MAKALAH MODEL ELEKTRON BEBAS TERKUANTISASI Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat Dosen Pengampu : Wahyu Aji Eko Prabowo, S.Si, M.T Disusun Oleh : Muntaha 09620023 Puri Arya Puspita 13620005 Muhammad Agung S. 13620015 Fitroh Merkuri W. 13620023 Sismiranda Putri A. 13620033 Maksi C. Malessi 13620045 PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum setiap jenis bahan padat yang disusun oleh atom-atom selalu mengandung elektron-elektron. Namun demikian, elektron-elektron tersebut ada yang terikat erat pada ikatan atom-atom dan ada juga yang bebas. Elektron dikatakan bebas bilamana elektron tersebut dapat bergerak secara bebas dari satu titik ke titik lain di seluruh kristal. Dengan kata lain elektron bebas didefinisikan sebagai elektron yang dapat bergerak bebas tanpa adanya gaya luar yang mempengaruhi, dan memiliki energi potensial nol ο¨V (r) ο½ 0ο©. Elektron yang bersifat demikian disebut elektron bebas. Sedangkan elektron yang tidak dapat bergerak bebas, yaitu elektron yang terikat dalam atom maupun ikatan antar atom, disebut elektron terikat. Struktur ikatan pada bahan loham memungkinkan zat padat jenis ini mengandung elektron bebas. Sedangkan bahan bukan logam lainnya, yaitu bahan-bahan yang mempunyai ikatan ionik atau kovalen, tidak memiliki elektron bebas. Dengan adanya elektron bebas ini logam mempunyai sifat-sifat yang khas, antara lain merupakan penghantar listrik dan penghantar panas yang baik serta permukaannya mengkilat (sifat pantulnya baik).1 B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan model elektron bebas terkuantisasi? 2. Bagaimana rumus untuk rapat keadaan elektron? 3. Bagaimana perbedaan model elektron bebas terkuantisasi dengan model elektron bebas yang lain? C. Tujuan 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan model elektron bebas terkuantisasi. 2. Menentukan rapat keadaan elektron. 3. Mengetahui perbedaan model elektron bebas terkuantisasi dengan model elektron bebas yang lain 1 http://elhanif.staff.fkip.uns.ac.id/files/2012/11/6B.BabVI-Mdl_e_bbs-2.pdf tanggal 17 Mei 2015 pukul 13.54 WIB) (Diakses pada hari Minggu 2 BAB II PEMBAHASAN Untuk memperbaiki kegagalan model elektron bebas klasik dalam menelaah sifat listrik dan magnet bahan, ditawarkan model elektron bebas yang terkuantisasi. Model ini mempunyai struktur sama dengan model elektron bebas klasik namun ditambah menggunakan prinsip kuantisasi energi elektron bebas dan prinsip eksklusi Pauli untuk elektron yang melibatkan distribusi Fermi-Dirac (dalam suatu sistem tidak ada dua elektron atau lebih yang sama energinya (statistik Fermi-Dirac))2. A. Kuantisasi Energi Elektron Bebas Pengaruh dari semua elektron bebas yang lain dan semua ion positif direpresentasikan V(r) = 0 sehingga potensialnya dianggap nol. Hal ini dapat mengakibatkan gaya yang bekerja pada elektron juga sama dengan nol. Secara kuantum mengambil persamaan Schrodinger: β2 − 2π ∇2 π(π) = πΈπ(π) (1.1) 0 Dengan solusi fungsi elektron: ψ(r) = A0 . ei(k . r) (1.2) dengan k : vektor propagasi elektron. Dan energi elektron: β2 π2 πΈπ = ( 2π ) (1.3) 0 Ketika elektron bebas tersebut bergerak dalam suatu kubus dengan rusuk L, maka haruslah dipenuhi: 2π 2 π 2 = (ππ₯2 + ππ¦2 + ππ§2 ) = ( ) (ππ₯2 + ππ¦2 + ππ§2 ) πΏ (1.4) ππ₯ = ππ¦ = ππ§ = 0, ±1, ±2, … 2 Parno, Fisika Zat Padat, 2006, Departemen Pendidika Nasional, Universitas Negeri Malang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan Fisika, hlm.78 3 Ketika elektron bebas bergerak dalam suatu kulit bola, dalam setiap ruang k direpresentasikan memiliki volume (2π/L)3. Semua elektron yang energinya sama dengan E tertentu, terletak pada permukaan bola dengan jari-jari bola k yang memenuhi: π 2 = (ππ₯2 + ππ¦2 + ππ§2 ) Menurut persamaan (1.3) didapatkan: π2 = 2π0 πΈ (1.5) β2 Semua elektron yg memiliki energi antara E dan E + dE terletak dlm kulit bola yang memiliki jari-jari k, dan tebal kulit bola dk. Memiliki volume sebesar: 4 π = 3 ππ 3 ππ ππ 4 = 3. 3 ππ 2 π = 4ππ 2 . ππ (1.6) Sehingga akan didapatkan jumlah “electron state” (keadaan elektron/tempat elektron) dengan energi antara E dan E + ΔE pada kulit bola adalah: ππππ’ππ πΎπ’πππ‘ π΅πππ π(πΈ)ππΈ = ππππ’ππ π‘ππ‘ππ ππ‘ππ K 4π.π 2 ππ 3 (2π⁄πΏ ) = K 1 = 2π2 πΏ3 π 2 ππ k (1.7) Penurunan tersebut belum memperhatikan spin elektron (↑ dan ↓). Apabila diperhitungkan dua spin elektron, maka jumlah “electron state” menjadi: 1 π(πΈ)ππΈ = π2 πΏ3 π 2 ππ (1.8) Untuk jumlah “electron state” per satuan volume : 1 π(πΈ)ππΈ = π2 π 2 ππ (1.9) Nilai βπ didapatkan dari: π2 = 2π0 πΈ β2 2π. ππ = 2π0 β2 . ππΈ 4 ππ = ππ = 2π0 .ππΈ β2 2π 2π0 2β2 1 . ππΈ. π (1.10) Sehingga jumlah “electron state” per satuan volume dengan energi antara E dan E + dE menjadi : 1 π(πΈ)ππΈ = π2 π 2 ππ 1 2π 1 = π2 π 2 . 2β20 . ππΈ. π 1 2π0 πΈ 2π0 .ππΈ = π2 . 1 β2 2π0 π(πΈ)ππΈ = 2π2 . ( β2 2β2 3⁄ 2 ) πΈ .( 1 2π0 πΈ − ⁄2 β2 ) 1⁄ 2 . ππΈ g(ω) (1.11) g(ω) g(ω) β E ½ E Kurva dispersi pd elektron bebas terkuantisasi E Kurva dispersi pada Fonon Dari persamaan (1.11) didapatkan rapat keadaan elektron (“electron state”) yaitu suatu keadaan / tempat yang boleh ditempati elektron tetapi tidak selalu ada elektron di tempat itu sebesar: 1 2π0 π(πΈ)ππΈ = 2π2 . ( 1 β2 2π0 π(πΈ) = 2π2 . ( 1 3⁄ 2 ) β2 2π0 π(πΈ) = 2π2 . ( β2 ) ) πΈ 3⁄ 2 3⁄ 2 1⁄ 2 . ππΈ πΈ 1⁄ ππΈ 2. ππΈ πΈ 1⁄ 2 (1.12) 5 B. Eksklusi Pauli Prinsip Pauli menyatakan bahwa dalam satu sistem fisis tidak boleh terdapat dua elektron atau lebih yang mempunyai perangkat bilangan kuantum yang tepat sama. Prinsip larangan ini dipenuhi oleh elektron yang mengikuti fungsi distribusi FermiDirac. π(πΈ) = 1 1+π (2.1) (πΈ−πΈπ )/ππ Pada suhu T=0 K, energi Fermi diungkapkan dalam bentuk Ef(0); dan fungsi distribusi Fermi-Dirac: 1 Untuk πΈ < πΈπ (0) → π(πΈ) = 1+π −∞ = 1 1 Untuk πΈ > πΈπ (0) → π(πΈ) = 1+π ∞ = 0 Dengan kata lain, pada suhu T=0 K semua tingkat energi πΈ < πΈπ (0) terisi penuh elektron dan πΈ > πΈπ (0) kosong. Sedangkan pada suhu T>0 K berlaku: Untuk πΈ < πΈπ (0) → π(πΈ) < 1 1 Untuk πΈ = πΈπ (0) → π(πΈ) = 2 Untuk πΈ > πΈπ (0) → π(πΈ) > 0 Hal ini berarti pada T>0 K tingkat energi di atas Ef sudah terisi sebagian dan di bawah Ef menjadi kosong sebagian. Model elektron bebas terkuantisasi mengambil andaian sebagai berikut: a. Kristal logam digambarkan sebagai superposisi dari jajaran gugus ion positif (yang membentuk kisi kristal) dan elektron bebas yang bergerak dalam volume kristal. b. Elektron bebas tersebut memenuhi kaidah fisika kuantum, yaitu mempunyai energi terkuantisasi dan mematuhi larangan Pauli, yang secara menyatu dirangkum dalam ungkapan rapat elektron dn = n(E) dE = f(E) g(E) dE (2.2) Dengan mensubstitusikan (1.11) dan (2.1) diperoleh ungkapan rapat elektron sebagai fungsi dari energi elektron dan suhu sistem: 1 2π0 ππ = 2π2 . ( β2 3⁄ 2 ) 1 πΈ ⁄2 . 1+π (πΈ−πΈπ )/ππ ππΈ (2.3) 6 c. Pengaruh medan ion positif dapat diabaikan karena energi kinetik elektron bebas sangat besar. d. Pada permukaan batas antara logam dan vakum yang mengelilinginya terdapat suatu potensial penghalang π yang harus diloncati oleh elektron bebas paling energetik pada suhu T=0 K (energi Ef) untuk dapat meninggalkan permukaan batas logam.3 C. Perbedaan Model Elektron Bebas Terkuantisasi Dengan Model Elektron Bebas Yang Lain 1. Kristal logam digambarkan sebagai superposisi dari jajaran gugus ion positif (yang membentuk kisi kristal) dan elektron yang bebas bergerak dalam volum kristal. 2. Kumpulan elektron bebas itu mengikuti kaedah-kaedah dasar fisika kuantum, yaitu mengenai kuantisasi energi elektron bebas dan larangan Pauli, yang secara menyatu dirangkum dalam ungkapan untuk rapat elektron persatuan volum sebagai fungsi dari energi elektron. 3. Pengaruh medan yang berasal dari jajaran ion positif diabaikan, energi kinetik elektron bebas sangat besar apabila dibandingkan dengan energi potensial yang diperoleh dari jajaran ion positif. 4. Pada permukaan batas antara logam dan vakum yang mengelilinginya, terdapat suatu potensial penghalang yang harus diloncati elektron bebas pada T=0 K (energi = Ef) untuk dapat meninggalkan permukaan batas logam. 4 3 Parno, Ibid. , hlm. 79 4 Santika Gede Dana, Model Elektron Bebas Dalam Logam Teori Drude, Model Elektron Bebas Klasik, Dan Model Elektron Bebas Terkuantisasi, 2014, hlm. 1 7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Model elektron bebas terkuantisasi mempunyai struktur sama dengan model elektron bebas klasik namun ditambah menggunakan prinsip kuantisasi energi elektron bebas dan prinsip eksklusi Pauli untuk elektron yang melibatkan distribusi Fermi-Dirac. Pada model ini potensial dari gugus ion diabaikan (V=0). 2. Rapat keadaan elektron per satuan volume dengan energi antara E dan E + dE adalah: 1 π(πΈ)ππΈ = 2π2 . ( 2π0 β2 3⁄ 2 ) πΈ 1⁄ 2 . ππΈ Sedangkan rapat elektron sebagai fungsi dari energi elektron dan suhu sistem: 1 2π0 ππ = 2π2 . ( β2 ) 3⁄ 2 1 πΈ ⁄2 . 1+π (πΈ−πΈπ )/ππ ππΈ 3. Perbedaan model elektron bebas terkuantisasi dengan model elektron bebas yang lain adalah: a. Kristal logam digambarkan sebagai superposisi dari jajaran gugus ion positif dan elektron yang bebas bergerak dalam volum kristal. b. Kumpulan elektron bebas itu mengikuti kaedah-kaedah dasar fisika kuantum. c. Pengaruh medan yang berasal dari jajaran ion positif diabaikan. d. Pada permukaan batas antara logam dan vakum yang mengelilinginya, terdapat suatu potensial penghalang yang harus diloncati elektron bebas pada T=0 K (energi = Ef) untuk dapat meninggalkan permukaan batas logam. 8 DAFTAR PUSTAKA http://elhanif.staff.fkip.uns.ac.id/files/2012/11/6B.BabVI-Mdl_e_bbs-2.pdf (Diakses pada hari Minggu tanggal 17 Mei 2015 pukul 13.54 WIB) http://fisika.fkip.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/11/2015/04/ZAT_PADAT_11Elektron-Dalam-Logam1.ppt (Diakses pada hari Kamis tanggal 14 Mei 2015 pukul 11.43 WIB) Parno. 2006. Fisika Zat Padat. Departemen Pendidika Nasional, Universitas Negeri Malang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan Fisika Dana, Santika Gede. 2014. Model Elektron Bebas Dalam Logam Teori Drude, Model Elektron Bebas Klasik, Dan Model Elektron Bebas Terkuantisasi. 9