serta melakukan manajemen panti dan kelompok masyarakat yang sudah ditentukan. 3. Mahasiswa melakukan kajian situasi pada panti Werdah dan kelompok masyarakat yang sudah ditentukan, menentukan masalah sesuai prioritas, menyususn rencana operasional ruangan, mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dan melakukan evaluasi program serta rencana tindak lanjut. 4. Pada proses pbimbingan mahasiswa akan dilakukan supervise dan response yang terjadwal berdasrkan kesepakatan yang dibuat oleh mahasiswa dan pembimbing. Mahasiswa dapat melakukan diskusi dan pembahasan kasusu bersama pembimbing atau dengan teman sebagai salah satu metode pembelajaran. 5. Mahasiswa praktek akan mempertanggungjawabkan program kerja yang sudah dilakukan pada akhir pelaksanaan program 9. MANAJEMEN KEPERAWATAN DAN KEPEMIMPINAN KREDIT : 4 SKS SEMESTER :X 1.2 Deskripsi Mata Ajar Mata ajar ini menekankan pada penerapan konsep-konsep dan prinsip-prinsip kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam tatanan pelayanan kesehatan yang nyata dengan mensintesis konsep dari beberapa mata ajar pokok ilmu keperawatan. Bentuk pengalaman belajar dengan praktek klinik dan seminar serta mengintegrasikannya pada keperawatan klinik. Beban studi : 2 SKS 1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN Mata ajar ini menekankan pada penerapan konsep-konsep dan prinsip-prinsip kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam tatanan pelayanan kesehatan yang nyata dengan mensintesis konsep dari beberapa mata ajar pokok ilmu keperawatan. Bentuk pengalaman belajar dengan praktek kinik dan seminar serta mengintegrasikannya pada keperawatan klinik. Beban studi : 2 SKS Tujuan Umum Setelah menyelesaikan mata ajar ini, mahasiswa mampu mengelola pelayanan keperawatan profesinal tingkat dasar secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang profesional Tujuan Khusus 1. Menerapkan konsep dan teori dan prinsip manajemen keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan profesional pada unit/ruang rapat di suatu tatanan pelayanan keperawatan. 2. Berperan sebagai agen pembaharu dan model peran dalam kepemimpinan dan pengelolaan keperawatan profesional tingkat dasar. 3. Menerapkan prinsip-prinsip hirarki komunikasi organisasi yang tepat dalam pegelolaan pelayanan keperawatan profesional Tujuan Pembelajaran Penunjang Mahasiswa diharapkan mampu memiliki kemampuan profesional dalam : 1. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan tugas peran dan fungsi manajer dan pelaksana di ruangan rawat. 2. Menjelaskan hasil analisa situasi terhadap penatalaksanaan tugas peran dan fungsi manajerial di unit ruang rawat. 3. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan kepemimpinan dalam melaksanakan tugas dan fungsi manajer ruangan. 4. Mengunakan konsep patient classification system (PCSs) atau Acuity Systems dalam menyusun perencanaan kebutuhan tenaga perawat di setiap shift di ruangan rawat 5. Menjalin kerja sama dengan seluruh anggota tim di ruang rawat secara asertif dengan menggunakan pendekatan konsep “Team Work” yang benar. 6. Menerapkan prinsip-prinsip hirarki komunikasi organisasi dalam melaksanakan tugas peran dan fungsi manajer di ruang rawat. 7. Menyusun rencana pengelolaan kegiatan/aktivitas keperawatan harian di setiap shift dinas di ruang rawat. 8. Memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap kinerja perawat pelaksana 9. Melaksanakan sistem operan (serah terima) pada setiap pergantian tugas di unit/ruangan secara legkap dan jelas. 10. Melakukan pre dan post conference di unit/ruangan yang menjadi tanggung jawabnya. 11. Melaksanakan ronde keperawatan yang melibatkan seluruh Ka.Tim dan Ka.Ruangan serta pelaksana di unit masing-masing minimal 1 (satu) kali semnggu D. JUMLAH PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PROFESI Jumlah peserta didik dalam setiap area maksimal 40 orang. Apabila peserta didik melebihi jumlah tersebut maka dilakukan pembagian peserta didik dalam beberapa area terkecuali area manajemen dan komunitas dapat melebihi 40 orang. 2.3 Sistem Pembelajaran A. Metode Pembelajaran 1. Metoda pembelajaran peserta didik Beberapa metode pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi oleh preseptor / mentor di setiap stase, meliputi : a. Pre dan post conference. b. Tutoriald individual dan kelompok kecil yang diberikan preseptor. c. Diskusi kasus. d. Seminar kecil tentang kasus dan IPTEK kesehatan / keperawatan terkini. e. Pendelegasian kewenangan bertahap f. Problem Solving for Better Health (PSBH) g. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan. h. Laporan kasus dan overan dinas. Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan pencapaian kompetensi dan lama waktu program preseptoring yang sudah berlangsung. 2. Pelaksanaan kegiatan program mentoring / preseptoring a. Persiapan sebelum melakukan program preseptor. Setiap peserta didik yang ditempatkan di RS tertentu sebagai wahana praktik harus menjalani beberapa hal yang merupakan kegiatan wajib yaitu: Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku pedoman preseptorship dan program kegiatannya. Memberikan waktu pada peserta didik untuk mendalami ruang rawat dan kliennya pada saat orientasi. Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan RS selama 2 hari. Pelatihan informal ini meliputi diseminasi informasi terkait berbagai hal, seperti berikut : - Kebijakan yang berlaku di RS dand ruang rawat dimana peserta didik ditempatkan. - Sifat layanan yang diberikan. - Jenis dan kriteria pasien yang dirawat. - Aturan dan ketentuan apabila menghadapi situasi tidak diharapkan seperti klien jatuh, salah memberikan obat, kebakaran, dll. - Kedudukan dan posisi preseptor dan peserta didik. Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer ruang rawat, untuk : - Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik. - Berbagi informasi tentang tujuan dan iuran proses belajar peserta didik. - Berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi preseptor dan kemampuan belajar peserta didik. - Menetapkan jumlah jam tatap muka untuk berdiskusi antara preseptor dan peserta didik. - Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review peserta didik. - Menyepakati kontrak belajar. b. Pelaksanaan kegiatan program preseptorship. Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan memberikan kepada setiap preseptor / mentor beberapa kasus klien dengan berbagai tingkat ketergantungan dan tingkat kebutuhan dasar yang berbeda. Lazimnya, setiap preseptor / mentor memiliki 4 sd 6 klien yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap preseptor / mentor memiliki 2 sampai dengand 3 orang peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Preseptor / mentor harus memahami karakteristik setiap peserta didik agar ketika melimpahkan sebagian kewenangan yang dimilikinya tidak menyama-ratakan tingkat kemampuan menjalankan kompetensi dari masing-masing peserta didik, walaupun ia harus memiliki asumsi bahwa setiap peserta didik telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorandg ners dan telah lulus uji masuk klinik. Mengikuti preseptor dalam mengkaji klien, menghadiri pertemuan tim asuhan, mendokumentasikan, mengoperasionalkan komputer, mengantarkan klien keluar ruang rawat. Memperkenalkan secara extensive pada komunitas klien yang berada di ruangan dimana peserta didik ditempatkan. Secara teratur menghadiri pertemuan dengan perawat ruangan ketika diadakan diskusi kasus. Mendengarkan ners spesialis atau konsultan ketika memberikan ceramah atau pencerahan bagi perawat. B. EVALUASI PEMBELAJARAN Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan atau kondisi akhir saat ini (Brown & Knight, 1994). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. 1. Tujuan Evaluasi Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan : a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya b. Sebagai umpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukannya c. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran d. Untuk memotivasi peserta didik e. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik 2. Setiap kompetensi dievaluasi melalui beberapa cara yaitu : a. Log book yang berisi analisis kegiatan dan tindakan keperawatan yang telah dilakukan b. Laporan pada preseptor / mentor c. Proses pelaporan pada dinas berikut d. Format evaluasi resmi dari pendidikan (direct observational precedure skills test; case test / uji kasus) e. Supervisi f. DOPS (Direct Observasional Prosedur Skill) dan Student Oral Case Analyses (SOCA) yang dilakukan di setiap akhir putaran bagian/ stase keperawatan. Ujian dilakukan dengan menilai perpsektif keilmuan, proses keperawatan termasuk tindakan keperawatan, responsi kasus, sikap, dan komunikasi peserta didik. Penilai adalah pembimbing akademik dan pembimbing klinik yang ditunjuk oleh pihak lahan praktik. g. Critical incidence report Dalam proses belajar, fokus penekanan penguasaan kompetensi ini adalah melalui tahap pendelegasian kewenangan. Disamping itu, ada beberapa kompetensi tambahan yang harus juga dipertimbangkan untuk dimiliki oleh peserta didik karena ybs akan menjadi praktisi. Kompetensi itu adalah berkomunikasi, kemampuan mengembangkan diri dan orang lain (klien), kemampuan mempertahankan lingkungan bekerja sehat, aman dan keselamatan, meningkatkan layanan, kemampuan melakukan secara berkualitas, ekualiatas dan perbedaan. h. Uji Kompetensi Lokal Setelah mahasiswa mengikuti kegiatan di semua area, kemudian mahasiswa diwajibkan mengikuti uji kompetensi lokal yang diselenggarakan oleh fakultas. i. Uji Kompetensi Ners Indonesia Evaluasi akhir kompetensi uintuk menetapkan kelulusan dari Program Studi dilakukan dalam bentuk uji kompetensi sebelum yudisium. Uji kompetensi ini telah menjadi bagian kurikulum dan ketentuan profesi. Sehingga ketika peserta didik program profesi dinyatakan lulus maka ia diberi sebutan Ners dan kemudian memiliki hak untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). Namun, jika ternyata peserta didik tidak lulus, maka seyogya yang bersangkutan diberi kesempatan untuk mendapatkan remedial dan diuji kembali setelah program remedial selesai. 3. Bobot penilaian, angka dan huruf mutu : Angka mutu sesudah pembobotan dijadikan huruf mutu dengan menggunakan pendekatan acuan patokan Skor Huruf Mutu Huruf Mutu 85 – 100 A 4 75 – 84 B 3 65 – 74 C 2 4. Keberhasilan dalam kepaniteraan disuatu area : Seorang mahasiswa yang dinyatakan berhasil menyelesaikan (lulus) suatu kepaniteraan/profesi di suatu stase sebaiknya mendapatkan huruf mutu minimal B. pembimbing profesi tidak diperkenankan untuk mengubah nilai akhir mahasiswa pada semester bersangkutan karena sudah menggunakan sekurang-kurangnya tiga jenis evaluasi. 5. Panitia ujian / yudisium Waktu evaluasi profesi tiap semester digunakan untuk mengumpulkan dan merekap nilai yang masuk dalam kegiatan rapat panitia semester profesi. Pengumpulan nilai untuk dapat mengidentifikasi IP dan atau IPK mahasiswa profesi serta mengidentifikasi permasalahan profesi. Setelah ditetapkan nilai mahasiswa dalam suatu rapat panitia akhir semester kemudian dilakukan yudisium. 6. Perbaikan huruf mutu Mahasiswa yang belum lulus pada suatu area/stase setelah nilai mutu diumumkan dalam yudisium dapat mengulang kembali mata kuliah di semester selanjutnya sesuai dengan jadwal mata kuliah tersebut. 7. Peryaratan lulus pada program profesi Persyaratan lulus pada program profesi apabila : a. Lulus semua mata kuliah dalam beban studi kumulatif yang ditetapkan b. Memiliki IPK sekurang-kurangnya 2,75 c. Tidak terdapat huruf D dan E d. Lulus uji kompetensi lokal dengan minimal C 8. Predikat kelulusan Program Profesi Adapun predikat kelulusan program profesi meliputi : IPK 2,75 – 3,40 Memuaskan IPK 3,41 – 3,70 Sangat Memuaskan IPK 3,71 – 4,00 Dengan Pujian C. SANKSI AKADEMIK Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan atau pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi diusulkan oleh program studi kepada dekan dan dari dekan diusulkan kepada rektor dan diputuskan oleh rektor. 1) Peringatan Akademik Peringatan akademik berbentuk surat pembantu dekan I yang ditujukan kepada orang tua/wali untuk memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik mahasiswa atau pelanggaran ketentuan lainnya. Peringatan akademik dikenakan terhadap mahasiswa yang pada tiap akhir semester mengalami salah satu kondisi dibawah ini : a. Indeks Prestasi (IP) di bawah 2,75 dan atau b. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,75 c. Mahasiswa yang melalaikan kewajiban administrative (tidak melakukan pendaftaran./pendaftaran ulang untuk satu semester) 2) Pemutusan Studi Pemutusan studi dikarenakan prestasinya sangat rendah, kelalaian administrasi dan atau kelalaian mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pemutusan studi diberikan kepada mahasiswa yang mengalami salah satu kondisi dibawah ini : a. Akhir semester IV tidak memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,75 dan atau b. Akhir semester IV tidak dapat menyelesaikan beban studi kumulatif D. PENGAMBILAN NERS SUMPAH Mereka yang berhasil menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Ners diwajibkan mengucapkan sumpah/janji Ners menurut Agama dan kepercayaan masing-masing. IV. PENDANAAN 4.1 Dana Investasi Sumber pendapatan Fakultas Kedokteran Untan berasal dari PNBP, dan bantuan dari Pemda Provinsi dan kabupaten se-Kalbar. Alokasi dana diatas untuk kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan akademik seharihari. Untuk anggaran pengembangan, yang berupa pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan SDM (dalam bentuk pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi) dialokasikan dalam anggaran yang diperoleh dari program Hibah Kompetisi dan bantuan dari Pemerintah Daerah Kalimantan Barat, Kemdiknas dan bantuan luar negeri. Kebutuhan investasi penyelenggaraan Program Studi Profesi Ners ini meliputi investasi persiapan penyelenggaraan program dan investasi yang sarana dan prasarana. Persiapan penyelenggaraan program dibiayai dari dana pengembangan Fakultas dan Universitas sebagaimana telah direncanakan dalam renstra sehingga persiapan tidak mengalami hambatan. Sedangkan dana investasi untuk sarana dan prasarana untuk tahun pertama tidak dialokasikan dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan sarana proses belajar mengajar berupa ruang kelas, sistem multimedia, teknologi informasi, buku teks, dan jurnal telah ada yaitu menggunakan Sarana dan prasarana yang dimiliki Fakultas Kedokteran Untan dan dapat juga menggunakan fasilitas di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tanjungpura. 4.2 Dana Operasional dan Pemeliharaan Pelaksanaan kegiatan Profesi Ners Prodi Keperawatan Untan dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung. Dalam upaya untuk melengkapi sarana dan prasarana, Prodi Keperawatan dalam beberapa tahun terakhir, mendapat dukungan dari pihak Universitas Tanjungpura, bantuan dari APBN, bantuan dari Pemda Provinsi dan kabupaten se-Kalimantan Barat. Sumber dana Prodi Keperawatan bersumber dari DIPA-APBN dan PNBP (SPP, biaya praktik profesi, Partisipasi, Matrikulasi dan PMB). Selain sumber dana tersebut, Prodi juga memperoleh hibah untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat bagi para dosen dari dana DIPA Universitas Tanjungpura, DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI) dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI. Pengelolaan dana dilakukan menurut sistem anggaran satu pintu (sentralistik) yaitu sistem anggaran yang terpusat di Universitas. Dana yang telah dikumpul dapat dimintakan realisasinya untuk berbagai kegiatan prodi Keperawatan sesuai dengan anggaran rutin dan pembangunan yang telah ditetapkan dalam RKA-KL UNTAN. Dana operasional didapatkan melalui pengajuan kegiatan-kegiatan yang telah terjadwal untuk mendukung program-program yang telah disusun sesuai proposal yang diajukan melalui Fakultas untuk diteruskan ke Universitas. Dana operasional dikelola sesuai dengan aturan yang berlaku. Dana pemeliharaan dialokasikan untuk ikut menjaga ketersediaan sarana dan prasarana agar selalu siap digunakan secara baik. Setiap penerimaan dan pengeluaran dana selalu diikuti dengan akuntabilitas, melalui tanda terima atau tanda bukti lain yang sah. 4.3 Penerimaan Dana Sumber dana yang digunakan untuk Program Studi Profesi Ners berasal dari penerimaan Internal dan eksternal. Penerimaan berasal dari 3 sumber yaiti dari dana SPP (dana DIPA), dana SPA (Sumbangan Pengembangan Akademik), dan SPI ( Sumbangan Pengembangan Institusi). Besarnya biaya program profesi Ners ditentukan oleh SK Rektor berdasarkan masukan dari Fakultas Kedokteran. Sumber dana lainnya diusahakan dari sumber lain seperti dana beasiswa, dana hibah penelitian,dana kerjasama dengan institusi lain di dalam negeri atau luar negeri, dan dana dari stake holder lain. 4.4 Manajemen Finansial Sistem Perencanaan Anggaran di Prodi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura diatur berdasarkan SK Rektor No. 283/J22/KU/2004, tanggal 1 Juni 2004 tentang Ketentuan Wajib Setor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ke Kas Negara dengan Sistem Satu Pintu. Adapun komponen dari masing-masing biaya tersebut adalah sebagai berikut 1. Biaya Investasi 1) Penyediaan Sarana Prasarana terdiri dari : a. Penyediaan Sarana Perkuliahan b. Penyediaan Peralatan laboratorium c. Penyediaan Buku Perpustakaan d. Penyediaan Sarana Perkantoran e. Penyediaan Sarana Kegiatan Mahasiswa f. Penyediaan Sarana Olah Raga & Kesenian g. Biaya Investasi Kendaraan h. Penyediaan Instalasi 2) Pengembangan Sumberdaya manusia a. Biaya Kursus/Pelatihan Dosen b. Biaya Kursus/Pelatihan Non Dosen & Struktural c. Biaya Pendidikan Lanjut Dosen d. Biaya Pendidikan Lanjut Non Dosen 2. Biaya Operasional 1) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji a. Gaji & Tunjangan Pegawai b. Biaya Kesejahteraan Pegawai 2) Bahan atau kegiatan habis pakai 3) Bahan operasional pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, assuransi dan lain sebagainya. 3. Biaya Personal 1. Biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan a. Biaya Proses belajar mengajar (PBM) b. Biaya Penunjang PBM c. Biaya Kegiatan Kemahasiswaan d. Biaya Kelengkapan Kemahasiswaan 4.5 Keberlanjutan Kurikulum merupakan suatu bentuk akuntabilitas lembaga pendidikan yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan stakeholder. Oleh karena itu kurikulum suatu program studi perlu ditinjau dan dikaji ulang melalui monitoring maupun mekanisme balikan (feedback) yang dilakukan pada setiap jangka waktu tertentu, sehingga dapat selalu menyesuaikan dengan perkembangan global dan kebutuhan kompetensi sebagaimana yang diharapkan. Evaluasi berkelanjutan berupa evaluasi program, satuan acara perkuliahan (SAP), pengalaman belajar, dan evaluasi hasil. Agar tidak tertinggal dengan mutu yang diharapkan oleh pengguna, benchmarking dilakukan antara lain dengan kegiatan : Ikut serta dalam Forum seminar nasional dan internasional Lokakarya kurikulum pada September 2009 Kuliah Pakar, dengan mengundang dosen tamu dari kalangan praktisi maupun dosen perguruan tinggi lain Pengembangan staf dosen berupa Studi Lanjut (S2) staf dosen Pengembangan sumber daya manusia dalam kemampuan melaksanakan penelitian Perencanaan kurikulum, dan publikasi ilmiah nasional dan internasional Studi banding ke Universitas Padjajaran tahun 2012 Evaluasi kurikulum Evaluasi metode pembelajaran yang dilaksanakan pada tiap akhir semester. Untuk menjamin pengendalian mutu, prodi keperawatan mendapatkan masukan dan kesempatan bekerja sama dengan pihak Universitas maupun lembaga lain, baik di dalam maupun di luar Universitas. Prodi Keperawatan FK UNTAN saat ini bekerja sama dengan Universitas Padjajaran dalam hal bantuan penyelenggaraan dan Pembinaan Prodi. V. MANAJEMEN AKADEMIS Pembukaan Program Profesi Ners dimulai dengan dilakukannya rapat koordinasi program studi S1 Keperawatan FK Untan yang dipimpin oleh Ketua Prodi. Ketua Prodi mengadakan rapat koordinasi untuk membahas permohonan ijin pembukaan pendidikan profesi Ners serta berkonsultasi dengan Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran Bandung selaku pengampu. Selanjutnya dibentuk Tim Pengelola Profesi Ners (susunan panitia terlampir). Tim Panitia persiapan melakukan pengkajian dalam bentuk studi kelayakan, tujuan, kompetensi, syarat pelaksanaan, materi praktek pendidikan profesi Ners., Tempat pelaksanaan pendidikan profesi, SDM Instruktur dan nilai anggaran kegiatan pendidikan profesi Ners., format evaluasi, dan bentuk penerbitan Ijazah, sumpah profesi ners. Dilakukan pengusulan dengan mengisi Dokumen lengkap untuk di usulkan kepada Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas RI (bukti Formulir 1,2,3 terlampir). Selanjutnya Pembukaan Program Profesi Ners dimulai dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Rektor Universitas Tanjungpura Nomor 1986/UN22/DT/2013 tentang Pembentukan Panitia Pengelola Program Profesi Ners Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura dengan melibatkan Prodi Keperawatan FK Untan. Struktur organisasi dan manajemen penyelenggaraan program studi yang diusulkan seperti tersebut di bawah ini : Senat Fakultas Penjamin Mutu Fakultas DEKAN Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III Bagian Tata Usaha Jurusan/Prodi Pendidikan Dokter Jurusan/Prodi Farmasi Jurusan/Prodi Keperawatan Sub Bag Pendidikan dan Sub Bag Umum Kemahasiswaan Kaprodi Pendidikan Dokter Kaprodi Farmasi Ka Prodi Keperawat an Sekretaris Prodi Sekretaris Prodi Sekretaris Prodi Laboratorium Laboratorium Ketua Program Profesi Ners Sekretaris Program Ners Laboratorium Kelompok Dosen Keterangan: ............. : Garis Koordinasi _________ : Garis Komando Jumlah mahasiswa angkatan pertama yang akan mengikuti Profesi Ners ini adalah diperkirakan berjumlah 19 mahasiswa. Proses penerimaan dilakukan oleh Universitas Tanjungpura, FK, dan Prodi Keperawatan. Daftar rancangan lahan praktik yang sedang dipersiapkan dan dalam proses MoU (Memorandum of Understanding) sebagai mitra praktik Profesi Ners Prodi Keperawatan Universitas Tanjungpura: 1. RSUD Dr.Soedarso Pontianak (RS Tipe B Pendidikan) 2. RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang (RS Tipe B Pelayanan) 3. RSUD Dr. Rubini Mempawah (RS Tipe C) 4. Dinas Kesehatan Kota Pontianak 5. RS Khusus Propinsi Kalimantan Barat 6. Puskesmas-puskesmas di bawah binaan Dinas Kesehatan Kota Pontianak 7. Klinik Bersalin VI. SISTEM PENJAMINAN MUTU Pusat Penjaminan Mutu tingkat universitas berkoordinasi dengan penjaminan mutu di level universitas dan pada akhirnya unit penjaminan mutu di universitas berkoordinasi dengan fakultas dan jurusan/ program studi. Hubungan pimpinan pada level yang berbeda merupakan garis tanggung jawab. Rektor selaku pimpinan perguruan tinggi bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penjaminan mutu universitas. Perencanaan, pelaksanaan, monev, dan perbaikan sistem penjaminan mutu dikoordinasikan dengan senat universitas untuk dijadikan dasar bagi kebijakan universitas. Struktur Organisasi PPM Universitas Tanjungpura Rektor Senat Pembantu Rektor QA Universitas Biro/ Lembaga Dekan Penjaminan Mutu Fakultas QA Fakultas Kajur/ Kabag QC Jurusan/ Prodi Garis Tanggung jawab Ka.Prodi Garis koordinasi Penjaminan mutu di tingkat universitas telah dibentuk pada tahun 2006 dan pengembangan personal penjaminan mutu tingkat universitas dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan. Pembentukan penjaminan mutu di tingkat fakultas kedokteran sudah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dekan FK Untan nomor 82/H22.9/DT/2012 tanggal 16 Januari 2012 tentang Penetapan Tim Penjaminan Mutu Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, namun pembentukan unit penjaminan mutu di tingkat jurusan dan prodi belum dilakukan secara serentak. Saat ini anggota tim penjaminan mutu di FK Untan terdiri dari perwakilan setiap prodi termasuk prodi keperawatan dan Ners yang sedang dipersiapkan. Tugas penjaminan mutu pada dasarnya menyesuaikan dengan kegiatan pendidikan tinggi berkualitas secara berkelanjutan yang mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal dengan target pencapaian yang meningkat tiap tahunnya. Standar yang dipantau oleh Penjaminan Mutu Fakultas adalah delapan standar proses pembelajaran, standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat. Visi Penjaminan Mutu FK Untan : “ Mengantarkan FK Untan untuk mencapai standar penjaminan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara nasional dan internasional sesuai dengan visi misi FK Untan” Misi : 1. Menjamin mutu proses belajar mengajar dan suasana akademik di lingkungan FK Untan 2. Menjamin keberlangsungan penelitian dosen dan mahasiswa yang kompeten 3. Menjamin kontribusi FK terhadap perbaikan derajat kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Rencana Strategi: 1. Sosialisasi keberadaan dan peran Unit Penjaminan Mutu FK Untan 2. Penyusunan instrumen penjaminan mutu 3. Analisis beban kerja dosen dan pegawai 4. Analisis SWOT FK Untan 5. Evaluasi Standar Pelayanan Minimal di FK Untan 6. Pelaporan hasil evaluasi mutu di lingkungan FK Untan 7. Menjamin tindak lanjut fakultas dan universitas terhadap hasil evaluasi 8. Koordinasi dengan Unit Penjaminan Mutu Universitas 9. Pendampingan akreditasi prodi di FK Untan 10. Pembentukan unit penjaminan mutu prodi VII. KESIMPULAN Pembukaan Program Studi Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura merupakan suatu program untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga perawat yang profesional serta untuk membantu pemerintah dalam mengisi dan melaksanakan pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan kesehatan yang tiada lain guna mencerdaskan bangsa Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Barat khususnya berdasarkan pemanfaatan kajian sumber daya yang terdapat di wilayah Kalimantan Barat dan yang terutama mampu menciptakan sumber daya manusia kesehatan yang berilmu, santun, dan profesional.